Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS


(PTK)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK


MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING YANG BERVARIASI
DI PAUD KELOMPOK BERMAIN MUTIARA BUNDA
DESA GADING MAS KECAMATAN SUNGAI MENANG
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

Disusu Oleh :
AZIZA
NIM : 836089996

POKJAR SIMPANG PEMATANG


KABUPATEN MESUJI
TAHUN 2019
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK
MELALUI KEGIATAN MENGGUNTING YANG BERVARIASI
DI PAUD KELOMPOK BERMAIN MUTIARA BUNDA
DESA GADING MAS KECAMATAN SUNGAI MENANG
KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR

NAMA : AZIZA
NIM : 836089996

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus melalui kegiatan
menggunting pada anak usia dini di kelompok PAUD Kelompok Bermain Mutiara Bunda Desa
Gading Mas Kecamatan Sungai Menang Kabupaten Ogan Komering Ilir
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas kolaboratif yang dilaksanakan dalam 2
siklus. Subjek penelitian ini adalah anak-anak kelompok Tk B di PAUD Kelompok Bermain Mutiara
Bundayang berjumlah 22 orang. . Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran 2016/2017.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi. Instrumen
pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif
kualitatif dan kuantitatif. Peningkatan kemampuan motorik halus dikatakan berhasil apabila
persentase kemampuan motorik halus anak mencapai 80% dengan kriteria baik.
Hasil penelitian keterampilan motorik halus Pra Tindakan kriteria kurang baik dengan nilai
rata-rata keterampilan motorik halus sebesar 47.3%. Hasil penelitian Siklus I kriteria cukup dengan
nilai rata-rata keterampilan motorik halus sebesar 62.2%. Setelah dilakukan tindakan pada siklus I
telah berhasil meningkatkan keterampilan motorik halus tetapi belum mencapai indikator
keberhasilan sehingga diperlukan siklus selanjutnya. Hasil Siklus II pencapaian kriteria baik dengan
nilai rata-rata keterampilan motorik halus sebesar 84.1%. Peningkatan ini diperoleh melalui
kegiatan menggunting dengan dengan langkah-langkah pembelajaran yaitu: (1) menyiapkan media
dan alat yang digunakan di kegiatan menggunting, (2) memberikan contoh cara menggunting sesuai
pola gambar, (3) membagikan media dan alat yang digunakan dalam kegiatan menggunting secara
proporsional untuk setiap kelompok, (4) anak diperkenankan melakukan kegiatan menggunting
dengan berbagai media sesuai dengan contoh yang diberikan oleh guru.

Kata Kunci : keterampilan motorik halus, kegiatan menggunting


I. PENDAHULUAN
A. Latar BelakangMasalah
Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk
mengembangkan keterampilan yang merupakan pendidikan dasar serta mengembangkan diri
secara utuh sesuai dengan asas pendidikan sedini mungkin dan sepanjang hayat. Aspek yang
dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini adalah aspek pengembangan pembiasaan
meliputi sosial, emosi, kemandirian, moral, dan nilai-nilai agama, serta pengembangan
kemampuan dasar yang meliputi pengembangan bahasa, kognitif, dan fisik motorik
Bredekamp & Copple, menurut Tadkiroatun Musfiroh (2008: 4).
Berdasarkan pengamatan di PAUD Kelompok Bermain Mutiara Bunda, keterampilan
motorik halus kelompok TK B belum begitu berkembang. Beberapa anak menunjukkan
keterlambatan dalam keterampilan motorik halusnya terutama menggunting, yang ditandai
dengan belum terampilnya anak dalam menggunting. Dari 22 anak tercatat sebanyak 7 anak
yang masih belum tepat dalam menggunting sesuai garis atau belum mengikuti garis batas.
Ada 6 anak yang cara memegang guntingnya belum benar dengan menggunakan dua jarinya
saja sehingga hasil guntingannya kurang ada penekanan dan kertas yang digunting sulit untuk
diguntingnya. Ada 5 anak yang cepat selesai mengguntingnya sehingga hasilnya masih
kurang rapi dan asal-asalan, akan tetapi ada 4 anak yang mengerjakannya dengan mampu dan
terampil sehingga hasilnya sesuai harapan.
No Aspek yang dinilai Jumlah Anak Presentase
Anak yang masih belum tepat dalam
1 7 31,8%
menggunting sesuai garis
Anak yang cara memegang guntingnya belum
2 6 27,3%
benar
Anak yang cepat selesai mengguntingnya
3 5 22,7%
sehingga hasilnya masih kurang rapi
Anak yang mengerjakannya dengan mampu dan
4 4 18,2%
terampil
JUMLAH 22 100%

