Nim : 857146484
BAB I
1
2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak
lahir sampai usia 6 tahun. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 28 Ayat 1
formal, nonformal, dan/atau informal, pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
Anak usia dini sedang dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang
paling pesat, baik fisik maupun mental. Pertumbuhan dan perkembangan anak
dan bahasa juga berlangsung sangat pesat. Oleh karena itu, usia dini (usia 0-8
bertakwa, serta berbudi luhur hendaklah dimulai dari PAUD. Itulah sebabnya
pendidikan selanjutnya.
individu dan kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada usia tersebut berbagai
Oleh karena itu, pengembangan secara tepat di usia dini menjadi penentu bagi
bangan anak usia dini meliputi aspek perkembangan bahasa, kognitif, nilai agama
3
atmosfer masyarakat belajar. Anak usia dini mempunyai potensi yang demikian
yaitu melalui kegiatan pembelajaran. Salah satu jalur pendidikan formal untuk anak
bagi anak usia 4-6 tahun yang biasanya pada lembaga pendidikan Taman Kanak-
kanak dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok A untuk anak usia 4-5 tahun dan
kelompok B untuk anak usia 5-6 tahun. Anak usia dini memiliki energi yang tinggi.
halus anak usia 5-6 tahun salah satunya yaitu meniru bentuk. Me-niru bentuk
meniru membuat garis tegak dan miring menjadi bentuk huruf, meniru melipat
kertas sederhana menjadi bentuk benda, mencocok ben-tuk lingkaran, dan masih
kegiatan menganyam kertas, hampir 80% dari jumlah anak meminta bantuan guru
anak meminta bantuan guru untuk menyelesaikan hasil lipatannya. Jumlah lipatan
sudah sesuai standar yang ada dalam indikator pengembangan kegiatan meniru
bentuk yaitu 1-7 lipatan. Tetapi kenyataan-nya sebagian besar anak usia 5-6
4
tahun tidak bisa menyelesaikan lipatan sampai ditahap akhir, mereka merasa
kesulitan melipat kertas. Hal-hal seperti itulah yang menyebabkan mereka tidak
hal tersebut di atas maka sangat perlu sebuah pengembangan motorik halus pada
anak usia 5-6 tahun Salah satu kegiatan pembelajaran yang dapat meningkatkan
Kegiatan melipat kertas bertujuan untuk melatih koordinasi mata dan otot- otot
modal awal anak sebagai bekalnya nanti dalam mengurus dirinya sendiri. Berawal
dari kegiatan melipat kertas akan sangat membantu anak untuk bisa melipat
bajunya sendiri, ataupun melipat benda-benda yang mudah untuk dilipat. Selain
itu kegiatan melipat ketas juga dapat meningkatkan kemampuan anak dalam
mengenal bentuk, dari kertas yang dilipat-lipat akan menjadi bentuk benda.
melalui Kegiatan Melipat Kertas pada Anak Usia 5-6 tahun di TK Islam Asalamah”.
B. Fokus Penelitian
Dari uraian yang telah dijabarkan di latar belakang diatas dan begitu luasnya
ruang lingkup permasalahan anak usia dini pada kemampuan motorik halus, maka
Kegiatan Melipat Kertas pada Anak Usia 5-6 tahun di TK Islam Asalamah Ciputat
C. Rumusan Masalah
berikut:
taggerang Selatan?
D. Tujuan Penelitian
E. Kegunaan Penelitian
1. Manfaat Teoritis
tentang dasar-dasar melipat kertas pada anak usia dini. Penilitian ini
bagi pendidikan anak usia dini. Hasil penelitian ini juga memperkaya pada
2. Manfaat Praktik
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Anak
kegembiraan serta kepuasan bagi anak. Jika hasil lipatan sesuai yang
c. Bagi Guru
6
pembelajaran.
