Anda di halaman 1dari 69

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (2003) pada pasal 1 ayat (14)

menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang

ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki

pendidikan lebih lanjut.

Usia dini seorang anak seringkali dikatakan sebagai usia emas (golden age).

Pada masa ini seorang anak memiliki potensi yang sangat besar untuk

mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan yang ada pada dirinya, seperti

perkembangan fisik dan motorik. Taman kanak-kanak merupakan lembaga

pendidikan formal sebelum anak memasuki sekolah dasar, lembaga ini sangat

strategis dan penting dalam penyediaan pendidikan bagi usia 4-6 tahun. Anak usia ini

merupakan usia emas di dalamnya terdapat masa peka yang hanya datang sekali.

Masa peka adalah suatu masa yang menuntut perkembangan anak dikembangkan

secara optimal. Seperti yang dikemukakan oleh Bloom bahwa 80% perkembangan

mental, kecerdasan anak berlangsung pada usia ini.

Sebagai makhluk yang memiliki perasaan dan pikiran, anak mempunyai

kebutuhan untuk menyatakan perasaan dan pikiran dengan berbagai macam dan cara

menurut keinginannya sendiri. Dalam menyatakan perasaan dan pikiran atau

1
berekspresi itu anak menghayati berbagai macam perasaan tentang hal-hal atau

peristiwa yang dialami, seperti perasaan senang, perasaan puas, perasaan keindahan

melalui gambar yang dibuatnya.

Pendidikan di Taman Kanak-Kanak memberikan kesempatan sepenuhnya untuk

memenuhi kebutuhan berekspresi dengan berbagai cara dan media kreatif (alat untuk

berkreasi), seperti kegiatan-kegiatan dengan menggunakan kertas, pensil warna,

krayon, tanah liat, bahan alam, dan bahan bekas lainnya. Kemampuan motorik halus

adalah kemampuan anak untuk melakukan kegiatan yang melibatkan otot-otot jari

tangan, pergelangan tangan dan koordinasi antara mata dan tangan, yang paling

utama adalah kemampuan memegang pensil dengan tepat yang diperlukan untuk

menulis kelak. Pada awalnya anak memegang pensil dengan cara menggenggam

seluruh pensil dan digunakan hanya untuk mencoret-coret, kegiatan coret-coret pun

melibatkan pergerakan pergelangan tangan dan jari jemari. Cara ini dilakukan oleh

anak usia 2-3 tahun. Setelah itu cara memegang pensil sudah berkembang lebih baik

lagi, tidak menggunakan seluruh jari, melainkan hanya jempol dan telunjuk. Pada saat

ini anak tidak lagi menggunakan lengan dan bahunya untuk ikut melakukan gerakan

menulis atau menggambar, melainkan lebih banyak bertumpu pada gerakan jari.

Kemampuan motorik halus bukan hanya terkait dengan perkembangan

fleksibilitas tangan dan jari-jemari untuk melakukan aktifitas seperti menyuap

makanan ke mulut, menggambar, berpakaian maupun bermain dengan permainan

yang membutuhkan koordinasi tangan, tetapi juga termasuk koordinasi otot-otot

kecil di daerah oral, seperti lidah, bibir, dan otot pipi.

2
Perkembangan keterampilan motorik halus dipengaruhi oleh berbagai faktor

yang mencakup kesiapan belajar, kesempatan belajar, kesempatan berpraktek, model

yang baik, bimbingan, motivasi, setiap keterampilan harus dipelajari secara individu,

dan sebaiknya keterampilan dipelajari satu demi satu. Misalnya mengajarkan anak

atau memberi contoh bagaimana menggambar yang baik, bentuk dasar lingkaran, segi

tiga, dan segi empat bisa dibentuk menjadi berbagai macam gambar, tujuannya agar

anak dapat mengembangkan imajinasi dan kreatifitasnya melalui gambar yang

dibuatnya. Menurut Montolalu,dkk (2007: 4.14 ) bahwa:

Prinsip utama perkembangan fisik motorik halus anak usia taman kanak-
kanak adalah koordinasi gerakan motorik baik motorik kasar maupun
motorik halus. Pada perkembangannya gerakan-gerakan anak tidak
terkoordinasi dengan baik. Seiring dengan kematangan dan pengalaman
anak, kemampuan gerak tersebut berkembang dan mulai terkoordinasi
secara baik.

Pengembangan motorik halus anak dilakukan melalui tangan, dengan

menggunakan alat atau media kreatif seperti kuas, pensil, kertas, gunting, tanah liat,

plastisin, busa dan lain-lain. Dengan menggunakan media kreatif tesebut anak dapat

melaksanakan kegiatan yang dapat melatih otot-otot tangan dan koordinasi mata,

pikiran dengan tangannya.

Keterampilan motorik halus mulai berkembang, setelah diawali dengan

kegiatan yang amat sederhana seperti memegang pensil, memegang sendok dan

mengaduk. Keterampilan motorik halus lebih lama pencapaiannya dari pada

keterampilan motorik kasar karena keterampilan motorik halus membutuhkan

kemampuan yang lebih sulit misalnya konsentrasi, kontrol, kehati-hatian dan

koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang lain. Seiring dengan pertambahan usia

3
anak, kepandaian anak akan kemampuan motorik halus semakin berkembang dan

maju pesat.

Menggambar merupakan aktivitas menuangkan imajinasi di atas kertas sesuai

dengan terdapat dialam pikiran. Kemampuan seorang anak untuk memahami lebih

secara mendalam mengenai hubungan antara objek dan ruang. Anak-anak memiliki

kemampuan menciptakan imajinasi bentuk dalam pikirannya. Sering anak kurang

mampu mengeluarkan isi hatinya lewat bahasa lisan, dan bagi anak bahasa tulisan

lebih sulit untuk digunakan mengungkapkan isi hatinya dalam keadaan seperti ini.

Melalui kegiatan menggambar dapat membantu anak dalam mengekspresikan ide,

perasaan serta imajinasinya.

Selain itu keterlibatan guru dalam mengamati anak didiknya sudah memilki

keterampilan dasar untuk memegang alat tulis ( pensil, krayon, pensil warna, dan

lain-lain). Ataukah belum, sebaiknya diberikan sejumlah stimulasi untuk

mengembangkan kamampuan tersebut. Ada sejumlah latihan terkait yang dapat

bermanfaat untuk melatih motorik halus jari-jari tangan, misalnya membuat aneka

bentuk dengan plastisin, menggambar dan lain-lain.

Berdasarkan observasi awal tanggal 13 Februari 2014 di Raudhatul Atfhal

Hafidziyah Kelurahan Bumi Harapan Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare

menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak masih kurang yaitu otot-otot

jari tangan anak masih kaku, pergelangan tangan masih kaku dan koordinasi antara

mata dan tangan anak masih kurang ini disebabkan karena anak lebih banyak bermain

pasif seperti menonton televisi, bermain game dan lain-lain. Guru juga cenderung

menghambat keterampilan berpikir kreatif dan kesediaan atau keberanian anak untuk

4
mengungkapkan imajinasinya. Guru hanya memberikan contoh gambar pada anak

tanpa memperhatikan anak pada saat anak sedang melakukan aktivitas menggambar.

Guru hanya menunggu hasil karya anak tanpa melihat proses dari hasil karya anak

didik itu sendiri. Untuk itu penulis ingin mengembangkan motorik halus anak melalui

kegiatan menggambar dengan cara membimbing dan mengarahkan anak bagaimana

menggambar yang baik, sehingga anak senang dengan menggambar dan dapat

mengembangkan kreativitas dan motorik halus anak melalui kegiatan menggambar.

Melihat permasalahan yang terjadi di Raudhatul Athfal Hafidziyah tersebut di

atas maka peneliti berkeinginan melakukan penelitian dengan judul “Peningkatan

Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggambar di Raudhatul

Athfal Hafidziyah Kota Parepare”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah : Bagaimanakah Peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui

kegiatan menggambar di Raudhatul Athfal Hafidziyah Kota Parepare?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak

melalui kegiatan menggambar di Raudhatul Athfal Hafidziyah Kota Parepare.

5
D. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini, maka manfaat yang ingin dicapai dalam proses penelitian

yang dilakukan adalah:

1. Manfaat Teoretis

a. Bagi sekolah: hasil penelitian ini diharapkan memberi sumbangan bagi

sekolah dalam rangka perbaikan pembelajaran sehingga hasil belajar anak

lebih berkualitas.

b. Bagi peneliti: dapat dijadikan acuan dalam kegiatan penelitian dan dalam

melanjutkan penelitian selanjutnya tentang Peningkatan Kemampuan

Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggambar.

2. Manfaat Praktis

Bagi guru dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan dapat

mengetahui upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan motorik halus anak di

TK/RA

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Pustaka

1. Motorik Halus

a. Pengertian Motorik Halus

Pendidikan prasekolah (TK/RA) adalah suatu program pendidikan formal

yang dijalani oleh anak yang berusia antara 4-6 tahun. Usia ini merupakan masa peka

bagi anak, dimana anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan

sekaligus potensi anak. Aisyah, dkk. (2007) perkembangan motorik berarti

perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat

syaraf, dan otot yang terkoordinasi. Perkembangan tersebut berasal dari

perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum

perkembangan tersebut terjadi, anak akan tidak berdaya. Kondisi ketidakberdayaan

tersebut berubah secara cepat, 4 dan 5 tahun pertama kehidupannya, anak dapat

mengendalikan gerakan kasar. Gerakan tersebut melibatkan bagian tubuh yang

digunakan untuk berjalan, berlari dan sebagainya. Setelah 5 tahun koordinasi otot-

otot tubuhnya semakin baik yang melibatkan kelompok otot yang lebih kecil, yang

digunakan untuk menggenggam, melempar, menangkap bola, menulis dan

menggunakan alat.

Ketika anak mencapai usia 3-6 tahun, terdapat ciri yang sangat berbeda dengan

usia bayi, perbedaannya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang

badan, serta keterampilan yang dimiliki. Pada usia TK telah tampak otot-otot tubuh

7
yang berkembang sehingga memungkinkan mereka melakukan berbagai jenis

keterampilan. Dengan bertambahnya usia perbandingan antar-bagian tubuh berubah.

Anak lebih terkendali dan terorganisasi dengan pola-pola seperti menegakkan tubuh

dalam posisi berdiri, tangan dapat terjuntai dengan santai, serta mampu melangkah

dengan menggerakkan tungkai dan kaki. Pola-pola tersebut memungkinkan anak

untuk memberikan respons dalam berbagai situasi yang mereka hadapi. Pada masa ini

keterampilan motorik kasar dan halus sangat pesat perkembangannya.

Perkembangan motorik meliputi motorik kasar dan motorik halus. Motorik

kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar

atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.

Pengembangan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan

halus, meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan

koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga

dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil. Sedangkan

motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian

anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajarr dan berlatih.

Misalnya : kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, melipat,

menggambar, mewarnai dan sebagainya. Selanjutnya fisik atau tubuh manusia

merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini

terbentuk pada periode prenatal ( dalam kandungan).

Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak.

Motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan

yang terkoordinir antara susunan syaraf, otot, otak, dan spiral cord. Kematangan

8
sistem syaraf di otak mengatur pertumbuhan otot sehingga memungkinkan

berkembangnya kompetensi atau keterampilan motorik anak. Keterampilan motorik

dibagi 2 jenis yaitu motorik kasar dan motorik halus. Menurut Hurlock ( Gunarti

2008: 1.32) keterampilan motorik dibagi 2 jenis yaitu:

a). Motorik kasar yaitu gerakan yang membutuhkan otot-otot besar dan
tenaga, seperti untuk gerakan berjalan, berlari, melompat, memanjat dan
sejenisnya; b). Motorik halus, gerakan yang hanya membutuhkan otot-
otot kecil dan tidak memerlukan tenaga yang besar, seperti menulis,
menggunting, melipat, meronce, dan sejenisnya.

Perkembangan motorik sangat dipengaruhi oleh organ otak. Otaklah yang

mensetir setiap gerakan yang dilakukan anak. Semakin matangnya perkembangan

sistem syaraf otak yang mengatur otot memungkinkan berkembangnya kompetensi

atau kemampuan motorik anak. Menurut Lerner (Triharso, 2013: 23) bahwa:

Motorik halus adalah keterampilan menggunakan media dengan


koordinasi antara mata dan tangan. Oleh karena itu, gerakan tangan perlu
dikembangkan dengan baik agar keterampilan dasar yang meliputi
membuaat garis horizontal, garis vertikal, garis miring kiri atau miring
kanan, lengkung, atau lingkaran dapat terus ditingkatkan

Perkembangan seni pada anak usia 3-4 tahun tidak menekankan pada

bagaimana mempelajari seni itu sendiri. Gunarti, dkk (2008) pengembangan seni

lebih menekankan pada bagaimana anak-anak melakukan sesuatu dengan

kemampuan motorik halusnya dalam menghasilkan berbagai aktivitas yang kreatif.

