131
Berdasarkan pengertian kompetensi diatas, Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK) dapat diartikan sebagai suatu konsep kurikulum
yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (
kompetensi
) tugas-tugas dengan standar performasi tertentu, sehingga hasilnya
dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap
seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap,
dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam
kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung
jawab.
KBK menuntut guru yang berkualitas dan profesional untuk
melakukan kerja sama dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan. Meskipun demikian, konsep ini tidak dapat digunakan
sebagai resep memecahkan semua maslah pendidikan, namun dapat
memberikan sumbangan yang cukup signifikan terhadap perbaikan
pendidikan.
Ada Tiga Landasan teoritis yang mendasari kurikulum berbasis
kompetesi:
1. Adanya pergeseran pembelajarn kelompok ke arah pembelajaran
individual.
Dalam pembelajaran individual setiap peserta didik dapat
belajarsendiri, sesuai dengan cara dan kemampuan masing-
masing,serta tidak tergantung kepada orang lain. Untuk itu
diperlukan kelas yang fleksibel, baik sarana maupun waktu, karena
dimungkinkan peserta didik belajar dengan kecepatan yabg
berbeda, penggunaan alat yang berbeda pula.
2. Pengembangan Konsep Belajar Tuntas (Mastery Learning) atau
Belajar sebagai Penguasaan (Learning for Master)
Merupakan suatu faksafah pembelajaran yang mengatakan
bahwadengan sistem pembelajaran yang tepat, semua peserta
didik dapat mempelajari semua bahan yang diberikan dengan
hasil yang baik. Bloom dalam Hall (1986) menyatakan bahwa
“Sebagian besar peserta didik dapat menguasai apa yang
diajarkan kepadanya dan tugas pembelajaran adalah
mengkondisikan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta
didik menguasai bahan pembelajaran yang diberikan”.
132
3. Pendefinisian Kembali terhadap bakat
Dalam kaitan ini Hall (1986) menyatakan bahwa
setiappeserta didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara
optimal jika diberikan waktu yang cukup. Jika asumsi tersebut
diterima maka perhatian harus dicurahkan kepada waktu yang di
perlukan untuk kegiatan belajar. Dalam hal ini, perbedaan antara
peserta didik yang pandai dengan yang kurang pandai hanya
terletak pada masalah waktu, peserta didik kurang pandai
memerlukan waktu yang cukup lama untuk mempelajari sesuatu
atau memecahkan suatu masalah, sementara yang pandai bisa lebih
cepat melakukannya.
134
dengan kemampuan dan kecepatan belajar masing-masing.
135
1.6. Kekurangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurangnya sumber manusia yang potensial dalam menjabarkan
KBK dengan kata lain masih rendahnya kualitas sorang guru,
karena dalam KBK seorang guru dituntut untuk lebih kreatif
dalam menjalankan pendidikan.
136
No Kurikulum 1994 KBK
4. Pengembangan kurikulum Pengembangan kurikulum
dilakukan secara sentralisasi, dilakukan secara desentralisasi,
sehingga DEPDIKNAS sehingga pemerintah
memonopoli perkembangan dan masyarakat bersama-
ide dan konsepsi kurikulum. sama menentukan standar
pendidikan yang dituangkan
dalam kurikulum
5. Materi yang dikembangkan Sekolah diberikan keleluasaan
dan diajarkan disekolah untuk menyusun dan
seringkali tidak sesuai dengan mengembangkan silabus
potensi sekolah kebutuhan dan mata pelajaran sehingga dapat
kemampuan peserta didik, serta mengakomodasi potensi sekolah,
kebutuhan masyarakat sekitar kebutuhan dan kemampuan
sekolah. peserta didik, serta kebutuhan
masyarakat sekitar sekolah.
6. Guru merupakan kurikulum Guru sebagai fasilitator yang
yang menentukan segala bertugas mengkonsidikan
sesuatu yang terdadi di dalam lingkungan untuk memberikn
kelas kemudahan belajar peserta
didik.
7. Pengetahuan, keterampilan Pengetahuan, keterampilan
dan sikap dikembangkan dan sikap dikembangkan
melalui latihan, seperti latihan berdasarkan pemahaman yang
mengerjakan soal. akan membentuk kompetensi
individual.
8. Pembelajaran cenderung hanya Pembelajaran yang dilakukan
dilakukan di dalam kelas, atau mendorong terjadinya
dibatasi oleh 4 dinding kelas. kerja sama antara sekolah,
masyarakat dan dunia kerja
dalam membentuk kompetensi
peserta didik.
9. Evaluasi Nasional yang tidak Evaluasi berbasis kelas, yang
dapat menyentuh aspek-aspek menekankan pada proses dan
kepribadian peserta didik. hasil belajar.