Anda di halaman 1dari 8

Sitti Rujaipah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … 205

Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui


Kegiatan Melipat Kertas Dengan Simetris
Sitti Rujaipah1, Azizah Amal2, Alia Nilawati3
PPG PGPAUD1, Universitas Negeri Makassar2, 3

e-mail: tsafayatsafa@gmail.com

Abstrak

Pada kegiatan kali ini, peneliti mencoba untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak
melalui kegiatan melipat kertas dengan simetris pada kelompok B usia 5-6 tahun, kelas
KH.Abdul Rasyid Abul Hasan berjumlah 12 anak terdiri dari 5 anak laki-laki dan 7 anak
perempuan di TK Islamic Center Samarinda. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini melalui observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan yaitu
teknik analisis kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh dari penelitian ini
berupa nilai keterampilan melipat anak yang kemudian dianalisis dengan statistik sederhana
untuk memperoleh nilai rata-rata kelas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan
melipat kertas dengan simetris pada kelompok B dapat meningkatkan motorik halus anak. Hal
ini dibuktikan dari hasil observasi sebelum tindakan, anak yang mendapat kriteria berkembang
sangat baik (BSB) diperoleh rata-rata persentase 25% atau 3 anak mengalami peningkatan
sebesar 73,6% atau 9 anak. Kegiatan dilakukan dengan menggunakan peraga yang ukurannya
cukup besar, dilengkapi gambar langkah-langkah pembelajaran dan dalam mengajarkan
melipat kertas dilakukan secara bertahap. Dapat disimpulkan bahwa upaya meningkatkan
kemampuan motorik halus melalui kegiatan melipat kertas dengan simetris dinyatakan
berhasil, sehingga kegiatan ini dapat diterima sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan
motork halus anak.

Kata Kunci : Motorik halus, melipat kertas

1. PENDAHULUAN optimal, dan salah satu aspek perkembangan


yang dapat dikembangkan yaitu
Pendidikan anak usia dini merupakan perkembangan fisik motorik halus.
pondasi atau masa awal kehidupan anak Salah satu kegiatan yang dapat
dalam usia emas (GOLDEN AGE) untuk meningkatkan motorik halus anak yaitu
meningkatkan perkembangan anak, keterampilan melipat kertas. Keterampilan ini
pembentukan karakter, sikap, dan perlu diajarkan pada anak-anak, terutama
pengetahuan dasar anak terhadap sejak usia dini, hal ini penting dilakukan
lingkungannya. Sesuai dengan peraturan karena bermain dengan keterampilan melipat
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan kertas akan memberikan dampak positif bagi
Republik Indonesia No.137 Tahun 2014 Pasal anak-anak.
10, terdapat beberapa aspek perkembangan Pertama, dengan terampil melipat
yang dimiliki oleh anak usia dini yaitu kertas, maka motorik halus akan berkembang
perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, dengan baik. Jari-jari anak akan terampil
sosial emosional dan seni. Pada masa ini dalam melakukan berbagai gerakan melipat,
seluruh perkembangan dan potensi yang mulai dari tingkat yang sulit sampai mudah.
dimiliki oleh anak dapat dikembangkan secara
206 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