Kasus di atas menyebutkan bahwa anak kelompok TK B mengalami kesulitan dalam


pengembangan motorik halus, dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti pengembangan
keterampilan anak usia dini seringkali terabaikan atau dilupakan oleh orang tua, pembimbing
atau bahkan guru sendiri. Faktor penyebab yang lain yaitu lemahnya koordinasi mata dan
otot-otot tangan.
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas pembelajaran motorik halus, guru belum
variatif dalam kegiatan menggunting sehingga anak kurang tertarik dan mengakibatkan
kurang optimalnya perkembangan motorik halus.
Berdasarkan deskripsi di atas diperlukan adanya kegiatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan keterampilan motorik halus anak. Salah satu kegiatan pembelajaran yang dapat
meningkatkan keterampilan motorik halus anak yaitu kegiatan menggunting yang bervariasi.
Kegiatan menggunting bertujuan untuk melatih koordinasi mata dan otot-otot tangan serta
konsentrasi. Keterampilan menggunting bisa menjadi tahap persiapan awal anak menulis
terutama saat memegang pensil. Kegiatan menggunting salah satu stimulus yang dapat
dikembangkan oleh pendidik dalam mengembangkan motorik anak terutama motorik halus
anak. Anak akan mampu mengkoordinasi indra mata dan aktivitas tangan melalui kegiatan
menggunting.Peneliti menggunakan berbagai media dalam kegiatan menggunting, karena
dengan berbagai media dapat melatih anak mulai dari tahap menggunting awal sampai sulit.
Anak dapat menyesuaikan ketebalan alat yang digunakan maupun bahan yang digunakan
mulai dari tingkat kesulitan yang temudah sampai tahap menggunting akhir dengan berbagai
media tersebut. Selain itu dengan berbagai media yang gunakan dalam kegiatan
menggunting menjadikan pembelajaran lebih bervariasi sehingga diharapkan anak lebih aktif
dan menarik minat anak dalam mengikuti pembelajaran.
Di PAUD Kelompok Bermain Mutiara Bunda, kegiatan menggunting hanya
dilakukan 3x dalam 1 semester, sehingga motorik halus anak dalam menggunting belum
berhasil sesuai harapan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
bagaimana meningkatkan kemampuan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting
yang bervariasi di PAUD Kelompok Bermain Mutiara Bunda?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengembangan


Tujuan penelitian perbaikan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik
halus anak melalui kegiatan menggunting yang bervariasi di PAUD Kelompok Bermain
Mutiara Bunda .

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengembangan


1. Bagi guru
a. Guru dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya.
b. Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat menunjukkan bahwa
mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran.
c. Membuat guru lebih percaya diri.
d. Guru mendapat kesempatan berperan aktif mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan sendiri.
2. Bagi anak
Manfaat penelitian bagi anak yaitu dapat meningkatkan kemampuan motorik
halus anak melalui kegiatan menggunting yang bervariasi yang menyenangkan.
3. Bagi orang tua
Manfaat penelitian bagi orang tua yaitu agar dapat memilih permainan yang
sesuai dengan kemampuan dan umur anak supaya anak dapat berkembang dengan
baik.
II. KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Pengertian Anak Usia Dini
Menurut NAEYC (National Association For The Education Of Young Children),
mengatakan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8
tahun yang tercakup dalam program pendidikan di Taman Penitipan Anak, Penitipan
Anak pada Keluarga (Family ChildCarehome), Pendidikan pra Sekolah baik swasta
maupun negri, TK dan SD (NAEYC,1992).
Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada pasal1 ayat 14 menyatakan bahwa pendidikan anak
sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Depdiknas,
2003).

2. Pengertian Keterampilan Motorik Halus Anak Usia Dini


Sukadiyanto (1997: 70) menyatakan bahwa keterampilan motorik adalah keterampilan
seseorang dalam menampilkan gerak sampai gerak lebih kompleks. Keterampilan motorik
tersebut merupakan suatu keterampilan umum seseorang yang berkaitan dengan berbagai
keterampilan atau tugas gerak. Dengan demikian keterampilan motorik adalah keterampilan
gerak seseorang dalam melakukan penunjang dalam segala kegiatan.
Sejalan dengan hal di atas Sumantri (2005: 143) menyatakan bahwa keterampilan
motorik halus adalah pengorganisasian penggunaan sekelompok otot-otot kecil. Seperti jari-
jari jemari dan tangan sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dan tangan,
keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan objek yang
kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya, mengetik, menjahit, menggunting dan lain-
lain.