Kemampuan motorik halus merupakan kemampuan anak untuk melakukan kegiatan

yang melibatkan koordinasi antara mata, tangan, dan otot-otot kecil pada jari-jari,

pergelangan tangan, lengan yang digunakan untuk aktivitas seni, seperti

menggunting, melukis, dan mewarnai. Motorik halus sendiri diartikan sebagai

kemampuan yang menyatukan keterampilan fisik dengan melibatkan koordinasi otot-

9
otot halus. Artinya, tak hanya lengan yang bergerak, kegiatan coret-coret pun

melibatkan pergerakan pergelangan tangan dan jari jemari. Dengan begitu

fleksibilitas/kelenturan telapak tangan dan jari jemari secara keseluruhan untuk

melakukan aktivitas akan semakin terlatih.

Motorik halus adalah salah satu aspek perkembangan yang memerlukan

perhatian yang lebih besar seorang guru TK demi kelangsungan hidup anak ke arah

masa depan yang lebih baik. Perkembangan motorik halus TK pada masa

perkembangan haruslah ditunjang oleh keterampilan dan kretivitas guru. Menurut

Sujiono ( Azmurianti, 2012 : 16) bahwa:

Motorik halus adalah gerakan-gerakan tubuh yang melibatkan kelenturan


otot dan koordinasi mata dan tangan pada kegiatan menempel,
mengerjakan puzzle, mencoblos kertas, mewarnai, memasang kancing
baju, menggambar dan menarik garis.

Teori yang menjelaskan tentang sistematika motorik anak adalah Dynamic

System Theory yang dikembangkan Thelen & Whiteneyen (Fridani, 2008). Teori

tersebut mengungkapkan bahwa untuk membangun kemampuan motorik anak harus

mempersepsikan sesuatu lingkungan yang memotivasi mereka untuk melakukan

sesuatu dan menggunakan persepsi mereka tersebut untuk bergerak. Kemampuan

motorik mempersentasikan keinginan anak. Misalnya ketika anak melihat mainan

dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknya bahwa dia ingin

memainkannya. Persepsi tersebut memotivasi anak untuk melakukan sesuatu, yaitu

bergerak untuk mengambilnya. Akibat gerakan tersebut, anak berhasil mendapatkan

apa yang ditujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya. Teori tersebut

pun menjelaskan bahwa ketika bayi dimotivasi untuk melakukan sesuatu, mereka

10
dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut

merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan sistem syaraf, kemampuan

fisik yang memungkinkannya untuk bergerak, keinginan anak yang memotivasinya

untuk bergerak, dan lingkungan yang mendukung pemerolehan kemampuan

motoriknya.

Motorik halus adalah gerakan yang hanya melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil. Oleh karena itu, gerakan motorik halus

tidak terlalu membutuhkan tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat

serta ketelitian. Kemampuan motorik halus untuk anak usia 3-6 tahun Menurut

Wijana, dkk (2008: 4.18) yaitu: “a). Memegang, b). Merobek, c). Menggunting, d).

Mencoret”.

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

a. Memegang

Anak dapat memegang benda-benda besar maupun benda-benda kecil. Semakin

tinggi kemampuan motorik halus anak, maka ia makin mampu memegang

benda-benda yang lebih kecil.

b. Merobek

Keterampilan merobek dapat dilakukan dengan menggunakan kedua tangan

sepenuhnya, ataupun menggunakan dua jari (ibu jari dan telunjuk)

c. Menggunting

Motorik halus anak akan makin kuat dengan banyak berlatih menggunting.

Gerakan menggunting dari yang paling sederhana akan terus diikuti dengan

guntingan yang makin kompleks ketika motorik halus anak makin kuat

11
d. Mencoret

Mencoret adalah salah satu kegiatan yang disukai anak. Coretan anak akan terus

berkembang sesuai dengan tingkat perkembangna motorik dan kognitif. Dari

semula coretan tak berbentuk, sampai pada coretan-coretan yang mewakili

pikirannya.

Motorik halus adalah kemampuan anak beraktivitas dengan menggunakan otot-

otot halusnya (kecil) seperti menulis, meremas, menggenggam, menggambar,

menyusun balok dan memasukkan kelereng. Motorik sebagai istilah umum untuk

berbagai bentuk perilaku gerak manusia. Dalam perkembangannya motorik adalah

suatu perubahan dalam perilaku motorik yang memperlihatkan interaksi dari

kematangan makhluk dan lingkungannya. Menurut Arifin ( 2003: 121) bahwa:

Motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas otot-


otot kecil dan halus, gerakan ini lebih menuntut koordinasi mata dan
kemampuan pengendalian gerak yang baik, yang memungkinkannya
untuk melakukan ketepatan dan kecermatan dalam gerakan-gerakannya.

Keterampilan motorik halus ternyata memang harus melalui proses latihan yang

rutin, berkelanjutan dan tepat sasaran. Hal ini bisa dibuktikan karena tidak semua

anak pandai menggerakkan tangannya. Misalnya ada seorang anak yang kesulitan

ketika ia akan memegang sebuah bola pimpong, bola tersebut selalu lepas ketika akan

diraihnya. Tetapi ada anak lainnya dan begitu mudah memegangnya dan ada anak

yang mengalami kesulitan dalam keterampilan motorik halus. Hal ini diakibatkan

karena pesatnya kemajuan teknologi. Adanya permainan melalui video, games dan

komputer telah menyebabkan anak-anak kurang menggunakan waktu mereka untuk

12
permainan yang memakai motorik halus. Tentu saja hal ini dapat menyebabkan tidak

berkembangnya otot-otot halus pada tangan mereka kurang berkembang.

Menurut Gardner (Wijana :2.32) bahwa “kecerdasan gambar (spasial): kecerdasan

anak dalam permainan garis, warna, dan ruang”.

Dari beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa perkembangan

yang berhubungan dengan motorik halus adalah kemampuan anak untuk beraktifitas

dengan menggunakan otot-otot halusnya dan ada koordinasi antara tangan-mata,

misalnya : memegang pensil, memasang kancing baju, menyuap makanan. Namun

beberapa kegiatan tersebut dapat terlaksana jika sejak dini akan dilatih dan dibiasakan

untuk mengerjakannya sendiri dan dilatih terus menerus sampai anak mampu atau

dengan kata lain anak diajarkan untuk mandiri.

b. Faktor-Faktor yang dapat Mempengaruhi Kemampuan Motorik Halus Anak

Bila anak mendapat kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak

melibatkan aktivitas fisik terutama motorik kasar, akan membuat tubuh anak menjadi

sehat. Dengan bermain anak mengasah kekuatan dan keterampilan fisiknya, seperti

mengembangkan kepekaan penginderaan, menguasai keterampilan motori kasar dan

halus, serta menyalurkan energi yang terpendam, misalnya :mencoret-coret,

mewarnai gambar, atau menggunting, anak akhirnya akan dapat memegang dan

menggunakan pensil dengan baik, menulis dengan jelas serta membantu

perkembangan motorik halus anak.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya anak yang kreatif

dalam pembelajaran motorik halus itu. Muliyadi (2004 : 50) anatara lain adalah:

13
(1). Anak dapat mengungkapkan sifat dasarnya, mereka dapat melakukan
berbagai kegiatan tanpa diperintah untuk mengerjakannya sampai selesai,
tanpa kekangan dari orang-orang disekitarnya. (b). Membutuhkan bentuk
atau medium, menyediakan bahan-bahan mentah atau apa saja dapat
digunakan seperti kertas, krayon, pasir, tanah, dan lain-lain. Selanjutnya
terserah anak bagaimana cara mereka sendiri dapat menggunakan bahan-
bahan tersebut. (3). Dapat memberikan kepuasan, setelah mereka
mewujudkan berbagai kreasi yang diciptakan, mereka akan merasa puas
hal ini akan menjadi motivasi untuk kreasi-kreasi selanjutnya.

Ketika anak mampu melakukan gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk

bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologi meningkat dengan

tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang

melibatkan motorik kasar maupun motorik halus.

c. Tingkat Pencapaian Perkembangan Kemampuan Motorik Halus Anak

Tingkat pencapaian perkembangan menggambarkan pertumbuhan dan

perkembangan yang diharapkan dicapai anak pada rentang usia tertentu.

Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa

tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat baik

secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya. Walaupun setiap anak

adalah unik, karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi

faktor internal dan eksternal, namun demikian, perkembangan anak tetap mengikuti

pola yang umum. Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal,

dibutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa untuk memberikan rangsangan

yang bersifat menyeluruh dan terpadu yang meliputi pendidikan, pengasuhan,

kesehatan, gizi, dan perlindungan yang diberikan secara konsisten melalui

pembiasaan, dan untuk tingkat pencapaian perkembangan motorik halus kelompok

anak usia 5-6 tahun adalah sebagai berikut:

14
1). Menggambar sesuai gagasannya. 2). Meniru bentuk 3). Melakukan
eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan. 4). Menggunakan alat
tulis dengan benar. 5). Menggunting sesuai dengan pola. 6). Menempel
gambar dengan tepat. 7). Mengekspresikan diri melalui gerakan
menggambar secara detail.

Menurut Suyadi (Wiyani, 2013: 66) bahwa ‘gerak motorik halus adalah

meningkatnya pengoordinasian gerak tubuh yang melibatkan kelompok otot dan

syaraf kecil lainnya”. Sedangkan menurut Janet (Wiyani, 2013 : 66) bahwa “gerak

motorik halus merupakan keterampilan menggunakan media dengan koordinasi

antara mata dan tangan”. Kemampuan motorik halus tangan mengembangkan

kemampuan anak menggunakan jari-jarinya, khususnya ibu jari dan jari telunjuk.

Sesuai dengan perkembangan yang sudah dicapainya tersebut maka kegiatan yang

dilakukan Taman Kanak-Kanak harus diarahkan untuk meningkatkan keterampilan

tersebut yaitu dengan latihan dan kesempatan untuk mengulang-ulang kegiatan

tersebut sampai anak terampil.

Bloom (Fridani, 2008) menyatakan bahwa “rentang penguasaan psokomotorik

ditunjukkan oleh gerakan yang kaku sampai kepada gerakan yang lancar dan luwes”.

Tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun (Menteri

Pendidkan Nasional, 2009 : 55) adalah sebagai berikut:

1). Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna,
krayon, arang, spidol dan bahan-bahan alam) dengan rapi. 2). Menggambar
bebas dari bentuk dasar titik garis, lingkaran, segitiga, segiempat. 3).
Menggambar orang dengan lengkap dan proporsional.4). Meniru membuat
garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran. 5). Meniru melipat
kertas 6). Mencocok bentuk. 7). Membuat lingkaran, segitiga, dan bujur
sangkar dengan rapi.

Dari beberapa tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia dini

di atas peneliti mengambil tiga capaian perkembangan yang berhubungan dengan

15
kegiatan menggambar. Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini kelompok usia 5-6 tahun

adalah:

1).Gerakan otot-otot jari tangan (Menggambar bebas dari bentuk dasar


segiempat dan lingkaran). 2). Gerakan pergelangan tangan (Menggambar
bebas dengan menggunakan pensil) 3). Koordinasi antara mata dan
tangan (Menggambar orang dengan lengkap).

Pada dasarnya, setiap aktivitas yang dilakukan oleh anak usia dini melibatkan

koordinasi tangan dan mata juga gerakan motorik kasar dan halus. makin banyak

gerakan yang dilakukan anak, makin banyak pula koordinasi yang diperlukan.

Perkembangan anak berlangsung secara berkesinambungan yang berarti bahwa

tingkat perkembangan yang dicapai anak itu diharapkan meningkat. Gerakan otot-otot

jari tangan semakin luwes, pergelangan tangan juga semakin luwes, dan koordinasi

antara mata dan tangan meningkat. Walaupun setiap anak adalah unik, karena

perkembangan anak berbeda satu sama lainnnya.

2. Kegiatan Menggambar

a. Pengertian Kegiatan Menggambar

Menurut Subiantoro (2010: 15) mengemukakan” seni atau menggambar adalah

suatu hasil karya cipta manusia yang bermuatan unsur-unsur estetika”. Gambar-

gambar dapat dibuat dalam bentuk karya sketsa, yang terlebih dahulu perlu mengenal

3 (tiga) macam garis yaitu: garis lurus, lengkung, dan garis patah (garis lurus)..

