PENDAHULUAN
menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
Usia dini seorang anak seringkali dikatakan sebagai usia emas (golden age).
Pada masa ini seorang anak memiliki potensi yang sangat besar untuk
pendidikan formal sebelum anak memasuki sekolah dasar, lembaga ini sangat
strategis dan penting dalam penyediaan pendidikan bagi usia 4-6 tahun. Anak usia ini
merupakan usia emas di dalamnya terdapat masa peka yang hanya datang sekali.
Masa peka adalah suatu masa yang menuntut perkembangan anak dikembangkan
secara optimal. Seperti yang dikemukakan oleh Bloom bahwa 80% perkembangan
kebutuhan untuk menyatakan perasaan dan pikiran dengan berbagai macam dan cara
1
berekspresi itu anak menghayati berbagai macam perasaan tentang hal-hal atau
peristiwa yang dialami, seperti perasaan senang, perasaan puas, perasaan keindahan
memenuhi kebutuhan berekspresi dengan berbagai cara dan media kreatif (alat untuk
krayon, tanah liat, bahan alam, dan bahan bekas lainnya. Kemampuan motorik halus
adalah kemampuan anak untuk melakukan kegiatan yang melibatkan otot-otot jari
tangan, pergelangan tangan dan koordinasi antara mata dan tangan, yang paling
utama adalah kemampuan memegang pensil dengan tepat yang diperlukan untuk
menulis kelak. Pada awalnya anak memegang pensil dengan cara menggenggam
seluruh pensil dan digunakan hanya untuk mencoret-coret, kegiatan coret-coret pun
melibatkan pergerakan pergelangan tangan dan jari jemari. Cara ini dilakukan oleh
anak usia 2-3 tahun. Setelah itu cara memegang pensil sudah berkembang lebih baik
lagi, tidak menggunakan seluruh jari, melainkan hanya jempol dan telunjuk. Pada saat
ini anak tidak lagi menggunakan lengan dan bahunya untuk ikut melakukan gerakan
menulis atau menggambar, melainkan lebih banyak bertumpu pada gerakan jari.
2
Perkembangan keterampilan motorik halus dipengaruhi oleh berbagai faktor
yang baik, bimbingan, motivasi, setiap keterampilan harus dipelajari secara individu,
dan sebaiknya keterampilan dipelajari satu demi satu. Misalnya mengajarkan anak
atau memberi contoh bagaimana menggambar yang baik, bentuk dasar lingkaran, segi
tiga, dan segi empat bisa dibentuk menjadi berbagai macam gambar, tujuannya agar
Prinsip utama perkembangan fisik motorik halus anak usia taman kanak-
kanak adalah koordinasi gerakan motorik baik motorik kasar maupun
motorik halus. Pada perkembangannya gerakan-gerakan anak tidak
terkoordinasi dengan baik. Seiring dengan kematangan dan pengalaman
anak, kemampuan gerak tersebut berkembang dan mulai terkoordinasi
secara baik.
menggunakan alat atau media kreatif seperti kuas, pensil, kertas, gunting, tanah liat,
plastisin, busa dan lain-lain. Dengan menggunakan media kreatif tesebut anak dapat
melaksanakan kegiatan yang dapat melatih otot-otot tangan dan koordinasi mata,
kegiatan yang amat sederhana seperti memegang pensil, memegang sendok dan
koordinasi otot tubuh yang satu dengan yang lain. Seiring dengan pertambahan usia
3
anak, kepandaian anak akan kemampuan motorik halus semakin berkembang dan
maju pesat.
dengan terdapat dialam pikiran. Kemampuan seorang anak untuk memahami lebih
secara mendalam mengenai hubungan antara objek dan ruang. Anak-anak memiliki
mampu mengeluarkan isi hatinya lewat bahasa lisan, dan bagi anak bahasa tulisan
lebih sulit untuk digunakan mengungkapkan isi hatinya dalam keadaan seperti ini.
Selain itu keterlibatan guru dalam mengamati anak didiknya sudah memilki
keterampilan dasar untuk memegang alat tulis ( pensil, krayon, pensil warna, dan
bermanfaat untuk melatih motorik halus jari-jari tangan, misalnya membuat aneka
menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus anak masih kurang yaitu otot-otot
jari tangan anak masih kaku, pergelangan tangan masih kaku dan koordinasi antara
mata dan tangan anak masih kurang ini disebabkan karena anak lebih banyak bermain
pasif seperti menonton televisi, bermain game dan lain-lain. Guru juga cenderung
menghambat keterampilan berpikir kreatif dan kesediaan atau keberanian anak untuk
4
mengungkapkan imajinasinya. Guru hanya memberikan contoh gambar pada anak
tanpa memperhatikan anak pada saat anak sedang melakukan aktivitas menggambar.
Guru hanya menunggu hasil karya anak tanpa melihat proses dari hasil karya anak
didik itu sendiri. Untuk itu penulis ingin mengembangkan motorik halus anak melalui
menggambar yang baik, sehingga anak senang dengan menggambar dan dapat
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Bagaimanakah Peningkatan kemampuan motorik halus anak melalui
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan motorik halus anak
5
D. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini, maka manfaat yang ingin dicapai dalam proses penelitian
1. Manfaat Teoretis
lebih berkualitas.
b. Bagi peneliti: dapat dijadikan acuan dalam kegiatan penelitian dan dalam
2. Manfaat Praktis
mengetahui upaya yang harus dilakukan dalam meningkatkan motorik halus anak di
TK/RA
6
BAB II
A. Kajian Pustaka
1. Motorik Halus
yang dijalani oleh anak yang berusia antara 4-6 tahun. Usia ini merupakan masa peka
bagi anak, dimana anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan
perkembangan refleksi dan kegiatan massa yang ada pada waktu lahir. Sebelum
tersebut berubah secara cepat, 4 dan 5 tahun pertama kehidupannya, anak dapat
digunakan untuk berjalan, berlari dan sebagainya. Setelah 5 tahun koordinasi otot-
otot tubuhnya semakin baik yang melibatkan kelompok otot yang lebih kecil, yang
menggunakan alat.
Ketika anak mencapai usia 3-6 tahun, terdapat ciri yang sangat berbeda dengan
usia bayi, perbedaannya terletak pada penampilan, proporsi tubuh, berat dan panjang
badan, serta keterampilan yang dimiliki. Pada usia TK telah tampak otot-otot tubuh
7
yang berkembang sehingga memungkinkan mereka melakukan berbagai jenis
Anak lebih terkendali dan terorganisasi dengan pola-pola seperti menegakkan tubuh
dalam posisi berdiri, tangan dapat terjuntai dengan santai, serta mampu melangkah
untuk memberikan respons dalam berbagai situasi yang mereka hadapi. Pada masa ini
kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau sebagian besar
atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri.
