Anda di halaman 1dari 2

Nama : Linda Sari

NIM : 859895703

1. Kurikulum merupakan komponen yang sangat krusial dalam pelaksanaan pendidikan. Kurikulum
dijadikan sebagai dasar untuk melaksanakan pendidikan sehingga tujuan pendidikan dapat
terlaksana secara optimal. Secara konseptual, kurikulum dapat dikelompokan menjadi tiga dimensi
pengertian:
a. Secara konseptual kurikulum dikelompokkan pada tiga dimensi pengertian, yaitu 1. Kurikulum
sebagai mata pelajaran (subjects) 2. Kurikulum sebagai pengalaman belajar ( learning
experiences) 3. Kurikulum sebagai program/rencana pembelajaran.

b.
1. Kurikulum pada dimensi pertama mengandung makna bahwa pada dasarnya kurikulum itu
terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa. Kurikulum selalu
berorientasi pada penguasaan isi dan materi pelajaran sebagai akhir proses Pendidikan
(content oriented). Dimensi pengertian kurikulum sebagai mata pelajaran ini dianggap
merupakan pandangan yang terlalu sempit dan sederhana, namun pada kenyataannya masih
banyak diterapkan dalam praktik pelaksanaan Pendidikan.
2. Kurikulum pada dimensi kedua tidak dibatasi hanya sebagai sejumlah mata pelajaran saja,
tetapi mencakup semua pengalaman belajar ( learning experiences) yang dialami siswa dan
mempengaruhi perkembangan peribadinya. Dengan demikian, pengertian kurikulum ini
mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan siswa.
3. Kurikulum pada dimensi ketiga mengandung makna bahwa kurikulum merupakan suatu
program atau rencana belajar ( a plan for learning). Dimana kurikulum ini pada dimensi ini
untuk menjembatani pandangan mengenai pengertian kurikulum yang terlalu sempit dan
pandangan yang terlalu luas.

2. Dalam praktek pembelajaran, seorang guru harus memahami karakteristik masing-masing siswa
secara mendalam sehingga guru dapat memilih metode dan model pembelajaran yang tepat. Dalam
kaitannya dengan pengembangan kurikulum, guru harus mampu menguasai landasan psikologis.
a. psikolog adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum adalah
upaya menentukan program Pendidikan untuk mengubah perilaku manusia. Pengembangan
kurikulum harus di landasi psikolog sebagai acuan dalam menentukan apa dan bagaimana
perilaku itu harus dikembangkan. Melalui kurikulum diharapakan terbentuknya tingkah laku
baru berupa kemampuan actual dan potensial dari para peserta didik dan berlaku dalam waktu
yang lama. Siswa adalah individu yang sedang berada dalam proses perkembangan
fisik/jasmani, intelektual,sosial, emosional dan moral. Dan tugas utama guru adalah membantu
mengoptimalkan perkembangan siswa tersebut.
b. Setiap kegiatan pengembangan kurikulum selalu membutuhkan landasan-landasan yang kuat
dan didasarkan atas hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam. Ini disebabkan
kurikulum merupaka rancangan atau program pendidikan menempati posisi/ kedudukan yang
sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pendidikan. Menurut salah satu pakar ilmu
kurikulum yang Bernama Robert S. zains (1976), kurikulum suatu Lembaga pendidikan
didasarkan lima landasan (foundations), yaitu: 1. Philosophical assumptions, 2. Epistemology
( the nature of knowledge ) 3. Society/culture 4. The individual dan 5. Learning theory.

3. Dengan adanya kurikulum yang berlaku, guru memiliki hak untuk berinovasi dalam pelaksanakan
pembelajaran. Misalnya mengembangkan model-model permainan dalam pembelajaran untuk
menarik perhatian siswa. Dalam fenomena tersebut, guru telah melaksanakan salah satu prinsip
umum pengembangan kurikulum.
a. prinsip umum yang telah dilakukan guru adalah kesiapan dalam belajar, disini diartikan bahwa
peserta didik harus siap menerima materi yang akan disampaikan oleh guru. Selanjutnya adalah
perhatian, Perhatian dalam pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting. Kenyataannya
menunjukkan bahwa tanpa perhatian tidak mungkin terjadi pembelajaran baik dari pihak guru
sebagai pengajar serta peserta didik yang belajar, kemudian motivasi siswa dalam menerima
pembelajaran dan tujuan siswa dalam belajar harus jelas agar pembelajaran dapat diterima oleh
peserta didik.
b.
1. prinsip berorientasi pada Tujuan/Kompetensi, dimana tujuan atau kompetensi yang ingin
dicapai harus jelas, artinya tujuan kurikulum harus dapat dipahami dengan jelas oleh para
pelaksana kurikulum untuk dapat dijabarkan menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik dan
operasional. Begitu juga dengan kompetensi, kompetensi dapat dipilah melalui standar
kompetensi lulusan (SKL), standar kompetensi mata pelajaran (SKMP), kompetensi dasar
(KD) dan indicator.
2. Prinsip kontinuitas, maksudnya adalah adanya kesinambungan, khsusnya kesinambungan
bahan/materi kurikulum antara jenis dan jenjang program pendidikan.
3. Prinsip fleksibiltas, kurikulum yang dimaksudkan adanya ruang gerak yang memberikan
sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan oleh pelaksanaan kurikulum di lapangan.
4. Prinsip integritas ialah keterpaduan, artinya pengembangan kurikulum harus dilakukan
dengan menggunakan prinsip keterpaduan. Prinsip ini menekankan bahwa kurikulum
dirancang untuk mampu membentuk manusia utuh, dan pribadi integrated.

4. Langkah kedua pengembangan kurikulum yaitu perumusan tujuan. Dalam pengembangan


kurikulum, tujuan dibagi dalam beberapa taksonomi yang disusun secara hierarkis.
a. taksonomi tujuan menurut Benyamin S. Bloom dengan Taxonomy of educational objectives
membagi tujuan pembelajaran menjadi 3 ranah/domain, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
b. Tujuan masing-masing taksonomi tersebut adalah ketiga domain ini masing – masing terdiri
atas beberapa aspek yang disusun secara hierarksi. Domain kognitif berkenaan dengan
penguasaan kemampuan kemampuan intelektual atau berfikir, domain afektif berkenaan dengan
penguasaan dan pengembangan perasaan, sikap, minat, dan nilai-nilai sedangkan domain
psikomotorik berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan keterampilan-keterampilan
motorik.

Anda mungkin juga menyukai