ABSTRAK
1
2
Pendahuluan
a. Latar Belakang
1. Identifikasi masalah
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pada bab I pasal 1 Ayat 14 menyebutkan bahwa Pendidikan
Anak Usia Dini adalah salah satu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan 6 tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut. Selanjutnya dalam Peraturan
Pemerintah No. 17 tahun 2010 pasal 61 bahwa pendidikan anak usia dini
berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh
potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan
kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki
kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.
Aspek yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah
aspek pengembangan pembiasaan meliputi sosial, emosi, kemandirian,
moral, dan nilai-nilai agama, serta pengembangan kemampuan dasar
yang meliputi pengembangan bahasa, kognitif, dan fisik motorik sesuai
pertumbuhan anak (Tadkiroatun Musfiroh, 2008: 4). Pertumbuhan anak
pada masa ini perlu mendapat rangsangan untuk menerima informasi
yang bermanfaat bagi anak, serta mengembangkan sikap sosial
emosional. Seiring dengan pertumbuhan otak, maka pertumbuhan
jasmani penting untuk diperhatikan. Perkembangan pada anak usia dini
mencakup perkembangan fisik dan motorik, kognitif, sosial emosional
dan bahasa. Pada masa ini anak sudah memiliki keterampilan dan
kemampuan walaupun belum sempurna. Usia anak pada masa ini
merupakan fase fundamental yang akan menentukan kehidupannya
dimasa datang. Untuk itu, kita harus memahami perkembngan anak usia
dini khususnya perkembangan fisik dan motorik.
3
b. Rumusan masalah
1. Apakah melalui kegiatan menggunting dapat meningkatkan kemampuan
motorik halus anak di KB Bunga Tanjung Tanjungkulon?
2. Bagaimana langkah-langkah guru untuk meningkatkan kemampuan
motorik halus anak melalui kegiatan menggunting di KB Bunga Tanjung
Tanjungkulon?
3. Bagaimana hasil perbaikan untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus melalui kegiatan menggunting KB Bunga Tanjung Tanjungkulon?
c. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kegiatan menggunting dapat meningkatkan kemampuan
motorik halus anak di Kelompok B KB Bunga Tanjung Tanjungkulon.
2. Mendeskripsikan langkah-langkah guru untuk meningkatkan kemampuan
motorik halus anak melalui kegiatan menggunting di Kelompok B KB
Bunga Tanjung Tanjungkulon.
3. Mengetahui hasil perbaikan untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus melalui kegiatan menggunting Kelompok B KB Bunga Tanjung
Tanjungkulon.
d. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi guru, memperoleh pengalaman profesional dalam memberikan
motivasi kepada anak, dalam penggunaan metode dan media
pembelajaran/alat peraga.
5
2. Bagi anak didik, memberikan motivasi sehingga anak lebih tertarik untuk
mengikuti kegiatan menggunting.
3. Bagi sekolah, memajukan sekolah sehingga mendorong guru-guru
mengembangkan wawasan profesionalismenya, membuka wawasan
kependidikan bagi guru sehingga tergerak mengadakan perbaikan melalui
Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dan proses pembelajaran lebih efektif.
4. Bagi orang tua, dapat mengetahui tentang kemampuan motorik halus
anak melalui kegiatan menggunting sesuai gambar atau pola.
6
Kajian Pustaka
a. Pendidikan Anak Usia Dini
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang
fundamental dalam kehidupan seorang anak dan pendidikan pada masa ini
sangat menentukan keberlangsungan anak itu sendiri juga bagi suatu bangsa.
Oleh karena itu usia dini merupakan aset dan investasi masa depan bagi suatu
bangsa (Luluk Asmawati, 2015: 2.23).
Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, PAUD adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan
kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melaui pemberi rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rokhani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidika lebih lanjut.
Widarmi D Wijana dalam bukunya “Kurikulum Pendidikan Anak Usia
Dini” mengatakan bahwa PAUD adalah program pendidikan anak usia dini
(0-6 tahun) secara holistik yang dapat dipergunakan dalam memberikan
layanan kegiatan pengembangan dan pendidikan pada semua jenis program
yang ditunjuk bagi anak usia dini yang memiliki peran penting bagi
perkembangan individu dan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dari beberapa pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa
pengertian PAUD adalah salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitik beratkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan
perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya
pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, dan kecerdasan spiritual), sosial
emosional (sikap dan perilaku serta agama), bahasa dan komunikasi, sesuai
dengan keunikan, dan tahap-tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia
dini.
