Anda di halaman 1dari 7

Dina Ismawati 858749138

TUGAS TUTORIAL I

Program Studi : S1 PGSD


Kode Mata Kuliah : PDGK4502
Nama Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD
Jumlah sks : 4 sks
Nama Pengembang : Dr. Eko Purwanti, M.Pd.
Nama Penelaah : Astri Dwi Jayanti S., M.Ed.,
Tahun Pengembangan : 2018
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Edisi Ke- : 1 (satu)

Skor Sumber Tugas


No. UraianTugas Tutorial
Maksimum Tutorial
1. Kurikulum merupakan komponen yang sangat Modul 1 BMP
krusial dalam pelaksanaan pendidikan. PDGK4502
Kurikulum dijadikan sebagai dasar untuk Pengembangan
melaksanakan pendidikan sehingga tujuan Kurikulum dan
pendidikan dapat terlaksana secara optimal. Pembelajaran di
Secara konseptual, kurikulum dapat SD
dikelompokan menjadi tiga dimensi pengertian:
a. Sebutkan 3 dimensi pengertian kurikulum 5 KB 1
tersebut.
b. Jelaskan masing-masing 3 dimensi 15
pengertian kurikulum.
2. Dalam praktek pembelajaran, seorang guru harus Modul 2 BMP
memahami karakteristik masing-masing siswa PDGK4502
secara mendalam sehingga guru dapat memilih Pengembangan
metode dan model pembelajaran yang tepat. Kurikulum dan
Dalam kaitannya dengan pengembangan Pembelajaran di
kurikulum, guru harus mampu menguasai SD
landasan psikologis. 5
a. Jelaskan pengertian landasan psikologis KB 1
pengembangan kurikulum 5
b. Jelaskan substansi landasan
pengembangan kurikulum
3. Dengan adanya kurikulum yang berlaku, guru Modul3 BMP
memiliki hak untuk berinovasi dalam PDGK4502
pelaksanakan pembelajaran. Misalnya Pengembangan
mengembangkan model-model permainan dalam Kurikulum dan
pembelajaran untuk menarik perhatia siswa. Pembelajaran di
Dalam fenomena tersebut, guru telah SD
melaksanakan salah satu prinsip umum
pengembangan kurikulum. KB 1
a. Apakah prinsip umum yang telah 4
dilakukan guru tersebut?
b. Jelaskan jenis prinsip umum yang 6
dilakukan guru pada fenomena di atas.
4. Langkah kedua pengembangan kurikulum yaitu Modul3 BMP
Dina Ismawati 858749138

perumusan tujuan. Dalam pengembangan PDGK4502


kurikulum, tujuan dibagi dalam beberapa Pengembangan
taksonomi yang disusun secara hierarkis. Kurikulum dan
a. Sebutkan taksonomi tujuan menurut Pembelajaran di
Benyamin S. Bloom. SD
b. Jelaskan masing-masing taksonomi tujuan
tersebut. KB 2
*) Coret yang tidak perlu

JAWABAN

1. a. 3 dimensi pengertian kurikulum


Perkembangan definisi kurikulum menimbulkan ragam pengertian. Berdasarkan
penelusuran konsep, kurikulum memiliki tiga dimensi pengertian, yakni kurikulum
sebagai mata pelajaran, kurikulum sebagai pengalaman belajar dan kurikulum sebagai
perencanaan program pembelajaran. (Sanjaya, 2009).

