Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL I

Nama : Jessica Phillia Alferina


Prodi : S1 PGSD BI
Nim : 856793641
Mapel : Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran di SD

1. Kurikulum merupakan komponen yang sangat krusial dalam pelaksanaan pendidikan.


Kurikulum dijadikan sebagai dasar untuk melaksanakan pendidikan sehingga tujuan
pendidikan dapat terlaksana secara optimal. Secara konseptual, kurikulum dapat
dikelompokan menjadi tiga dimensi pengertian:
a. Sebutkan 3 dimensi pengertian kurikulum tersebut.
b. Jelaskan masing-masing 3 dimensi pengertian kurikulum.
Jawaban A
1. Pengertian kurikulum pada dimensi pertama mengandung makna bahwa pada
dasarnya kurikulum itu terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
siswa.

2. Pengertian kurikulum pada dimensi kedua tidak dibatasi hanya sebagai sejumlah
mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning
experiences) yang dialami siswa dan memengaruhi perkembangan pribadinya.
Dengan demikian, pengertian kurikulum itu mencakup seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh siswa.

3. Pengertian kurikulum pada dimensi ketiga mengandung makna bahwa kurikulum


tersebut merupakan suatu program atau rencana belajar (a plan for learning).
Pengertian kurikulum pada dimensi ini nampaknya untuk menjembatani
pandangan mengenai pengertian kurikulum yang terlalu sempit dan pandangan yang
terlalu luas.

Jawaban B
1) Pengertian kurikulum pada dimensi pertama mengandung makna bahwa pada dasarnya
kurikulum itu terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa. Dalam
hal ini, kurikulum selalu berorientasi pada penguasaaan isi atau materi pelajaran sebagai
sasaran akhir proses pendidikan (content oriented). Isi atau materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa tersebut pada hakikatnya merupakan ilmu pengetahuan yang terkait dengan
setiap mata pelajaran. Dimensi pengertian kurikulum sebagai mata pelajaran ini dianggap
merupakan pandangan yang terlalu sempit dan sederhana, namun demikian, pada
kenyataannya masih banyak diterapkan dalam praktik pelaksanaan pendidikan dewasa
ini.

2) Pengertian kurikulum pada dimensi kedua tidak dibatasi hanya sebagai sejumlah mata
pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences) yang
dialami siswa dan memengaruhi perkembangan pribadinya. Dengan demikian,
pengertian kurikulum itu mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Ahli
kurikulum yang berpendapat seperti itu, di antaranya Harold B. Alberty (1965). Ia
memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah
tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the
school). Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. Pendapat yang senada dan
menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis (1974)
yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa
supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah.
Dimensi pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar ini dianggap merupakan
pandangan yang terlalu luas karena sekolah dalam hal ini guru tidak mungkin dapat
mengontrol dan mengukur segala bentuk perilaku siswa, khususnya yang terjadi di luar
sekolah. Selain itu, makna kurikulum itu sendiri menjadi kabur dan tidak fungsional.

3) Pengertian kurikulum pada dimensi ketiga mengandung makna bahwa kurikulum


tersebut merupakan suatu program atau rencana belajar (a plan for learning). Pengertian
kurikulum pada dimensi ini nampaknya untuk menjembatani pandangan mengenai
pengertian kurikulum yang terlalu sempit dan pandangan yang terlalu luas. Pengertian
Ketiga dari Pengertian Kurikulum adalah sebuah rencana kegiatan belajar siswa di
sekolah, yang mencakup rumusan-rumusan tujuan bahan ajar, proses kegiatan
pembelajaran, jadwal dan evaluasi hasil belajar. Kurikulum tersebut merupakan sebuah
konsep yang telah disusun oleh para ahli dan disetujui oleh para pengambil kebijakan
pendidikan serta oleh masyarakat sebagai user dari hasil pedidikan. Pandangan ketiga ini
dikenal sebagai pandangan modern, dimana kurikulum lebih dari sekedar rencana
pelajaran atau bidang studi. Kurikulum dinyatakan sebagai semua yang secara nyata terjadi
dalam proses pendidikan di Sekolah Kurikulum sebagai rencana kegiatan belajar siswa
sejalan dengan rumusan kurikulum menurut Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional
no 20 tahun 2003 dan Peraturan Pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, bahwa “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.”

2. Dalam praktek pembelajaran, seorang guru harus memahami karakteristik masing-


masing siswa secara mendalam sehingga guru dapat memilih metode dan model
pembelajaran yang tepat. Dalam kaitannya dengan pengembangan kurikulum, guru
harus mampu menguasai landasan psikologis.
a. Jelaskan pengertian landasan psikologis pengembangan kurikulum
b. Jelaskan substansi landasan pengembangan kurikulum

jawaban A
Landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum ialah suatu landasan dalam proses
pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya
serta gejala yang berkaitan dengan aspek kurikulum pribadi manusia serta tahapan usia
perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi anak didik. Psikologi adalah
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum adalah upaya
menentukan program pendidikan untuk mengubah perilaku manusia. Landasan
psikologis terutama berkaitan dengan teori belajar dan teori perkembangan anak. Teori
belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi kurikulum itu disampaikan kepada
siswa dan bagaimana siswa harus mempelajarinya. Teori perkembangan diperlukan
terutama dalam menentukan isi kurikulum yang akan diberikan kepada siswa agar tingkat
keluasan dan kedalamannya sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Oleh sebab itu,
pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam menentukan
apa dan bagaimana perilaku itu harus dikembangkan.

Jawaban B
pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan aspek-aspek yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan pada waktu mengembangkan suatu kurikulum satuan
pendidikan, baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Secara umum, terdapat
empat subtansi landasan pengembangan kurikulum atau terdapat empat aspek pokok
yang melandasi pengembangan kurikulum, yaitu aspek filsafat (landasan filosofis),
teori/psikologi belajar dan perkembangan
(landasan psikologis), masyarakat dan kebudayaan (landasan sosiologis), serta ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (landasan teknologis).