Kenudian melalui bentuk karakter 3 (tiga) karakter garis tersebut di atas

dikembangkan.

16
Pada anak usia dini untuk menggambar muncul tahap ini dalam kehidupan

balita. Sampai sekarang, anak masih menganggap sebagai benda untuk dibuat lecek

dan bahwa krayon merupakan benda yang dapat dimakan. Koordinasi peningkatan

tangan-mata yang dikombinasikan dengan pembelajaran dan pengertian merupakan

awal bagi anak dalam menggambar. Tidak peduli jika anak hanya berhasil membuat

sebuah tanda di kertas. Fridani (2008) menggambar menambah dimensi ekstra pada

kehidupan anak dan sesuatu yang seharusnya kita dukung dimana pun anak

menunjukkan ketertarikannya. Di samping membantu meningkatkan kemampuan

koordinasi tangan-mata, bahkan lebih jauh lagi memberinya banyak kesenangan,

menggambar memberikan banyak keuntungan lain bagi anak balita misalnya, melatih

anak untuk membuat dan pola yang berbeda. Menggambar juga merupakan cara yang

baik bagi balita yang tumbuh untuk mengekspresikan perasaannya.

Pada usia antara 4-5 tahun, biasanya anak sudah mampu membuat gambar

orang. Bentuk gambar yang biasanya ditunjukkan dengan lingkaran yang besar, yaitu

kepala dan ditambahkan bulat kecil sebagai mata, hidung, mulut, dan telinga.

Kemudian ditarik garis-garis dengan maksud menggambar badan, kaki, dan tangan.

Menurut Kellogg (Soemiarti 2000:26) bahwa “usia dua tahun anak sudah mampu

melakukan coretan-coretan yang disebut “scribble”. Anak usia tiga tahun sudah mulai

menunjukkan kemampuannya membuat suatu bentuk, misalnya: lingkaran, segitiga,

segiempat, dan garis silang, pada saat ini anak telah mencapai tahap bentuk.

Selanjutnya mereka sampai pada tahapan desain, anak mampu menggabungkan dua

bentuk dasar menjadi pola yang lebih komplek. Tahap gambar menurut teori Kellogg

adalah periode perkembangan artistik, yang biasanya dicapai pada waktu anak berusia

17
4 atau 5 tahun, di mana gambar yang dibuat anak sifatnya tidak lagi abstrak tetapi

lebih menunjukkan apa yang ada disekitarnya. Menggambar atau melukis adalah

salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak sebagai salah satu cara untuk

merangsang kemampuan visual anak. Pada saat anak ingin menggambar kupu-kupu

misalnya anak mencoba membayangkan gambaran kupu-kupu dalam ingatan mereka

seperti yang selama ini pernah dilihat. Saat anak menggambar maka hargailah apa

yang telah dilakukan anak, jangan berikan kritik atau komentar yang menyakitkan

karena dapat mematikan kreativitas anak dan ada kemungkinan anak tidak mau

mencobanya kembali.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas untuk stimulasi kecerdasan visual-

spasial terjadi saat bermain. Pada saat bermain itulah anak melatih koordinasi otot

dan gerak yaitu motorik halus dan koordinasi mata dan tangan seperti menggambar

agar dapat mengembangkan imajinasi dan kreativitas anak.

b. Tahapan Menggambar Anak

Setiap anak-anak melalui jalan yang sama pada perkembangannya tetapi tiap

langkah perkembangannya bervariasi. Tahapan tersebut bervariasi antara anak yang

satu dengan yang lain. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dalam kegiatan anak

menggambar sehari-hari. Berikut ini tahapan menggambar anak menurut Aisyah, dkk

(2007) adalah; 1). Mencoret (scribble), 2). Tahap Pra-Skematik (pre-schematic stage)

Untuk lebih jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

1. Mencoret (scribble)

Pada tahapan ini anak-anak kecil latihan mencoret-coret dan menjelajah

hubungan antara tanda-tanda di kertas dan gerakan yang dibuatnya. Anak

18
memperoleh kontrol dan kepercayaan diri dalam penguasaan peralatan dan menikmati

sensasi kinestetik dari mencoret-coret dan penguasaan terhadap coretannya.

Kesenangan dalam penemuan berperan bagi anak untuk membuat gerakan baru,

biasanya menggunakan seluruh lengannya. Berdasarkan pengalaman mereka, anak-

anak mulai dapat menamakan coretan-coretannya hingga akhirnya imajinasi

memasuki coretannya. Secara garis besar, karasteristik tahapan mencoret ini adalah

sebagai berikut:

a). Terdapat pada anak-anak usia 18 bulan sampai 3 tahun.

b). Anak-anak membuat coretan acak menjelajah peralatan dengan cara

bermain yang menyenagkan.

c). Pada coretan pertama masih belum terkoordinasi dan kemudian mengalami

kemajuan menjadi semakin terkoordinasi.

d). Anak-anak mencoba memegang pensil (dengan tangan kiri atau tangan

kanan).

e). Penggambar (anak yang menggambar) menemukan dan menunjukkan

objek- objek yang telah dikenalnya dalam coretan acaknya dan memberi

nama pada coretannya.

f). Anak-anak belajar mengatakan tentang tanda-tanda, warna dan sebagainya.

2. Tahap Pra-skematik (Pre-schematic stage)

Setiap anak menjelajah hubungan antara menggambar, berpikir dan kenyataan.

Pada awal tahap ini, anak mulai dapat memahami simbol yang dibuatnya untuk

menggambarkan sesuatu tetapi gambarannya biasanya tidak sesuai dengan

maksudnya. Berangsur-angsur, anak dapat menuyelidiki simbol untuk

19
menggambarkan perasaan dan idenya. Anak juga mengembangkan gambaran bentuk

dan konsep bentuk. Secara garis besar tahap pra-skematik diuraikan sebagai berikut:

a). Terdapat pada anak usia 4-7 tahun.

b). Warna digunakan tidak berdasarkan kenyataan dan anak-anak cenderung

menggunakan warna kesukaannya.

c). Gambar orang sederhana dengan ciri-ciri utama.

d). Menggambar orang seperti kecebong, kepala berukuran besar dengan badan

yang kecil/kurus dan tangan yang panjang.

e). Objek mengambang, tidak menapak di tanah/lantai.

Dari penjelasan di atas maka peneliti menyimpulkan bahwa tiap tahap

perkembangan menggambar anak dimulai sejak anak berusia 18 bulan sampai 3 tahun

anak sudah dapat membuat coretan pertama tetapi belum terkoordinasi dan kemudian

mengalami kemajuan menjadi semakin terkoordinasi. Anak juga menemukan dan

menunjukkan coretan acaknya dan memberi nama pada coretannya. Pada usia 4-7

tahun anak menggambar orang sederhana dengan ciri-ciri utamanya yaitu

menggambar orang seperti kecebong, kepala berukuran besar dengan badan yang

kecil/kurus dan tangan yang panjang, anak juga menggunakan warna sesuai dengan

warna kesukaannya.

c. Jenis-jenis Menggambar

Menggambar pada dasarnya lebih mudah dibandingkan dengan menggambar

terikat karena menggambar bebas hanya memerlukan imajinasi penggambarnya, dan

tidak terikat suatu bentuk apapun, sedangkan menggambar terikat harus sama dengan

apa yang digambar.

20
Menurut Rachman (2006: 28 ) mengemukakan bahwa

Menggambar dapat dibedakan menjadi menggambar bebas dan


menggambar terikat. Menggambar bebas adalah bentuk menggambar
yang dilakukan oleh pembuat atau pelaku gambarnya secara bebas,
sehingga bebas pada dasarnya melibatkan kreativitas dan daya imajinasi
anak, dan menggambar terikat seperti menggambar bentuk rumah, pola
bangunan, dan bentuk-bentuk lainnya.

Dari dua jenis-jenis menggambar, peneliti mengambil salah satu untuk diteliti

yaitu menggambar bebas. Menggambar bebas untuk kegiatan pembelajaran akan

disesuikan dengan tema di tempat penelitian. Menggambar sering juga disebut

sebagai seni grafik dengan menggunakan krayon, kapur dan cat, kegiatan

menggambar menurut Direktorat PAUD (Azmurianti, 2012: 25) dapat dikembangkan

melalui:

1) Seni grafis, dimana anak dapat menggambar menggunakan pensil,


krayon, kapur dan spidol. Dapat menggunakan kertas yang berbeda
warna, tekstur, permukaan dan bentuknya menarik untuk kegiatan
menggambar.2).Mengecat, maka mengecat pada kursi maupun meja, atau
melakukan kegiatan finger painting, pada kegiatan pengecetan anak
menggunakan kuas bahwa seluruh anggota bedanya untuk menciptakan
pola tertentu. 3)Menulis, anak memulai pengalaman menulis dengan cara
menekankan suatu benda ke alas atau kertas kegiatan ini terus
berkembang sehingga menghasilkan coretan yang bermakna.

Seperti halnya dalam pemberian tugas atau menggambar yang dilakukan di

Taman Kanak-kanak anak merasa senang dan aktif menerimanya, karena anak paling

menyenangi kegiatan menggambar dan mewarnai, dan bagaimana anak didik dapat

mengembangkan kreatifnya dengan coretan-coretan garis dan warnanya pada buku

yang dipakai untuk menggambarkan sesuatu kemampuan bukanlah suatu

kemampuan yang datang tiba-tiba.

21
Berdasarkan kedua pendapat di atas maka disimpulkan bahwa melalui kegiatan

menggambar anak secara tidak langsung memperoleh keterampilan baru yaitu

kecerdasan anak dalam menuangkan imajinasinya lewat gambar yang dibuatnya.

d. Manfaat Menggambar

Penciptaan menggambar menempatkan rasio sebagai kontrol. Pada umumnya

orang berpendapat bahwa bakat dibawa anak sejak lahir namun bakat yang berpupuk

sejak awal anak lebih baik perkembangannya. Subiantoro (2010) begitu pentingnya

mempelajari keterampilan menggambar, mengingat kenyataan bagi para guru

kesenian/seni budaya khususnya seni rupa/menggambar untuk anak taman kanak-

kanak masih perlu mendapat perhatian. Tujuan lainnya yaitu memberi motivasi

kepada para guru seni yang belum terampil menggambar dan juga buat anak-anak

sebagai dorongan secara psikologis yang pada umumnya para anak merasa serba

ingin tahu. Hal ini peran guru/pembimbing secara terus menerus lebih aktif

menyajikan fasilitas ilmu pengetahuan pengembangan belajar seni rupa yang

mendasar, mudah ditiru, diikuti dengan diterima secara menyenangkan, sehingga

terbangun daya nalarnya, berkembang emosional kreativitasnya, kepekaan atas daya

nilai-nilai estetikanya, daya kemampuan berkarya, daya tatap sikap prilaku moral dan

akhlaknya yang diserap bagi anak-anak dalam aktivitas belajar.

Pada prinsip kegiatan menggambar yang dilakukan oleh anak merupakan

kegiatan naluriah, seperti halnya makan, minum, berbicara dan bercerita kepada

orang lain. Menurut Thayeb (Azmurianti, 2012: 26 ) ada beberapa manfaat dari

kegiatan menggambar antara lain:

22
1). Memberikan pengalaman pada anak untuk menciptkan sesuatu, 2).
Membeikan kesempatan pada anak untuk memanfaatkan daya
abstraksinya, 3). Memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengembangkan imajinasinya,4). Merupakan latihan untuk
mengekpresikan diri, perasaan dan gagasannya, 5) merupakan kegiatan
yang dapat meningkatkan kemampuan abstrak anak.

Seni pada anak-anak lebih daripada sekedar membuat objek atau melukis

gambar. Melalui menggambar anak dapat mengekspresikan pikiran, perasaan,

individualitas dan menggambarkan dunia mereka sendiri. Dengan melalui beberapa

pengalaman, anak akan lebih mudah memulai untuk bekerja dan fokus pada apa yang

dikerjakan.

e. Langkah-langkah Kegiatan Menggambar

Anak dengan kecerdasan visual yang tinggi berfikir dengan gambar, mereka

menyukai kegiatan menggambar. Menurut Yuda (Azmurianti, 2012:22) ada beberapa

langkah yang dapat menumbuhkan imajinasi anak lewat menggambar sebagai

berikut:

1).Sediakan kertas (alat gambar), pensil atau krayon2).Ajaklah anak


menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar bisa berlatih belajar
terarah 3).Saat pelajaran menggambar, biarkan anak bebas bereksplorasi
dan berimajinasi,.4).agar anak tidak bosan, guru meminta anak untuk
menggambar dan mewarnai gambar yang telah dibuatnya.5) puji semua
gambar anak didik sehingga mereka bersemangat lagi dan mampu
membuat karya yang baik. 6).pajanglah hasil karya anak didik di sekolah

Selain itu anda dapat mencoba mengirimkan hasil karya anak didik ke berbagai

media yang menyediakan rubrik khusus untuk anak-anak. Selain kebanggaan

tersendiri, anak-anak juga akan merasa senang karena biasanya jika ada karya yang

dimuat akan mendapatkan hadiah, baik berupa uang maupun bingkisan.