Ini akan memberikan keterampilan penting tersebut. Dan anak akan selalu bereksplorasi
dalam perkembangan anak. dengan aktivitas mencoba dan salah untuk
Kedua, dalam melipat kertas anak- menemukan temuan baru berdasarkan
anak akan diajari tentang komposisi, yaitu pengalamannya sendiri.
kemampun mengatur ruang, jarak, dan Pengertian melipat kertas beberapa
ketepatan. Ini jelas akan mengembangkan para ahli menurut Sumanto (2015:99) melipat
kecerdasan anak. Anak yang terampil dalam adalah suatu teknik berkarya seni/kerajinan
melipat kertas, pasti memiliki kemampuan tangan yang umumnya dibuat dari bahan
kognitif yang baik. Dia pasti anak yang kertas,dengan tujuan untuk menghasilkan
cerdas, karena bisa memahami komposisi aneka bentuk mainan,hiasan, benda
ruang dengan baik. fungsional, alat peraga, dan kreasi lainnya.
Ketiga, mengembangkan kesenangan. Sedangkan menurut Darmawan (2016:89)
Kita harus akui salah satu kegiatan bermain melipat adalah suatu yang memberikan
yang abadi, selalu dilakukan oleh anak dalam lipatan yang berkerajinan biasanya dari bahan
lintasan generasi, dan tanpa berubah. kertas menghasilkan berbagai aneka mainan.
Kebanyakan anak pernah merasakan bermain Menurut Sumanto (2015:100) melalui
dengan melipat kertas, dan mereka senang kegiatan melipat dapat mengembangkan
dengan kegiatan bermain ini. Di sinilah, kompetensi pikir, imajinasi, rasa seni, dan
kegiatan bermain melipat kertas selalu keterampilan anak.Aktivitas melipat kertas
mengembangkan rasa senang dan gembira memiliki kelebihan terutama melatih motorik
anak. anak diantaranya: untuk kehidupan sehari-hari
Keempat, dalam kegiatan bermain seperti: kemampuan memegang,
melipat kertas, biasanya anak akan bermain menggenggam, meremas. Dengan kegiatan
kertas di lapangan. Permainan pun akan melipat, anak-anak diharapkan akan mampu
melibatkan gerak secara aktif. Ini akan meningkatkan motorik halusnya. Sering kali
membuat anggota tubuh anak-anak bergerak, kegiatan melipat kertas ini tidak sesuai dengan
sehingga menyehatkan anak. Jadi bermain harapan guru Paud. Hasil lipatan anak
melipat kertas itu menyehatkan. berantakan, tidak rapi, dan banyak anak yang
Jadi, penggunaan media kertas lipat meminta bantuan guru untuk membantu
memiliki banyak manfaat untuk menstimulus melipat dengan kata lain anak tidak mandiri
enam aspek perkembangan anak usia dini, dan tidak tuntas dalam melaksanakan
terutama manfaat untuk meningkatkan kegiatan. Menurut Hardjadinata (2015:22),
perkembangan motorik halusnya. kegiatan melipat kertas, merupakan salah satu
Untuk mendapatkan kemampuan fitur yang utama pada latihan membentuk
motorik halus yang baik, anak harus memiliki yang bersifat selfcorrective, dalam artian
kekuatan, koordinasi, dan kemampuan untuk anak-anak mengetahuisendiri apabila mereka
menggerakkan otot-otot di jari tangan dan salah membentuk atau melipat kertas lipat
kakinya dengan baik. Untuk meningkatkan tersebut. Dan anak akan selalu bereksplorasi
keterampilan motorik halusnya ini, maka kita dengan aktivitas mencoba dan salah untuk
sebagai pendidik bisa menyajikan kegiatan menemukan temuan baru berdasarkan
yang salah satunya yaitu kegiatan melipat pengalamannya sendiri menurut Hardjadinata
kertas dengan simetris. (2014:22). Berdasarkan tingkat pencapaian
Menurut Hardjadinata (2015:22), perkembangan pada usia 4-5 tahun motorik
kegiatan melipat kertas, merupakan salah satu halus anak sudah berkembang dengan baik.
fitur yang utama pada Latihan membentuk Tetapi pada kenyatannya sebagian besar anak
yang bersifat selfcorrective, dalam artian masih kurang berkembang kemampuan
anak-anak mengetahuisendiri apabila mereka motorik halusnya dan guru belum mengetahui
salah membentuk atau melipat kertas lipat cara yang tepat untuk mengembangkan
Sitti Rujaipah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … 207