a. Tujuan Keterampilan Motorik Halus Anak Usia Dini


Sumantri (2005: 145) mengemukakan bahwa aktivitas keterampilan motorik halus anak
Taman Kanak-kanak bertujuan untuk melatih kemampuan koordinasi motorik anak.
Koordinasi antara mata dan tangan dapat dikembangkan melalui kegiatan menggunting,
mewarnai, menempel, memalu, merangkai benda dengan benang (meronce), menjiplak
bentuk.
Yudha M. Saputra & Rudyanto (2005: 115), menjelaskan tujuan dari keterampilan
motorik halus yaitu:
a. Mampu memfungsikan otot-otot kecil seperti gerakan jari tangan.
b. Mampu mengkoordinasi kecepatan tangan dan mata.
c. Mampu mengendalikan emosi.
3. Fungsi Keterampilan Motorik Halus Anak Usia Dini
Toho dan Gusril (2004: 51) menyatakan bahwa fungsi utama motorik ialah
mengembangkan kesanggupan dan keterampilan setiap individu yang berguna untuk
mempertinggi daya kerja. Lebih lanjut dijelaskan bahwa dengan mempunyai keterampilan
motorik yang baik, tentu individu mempunyai landasan untuk menguasai tugas keterampilan
yang khusus.
4. Prinsip-prinsip Pengembangan Keterampilan Motorik Halus Anak Usia Dini
Sumantri (2005: 148) mengemukakan bahwa pendekatan pengembangan motorik halus
anak usia Taman Kanak-kanak hendaknya memperhatikan beberapa prinsip-prinsip sebagai
berikut:
(a) berorientasi pada Kebutuhan Anak
(b) belajar sambil bermain
(c) kreativitas dan Inovatif
(d) Lingkungan Kondusif
(e) Tema
(f) mengembangkan keterampilan hidup
(g) menggunakan kegiatan terpadu
(h) kegiatan berorientasi pada prinsip-prinsip perkembangan anak.
5. Karakteristik Keterampilan Motorik Halus Umur 5-6 Tahun
Caughlin (Sumantri, 2005: 104) mengemukakan ciri-ciri keterampilan motorik halus
berdasarkan kronologi usia:
a. Keterampilan Motorik Halus Umur 5 Tahun :
 Membangun menara setinggi 20 kotak.
 Menggambar sesuatu yang berarti bagi anak tersebut dan gambar tersebut dapat
dikenali orang lain.
 Mempergunakan gerakan-gerakan jemari dalam permainan jemari.
 Menjiplak gambar kotak
 Menulis beberapa huruf.Memotong sederhana.
b. Keterampilan Motorik Halus Umur 6 Tahun
 Membangun menara setinggi 20 kotak.
 Menggambar orang beserta rambut dan hidung.
 Mewarnai dengan garis-garis.
 Memegang pensil dengan benar antara ibu jari dan dua jari.
 Menulis nama.
 Membuat persegi panjang dan segitiga
 Memotong bentuk-bentuk sederhana.
Yudha M. Saputra & Rudyanto (2005: 120-121) mengemukakan ciri-ciri keterampilan
motorik halus yaitu:
1. Keterampilan Motorik Halus Umur > 3-4 Tahun a.
 Meremas kertas.
 Memakai dan membuka pakaian dan sepatu sendiri.
 Menggambar garis lingkaran dan garis silang (garis tegak dan datar).
 Menyusun menara empat sampai tujuh balok.
2. Keterampilan Motorik Halus Anak Usia > 5-6 Tahun
 Menempel.
 Mengerjakan puzzle (menyusun potongan-potongan gambar).
 Menjahit sederhana.
 Makin terampil menggunakan jari tangan (mewarnai dengan rapi).
 Mengisi pola sederhana (dengan sobekan kertas, stempel).
 Mengancingkan kancing baju
 Memotong bentuk-bentuk sederhana.
 Menggambar dengan gerakan naik turun barsambung (seperti, gunung atau bukit).
 Menarik garis lurus lengkung, dan miring.
 Melipat kertas.
Landasan Teori Pembelajaran Keterampilan Motorik Halus Anak Usia Dini
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari
adanya interaksi antara stimulus dan respon. Belajar merupakan bentuk perubahan yang
dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru
sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. seseorang dianggap telah belajar sesuatu
jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya. Menurut teori behavioristik yang
terpenting adalah masukan atau input yang berupa stimulus dan keluaran atau output yang
berupa respon.