Pengembangan ini bertujuan untuk memperkenalkan dan melatih gerakan kasar dan
koordinasi, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga
dapat menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat, sehat dan terampil. Sedangkan
motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian
anggota tubuh tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajarr dan berlatih.
merupakan sistem organ yang kompleks dan sangat mengagumkan. Semua organ ini
yang terkoordinir antara susunan syaraf, otot, otak, dan spiral cord. Kematangan
8
sistem syaraf di otak mengatur pertumbuhan otot sehingga memungkinkan
dibagi 2 jenis yaitu motorik kasar dan motorik halus. Menurut Hurlock ( Gunarti
a). Motorik kasar yaitu gerakan yang membutuhkan otot-otot besar dan
tenaga, seperti untuk gerakan berjalan, berlari, melompat, memanjat dan
sejenisnya; b). Motorik halus, gerakan yang hanya membutuhkan otot-
otot kecil dan tidak memerlukan tenaga yang besar, seperti menulis,
menggunting, melipat, meronce, dan sejenisnya.
atau kemampuan motorik anak. Menurut Lerner (Triharso, 2013: 23) bahwa:
Perkembangan seni pada anak usia 3-4 tahun tidak menekankan pada
bagaimana mempelajari seni itu sendiri. Gunarti, dkk (2008) pengembangan seni
yang melibatkan koordinasi antara mata, tangan, dan otot-otot kecil pada jari-jari,
9
otot halus. Artinya, tak hanya lengan yang bergerak, kegiatan coret-coret pun
perhatian yang lebih besar seorang guru TK demi kelangsungan hidup anak ke arah
masa depan yang lebih baik. Perkembangan motorik halus TK pada masa
System Theory yang dikembangkan Thelen & Whiteneyen (Fridani, 2008). Teori
dengan beraneka ragam, anak mempersepsikan dalam otaknya bahwa dia ingin
apa yang ditujunya yaitu mengambil mainan yang menarik baginya. Teori tersebut
pun menjelaskan bahwa ketika bayi dimotivasi untuk melakukan sesuatu, mereka
10
dapat menciptakan kemampuan motorik yang baru, kemampuan baru tersebut
merupakan hasil dari banyak faktor, yaitu perkembangan sistem syaraf, kemampuan
motoriknya.
tertentu yang dilakukan oleh otot-otot kecil. Oleh karena itu, gerakan motorik halus
tidak terlalu membutuhkan tenaga, akan tetapi membutuhkan koordinasi yang cermat
serta ketelitian. Kemampuan motorik halus untuk anak usia 3-6 tahun Menurut
Wijana, dkk (2008: 4.18) yaitu: “a). Memegang, b). Merobek, c). Menggunting, d).
Mencoret”.
a. Memegang
b. Merobek
c. Menggunting
Motorik halus anak akan makin kuat dengan banyak berlatih menggunting.
Gerakan menggunting dari yang paling sederhana akan terus diikuti dengan
guntingan yang makin kompleks ketika motorik halus anak makin kuat
11
d. Mencoret
Mencoret adalah salah satu kegiatan yang disukai anak. Coretan anak akan terus
pikirannya.
menyusun balok dan memasukkan kelereng. Motorik sebagai istilah umum untuk
Keterampilan motorik halus ternyata memang harus melalui proses latihan yang
rutin, berkelanjutan dan tepat sasaran. Hal ini bisa dibuktikan karena tidak semua
anak pandai menggerakkan tangannya. Misalnya ada seorang anak yang kesulitan
ketika ia akan memegang sebuah bola pimpong, bola tersebut selalu lepas ketika akan
diraihnya. Tetapi ada anak lainnya dan begitu mudah memegangnya dan ada anak
yang mengalami kesulitan dalam keterampilan motorik halus. Hal ini diakibatkan
karena pesatnya kemajuan teknologi. Adanya permainan melalui video, games dan
12
permainan yang memakai motorik halus. Tentu saja hal ini dapat menyebabkan tidak
yang berhubungan dengan motorik halus adalah kemampuan anak untuk beraktifitas
beberapa kegiatan tersebut dapat terlaksana jika sejak dini akan dilatih dan dibiasakan
untuk mengerjakannya sendiri dan dilatih terus menerus sampai anak mampu atau
melibatkan aktivitas fisik terutama motorik kasar, akan membuat tubuh anak menjadi
sehat. Dengan bermain anak mengasah kekuatan dan keterampilan fisiknya, seperti
mewarnai gambar, atau menggunting, anak akhirnya akan dapat memegang dan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi berhasil tidaknya anak yang kreatif
dalam pembelajaran motorik halus itu. Muliyadi (2004 : 50) anatara lain adalah:
13
(1). Anak dapat mengungkapkan sifat dasarnya, mereka dapat melakukan
berbagai kegiatan tanpa diperintah untuk mengerjakannya sampai selesai,
tanpa kekangan dari orang-orang disekitarnya. (b). Membutuhkan bentuk
atau medium, menyediakan bahan-bahan mentah atau apa saja dapat
digunakan seperti kertas, krayon, pasir, tanah, dan lain-lain. Selanjutnya
terserah anak bagaimana cara mereka sendiri dapat menggunakan bahan-
bahan tersebut. (3). Dapat memberikan kepuasan, setelah mereka
mewujudkan berbagai kreasi yang diciptakan, mereka akan merasa puas
hal ini akan menjadi motivasi untuk kreasi-kreasi selanjutnya.
Ketika anak mampu melakukan gerakan motorik, maka akan termotivasi untuk
bergerak kepada motorik yang lebih luas lagi. Aktivitas fisiologi meningkat dengan
tajam. Anak seakan-akan tidak mau berhenti melakukan aktivitas fisik, baik yang
tingkat perkembangan yang dicapai pada suatu tahap diharapkan meningkat baik
secara kuantitatif maupun kualitatif pada tahap selanjutnya. Walaupun setiap anak
adalah unik, karena perkembangan anak berbeda satu sama lain yang dipengaruhi
faktor internal dan eksternal, namun demikian, perkembangan anak tetap mengikuti
pola yang umum. Agar anak mencapai tingkat perkembangan yang optimal,
dibutuhkan keterlibatan orang tua dan orang dewasa untuk memberikan rangsangan
14
1). Menggambar sesuai gagasannya. 2). Meniru bentuk 3). Melakukan
eksplorasi dengan berbagai media dan kegiatan. 4). Menggunakan alat
tulis dengan benar. 5). Menggunting sesuai dengan pola. 6). Menempel
gambar dengan tepat. 7). Mengekspresikan diri melalui gerakan
menggambar secara detail.
Menurut Suyadi (Wiyani, 2013: 66) bahwa ‘gerak motorik halus adalah
syaraf kecil lainnya”. Sedangkan menurut Janet (Wiyani, 2013 : 66) bahwa “gerak
kemampuan anak menggunakan jari-jarinya, khususnya ibu jari dan jari telunjuk.
Sesuai dengan perkembangan yang sudah dicapainya tersebut maka kegiatan yang
ditunjukkan oleh gerakan yang kaku sampai kepada gerakan yang lancar dan luwes”.
Tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun (Menteri
1). Menggambar bebas dengan berbagai media (kapur tulis, pensil warna,
krayon, arang, spidol dan bahan-bahan alam) dengan rapi. 2). Menggambar
bebas dari bentuk dasar titik garis, lingkaran, segitiga, segiempat. 3).
