2. Pengertian kurikulum pada dimensi kedua tidak dibatasi hanya sebagai sejumlah
mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning
experiences) yang dialami siswa dan memengaruhi perkembangan pribadinya.
Dengan demikian, pengertian kurikulum itu mencakup seluruh kegiatan yang
dilakukan oleh siswa.
Jawaban B
1) Pengertian kurikulum pada dimensi pertama mengandung makna bahwa pada dasarnya
kurikulum itu terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa. Dalam
hal ini, kurikulum selalu berorientasi pada penguasaaan isi atau materi pelajaran sebagai
sasaran akhir proses pendidikan (content oriented). Isi atau materi pelajaran yang harus
dikuasai siswa tersebut pada hakikatnya merupakan ilmu pengetahuan yang terkait dengan
setiap mata pelajaran. Dimensi pengertian kurikulum sebagai mata pelajaran ini dianggap
merupakan pandangan yang terlalu sempit dan sederhana, namun demikian, pada
kenyataannya masih banyak diterapkan dalam praktik pelaksanaan pendidikan dewasa
ini.
2) Pengertian kurikulum pada dimensi kedua tidak dibatasi hanya sebagai sejumlah mata
pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar (learning experiences) yang
dialami siswa dan memengaruhi perkembangan pribadinya. Dengan demikian,
pengertian kurikulum itu mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Ahli
kurikulum yang berpendapat seperti itu, di antaranya Harold B. Alberty (1965). Ia
memandang kurikulum sebagai semua kegiatan yang diberikan kepada siswa di bawah
tanggung jawab sekolah (all of the activities that are provided for the students by the
school). Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh siswa di luar kelas. Pendapat yang senada dan
menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan Lewis (1974)
yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk memengaruhi siswa
supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah.
Dimensi pengertian kurikulum sebagai pengalaman belajar ini dianggap merupakan
pandangan yang terlalu luas karena sekolah dalam hal ini guru tidak mungkin dapat
mengontrol dan mengukur segala bentuk perilaku siswa, khususnya yang terjadi di luar
sekolah. Selain itu, makna kurikulum itu sendiri menjadi kabur dan tidak fungsional.
jawaban A
Landasan psikologis dalam pengembangan kurikulum ialah suatu landasan dalam proses
pendidikan yang membahas berbagai informasi tentang kehidupan manusia pada umumnya
serta gejala yang berkaitan dengan aspek kurikulum pribadi manusia serta tahapan usia
perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi anak didik. Psikologi adalah
ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia, sedangkan kurikulum adalah upaya
menentukan program pendidikan untuk mengubah perilaku manusia. Landasan
psikologis terutama berkaitan dengan teori belajar dan teori perkembangan anak. Teori
belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi kurikulum itu disampaikan kepada
siswa dan bagaimana siswa harus mempelajarinya. Teori perkembangan diperlukan
terutama dalam menentukan isi kurikulum yang akan diberikan kepada siswa agar tingkat
keluasan dan kedalamannya sesuai dengan taraf perkembangan siswa. Oleh sebab itu,
pengembangan kurikulum harus dilandasi oleh psikologi sebagai acuan dalam menentukan
apa dan bagaimana perilaku itu harus dikembangkan.
Jawaban B
pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan aspek-aspek yang harus
diperhatikan dan dipertimbangkan pada waktu mengembangkan suatu kurikulum satuan
pendidikan, baik di lingkungan sekolah maupun luar sekolah. Secara umum, terdapat
empat subtansi landasan pengembangan kurikulum atau terdapat empat aspek pokok
yang melandasi pengembangan kurikulum, yaitu aspek filsafat (landasan filosofis),
teori/psikologi belajar dan perkembangan
(landasan psikologis), masyarakat dan kebudayaan (landasan sosiologis), serta ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni (landasan teknologis).
2) Landasan Psikologis Landasan psikologis terutama berkaitan dengan teori belajar dan
teori perkembangan anak. Teori belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi
kurikulum itu disampaikan kepada siswa dan bagaimana siswa harus mempelajarinya. Teori
perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi kurikulum yang akan
diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan taraf
perkembangan siswa.
Jawaban A
Prinsip umum pengembanagn kurikulum yang dilakukan guru tersebut adalah Prinsip
Fleksibilitas, prinsip fleksibilitas merupakan salah satu prinsip pengembangan kurikulum yang
memberikan ruang gerak dan memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil
suatu keputusan tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum di
lapangan.
Jawaban B
Prinsip fleksibilitas merupakan salah satu prinsip pengembangan kurikulum yang memberikan ruang
gerak dan memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan
tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum di lapangan. Prinsip
fleksibilitas artinya bahwa kurikulum itu harus lentur dan tidak kaku, terutama dalam hal
pelaksanaannya, dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar apa yang dihasilkan
memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya
penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi tempat dan waktu yang selalu
berkembang, serta kemampuan dan latar belakang peserta didik. Para pengembang kurikulum
perlu memikirkan bahwa implementasi kurikulum pada tataran yang sebenarnya akan terkait
dengan keragaman kemampuan sekolah untuk menyediakan tenaga dan fasilitas bagi
berlangsungnya suatu kegiatan yang harus dilaksanakan. Prinsip fleksibel juga terkait dengan
adanya kebebasan siswa dalam memilih program studi yang dipilih. Pengembangan kurikulum atau
sekolah harus mampu menyediakan berbagai program pilihan bagi siswa, siswa diperkenankan
memilih sesuai dengan minat, bakat, kemampuan, dan kebutuhannya. Fleksibel juga diberikan
kepada guru, yang artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk
mengembangkan program pengajarannya sesuai dengan kondisi yang ada, asalkan tidak
menyimpang jauh dari apa yang telah digariskan dalam kurikulum
Jawaban A
menurut Benyamin S. Bloom: Di samping bersifat hierarkis, komponen tujuan juga dapat
dibagi ke dalam beberapa taksonomi tujuan. Benyamin S. Bloom dengan Taxonomy of
Educational Objectives membagi tujuan ini menjadi tiga ranah/domain, yaitu kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
Jawaban B
1) Domain Kognitif Domain kognitif berkenaan dengan penguasaan kemampuan-
kemampuan intelektual atau berpikir. Bloom membagi domain kognitif ke dalam 6 tingkatan.
Domain ini terdiri dari dua bagian: Bagian pertama berupa Pengetahuan (kategori 1) dan
bagian kedua berupa Kemampuan dan Keterampilan Intelektual (kategori 2-6)