HAKIKAT KURIKULUM
KB 1
PENGERTIAN, FUNGSI DAN PERANAN KURIKULUM
A. PENGERTIAN KURIKULUM
Istilah kurikulum ( curriculum ) yang pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga,
berasal dari kata curir ( pelari ) dan curere ( tempat berpacu ). Kemudian pengertian tersebut
diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran ( subjects ) yang harus
ditempuh oleh seorang siswa dari awal sampai akhir program pelajaran untuk memperoleh
penghargaan dalam bentuk ijazah.
Dari pengertian tersebut dalam kurikulum terkandung dua hal pokok yaitu :
Secara konseptual pengertian kurikulum dapat dikelompokkan pada tiga dimensi yaitu :
1. Kurikulum sebagai mata pelajaran ( subjects ) mengandung makna bahwa pada dasarnya
kurikulum itu terdiri atas sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh siswa.
2. Kurikulum sebagai pengalaman belajar ( learning experiences ), tidak dibatasi hanya
sebagai sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar
( learning experiences ) yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan
pribadinya.
3. Kurikulum sebagai program / rencana pembelajaran, mengandung makna bahwa
kurikulum tersebut merupakan suatu program atau rencana belajar ( a plan for learning ).
B. FUNGSI KURIKULUM
Pada dasarnya kurikulum itu berfungsi sebagai pedoman atau acuan bagi semua pihak
yang terlibat dalam penyelenggaran pendidikan di sekolah diantaranya guru, siswa, kepala
sekolah, pengawas, orang tua dan masyarakat.
Secara lebih khusus berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi siswa sebagai subjek didik,
terdapat enam fungsi kurikulum sebagai berikut :
1. Fungsi Penyesuaian ( The Adaftive Function )
2. Fungsi Integrasi ( The Integrating Function )
3. Fungsi Diferensiasi ( The Differentiating Functuion )
4. Fungsi Persiapan ( The Propaedeutic Function )
5. Fungsi Pemilihan ( The Selective Function )
6. Fungsi Diagnostik ( The Diagnostic Function )
C. PERANAN KURIKULUM
Kurikulum memiliki kedudukan dan posisi yang sangat sentral dalam keseluruhan proses
pendidikan, bahkan kurikulum menjadi syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari
pendidikan itu sendiri.
Menurut Oemar Hamalik ( 1990 ), terdapat tiga peranan kurikulum yang dinilai sangat
penting, yaitu :
1. Peranan Konservatif
Menekankan bahwa kurikulum itu dapat dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan
atau mewariskan nilai – nilai budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa
kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa sekolah dasar.
2. Peranan Kreatif
Menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai
dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan – kebutuhan masyarakat pada masa
sekarang dan masa mendatang.
3. Strategi Pembelajaran
Berkaitan dengan masalah cara atau system penyampaian isi kurikulum dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah dirumuskan. Pengertian strategi pembelajaran dalam hal ini,
meliputi pendekatan, prosedur, metode, model, dan teknik yang digunakan dalam menyajikan
bahan / isi kurikulum.
4. Evaluasi
Komponen evaluasi ini ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan – tujuan yang telah
ditentukan, serta menilai proses implementasi kurikulum secara keseluruhan, termasuk juga
menilai kegiatan evaluasi itu sendiri.
MODUL 2
LANDASAN DAN PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
KB 1
LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM
Menurut salah seorang pakar ilmu kurikulum yang bernama Robert. S.Zais ( 1976)
kurikulum suatu lembaga pendidikan disarkan kepada lima landasan. Landasan
pengembangan kurikulum pada hakikatnya merupakan aspek – aspek yang harus diperhatikan
dan dipertimbangkan pada waktu mengembangkan kurikulum satuan pendidikan, baik
dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah.
Secara umum terdapat empat aspek pokok yang melandasi pengembangan kurikulum,
yaitu aspke filsafat ( landasan filosofis ), teori / psikologi belajar dan perkembangan (
landasan psikologis ), masyarakat dan kebudayaan ( landasan sosiologis ), serta ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni ( landasan teknologis ).
Landasan psikologis terutama berkaitan dengan teori belajar dan teori perkembangan
anak. Teori belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi kurikulum itu
disampaikan kepada siswa dan bagaimana siswa harus mempelajarinya.
Menurut Wina Sanjaya, ( 2008:77 ) pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang seseorang terhadap suatu proses tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada
pandangan tentang terjadinya sesuatu proses yang sifatnya masih sangat umum.