Menggambar orang dengan lengkap dan proporsional.4). Meniru membuat
garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran. 5). Meniru melipat
kertas 6). Mencocok bentuk. 7). Membuat lingkaran, segitiga, dan bujur
sangkar dengan rapi.
Dari beberapa tingkat pencapaian perkembangan motorik halus anak usia dini
15
kegiatan menggambar. Merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor
58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini kelompok usia 5-6 tahun
adalah:
Pada dasarnya, setiap aktivitas yang dilakukan oleh anak usia dini melibatkan
koordinasi tangan dan mata juga gerakan motorik kasar dan halus. makin banyak
gerakan yang dilakukan anak, makin banyak pula koordinasi yang diperlukan.
tingkat perkembangan yang dicapai anak itu diharapkan meningkat. Gerakan otot-otot
jari tangan semakin luwes, pergelangan tangan juga semakin luwes, dan koordinasi
antara mata dan tangan meningkat. Walaupun setiap anak adalah unik, karena
2. Kegiatan Menggambar
suatu hasil karya cipta manusia yang bermuatan unsur-unsur estetika”. Gambar-
gambar dapat dibuat dalam bentuk karya sketsa, yang terlebih dahulu perlu mengenal
3 (tiga) macam garis yaitu: garis lurus, lengkung, dan garis patah (garis lurus)..
dikembangkan.
16
Pada anak usia dini untuk menggambar muncul tahap ini dalam kehidupan
balita. Sampai sekarang, anak masih menganggap sebagai benda untuk dibuat lecek
dan bahwa krayon merupakan benda yang dapat dimakan. Koordinasi peningkatan
awal bagi anak dalam menggambar. Tidak peduli jika anak hanya berhasil membuat
sebuah tanda di kertas. Fridani (2008) menggambar menambah dimensi ekstra pada
kehidupan anak dan sesuatu yang seharusnya kita dukung dimana pun anak
menggambar memberikan banyak keuntungan lain bagi anak balita misalnya, melatih
anak untuk membuat dan pola yang berbeda. Menggambar juga merupakan cara yang
Pada usia antara 4-5 tahun, biasanya anak sudah mampu membuat gambar
orang. Bentuk gambar yang biasanya ditunjukkan dengan lingkaran yang besar, yaitu
kepala dan ditambahkan bulat kecil sebagai mata, hidung, mulut, dan telinga.
Kemudian ditarik garis-garis dengan maksud menggambar badan, kaki, dan tangan.
Menurut Kellogg (Soemiarti 2000:26) bahwa “usia dua tahun anak sudah mampu
melakukan coretan-coretan yang disebut “scribble”. Anak usia tiga tahun sudah mulai
segiempat, dan garis silang, pada saat ini anak telah mencapai tahap bentuk.
Selanjutnya mereka sampai pada tahapan desain, anak mampu menggabungkan dua
bentuk dasar menjadi pola yang lebih komplek. Tahap gambar menurut teori Kellogg
adalah periode perkembangan artistik, yang biasanya dicapai pada waktu anak berusia
17
4 atau 5 tahun, di mana gambar yang dibuat anak sifatnya tidak lagi abstrak tetapi
lebih menunjukkan apa yang ada disekitarnya. Menggambar atau melukis adalah
salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak sebagai salah satu cara untuk
merangsang kemampuan visual anak. Pada saat anak ingin menggambar kupu-kupu
seperti yang selama ini pernah dilihat. Saat anak menggambar maka hargailah apa
yang telah dilakukan anak, jangan berikan kritik atau komentar yang menyakitkan
karena dapat mematikan kreativitas anak dan ada kemungkinan anak tidak mau
mencobanya kembali.
spasial terjadi saat bermain. Pada saat bermain itulah anak melatih koordinasi otot
dan gerak yaitu motorik halus dan koordinasi mata dan tangan seperti menggambar
Setiap anak-anak melalui jalan yang sama pada perkembangannya tetapi tiap
satu dengan yang lain. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dalam kegiatan anak
menggambar sehari-hari. Berikut ini tahapan menggambar anak menurut Aisyah, dkk
(2007) adalah; 1). Mencoret (scribble), 2). Tahap Pra-Skematik (pre-schematic stage)
1. Mencoret (scribble)
18
memperoleh kontrol dan kepercayaan diri dalam penguasaan peralatan dan menikmati
Kesenangan dalam penemuan berperan bagi anak untuk membuat gerakan baru,
memasuki coretannya. Secara garis besar, karasteristik tahapan mencoret ini adalah
sebagai berikut:
c). Pada coretan pertama masih belum terkoordinasi dan kemudian mengalami
d). Anak-anak mencoba memegang pensil (dengan tangan kiri atau tangan
kanan).
objek- objek yang telah dikenalnya dalam coretan acaknya dan memberi
Pada awal tahap ini, anak mulai dapat memahami simbol yang dibuatnya untuk
19
menggambarkan perasaan dan idenya. Anak juga mengembangkan gambaran bentuk
dan konsep bentuk. Secara garis besar tahap pra-skematik diuraikan sebagai berikut:
d). Menggambar orang seperti kecebong, kepala berukuran besar dengan badan
perkembangan menggambar anak dimulai sejak anak berusia 18 bulan sampai 3 tahun
anak sudah dapat membuat coretan pertama tetapi belum terkoordinasi dan kemudian
menunjukkan coretan acaknya dan memberi nama pada coretannya. Pada usia 4-7
menggambar orang seperti kecebong, kepala berukuran besar dengan badan yang
kecil/kurus dan tangan yang panjang, anak juga menggunakan warna sesuai dengan
warna kesukaannya.
c. Jenis-jenis Menggambar
tidak terikat suatu bentuk apapun, sedangkan menggambar terikat harus sama dengan
20
Menurut Rachman (2006: 28 ) mengemukakan bahwa
Dari dua jenis-jenis menggambar, peneliti mengambil salah satu untuk diteliti
sebagai seni grafik dengan menggunakan krayon, kapur dan cat, kegiatan
melalui:
Taman Kanak-kanak anak merasa senang dan aktif menerimanya, karena anak paling
menyenangi kegiatan menggambar dan mewarnai, dan bagaimana anak didik dapat
21
Berdasarkan kedua pendapat di atas maka disimpulkan bahwa melalui kegiatan
d. Manfaat Menggambar
orang berpendapat bahwa bakat dibawa anak sejak lahir namun bakat yang berpupuk
sejak awal anak lebih baik perkembangannya. Subiantoro (2010) begitu pentingnya
kanak masih perlu mendapat perhatian. Tujuan lainnya yaitu memberi motivasi
kepada para guru seni yang belum terampil menggambar dan juga buat anak-anak
sebagai dorongan secara psikologis yang pada umumnya para anak merasa serba
ingin tahu. Hal ini peran guru/pembimbing secara terus menerus lebih aktif
nilai-nilai estetikanya, daya kemampuan berkarya, daya tatap sikap prilaku moral dan
kegiatan naluriah, seperti halnya makan, minum, berbicara dan bercerita kepada
orang lain. Menurut Thayeb (Azmurianti, 2012: 26 ) ada beberapa manfaat dari
22
1). Memberikan pengalaman pada anak untuk menciptkan sesuatu, 2).