b. Penjelasan
1). Kurikulum sebagai mata pelajaran
Pertama dari 3 pengertian Kurikulum sebagai mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh siswa untuk memperoleh ijazah disebut pandangan tradisional atau pengertian
sempit. Menurut Oemar Hamalik (Hamalik, 2009) bahwa pengertian tradisional
atau sempit mempunyai beberapa implikasi, yaitu:
a. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran. Mata pelajaran sendiri pada
hakikatnya adalah pengalaman nenek moyang di masa lampau. Berbagai
pengalaman tersebut dipilih, dianalisis, serta disusun secara sistematis dan
logis, sehingga muncul mata pelajaran seperti sejarah, ilmu bumi, ilmu hayat,
dan sebagainya.
b. Mata pelajaran adalah sejumlah informasi atau pengetahuan, sehingga
penyampaian mata pelajaran pada siswa dapat membentuk mereka menjadi
manusia yang mempunyai kecerdasan berpikir.
c. Mata pelajaran menggambarkan kebudayaan masa lampau. Adapun pengajaran
berarti penyampaian kebudayaan kepada generasi muda.
d. Tujuan mempelajari mata pelajaran adalah untuk memperoleh ijazah. Ijazah
diposisikan sebagai tujuan, sehingga menguasai mata pelajaran berarti telah
mencapai tujuan belajar.
e. Adanya aspek keharusan bagi setiap siswa untuk mempelajari mata pelajaran
yang sama. Akibatnya, faktor minat dan kebutuhan siswa tidak
dipertimbangkan dalam penyusunan kurikulum.
f. Sistem penyampaian yang digunakan oleh guru adalah sistem penuangan
(imposisi). Akibatnya, dalam kegiatan belajar gurulah yang lebih banyak
bersikap aktif, sedangkan siswa hanya bersifat pasif belaka.

2). Kurikulum Sebagai Pengalaman Belajar


Kedua dari 3 pengertian kurikulum dalah segala pengalaman dan aktifitas-aktifitas
pendidikan yang dikerjakan oleh siswa di bawah kelola sekolah baik di dalam
maupun di luar sekolah. disebut pengertian luas. Oemar Syaibany (Al-Syaibani,
1979) mendefiniskan kurikulum sebagai Sejumlah kekuatan, faktor-faktor pada
alam sekitar pengajaran dan pendidikan yang disediakan oleh sekolah bagi murid-
Dina Ismawati 858749138

muridnya di dalam di luarnya, dan sejumlah pengalaman-pengalaman yang lahir


dari pada interaksi dengan kekuatan-kekuatan dan faktor-faktor ini.
Pergeseran pengertian kurikulum dari sejumlah mata pelajaran kepada pengalaman
dipengaruhi oleh penemuan baru dalam bidang psikologi belajar. Pandangan baru
dalam psikologi menganggap bahwa belajar itu bukan mengumpulkan sejumlah
pengetahuan, akan tetapi proses perubahan perilaku siswa (Sanjaya, 2009). Artinya
siswa telah belajar manakala telah memiliki perubahan perilaku. Perubahan
tersebut akan terjadi jika siswa memiliki pengalaman belajar. Oleh Karena itu
pengalaman itu lebih penting daripada hanya menumpuk sejumlah pengetahuan.

