Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 1

MK PDGK4502 PENGEMBANGAN KURIKULUM & PEMBELAJARAN DI SD

DISUSUN OLEH;

Nama Mahasiswa :NURFAUZYAH


Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 859740546
Kelas :A
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4502 PENGEMBANGAN
KURIKULUM & PEMBELAJARAN DI SD
Semester : IX (Sembilan)
Pokjar : Wundulako
TUGAS TUTORIAL 1

MK PDGK4502 PENGEMBANGAN KURIKULUM

DAN PEMBELAJARAN DI SD

NAMA : NURFAUZYAH

NIM : 859740546

PROGRAM STUDI : 118/PGSD - S1

POKJAR : WUNDULAKO

UPBJJ : KENDARI

1. Kurikulum merupakan komponen yang sangat krusial dalam pelaksanaan pendidikan.


Kurikulum dijadikan sebagai dasar untuk melaksanakan pendidikan sehingga tujuan
pendidikan dapat terlaksana secara optimal. Secara konseptual, kurikulum dapat dikelompokan
menjadi tiga dimensi pengertian:

a. Sebutkan 3 dimensi pengertian kurikulum tersebut. ?

b. Jelaskan masing-masing 3 dimensi pengertian kurikulum. ?

2. Dalam praktek pembelajaran, seorang guru harus memahami karakteristik masing-masing


siswa secara mendalam sehingga guru dapat memilih metode dan model pembelajaran yang
tepat. Dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum, guru harus mampu menguasai
landasan psikologis :

a. Jelaskan pengertian landasan psikologis pengembangan kurikulum ?

b. Jelaskan substansi landasan pengembangan kurikulum ?

3. Dengan adanya kurikulum yang berlaku, guru memiliki hak untuk berinovasi dalam
pelaksanakan pembelajaran. Misalnya mengembangkan model-model permainan dalam
pembelajaran untuk menarik perhatia siswa. Dalam fenomena tersebut, guru telah
melaksanakan salah satu prinsip umum pengembangan kurikulum:

a. Apakah prinsip umum yang telah dilakukan guru tersebut ?


b. Jelaskan jenis prinsip umum yang dilakukan guru pada fenomena di atas. ?

4. Langkah kedua pengembangan kurikulum yaitu perumusan tujuan. Dalam pengembangan


kurikulum, tujuan dibagi dalam beberapa taksonomi yang disusun secara hierarkis :

a. Sebutkan taksonomi tujuan menurut Benyamin S. Bloom. ?

b. Jelaskan masing-masing taksonomi tujuan tersebut. ?

JAWABAN

1. a. 1.) Pengertian kurikulum pada dimensi pertama mengandung makna bahwa pada
dasarnya kurikulum itu terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa.
2.) Pengertian kurikulum pada dimensi kedua tidak dibatasi hanya sebagai sejumlah
mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences)
yang dialami siswa dan memengaruhi perkembangan pribadinya. Dengan demikian,
pengertian kurikulum itu mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa.

3.) Pengertian kurikulum pada dimensi ketiga mengandung makna bahwa kurikulum
tersebut merupakan suatu program atau rencana belajar (a plan for learning). Pengertian
kurikulum pada dimensi ini nampaknya untuk menjembatani pandangan mengenai
pengertian kurikulum yang terlalu sempit
dan pandangan yang terlalu luas.

b. 1.) Pengertian kurikulum pada dimensi pertama mengandung makna bahwa pada
dasarnya kurikulum itu terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
siswa. Dalam hal ini, kurikulum selalu berorientasi pada penguasaaan isi atau materi
pelajaran sebagai sasaran akhir proses pendidikan (content oriented). Isi atau materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa tersebut pada hakikatnya merupakan ilmu pengetahuan
yang terkait dengan setiap mata pelajaran. Dimensi pengertian kurikulum sebagai mata
pelajaran ini dianggap merupakan pandangan yang terlalu sempit dan sederhana, namun
demikian, pada kenyataannya masih banyak diterapkan dalam praktik pelaksanaan
pendidikan dewasa ini.
2.) Pengertian kurikulum pada dimensi kedua tidak dibatasi hanya sebagai sejumlah
mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences)
yang dialami siswa dan memengaruhi perkembangan pribadinya. Dengan demikian,
pengertian kurikulum itu mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Ahli
kurikulum yang berpendapat seperti itu, di antaranya Harold B. Alberty (1965). Ia
memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah
tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the
school). Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. Pendapat yang senada dan
menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis (1974)
yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa
supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah.
Dimensi pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar ini dianggap merupakan
pandangan yang terlalu luas karena sekolah dalam hal ini guru tidak mungkin dapat
mengontrol dan mengukur segala bentuk perilaku siswa, khususnya yang terjadi di luar
sekolah. Selain itu, makna kurikulum itu sendiri menjadi kabur dan tidak fungsional.