B. Kegiatan Menggunting
1. Pengertian Menggunting
Menggunting merupakan kegiatan kreatif yang menarik bagi anak-anak. Menggunting
termasuk teknik dasar untuk membuat aneka bentuk kerajinan tangan, bentuk hiasan dan
gambar dari bahan kertas dengan memakai bantuan alat pemotong. Sumantri (2005: 152)
mengemukakan bahwa menggunting adalah memotong berbagai aneka kertas atau bahan-
bahan lain dengan mengikuti alur, garis atau bentuk-bentuk tertentu merupakan salah satu
kegiatan yang mengembangkan motorik halus anak. Koordinasi mata dan tangan dapat
berkembang melalui kegiatan menggunting. Saat menggunting jari jemari anak akan bergerak
mengikuti pola bentuk yang digunting.
2. Manfaat Kegiatan Menggunting
Sumantri (2005: 157) mengemukakan manfaat kegiatan menggunting untuk
mengembangkan keterampilan, melatih koordinasi tangan dan mata, dan konsentrasi yang
merupakan persiapan awal atau pengenalan kegiatan menulis. Kegiatan menggunting sangat
bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan anak dalam menggerakkan otot-otot tangan
dan jari-jari anak.
3. Media Pembelajaran Menggunting
Cucu Eliyawati (2005: 104) mengemukakan bahwa media pembelajaran merupakan
wahana penyalur pesan dalam proses komunikasi pendidikan. Agar pesan-pesan pendidikan
yang disampaikan guru dapat diterima dengan baik oleh anak. Peran media dalam kegiatan
pendidikan untuk anak usia dini sangat penting karena perkembangan anak pada saat itu
berada pada masa berfikir konkrit sehingga anak diharapkan dapat mempelajari sesuatu
secara nyata. Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan menggunting pada
penelitian ini diharapkan dapat menarik minat anak untuk melakukan kegiatan. Media
pembelajaran digunakan untuk dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta
didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Adapun
media yang sesuai dalam kegiatan menggunting di antaranya:
(a). kertas
4. Langkah–langkah Kerja Menggunting
Kegiatan menggunting merupakan kegiatan kreatif yang menarik bagi anak-anak.
Menggunting membutuhkan langkah kerja yang memudahkan anak untuk melakukannya.
Secara umum prosedur kerja menggunting menurut Sumanto (2005:109) adalah sebagai
berikut:
(a.) Tahap persiapan
(b.)Tahap pelaksanaan
(c.) Tahap penyelesaian.
Berikut ini jenis menggunting secara langsung dan tidak langsung di antaranya:
1. Menggunting lurus secara langsung
Pola Benda-benda langit
2. Menggunting lurus secara tidak langsung.
1. Lipatan setengah, kertas dilipat satu kali dibagian tengah (pola setengah)
kemudian digunting.
2. Lipatan seperempat, caranya:
1. kertas bujur sangkar dilipat miring,
2. Hasil lipatan berbentuk segitiga kemudian dilipat satu kali lagi sampai
dihasilkan bentuk segitiga yang besarnya seperempat dari kertas bujur
sangkar. Selanjutnya digunting sesuai pola yang dibuat.
3. Menggunting lengkung secara langsung.
Menggunting lengkung secara langsung yaitu menggunting lembaran kertas
dengan alat gunting secara langsung sesuai bentuk yang dibuat. Pola guntingan
lengkung
4. Menggunting lengkung secara tidak langsung.
Lipatan setengah, kertas dilipat ditengah kemudian digunting melengkung
mengikuti pola.
5. Langkah Pembelajaran Pengembangan Keterampilan Motorik Halus melalui
Kegiatan Menggunting
Guru dalam mengajarkan menggunting, hendaknya mengikuti petunjuk–petunjuk yang
ada. Adapun petunjuk mengajarkan menngunting menurut Sumanto (2005: 113) adalah
sebagai berikut:
c. Guru dalam memberikan peragaan langkah-langkah menggunting pada anak supaya
menggunakan peraga yang ukurannya cukup besar (lebih besar) dari kertas lipat yang
digunakan oleh siswa. Selain itu lengkapi peragaan tersebut dengan gambar dan contoh
guntingan yang ditempelkan di papan tulis.
d. Setiap tahapan menggunting yang sudah dibuat oleh siswa hendaknya diberikan penguatan
oleh guru.
e. Bila anak sudah selesai membuat satu model atau bentuk guntingan berikan kesempatan
untuk mengulangi menggunting lagi agar setiap anak memiliki keterampilan sendiri
membuat guntingan tanpa bantuan bimbingan guru.
f. Hasil guntingan yang ditempelkan di kertas gambar berikanlah kebebasan anak untuk
menyusunnya sendiri sesuai kreasinya masing-masing.Demikian pula keinginannya anak
untuk menambahkan pewarnaannya.

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A. Subjek, Tempat dan Waktu serta Pihak yang Membantu Penelitian
1. Subjek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok Bermain
PAUD Kelompok Bermain Mutiara Bunda Desa Gaidng Mas yang berjumlah 22
anak yang terdiri dari 10 orang laki-laki dan 12 orang perempuan.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan PAUD Kelompok Bermain Mutiara Bunda Desa
Gading Mas Kecamatan Sungai Menang Kabupaten Ogan Komering Ilir.
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B pada semester I tahun ajaran
2019/2020. Waktu dalam pelaksanaan penelitian ini bulan April 2019 yang terdiri
dari 2 siklus. Setiap siklus dilaksanakan dalam 5 kali pertemuan. Jadwal kegiatan
penelitian dapat dilihat pada table berikut ini:

Table 1.
Jadwal Kegiatan Penelitian
No Kegiatan Waktu
A Perencanaan
1. Membuat rancangan satu April 2019
siklus
2. Membuat RKH, scenario April 2019
perbaikan, alat penilaian,
lembar observasi dan
menyediakan alat untuk
kegiatan perbaiakan
pembelajaran
B Pelaksanaan
1. Siklus 1 11,12,13,14,15 April 2019
2. Siklus 2 18,19,20,21,22 April 2019
C Penyusunan laporan Mei 2019

4.Pihak yang membantu


Dalam pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran ini peneliti dibantu oleh
beberapa pihak dan penilai yaitu:
a. Supervisor 1 adalah Ibuk Dra.Misyar, M.Pd selaku pembimbing PKP dalam
memberi masukan, saran dan dalam pembuatan laporan pemantapan
kemampuan profesional.
b. Supervisor 2 sekaligus penilai 1 adalah Ibuk Arnita Zulhartini, S.Pd AUD
selaku pembimbing, memberi masukan dan arahan serta menilai dalam
pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan dengan menggunakan APKG1
dan APKG 2.
c. Penilai 2 adalah Ibuk Leni Susi Yanti S.Pd AUD yang menilai dalam
pelaksanaan perbaikan kegiatan pengembangan dengan menggunakan APKG 1
dan APKG 2
d. Anak didik PAUD Terpau Islam Al-Haramain yang terlibat langsung selaku
objek penelitian.