kemampuan motorik halus pada anak usia diharapkan tapi lebih kepada proses
dini. Namun, sering kali kegiatan melipat bagaimana anak mengerjakannya.
kertas ini tidak sesuai dengan harapan. Hasil Mencermati kondisi kegiatan melipat
lipatan anak berantakan, tidak rapi, dan kertas di TK Islamic Center Samarinda,
banyak anak yang meminta bantuan guru ditemukan adanya masalah kurangnya
untuk membantu melipat dengan kata lain keterampilan melipat kertas dengan simetris
anak tidak mandiri dan tidak tuntas dalam pada kelompok B usia 5-6 tahun. Hal ini
melaksanakan kegiatan, sehingga dalam hal dikarenakan kurangnya kegiatan-kegiatan
ini, diperlukan kesabaran dari pengajar atau yang dapat melatih anak untuk melipat.
guru. Latihan melipat kertas akan memperkuat otot-
Kebanyakan anak-anak tidak otot telapak tangan anak, yaitu saat anak
menyukai aktivitas melipat kertas. Salah satu melipat dan menekan lipatan itu. Dengan
kesalahan yang dilakukan para pendidik serangkaian tindakan yang akan dilakukan
adalah dalam memilih model lipatan. peneliti, diharapkan dapat meningkatkan
Kesalahan tersebut dapat berdampak pada keterampilan melipat kertas dengan simetris
anak. Jika model lipatan yang dipilih berada anak dengan memperhatikan konsep-konsep
dalam tingkatan melipat bukan untuk pemula dasar melipat.
maka anak akan merasa tidak mampu. Dan
pengalaman pertama dengan aktivitas tersebut 2. METODE
akan membuat anak beranggapan bahwa
melipat adalah aktivitas yang sulit Penelitian ini menggunakan metode
dikerjakan. Anak akan mulai belajar melipat kualitatif yaitu penelitian yang menceritakan
Kembali setelah orang dewasa data mengenai fenomena/ gejala yang diteliti
mengajarkannya untuk melipat tingkat di lapangan. Subjek penelitian ini yaitu anak-
kesulitan yang lebih rendah dan dengan cara anak kelompok B usia 5-6 tahun kelas
yang lebih menarik. Kesalahan yang lain KH.Abdul Rasyid Abul Hasan di TK Islamic
adalah dalam cara pendidik mengajarkan Center Samarinda yang berjumlah 12 anak,
melipat tersebut. Anak tidak mau melipat terdiri dari 5 anak laki-laki dan 7 anak
kertas karena cara pendidik mengajarkan dan perempuan. Teknik pengumpulan data yang
memberi media kurang menarik. Bagi guru digunakan dalam penelitian ini melalui
kegiatan melipat kertas dapat sekaligus observasi dan dokumentasi. Teknik analisis
digunakan sebagai media untuk pembelajaran data yang digunakan yaitu teknik analisis
terpadu. Melipat dapat disesuaikan dengan kuantitatif dan deskriptif kualitatif. Data yang
tema besar kegiatan pembelajaran. diperoleh dari penelitian ini berupa nilai
Mengawali kegiatan dengan bercerita keterampilan melipat anak yang kemudian
adalah awalan yang sangat baik jika dianalisis dengan statistik sederhana untuk
ingin mengajak anak berkreasi dengan memperoleh nilai rata-rata kelas. Prosedur
melipat kertas. atau langkah yang ditempuh dalam penelitian
Pemberian reinforcement pada saat ini, secara garis besar dilaksanakan melalui
anak sedang mengerjakan sampai selesai beberapa tahapan, yaitu tahap pralapangan,
mengerjakan lipatan adalah hal yang sangat tahap pekerjaan lapangan, dan tahapan
penting dan berpengaruh pada anak. analisis data. Instrument penelitian berupa
Kebanyakan anak dalam proses melipat observasi dan dokumentasi. Dalam penelitian
tidak mampu melakukannya dengan ini menggunakan alat bantu sebagai dokumen
sempurna. Hal itu tidak menjadi masalah penelitiannya, diantaranya lembar observasi
karena konsep mengajarkan seni untuk anak dan dokumen-dokumen lain sebagai
bukan berpatokan pada hasil yang pendukung.
208 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Perencanaan pembelajaran yang