b. Motorik Halus Anak
1. Pengertian Motorik Halus
Motorik halus adalah gerakan-gerakan tubuh yang melibatkan otot-
otot kecil, misalnya otot-otot jari tangan, otot muka, dan lain-lain. Gerakan
7
motorik halus, terutama yang melibatkan otot tangan dan jari biasanya
membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan dan koordinasi antara mata
dan otot kecil. Beberapa gerakan yang termasuk dalam gerakan motorik
halus, misalnya menggunting, merobek, menggambar, menulis, melipat,
meronce, menjahit, meremas, menggenggam, menyusun balok, meringis,
melotot, tertawa dan sebagainya (Bambang Sujiono, 2015: 12).
Motorik halus merupakan gerakan anak untuk melakukan kegiatan
yang melibatkan koordinasi antara mata, tangan, dan otot-otot kecil pada
jari-jari, pergelangan tangan, lengan yang digunakan untuk aktivitas seni,
seperti menggunting, melukis, dan mewarnai ( Winda Gunarti, dkk, 2015:
2.17).
Motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-
otot kecil seperti jari jemari dan tangan yang sering membutuhkan
kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan, keterampilan yang
mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan obyek yang
kecil atau pengontrolan mesin, misalnya mengetik, menjahit dan lain-lain.
(Sumantri, 2005: 143).
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan banwa motorik halus
adalah kemampuan anak dalam melakukan gerakan yang melibatkan
bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi
memerlukan koordinasi yang cermat dan tekun dalam melakukan aktivitas
seni. Khusus di TK, pengembangan kegiatan motorik halus lebih banyak
diarahkan pada latihan otot tangan dan jari. Keterampilan ini digunakan
untuk makan, berpakaian, menulis, menggunting, dan menggunakan
bermain konstruksi kecil.
2. Fungsi Perkembangan Motorik Halus
Fungsi perkembangan motorik halus yaitu:
a) Melalui keterampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya dan
memperoleh perasaan senang.
b) Melalui keterampilan motorik, anak dapat beranjak dari kondisi
helpessness (tidak berdaya) pada bulan-bulan pertama kehidupannya.
8
* Usia 5-6 Tahun : bisa menggunting bentuk lingkaran, segi tiga, atau segi
empat.
Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pengembangan
a. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian
Subjek penelitian kelompok B KB Bunga Tanjung Tanjungkulon dengan
jumlah anak didik 18 anak terdiri dari 7 perempuan dan 11 laki-laki.
Penelitian ini dilaksanakan di KB Bunga Tanjung Kecamatan Kajen
Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, mulai
dari pertengahan April sampai akhir April. Siklus I dilaksanakan peneliti pada
tanggal 10-15 April 2017 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 25-29 April
2017. Bidang yang diteliti adalah kemampuan pengembangan fisik motorik
halus melalui kegiatan menggunting di KB Bunga Tanjung Tanjungkulon.
b. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Langkah-langkah perbaikan tersebut akan dilaksanakan 5 hari (5 RKH)
berturut-turut. Penulis merencanakan dua siklus yang terdiri dari empat tahap,
seperti rencana pelaksanaan, prosedur pelaksanaan PTK, recana pengamatan
dan pengumpulan data, dan rencana refleksi.
a. Rencana Tindakan Siklus I
1) Perencanaan
a) Menyiapkan rencana siklus I yang terdiri dari 5 RKH
b) Menyiapkan skenario kegiatan perbaikan siklus I
c) Mendiskusikan desain pembelajaran kegiatan perbaikan dengan
teman sejawat dan supervisor 2
d) Menyiapkan lembar observasi bagi anak didik dan guru
e) Menyiapkan bahan dan alat yang akan digunakan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran
2) Pelaksanaan
a) Kegiatan Awal
Setelah anak dikondisikan dengan baik, guru memberikan
apersepsi mengenai sub tema yang akan dibahas dengan anak
didik. Kegiatan ini dilaksanakan secara klasikal.
11
b) Kegiata Inti
(1) Guru menyiapkan bahan dan alat untuk kegiatan
menggunting sesuai dengan materi yang akan diajarkan.
(2) Guru mendemonstrasikan cara menggunting sesuai dengan
sub tema yang dibahas.
(3) Guru mempersilahkan anak untuk menggunting secara
individual.
(4) Guru memberi bimbingan dan motivasi bagi anak yang
mengalami kesulitan dalam mengerjakan kegiatan tersebut.
