Anda di halaman 1dari 6

PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN

PEMBELAJARAN DI SD
(TUGAS 1)

DI SUSUN OLEH :

SRI NURTIKA SARI


NIM. 859769085

UPBJJ-UT KENDARI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
TAHUN 2023
SOAL TUGAS TUTORIAL I

Program Studi : S1 PGSD


Nama Mata Kuliah : Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD

No Skor Sumber Tugas


UraianTugas Tutorial
. Maksimum Tutorial
1. Kurikulum merupakan komponen yang sangat Modul 1 BMP
krusial dalam pelaksanaan pendidikan. PDGK4502
Kurikulum dijadikan sebagai dasar untuk Pengembangan
melaksanakan pendidikan sehingga tujuan Kurikulum dan
pendidikan dapat terlaksana secara optimal. Pembelajaran di
Secara konseptual, kurikulum dapat SD
dikelompokan menjadi tiga dimensi pengertian:
a. Sebutkan 3 dimensi pengertian kurikulum 5 KB 1
tersebut.
b. Jelaskan masing-masing 3 dimensi 15
pengertian kurikulum.
2. Dalam praktek pembelajaran, seorang guru harus Modul 2 BMP
memahami karakteristik masing-masing siswa PDGK4502
secara mendalam sehingga guru dapat memilih Pengembangan
metode dan model pembelajaran yang tepat. Kurikulum dan
Dalam kaitannya dengan pengembangan Pembelajaran di
kurikulum, guru harus mampu menguasai SD
landasan psikologis. 5
a. Jelaskan pengertian landasan psikologis KB 1
pengembangan kurikulum 5
b. Jelaskan substansi landasan
pengembangan kurikulum
3. Dengan adanya kurikulum yang berlaku, guru Modul3 BMP
memiliki hak untuk berinovasi dalam PDGK4502
pelaksanakan pembelajaran. Misalnya Pengembangan
mengembangkan model-model permainan dalam Kurikulum dan
pembelajaran untuk menarik perhatia siswa. 4 Pembelajaran di
Dalam fenomena tersebut, guru telah SD
melaksanakan salah satu prinsip umum 6
pengembangan kurikulum. KB 1
a. Apakah prinsip umum yang telah
dilakukan guru tersebut?
b. Jelaskan jenis prinsip umum yang
dilakukan guru pada fenomena di atas.
4. Langkah kedua pengembangan kurikulum yaitu Modul3 BMP
perumusan tujuan. Dalam pengembangan PDGK4502
kurikulum, tujuan dibagi dalam beberapa Pengembangan
taksonomi yang disusun secara hierarkis. Kurikulum dan
a. Sebutkan taksonomi tujuan menurut Pembelajaran di
Benyamin S. Bloom. SD
b. Jelaskan masing-masing taksonomi tujuan
tersebut. KB 2
JAWABAN TUGAS TUTORIAL 1

1. a. Secara konseptual, kurikulum dapat dikelompokkan menjadi tiga dimensi pengertian.


Tiga dimensi pengertian kurikulum tersebut adalah :
1. Kurikulum sebagai mata pelajaran (subject).
2. Kurikulum sebagai pengalaman belajar (learning experiences).
3. Kurikulum sebagai program atau rencana pembelajaran.

b. Penjelasan masing- masing 3 dimensi pengertian kurikulum


1. Kurikulum sebagai mata pelajaran (subject), mengandung makna bahwa pada
dasarnya kurikulum itu terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh siswa. Sebagai sasaran akhir proses pendidikan (content oriented),
kurikulum selalu berorientasi pada penguasaan isi atau materi pelajaran. Pada
hakikatnya ilmu pengetahuan yang terkait dengan dengan setiap mata pelajaran
merupakan isi atau materi pelajaran yang harus dikuasai siswa. Dimensi
pengertian kurikulum sebagai mata pelajaran ini dianggap sederhana dan
terlalu sempit, namun masih banyak diterapkan dalam praktik pelaksanaan
pendidikan dewasa ini.
2. Kurikulum sebagai pengalaman belajar (learning experience), mencakup
semua pengalaman belajar (learning experience) yang dialami siswa dan
memengaruhi perkembangan pribadinya. Dalam kata lain pengertian
kurikulum ini mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Sejalan
dengan para ahli seperti Harold B. Alberty (1965) mengatakan “all of the
activities that are provided for the students by the school”. Kurikulum tidak
dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga kegiatan-
kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. Pendapat senada dan
dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis (1974) yang menganggap
kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa supaya
belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah.
Dimensi ini dianggap memiliki pandangan yang terlalu luas karena sekolah
dalam hal ini guru tidak mungkin dapat mengontrol dan mengukur segala
bentuk perilaku siswa, khususnya yang terjadi di luar sekolah. Selain itu,
makna kurikulum itu sendiri menjadi kabur dan tidak fungsional.
3. Kurikulum sebagai program/rencana pembelajaran, mencakup rumusan-
rumusan tujuan bahan ajar, proses kegiatan pembelajaran, jadwal dan evaluasi
hasil belajar. Kurikulum tersebut merupakan sebuah konsep yang telah disusun
oleh para ahli dan disetujui oleh para pengambil kebijakan pendidikan serta
oleh masyarakat sebagai user  dari hasil pedidikan. Pandangan ketiga ini
dikenal sebagai pandangan modern, dimana kurikulum lebih dari sekedar
rencana pelajaran atau bidang studi. Kurikulum sebagai rencana kegiatan
belajar siswa sejalan dengan rumusan kurikulum menurut Undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional no 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah no. 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa “kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan ajar serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”