HASIL dilakukan guru dalam penelitian hasilnya
sebagai berikut:

Tabel 1 Hasil Perencanaan Pembelajaran

No. Aspek yang diteliti Skor

1. Menentukan tema dan sub tema 3,75

2. Pemilihan bahan main 4

3. Metode pembelajaran 3,6

4. Penilaian hasil belajar 4

Jumlah nilai 3,83

Dari tabel di atas, dapat dijelaskan yakni menyiapkan ruangan kelas dan media
bahwa perencanaan yang dilakukan guru sesuai dengan tema antara lain: kain handuk,
antara lain: RPPH memuat Kompetensi Inti, daun pisang, kertas kertas warna-warni dan
Kompetensi Dasar, Indikator, Hasil belajar ukurannya cukup besar. Dalam hal ini guru
dan langkah-langkah pembelajaran dapat menyediakan media pembelajaran dan
memfokuskan pada aspek yang akan menata media pada meja anak. Pijakan main
ditingkatkan dengan skor 3,75 yang yang dilakukan guru yakni membuka
dikategorikan hasil “sangat baik”. Bahan main pelajaran dengan doa dan salam, mengadakan
yang digunakan guru menggunakan daun kegiatan pembuka, mengecek kehadiran anak,
pisang karena menyesuaikan tema yang menyampaikan apersepsi, dan membagikan
dibahas dengan skor 4 yang dikategorikan anak dalam kelompok belajar, dalam hal ini
hasil “sangat baik”. Guru juga menambahkan guru mengorganisasikan anak dalam belajar
media kain handuk dan kertas warna-warni dengan bentuk kelompok belajar. Dalam hal
dengan ukuran yang cukup besar. Metode ini guru dapat menyampaikan apersepsi
yang digunakan yaitu metode demontrasi dan secara terfokus pada kemampuan yang akan
metode pemberian tugas dalam mengenalkan ditingkatkan yakni motorik halus. Pijakan saat
jenis tanaman buah dengan skor 3,6 yang main yang dilakukan guru dalam hal ini antara
dikategorikan hasil “sangat baik”. Penilaian lain: mengkoordinasikan mata dan tangan
hasil belajar dalam hal ini guru memfokuskan untuk melakukan gerakan melipat media,
pada penilaian kemampuan motorik halus melakukan gerakan manipulatif untuk
anak dengan skor 4 yang dikategorikan hasil menghasilkan suatu bentuk lipatan dengan
“sangat baik”. menggunakan media, mengekspresikan diri
Perencanaan pembelajaran yang dengan berkarya seni melipat menggunakan
dilakukan guru dalam penelitian yaitu media. Dalam hal ini guru melibatkan anak
menentukan tema dan sub tema, pemilihan secara langsung dalam kegiatan pembelajaran
bahan main, metode pembelajaran, dan yakni melipat dengan menggunakan berbagai
penilaian hasil belajar. Pelaksanaan yang media sesuai dengan tema. Alat peraga yang
dilakukan berdasarkan dengan perencanaan digunakan ukurannya cukup besar, dilengkapi
yang telah dibuat pada RPPH. Hasil gambar langkah-langkah pembelajaran dan
pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam mengajarkan melipat kertas dilakukan
yaitu pijakan lingkungan yang dilakukan guru secara bertahap. Peserta didik yang sudah
Sitti Rujaipah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … 209

selesai membuat satu model/ bentuk lipatan mengemukakan ide pikiran, memberikan
diberikan kesempatan untuk mengulang kesempatan kepada anak untuk menyatakan
kembali membuat model lipatan tersebut. kesulitan anak dalam belajar dan guru
Kertas lipat yang dipakai yaitu kertas menutup kegiatan dengan doa dan salam.
berwarna warni sehingga menarik bagi anak. Dalam hal ini guru dapat memberikan kesan
Pijakan setelah main yang dilakukan guru pembelajaran, sehingga anak memahami
dalam penelitian ini antara lain yakni kegiatan yang telah dilakukan.
memberikan kesempatan kepada anak untuk Hasil observasi yang dilakukan
menyebutkan kegiatan yang telah dilakukan, terhadap pelaksanaan pembelajaran, dapat
memberikan kesempatan kepada anak untuk dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2 Penilaian Keterampilan Motorik Halus Anak