Sebagai masukan orang tua dan anak untuk bahan pendekatan melalui
BAB II
7
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
(2007:216).
keterampilan tersebut.
halus lainnya, melatih kemampuan anak melihat ke arah kiri dan kanan,
para peserta didik dapat beranjak dari kondisi lemah menuju kondisi kuat,
Dini
melalui berbagai tahapan. Menurut Fits dan Postner (Sumantri, 2005: 101)
proses perkembangan belajar motorik anak usia dini terjadi dalam 3 tahap yaitu:
Tahap ini merupakan tahap awal dalam belajar gerak, tahap ini disebut
11
fase kognitif karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri anak
dengan aktif berpikir tentang gerakan yang dipelajari. Anak yang belajar
visual adalah informasi yang dapat dilihat. Informasi ini bisa berbentuk
berfungsi.
2. Tahap Asosiatif
Tahap ini disebut juga tahap menengah. Tahap ini ditandai dengan tingkat
baik, maka anak segera bisa dikatakan memasuki belajar yang disebut
tahap otomatisasi.
3. Tahap Otomatisasi
Pada tahap ini dapat dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak.
gerakan itu anak harus memperhatikan hal-hal lain selain gerakan yang
dilakukan. Hal ini bisa terjadi karena gerakannya sendiri sudah bisa
dilakukan secara otomatis. Pada tahap ini anak sudah dapat melakukan
a. Latihan pemanasan
tangan.
b. Latihan inti
hasil karya lipatan kertas yang telah ber-hasil mereka buat. Kegiatan
melipat kertas dapat melatih kesabaran peserta didik, seperti yang kita
c. Latihan penenangan
Tujuan untuk menyiapkan fisik dan mental anak untuk dapat mengikuti
menggunakan spidol kemudian hasil karya ditempel pada papan hasil karya
atau dapat dipakai sebagai media bermain bagi anak. Kegiatan selanjutnya
Harian atau RPPH terdiri atas kegiatan awal, kegiatan inti, istirahat, dan
kegiatan akhir.
secara klasikal. Kegiatan yang dapat dilakukan pada kegiatan awal antara
subtema
diawali dengan cuci tangan kemudian makan dan berdoa sebelum dan
bermain.
adalah suatu bentuk karya seni/kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari
berbentuk bujur sangkar, empat persegi, atau segi tiga menurut arah atau
melipat, tahapan melipat setiap bentuk yang akan dibuat dan kerapian
lipatan.
dari belajar melipat kertas anak diharapkan mampu melipat baju, melipat
motorik halus anak, seperti melatih gerak otot-otot tangan sehingga anak
kertas. Ini adalah latihan yang sangat baik untuk gerakan tangan.
72).
bujur sangkar dalam berbagai ukuran dan warna. Melipat juga dapat
b. Setiap model lipatan, ada yang dibuat dari kertas berbentuk bujur
sangkar, bujur sangkar ganda, empat persegi panjang, dan segi tiga.
empat persegi panjang. Lipatan model ikan dapat dibuat dari kertas
berbentuk segi tiga. Setiap model akan dapat dibuat dari kertas
dan sebagainya.
hasil lipatan.
dari kertas lipat yang digunakan oleh siswa. Selain itu lengkapi peragaan
papan tulis dan contoh hasil melipat yang sudah jadi dengan baik.
dari guru.
Beichler dan Snowman (Dwi Yulianti, 2010: 7) berpendapat bahwa anak usia
dini adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun. Sujiono (Sisca Rahmadonna, 2011:
1) menjelaskan bahwa anak usia dini adalah sekelompok anak yang berusia 0-8
Nomor 37 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 10 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak
Usia Dini, bahwa PAUD adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak
sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun melalui pemberian rancangan
Menurut Dewi Yulia (2010: 8), karakteristik anak usia dini antara lain:
A) Memiliki rasa ingin tahu yang besar, b) Merupakan pribadi yang unik, c)
usia 5 tahun untuk dapat duduk tenang memperhatikan sesuatu adalah sekitar
tentang karakteristik anak usia dini (Hibama S Rahman, 2002: 43-44) adalah
20
sebagai berikut.
perkembangan fisiknya. Karakteristik yang dilalui anak usia 2-3 tahun antara
lain:
emosi yang didasarkan pada faktor lingkungan karena emosi lebih banyak
Karakteristik anak 4-6 tahun antara lain: 1) Perkembangan fisik, anak sangat
kognitif, anak mampu berpikir secara analisis dan sintesis, deduktif dan
mulai ingin melepaskan diri dari orangtuanya. Anak sering bermain di luar
emosi anak mulai berbentuk dan tampak sebagai bagian dari kepribadian
anak.
