Anda di halaman 1dari 8

Nama mahasiswa : Rupiya

NIM mahasiswa : 836995824


Tugas : 2 Kurikulum dan bahan belajar TK

1. Konsep KBK atau Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan hasil pengembangan


Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Tujuannya adalah mengganti
kurikulum 1994. Kurikulum tersebut dibuat pada tahun 2000 lalu diterapkan saat
tahun 2004. Untuk tahap pengembangan kurikulum tersebut dikenal sebagai
Kurikulum KBK atau juga Kurikulum 2004. Untuk KBK, ditujukan dalam
pengembangan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, sikap, nilai, juga minat para
siswa supaya bisa melakukan suatu hal yang bersifat keahlian, ketetapan, dan juga
keberhasilan. Fokus KBK juga cenderung pada penguasaan berbagai kompetensi
tertentu bagi peserta didik. Itulah mengapa kurikulum tersebut mencakup semua hal
tentang beberapa kompetensi dan tujuan pembelajaran. Sehingga, guru bisa
mengamati pencapaian para siswa dalam bentuk keterampilan atau perilaku sebagai
contoh keberhasilan. Sehingga, dapat disimpulkan jika kurikulum berbasis
kompetensi merupakan konsep kurikulum yang mempriortiaskan pengembangan
kemampuan atau kompetensi berbagai tugas dengan standar performa tertentu.
Sehingga, para siswa dapat melihat sendiri hasilnya, dapat berupa pengguasaan pada
beberapa kompetensi.

2. Berikut ini beberapa prinsip belajar di kelas


1) Prinsip Kesiapan
Yang dimaksud dengan prinsip kesiapan yaitu proses yang dipengaruhi
kesiapan siswa atau kondisi siswa yang memungkinkan ia dapat belajar.
2) Prinsip Motivasi
Motivasi adalah suatu kondisi atau keadaan dari peserta didik untuk mengatur
arah kegiatan dan memelihara kondisi tersebut.
3) Prinsip Persepsi
Prinsip Persepsi adalah interpertasi tentang situasi yang hidup dan dipengaruhi
oleh perilaku individu itu sendiri. Setiap individu dapat melihat dunia dengan
caranya sendiri yang berbeda dari yang lain.
4) Prinsip Tujuan
Tujuan adalah sasaran khusus yang hendak dicapai oleh setiap individu.
Tujuan ini harus lebiah jelas tergambar dalam pikiran dan dapat diterima oleh
setiap peserta didik dalam proses pembelajaran itu terjadi.
5) Prinsip Perbedaan Individual
Proses pengajaran semestinya memperhatikan perbedaan individual dalam
kelas dan dapat memberi kemudahan pencapaian tujuan belajar setinggi-
tingginya. Pengajaran yang hanya memperhatikan satu tingkat sasaran akan
gagal memenuhi kebutuhan seluruh siswa.
6) Prinsip Transfer dan Retensi
Belajar yang dapat dianggap bermanfaat bila seseorang itu dapat menyimpan
dan menerapkan hasil belajar dalam situasi baru dan pada akhirnya dapat
digunakan dalam situasi yang lain. Proses itulah yang disebut dengan Proses
Transfer. Sedangkan yang dimaksud dengan Retensi adalah kemampuan
sesesorang untuk menggunakan lagi hasil belajar.
7) Prinsip Belajar Kognitif
Belajar kognitif mencakup asosiasi antar unsur, pembentukan konsep,
penemuan masalah, dan keterampilan memecahkan masalah yang selanjutnya
membentuk perilaku baru, berpikir, menalar, menilai dan berimajinasi. Dalam
prinsi ini akan melibatkan proses pengenalan dan penemuan.
8) Prinsip Belajar Afektif
Belajar Afektif akan mencakup beberapa unsur yaitu nilai emosi, dorongan,
minat dan sikap. Prinsip belajar afektif seseorang akan menemukan bagaimana
ia menghubungkan dirinya dengan pengalaman baru.
9) Prinsip Belajar Evaluasi
Belajar evaluasi dapat mempengaruhi proses belajar saat ini dan selanjutnya
pelaksanaan pelatihan evaluasi memungkinkan bagi individu untuk menguji
kemajuan dalam pencapaian tujuan.
Sumber : https://afidburhanuddin.wordpress.com/2014/05/05/prinsip-prinsip-belajar-
dan-implikasinya/