Membeikan kesempatan pada anak untuk memanfaatkan daya
abstraksinya, 3). Memberikan kesempatan kepada anak untuk
mengembangkan imajinasinya,4). Merupakan latihan untuk
mengekpresikan diri, perasaan dan gagasannya, 5) merupakan kegiatan
yang dapat meningkatkan kemampuan abstrak anak.
Seni pada anak-anak lebih daripada sekedar membuat objek atau melukis
pengalaman, anak akan lebih mudah memulai untuk bekerja dan fokus pada apa yang
dikerjakan.
Anak dengan kecerdasan visual yang tinggi berfikir dengan gambar, mereka
berikut:
Selain itu anda dapat mencoba mengirimkan hasil karya anak didik ke berbagai
tersendiri, anak-anak juga akan merasa senang karena biasanya jika ada karya yang
23
Kesimpulan dari beberapa penjelasan di atas untuk menumbuhkan imajinasi
lewat gambar dapat dilakukan dengan menyediakan kertas, alat gambar, guru
mengarahkan anak menggambar sesuai dengan tema pada hari itu dan mewarnai
gambar yang telah dibuatnya, selain itu anak diberi kebebasan untuk menuangkan ide
dan imajinasi anak sesuai keinginan dengan daya khayal anak, dan ingat sebagai guru
semua hasil karya anak didik itu mempunyai nilai meskipun itu kelihatan jelek,
berikanlah motivsi kepada anak didik agar mereka bersemangat dan mampu membuat
karya yang baik serta pajanglah karya anak didik di dinding sekolah sehingga anak
B. Kerangka Pikir
gagasan dan kreativitas, bahkan bisa menjadi ekspresi dan aktualisasi diri. Pada
suatu ide.
kebutuhan untuk menyatakan perasaan dan pikiran dengan berbagai macam dan cara
berekspresi itu anak menghayati berbagai macam perasaan senang, perasaan puas,
halus anak, dimana dalam kegiatan menggambar anak menggunakan pensil warna,
krayon dan kertas gambar misalnya untuk menggambar rumah, kereta api, jembatan,
24
tumbuh-tumbuhan atau hewan secara grafis. Dengan menarik garis lurus atau
lengkung anak mengisi kertas gambar tersebut dengan bermacam pola yang
diinginkan sehingga motorik halus anak dapat bekerja dengan baik, tingkat
pencapaian motorik halus anak dapat bekerja dengan baik, tingkat pencapaian
motorik halus anak dapat terlihat apabila anak dapat membuat garis vertikal,
horizontal, kiri dan kanan, miring kiri/kanan, dapat menciplak bentuk, ini
menghasilkan gambar yang merupakan ekspresi segala sesuatu yang muncul dalam
Karena anak usia Taman Kanak- kanak, menggambar masih berdasarkan apa
yang diingat, biasanya gambarnya tidak cermat dan tidak lengkap juga kurang
memperhatikan proporsi kepala lebih besar dan tidak sebanding dengan tubuh yang
25
Kemampuan motorik halus anak rendah.
Ciri-cirinya:
1. Gerakan otot-otot jari tangan kaku
2. Gerakan pergelangan tangan kaku
3. Koordinasi antara mata dan tangan
kurang
Aspek aspek anak: Aspek-aspek guru:
26
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian pustaka yang telah diuraikan maka
27
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Pendekatan
yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau fenomena. Dalam hal ini peneliti
2. Jenis Penelitian
(Wardhani 2007:1.4) PTK adalah “penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya
sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat”. Desain penelitian
yang akurat dan dapat memenuhi harapan penelitian dengan mengikuti alur yang
menggunakan model siklus. Setiap siklus memiliki 4 tahap yaitu: 1). Perencanaan, 2).
Tindakan , 3). Pengamatan (observasi), 4). Refleksi. Penelitian ini adalah penelitian
28
B. Fokus Penelitian
otot-otot kecil dan halus, gerakan ini lebih menuntut koordinasi mata dan
kelurahan Bumi Harapan Kecamatan Bacukiki Barat Kota Parepare. Penentuan waktu
penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah karena PTK memerlukan siklus
yang membutuhkan proses belajar yang efektif di kelas. Subjek penelitian tindakan
kelas ini adalah anak didik kelompok B yang terdiri dari 3 anak laki-laki dan 7 anak
D. Rancangan Tindakan
tindakan berbentuk bagan atau gambar alur penelitian tindakan kelas dari siklus satu
29
ke siklus berikutnya yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi,
sebagai berikut:
Merencanakan
Refleksi Tindakan
Observasi
1. Perencanaan
pendidikan nasional tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini.
d. Mengatur siapa yang bertindak sebagai pelaksana dan pengamat yang akan
pembelajaran berlangsung.
30
f. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan
menggambar.
2. Pelaksanaan Tindakan
anak didik.
telah dilakukan.
3. Observasi
Pengamatan pada siklus ini dilakukan untuk mengetahui minat anak, perilaku
anak didik, suasana saat proses pembelajaran berlangsung, dan bentuk materi yang
diberikan. Hasil observasi ini akan dijadikan acuan untuk menentukan metode yang
akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang efektif dan efesien serta
4. Refleksi
Refleksi ini dilakukan saat semua kegiatan telah selesai dilaksanakan. Pada
siklus ini, refleksi dilakukan dengan cara diskusi bersama guru yang menjadi
observer mengenai:
31
a. Analisi tindakan yang baru dilakukan
diperoleh.
ditetapkan telah tercapai atau belum. Jika telah berhasil maka siklus tindakan berakhir
atau tidak berlanjut ke siklus berikutnya, tetapi sebaliknya jika belum berhasil, maka
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan
dokumentasi.
1. Observasi
2. Dokumentasi
tuangkan dalam bentuk tulisan. Pengalaman ini dapat berupa pemikiran, perasaan,
perilaku yang muncul dalam kaitannya dengan pengalaman diri sendiri maupun orang
32
lain. Dokumentasi tertulis dimaksudkan untuk merekap data tentang jumlah anak di
Teknik analisis data hasil pengamatan dan tes diolah dengan analisis kualitatif
penjelasan. Data-data yang akan dianalisis berupa hasil observasi dalam peningkatan
33
b. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah 75% anak
didik telah berhasil mencapai kategori baik dalam hal peningkatan kemampuan
34
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Raudhatul Atfhal (RA) Hafidziyah kota Parepare berlokasi di Jalan Bumi Asri
(Jalur Dua) merupakan lembaga pendidikan prasekolah yang khusus menerima dan
mendidik putra putri Islam, dengan anak didik yang rata-rata tinggal dekat dari lokasi
sekolah dengan tingkat penghasilan orang tua murid yang bervariasi. Mulai dari
Lembaga ini didirikan pada tahun 2000 dipimpin oleh Bapak Drs.
kali, pada awal didirikannya Rauadhatul Athfal Hafidziyah dikepalai oleh ibu
Haniah Muhammad dari tahun 2000 sampai tahun 2001, yang kemudian digantikan
oleh ibu Gustiah, S. Pd dari tahun 2002 sampai bulan april 2013. Bulan mei 2013
sebelah Barat Kantor Walikota Parepare, sebelah utara pekuburan Hikmah dan
sebelah selatan rumah penduduk. Adapun fasilitas yang dimiliki Raudhatul Athfal
Hafidziyah yaitu:
35
a. Gedung Raudhatul Athfal Hafidziyah memiliki 1 ruang kantor kepala
12 anak.