23
Kesimpulan dari beberapa penjelasan di atas untuk menumbuhkan imajinasi

lewat gambar dapat dilakukan dengan menyediakan kertas, alat gambar, guru

mengarahkan anak menggambar sesuai dengan tema pada hari itu dan mewarnai

gambar yang telah dibuatnya, selain itu anak diberi kebebasan untuk menuangkan ide

dan imajinasi anak sesuai keinginan dengan daya khayal anak, dan ingat sebagai guru

semua hasil karya anak didik itu mempunyai nilai meskipun itu kelihatan jelek,

berikanlah motivsi kepada anak didik agar mereka bersemangat dan mampu membuat

karya yang baik serta pajanglah karya anak didik di dinding sekolah sehingga anak

merasa dihargai hasil karyanya.

B. Kerangka Pikir

Menggambar merupakan wujud pengeksplorasian teknis dan gaya, penggalian

gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi ekspresi dan aktualisasi diri. Pada

intinya, menggambar adalah perpaduan keterampilan, kepekaan rasa, kreativitas, ide,

pengetahuan, dan wawasan. Menggambar biasanya digunakan untuk mengungkapkan

suatu ide.

Sebagai mahluk yang memiliki perasaan dan pikiran, anak mempunyai

kebutuhan untuk menyatakan perasaan dan pikiran dengan berbagai macam dan cara

menurut keinginannya sendiri. Dalam menyatakan perasaan dan pikiran atau

berekspresi itu anak menghayati berbagai macam perasaan senang, perasaan puas,

perasaan keindahan melalui gambar yang dibuatnya.

Kegiatan menggambar dapat dikelompokkan dalam mengembangkan motorik

halus anak, dimana dalam kegiatan menggambar anak menggunakan pensil warna,

krayon dan kertas gambar misalnya untuk menggambar rumah, kereta api, jembatan,

24
tumbuh-tumbuhan atau hewan secara grafis. Dengan menarik garis lurus atau

lengkung anak mengisi kertas gambar tersebut dengan bermacam pola yang

diinginkan sehingga motorik halus anak dapat bekerja dengan baik, tingkat

pencapaian motorik halus anak dapat bekerja dengan baik, tingkat pencapaian

motorik halus anak dapat terlihat apabila anak dapat membuat garis vertikal,

horizontal, kiri dan kanan, miring kiri/kanan, dapat menciplak bentuk, ini

menunjukkan anak dapat mengkoordinasikan mata dan tangan, sehingga

menghasilkan gambar yang merupakan ekspresi segala sesuatu yang muncul dalam

kesadaran anak pada saat itu.

Karena anak usia Taman Kanak- kanak, menggambar masih berdasarkan apa

yang diingat, biasanya gambarnya tidak cermat dan tidak lengkap juga kurang

memperhatikan proporsi kepala lebih besar dan tidak sebanding dengan tubuh yang

digambar lebih kecil. Seperti pada kerangka pikir dibawah ini.:

25
Kemampuan motorik halus anak rendah.
Ciri-cirinya:
1. Gerakan otot-otot jari tangan kaku
2. Gerakan pergelangan tangan kaku
3. Koordinasi antara mata dan tangan
kurang
Aspek aspek anak: Aspek-aspek guru:

Anak lebih banyak bermain pasif Guru hanya memberikan contoh


seperti menonton televisi dan gambar tanpa melihat proses
bermain game dan lain-lain pada saat anak melakukan
aktivitas menggambar.

Langkah-langkah Kegiatan Menggambar

1). Sediakan kertas (alat gambar), pensil dan krayon


2). Ajaklah anak menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar bisa
berlatih belajar terarah
3). Saat pelajaran menggambar, biarkan anak bebas bereksplorasi dan
berimajinasi,.
4). agar anak tidak bosan, guru meminta anak untuk menggambar dan
mewarnai gambar yang telah dibuatnya
.5) puji semua gambar anak didik sehingga mereka bersemangat lagi
dan mampu membuat karya yang baik.
6).pajanglah hasil karya anak didik di sekolah

Kemampuan motorik halus anak meningkat:

1. Gerakan otot-otot jari tangan semakin luwes (menggambar dari bentuk


segiempat dan lingkaran)
2.Gerakan pergelangan tangan semakin luwes (menggambar bebas dengan
menggunakan pensil)

3.Koordinasi antara mata dan tangan meningkat (menggambar orang dengan


lengkap)

Gambar 2.1 Kerangka Pikir

26
C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian pustaka yang telah diuraikan maka

dirumuskan hipotesis tindakan penelitian ini yaitu: Jika kegiatan menggambar

dilakukan maka akan meningkatkan kemampuan motorik halus anak di kelompok B

di Raudhatul Athfal Hafidziyah Kota Parepare.

27
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis penelitian

1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif

yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena. Dalam hal ini peneliti

mendiskripsikan hal yang berhubungan dalam peningkatan motorik halus anak

melalui kegiatan menggambar di Raudhatul Athfal Hafidziyah

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Mills

(Wardhani 2007:1.4) PTK adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam

kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya

sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat”. Desain penelitian

yang akurat dan dapat memenuhi harapan penelitian dengan mengikuti alur yang

menggunakan model siklus. Setiap siklus memiliki 4 tahap yaitu: 1). Perencanaan, 2).

Tindakan , 3). Pengamatan (observasi), 4). Refleksi. Penelitian ini adalah penelitian

deskriptif kualitatif. Disini peneliti berkolaborasi dengan guru-guru yang ada di

sekolah tersebut untuk mendeskripsikan bagaimana manfaat kegiatan menggambar

dalam meningkatkan motorik halus anak di Raudhatul Athfal Hafidziyah

28
B. Fokus Penelitian

Dalam penelitian ini, yang menjadi fokus penelitian adalah bagaimana

meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menggambar di

kelompok B di taman kanak-kanak. Guna untuk pengukuran fokus penelitian, berikut

ini dikemukakan definisi operasional yang menjadi fokus penelitian yaitu

1. Kemampuan motorik halus adalah aktivitas motorik yang melibatkan aktivitas

otot-otot kecil dan halus, gerakan ini lebih menuntut koordinasi mata dan

kemampuan pengendalian gerak yang baik.

2. Kegiatan menggambar adalah kegiatan yang dilakukan anak untuk

meningkatkan kemampuan motorik halusnya melalui menggambar dari bentuk

dasar segiempat dan lingkaran, menggambar bebas dengan menggunakan pensil

dan menggambar orang dengan lengkap

C. Setting dan Subjek Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilakukan di Raudhatul Athfal Hafidziyah

kelurahan Bumi Harapan Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare. Penentuan waktu

penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah karena PTK memerlukan siklus

yang membutuhkan proses belajar yang efektif di kelas. Subjek penelitian tindakan

kelas ini adalah anak didik kelompok B yang terdiri dari 3 anak laki-laki dan 7 anak

perempuan dan satu orang guru.

D. Rancangan Tindakan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bertujuan untuk mengungkapkan penyebab

masalah dan sekaligus memberikan solusi terhadap masalah. Adapun rancangan

tindakan berbentuk bagan atau gambar alur penelitian tindakan kelas dari siklus satu

29
ke siklus berikutnya yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi,

sebagai berikut:

Merencanakan

Refleksi Tindakan

Observasi

Gambar 2.1.Alur Penelitian Tindakan Kelas Hopkins ( Wardhani, 2007:2.4)

Adapun langkah-langkah umum untuk setiap siklus adalah:

1. Perencanaan

Hal yang dilakukan dalam perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Menelaah materi penelitian yang sesuai dengan peraturan menteri

pendidikan nasional tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini.

b. Mengindentifikasi kemampuan motorik halus anak yang masih perlu

ditingkatkan di RA Hafidziyah, yaitu kemampuan anak dalam kegiatan

menggambar dari 10 orang.

c. Menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH)

d. Mengatur siapa yang bertindak sebagai pelaksana dan pengamat yang akan

memberikan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan.

e. Menyusun rencana observasi untuk melihat aktivitas guru selama

pembelajaran berlangsung.

30
f. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan

menggambar.

2. Pelaksanaan Tindakan

Adapun pelaksanaan tindakan, yaitu

a. Guru terlebih dahulu memperkenalkan tema yang akan diajarkan kepada

anak didik.

b. Guru memberikan pemahaman kepada anak didik tentang aktivitas guru

yang akan dilaksanakan

c. Memberikan motivasi kepada anak untuk melaksanakan kegiatan.

d. Guru memperlihatkan gambar

e. Guru meminta anak untuk mengikuti apa yang dilakukan guru

f. Menutup pelajaran dengan mengadakan tanya jawab tentang kegiatan yang

telah dilakukan.

3. Observasi

Pengamatan pada siklus ini dilakukan untuk mengetahui minat anak, perilaku

anak didik, suasana saat proses pembelajaran berlangsung, dan bentuk materi yang

diberikan. Hasil observasi ini akan dijadikan acuan untuk menentukan metode yang

akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang efektif dan efesien serta

memperoleh data-data empirik tentang peningkatan kemampuan motorik halus anak.

4. Refleksi

Refleksi ini dilakukan saat semua kegiatan telah selesai dilaksanakan. Pada

siklus ini, refleksi dilakukan dengan cara diskusi bersama guru yang menjadi

observer mengenai:

31
a. Analisi tindakan yang baru dilakukan

b. Mengulas atau menjelaskan intervensi dan menyimpulkan data yang

diperoleh.

c. Memikirkan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

Refleksi digunakan sebagai bahan pertimbangan apakah indikator yang

ditetapkan telah tercapai atau belum. Jika telah berhasil maka siklus tindakan berakhir

atau tidak berlanjut ke siklus berikutnya, tetapi sebaliknya jika belum berhasil, maka

peneliti melanjutkan ke siklus berikutnya dengan memperbaiki kinerja pembelajaran

pada tindakan berikutnya

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang lengkap dilakukan dengan menggunakan tehnik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan

dokumentasi.

1. Observasi

Observasi digunakan untuk melihat secara langsung kepada anak didik

bagaimana kegiatan menggambar ini dapat mengembangkan motorik halus anak di

Raudhatul Athfal Hafidziyah. Peneliti menggunakan lembar observasi dengan

menggunakan simbol-simbol yang dimaksudkan untuk mengamati kegiatan

menggambar anak dalam peningkatan motorik halus anak.

2. Dokumentasi

Catatan dokumentasi merupakan hasil dari pengalaman subjektif yang peneliti

tuangkan dalam bentuk tulisan. Pengalaman ini dapat berupa pemikiran, perasaan,

perilaku yang muncul dalam kaitannya dengan pengalaman diri sendiri maupun orang

32
lain. Dokumentasi tertulis dimaksudkan untuk merekap data tentang jumlah anak di

Raudhatul Athfal Hafidziyah.

F. Teknik Analisis Data dan Indikator Keberhasilan

a. Teknik analisis data

Teknik analisis data hasil pengamatan dan tes diolah dengan analisis kualitatif

deskriptif yang terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu:

1). Mereduksi data

Mereduksi data adalah proses kegiatan menyeleksi, memfokuskan, dan

menyederhanakan semua data yang telah diperoleh, mulai dari awal

pengumpulan data sampai penyusunan laporan penelitian.

2). Menyajikan data

Menyajikan data dilakukan dalam rangka mengorganisasikan hasil reduksi

dengan cara menyusun secara naratif sekumpulan informasi yang telah

diperoleh dari hasil reduksi, sehingga dapat memberikan kemungkinan

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

3). Menarik kesimpulan

Penarikan kesimpulan adalah memberikan kesimpulan terhadap hasil

penafsiran. Kegiatan ini mencakup pencarian makna data serta memberikan

penjelasan. Data-data yang akan dianalisis berupa hasil observasi dalam peningkatan

kemampuan motorik halus anak.

33
b. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 75% anak

didik telah berhasil mencapai kategori baik dalam hal peningkatan kemampuan

motorik halus anak.

34
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.