3. KBK merupakan kurikulum yang menggunakan pendekatan kompetensi yang


menekankan pada pemahaman, kemampuan atau kompetensi tertentu di sekolah, yang
berkaitan dengan pekerjaan yang ada dimasyarakat. Sehingga peserta didik berada
dalam proses perkembangan yang berkelanjutan dari seluruh aspek kepribadian,
sebagai pemekaran terhadap potensi-potensi bawaan sesuai dengan kesempatan
belajar yang ada dan diberikan oleh lingkungan. Kurikulum yang berbasis kompetensi
ini memberikan keleluasaan kepada lembaga Sekolah untuk menyusun dan
mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasi potensi
sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar
sekolah. Dengan demikian sekolah diharapkan dapat melakukan proses pembelajaran
yang efektif, dapat mencapai tujuan yang diharapkan, materi yang diajarkan relevan
dengan kebutuhan masyarakat, berorientasi pada hasil (Output), dan dampak
(Outcome), serta melakukan penilaian, pengawasan, dan pemantauan secara terus dan
berkelanjutan.
Kurikulum tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut:

1) Menekankan kompetensi siswa, bukan tuntasnya materi


2) Kurikulum dapat diperluas, diperdalam, dan disesuaikan dengan potensi siswa.
3) Berpusat pada siswa.
4) Orientasi pada proses dan hasil.
5) Pendekatan dan metode yang digunakan beragam dan bersifat kontekstual.
6) Guru bukan satu-satunya sumber ilmu pengetahuan, (siswa dapat belajar dari apa
saja).
7) Buku pelajaran bukan satu-satunya sumber belajar.
8) Belajar sepanjang hayat: (1) Belajar mengetahui (Learning how to know) (2)
Belajar melakukan (Learning how to do) (3) Belajar menjadi diri sendiri
(Learning how to be) (4) Belajar hidup dalam keberagaman (Learning how to live
together)

Sumber : https://www.silabus.web.id/konsep-kurikulum-berbasis-kompetensi/ diakses


10 November 2022

4. .
Kelebihan (KBK) sebagai berikut:
 Mengembangkan kompetensi-kompetensi peserta didk pada setiap aspek mata
pelajaran dan bukan pada penekanan penguasaan konten mata pelajaran itu
sendiri.
 KBK bersifat alamiah (konstekstual), karena berangkat berfokus dan bermuara
pada hakekat peserta didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai
dengan potensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan
subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam bentuk
bekerja dan mengalami berdasarkan standar kompetensi tertentu, bukan
transfer
 Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) boleh jadi mendasari pengembangan
kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan ilmu pengetahuan dan keahlian
tertentu dalam suatu pekerjaan, kemampuan memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari, serta aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara
optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.
 Mengembangakan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik /siswa
(student oriented). Peserta didik dapat bergerak aktif secara fisik ketika belajar
dengan memanfaatkan indra seoptimal mungkin dan membuat seluruh tubuh
serta pikiran terlibat dalam proses belajar. Dengan demikian, peserta dapat
belajar dengan bergerak dan berbuat, belajar dengan berbicara dan mendengar,
belajar dengan mengamati dan menggambarkan, serta belajar dengan
memecahkan masalah dan berpikir. Pengalaman-pengalaman itu dapat
diperoleh melalui kegiatan mengindra, mengingat, berpikir, merasa,
berimajinasi, menyimpulkan, dan menguraikan sesuatu. Kegiatan tersebut
dijabarkan melalui kegiatan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.
 Guru diberikan kewenangan untuk menyusun silabus yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi di sekolah/daerah masing-masing sesuai mata pelajaran
yang diajarkan.
 Bentuk pelaporan hasil belajar yang memaparkan setiap aspek dari suatu mata
pelajaran memudahkan evaluasi dan perbaikan terhadap kekurangan peserta
didik dalam kegiatan pembelajaran.
 Penilaian yang menekankan pada proses memungkinkan peserta didik untuk
mengeksplorasi kemampuannya secara optimal, dibandingkan dengan
penilaian yang terfokus pada konten.
 Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam
pengembangannya lebih tepat menggunakan pendekatan kompetensi, terutama
yang berkaitan dengan ketrampilan.