Kriteria Anak mengkoordinasikan Anak melakukan Anak mengekspresikan
kemampuan mata dan tangan untuk gerakan manipulatif diri dengan berkarya seni
anak melakukan gerakan melipat untuk menghasilkan melipat menggunakan
media suatu bentuk lipatan media
dengan
menggunakan media
BSB 73,6% 80% 73,6%
BSH 23,4% 15% 23,4%
MB 3% 5% 3%
BB - - -
Jumlah anak 12 12 12

melalui pembelajaran melipat pada anak usia


Hasil pengamatan peneliti pada tabel
5-6 tahun di TK Islamic Center Samarinda
di atas sebagai berikut: 1) Anak
kelas KH.Abdul Rasyid Abul Hasan sebagai
mengkoordinasikan mata dan tangan untuk
berikut:
melakukan gerakan melipat media, anak yang
Perencanaan pembelajaran yang
berkembang sangat baik sebanyak 73,6% atau
dibuat oleh guru dalam meningkatkan
sembilan anak dari dua belas anak. 2) Anak
keterampilan motorik halus melalui kegiatan
melakukan gerakan manipulatif untuk
melipat pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK
menghasilkan suatu bentuk lipatan dengan
Islamic Center Samarinda kelas KH.Abdul
menggunakan media, anak yang berkembang
Rasyid Abul Hasan antara lain: menyiapkan
sangat baik sebanyak 80% atau sepuluh anak
rencana pembelajaran yang sesuai dengan
dari dua belas anak. 3) Anak mengekspresikan
kurikulum, merumuskan tujuan pembelajaran,
diri dengan berkarya seni melipat
merencanakan materi pembelajaran,
menggunakan, anak yang berkembang sangat
merencanakan sumber untuk belajar,
baik sebanyak 73,6% atau sembilan anak dari
menyiapkan media pembelajaran, menyusun
dua belas anak.
langkah-langkah pembelajaran,
merencanakan alokasi waktu pembelajaran,
PEMBAHASAN
merencanakan pemberian tugas,
merencanakan pengembangan kreativitas
Pada tahap pembahasan ini, peneliti
dalam bentuk pemberian tugas membuat topi,
memaparkan temuan hasil penelitian terhadap
merencanakan penataan ruangan dan fasilitas
peningkatan keterampilan motorik halus
210 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