B. Desain Prosedur Perbaikan Kegiatan Pengembangan


Prosedur Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran, kegiatan pembelajaran
dilaksanakan melalui penelitan tindakan Kelas yang hanya penulis laksanakan dalam dua
siklus saja dikarnakan tujuan pembelajaran telah tercapai pada siklus kedua .
Siklus I Tema : Alam Semesta
Sub Tema : Benda-benda langit
Siklus II Tema : Alam Semesta
Sub Tema : Gejala Alam

C. Teknik Analisis Data


Menurut Arikunto (1993:205) Analisis data atau data preparation adalah
pengolahan data yang dilakukan setelah data terkumpul oleh si peneliti.
Analisis data diperoleh dari hasil pengamatan yang telah dilakukan melalui lembar
observasi yang bersumber dari hasil kegiatan anak, dengan menggunakan berbagai
rumus:
1. Untuk menentukan persentase aktifitas belajar anak, menurut Sudjana (1992:23),
ditetapkan yaitu dengan rumus persentase sebagai berikut:
F
P x 100%
N
Keterangan: P = Angka persentase
F = Frekuensi aktifitas siswa
N = Jumlah anak dalam satu kelas

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Kegiatan Pengembangan


1. Kondisi Awal
Pada kenyataanya yang peneliti hadapi di lapangan menunjukkan bahwa anak
memiliki kesulitan dalam kegiatan menggunting yang bervariasi. Hal ini bisa dilihat
dari rendahnya hasil rata-rata kemampuan menggunting yang bervariasi pada anak
yang tergambar pada tabel berikut ini :
Tabel 2.
Hasil Observasi Pada awal siklus dalam kegiatan menggunting yang bervariasi
Ni
N Aspek yang N %
BB MB BSH BSB
o dinilai
F % F % F % F %
1. Menggunting 12 68 5 23 3 14 2 10 22 100
sesuai pola
2. Kerapian dalam 11 50 5 23 4 18 3 14 22 100
menggunting
Persentase
Rata-rata 59 23 14 10 100

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pada aspek pertama menggunting sesuai
pola yang belum bisa ada 12 anak dengan persentasi 68%, mulai bisa ada 5 anak
dengan persentasi 23%, yang berkembang sesuai harapan ada 3 anak dengan
persentasi 14%. Dan berkembang sesuai harapan ada 2 anak denga persentasi 10%.
Sedangkan dalam aspek kedua kerapian dalam menggunting yang belum bisa ada 11
anak dengan persentasi 50%, yang mulai bisa ada 5 orang anak dengan persentasi
23%. Yang berkembang sesuai harapan ada 4 anak dengan persentasi 18%. Dan
berkembang sangat baik ada 3 orang anak dengan persentasi 14%.
Dan berkembang sangat baik dalam kegiatan menggunting sesuai pola dan
kerapian dalam menggunting berkembang sangat baik sebanyak 10% yang
digambarkan melalui grafik berikut ini :
Grafik 1
Kondis awal

BB MB BSH BSB

68

50

23 23
18
14 14
10

Menggunting sesuai kerapian dalam


pola menggunting

Setelah melihat kondisi awal motorik halus anak dalam kegiatan menggunting yang
bervariasi, maka peneliti melakukan pelaksanaan perbaikan siklus.Dalam pelaksanaan
perbaikan dalam setiap siklus peneliti menyiapkan beberapa hal berupa RKH, Skenario,
Lembar Refleksi, Lembar APKG 1 dan APKG 2.

1) Deskripsi Hasil Pengamatan Siklus I


Siklus I dilaksanakan sebanyak lima kali pertemuan. Pertemuan pertama
dilaksanakan pada tanggal 11 April 2019, pertemuan kedua tanggal 12 April 2019,
pertemuan ketiga tanggal 13 April 2019, pertemuan keempat tanggal 14 April 2019,
pertemuan kelima tanggal 15 April 2019.
a. Siklus I Pertemuan Kelima
Tabel 7
Hasil Observasi Pada Siklus I (Sesudah Tindakan) Pertemuan Kelima

Nilai
N Aspek yang N %
BB MB BSH BSB
o dinilai
F % F % F % F %
1. Anak dapat 6 27 5 23 4 18 7 32 22 100
menggambar
pelangi
2. Anak dapat 3 14 5 23 5 23 9 40 22 100
menggunting
gambar pelangi
Persentase 21 23 21 36 100
Rata-rata
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat persentasenya dari 22 anak
berdasarkan Kemampuan Kreatifitas Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan
Menggunting yang bervariasi pada siklus I pertemuan 5 yaitu: pada Aspek
pertama, Anak dapat menggunting gambar bintang. Nilai belum berkembang
sebanyak 6 orang anak dengan persentse 27%, nilai mulai berkembang sebanyak 5
orang dengan persentase 23%, nilai berkembang sesuai harapan sebanyak 4 orang
dengan persentase 18%, dan nilai berkembang sangat baik sebanyak 7 orang anak
dengan persentase 32%.
Aspek kedua adalah Anak dapat menggambar bebas. Nilai belum
berkembang sebanyak 3 orang anak dengan persentase 14%, nilai mulai
berkembang sebanyak 5 orang dengan persentase 23%, nilai berkembang sesuai
harapan sebanyak 5 orang dengan persentase 23%, nilai berkembang sangat baik
sebanyak 9 orang anak dengan persentase 40%.
Jadi dari uraian diatas dapat dilihat bahwa Kemampuan Kreatifitas Motorik
Halus Anak Melalui Kegiatan Menggunting yang bervariasi mulai meningkat,
walaupun masih jauh dari kriteria ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini dapat
dilihat melalui Kegiatan Menggunting yang bervariasi. Hal ini dapat dilihat
melalui grafik dibawah ini:
Grafik 6
Hasil Observasi Pada Siklus I (Setelah Tindakan) Pertemuan Kelima

BB MB BSH BSB
32
27
23 23 23
18
14
12

Aspek 1 Aspek 2

dilakukan siklus I maka hasil yang didapat belum sesuai dengan yang diharapkan.
Oleh karena itu dilakukan siklus II.