Implikasi Pengertian Kurikulum Sebagai Pengalaman Belajar


Menurut Oemar Hamalik (Hamalik, 2009), Kurikulum dalam pengertian
pengalaman belajar siswa memberikan beberapa implikasi antara lain:
a. Tafsiran tentang kurikulum bersifat luas, karena kurikulum bukan hanya terdiri
atas mata pelajaran (courses), tetapi meliputi semua kegiatan dan pengalaman
yang menjadi tanggung jawab sekolah.
b. Sesuai dengan pandangan ini, berbagai kegiatan di luar kelas (yang dikenal
dengan ekstrakurikuler) sudah tercakup dalam pengertian kurikulum. Oleh
karena itu, tidak ada pemisahan antara intra dan ekstra-
c. Pelaksanaan kurikulum tidak hanya dibatasi pada keempat dinding kelas saja,
melainkan dilaksanakan baik di dalam maupun di luar kelas, sesuai dengan
tujuan yang hendak dicapai.
d. Sistem penyampaian yang dipergunakan oleh guru disesuaikan dengan kegiatan
atau pengalaman yang akan disampaikan. Oleh karena itu, guru harus
mengadakan berbagai kegiatan belajar-mengajar yang bervariasi, sesuai dengan
kondisi siswa.
e. Tujuan pendidikan bukanlah untuk menyampaikan mata pelajaran (courses)
atau bidang pengetahuan yang tersusun (subject), melainkan pembentukan
pribadi anak dan belajar cara hidup di dalam masyarakat.
Penilaian penguasaan isi materi pelajaran bisa dilihat dari hasil tes sebagai produk
belajar. Sedangkan segala bentuk perilaku siswa merupakan hasil dari
pengalamannya tidak mungkin dapat dikontrol guru. Pengertian kurikulum sebagai
pengalaman belajar dianggap konsep yang luas. Akibat keluasannya itu,
menjadikan makna kurikulum menjadi kabur dan tidak fungsional.
3). Kurikulum sebagai perencanaan program pembelajaran
Pengertian Ketiga dari 3 Pengertian Kurikulum adalah sebuah rencana kegiatan
belajar siswa di sekolah, yang mencakup rumusan-rumusan tujuan bahan ajar,
proses kegiatan pembelajaran, jadwal dan evaluasi hasil belajar. Kurikulum
tersebut merupakan sebuah konsep yang telah disusun oleh para ahli dan disetujui
oleh para pengambil kebijakan pendidikan serta oleh masyarakat sebagai user dari
hasil pedidikan.
Pandangan ketiga ini dikenal sebagai pandangan modern, dimana kurikulum lebih
dari sekedar rencana pelajaran atau bidang studi. Kurikulum dinyatakan sebagai
semua yang secara nyata terjadi dalam proses pendidikan di Sekolah. (Tafsir, 2010)
Dina Ismawati 858749138

2.
a. Landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum ialah suatu landasan dalam
proses pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia
pada umumnya serta gejala yang berkaitan dengan aspek kurikulum pribadi manusia
serta tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi anak didik.
b. Landasan pengembangan kurikulum mengacu pada prinsip-prinsip, teori-teori, dan
pendekatan-pendekatan yang menjadi dasar bagi pengembangan kurikulum.
Beberapa landasan penting dalam pengembangan kurikulum adalah:
a. Landasan filosofis: Merupakan dasar pemikiran tentang tujuan pendidikan dan
pandangan tentang manusia, kehidupan, dan dunia. Landasan filosofis meliputi
filsafat pendidikan, epistemologi, dan axiologi. Filsafat pendidikan memberikan
landasan pemikiran tentang tujuan, substansi, dan metode pendidikan.
Epistemologi membahas teori pengetahuan, sedangkan axiologi membahas nilai-
nilai moral dan estetika.
b. Landasan psikologis-pedagogis: Meliputi teori-teori dan pendekatan-pendekatan
psikologi dan pendidikan yang menjadi dasar dalam pengembangan kurikulum.
Landasan psikologis-pedagogis meliputi teori belajar, pengajaran, dan evaluasi.
Teori belajar memberikan landasan tentang bagaimana peserta didik memperoleh
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Teori pengajaran memberikan landasan
tentang bagaimana guru memfasilitasi pembelajaran. Teori evaluasi memberikan
landasan tentang bagaimana guru mengevaluasi hasil belajar peserta didik.
c. Landasan sosiologis-antropologis: Merupakan dasar pemikiran tentang hubungan
sosial dan budaya dalam konteks pendidikan. Landasan sosiologis-antropologis
meliputi teori-teori tentang interaksi sosial, struktur sosial, perubahan sosial, dan
budaya. Landasan sosiologis-antropologis memberikan landasan tentang
bagaimana pendidikan dapat menciptakan hubungan sosial dan budaya yang
harmonis, serta membantu peserta didik untuk memahami konteks sosial dan
budaya di sekitarnya.
Dengan memperhatikan landasan pengembangan kurikulum tersebut, pengembang
kurikulum dapat merancang kurikulum yang memenuhi kebutuhan peserta didik dan
masyarakat, serta sesuai dengan tuntutan zaman.