belajar, merencanakan prosedur dan jenis melipat media mencapai 73,6% atau 9 anak
penilaian, membuat alat-alat penilaian. yang dapat dikategorikan dapat melakukan
Pembelajaran melalui kegiatan melipat dalam kegiatan dengan baik. Peningkatan motorik
meningkatkan keterampilan motorik halus halus pada anak usia 5-6 tahun dengan
pada Anak Usia 5-6 Tahun di TK Islamic melakukan gerakan manipulatif untuk
Center Samarinda. Perencanaan pembelajaran menghasilkan suatu bentuk lipatan dengan
yang telah dibuat guru sudah dapat mneggunakan media mencapai 80% atau 10
dikategorikan “sangat baik” dan sistematis anak yang dapat dikategorikan dapat
sehingga guru mudah dalam melaksanakan melakukan kegiatan dengan baik.
pembelajaran. Peningkatan motorik halus pada anak usia 5-6
Pelaksanaan pembelajaran yang tahun mengekspresikan diri dengan berkarya
dilakukan oleh guru meningkatkan seni melipat menggunakan media mencapai
keterampilan motorik halus melalui kegiatan 73,6% atau 9 anak yang dapat dikategorikan
melipat pada anak usia 5-6 tahun di TK dapat melakukan kegiatan dengan baik.
Islamic Center Samarinda. Kegiatan ini
dikategorikan “baik” karena guru melakukan 4. KESIMPULAN
kegiatan dengan menggunakan model sentra
dan menerapkan tiga kegiatan seperti Kegiatan pembelajaran untuk
menyiapkan ruangan belajar, (1) Pijakan meningkatkan keterampilan motorik halus
sebelum bermain seperti mengecek kehadiran pada kelompok B kelas KH.Abdul Rasyid
anak sebelum belajar, menyampaikan tujuan Abul Hasan di TK Islamic Center Samarinda
pembelajaran, membagi kelompok belajar melalui kegiatan melipat kertas dilaksanakan
anak. (2) Pijakkan saat bermain seperti dengan menggunakan peraga yang
menjelaskan materi pembelajaran, ukurannya cukup besar, dilengkapi gambar
mendemonstrasikan tata cara melipat dari langkah-langkah pembelajaran dan dalam
kertas origami, memberikan tugas kepada mengajarkan melipat kertas dilakukan secara
anak untuk melipat dari kertas origami. (3) bertahap. Peserta didik yang diteliti
Pijakkan setelah bermain seperti berjumlah 12 anak. Peserta didik yang sudah
membereskan mainan, memberikan selesai membuat satu model/ bentuk lipatan
penguatan, dan menutup pelajaran. diberikan kesempatan untuk mengulang
Pelaksanaan pembelajaran untuk kembali membuat model lipatan tersebut.
mengembangkan keterampilan motorik halus Kertas lipat yang dipakai yaitu kertas
yang dilakukan guru sudah dapat berwarna warni sehingga menarik bagi anak.
dikategorikan “baik” karena dapat Hasil penelitian menunjukkan bahwa
dilaksanakan secara sistematika sehingga keterampilan motorik halus pada kelompok
anak mendapatkan penjelasan yang jelas B kelas KH.Abdul Rasyid Abul Hasan yang
terhadap tugas yang diberikan. dilakukan melalui observasi memperoleh
Keterampilan motorik halus pada anak data anak yang terampil sebanyak 73,6%.
usia 5-6 tahun melalui kegiatan melipat di TK Perolehan persentase membuktikkan bahwa
Islamic Center Samarinda mengalami hasil kegiatan yang telah dilakukan mencapai
peningkatan yang dapat dilihat dari hasil indikator keberhasilan yaitu ≥ 75%
belajar anak. Keterampilan anak dalam keterampilan motorik halus kelompok B
mengembangkan ide dan kreativitas membuat anak usia 5-6 tahun kelas KH.Abdul Rasyid
berbagai macam bentuk lipatan sesuai dengan Abul Hasan mengalami peningkatan.
waktu yang disediakan. Peningkatan motorik Berdasarkan hasil penelitian ini dapat
halus pada anak usia 5-6 tahun melalui disimpulkan bahwa melalui kegiatan
kegiatan melipat yakni mengkoordinasikan melipat kertas dapat meningkatkan
mata dan tangan untuk melakukan gerakan keterampilan motorik halus pada Kelompok B
Sitti Rujaipah, dkk, Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan … 211