Pendekatan pengembangan kurikulum pada dasarnya merupakan titik tolak atau sudut
pandang secara umum tentang proses pengembangan kurikulum, baik yang berkenaan dengan
kurikulum baru maupun penyempurnaan atau perbaikan kurikulum.
Pendekatan akar rumput yaitu pendekatan pengembangan kurikulum yang diawali dengan
inisiatif dari bawah, selanjutnya disebarluaskan pada tingkat yang lebih luas. Dalam proses
pengembangan kurikulum, guru atau kelompok guru memiliki peranan yang sangat besar
sedangkan administrator pendidikan tidak lagi berperan sebagai pengendali tetapi berperan
sebagai motivator atau fasilitator.
Terdiri atas tiga pendekatan, yaitu pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran,
pendekatan interdisipliner, dan pendekatan terpadu.
Pendekatan yang berpusat pada mata pelajaran bertitik tolak dari mata pelajaran sebagai
suatu disiplin ilmu yang terpisah antara satu dengan lainnya, pendekatan interdisipliner
berangkat dari masalah – masalah sosial yang ada dalam kehidupan nyata yang tidak
mungkin ditinjau hanya dari satu segi / aspek saja, pendekatan terpadu bertitik tolak dari
suatu keseluruhan atau suatu kesatuan yang bermakna dan berstruktur, dimana kurikulum
disusun sedemikian rupa agar mampu mengembangkan pribadi yang utuh.
3. Pendekatan dari Sudut Pandang Orientasi Penyusunan Kurikulum
Dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu orientasi pada tujuan, orientasi pada bahan ajar, dan
orientasi pada kegiatan belajar mengajar. Pendekatan yang berorientasi pada tujuan
didasarkan pada tujuan – tujuan pendidikan yang telah dirumuskan secara jelas, mulai dari
tujuan pendidikan nasional, tujuan satuan pendidikan, tujuan mata pelajaran, sampai dengan
tujuan pembelajaran. Pendekatan yang berorientasi pada bahan ajar sangat menitikberatkan
penyusunan kurikulum pada bahan ajar atau materi pelajaran yang akan diajarkan, dimana
tujuan dapat ditentukan berdasarkan bahan ajar tersebut.
Prinsip ini menegaskan bahwa tujuan / kompetensi merupakan arah bagi pengembangan
komponen – komponen lainnya dalam pengembangan kurikulum. Untuk itu, tujuan
kurikulum atau kompetensi yang ingin dicapai harus jelas, artinya tujuan kurikulum harus
dapat dipahami dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum untuk dapat dijabarkan menjadi
tujuan – tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional.
2. Prinsip Kontinuitas
3. Prinsip Fleksibilitas
Selain itu, prinsip fleksibilitas juga terkait dengan adanya kebebasan siswa dalam
memilih program studi. Selain memberi kebebasan kepada siswa, fleksibilitas juga perlu
diberikan kepada guru, khususnya dalam mengembangkan kegiatan – kegiatan pembelajaran,
asalkan tidak menyimpang jauh dari apa yang telah digariskan dari kurikulum.
4. Prinsip Integritas
Prinsip umum berkenaan dengan prinsip yang digunakan secara umum dalam
pengembangan kurikulum, sedangkan prinsip khusus berkenaan dengan prinsip yang
digunakan dalam mengembangkan komponen utama kurikulum, yaitu : prinsip yang
berkenaan dengan komponen tujuan, materi / isi, metode dan media, serta komponen
evaluasi.
Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan mempelajari tiga hal, yaitu kebutuhan siswa,
tuntutan masyarakat / dunia kerja, dan harapan – harapan dari pemerintah ( kebijakan
pendidikan ).
B. PERUMUSAN TUJUAN
Secara makro materi kurikulum ini disusun berdasarkan prosedur – prosedur tertentu yang
merupakan salah satu bagian dalam pengembangan kurikulum secara keseluruhan. Secara
spesifik yang dimaksud dengan materi kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan
kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Setelah materi kurikulum dipilih dan diorganisasikan, langkah selanjutnya adalah memilih
dan mengorganisasikan pengalaman belajar. Cara pemilihan dan pengorganisasian
pengalaman belajar dapat dilakukan dengan berbagai pendekatan dengan menggunakan
berbagai pendekatan, strategi, dan metode, serta teknik yang disesuaikan dengan tujuan dan
sifat materi yang akan diberikan.
E. PENGEMBANGAN EVALUASI
Pengembangan alat evaluasi dimaksudkan untuk menelaah kembali apakah kegiatan yang
telah dilakukan itu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.