10 anak.
a. Pertemuan I
1) Perencanaan
Raudhatul Athfal Hafidziyah Kota Parepare. Pada tahap ini observer berdiskusi
dengan guru kelas mengenai hal-hal yang perlu dilakukan pada saat kegiatan
menyamakan persepsi dengan observer mengenai hal yang akan dilakukan, 2) guru
lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas anak selama proses
pembelajaran berlangsung.
36
Pada waktu diskusi disepakati bahwa guru kelas bertindak sebagai pelaksanan
kegiatan dan peneliti bertindak sebagai observer. Alokasi waktu disetiap pertemuan
±30 menit. Kegiatan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada
pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 dengan tema
2) Pelaksanaan
a) Kegiatan Awal
dengan pertemuan 1 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 10 April 2014 memulai
kegiatan. Pada kegiatan awal ini guru dan anak didik berbaris di depan kelas
sebelum masuk ke dalam kelas sambil bernyanyi lagu “Mari Berbaris”. Setelah anak
masuk dalam kelas guru mengajak anak untuk duduk di tempat yang telah
disediakan, guru membuka kegiatan yaitu mengucapkan doa sebelum belajar dan
menjelaskan tentang tema yaitu “Tanah Airku” dan sub tema “KotaTempat
untuk keluar kelas untuk memungut sampah dan membuang di tempat sampah,
setelah itu anak didik diarahkan untuk mencuci tangan dan masuk di kelas kembali
37
b) Kegiatan Inti
kertas dan pensil sebagai alat untuk kegiatan menggambar anak didik, selanjutnya
guru mengajak anak menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar bisa berlatih
terarah yaitu menggambar bendera dari bentuk dasar segiempat, sebelumnya guru
telah memberikan contoh gambar benmdera di papan tulis, selanjutnya anak didik
mulai mengambil pensil untuk menggambar bendera terlihat beberapa anak masih
bingung untuk menggambar bendera., tetapi ada juga anak yang langsung
papan tulis., saat pelajaran menggambar guru membiarkan anak didik bebas
gambar yang telah diberikan sesekali anak didik terlihat menghapus gambar yang
telah dibuatnya kemudian anak didik mulai lagi menggambar diatas kertas
anak didik menghapus gambarnya lagi dan mulai lagi menggerakkan jari jemarinya
sampai gambar bendera selesai digambar. Selanjutnya agar anak didik tidak bosan,
guru meminta anak didik untuk mewarnai gambar yang telah dibuatnya, anak didik
pun mulai mewarnai gambar bendera merah putih, setelah anak didik selesai
menggambar dan juga mewarnai gambarnya, guru tidak memberikan pujian dengan
menggambar yang baik kepada semua gambar anak didik sehingga mereka lebih
bersemangat lagi dan mampu membuat karya yang lebih baik lagi, selanjutnya
38
c) Istirahat
makan. Sebelum anak didik makan guru memberikan pemahaman bahwa pada saat
makan jangan ada nasi atau makanan yang tumpah di lantai Anak didik tetap
d) Kegiatan akhir
Guru dan anak didik bercakap-cakap tentang kegiatan yang baru saja
dilakukan pada hari ini. Guru juga menyampaikan pesan-pesan moral kepada anak
doa bersama-sama. Sebelum pulang anak diajak bernyanyi lagu gembira supaya
3) Observasi
(2) Ajaklah anak menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar bisa
berlatih terarah
39
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan I
berimajinasi
dasar segiempat.
(4) Agar anak tidak bosan guru meminta anak mewarnai gambar yang telah
dibuatnya.
(5) Puji semua gambar anak didik agar mereka bersemangat dan mampu
dikategorikan tidak karena guru tidak memajang hasil karya anak didik
di sekolah
40
b) Hasil observasi aktivitas anak
bentuk dasar segiempat. Dari hasil pengamatan ini diperoleh data dari 10 anak didik
hanya 3 anak yang berada dikategori baik (***) karena anak mampu menggambar
bendera dari bentuk dasar segiempat, 4 anak yang berada dikategori cukup (**)
karena dalam menggambar bendera dari bentuk dasar segiempat masih dibimbing
oleh guru, dan 3 anak didik yang masih berada dikategori kurang (*) karena tidak
mampu menggambar bendera dari bentuk dasar segiempat, anak didik hanya
b. Pertemuan II
1) Perencanaan
Pada tahap ini guru kelas berdiskusi dengan observer mengenai hal-hal yang
akan dilakukan pada kegiatan tindakan siklus I. Hal-hal yang akan didiskusikan
adalah: 1) guru menyamakan persepsi dengan observer mengenai hal yang akan
April 2014 dengan tema kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan adalah tema
41
2) Pelaksanaan
a) Kegiatan Awal
pada pertemuan II dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 12 April 2014 memulai
kegiatan. Pada kegiatan awal ini guru dan anak didik berbaris di depan kelas
sebelum masuk ke dalam kelas anak didik menyanyikan lagi “Mari Berbaris”,
Setelah anak masuk dalam kelas guru mengajak anak untuk duduk di tempat yang
telah disediakan, guru membuka kegiatan yaitu mengucapkan doa sebelum belajar
dan doa pembuka hati serta mengucapkan surat Al-Fatihah, selanjutnya guru
menjelaskan tentang tema “Tanah Airku dan sub tema “Kota Tempat Tinggalku”.
sesekali anak didik diajak bernyanyi lagu “Tanah Airku”.dan bertepuk tangan.,
selanjutnya.
b) Kegiatan inti
menyiapkan kertas, pensil dan krayon sebagai alat untuk kegiatan menggambar anak
didik, selanjutnya guru mengajak anak didik menggambar hal tertentu sesuai dengan
tema agar anak didik bisa berlatih terarah, kegiatan yang dilaksanakan pada hari itu
memperlihatkan contoh gambar pulau sulawesi kepada anak didik, selanjutnya anak
42
didik mulai menggambar di atas kertas gambarnya sesekali melihat contoh gambar
pulau sulawesi yang ada di papan tulis, saat pelajaran menggambar pulau sulawesi
guru membiarkan anak didik bebas bereksplorasi dan berimajinasi, jari jemari
tangan anak didik bergerak mengikuti gambar yang telah diberikan sesekali anak
didik menghapus gambar yang telah dibuatnya kemudian anak didik mulai lagi
menggambar pulau sulawesi hingga selesai, selanjutnya agar anak didik tidak bosan
guru meminta anak untuk mewarnai gambar yang telah dibuatnya, anak didik pun
mulai mewarnai gambar pulau sulawesi, setelah anak didik selesai menggambar dan
juga mewarnai gambarnya guru memberikan pujian dengan memberikan jempol dan
sehingga anak didik lebih bersemangat lagi dan mampu membuat karya yang baik
c) Istirahat
Anak didik duduk kembali dengan tenang setelah merapikan alat yang sudah
digunakan pada waktu menggambar, kemudian guru menyebut nama anak satu
persatu untuk mencuci tangan sebelum makan, sesudah itu anak didik duduk
mengucapkan doa sebelum makan, setelah anak didik makan guru membimbing
anak didik mengucapkan doa sesudah makan, selanjutnya anak didik dipersilahkan
d) Kegiatan akhir
Guru bercakap-cakap dengan anak didik tentang kegiatan yang baru saja
43
keluar rumah dan doa naik kendaraan, selanjutnya guru memberikan pesan-pesan
moral kepada anak didik sebelum pulang ke rumah, selanjutnya anak didik
3) Observasi
(2) Ajaklah anak menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar bisa
berlatih terarah.
pulau sulawesi.
berimajinasi.