Kelemahan (KBK) sebagai berikut:


 Dalam kurikulum dan hasil belajar indikator sudah disusun, padahal indikator
sebaiknya disusun oleh guru, karena guru yang paling mengetahui tentang
kondisi peserta didik dan lingkungan.
 Konsep KBK sering mengalami perubahan termasuk pada urutan standar
kompetensi dan kompetensi dasar sehingga menyulitkan guru untuk
merancang pembelajaran secara berkelanjutan.
 Paradigma guru dalam pembelajaran KBK masih seperti kurikulum-kurikulum
sebelumnya yang lebih pada teacher oriented.
 memandang  kompetensi  sebagai sebuah entitas yang bersifat tunggal,
padahal kompetensi merupakan ” a complex  combination of
knowledge,attitudes, skills and values displayed in the context of task
performance “. ( Gonczi,1997), sistem pengukuran perilaku yang
menggunakan paradigma behaviorisme ditengarai tidak mampu mengukur
sesuatu perilaku yang dihasilkan dari pembelajaran bermakna (significant
learning) (Barrie dan Pace,1997), dan kendala yang dihadapi dalam
mengimplementasikan KBK adalah waktu,biaya dan tenaga yang banyak.
Sumber : noor-ekha.blogspot.com/2012/07/kelemahan-dan-kelebihan-kbk-
dan-ktsp.html diakses 10 November 2022

5. MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL KELOMPOK


Model pembelajaran berdasarkan kelompok masih banyak digunakan TK-TK di
Indonesia, namun perkembangan model pembelajaran selalu berkembang. Kini sudah
banyak TK yang menggunakan model pembelajaran yang lebih variatif. Dalam model
pembelajaran berdasarkan kelompok dengan kegiatan pengaman, adalah pola
pembelajaran dimana anak-anak dibagi menjadi beberapa kelompok, biasanya anak
dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, dan masing-masing kelompok melakukan kegiatan
yang berbeda-beda. Dalam satu kali pertemuan, anak harus menyelesaikan 2 – 3
kegiatan dalam kelompok secara bergantian. Apabila dalam pergantian kelompok,
terdapat anak-anak yang sudah menyelesaikan tugasnya lebih cepat dari pada
temannya, maka anak tersebut dapat meneruskan kegiatan lain sejauh di kelompok
lain tersedia tempat. Namun apabila tidak tersedia tempat, maka anak tersebut dapat
bermain pada tempat tertentu di dalam kelas yang telah disediakan guru yang disebut
dengan kegiatan pengaman. Pada kegiatan pengaman sebaiknya disediakan alat-alat
yang lebih bervariasi dan sering diganti disesuaikan dengan tema atau sub tema yang
dibahas.

MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL SUDUT


Kegiatan belajar mengajar dengan model pembelajaran berdasarkan sudut-sudut
kegiatan, menggunakan langkah-langkah pembelajaran hampir sama dengan model
pembelajaran area, hanya sudut-sudut kegiatan selayaknya lebih bervariasi dan sering
diganti, disesuaikan dengan tema dan sub tema yang dibahas.

MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL AREA


Model pembelajaran berdasarkan Area lebih memberikan kesempatan kepada anak
didik untuk memilih/melakukan kegiatan sendiri sesuai dengan minatnya.
Pembelajarannya dirancang untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan spesifik anak dan
menghormati keberagaman budaya dan menekankan pada pengalaman belajar bagi
setiap anak, pilihan-pilihan kegiatan dan pusat-pusat kegiatan serta peran serta
keluarga dalam proses pembelajaran.
MODEL PEMBELAJARAN PAUD: MODEL SENTRA
Perkembangan terakhir tentang model pembelajaran di PAUD adalah model
pembelajaran berdasarkan sentra yang mempunyai ciri utama yaitu pemberian pijakan
(scaffolding) untuk membangun konsep aturan, ide, dan pengetahuan anak serta
konsep densitas dan intensitas bermain.
Model pembelajaran ini adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada anak
yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada saat anak
dalam lingkaran. Pada umumnya pijakan/dukungan dalam model ini untuk
mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan setelah bermain.
Sumber : https://sabyan.org/model-model-pembelajan-paud-di-indonesia/ diakses 10
November 2022

6. 3 pilar dalam membangun TK Atraktif


Pengambangan Model Pembelajaran untuk TK Atraktif dengan pendekatan inquiri.
Suatu taman kanak – kanak dapat di katakana aktraktif apabila memenuhi 3
persyaratan yang di sebut sebagai 3 pilar utama.
Pilar pertama : penataan lingkungan baik di dalam maupun diluar kelas. Walaupun
penataan lingkungan di TK sudah ada dalam buku pedoman sarana pendidikan di TK.
Namun bagi seorang guru yang kreatif tidak ada sejengkal ruangan yang tidak bisa di
jadikan sarana pengembangan.
Contoh : Pintu gerbang bisa di bentuk menjadi bentuk ikan hiu, harimau, ayam dll.