B. Deskripsi Hasil Pengamatan Siklus II


Berdasarkan hasil Refleksi Siklus I, maka untuk memperbaiki kelemahan dan
mempertahankan keberhasilan yang telah dicapai dilanjutkan dengan pelaksanaan
siklus II. Penelitian pada siklus II direncanakan sebanyak lima kali pertemuan.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 18 April 2019, pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 19 April 2019, pertemuan ketiga
dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 April 2019, pertemuan keempat dilaksanakan
pada hari Kamis tanggal 21 April 2019 dan pertemuan kelima dilaksanakan pada hari
Jumat tanggal 22 April 2019.
Tabel 13
Hasil Observasi Pada Siklus II (Sesudah Tindakan) Pertemuan Kelima
Nilai
N Aspek yang N %
BB MB BSH BSB
o dinilai
F % F % F % F %
1. Anak dapat 0 0 0 0 1 5 21 95 22 100
menggunting
gambar bulan
sabit, bintang
dan matahari
2. Anak dapat 0 0 0 0 1 5 21 95 22 100
menempel
gambar bulan
sabit, bintang
dan matahari
menjadi ikat
kepala
Persentase 0 0 5 95 100
Rata-rata

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat persentasenya dari 22 anak berdasarkan


Kemampuan Kreatifitas Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggunting yang
bervariasi pada siklus II pertemuan 5 yaitu: pada Aspek pertama, Anak dapat
menggambar awan. Nilai belum berkembang sebanyak 0 orang anak dengan persentse
0%, nilai mulai berkembang sebanyak 0 orang dengan persentase 0%, nilai
berkembang sesuai harapan sebanyak 1 orang dengan persentase 5%, dan nilai
berkembang sangat baik sebanyak 21 orang anak dengan persentase 95%.
Aspek kedua adalah Anak dapat menempel gambar bulan sabit, bintang dan
matahari menjadi ikat kepala. Nilai belum berkembang sebanyak 0 orang anak dengan
persentase 0%, nilai mulai berkembang sebanyak 0 orang dengan persentase 0%, nilai
berkembang sesuai harapan sebanyak 1 orang dengan persentase 5%, nilai
berkembang sangat baik sebanyak 21 orang anak dengan persentase 95%.
Jadi dari uraian diatas dapat dilihat bahwa Kemampuan Kreatifitas Motorik
Halus Anak Melalui Kegiatan Mozaik dari Bahan Sisa sudah meningkat, sudah
mencapai kriteria ketuntasan Minimum (KKM). Hal ini dapat dilihat melalui
Kegiatan Menggunting yang bervariasi. Hal ini dapat dilihat melalui grafik dibawah
ini : Grafik 12
Hasil Observasi Pada Siklus II (Setelah Tindakan) Pertemuan Kelima

BB MB BSH BSB
95 95

5 5
0 0 0 0

Aspek 1 Aspek 2
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II mengalami peningkatan hasil
belajar yang sangat memuaskan. Dari pencapaian siklus I dan siklus II, peneliti
yakin bahwa Kreativitas Motorik Halus Anak dapat meningkat melalui kegiatan
menggunting
A. Pembahasan dari setiap Siklus
1. Rekapitulasi Siklus I Pertemuan 1,2,3,4 dan 5
Jadi dari uraian Siklus I Pertemuan 1,2,3,4 dan 5 dapat dilihat bahwa
Kemampuan Kreatifitas Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Menggunting yang
bervariasi sudah meningkat, walaupun masih jauh dari kriteria ketuntasan Minimum
(KKM). Hal ini dapat dilihat melalui Kegiatan Menggunting yang bervariasi.
2. Rekapitulasi Siklus II Pertemuan 1,2, 3,4, dan 5
Kegiatan yang dilakukan pada siklus II mengalami peningkatan hasil belajar
yang sangat memuaskan. Dari pencapaian siklus I dan siklus II peneliti yakin bahwa
kreativitas motorik halus anak dapat meningkatkan melalui kegiatan pembelajaran
menggunting.
Berdasarkan penjelasan dari hasil kegiatan menggunting yang bervariasi pada
Siklus I dan Siklus II terjadi peningkatan angka persentase. Siklus II yang telah
ditetapkan sebelumnya dapat dicapai sesuai dengan harapan. Peningkatan ini diduga
sesuai dampak dari perbaikan yang dilakukan berdasarkan refleksi, observasi, dan
wawancara, kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I.untuk lebih jelasnya
dapat kita lihat perbandingan antara Siklus I dan siklus II pada grafik dibawah ini:
Grafik 15
Hasil Refleksi Siklus I dan Siklus II (setelah tindakan)
BB MB BSH BSB
75