(4)Agar anak tidak bosan guru meminta anak mewarnai gambar yang telah
dibuatnya.
44
(5) Puji semua gambar anak didik agar mereka bersemangat dan mampu
memuji semua gambar anak didik sehingga mereka bersemangat lagi dan
sulawesi Dari hasil pengamatan pada diperoleh data dari 10 anak didik hanya 5 anak
yang berada dikategori baik (***) karena anak mampu menggambar pulau
sulawesi, 4 anak yang berada dikategori cukup (**) karena dalam menggambar
pulau sulawesi masih dibimbing oleh guru, dan 1 anak didik yang masih berada
dikategori kurang (*) karena tidak mampu menggambar pulau sulawesi anak hanya
c. Pertemuan III
1) Perencanaan
Pada tahap ini guru kelas berdiskusi dengan observer mengenai hal-hal yang
akan dilakukan pada kegiatan tindakan siklus I. Hal-hal yang akan didiskusikan
adalah: 1) guru menyamakan persepsi dengan observer mengenai hal yang akan
45
pelaksanaan tindakan 4) menyusun rencana observasi untuk melihat aktivitas guru
adalah “menggambar orang yang sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi”.
Dimana pertemuan III dilaksanakan pada hari senin tanggal 14 April 2014 dengan
Kegunaan Matahari”.
2) Pelaksanaan
a) Kegiatan Awal
dengan pertemuan III dilaksanakan pada hari Senin tanggal 14 April 2014 memulai
kegiatan. Pada kegiatan awal ini guru dan anak didik berbaris di depan kelas
sebelum masuk ke dalam kelas sambil bernyanyi lagu “Mari Berbaris”. Setelah anak
masuk dalam kelas guru mengajak anak untuk duduk di tempat yang telah
disediakan, guru membuka kegiatan yaitu mengucapkan doa sebelum belajar dan
menjelaskan tentang tema dan sub tema pada hari itu sambil bercakap-cakap dengan
anak didik agar tercipta pembelajaran yang menyenangkan. Guru pun memberikan
materi tentang kegiatan pembelajaran sesekali anak didik diajak bernyanyi lagu
anak didik berdiri dan melakukan lomba lari mengambil gambar matahari, semua
46
anak didik mendapat giliran berlomba mengambil gambar matahari, selanjutnya
b) Kegiatan inti
kertas, pensil dan krayon sebagai alat untuk kegiatan menggambar anak didik,
selanjutnya guru mengajak anak menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar
bisa berlatih terarah yaitu menggambar orang dengan lengkap, selanjutnya anak
didik pun mulai menggambar orang dengan lengkap terlihat beberapa anak sudah
membiarkan anak didik bebas bereksplorasi dan berimajinasi, ada anak didik
menggambar anak laki-laki dan juga anak perempuan,selanjutnya agar anak didik
tidak bosan guru meminta anak untuk menggambar dan mewarnai gambar yang
telah dibuatnya, anak didik pun mulai mewarnai gambar orang sesuai dengan
Anak didik terlihat senang melihat gambarnya sendiri, setelah anak didik selesai
menggambar guru memberikan pujian berupa jempol kepada semua gambar anak
didik sehingga mereka lebih bersemangat lagi dan mampu membuat karya yang
lebih baik lagi, selanjutnya guru memajang hasil karya anak didik karena anak-anak
47
c) Istirahat
Anak didik duduk kembali dengan tenang setelah merapikan alat yang sudah
digunakan pada waktu menggambar, kemudian guru menyebut nama anak satu
persatu untuk mencuci tangan sebelum makan, sesudah itu anak didik duduk
mengucapkan doa sebelum makan, setelah anak didik makan guru membimbing
anak didik mengucapkan doa sesudah makan, selanjutnya anak didik dipersilahkan
d) Kegiatan akhir
Guru bercakap-cakap dengan anak didik tentang kegiatan yang baru saja
keluar rumah dan doa naik kendaraan, selanjutnya guru memberikan pesan-pesan
moral kepada anak didik sebelum pulang ke rumah, selanjutnya anak didik
3) Observasi
(2) Ajaklah anak menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar bisa
48
Berdasarkan hasil observasi pertemuan III dikategorikan ya karena
berimajinasi.
pagi
(4) Agar anak tidak bosan guru meminta anak meminta anak untuk
(5) Puji semua gambar anak didik sehingga mereka lebih bersemangat lagi
49
b) Hasil observasi aktivitas anak
sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi”. Dari hasil pengamatan diperoleh
data dari 10 anak didik hanya 7 anak yang berada dikategori baik (***) karena anak
mampu menggambar orang yang sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi, 2
anak didik yang berada dikategori cukup (**) karena dalam menggambar orang
yang sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi masih dibimbing oleh guru,
dan 1 anak didik yang masih berada dikategori kurang (*) karena tidak mampu
menggambar orang yang sedang berjemur di bawah sinar matahari pagi, anak hanya
c) Refleksi siklus I
dimana masih ada anak didik yang kurang dalam pencapaian indikator. Hal ini
beberapa hal yang kurang diperhatikan, seperti guru tidak memberi pujian kepada
anak didik sehingga mereka kurang bersemangat dan guru juga tidak memajang
hasil karya anak didik di sekolah, dari hasil obsevasi tersebut, peneliti dan guru
50
dilanjutkan ke siklus II dengan memperbaiki kekurangan pada siklus I. Adapun hal
yang perlu dilakukan oleh guru untuk memperbaiki hal ini tersebut, sebagai berikut:
agar anak bukan hanya berkembang dari segi motorik halus akan tetapi
takut salah.
a) Pertemuan I
1) Perencanaan
Pada tahap ini guru kelas berdiskusi dengan observer mengenai hal-hal yang
akan dil akukan pada kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II. Hal-hal yang
serta merancang lembar obsercasi untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas
pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 16 April 2014 dengan tema “Alam
51
2) Pelaksanaan
a) Kegiatan awal
dengan pertemuan I dilaksanakan pada hari Rabu, 16 April 2014 memulai kegiatan.