Raudhatul Atfhal (RA) Hafidziyah kota Parepare berlokasi di Jalan Bumi Asri

(Jalur Dua) merupakan lembaga pendidikan prasekolah yang khusus menerima dan

mendidik putra putri Islam, dengan anak didik yang rata-rata tinggal dekat dari lokasi

sekolah dengan tingkat penghasilan orang tua murid yang bervariasi. Mulai dari

penghasilan menengah ke bawah sampai menengah ke atas.

Lembaga ini didirikan pada tahun 2000 dipimpin oleh Bapak Drs.

Muhammad Alyafie. Lembaga Pendidikan Raudhatul Athfal Hafidziyah berada di

bawah naungan Kementerian Agama, awal didirikannya Raudhatul Athfal

Hafidziyah Kota Parepare telah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak 3

kali, pada awal didirikannya Rauadhatul Athfal Hafidziyah dikepalai oleh ibu

Haniah Muhammad dari tahun 2000 sampai tahun 2001, yang kemudian digantikan

oleh ibu Gustiah, S. Pd dari tahun 2002 sampai bulan april 2013. Bulan mei 2013

digantikan oleh Suryani sebagai pelaksana tugas sampai sekarang.

Lokasi Raudhatul Athfal Hafidziyah di sebelah timur rumah penduduk,

sebelah Barat Kantor Walikota Parepare, sebelah utara pekuburan Hikmah dan

sebelah selatan rumah penduduk. Adapun fasilitas yang dimiliki Raudhatul Athfal

Hafidziyah yaitu:

35
a. Gedung Raudhatul Athfal Hafidziyah memiliki 1 ruang kantor kepala

sekolah dan ruang guru.

b. 1 ruang UKS, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang dapur, 1 ruang gudang dan 2

kamar mandi (WC).

c. Memiliki halaman yang cukup sebagai tempat bermain anak

d. Ruang belajar terdiri dari:

1) Kelompok A (Guru kelas Hamsiah S. Pd) jumlah anak didik sebanyak

12 anak.

2) Kelompok B (Guru kelas Asniar S . Pd) jumlah anak didik sebanyak

10 anak.

2. Hasil Penelitian Siklus I

a. Pertemuan I

1) Perencanaan

Kegiatan perencanaan dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 8 April 2014 di

Raudhatul Athfal Hafidziyah Kota Parepare. Pada tahap ini observer berdiskusi

dengan guru kelas mengenai hal-hal yang perlu dilakukan pada saat kegiatan

pelaksanaan tindakan siklus I. Hal-hal yang didiskusikan adalah: 1) guru

menyamakan persepsi dengan observer mengenai hal yang akan dilakukan, 2) guru

bersama observer menyusun Rencana Kegiatan Harian (RKH), 3) menyusun jadwal

pelaksanaan tindakan, 4) mempersiapkan media dan sumber belajar serta merancang

lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas anak selama proses

pembelajaran berlangsung.

36
Pada waktu diskusi disepakati bahwa guru kelas bertindak sebagai pelaksanan

kegiatan dan peneliti bertindak sebagai observer. Alokasi waktu disetiap pertemuan

±30 menit. Kegiatan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada

pertemuan 1 adalah menggambar bendera dari bentuk dasar segiempat. Dimana

pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 dengan tema

“Tanah Airku” dan sub tema “ Kota Tempat Tinggalku”.

2) Pelaksanaan

a) Kegiatan Awal

Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan pada siklus 1

dengan pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 memulai

kegiatan. Pada kegiatan awal ini guru dan anak didik berbaris di depan kelas

sebelum masuk ke dalam kelas sambil bernyanyi lagu “Mari Berbaris”. Setelah anak

masuk dalam kelas guru mengajak anak untuk duduk di tempat yang telah

disediakan, guru membuka kegiatan yaitu mengucapkan doa sebelum belajar dan

doa pembuka hati serta mengucapkan surat Al-Fatihah, selanjutnya guru

menjelaskan tentang tema yaitu “Tanah Airku” dan sub tema “KotaTempat

Tinggalku”, guru bercakap-cakap dengan anak didik agar tercipta pembelajaran

yang menyenangkan.Guru pun memberikan materi tentang kegiatan pembelajaran

yang menyenangkan sesekali anak didik diajak bernyanyi lagu “Berkibarlah

Benderaku” sambil bertepuk tangan, selanjutnya guru mengarahkan anak didik

untuk keluar kelas untuk memungut sampah dan membuang di tempat sampah,

setelah itu anak didik diarahkan untuk mencuci tangan dan masuk di kelas kembali

untuk menerima pelajaran selanjutnya.

37
b) Kegiatan Inti

Sebelum kegiatan menggambar dimulai, pertama-tama: guru menyiapkan

kertas dan pensil sebagai alat untuk kegiatan menggambar anak didik, selanjutnya

guru mengajak anak menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar bisa berlatih

terarah yaitu menggambar bendera dari bentuk dasar segiempat, sebelumnya guru

telah memberikan contoh gambar benmdera di papan tulis, selanjutnya anak didik

mulai mengambil pensil untuk menggambar bendera terlihat beberapa anak masih

bingung untuk menggambar bendera., tetapi ada juga anak yang langsung

menggambar diatas kertas gambarnya sesekali melihat contoh gambar bendera di

papan tulis., saat pelajaran menggambar guru membiarkan anak didik bebas

bereksplorasi dan berimajinasi, jari-jemari tangan anak didik bergerak mengikuti

gambar yang telah diberikan sesekali anak didik terlihat menghapus gambar yang

telah dibuatnya kemudian anak didik mulai lagi menggambar diatas kertas

gambarnya dan terus menggambar dengan gerakan jari-jemari tangannya, sesekali

anak didik menghapus gambarnya lagi dan mulai lagi menggerakkan jari jemarinya

sampai gambar bendera selesai digambar. Selanjutnya agar anak didik tidak bosan,

guru meminta anak didik untuk mewarnai gambar yang telah dibuatnya, anak didik

pun mulai mewarnai gambar bendera merah putih, setelah anak didik selesai

menggambar dan juga mewarnai gambarnya, guru tidak memberikan pujian dengan

memberikan jempol dan memotivasi dengan cara memberikan semangat untuk

menggambar yang baik kepada semua gambar anak didik sehingga mereka lebih

bersemangat lagi dan mampu membuat karya yang lebih baik lagi, selanjutnya

gambar anak didik tidak di pajang di papan planel di sekolah.

38
c) Istirahat

Anak didik dipersilahkan untuk mencuci tangan secara bergantian setelah

melakukan kegiatan, kemudian guru membimbing anak mengucapkan doa sebelum

makan. Sebelum anak didik makan guru memberikan pemahaman bahwa pada saat

makan jangan ada nasi atau makanan yang tumpah di lantai Anak didik tetap

memperhatikan kebersihan dalam kelasnya., setelah anak didik makan guru

membimbing anak mengucapkan doa sesudah makan, guru mempersilahkan anak

untuk bermain di luar ruangan.

d) Kegiatan akhir

Guru dan anak didik bercakap-cakap tentang kegiatan yang baru saja

dilakukan pada hari ini. Guru juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada anak

didik sebelum pulang ke rumah, selanjutnya anak diarahkan untuk mengucapkan

doa bersama-sama. Sebelum pulang anak diajak bernyanyi lagu gembira supaya

anak didik pulang ke rumah dalam keadaan senang.

3) Observasi

a) Hasil observasi aktivitas guru

(1) Guru menyiapkan kertas, pensil dan krayon

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan I

dikategorikan ya karena guru menyiapkan kertas, pensil dan krayon.

(2) Ajaklah anak menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar bisa

berlatih terarah

39
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan I

dikategorikan ya karena guru mengajak anak didik menggambar hal

tertentu yaitu menggaambar bendera dari bentuk dasar segiempat.

(3) Saat pelajaran menggambar biarkan anak bebas bereksplorasi dan

berimajinasi

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan I

dikategorikan ya karena guru membiarkan anak didik bebas

bereksplorasi dan berimajinasi saat menggambar bendera dari bentuk

dasar segiempat.

(4) Agar anak tidak bosan guru meminta anak mewarnai gambar yang telah

dibuatnya.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan I

dikategorikan ya karena guru meminta anak didik menggambar dan

mewarnai gambar bendera yang telah dibuatnya..

(5) Puji semua gambar anak didik agar mereka bersemangat dan mampu

membuat karya yang baik.

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan I

dikategorikan tidak karena guru tidak memuji gambar anak didik

sehingga mereka kurang bersemangat.

(6) Pajanglah hasil karya anak didik di sekolah

Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan I

dikategorikan tidak karena guru tidak memajang hasil karya anak didik

di sekolah

40
b) Hasil observasi aktivitas anak

Pertemuan I, kegiatan yang dilakukan adalah menggambar bendera dari

bentuk dasar segiempat. Dari hasil pengamatan ini diperoleh data dari 10 anak didik

hanya 3 anak yang berada dikategori baik (***) karena anak mampu menggambar

bendera dari bentuk dasar segiempat, 4 anak yang berada dikategori cukup (**)

karena dalam menggambar bendera dari bentuk dasar segiempat masih dibimbing

oleh guru, dan 3 anak didik yang masih berada dikategori kurang (*) karena tidak

mampu menggambar bendera dari bentuk dasar segiempat, anak didik hanya

melihat gambarnya saja tanpa melakukan kegiatan.

b. Pertemuan II

1) Perencanaan

Pada tahap ini guru kelas berdiskusi dengan observer mengenai hal-hal yang

akan dilakukan pada kegiatan tindakan siklus I. Hal-hal yang akan didiskusikan

adalah: 1) guru menyamakan persepsi dengan observer mengenai hal yang akan

dilakukan 2) guru bersama observer menyusun RKH 3) menentukan jadwal

pelaksanaan tindakan 4) menyusun rencana observasi untuk melihat aktivitas guru

dan aktivitas anak selama proses pembelajaran berlangsung.

Alokasi waktu disetiap pertemuan selama ±30 menit. Kegiatan untuk

peningkatan keterampilan motorik halus pada pertemuan II adalah “menggambar

Pulau Sulawesi”. Dimana pertemuan II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 12

April 2014 dengan tema kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah tema

“Tanah Airku dan sub tema “Kota Tempat Tinggalku”.

41
2) Pelaksanaan

a) Kegiatan Awal

Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan pada siklus 1

pada pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 April 2014 memulai

kegiatan. Pada kegiatan awal ini guru dan anak didik berbaris di depan kelas

sebelum masuk ke dalam kelas anak didik menyanyikan lagi “Mari Berbaris”,

Setelah anak masuk dalam kelas guru mengajak anak untuk duduk di tempat yang

telah disediakan, guru membuka kegiatan yaitu mengucapkan doa sebelum belajar

dan doa pembuka hati serta mengucapkan surat Al-Fatihah, selanjutnya guru

menjelaskan tentang tema “Tanah Airku dan sub tema “Kota Tempat Tinggalku”.

Guru dan anak didik bercakap-cakap agar tercipta pembelajaran yang

menyenangkan. Guru pun memberikan materi tentang kegiatan pembelajaran

sesekali anak didik diajak bernyanyi lagu “Tanah Airku”.dan bertepuk tangan.,

selanjutnya anak didik diarahkan duduk kembali untuk memerima kegiatan

selanjutnya.

b) Kegiatan inti

Sebelum kegiatan menggambar dilaksanakan, pertama-tama: guru

menyiapkan kertas, pensil dan krayon sebagai alat untuk kegiatan menggambar anak

didik, selanjutnya guru mengajak anak didik menggambar hal tertentu sesuai dengan

tema agar anak didik bisa berlatih terarah, kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu

adalah kegiatan menggambar Pulau Sulawesi. Sebelumnya guru telah

memperlihatkan contoh gambar pulau sulawesi kepada anak didik, selanjutnya anak

42
didik mulai menggambar di atas kertas gambarnya sesekali melihat contoh gambar

pulau sulawesi yang ada di papan tulis, saat pelajaran menggambar pulau sulawesi

guru membiarkan anak didik bebas bereksplorasi dan berimajinasi, jari jemari

tangan anak didik bergerak mengikuti gambar yang telah diberikan sesekali anak

didik menghapus gambar yang telah dibuatnya kemudian anak didik mulai lagi

menggambar pulau sulawesi hingga selesai, selanjutnya agar anak didik tidak bosan

guru meminta anak untuk mewarnai gambar yang telah dibuatnya, anak didik pun

mulai mewarnai gambar pulau sulawesi, setelah anak didik selesai menggambar dan

juga mewarnai gambarnya guru memberikan pujian dengan memberikan jempol dan

memotivasi dengan cara memberikan semangat untuk menggambar yang baik

sehingga anak didik lebih bersemangat lagi dan mampu membuat karya yang baik

lagi, gambar anak didik tidak di pajang di papan planel di sekolah.

c) Istirahat

Anak didik duduk kembali dengan tenang setelah merapikan alat yang sudah

digunakan pada waktu menggambar, kemudian guru menyebut nama anak satu

persatu untuk mencuci tangan sebelum makan, sesudah itu anak didik duduk

kembali duduk dengan posisi melingkar kemudian guru membimbing anak

mengucapkan doa sebelum makan, setelah anak didik makan guru membimbing

anak didik mengucapkan doa sesudah makan, selanjutnya anak didik dipersilahkan

untuk bermain di luar kelas.

d) Kegiatan akhir

Guru bercakap-cakap dengan anak didik tentang kegiatan yang baru saja

dilakukan, selanjutnya guru mengarahkan anak didik untuk mengucapkan doa

43
keluar rumah dan doa naik kendaraan, selanjutnya guru memberikan pesan-pesan

moral kepada anak didik sebelum pulang ke rumah, selanjutnya anak didik

mengucapkan salam kepada guru, selanjutnya anak didik pulang ke rumah.