2. a. Landasan psikologis memberikan kontribusi dalam hal bagaimana kurikulum itu


disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa mempelajarinya. Landasan
Psikologis berkaitan dengan teori belajar dan teori perkembangan anak. Teori belajar
memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi kurikulum itu disampaikan kepada
siswa dan bagaimana siswa harus mempelajarinya. Sedangkan teori perkembangan
diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang akan diberikan kepada
siswa agar tingkat keluasaan dan kedalamannya sesuai dengan taraf perkembangan
siswa. Ada dua cabang psikologi yang sangat penting diperhatikan dalam
pengembangan kurikulum, yaitu psikologi perkembangan dan psikologi belajar.
Berikut ini keterkaitanya dengan kurikulum:
1. Kurikulum dan teori perkembangan siswa
Implikasi terhadap pengembangan kurikulum di sekolah yaiut sebagai berikut :
a. Setiap siswa diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan bakat,
minat,dan kebutuhannya
b. Kurikulum memuat isi/materi pelajaran baik yang sifatnya umum atau
inti maupun yang dapat dipilih sesuai dengan minat dan bakat siswa,
juga yang sifatnya akademik maupun keterampilan
c. Kurikulum memuat tujuan-tujuan yang mengandung peengetahuan,
nilai/sikap, dan keterampilan yang menggambarkan keseluruhan
pribadi yang utuh
2. Kurikulum dan teori belajar
Psikologi/teori belajar berkaitan dengan bagaimana individu/siswa belajar.
Belajar dapat diartikan sebagai perubahan perilaku yang terjadi melalui
pengalaman. Segala perubahan perilaku baik pada ranah kognitif, afektif,
maupun psikomor yang terjadi karena proses pengalaman dapat dikategorikan
sebagai perilaku hasil belajar yang mana hal tersebut menjadi dasar penilaian
dalam pengembangan kurikulum.

b. Kurikulum itu sendiri pada hakikatnya merupakan rancangan atau program


pendidikan. Kurikulum menempati kedudukan yang sangat strategis dalam
keseluruhan kegiatan pendidikan, dalam arti akan menjadi penentu terhadap proses
pelaksanaan dan hasil-hasil yang ingin dicapai oleh pendidikan. Maka dari itu
dibutuhkan landasan yang kokoh dan kuat. Secara umum terdapat empat landasan
pokok yang mendasari pengembangan kurikulum, yaitu :
1. Landasan filosofis berkaitan dengan pentingnya filsafat dalam membina dan
mengembangkan kurikulum pada suatu satuan pendidikan. Aspek filsafat menjadi
rujukan utama bagi landasan lainnya dalam pengembangan kurikulum. Tujuan dan
isi kurikulum pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-pertimbangan
filosofis yang berbeda akan mempengaruhi dan mendorong aplikasi
pengembangan kurikulum yang berbeda pula.
2. Landasan Psikologis, (penjelasan pada bagian a)
3. Landasan sosiologis   berkaitan dengan pentingnya mempertimbangkan aspek
perkembangan masyarakat dan kebudayaan dalam mengembangkan kurikulum
satuan pendidikan. Pendidikan selalu mengandung nilai-nilai dan norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh
lingkungan kehidupan masyrakat dengan segala karakteristik dan kekayaan
budayannya yang menjadi dasar dan acuan bagi pendidikan dan kurikulum.
4. Landasan teknologi berkaitan dengan pentingnya mempertimbangkan aspek ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni ( IPTEKS ) dalam mengembangkan kurikulum
satuan pendidikan.
3. a. Prinsip fleksibilitas
b. Prinsip fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu bersifat lentur dan tidak kaku,
terutama dalam hal pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum mengusahakan
agar apa yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam
pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan
situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan
latar belakang peserta didik. Para pengembang kurikulum perlu memikirkan bahwa
implementasi kurikulum pada tataran yang sebenarnya akan terkait dengan keragaman
kemampuan sekolah untuk menyediakan tenaga dan fasilitas bagi berlangsungnya
suatu kegiatan yang harus dilaksanakan. Prinsip fleksibel juga terkait dengan adanya
kebebasan siswa dalam memilih program studi yang dipilih. Pengembangan kurikulum
atau sekolah harus mampu menyediakan berbagai program pilihan bagi siswa, siswa
diperkenankan memilih sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan kebutuhannya.
Fleksibel juga diberikan kepada guru, yang artinya kurikulum harus memberikan
ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan
kondisi yang ada, asalkan tidak menyimpang jauh dari apa yang telah digariskan
dalam kurikulum.