perkembangan anak seperti aspek fisik, sosial, emosional, dan kognitif satu
sama lain saling terkait secara erat (Bredekamp dan Coople dalam Siti Aisyah
(Ernawulan, 2010: 7). Hal tersebut juga dikuatkan dengan pendapat dari
Santrock (2005: 79) bahwa tidak ada periode usia yang mendominasi
akan terus berjalan. Perkembangan terjadi secara teratur mengikuti pola atau
segi lainnya. Sebagai contoh, anak bisa merangkak sebelum berjalan, anak
penting bagi perkembangan proses berpikir anak. Aktivitas mental yang tinggi
pada anak dapat terbentuk melalui interaksi dengan orang lain. Greeberg
melukiskan bahwa pembelajaran dapat efektif jika anak dapat belajar melalui
B. Model Tindakan
Ada beberapa macam desain model PTK, di antaranya model Kurt Lewin,
Stephen Kemmis dan Robin Mc Taggart, Jhon Elliot, Dave Ebbutt. Istilah PTK
dikenal juga dengan classroom action research, PTK merupakan bagian dari
(Kunandar, 2008).
Model Kurt Lewin menjadi acuan pokok atau dasar dari adanya berbagai mdel
Konsep pokok penelitian tindakan Model Kurt Lewin terdiri dari empat
berikut
Acting
Gambar: 2.1 Model Desain Kurt Lewin
Planning Observating
Reflecting
Model PTK dari Jhon Elliot ini lebih rinci jika dibandingkan dengan model Kurt
setiap siklus terdiri dari beberapa aksi, yaitu antara tiga sampai lima aksi
Kemmis dan Mc Taggart 1988 dalam (Masnur, 2008: 8) mengatakan bahwa PTK
adalah studi yang dilakukan untuk memperbaiki diri sendiri, pengalaman kerja
sendiri, yang dilaksanakan secara sistematis, terencana, dan dengan sikap mawas
diri.
Siklus I
Refleksi
Pelaksanaan/
pengamatan
Siklus 2
Refleksi
Pelaksanaan/
pengamatan
ini, hal ini berdasarkan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah yang ada.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam
2. Waktu Penelitian
Tangerang Selatan.
3. Subjek Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada anak usia 5 – 6 tahun pada 10 orang peserta
Tabel 3.1
Tabel Jadwal Siklus I kegiatan Penelitian Tindakan kelas
Tabel 3.2
Tabel Jadwal Siklus II kegiatan Penelitian Tindakan kelas
B. Metode Penelitian
Penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Ada beberapa
konsep penelitian tindakan dapat dipahami salah satunya pada uraian yang
kelas adalah “Pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan”. Penelitian
tindakan kelas yang dimaksud adalah tindakan untuk meningkatkan mutu pem-
tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru didalam kelas. Action
dilakukan secara siklus, dalam rangka memecahkan masalah, sampai masalah itu
terpecahkan.
Ada banyak model penelitian tindakan kelas yang dikemukakan para ahli,
tetapi secara garis beras memiliki 4 (empat) tahapan yang harus dilalui, yaitu
1999).
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam bentuk siklus, maka penelitian ini
menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan Taggart yaitu ber-
C. Rancangan Tindakan
dikatakan selesai jika sudah mencapai indikator keberhasilan. Setiap siklus da-
lam penelitian ini terdapat empat langkah dan dilaksanakan secara sistematis
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengamatan
dalam penelitian ini adalah pengumpulan data yang bertujuan untuk me-
dilaksanakan.
4. Refleksi
pengembangan. Lebih lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada
perbedaan yang prinsip antara keduanya. Model ini banyak dipakai karena
sederhana dan mudah untuk dipahami. Rancangan Kemmis & Mc Taggart dapat
(Plan), pelaksanaan dan pengamatan (act & observe), dan refleksi (Reflect).
tercapai.