3) Observasi

a) Hasil observasi aktivitas guru

(1) Guru menyiapkan kertas, pensil dan krayon

Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan II, dikategorikan ya karena

guru menyiapkan kerta pensil dan krayon.

(2) Ajaklah anak menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar bisa

berlatih terarah.

Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan II dikategorikan ya karena

guru mengajak anak didik menggambar hal tertentu yaitu menggambar

pulau sulawesi.

(3)Saat pelajaran menggambar biarkan anak bebas bereksplorasi dan

berimajinasi.

Berdasarkan hasil observasi pada pertemuan II dikategorikan ya karena

guru membiarkan anak bebas bereksplorasi dan berimajinasi saat anak

menggambar pulau sulawesi

(4)Agar anak tidak bosan guru meminta anak mewarnai gambar yang telah

dibuatnya.

Berdasarkan hasil observasi pertemuan II dikategorikan ya karena guru

meminta anak didik untuk menggambar dan mewarnai gambar yang

pulau sulawesi yang telah dibuatnya.

44
(5) Puji semua gambar anak didik agar mereka bersemangat dan mampu

membuat karya yang baik.

Berdasarkan hasil observasi pertemuan II dikategorikan ya karena guru

memuji semua gambar anak didik sehingga mereka bersemangat lagi dan

mampu membuat karya yang baik.

(6) Pajanglah hasil karya anak didik di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi pertemuan II dikategorikan tidak karena guru

tidak memajang hasil karya anak didik di sekolah.

b) Hasil observasi aktivitas anak

Pertemuan II, kegiatan yang dilaksanakan adalah menggambar bebas dengan

menggunakan pensil. Dalam pelaksanaan kegiatan ini anak menggambar pulau

sulawesi Dari hasil pengamatan pada diperoleh data dari 10 anak didik hanya 5 anak

yang berada dikategori baik (***) karena anak mampu menggambar pulau

sulawesi, 4 anak yang berada dikategori cukup (**) karena dalam menggambar

pulau sulawesi masih dibimbing oleh guru, dan 1 anak didik yang masih berada

dikategori kurang (*) karena tidak mampu menggambar pulau sulawesi anak hanya

melihat gambarnya saja tanpa melakukan kegiatan.

c. Pertemuan III

1) Perencanaan

Pada tahap ini guru kelas berdiskusi dengan observer mengenai hal-hal yang

akan dilakukan pada kegiatan tindakan siklus I. Hal-hal yang akan didiskusikan

adalah: 1) guru menyamakan persepsi dengan observer mengenai hal yang akan

dilakukan 2) guru bersama observer menyusun RKH 3) menentukan jadwal

45
pelaksanaan tindakan 4) menyusun rencana observasi untuk melihat aktivitas guru

dan aktivitas anak selama proses pembelajaran berlangsung.

Alokasi waktu disetiap pertemuan selama ±30 menit. Kegiatan yang

dilaksanakan untuk peningkatan keterampilan motorik halus pada pertemuan III

adalah “menggambar orang yang sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi”.

Dimana pertemuan III dilaksanakan pada hari senin tanggal 14 April 2014 dengan

tema kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah tema “Alam Semesta “

Kegunaan Matahari”.

2) Pelaksanaan

a) Kegiatan Awal

Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan pada siklus 1

dengan pertemuan III dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 April 2014 memulai

kegiatan. Pada kegiatan awal ini guru dan anak didik berbaris di depan kelas

sebelum masuk ke dalam kelas sambil bernyanyi lagu “Mari Berbaris”. Setelah anak

masuk dalam kelas guru mengajak anak untuk duduk di tempat yang telah

disediakan, guru membuka kegiatan yaitu mengucapkan doa sebelum belajar dan

doa pembuka hati serta mengucapkan surat Al-Fatihah, selanjutnya guru

menjelaskan tentang tema dan sub tema pada hari itu sambil bercakap-cakap dengan

anak didik agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Guru pun memberikan

materi tentang kegiatan pembelajaran sesekali anak didik diajak bernyanyi lagu

“Matahari bersinar terang” dan bertepuk tangan, selanjutnya guru mengarahkan

anak didik berdiri dan melakukan lomba lari mengambil gambar matahari, semua

46
anak didik mendapat giliran berlomba mengambil gambar matahari, selanjutnya

anak didik diarahkan duduk kembali untuk menerima kegiatan selanjutnya.

b) Kegiatan inti

Sebelum kegiatan menggambar dilaksanakan, pertama-tama guru menyiapkan

kertas, pensil dan krayon sebagai alat untuk kegiatan menggambar anak didik,

selanjutnya guru mengajak anak menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar

bisa berlatih terarah yaitu menggambar orang dengan lengkap, selanjutnya anak

didik pun mulai menggambar orang dengan lengkap terlihat beberapa anak sudah

mulai menorehkan pensilnya di atas kertas gambarnya, mulai menggambar dari

kepala, kemudian bagian kepala diberikan mata, hidung, mulut, selanjutnya

menggambar badan, tangan, dan kaki. Saat pelajaran menggambar guru

membiarkan anak didik bebas bereksplorasi dan berimajinasi, ada anak didik

menggambar anak laki-laki dan juga anak perempuan,selanjutnya agar anak didik

tidak bosan guru meminta anak untuk menggambar dan mewarnai gambar yang

telah dibuatnya, anak didik pun mulai mewarnai gambar orang sesuai dengan

keinginannya. ada anak yang menambahkan gambar matahari di kertas gambarnya.

Anak didik terlihat senang melihat gambarnya sendiri, setelah anak didik selesai

menggambar guru memberikan pujian berupa jempol kepada semua gambar anak

didik sehingga mereka lebih bersemangat lagi dan mampu membuat karya yang

lebih baik lagi, selanjutnya guru memajang hasil karya anak didik karena anak-anak

merasa bangga saat hasil karyanya dipajang di papan planel di sekolah.

47
c) Istirahat

Anak didik duduk kembali dengan tenang setelah merapikan alat yang sudah

digunakan pada waktu menggambar, kemudian guru menyebut nama anak satu

persatu untuk mencuci tangan sebelum makan, sesudah itu anak didik duduk

kembali duduk dengan posisi melingkar kemudian guru membimbing anak

mengucapkan doa sebelum makan, setelah anak didik makan guru membimbing

anak didik mengucapkan doa sesudah makan, selanjutnya anak didik dipersilahkan

untuk bermain di luar kelas.

d) Kegiatan akhir

Guru bercakap-cakap dengan anak didik tentang kegiatan yang baru saja

dilakukan, selanjutnya guru mengarahkan anak didik untuk mengucapkan doa

keluar rumah dan doa naik kendaraan, selanjutnya guru memberikan pesan-pesan

moral kepada anak didik sebelum pulang ke rumah, selanjutnya anak didik

mengucapkan salam kepada guru, selanjutnya anak didik pulang ke rumah.

3) Observasi

a) Hasil observasi aktivitas guru

(1) Guru menyiapkan kertas, pensil dan krayon.

Berdasarkan hasil observasi pertemuan III dikategorikan ya karena

guru menyiapkan kertas, pensil dan krayon.

(2) Ajaklah anak menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar bisa

berlatih belajar terarah.

48
Berdasarkan hasil observasi pertemuan III dikategorikan ya karena

guru mengajak anak didik menggambar hal tertentu sesuai dengan

tema agar bisa berlatih belajar terarah.

(3) Saat pelajaran menggambar biarkan anak bebas bereksplorasi dan

berimajinasi.

Berdasarkan hasil observasi pertemuan III dikategorikan ya karena

guru membiarkan anak didik bebas bereksplorasi dan berimajinasi saat

menggambar orang yang sedang berjemur di bawah sinar matahari

pagi

(4) Agar anak tidak bosan guru meminta anak meminta anak untuk

menggambar dan mewarnai gambar yang telah dibuatnya

Berdasarkan hasil observasi pertemuan III dikategorikan ya karena

guru meminta anak didik menggambar dan mewarnai gambar orang

yang telah dibuatnya.

(5) Puji semua gambar anak didik sehingga mereka lebih bersemangat lagi

dan mampu membuat karya yang baik

Berdasarkan hasil observasi pertemuan III dikategorikan ya karena

guru memuji semua gambar anak didik sehingga mereka bersemangat

lagi dan mampu membuat karya yang baik.

(6) Guru memajang hasil karya anak didik di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi pertemuan III dikategorikan ya karena

guru memajang hasil karya anak didik di sekolah

49
b) Hasil observasi aktivitas anak

Pertemuan III, kegiatan yang dilaksanakan adalah menggambar orang yang

sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi”. Dari hasil pengamatan diperoleh

data dari 10 anak didik hanya 7 anak yang berada dikategori baik (***) karena anak

mampu menggambar orang yang sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi, 2

anak didik yang berada dikategori cukup (**) karena dalam menggambar orang

yang sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi masih dibimbing oleh guru,

dan 1 anak didik yang masih berada dikategori kurang (*) karena tidak mampu

menggambar orang yang sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi, anak hanya

melihat gambar tanpa melakukan kegiatan.

c) Refleksi siklus I

Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar mengajar pada siklus I, dapat

disimpulkan bahwa indikator pembelajaran belum sepenuhnya tercapai dengan baik

dimana masih ada anak didik yang kurang dalam pencapaian indikator. Hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak belum sepenuhnya

berkembang. Anak masih cenderung butuh bimbingan guru dalam menggerakkan

jari-jemarinya untuk menggambar. Disamping itu, guru masih belum sepenuhnya

melaksanakan langkah-langkah dari kegiatan menggambar karena masih ada

beberapa hal yang kurang diperhatikan, seperti guru tidak memberi pujian kepada

anak didik sehingga mereka kurang bersemangat dan guru juga tidak memajang

hasil karya anak didik di sekolah, dari hasil obsevasi tersebut, peneliti dan guru

berkesimpulan bahwa pembelajaran pada siklus I belum berhasil dan harus

50
dilanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I. Adapun hal

yang perlu dilakukan oleh guru untuk memperbaiki hal ini tersebut, sebagai berikut:

1) Melaksanakan langkah-langkah kegiatan menggambar yang belum baik.

2) Penyampaian maksud dan tujuan dari kegiatan menggambar harus jelas

agar anak bukan hanya berkembang dari segi motorik halus akan tetapi

berkembang pula dari segi pengetahuan.

3) Memotivasi anak untuk berani menggerakkan jari-jemarinya dan jangan

takut salah.

3. Hasil Penelitian Sikus II

a) Pertemuan I

1) Perencanaan

Pada tahap ini guru kelas berdiskusi dengan observer mengenai hal-hal yang

akan dil akukan pada kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II. Hal-hal yang

dilaksanakan adalah: 1) guru menyamakan persepsi dengan observer mengenai hal

yang akan dilakukan 2) guru bersama observer menyusun RKH 3) menentukan

jadwal pelaksanaan tindakan 4) mempersiapkan media dan sumber pembelajaran

serta merancang lembar obsercasi untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas

anak selama proses pembelajaran berlangsung.

Alokasi waktu disetiap pertemuan selama ±30 menit. kegiatan yang

dilaksanakan untuk peningkatan kemampuan motorik halus anak pada siklus I

pertemuan I adalah “menggambar matahari dari bentuk dasar lingkaran”. Dimana

pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 16 April 2014 dengan tema “Alam

Semesta” dan sub tema “Kegunaan Matahari”.

51
2) Pelaksanaan

a) Kegiatan awal

Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan pada siklus II

dengan pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 16 April 2014 memulai kegiatan.