4. a. Benyamin S. Bloom membagi taksonomi tujuan ini menjadi tiga ranah/domain, yaitu:


1. Ranah kognitif
2. Ranah afektif
3. Ranah psikomotor.

b. Penjelasan ke tiga taksonomi tujuan menurut Benyamin S. Bloom:


1. Ranah kognitif mengurutkan keahlian sesuai dengan tujuan yang diharapkan.
Proses berpikir menggambarkan tahap berpikir yang harus dikuasai oleh siswa
agar mampu mengaplikasikan teori ke dalam perbuatan. Ranah kognitif ini
terdiri atas enam level, yaitu: (1) knowledge (pengetahuan), (2) comprehension
(pemahaman atau persepsi), (3) application (penerapan), (4) analysis
(penguraian atau penjabaran), (5) synthesis (pemaduan), dan (6) evaluation
(penilaian) (Utari, 2012). Penguasaan ranah kognitif peserta didik, meliputi
perilaku peserta didik yang ditunjukkan melalui aspek intelektual, seperti
pengetahuan serta keterampilan berpikir. Pengetahuan serta keterampilan
peserta didik, dapat diketahui dari berkembangnya teori-teori yang dimiliki
oleh peserta didik, serta memori berpikir peserta didik yang dapat menyimpan
hal-hal baru yang diterimanya. Misalnya, peserta didik baru belajar mengenai
definisi dari drama, teater, serta tata panggung. Pada umumnya, peserta didik
yang ranah kognitifnya kuat, dapat menghafal serta memahami definisi yang
baru diketahuinya. Selain itu, kemampuan peserta didik dalam mengingat teori
yang baru didapatnya, sangat kuat.
2. Ranah Afektif (Sikap), adalah ranah yang berhubungan dengan sikap, nilai,
perasaan, emosi, serta derajat penerimaan atau penolakan suatu objek dalam
kegiatan belajar mengajar. Bloom membagi ranah afektif menjadi lima
kategori, yakni:

 Receiving/Attending (Penerimaan)
Kategori ini merupakan tingkat afektif yang terendah meliputi penerimaan
masalah, situasi, gejala, nilai, dan keyakinan secara pasif. Penerimaan adalah
semacam kepekaan dalam menerima rangsangan atau stimulasi dari luar yang
datang pada peserta didik.

 Responding (Menanggapi)
Kategori responding berkenaan dengan jawaban dan kesenangan menanggapi
atau merealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilai yang dianut
masyarakat. Atau, dapat juga dikatakan bahwa responding adalah suatu sikap
yang menunjukkan adanya partisipasi aktif untuk mengikutsertakan dirinya ke
dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu
cara.
 Valuing (Penilaian)
Kategori ini berkenaan dengan memberikan nilai, penghargaan, dan
kepercayaan terhadap suatu gejala atau stimulus tertentu. Peserta didik tidak
hanya mau menerima nilai yang diajarkan, tapi juga berkemampuan untuk
menilai fenomena itu baik atau buruk.
 Organization (Organisasi)
Kategori organisasi mencakup konseptualisasi dari nilai-nilai menjadi sistem
nilai, serta pemantapan dan priortias nilai yang telah dimiliki. Hal ini dapat
dicontohkan dengan kemampuan menimbang akibat positif dan negatif dari
suatu kemajuan ilmu sains terhadap kehidupan manusia.
 Characterization (Karakteristik)
Kategori ini berkenaan dengan keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Proses internalisasi nilai menempati urutan tertinggi dalam hierarki nilai.

3. Ranah Psikomotorik (Tindakan) meliputi kompetensi dalam melakukan


pekerjaan dengan melibatkan anggota badan serta kompetensi yang berkaitan
dengan gerak fisik (motorik). Hal tersebut terdiri dari gerakan refleks,
keterampilan, gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan
kompleks, ekspresif, dan interpretatif.

Anda mungkin juga menyukai