Gambar 3.1
Model Desain Kemmis dan Taggart
1. Desain Tindakan
halus melalui kegiatan melipat kertas pada anak usia 5-6 Tahun.
sebagai berikut:
a. Perencanaan
dan partisipatif
b. Pelaksanaan Tindakan
terjadi.
c. Observasi
penelitian.
LEMBAR OBSERVASI
Nama Anak:
Kriteria
No.
Pernyataan/Indikator Keberhasilan
Butir
BB MB BSH BSB
Anak mampu menciptakan
1. sesuatu dari kertas (misal:
membuat lipatan topi, baju, dll)
31
Keterangan:
- BB = Belum Berkembang
- MB = Mulai Berkembang
- BSH = Berkembang Sesuai Harapan
- BSB = Berkembang Sangat Baik
d. Refleksi
tahapan, yaitu:
dilakukan.
pembelajaran.
2. Prosedur Tindakan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila sebagian besar peserta didik mampu
mencapai indikator yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 75% dari 11 peserta
melipat kertas yang dapat menyelesaikan bentuk lipatan dengan ketelitian dan
hasil yang rapih, maka dapat dikatakan terjadi peningkatan keterampilan motorik
halus pada anak usia 5-6 di TK Islam Asalamah Ciputat Timur Tangerang
Selatan.
Data yang peneliti peroleh dari hasil observasi, mengamati secara langsung saat
kegiatan melipat kertas, wawancara dan dokumentasi berupa foto kegiatan anak
melalui kegiatan melipat kertas pada anak usia 5-6 di TK Islam Asalamah Ciputat
Timur Tangerang Selatan. Adapun definisi konsep dalam penelitian itu terbagi
berikut:
1. Definisi Konseptual
luruh yang menyiratkan maksud dari konsep atau istilah tersebut, bersifat
konstitutif (merupakan definisi yang disepakati oleh banyak pihak dan telah
motorik halus adalah segala aktivitas fisik yang melibatkan otot-otot halus dan
tivitas yang melibatkan koordinasi yang cermat serta ketelitian mata-tangan anak.
2. Definisi Operasional
dari suatu konsep. Definisi operasional ini merupakan jembatan antara tingkat
Menurut Hurlock (Depdiknas, 2007: 10), motorik halus adalah gerak otot-
koordinasi yang cermat serta ketelitian mata-tangan. Hal itu sesuai dengan yang
3. Kisi-Kisi Instrumen
penilaian yang digunakan untuk mengikuti sejauh mana kegiatan anak pada
penelitian dan proses penyampaian materi yang dilakukan oleh guru dan peserta
didik.
34
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Motorik Halus
Melalui Kegiatan Melipat Kertas
4. Jenis Instrumen
LEMBAR OBSERVASI
KETERAMPILAN MOTORIK HALUS
Hari/Tanggal :
Waktu :
Tema/Subtema :
Semester/Minggu :
9.
10.
Keterangan:
motorik halus pada anak usia 5-6 tahun di TK Islam Asalamah Ciputat Timur
5. Validasi Instrumen
Proses analisis data yang dilakukan pada tindakan kelas ini berlangsung
kuantitatif
angka.
2010: 43):
f
P= X 100%
N
Keterangan:
P = Angka persentase
G. Keabsahan Data
Keabsahan Data pada penelitian tindakan kelas ini, berdasarkan hasil ob-
36
servasi dan pengumpulan data dari kolabolator I dan kolabolator II dengan mem-
Data proses yang berupa observasi akan dikelompokan sesuai dengan kom-
ponen yang ada kemudian dibandingkan antara hasil observasi peneliti, hasil guru
kelas dan hasil teman sejawat. Hasil perbandingan tersebut menjadi acuan sebagai
sehingga dapat diketahui apakah tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan
Setelah data terkumpul selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data yang
2. Validitas Data
H. Jadwal Penelitian
Adapun jadwal peneltian yang ditulis oleh penulis sebagai berikut
Bulan / Minggu ke
No Uraian Kegiatan
Oktober November
J . Daftar Pustaka
Maimunah, Hasan. 2010 PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). (Yogyakarta: Diva
Press., ).