40

30 31
24
19 18

Siklus I Siklus II
Dari grafik diatas dapat kita lihat bahwa hasil dari refleksi yang dilakukan
selama pelaksanaan Siklus I dan Siklus II mengalami peningkatan yang sangat
memuaskan ini berkat kerja sama antara peneliti dengan siswa sehingga tercapailah
tujuan yang diinginkan. Dan hasil observasi juga dapat kita lihat pada grafik dibawah
ini:
Grafik 16
Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II

BB MB BSH BSB

75

29
22 23 22
19

8 10

Siklis I Siklus II

Hasil observasi pada siklus I dapat dilihat pada Siklus II mengalami peningkaatan
angka tersebut telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dan telah mencapai
angka indikator yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 75%.

3. Analisis Data
Berdasarkan persentase rata-rata yang diperoleh anak pada kondisi siklus I, dan
siklus II terjadi perbaikan ke arah yang diharapkan. Hasil observasi Peningkatan
Kreativitas Motorik Halus melalui Kegiatan menggunting yang bervariasi dapat
dijelaskan pada tiap-tiap kategori. Anak dengan kategori (BB) Belum Berkembang
(MB) Mulai Berkembang (BSH) Berkembang Sesuai Harapan (BSB) Berkembang
Sangat Baik :
Tabel 17
Persentase Peningkatan Kreativitas Motorik Halus Anak melalui
Menggunting yang bervariasi Kategori Berhasil
Kondisi Siklus Siklus
No Aspek Yang Diamati Ket.
Awal I II

1 Menggunting sesuai pola 23% 50% 95% Naik

Kerapian dalam
2 23% 50% 95% Naik
menggunting
Persentase Rata-rata 23% 75% 95% Naik

Berdasarkan table diatas dapat kita lihat bahwa Aspek Pertama pada Kondisi
Awal 23%, Siklus I %, dan Siklus ke II naik menjadi 75%.
Aspek kedua pada kondisi Awal 14%, Siklus I 75%, dan Siklus ke II naik
menjadi 95%.
Jadi dari uraian diatas dapat kita lihat pada table bahwa nilai Rata-rata Kondisi
Awal 12%, Siklus I 57%, dan Siklus Ke II naik Menjadi 95%. Untuk lebih jelanya
dapat kita lihat pada Grafik dibawah ini:
dengan kategori (BB) Belum Berkembang (MB) Mulai Berkembang (BSH)
Berkembang Sesuai Harapan (BSB) Berkembang Sangat Baik :

Tabel 17
Persentase Peningkatan Kreativitas Motorik Halus Anak melalui
Menggunting yang bervariasi Kategori Berhasil
Kondisi Siklus Siklus
No Aspek Yang Diamati Ket.
Awal I II

1 Menggunting sesuai pola 23% 50% 95% Naik

Kerapian dalam
2 23% 50% 95% Naik
menggunting
Persentase Rata-rata 23% 75% 95% Naik
Berdasarkan table diatas dapat kita lihat bahwa Aspek Pertama pada Kondisi
Awal 23%, Siklus I %, dan Siklus ke II naik menjadi 75%.
Aspek kedua pada kondisi Awal 14%, Siklus I 75%, dan Siklus ke II naik
menjadi 95%.
Jadi dari uraian diatas dapat kita lihat pada table bahwa nilai Rata-rata Kondisi
Awal 12%, Siklus I 57%, dan Siklus Ke II naik Menjadi 95%. Untuk lebih jelanya
dapat kita lihat pada Grafik dibawah ini:

Grafik 17
Persentase Peningkatan Kreativitas Motorik Halus Anak melalui
Kegiatan menggunting yang bervriasi Berhasil

aspek 1 aspek 2 Column1


95 95
75 75
57

23

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Berdasarkan tabel dan grafik di atas, Peningkatan Kreativitas Motorik halus


Anak melalui menggunting yang bervariasi dalam kategori berhasil, pada aspek anak
dapat menggunting sesuai pola, pada kondisi awal 23%, pada siklus I naik menjadi
57% dan pada siklus II meningkat menjadi 96%. Untuk aspek kedua anak dapat
membuat menggunting dengan rapi 23%, pada siklus I naik menjadi 57% dan pada
siklus II meningkat menjadi 95%.
Dan dapat kita lihat bahwa Rata-rata Kondisi Awal 12%, Siklus I 57%, dan
Siklus Ke II naik Menjadi 95%. Untuk lebih jelanya dapat kita lihat pada Grafik
dibawah ini:
Grafik 18
Nilai Rata-rata Siklus I dan Siklus II