Pilar kedua : kegiatan bermain dan alat permainan edicatif, merancang dan
mengembangkan berbagai jenis alat permainan educative, bagi guru yang kreatif akan
menggunakan bahan – bahan yang dapat di gunakan sekitar anak, misalnya terbuat
dari dus, Koran, biji – bijian, lilin, gelas aqua dll.

Pilar Ketiga : ada interaksi educative yang di tunjukan guru. Guru TK harus
memahami dan melaksanakan tindakan educative sesuai dengan perkembangan anak
mulai dari memberikan teladan misalnya cara duduk, membuang sampah, etika
makan, berbicara, berpakaian dll.

Sumber : https://agroedupolitan.blogspot.com/2017/04/model-pembelajaran-tk-
atraktif.html diakses 10 November 2022

7. Menurut Direktur Pendidikan Menengah Umum Dit. Dikmenum 2002, berpendapat


bahwa: ’Kecakapan hidup (life  skill) adalah kecakapan yang dimiliki seseorang untuk
berani  menghadapi  problema hidup dan kehidupan dengan wajar tanpa merasa
tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi
sehingga akhirnya mampu mengatasinya’. Rana Baskara, berpendapat bahwa:
‘kecakapan hidup adalah  kecakapan  yang  meliputi  kecakapan  yang  diperlukan 
untuk  hidup  dalam kehidupan dan penghidupan seseorang’.

Klasifikasi Kecakapan Hidup


Kecakapan  hidup  terbagi  dalam  dua kelompok besar, yaitu :
1) General life  skill
General life  skill atau kecakapan hidup yang  bersifat umum adalah
kecakapan proses  yang bersifat  generik, yang merupakan  kecakapan  yang 
dipersyaratkan untuk  dimiliki  agar  manusia  dapat  menguasai  dan 
memiliki  kecakapan keahlian  yang  dibutuhkan  dunia  kerja untuk 
mendapatkan  perolehan  hidup.
Menurut Hari Suderajat  General life skill  terdiri dari:
 Kecakapan  mengenal  diri (self  awareness ) atau kecak apan  personal
 Kecakapan berfikir rasional ( thinking skill ) terdiri dari:
 Kecakapan social ( social skill ) terdiri dari:

2) Spesifik  life  skill


Spesifik  life  skill
Kecakapan  hidup  yang  bersifat  khusus  biasanya disebut juga sebagai 
keterampilan  teknis  ( technical competencies ) yang  terkait dengan metoda
dan isi mata pelajaran atau mata diklat tertentu, mencakupi:  
 Kecakapan  akademik  ( academic  skill )  sering  juga  disebut 
kemampuan berfikir  ilmiah
 Kecakapan Vokasional (vocational skill ) yang disebut juga dengan
keterampilan kejuruan

Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup


1) Secara umum
Memfungsikan pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan
potensi manusiawi peserta didik untuk menghadapi perannya di masa datang.
2) Secara khusus
a) mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk
memecahkan problema yang dihadapi,
b) memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan
pembelajaran yang fleksibel, sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis
luas, dan
c) mengoptimalisasikan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah,
dengan memberikan peluang pemanfaatan sumberdaya yang ada di
masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.

Model Pembelajaran Kecakapan


Model  pembelajaran  berorientasi    life  skill   adalah  suatu  bentuk  kegiatan
pembelajaran  yang  mengarahkan  siswa  untuk  memperoleh  kecakapan  hidup
seperti  kecakapan  personal,  kecakapan  sosial,  dan  kecakapan  akademik.
Sintaks dari Model Pembelajaran Berorientasi life skill adalah  sebagai berikut:
1) Tahap Orientasi
2) Perbuatan untuk Memperoleh Pengalaman/Memunculkan Masalah
3) Interaksi
4) Komunikasi
5) Refleksi

Anda mungkin juga menyukai