3.
a. Teks deskripsi adalah salah satu jenis teks yang berfungsi untuk memberikan
gambaran tentang suatu objek dan peristiwa secara detail sehingga seolah-olah
pembaca dapat mengetahui secara langsung objek yang digambarkan. Berdasarkan
soal, dapat disimpulkan bahwa prinsip umum dalam mengajar antara lain sebagai
berikut:
 Mengajar diniatkan dengan ikhlas.
 Mengajar dari tingkat sederhana menuju kompleks.
 Mengajar sesuai dengan kompetensi yang dimiliki.
b. Prinsip-prinsip yang harus diketahui oleh guru itu apa saja?
1) Kesiapan
Dalam proses pembelajaran yang paling utama yaitu harus dalam keadaan siap.
Siap disini diartikan bahwa peserta didik harus siap menerima materi yang akan
disampaikan oleh guru. Jika peserta didik tidak siap dalam menerima materi pasti
tidak akan fokus kepada apa yang disampaikan guru kepadanya.
Dina Ismawati 858749138

2) Perhatian
Perhatian dalam pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting.
Kenyataannya menunjukkan bahwa tanpa perhatian tidak mungkin terjadi
pembelajaran baik dari pihak guru sebagai pengajar serta peserta didik yang
belajar.
Perhatian peserta didik akan timbul apabila bahan pelajaran yang dihadapinya
sesuai dengan kebutuhannya, apabila bahan pelajaran itu sebagai suatu yang
dibutuhkan tentu perhatian untuk mempelajarinya semakin kuat. Secara
psikologis, apabila sudah berkonsentrasi pada sesuatu maka segala stimulus yang
lainnya tidak diperlukan. Akibat dari keadaan ini kegiatan yang sedang dilakukan
tentu akan berjalan dengan baik.

3) Motivasi
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan, semangat untuk anak agar siap belajar
dan fokus dalam belajar. Motivasi juga memiliki peran penting dalam
pembelajaran. Seseorang akan berhasil dalam belajar kalau keinginan untuk
belajar timbul dari dirinya sendiri. Motivasi dalam hal ini meliputi: mengetahui
apa yang dipelajari dan memahami mengapa hal tersebut harus dipelajari. Kedua
hal ini sebagai unsur motivasi yang menjadi dasar permulaan yang baik untuk
belajar.
Motivasi adalah unsur utama dalam dalam pembelajaran dan pembelajaran tidak
dapat berlangsung tanpa adanya perhatian anak, apabila anak memperhatikannya
secara spontan tanpa memerlukan usaha.

4) Tujuan
Dalam proses pembelajaran seorang pendidik haru memiliki tujuan yang jelas agar
peserta didik tidak dalam keadaan bingung. Tujuan harus tergambar jelas dalam
pikiran dan diterima oleh para peserta didik pada saat proses pembelajaran.

5) Keaktifan
Mengajar adalah suatu proses untuk membimbing pengalaman belajar.
Pengalaman tersebut dapat diperoleh apabila peserta didik memiliki keaktifan
untuk bereaksi dengan lingkungannya. Dalam suatu proses pembelajaran peserta
didik harus aktif, mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai pada
kegiatan psikis yang susah diamati.
Dengan demikian belajar yang berhasil harus melalui banyak aktivitas baik fisik
maupun psikis. Bukan hanya menghafal, sejumlah rumus-rumus atau informasi
tetapi harus belajar harus berbuat seperti, membaca, menulis, mendengar, berlatih
keterampilan dan lainnya.
Prinsip aktif di atas menurut pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan
harus diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman sendiri. Jadi, dalam
pembelajaran yang mengolah dan merencana adalah peserta didik dengan
kemauam, kemampuan, bakat dan latar belakang masing-masing, guru hanya
merangsang keaktifan peserta didik dengan menyiapkan bahan ajar.

6) Perbedaan Individual
Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan peserta didik lain akan membantu
dirinya untuk menentukan cara belajar dan sasaran belajar bagi dirinya sendiri.
Jadi seorang pendidik disini harus memperhatikan perbedaan individual di dalam
kelas sehingga dapat memudahkan untuk pencapaian tujuan belajar. Namun guru
Dina Ismawati 858749138

harus adil terhadap peserta didik jangan sampai ada peserta didik yang merasa
diasingkan oleh guru tersebut.