(5) Guru melakukan pengamatan selama kegiatan perbaikan
pembelajaran
c) Kegiatan Akhir
Pada kegiatan akhir pembelajaran guru mengulas kegiatan yang
telah dilaksanakan dan melakukan tanya jawab pada anak didik
untuk mencari tahu anak didik yang belum mampu
mengerjakan kegiatan perbaikan tersebut.
Rencana Kegiatan Siklus I
RKH 1 : Pembukaan: BCC Tentang macam-macam peralatan
mandi, inti: PT. Menggunting gambar sabun mandi,
penutup: DM/PT. Bernyanyi “Bangun Tidur”
RKH 2 : Pembukaan: Bercerita tentang kegiatan sebelum ke
sekolah (mandi, sarapan), inti: PT. Menggunting
gambar handuk, penutup: TJ Tentang kegiatan sehari
RKH 3 : Pembukaan: PL. Bercerita tentang kegiatan sebelum ke
sekolah (sarapan pagi), inti: PT. Menggunting gambar
kotak makan, penutup: PL. Menceritakan pengalaman
sendiri
RKH 4 : Pembukaan: BCC Tentang makanan 4 sehat 5
sempurna, inti: PT. Menggunting gambar gelas,
penutup: PL. Bercerita tentang membuang sampah pada
tempatnya.
12
Anak
Sudah 2 11% 10 56% 15 83%
Mampu
Anak
Mulai 6 33% 4 22% 2 11%
Mampu
Anak
Belum 10 56% 4 22% 1 6%
mampu
b. Saran
1. Bagi anak didik
a. Anak hendaknya lebih berkonsentrasi pada kegiatan pembelajaran,
sehingga dapat memahami setiap penjelasan yang diberikan oleh guru
dengan baik.
b. Anak hendaknya tetap bersemangat untuk belajar, sehingga dapat
mengembangkan seluruh potensi diri dan meningkatkan kemampuan
dalam kegiatan belajar.
2. Bagi guru
a. Guru hendaknya berupaya untuk memberi kegiatan pembelajaran yang
menarik, menantang, kreatif dan inovatif agar dapat bereksplorasi
seluruh potensi yang dimiliki anak sesuai dengan kebutuhan,
kemampuan, dan karakteristik anak.
b. Guru hendaknya memberikan penjelasan pembelajaran dengan jelas
dan disertai dengan metode pembelajaran yang sesuai, sehingga dapat
mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Guru hendaknya memberikan bimbingan, pengawasan, dan moativasi
kepada anak dengan baik.
d. Guru TK diharapkan terus mengikuti perkembangan tentang dunia
pendidikan anak usia dini, sehingga dapat meningkatkan kualitas
kegiatan pengembangannya.
3. Bagi lembaga pendidikan (sekolah)
a. Sekolah hendaknya untuk melengkapi sarana dan prasarana
pembelajaran yang memadai, sehingga dapat mendukung kelacaran
proses kegiatan pembelajaran.
b. Sekolah hendaknya memberi dukungan dan kesempatan kepada guru
untuk meningkatkan kompetensinya, sehingga dapat menjadi seorang
guru yang profesional.
c. Sekolah hendaknya menciptakan suasana yang kondusif di lingkungan
pendidikannya.
22
Daftar Pustaka
Aisyah, Siti, dkk. 2009. Perkembangan dan Konsep Dasar pemgembangan Anak
Usia Dini.Jakarta: Universitas Terbuka.
Arikunto. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi aksara
Aisyah, Siti, dkk. 2009. Perkembangan dan Konsep Dasar pemgembangan Anak
Usia Dini.Jakarta: Universitas Terbuka.
Asmawati, Luluk, dkk. 2015. Pengelolaan Kegiatan Pengembangan Anak usia
Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Gunarti, Winda, dkk. 2015. Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan
Dasar Anak Usia Dini. Jakart: Universitas Terbuka.
------Kamus Besar Bahasa Indonesia. 1990. Balai Pustaka Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan.
Hildayani, Rini, dkk. 2014. Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Pamadhi, Hajar dan sukardi. Evan. 2008. Seni Keterampilan Anak. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Pekerti, Widia, dkk. 2015. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta; Universitas
Terbuka.
Sujiono, Nuraini, Y, dkk. 2014. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Sujono, Bambang, dkk. 2015. Metode Pengembangan Fisik. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Wijana, Widarmi, D, dkk. 2010. Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:
Universitas Terbuka.