Pada kegiatan awal ini anak didik berbaris sebelum masuk di kelas, sambil
menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan., setelah itu anak didik masuk ke
ruang kelas dan duduk membentuk lingkaran. setelah anak didik duduk dengan
tenang guru mengarahkan anak didik mengucapkan doa sebelum belajar, doa
pembuka hari serta mengucapkan surah Al- Fatihah, setelah itu guru menjelaskan
tema “Alam Semesta” dan sub tema” Kegunaan Matahari”, setelah guru
menjelaskan tema, anak didik memulai pelajaran yaitu anak didik memanjat
mengambil gambar matahari, kegiatan ini dilaksanakan di luar kelas, anak didik pun
terlihat sangat senang dan bersemangat, setelah itu anak didik masuk ke dalam kelas
b) Kegiatan Inti
kertas, pensil dan krayon sebagai alat untuk kegiatan menggambar anak didik,
selanjutnya guru mengajak anak didik menggambar hal tertentu sesuai dengan tema
agar bisa berlatih belajar terarah yaitu menggambar matahari dari bentuk dasar
terlhat ada anak yang mulai menggambar matahari dengan menggerakkan jari-
52
jemarinya membentuk lengkungan, terlihat ada anak didik yang menggambar
bentuk dasar lingkaran seperti bola, ikan dan juga ada gambar matahari, selanjutnya
agar anak tidak bosan guru meminta anak didik untuk menggambar dan mewarnai
gambar yang telah dibuatnya agar terlihat bagus. Setelah anak didik menggambar
kepada anak didik, selanjutnya guru memajang hasil karya anak didik di papan
planel di sekolah.
c) Istirahat
Anak didik duduk kembali dengan tenang setelah merapikan alat yang sudah
digunakan pada waktu menggambar, kemudian guru menyebut nama anak satu
persatu untuk mencuci tangan sebelum makan, sesudah itu anak didik duduk
mengucapkan doa sebelum makan, setelah anak didik makan guru membimbing
anak didik mengucapkan doa sesudah makan, selanjutnya anak didik dipersilahkan
d) Kegiatan akhir
Guru bercakap-cakap dengan anak didik tentang kegiatan yang baru saja
keluar rumah dan doa naik kendaraan, selanjutnya guru memberikan pesan-pesan
moral kepada anak didik sebelum pulang ke rumah, selanjutnya anak didik
53
3) Observasi
(2) Ajaklah anak menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar bisa
berimajinasi
(4)Agar anak tidak bosan guru meminta anak untuk menggambar dan
(5)Puji semua gambar anak didik sehingga mereka bersemangat lagi dan
54
(6) Pajanglah hasil karya anak didik di sekolah.
guru memajang hasil karya anak didik yaitu gambar matahari dari bentuk
matahari dari bentuk dasar lingkaran. Dari hasil pengamatan diperoleh data dari 10
anak didik 8 anak yang berada dikategori baik (***) karena anak mampu
menggambar matahari dari bentuk dasar lingkaran, 2 anak yang berada dikategori
cukup (**) karena dalam menggambar matahari dari bentuk dasar lingkaran masih
dibimbing oleh guru, dan tidak ada anak didik yang berada dikategori kurang (*)
b. Pertemuan II
1) Perencanaan
Pada tahap ini guru kelas berdiskusi dengan observer mengenai hal-hal yang
akan dilakukan pada kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II. Hal-hal yang
serta merancang lembar obsercasi untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas
55
pensil”. Dimana pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin, 21 April 2014 dengan
2) Pelaksanaan
a)Kegiatan awal
kegiatan. Pada kegiatan awal ini anak didik berbaris sebelum masuk di kelas, sambil
menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan., setelah itu anak didik masuk ke
ruang kelas dan duduk membentuk lingkaran. setelah anak didik duduk dengan
tenang guru mengarahkan anak didik mengucapkan doa sebelum belajar, doa
pembuka hari serta mengucapkan surah Al- Fatihah, setelah itu guru menjelaskan
tema “Alam Semesta” dan sub tema” Gejala Alam”, setelah guru menjelaskan tema,
anak didik memulai pelajaran yaitu anak didik berayun mengambil gambar
matahari, kegiatan ini dilaksanakan di luar kelas, anak didik pun terlihat sangat
senang dan bersemangat, setelah itu anak didik masuk ke dalam kelas untuk
b) Kegiatan Inti
kertas, pensil. selanjutnya guru mengajak anak didik untuk menggambar hal tertentu
sesuai dengan tema agar bisa berlatih belajar terarah yaitu menggambar bebas
pemandangan alam. Anak didik pun mulai menggambar, terlhat ada anak yang
56
menggambar guru membiarkan anak didik bebas bereksplorasi dan berimajinasi.
Guru memperhatikan anak didik yang sedang menggambar, terlihat anak didik
tidak bosan guru meminta anak didik untuk menggambar dan mewarnai gambar
pemandangan alam yang telah dibuatnya, setelah anak didik menggambar dan
mewarnai gambarnya guru memuji semua gambar anak didik dengan memberikan
jempol bahwa gambarnya bagus dan mereka bersemangat lagi dan mampu membuat
karya yang baik, selanjutnya hasil karya anak didik dipajang di papan planel di
sekolah.