100

80

60

40 Rata-rata

20

0
Kondisi siklus I Siklus II
Awal
4. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan terhadap 22 anak Di Paud Kelompok Bermain
Mutiara Bunda Desa Gading Mas Kecamatan Sungai Menang Kabupaten Ogan
Komering Ilir ini menunjukkan hasil yang positif terhadap peningkatan kreativitas
anak melalui menggunting yang bervariasi. Menggunting dengan bervariasi
merupakan salah satu cara yang efektif dalam meningkatkan kreativitas motorik halus
anak. Kegiatan ini sangat menyenangkan dan dapat mengembangkan berbagai aspek
perkembangan anak.
Pengamatan yang dilakukan pada siklus I dan siklus II menunjukkan hasil
yang sangat memuaskan. Aspek ke 1 menggunting sesuai pola pada kondisi awal
23%, pada siklus I naik menjadi 75%, dan pada siklus II naik lagi menjadi 95%.
Aspek ke 2 kerapian dalam menggunting 23%, pada siklus I naik menjadi 57%, dan
pada siklus II naik lagi menjadi 95%.
Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa melalui kegiatan menggunting
yang bervariasi dapat meningkatkan kreativitas motorik halus anak, hal ini sesuai
dengan pendapat Sukadiyanto (1997:70), keterampilan motorik adalah keterampilan
seseorang dalam menampilkan gerak sampai gerak yang lebih Kompleks.
Sumantri (2005:152) mengatakan bahwa menggunting adalah memotong
berbagai aneka kertas atau bahan lain dengan mengikuti alur, garis atau bentuk-bentuk
tertentu merupakan salah sati kegiatan yang mengembangkan motorik halus anak.

V. SIMPULAN DAN SARAN


A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian perbaikan yang dilaksanakan pada kedua siklus,
maka dapat diambil beberapa kesimpulan. Kesimpulan tersebut antara lain :
1. Pada kondisi awal persentase perkembangan motorik halus anak melalui kegiatan
menggunting yang bervariasi peserta didik adalah 14% dengan kriteria sangat
kurang.
2. Pada siklus I pertemuan 1 sampai 5 persentase peningkatan menggunting yang
bervariasi pada eserta didik meningkat menjadi 775 dengan kriteria yang baik.
Sedangkan pada siklus II pertemuan 1 sampai 5 persentasi perkembangna
menggunting yang bervariasi pada anak mengalami peningkatan menjadi 95%
dengan kriteria sangat baik. Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa aktivitas
peserta didik tiap siklus meningkat secara signifikan.
3. Dari beberapa aspek kegiatan motorik halus anak melalui kegiatan menggunting yang
bervariasi di PAUD Kelompok Bermain Mutiara Bundaserta anak yang penulis amati
sebagian besar anak sudah menguasai dengan baik. Dengan demikin hipotesis yang
menyatakan bahwa ada peningkatan menggunting yang bervariasi setelah dilakukan
pembelajaran menggunakan metode menggunting yang bervariasi Di Paud Kelompok
Bermain Mutiara Bunda Desa Gading Mas Kecamatan Sungai Menang Kabupaten
Ogan Komering Ilir sudah dapat diterima.

B. Saran
Setelah membahas Mata Kuliah Penelitan Temantapan kemampuan profesional,
sesuai harapan penulis agar bermanfaat bagi berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran , saran yang dapat disampiakan adalah sebagai berikut :
1. Berpartisipasi dalam kemampuan motorik merupakan bagian dari kemampuan
menggunting dalam aspek perkembangan anak. Maka dari itu disarankan kepada
pendidik untuk dapat menginovasi media pembelajaran yang tersedia sebagai saran
untuk peningkatan kemampuan anak yang lainnya agar berkembang dengan baik
dan optimal.
2. Meningkatkan kemampuan motorik halus anak dalam kegiatan menggunting yang
bervariasi.
3. Meningkatkan aspek perkembangan menggunting yang bervariasi serta
meningkatkan kreatifitas anak terhadap motorik halus dalam kegiatan menggunting
DAFTAR PUSTAKA

Asri Budiningsih. (2004). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Rineka Cipta.


Cucu Eliyawati. (2005). Pemilihan dan Pengembangan Sumber Belajar untuk Anak Usia
Dini. Jakarta: Depdiknas.
Dini P. Daeng Sari. (1996). Metode Mengajar di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Depdikbud.
Harun Rasyid, Mansyur & Suratno. (2009). Assesmen Perkembangan Anak Usia Dini.
Jakarta: Depdiknas.
Hurlock Elizabeth B. (1978). Perkembangan Anak Jilid 1 Edisi keenam (Med. Meitasari
Tjandrasa. Terjemahan). Jakarta: Erlangga.
Mistriyanti. (2012). Perkembangan Motorik Halus Anak Usia Dini. Diakses dari
http://haurasyalsabila.blogspot.com pada tanggal 8 November 2013, jam 15.00 WIB.
Rochiati Wiriaatmadja. (2006). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Slamet Suryanto. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Hikayat.
Suharsimi Arikunto. (1992). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
. (2005). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Sujati. (2000). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: UNY.
Sukadiyanto. (1997). Penentuan Tahap Kemampuan Motorik Anak SD. Edisi 1 TH III April
Majalah Olahraga. Yogyakarta: FPOK Yogyakarta.
Sumantri. (2005). Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta:
Depdiknas.
Sumanto. (2005). Pengembangan Kreativitas Seni Rupa Anak TK. Jakarta: Depdiknas.
Suratno. (2005). Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Tadkiroatun Musfiroh. (2008). Bermain Sambil belajar dan Mengasah Kecerdasan. Jakarta:
Depdiknas.

Anda mungkin juga menyukai