Pada kegiatan awal ini anak didik berbaris sebelum masuk di kelas, sambil

menyanyikan lagu “Mari Berbaris” anak didik bertepuk tangan sambil

menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan., setelah itu anak didik masuk ke

ruang kelas dan duduk membentuk lingkaran. setelah anak didik duduk dengan

tenang guru mengarahkan anak didik mengucapkan doa sebelum belajar, doa

pembuka hari serta mengucapkan surah Al- Fatihah, setelah itu guru menjelaskan

tema “Alam Semesta” dan sub tema” Kegunaan Matahari”, setelah guru

menjelaskan tema, anak didik memulai pelajaran yaitu anak didik memanjat

mengambil gambar matahari, kegiatan ini dilaksanakan di luar kelas, anak didik pun

terlihat sangat senang dan bersemangat, setelah itu anak didik masuk ke dalam kelas

untuk memulai kegiatan selanjutnya.

b) Kegiatan Inti

Sebelum kegiatan menggambar dilakukan pertama-tama guru menyiapkan

kertas, pensil dan krayon sebagai alat untuk kegiatan menggambar anak didik,

selanjutnya guru mengajak anak didik menggambar hal tertentu sesuai dengan tema

agar bisa berlatih belajar terarah yaitu menggambar matahari dari bentuk dasar

lingkaran, selanjutnya anak didik pun mulai menggerakkan jari-jemarinya, Saat

pelajaran menggambar guru membiarkan anak bebas bereksplorsi dan berimajinasi

terlhat ada anak yang mulai menggambar matahari dengan menggerakkan jari-

52
jemarinya membentuk lengkungan, terlihat ada anak didik yang menggambar

bentuk dasar lingkaran seperti bola, ikan dan juga ada gambar matahari, selanjutnya

agar anak tidak bosan guru meminta anak didik untuk menggambar dan mewarnai

gambar yang telah dibuatnya agar terlihat bagus. Setelah anak didik menggambar

dan mewarnai gambarnya guru memberikan pujian dengan memberikan jempol

kepada anak didik, selanjutnya guru memajang hasil karya anak didik di papan

planel di sekolah.

c) Istirahat

Anak didik duduk kembali dengan tenang setelah merapikan alat yang sudah

digunakan pada waktu menggambar, kemudian guru menyebut nama anak satu

persatu untuk mencuci tangan sebelum makan, sesudah itu anak didik duduk

kembali duduk dengan posisi melingkar kemudian guru membimbing anak

mengucapkan doa sebelum makan, setelah anak didik makan guru membimbing

anak didik mengucapkan doa sesudah makan, selanjutnya anak didik dipersilahkan

untuk bermain di luar kelas.

d) Kegiatan akhir

Guru bercakap-cakap dengan anak didik tentang kegiatan yang baru saja

dilakukan, selanjutnya guru mengarahkan anak didik untuk mengucapkan doa

keluar rumah dan doa naik kendaraan, selanjutnya guru memberikan pesan-pesan

moral kepada anak didik sebelum pulang ke rumah, selanjutnya anak didik

mengucapkan salam kepada guru, selanjutnya anak didik pulang ke rumah.

53
3) Observasi

a) Hasil observasi aktivitas guru

(1) Guru menyiapkan kertas, pensil dan krayon

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan I dikategorikan ya karena

guru menyiapkan kertas, pensil dan krayon.

(2) Ajaklah anak menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar bisa

berlatih belajar terarah

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan I dikategorikan ya karena

guru mengajak anak menggambar matahari dari bentuk dasar lingkaran

(3) Saat pelajaran menggambar biarkan anak bebas bereksplorasi dan

berimajinasi

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan I dikategorikan ya karena

saat pelajaran menggambar matahari dari bentuk dasar lingkaran guru

membiarkan anak didik bebas bereksplorasi dan berimajinasi.

(4)Agar anak tidak bosan guru meminta anak untuk menggambar dan

mewarnai gambar yang telah dibuatnya.

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan I dikategorikan ya karena

guru meminta anak didik menggambar dan mewarnai gambar matahari

dari bentuk dasar lingkaran yang telah dibuatnya.

(5)Puji semua gambar anak didik sehingga mereka bersemangat lagi dan

mampu membuat karya yang baik.

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan I dikategorikan ya karena

guru memuji semua gambar matahari anak didik.

54
(6) Pajanglah hasil karya anak didik di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan I dikategorikan ya karena

guru memajang hasil karya anak didik yaitu gambar matahari dari bentuk

dasar lingkaran di sekolah.

b) Hasil observasi aktivitas anak

Siklus II pertemuan I, kegiatan yang dilaksanakan adalah menggambar

matahari dari bentuk dasar lingkaran. Dari hasil pengamatan diperoleh data dari 10

anak didik 8 anak yang berada dikategori baik (***) karena anak mampu

menggambar matahari dari bentuk dasar lingkaran, 2 anak yang berada dikategori

cukup (**) karena dalam menggambar matahari dari bentuk dasar lingkaran masih

dibimbing oleh guru, dan tidak ada anak didik yang berada dikategori kurang (*)

b. Pertemuan II

1) Perencanaan

Pada tahap ini guru kelas berdiskusi dengan observer mengenai hal-hal yang

akan dilakukan pada kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II. Hal-hal yang

dilaksanakan adalah: 1) guru menyamakan persepsi dengan observer mengenai hal

yang akan dilakukan 2) guru bersama observer menyusun RKH 3) menentukan

jadwal pelaksanaan tindakan 4) mempersiapkan media dan sumber pembelajaran

serta merancang lembar obsercasi untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas

anak selama proses pembelajaran berlangsung.

Alokasi waktu disetiap pertemuan selama ±30 menit. Kegiatan yang

dilaksanakan untuk peningkatan kemampuan motorik halus anak pada siklus II

pertemuan II adalah “menggambar pemandangan alam dengan menggunakan

55
pensil”. Dimana pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin, 21 April 2014 dengan

tema “Alam Semesta” dan sub tema “Gejala Alam”.

2) Pelaksanaan

a)Kegiatan awal

Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan pada siklus II

dengan pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin, 21 April 2014 memulai

kegiatan. Pada kegiatan awal ini anak didik berbaris sebelum masuk di kelas, sambil

menyanyikan lagu “Mari Berbaris” anak didik bertepuk tangan sambil

menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan., setelah itu anak didik masuk ke

ruang kelas dan duduk membentuk lingkaran. setelah anak didik duduk dengan

tenang guru mengarahkan anak didik mengucapkan doa sebelum belajar, doa

pembuka hari serta mengucapkan surah Al- Fatihah, setelah itu guru menjelaskan

tema “Alam Semesta” dan sub tema” Gejala Alam”, setelah guru menjelaskan tema,

anak didik memulai pelajaran yaitu anak didik berayun mengambil gambar

matahari, kegiatan ini dilaksanakan di luar kelas, anak didik pun terlihat sangat

senang dan bersemangat, setelah itu anak didik masuk ke dalam kelas untuk

memulai kegiatan selanjutnya.

b) Kegiatan Inti

Sebelum kegiatan menggambar dilakukan pertama-tama guru menyiapkan

kertas, pensil. selanjutnya guru mengajak anak didik untuk menggambar hal tertentu

sesuai dengan tema agar bisa berlatih belajar terarah yaitu menggambar bebas

pemandangan alam. Anak didik pun mulai menggambar, terlhat ada anak yang

mulai menggambar gunung, pohon, rumah, dan matahari. Saat pelajaran

56
menggambar guru membiarkan anak didik bebas bereksplorasi dan berimajinasi.

Guru memperhatikan anak didik yang sedang menggambar, terlihat anak didik

menghapus gambarnya kemudian mulai lagi menggambar dengan jari jemari

tangannya hingga gambar pemandangan alamnya selesai. Selanjutnya agar anak

tidak bosan guru meminta anak didik untuk menggambar dan mewarnai gambar

pemandangan alam yang telah dibuatnya, setelah anak didik menggambar dan

mewarnai gambarnya guru memuji semua gambar anak didik dengan memberikan

jempol bahwa gambarnya bagus dan mereka bersemangat lagi dan mampu membuat

karya yang baik, selanjutnya hasil karya anak didik dipajang di papan planel di

sekolah.

c) Istirahat

Anak didik duduk kembali dengan tenang setelah merapikan alat yang sudah

digunakan pada waktu menggambar, kemudian guru menyebut nama anak satu

persatu untuk mencuci tangan sebelum makan, sesudah itu anak didik duduk

kembali duduk dengan posisi melingkar kemudian guru membimbing anak

mengucapkan doa sebelum makan, setelah anak didik makan guru membimbing

anak didik mengucapkan doa sesudah makan, selanjutnya anak didik dipersilahkan

untuk bermain di luar kelas.

d) Kegiatan akhir

Guru bercakap-cakap dengan anak didik tentang kegiatan yang baru saja

dilakukan, selanjutnya guru mengarahkan anak didik untuk mengucapkan doa

keluar rumah dan doa naik kendaraan, selanjutnya guru memberikan pesan-pesan

57
moral kepada anak didik sebelum pulang ke rumah, selanjutnya anak didik

mengucapkan salam kepada guru, selanjutnya anak didik pulang ke rumah.

3) Observasi

a) Hasil observasi aktivitas guru

(1) Guru menyiapkan kertas, pensil dan krayon

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan II dikategorikan ya

karena guru menyiapkan kertas, pensil dan krayon.

(2) Ajaklah anak didik menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar

bisa berlatih belajar terarah.

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan II dikategorikan ya

karena guru mnegajak anak didik menggambar pemandangan alam

dengan menggunakan pensil

(3) Saat pelajaran menggambar biarkan anak bebas bereksplorasi dan

berimajinasi

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan II dikategorikan ya

karena guru membiarkan anak bebas bereksplorasi dan berimajinasi

saat menggambar pemandangan alam

(4) Agar anak didik tidak bosan guru meminta anak menggambar dan

mewarnai gambar yang telah dibuatnya.

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan II dikategorikan ya

karena guru meminta anak didik untuk menggambar dan mewarnai

gambar pemandangan alam yang telah dibuatnya.

58
(5) Pujian semua gambar anak didik agar mereka bersemangat dan

mampu membuat karya yang baik.

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan II dikategorikan ya

karena guru memuji semua gambar pemandangan alam anak didik

(6) Pajanglah hasil karya anak didik di sekolah.

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan II dikategorikan ya

karena guru memajang hasil karya anak didik di sekolah.

b) Hasil observasi aktivitas anak

Siklus II pertemuan II, kegiatan yang dilaksanakan adalah menggambar

pemandangan alam dengan menggunakan pensil Dari hasil pengamatan diperoleh

data dari 10 anak didik 8 anak yang berada dikategori baik (***) karena anak

mampu menggambar pemandangan alam dengan menggunakan pensil , 2 anak

yang berada dikategori cukup (**) karena dalam menggambar pemandangan alam

dengan menggunakan pensil masih dibimbing oleh guru, dan tidak ada anak didik

yang masih berada dikategori kurang (*)

c. Pertemuan III

1) Perencanaan

Pada tahap ini guru kelas berdiskusi dengan observer mengenai hal-hal yang

akan dilakukan pada kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II. Hal-hal yang

dilaksanakan adalah: 1) guru menyamakan persepsi dengan observer mengenai hal

yang akan dilakukan 2) guru bersama observer menyusun RKH 3) menentukan

jadwal pelaksanaan tindakan 4) mempersiapkan media dan sumber pembelajaran

59
serta merancang lembar obsercasi untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas

anak selama proses pembelajaran berlangsung.

Alokasi waktu disetiap pertemuan selama ±30 menit. Kegiatan untuk

peningkatan kemampuan motorik halus anak pada pertemuan III adalah

“menggambar orang yang sedang melihat pelangi”. Dimana pertemuan III

dilaksanakan pada hari Rabu, 23 April 2014 dengan tema “Alam Semesta” dan sub

tema “Gejala Alam”.

2) Pelaksanaan

a) Kegiatan awal

Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, tindakan pada siklus II

dengan pertemuan III dilaksanakan pada hari Rabu, 23 April 2014 memulai

kegiatan. Pada kegiatan awal ini anak didik berbaris sebelum masuk di kelas, sambil

menyanyikan lagu “Mari Berbaris” anak didik bertepuk tangan sambil

menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan., setelah itu anak didik masuk ke

ruang kelas dan duduk membentuk lingkaran. setelah anak didik duduk dengan

tenang guru mengarahkan anak didik mengucapkan doa sebelum belajar, doa

pembuka hari serta mengucapkan surah Al- Fatihah, setelah itu guru menjelaskan

tema “Alam Semesta” dan sub tema” Gejala Alam”, setelah guru mengajak anak

didik bernyanyi lagu “pelangi-pelangi”, selanjutnya anak didik diarahkan keluar

kelas untuk melakukan kegiatan memanjat mengambil gambar pelangi, semua anak

didik mendapat giliran memanjat, setelah itu anak didik diarahkan masuk kembali

ke dalam kelas untuk melaksanakan kegiatan selanjutnya.