kelas KH.Abdul Rasyid Abul Hasan di TK REFERENSI


Islamic Center Samarinda.
Anas Sudijono. (2010). Pengantar Statistik
5. UCAPAN TERIMAKASIH Pendidikan. Jakarta: PT Raja
GrafindoPersada.
Puji dan syukur saya panjatkan kepada
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan C.Asri Budiningsih. (2005). Belajar dan
rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan karya Pembelajaran. Jakarta: PT
tulis ilmiah ini. Penulisan karya tulis RinekaCipta.
ilmiah ini dilakukan dalam rangka
memenuhi salah satu syarat wajib dalam Djamarah, Syaiful Bahri. (2008). Psikologi
penyelesaian Program Studi Pendidikan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Profesi Guru Universitas Negeri Makassar
tahun 2021 angkatan 2 yang akan diterbitkan Dwi Yulianti. (2010). Bermain Sambil
di Jurnal Ilmiah Perguruan Tinggi. Saya Belajar Sains di Taman Kanak-Kanak.
menyadari bahwa tanpa bantuan dan Jakarta: PT Indeks.
bimbingan dari berbagai pihak, cukup sulit
bagi saya untuk menyelesaikan karya tulis Menteri Pendidikan Nasional. (2003).
ilmiah ini. Oleh sebab itu saya mengucapkan Undang-undang Republik Indonesia
terima kasih kepada: Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan
a. Allah SWT yang telah memberikan Nasional. Jakarta: Departemen
kesehatan, kemudahan dan kelancaran Pendidikan Nasional RI. (2009).
dalam menempuh Pendidikan Profesi Guru
ini. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
b. Pihak Perguruan tinggi Universitas Negeri Nomor 58 tentang Standar Pendidikan
Makassar. Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen
c. Ibu Dr. Azizah Amal, S.S, M.Pd selaku Pendidikan Nasional RI.
Dosen Pembimbing Lapangan (DPL).
d. Ibu Alia Nilawati, S.Pd selaku Guru Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Pamong yang telah membagi ilmu selama Kebudayaan Repubik Indonesia
PPL. Nomor 146 Tahun 2014 Tentang
e. Ibu Emmy Raraswati, S.Pd, M.Psi, selaku Kurikulum 2013 Pendidikan Anak
kepala sekolah KB & TK Islamic Center. Usia Dini.
Penulis berharap dengan adanya karya
ilmiah ini dapat menambah wawasan dan Permendiknas. (2009). Standar Kompetensi
manfaat untuk para pembaca. Semoga Allah Lulusan Pendidikan. Jakarta: Pusat
Ar-Rasyid selalu memudahkan dan
melancarkan segala urusan baik yang kita Perbukuan Departemen pendididkan Nasional
laksanakan. Aamiin yaa Mujiibassaailin. (http: //www. Permendiknas.
Penulis menyadari dalam penulisan go.id/download/ standar kompetensi.
karya tulis ilmiah ini masih terdapat doc, diakses 15 November 2021)
kekurangan, untuk itu diharapkan kritik
dan saran yang membangun untuk dapat Samsudin. (2008). Pembelajaran Motorik di
menyempurnakan karya tulis ilmiah ini. Taman kanak-Kanak.Jakarta: Litera.
Akhir kata, penulis mengucapkan
terima kasih dan semoga karya tulis ilmiah ini Slamet Suyanto. (2005). Dasar-Dasar
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang Pendidikan Anak Usia Dini.
membutuhkan. Yogyakarta: Hikayat Publishing.
212 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

Sumantri. (2005). Model Pengembangan


Soetjiningsih (1995) Perkembangan Jiwa Keterampilan Motorik Anak Usia
Anak Remaja. Bandung: PT. Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan
Rosdakarya Nasional Direktorat Jendral
Pendidikan Tinggi Direktorat
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Pembinaan Pendidikan Tenaga
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Kependidikan dan Tenaga Perguruan
Jakarta: PT Rineka Cipta. Tinggi.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Suwarsih Madya. (2007). Teori dan Praktik
Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta. Penelitian Tindakan. Bandung: CV
Alfabeta.
Sumanto. (2005). Pengembangan
Kreativitas Senirupa Anak TK. Trianto. (2011). Desain Pengembangan
Jakarta: Departemen Pendidikan Pembelajaran Tematik bagi Anak
Nasional Direktorat Jendral Usia Dini TK/ RA & Anak Usia Kelas
Pendidikan Tinggi Direktorat Awal SD/ MI. Surabaya: Kencana
Pembinaan Pendidikan Tenaga Presana Media Group.
Kependidikan dan TenagaPerguruan
Tinggi.

Anda mungkin juga menyukai