3.) Pengertian kurikulum pada dimensi ketiga mengandung makna bahwa kurikulum
tersebut merupakan suatu program atau rencana belajar (a plan for learning). Pengertian
kurikulum pada dimensi ini nampaknya untuk menjembatani pandangan mengenai
pengertian kurikulum yang terlalu sempit dan pandangan yang terlalu luas. Pengertian
Ketiga dari 3 Pengertian Kurikulum adalah sebuah rencana kegiatan belajar siswa di
sekolah, yang mencakup rumusan-rumusan tujuan bahan ajar, proses kegiatan
pembelajaran, jadwal dan evaluasi hasil belajar. Kurikulum tersebut merupakan sebuah
konsep yang telah disusun oleh para ahli dan disetujui oleh para pengambil kebijakan
pendidikan serta oleh masyarakat sebagai user dari hasil pedidikan. Pandangan ketiga ini
dikenal sebagai pandangan modern, dimana kurikulum lebih dari sekedar rencana
pelajaran atau bidang studi. Kurikulum dinyatakan sebagai semua yang secara nyata terjadi
dalam proses pendidikan di Sekolah.

2. a. Psikologi dapat diartikan sebagaisuatu ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia
dalam hubungan dengan lingkungan,pengertian sejenis menyebutkan bahwa psikologi
merupakan suatu ilmu yang berkaitan dengan proses mental, baik normal maupun abnormal
dan pengaruhnya pada perilaku, ilmu pengetahuan tentang gejala dan kegiatan jiwa. Peserta
didik merupakan individu yang sedang berada dalam proses perkembangan (fisik,
intelektual, social emosional, moral, dan sebagainya). Tugas utama seorang guru sebagai
pendidik adalah membantu untuk mengoptimalkan perkembangan peserta didiknya
berdasarkan tugas–tugas perkembangannya.

b. Landasan dalam pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut: Landasan Filosofis


Landasan ini dalam pengembangan kurikulum mencakup tentang landasan filsafat,
mengidentifikasi dan mengimplitasikannya. Dengan filsafat metodologi praktik pendidikan
terarah, timbal baliknya Pratik pendidikan itus endiri menjadi bahan bagi pertimbangan
filosofis pendidikan. Sehingga landasan filosofis menjadi landasan penting dalam
pengembangan kurikulum. Filsafat pendidikan menjadi dasar dan arah pendidikan,
sedangkan pelaksanaannya melalui proses pendidikan. Landasan Psikologis Landasan ini
dalam pengembangan kurikulum mencakup tentang perilaku dan fungsi mental manusia
sebagai objek pendidikan secara ilmiah dan mengidentifikasinya. Dalam pengembangan
kurikulum paling tidak ada 2 (dua) cabang psikologis, yakni psikologis perkembangan dan
psikologis belajar. Ada 9 (Sembilan) aspek psikologis yang dikembangkan dengan perantara
berbagai mata pelajaran dalam kurikulum. 1.Aspek Ketakwaan 2.Aspek Cipta 3.Aspek Rasa
4.Aspek Karsa 5.Aspek Karya (Kreatif) 6.Aspek Karya (Keprigelan) 7.Aspek Kesehatan
8.Aspek Sosial 9.Aspek Individu Landasan Sosial Budaya Landasan ini tentang nilai, tata
sosial, dan tata laku manusia di masyarakatdan mengidentifikasinya. Dengan landasan
Sosial Budaya diharapkan lahirnya manusia yang bermutu, mengerti dan mampu
membangun masyarakat. Maka dari itu, kurikulum dengan segala perangkatnya tujuan, isi
bahkan proses disesuaikan dengan kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan
masyarakat.

3. a. Prinsip umum pengembanagn kurikulum yang dilakukan guru tersebut adalah Prinsip
Fleksibilitas, prinsip fleksibilitas merupakan salah satu prinsip pengembangan kurikulum
yang memberikan ruang gerak dan memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan
atau mengambil suatu keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
pelaksana kurikulum di lapangan.

b. Prinsip fleksibilitas merupakan salah satu prinsip pengembangan kurikulum yang


memberikan ruang gerak dan memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau
mengambil suatu keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh
pelaksana kurikulum di lapangan. Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu
harus lentur dan tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan
kurikulum mengusahakan agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan
fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian
berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta
kemampuan dan latar belakang peserta didik. Para pengembang kurikulum perlu
memikirkan bahwa implementasi kurikulum pada tataran yang sebenarnya akan terkait
dengan keragaman kemampuan sekolah untuk menyediakan tenaga dan fasilitas bagi
berlangsungnya suatu kegiatan yang harus dilaksanakan. Prinsip fleksibel juga terkait
dengan adanya kebebasan siswa dalam memilih program studi yang dipilih. Pengembangan
kurikulum atau sekolah harus mampu menyediakan berbagai program pilihan bagi
siswa, siswa diperkenankan memilih sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan
kebutuhannya. Fleksibel juga diberikan kepada guru, yang artinya kurikulum harus
memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya
sesuai dengan kondisi yang ada, asalkan tidak menyimpang jauh dari apa yang telah
digariskan dalam kurikulum.

4. a. Menurut Benyamin S. Bloom dengan Taxonomy of Educational Objectives membagi


tujuan ini menjadi tiga ranah/ domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

b. Ketiga domain ini masing-masing terdiri atas beberapa aspek yang disusun secara
hirearkis. Domain kognitif berkenaan dengan penguasaan kemampuan-kemampuan
intelektual atau berpikir; domain afektif berkenaan dengan penguasaan penguasaan dan
pengembangan perasaan, sikap, minat dan nilai-nilai; sedangkan domain psikomotorik
berkenaan dengan penguasaan dan pengembangan keterampilan-keterampilan motorik.

Anda mungkin juga menyukai