c) Istirahat
Anak didik duduk kembali dengan tenang setelah merapikan alat yang sudah
digunakan pada waktu menggambar, kemudian guru menyebut nama anak satu
persatu untuk mencuci tangan sebelum makan, sesudah itu anak didik duduk
mengucapkan doa sebelum makan, setelah anak didik makan guru membimbing
anak didik mengucapkan doa sesudah makan, selanjutnya anak didik dipersilahkan
d) Kegiatan akhir
Guru bercakap-cakap dengan anak didik tentang kegiatan yang baru saja
keluar rumah dan doa naik kendaraan, selanjutnya guru memberikan pesan-pesan
57
moral kepada anak didik sebelum pulang ke rumah, selanjutnya anak didik
3) Observasi
(2) Ajaklah anak didik menggambar hal tertentu sesuai dengan tema agar
berimajinasi
(4) Agar anak didik tidak bosan guru meminta anak menggambar dan
58
(5) Pujian semua gambar anak didik agar mereka bersemangat dan
data dari 10 anak didik 8 anak yang berada dikategori baik (***) karena anak
yang berada dikategori cukup (**) karena dalam menggambar pemandangan alam
dengan menggunakan pensil masih dibimbing oleh guru, dan tidak ada anak didik
c. Pertemuan III
1) Perencanaan
Pada tahap ini guru kelas berdiskusi dengan observer mengenai hal-hal yang
akan dilakukan pada kegiatan pelaksanaan tindakan siklus II. Hal-hal yang
59
serta merancang lembar obsercasi untuk mengamati aktivitas guru dan aktivitas
dilaksanakan pada hari Rabu, 23 April 2014 dengan tema “Alam Semesta” dan sub
2) Pelaksanaan
a) Kegiatan awal
dengan pertemuan III dilaksanakan pada hari Rabu, 23 April 2014 memulai
kegiatan. Pada kegiatan awal ini anak didik berbaris sebelum masuk di kelas, sambil
menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan., setelah itu anak didik masuk ke
ruang kelas dan duduk membentuk lingkaran. setelah anak didik duduk dengan
tenang guru mengarahkan anak didik mengucapkan doa sebelum belajar, doa
pembuka hari serta mengucapkan surah Al- Fatihah, setelah itu guru menjelaskan
tema “Alam Semesta” dan sub tema” Gejala Alam”, setelah guru mengajak anak
kelas untuk melakukan kegiatan memanjat mengambil gambar pelangi, semua anak
didik mendapat giliran memanjat, setelah itu anak didik diarahkan masuk kembali
60
b) Kegiatan Inti
kertas, pensil dan krayon sebagai alat untuk kegiatan menggambar anak didik,
selanjutnya guru mengajak anak anak didik menggambar hal tertentu sesuai dengan
tema agar anak didik bisa berlatih belajar terarah yaitu menggambar orang yang
sedang melihat pelangi, anak didik pun mulai menggerakkan jari-jemarinya, terlhat
ada anak yang mulai menggambar orang mulai dari kepala, pada bagian kepala ada
mata, hidung, mulut, kenudian leher, badan, tangan, dan kaki. Saat pelajaran
ada anak didik menggambar anak laki-laki ada juga anak didik menggambar anak
perempuan dengan rambut panjang, terlihat anak didik mampu menggambar orang
yang sedang melihat pelangi sesuai dengan imajinasinya, selanjutnya agar anak
didik tidak bosan guru meminta untuk mewarnai gambar orang yang telah dibuatnya
agar terlihat indah.. Guru pun memberikan pujian kepada semua gambar anak didik
dengan memberikan jempol kepada anak didik, selanjutnya guru memajang hasil
c) Istirahat
Anak didik duduk kembali dengan tenang setelah merapikan alat yang sudah
digunakan pada waktu menggambar, kemudian guru menyebut nama anak satu
persatu untuk mencuci tangan sebelum makan, sesudah itu anak didik duduk
mengucapkan doa sebelum makan, setelah anak didik makan guru membimbing
61
anak didik mengucapkan doa sesudah makan, selanjutnya anak didik dipersilahkan
d) Kegiatan akhir
Guru bercakap-cakap dengan anak didik tentang kegiatan yang baru saja
keluar rumah dan doa naik kendaraan, selanjutnya guru memberikan pesan-pesan
moral kepada anak didik sebelum pulang ke rumah, selanjutnya anak didik
3) Observasi
berimajinasi.
62
(4)Agar ank tidak bosan guru meminta anak didik untuk menggambar
karena guru meminta anak didik untuk mewarnai gambar orang yang
karena guru memuji semua gambar anak didik yaitu gambar orang
orang yang sedang melihat pelangi. Dari hasil pengamatan diperoleh data dari 10
anak didik 8 anak yang berada dikategori baik (***) karena anak mampu
menggambar orang yang sedang melihat pelangi , 2 anak yang berada dikategori
cukup (**) karena dalam menggambar orang yang sedang melihat pelangi masih
dibimbing oleh guru dan tidak ada anak yang berada pada kategori kurang (*).
63
4) Refleksi
disimpulkan bahwa indikator pembelajaran telah tercapai dengan baik, hal ini
peneliti dan guru berkesimpulan bahwa pembelajaran pada siklus II telah berhasil.
B. Pembahasan
koordinasi gerakan motorik halus, dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan
meletakkan atau memegang suatu obyek dengan menggunakan jari tangan. Kegiatan
motorik halus sebaiknya sudah diperkenalkan kepada anak pra sekolah, tentu saja
hal ini seiring dengan motorik kasarnya. Anak didik memerlukan persiapan sebelum
kegiatan yang melibatkan otot-otot jari tangan, pergelangan tangan dan koordinasi
antara mata dan tangan, yang paling penting adalah kemampuan memegang pensil
dengan tepat yang diperlukan untuk menulis kelak. Motorik halus anak ini dilatih
dan dikembangkan melalui kegiatan dan rangsangan yang kontinyu secara rutin.
Salah satu faktor penghambat kemampuan motorik halus anak di Raudhatul Athfal
64
berhubungan dengan motorik halus anak. Hal ini telihat ketika anak memegang
pensil untuk menggambar atau menulis, anak masih terkesan kaku dan lambat.
ketepatannya dan dipengaruhi oleh pembawaan anak dan stimulasi yang diperoleh
dari lingkungan atau orang tua dan mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam
anak melakukan kegiatan yang melibatkan koordinasi antara mata dan tangan, dan
otot-otot kecil pada jari-jari, pergelangan tangan, lengan yang digunakan untuk
dengan melibatkan koordinasi otot-otot halus, artinya, tak hanya lengan yang
jari jemari. Dengan begitu fleksibilitas/kelenturan telapak tangan dan jari jemari
sebanyak 3 kali pertemuan setiap siklusnya. Anak didik dapat melakukan kegiatan
atau pun krayon,dari hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa kegiatan
menggambar dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Hal ini terbukti
halus.
65
1. Menggambar bebas dari bentuk dasar segiempat dan lingkaran
kepada anak didik agar pembelajaran terarah, hal ini bertujuan agar anak didik
mengerti gambar apa yang harus dibuat. Dari kegiatan ini sedikit demi sedikit anak
mampu menggerakkan jari jemarinya untuk menggambar bendera dari bentuk dasar
segiempat dan gambar matahari dari bentuk dasar lingkaran. Hal ini dapat dilihat
dari hasil observasi kemampuan anak pada siklus II, hampir semua anak didik dapat
masih ada sebagian anak yang belum mampu melaksanakan kegiatan dengan benar.
menggambar mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada hasil siklus II,
yang dilakukan pada siklus I menunjukkan bahwa dari kegiatan menggambar orang
dengan lengkap masih ada sebagian anak yang belum mampu melaksanakan
66
kemampuan anak dalam kegiatan menggambar orang dengan lengkap mengalami
peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada hasil observasi anak pada siklus II. Hampir
kualitatif yng diperoleh dari format observasi pada setiap kegiatan yang diberikan
menggunakan media dengan koordinasi antara mata dan tangan, gerakan tangan
perlu dikembangkan dengan baik seperti: membuat garis horizontal, garis vertikal,
garis miring kiri atau miring kanan, lengkung atau lingkaran dapat terus
ditingkatkan”.
didik tidak lepas dari bimbingan dan motivasi guru kepada anak didik untuk terus
yang ditetapkan dalam penelitian ini telah terpenuhi dengan baik. Dengan demikian,
67
BAB V
A. Kesimpulan
koordinasi antara mata dan tangan mengalami proses peningkatan. Dalam kegiatan
menggambar ada tiga kegiatan yang dilaksanakan yaitu menggambar bebas dari
terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, dan kegiatan penutup.
B. Saran
Dalam upaya peningkatan kemampuan motorik halus anak didik, maka melalui
menggambar, hal ini bertujuan agar kemampuan motorik halus anak dapat
68
3. Bagi para peneliti dibidang pendidikan agar dapat melakukan penelitian
kegiatan menggambar.
69