60
b) Kegiatan Inti

Sebelum kegiatan menggambar dilakukan pertama-tama guru menyiapkan

kertas, pensil dan krayon sebagai alat untuk kegiatan menggambar anak didik,

selanjutnya guru mengajak anak anak didik menggambar hal tertentu sesuai dengan

tema agar anak didik bisa berlatih belajar terarah yaitu menggambar orang yang

sedang melihat pelangi, anak didik pun mulai menggerakkan jari-jemarinya, terlhat

ada anak yang mulai menggambar orang mulai dari kepala, pada bagian kepala ada

mata, hidung, mulut, kenudian leher, badan, tangan, dan kaki. Saat pelajaran

menggambar guru membiarkan anak didik bebas bereksplorasi dan berimajinasi,

ada anak didik menggambar anak laki-laki ada juga anak didik menggambar anak

perempuan dengan rambut panjang, terlihat anak didik mampu menggambar orang

yang sedang melihat pelangi sesuai dengan imajinasinya, selanjutnya agar anak

didik tidak bosan guru meminta untuk mewarnai gambar orang yang telah dibuatnya

agar terlihat indah.. Guru pun memberikan pujian kepada semua gambar anak didik

dengan memberikan jempol kepada anak didik, selanjutnya guru memajang hasil

karya anak didik di sekolah.

c) Istirahat

Anak didik duduk kembali dengan tenang setelah merapikan alat yang sudah

digunakan pada waktu menggambar, kemudian guru menyebut nama anak satu

persatu untuk mencuci tangan sebelum makan, sesudah itu anak didik duduk

kembali duduk dengan posisi melingkar kemudian guru membimbing anak

mengucapkan doa sebelum makan, setelah anak didik makan guru membimbing

61
anak didik mengucapkan doa sesudah makan, selanjutnya anak didik dipersilahkan

untuk bermain di luar kelas.

d) Kegiatan akhir

Guru bercakap-cakap dengan anak didik tentang kegiatan yang baru saja

dilakukan, selanjutnya guru mengarahkan anak didik untuk mengucapkan doa

keluar rumah dan doa naik kendaraan, selanjutnya guru memberikan pesan-pesan

moral kepada anak didik sebelum pulang ke rumah, selanjutnya anak didik

mengucapkan salam kepada guru, selanjutnya anak didik pulang ke rumah.

3) Observasi

a) Hasil observasi aktivitas guru

(1) Guru menyiapkan kertas, pensil dan krayon.

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan III dikategorikan ya

karena guru menyiapkan kertas, pensil dan krayon.

(2)Ajaklah anak didik menggambar hal tertentu sesuai dengan tema

agar bisa berlatih belajar terarah.

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan III dikategorikan ya

karena guru mengajak anak didik untuk menggambar orang yang

sedang melihat pelangi.

(3)Saat pelajaran menggambar biarkan anak bebas bereksplorasi dan

berimajinasi.

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan III dikategorikan ya

karena guru membebaskan anak didik bereksplorasi dan berimajinasi

saat menggambar orang yang sedang melihat pelangi

62
(4)Agar ank tidak bosan guru meminta anak didik untuk menggambar

dan mewarnai gambar yang telah dibuatnya.

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan III dikategorikan ya

karena guru meminta anak didik untuk mewarnai gambar orang yang

sedang melihat pelangi.

(5)Puji semua gambar anak didik sehingga mereka lebih bersemangat

lagi dan mampu membuat karya yang baik.

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan III dikategorikan ya

karena guru memuji semua gambar anak didik yaitu gambar orang

yang sedang melihat pelangi

(6)Pajanglah hasil karya anak didik di sekolah

Berdasarkan hasil observasi siklus II pertemuan III dikategorikan ya

karena guru memajang hasil karya anak didik di sekolah.

b) Hasil observasi aktivitas anak

Siklus II pertemuan III, kegiatan yang dilaksanakan adalah menggambar

orang yang sedang melihat pelangi. Dari hasil pengamatan diperoleh data dari 10

anak didik 8 anak yang berada dikategori baik (***) karena anak mampu

menggambar orang yang sedang melihat pelangi , 2 anak yang berada dikategori

cukup (**) karena dalam menggambar orang yang sedang melihat pelangi masih

dibimbing oleh guru dan tidak ada anak yang berada pada kategori kurang (*).

63
4) Refleksi

Berdasarkan hasil observasi kegiatan belajar mengajar pada siklus II,dapat

disimpulkan bahwa indikator pembelajaran telah tercapai dengan baik, hal ini

terlihat dari pengamatan bahwa hampir keseluruhan anak didik mampu

menggambar dengan baik. Disamping itu, guru telah melaksanakan keseluruhan

langkah-langkah kegiatan menggambar dengan baik, dimana guru telah menutupi

kekurangan-kekurangan yang terdapat pada pelaksanaan siklus I. Dengan demikian,

peneliti dan guru berkesimpulan bahwa pembelajaran pada siklus II telah berhasil.

B. Pembahasan

Perkembangan motorik halus anak di Taman Kanak-Kanak ditekankan pada

koordinasi gerakan motorik halus, dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan

meletakkan atau memegang suatu obyek dengan menggunakan jari tangan. Kegiatan

motorik halus sebaiknya sudah diperkenalkan kepada anak pra sekolah, tentu saja

hal ini seiring dengan motorik kasarnya. Anak didik memerlukan persiapan sebelum

masuk sekolah dasar, sehingga kelak diharapkan mereka mampu menguasai

gerakan-gerakan yang akan nantinya pada saat bersekolah.

Kemampuan motorik halus anak adalah kemampuan anak untuk melakukan

kegiatan yang melibatkan otot-otot jari tangan, pergelangan tangan dan koordinasi

antara mata dan tangan, yang paling penting adalah kemampuan memegang pensil

dengan tepat yang diperlukan untuk menulis kelak. Motorik halus anak ini dilatih

dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinyu secara rutin.

Salah satu faktor penghambat kemampuan motorik halus anak di Raudhatul Athfal

Hafidziyah kurangnya media yang digunakan dalam pembelajaran yang

64
berhubungan dengan motorik halus anak. Hal ini telihat ketika anak memegang

pensil untuk menggambar atau menulis, anak masih terkesan kaku dan lambat.

Kemampuan motorik halus anak berbeda-beda dalam hal kekuatan maupun

ketepatannya dan dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulasi yang diperoleh

dari lingkungan atau orang tua dan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam

kecerdasan motorik halusnya. Kemampuan motorik halus merupakan kemampuan

anak melakukan kegiatan yang melibatkan koordinasi antara mata dan tangan, dan

otot-otot kecil pada jari-jari, pergelangan tangan, lengan yang digunakan untuk

aktivitas seni, seperti menggunting, melukis, menggambar dan mewarnai. Motorik

halus sendiri diartikan sebagai kemampuan yang menyatukan keterampilan fisik

dengan melibatkan koordinasi otot-otot halus, artinya, tak hanya lengan yang

bergerak, kegiatan coret-coret pun melibatkan pergerakan pergelangan tangan dan

jari jemari. Dengan begitu fleksibilitas/kelenturan telapak tangan dan jari jemari

secara keseluruhan untuk meningkatkan aktivitas akan semakin terlatih.

Pelaksanaan penelitian ini dilakukan tanggal 07 April- 07 Mei 2014 dilakukan

sebanyak 3 kali pertemuan setiap siklusnya. Anak didik dapat melakukan kegiatan

menggambar bebas dan diharapkan dapat menggambar dengan menggunakan pensil

atau pun krayon,dari hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan

menggambar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Hal ini terbukti

ketika anak mampu mencapai indikator-indikator yang terdapat pada kemampuan

motorik halus.. Berikut kegiatan yang dilaksanakan untuk peningkatan motorik

halus.

65
1. Menggambar bebas dari bentuk dasar segiempat dan lingkaran

Pada siklus I saat anak-anak melakukan kegiatan menggambar bebas dengan

menggunakan pensil atau krayon. Pada pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan

tema pembelajaran. Pada pelaksanaan kegiatan guru memberikan contoh gambar

kepada anak didik agar pembelajaran terarah, hal ini bertujuan agar anak didik

mengerti gambar apa yang harus dibuat. Dari kegiatan ini sedikit demi sedikit anak

mampu menggerakkan jari jemarinya untuk menggambar bendera dari bentuk dasar

segiempat dan gambar matahari dari bentuk dasar lingkaran. Hal ini dapat dilihat

dari hasil observasi kemampuan anak pada siklus II, hampir semua anak didik dapat

menggambar bebas dari bentuk dasar segiempat dan lingkaran

2. Menggambar bebas dengan menggunakan pensil

Berdasarkan pelaksanaan penelitian yang dilakukan pada siklus I

menunjukkan bahwa dari kegiatan menggambar bebas dengan menggunakan pensil

masih ada sebagian anak yang belum mampu melaksanakan kegiatan dengan benar.

Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan baik, kemampuan anak dalam kegiatan

menggambar mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada hasil siklus II,

hampir semua anak dapat melaksanakan kegiatan menggambar bebas dengan

menggunakan pensil dengan baik.

3. Menggambar orang dengan lengkap

Kegiatan menggambar orang dengan lengkap pada pelaksanaan penelitian

yang dilakukan pada siklus I menunjukkan bahwa dari kegiatan menggambar orang

dengan lengkap masih ada sebagian anak yang belum mampu melaksanakan

kegiatan ini dengan baik. Setelah dilaksanakan pembelajaran dengan baik,

66
kemampuan anak dalam kegiatan menggambar orang dengan lengkap mengalami

peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada hasil observasi anak pada siklus II. Hampir

semua anak didik mampu melaksanakan kegiatan dengan baik.

Kegiatan menggambar bebas yang diterapkan dalam pembelajaran selama

tindakan penelitian siklus I dan siklus II berlangsung, terbukti mampu

meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Data tersebut merupakan data

kualitatif yng diperoleh dari format observasi pada setiap kegiatan yang diberikan

selama proses belajar mengajar berlangsung dan merupakan pelaksanaan tindakan

dalam upaya pencapaian kemampuan motorik halus. Seperti halnya yang

diungkapkan oleh Lerner (Triharso, 2013), motorik halus adalah “keterampilan

menggunakan media dengan koordinasi antara mata dan tangan, gerakan tangan

perlu dikembangkan dengan baik seperti: membuat garis horizontal, garis vertikal,

garis miring kiri atau miring kanan, lengkung atau lingkaran dapat terus

ditingkatkan”.

Keberhasilan anak didik dalam peningkatan kemampuan motorik halus anak

didik tidak lepas dari bimbingan dan motivasi guru kepada anak didik untuk terus

berusaha belajar. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa indikator keberhasilan

yang ditetapkan dalam penelitian ini telah terpenuhi dengan baik. Dengan demikian,

penelitian ini dianggap tuntas.

67
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa kemampuan motorik halus anak di Raudhatul Athfal Hafidziyah

Kota Parepare dapat meningkat melalui kegiatan menggambar. Melalui kegiatan

menggambar anak didik menggerakkan jari jemarinya, pergelangan tangan dan

koordinasi antara mata dan tangan mengalami proses peningkatan. Dalam kegiatan

menggambar ada tiga kegiatan yang dilaksanakan yaitu menggambar bebas dari

bentuk dasar segiempat dan lingkaran , menggambar bebas dengan menggunakan

pensil serta menggambar orang dengan lengkap. Kegiatan menggambar dilaksanakan

sesuai dengan langkah-langkah yang tercantum dalam kegiatan pembelajaran yang

terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup.

B. Saran

Dalam upaya peningkatan kemampuan motorik halus anak didik, maka melalui

penelitian ini disarankan:

1. Dalam kegiatan belajar mengajar sebaiknya menerapkan kegiatan

menggambar, hal ini bertujuan agar kemampuan motorik halus anak dapat

meningkat dengan baik.

2. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, guru hendaknya memberikan

situasi yang bervariasi sehingga tidak menyebabkan kejenuhan pada anak.

68
3. Bagi para peneliti dibidang pendidikan agar dapat melakukan penelitian

lebih lanjut tentang peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui

kegiatan menggambar.

69

Anda mungkin juga menyukai