1) Landasan Filosofis Landasan filosofis berkaitan dengan pentingnya filsafat dalam


membina dan mengembangkan kurikulum pada suatu satuan pendidikan. Aspek filsafat
menjadi rujukan utama bagi landasan lainnya dalam pengembangan kurikulum. Tujuan
dan isi kurikulum pada dasarnya bergantung pada pertimbangan-pertimbangan filosofis
yang berbeda akan mempengaruhi dan mendorong aplikasi pengembangan kurikulum
yang berbeda pula. Berdasarkan landasan filosofis ini ditentukan tujuan-tujuan pendidikan.

2) Landasan Psikologis Landasan psikologis terutama berkaitan dengan teori belajar dan
teori perkembangan anak. Teori belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi
kurikulum itu disampaikan kepada siswa dan bagaimana siswa harus mempelajarinya. Teori
perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang akan
diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan taraf
perkembangan siswa.

3) Landasan Sosiologis Landasan sosiologis berkaitan dengan pentingnya


mempertimbangkan aspek perkembangan masyarakat dan kebudayaan dalam
mengembangkan kurikulum satuan pendidikan. Pendidikan selalu mengandung nilai-nilai
dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi
oleh lingkungan kehidupan masyrakat dengan segala karakteristik dan kekayaan
budayannya yang menjadi dasar dan acuan bagi pendidikan dan kurikulum.

4) Landasan Teknologis Landasan teknologis berkaitan dengan pentingnya


mempertimbangkan aspek ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) dalam
mengembangkan kurikulum satuan pendidikan. Pengembangan program pendidikan
(kurikulum) harus dilandasi dan mengacu pada perkembangan dan kemajuan IPTEKS yang
secara langsung akan menjadi isi/materi kurikulum dan cara penyampaianya
3. Dengan adanya kurikulum yang berlaku, guru memiliki hak untuk berinovasi dalam
pelaksanakan pembelajaran. Misalnya mengembangkan model-model permainan
dalam pembelajaran untuk menarik perhatia siswa. Dalam fenomena tersebut, guru
telah melaksanakan salah satu prinsip umum pengembangan kurikulum.
a. Apakah prinsip umum yang telah dilakukan guru tersebut?
b. Jelaskan jenis prinsip umum yang dilakukan guru pada fenomena di atas.

Jawaban A
Prinsip umum pengembanagn kurikulum yang dilakukan guru tersebut adalah Prinsip
Fleksibilitas, prinsip fleksibilitas merupakan salah satu prinsip pengembangan kurikulum yang
memberikan ruang gerak dan memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil
suatu keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum di
lapangan.

Jawaban B
Prinsip fleksibilitas merupakan salah satu prinsip pengembangan kurikulum yang memberikan ruang
gerak dan memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan
tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum di lapangan. Prinsip
fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak kaku, terutama dalam hal
pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar apa yang dihasilkan
memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu
berkembang, serta kemampuan dan latar belakang peserta didik. Para pengembang kurikulum
perlu memikirkan bahwa implementasi kurikulum pada tataran yang sebenarnya akan terkait
dengan keragaman kemampuan sekolah untuk menyediakan tenaga dan fasilitas bagi
berlangsungnya suatu kegiatan yang harus dilaksanakan. Prinsip fleksibel juga terkait dengan
adanya kebebasan siswa dalam memilih program studi yang dipilih. Pengembangan kurikulum atau
sekolah harus mampu menyediakan berbagai program pilihan bagi siswa, siswa diperkenankan
memilih sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan kebutuhannya. Fleksibel juga diberikan
kepada guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk
mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada, asalkan tidak
menyimpang jauh dari apa yang telah digariskan dalam kurikulum

4. Langkah kedua pengembangan kurikulum yaitu perumusan tujuan. Dalam pengembangan


kurikulum, tujuan dibagi dalam beberapa taksonomi yang disusun secara hierarkis.
a. Sebutkan taksonomi tujuan menurut Benyamin S. Bloom.
b. Jelaskan masing-masing taksonomi tujuan tersebut.

Jawaban A
menurut Benyamin S. Bloom: Di samping bersifat hierarkis, komponen tujuan juga dapat
dibagi ke dalam beberapa taksonomi tujuan. Benyamin S. Bloom dengan Taxonomy of
Educational Objectives membagi tujuan ini menjadi tiga ranah/domain, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik.

Jawaban B
1) Domain Kognitif Domain kognitif berkenaan dengan penguasaan kemampuan-
kemampuan intelektual atau berpikir. Bloom membagi domain kognitif ke dalam 6 tingkatan.
Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama berupa Pengetahuan (kategori 1) dan
bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6)

a) Pengetahuan Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan,


definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dsb. Tingkatan atau
jenjang ini merupakan tingkatan terendah namun menjadi prasyarat bagi tingkatan
selanjutnya. Di jenjang ini, peserta didik menjawab pertanyaan berdasarkan dengan
hapalan saja. Sebagai contoh, ketika diminta menjelaskan manajemen kualitas, orang
yang berada di level ini bisa menguraikan dengan baik definisi dari kualitas, karakteristik
produk yang berkualitas, standar kualitas minimum untuk produk.

b) Pemahaman Berisikan kemampuan mendemonstrasikan fakta dan gagasan


mengelompokkan dengan mengorganisir, membandingkan, menerjemahkan, memaknai,
memberi deskripsi, dan menyatakan gagasan utama, seperti:
Terjemahan
Pemaknaan
Ekstrapolasi

Anda mungkin juga menyukai