7) Tantangan
Implikasi prinsip tantangan bagi peserta didik adalah tuntutan dimilikinya
kesadaran pada dirinya akan adanya kebutuhan untuk selalu memperoleh,
memproses, dan mengolah pesan. Selain itu, siswa juga harus memiliki
keingintahuan yang besar terhadap segala masalah yang dihadapinya.
Bentuk-bentuk perilaku peserta didik yang merupakan implementasi dari prinsip
ini adalah melakukan sebuah eksperimen, melaksanakan tugas terbimbing maupun
mandiri dan mencari tahu pemecahan suatu masalah.

4.
a. Tujuan pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu:
 Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir.
 Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian
diri.
 Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan,
mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.

b. Penjelasan
Domain Kognitif
a) Pengetahuan (Knowledge)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi,
fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Sebagai
contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang yg berada di
level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik
produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk.
b) Aplikasi (Application)
Di tingkat ini, seseorang memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan,
prosedur, metode, rumus, teori, dsb di dalam kondisi kerja. Sebagai contoh,
ketika diberi informasi tentang penyebab meningkatnya reject di produksi,
seseorang yg berada di tingkat aplikasi akan mampu merangkum dan
menggambarkan penyebab turunnya kualitas dalam bentuk fish bone diagram.
c) Analisis (Analysis)
Di tingkat analisis, seseorang akan mampu menganalisis informasi yang
masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi ke dalam bagian
yang lebih kecil untuk mengenali pola atau hubungannya, dan mampu
mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari sebuah skenario
yg rumit. Sebagai contoh, di level ini seseorang akan mampu memilah-milah
penyebab meningkatnya reject, membanding-bandingkan tingkat keparahan
dari setiap penyebab, dan menggolongkan setiap penyebab ke dalam tingkat
keparahan yg ditimbulkan.
d) Sintesis (Synthesis)
Satu tingkat di atas analisis, seseorang di tingkat sintesa akan mampu
menjelaskan struktur atau pola dari sebuah skenario yang sebelumnya tidak
Dina Ismawati 858749138

terlihat, dan mampu mengenali data atau informasi yang harus didapat untuk
menghasilkan solusi yg dibutuhkan. Sebagai contoh, di tingkat ini seorang
manajer kualitas mampu memberikan solusi untuk menurunkan tingkat reject
di produksi berdasarkan pengamatannya terhadap semua penyebab turunnya
kualitas produk.
e) Evaluasi (Evaluation)
Dikenali dari kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap solusi,
gagasan, metodologi, dsb dengan menggunakan kriteria yang cocok atau
standar yg ada untuk memastikan nilai efektivitas atau manfaatnya. Sebagai
contoh, di tingkat ini seorang manajer kualitas harus mampu menilai alternatif
solusi yg sesuai untuk dijalankan berdasarkan efektivitas, urgensi, nilai
manfaat, nilai ekonomis, dsb.

Domain Afektif
Pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.
a. Penerimaan (Receiving/Attending) : Kesediaan untuk menyadari adanya suatu
fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan
perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
b. Tanggapan (Responding) : Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di
lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan
tanggapan.
c. Penghargaan (Valuing) : Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada
suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi
dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
d. Pengorganisasian (Organization) :Memadukan nilai-nilai yang berbeda,
menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang
konsisten.

Domain Psikomotor
Rincian dalam domain ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi oleh ahli lain berdasarkan
domain yang dibuat Bloom.
a. Persepsi (Perception) : Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam
membantu gerakan.
b. Kesiapan (Set) : Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan
gerakan.
c. Guided Response (Respon Terpimpin) :Tahap awal dalam mempelajari
keterampilan yang kompleks, termasuk di dalamnya imitasi dan gerakan coba-
coba.
d. Mekanisme (Mechanism) :Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari
sehingga tampil dengan meyakinkan dan cakap.
e. Respon Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response) :Gerakan motoris
yang terampil yang di dalamnya terdiri dari pola-pola gerakan yang kompleks.
f. Penyesuaian (Adaptation) :Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat
disesuaikan dalam berbagai situasi.
g. Penciptaan (Origination) :Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan
situasi atau permasalahan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai