A. Pengembangan kurikulum
Harapan ini akan diakui apakah lembaga pelatihan sekolah dengan variasi yang berbeda
dapat merencanakan program pendidikan yang berlaku di tingkat masyarakat dan lingkungan
sesuai dengan kebutuhan mereka. Selanjutnya diperlukan suatu metodologi dalam program
pendidikan pengurus dan pengembangannya, agar apa yang telah dirinci dapat dilaksanakan
sesuai dengan kondisi dan kebutuhan yang ideal.
Kurikulum juga merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. (Undang-Undang No.20 TH. 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional). Kurikulum pendidikan tinggi adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai isi maupun bahan kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di perguruan tinggi.
(Pasal 1 Butir 6 Kemendiknas No.232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa). Beberapa Landasan Pengembangan
Kurikulum yaitu :
1. Landasan Filosofis
2. Landasan Psikologis
3. Landasan Sosial-Budaya
Sifat pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai masyarakat sangat beragam
dan canggih, sehingga diperlukan kurikulum yang disertai dengan kemampuan meta-kognisi
dan kompetensi untuk berfikir dan belajar bagaimana belajar (figuring out how to learn)
dalam mengakses, memilih dan menilai pengetahuan, serta menngatasi situasi yang ambigu
dan antisipatif terhadap ketidakpastian.
Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung
dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti: politikus,
pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur-unsur masyarakat lainnya yang merasa
berkepentingan dengan pendidikan.
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang seseorang terhadap
suatu compositions tertentu. Istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya
suatu compositions yang sifatnya masih sangat umum. Dengan demikian, pendekatan
pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang secara umum tentang
compositions pengembangan kurikulum.
Pada pendekatan subjek akademik menggunakan bidang studi atau mata pelajaran
sebagai dasar organisasi kurikulum, misalnya matematika, sains, sejarah, geografi, atau IPA,
IPS, dan sebagainya seperti yang lazim didapati dalam framework pendidikan sekarang ini
disemua sekolah dan perguruan tinggi.
Yang diutamakan dalam pendekatan ini adalah penguasaan bahan dan compositions
dalam disiplin ilmu tertentu. Karena setiap ilmu pengetahuan memiliki sistematisasi tertentu
dan berbeda dengan sistematisasi ilmu lainnya. Pengembagan kurikulum subyek akademik
dilakukan dengan cara menetapkan terlebih dahulu mata pelajaran apa yang harus dipelajari
peserta didik, yang diperlukan untuk (persiapan) pengembangan disiplin ilmu.
Pendekatan dalam perkembangan Kurikulum Subjek Akademis:
• Pendekatan kedua, adalah studi yang bersifat integrative. yaitu respons terhadap perkembangan
masyarakat yang menuntut model-model pengetahuan yang lebih komprehensif-terpadu.
Pada pendekatan humanistik berpusat pada siswa, jadi understudy focused, dan
mengutamakan perkembangan afektif siswa sebagai prasyarat dan sebagai bagian fundamental
dari compositions belajar. Menurut Somantrie dalam Abdullah Idi, bahwa pada pendekatan
humanistik prioritasnya adalah pengalaman belajar yang diarahkan terhadap tanggapan minat,
kebutuhan dan kemampuan anak.
Pendidikan yang humanistik memandang manusia sebagai manusia, yakni makhluk hidup
ciptaan Allah dengan fitrah-fitrah tertentu. Sebagai makhluk hidup, ia harus melangsungkan,
mempertahankan, dan mengembangkan hidupnya. Sebagai pribadi, manusia juga sebagai
makhluk social yang memilki hak-hak sosial dan harus menunaikan kewajiban-kewajiban
sosialnya.
Penerapan teknologi dalam bidang pendidikan khususnya kurikulum adalah dalam dua
bentuk, yaitu bentuk perangkat lunak (programming) dan perangkat keras (equipment).
Penerapan teknologi perangkat keras dalam pendidikan dikenal sebagai teknologi alat (devices
innovation), sedangkan penerapan teknologi perangkat lunak disebut juga teknologi sistem
(framework innovation).
Teknologi pendidikan dalam arti teknologi alat, lebih menekankan kepada penggunaan
alat-alat teknologi untuk menunjang efisiensi dan efektifitas pendidikan. Kurikulumnya berisikan
rencana-rencana penggunaan berbagai alat dan media, juga model-model pengajaran yang banyak
melibatkan penggunaan alat. Contoh-contoh model pengajaran tersebut adalah: pengajaran
dengan bantuan film dan video, pengajaran berprogram, mesin pengajaran, pengajaran modul.
Pengajaran dengan bantuan komputer, dan lain-lain.
Pada Pendekatan rekonstruksionisme ini disebut Rekonstuksi sosial. Kurikulum
rekonstruksi sosial sangat memperhatikan hubungan kurikulum dengan sosial masyarakat dan
politik perkembangan ekonomi. Banyak prinsip kelompok ini yang konsisten dengan cita-cita
tertinggi, contohnya masalah hak asasi kaum minoritas, keyakinan dalam intelektual masyarakat
umumnya, dan kemampuan menentukan nasib sendiri sesuai arahan yang mereka inginkan.
Pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang
secara umum tentang proses pengembangan kurikulum.
Model pengembangan kurikulum adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman atau acuan dalam melakukan pengembangan kurikulum tersebut. oleh karena itu harus
dikembangkan dengan beberapa pendekatan, diantaranya adalah pendekatan subyek akademik,
pendekatan humanistik, pendekatan teknologi dan pendekatan rekonstruksi sosial.
Metodologi ini sudah ada di Indonesia dalam rencana pendidikan sebelum rencana
pendidikan 1975. Apa yang dapat dikatakan tentang manfaat dan hambatan dari metodologi
materi terletak adalah bahwa materi yang ditampilkan lebih mudah beradaptasi dan bebas
dalam mengaturnya, karena tidak ada pengaturan positif dalam menentukan materi
pengajaran yang sesuai dengan tujuan. Kendalanya adalah mengingat kenyataan bahwa
tujuan pendidikan tidak memuaskan, sulit untuk memutuskan aturan dalam menentukan
strategi yang tepat untuk mengajar. Setara berlaku untuk kebutuhan penilaian. Jadi
pertanyaan utama yang muncul sebanding dengan metodologi materi-terletak adalah materi
apa yang akan diberikan / diajarkan kepada siswa?
Metodologi yang terletak pada tujuan ini menempatkan perincian atau penetapan
tujuan yang akan dicapai dalam posisi fokus, karena tujuannya adalah untuk memberikan
panduan dalam pelaksanaan tindakan pengajaran dan pembelajaran. Apa manfaat dan
kerugian dari metodologi situasi objektif? Manfaat pendekatan perbaikan rencana pendidikan
yang terletak pada tujuan adalah:
Sebuah model adalah IPS. Bidang ini terdiri dari Studi planet, Sejarah, dan masalah
Keuangan. Jadi dalam suatu (mata pelajaran) Ilmu Bumi, berbagai ilmu juga dipusatkan pada
yang masih dalam lingkup suatu bidang studi.
2. Metodologi Praktis
Metodologi ini tergantung pada isu-isu yang penting dalam kehidupan sehari-hari biasa.
Masalah ini dibicarakan melalui berbagai ilmu yang berada dalam lingkup bidang studi yang
dipandang terkait.
3. Pendekatan Spot/Lokal
Berdasarkan berbicara tempat tertentu sebagai topik diskusi. Misalnya, untuk wilayah
Yogyakarta cenderung dijadikan topik pembicaraan tentang; sejauh industri perjalanan, ilmu
manusia, budaya, masalah pemerintah, masalah keuangan, dll.
Banyak model yang dapat digunakan dalam pengembangan kurikulum. Pemilihan suatu
model pengembangan kurikulum bukan saja didasarkan atas kelebihan dan kebaikan-
kebaikannya serta kemungkinan pencapaian hasil yang ideal, tetapi juga perlu disesuaikan
dengan framework pendidikan dan framework pengelolaan pendidikan yang dianut serta model
konsep pendidikan mana yang digunakan. Model pengembangan kurikulum dalam framework
pendidikan dan pengelolaan yang sifatnya sentralisasi berbeda dengan yang sifatnya
desentralisasi. Model pengembangan dalam kurikulum yang sifatnya subjek akademis berbeda
dengan kurikulm humanistik, teknologis, dan rekonstruksi social.
Pendekatan pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau sudut pandang
secara umum tentang expositions pengembangan kurikulum menunjuk pada titik tolak atau
sudut pandang secara umum tentang compositions pengembangan kurikulum. Pengembangan
kurikulum mempunyai makna yang cukup luas. Menurut sukmadinata, pengembangan
kurikulum bisa berarti penyusunan kurikulum yang sama sekali baru (curiculum constraction),
bisa juga menyempurnakan kurikulum yang sudah ada (curiculum improvement).
Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait langsung
dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti: politikus,
pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa
berkepentingan dengan pendidikan. Selain harus memperhatikan unsur-unsur tadi, di dalam
mengembangkan sebuah kurikulum juga harus menganut beberapa prinsip dan melakukan
pendekatan terlebih dahulu, sehingga di dalam penerapannya sebuah kurikulum dapat mencapai
sebuah tujuan seperti yang di harapkan.
Pada model grass roots, inisiatif pengembangan kurikulum dimulai dari lapangan atau
dari master sebagai implementator, kemudian menyebar pada lingkungan yang lebih luas,
makanya pengembangan kurikulum ini disebut juga pengembangan kurikulum dari bawah ke
atas. Oleh karena sifatnya yang demikian, maka pendekatan ini lebih banyak digunakan
dalam penyempurnaan kurikulum (curiculum improvemnt), walaupun dalam skala yang
terbatas mungkin juga digunakan dalam pengembangan kurikulum baru (curiculum
constraction).
Dalam pengembangan kurikulum ada beberapa model yang dapat digunakan. Tiap
model memiliki kekhasan tertentu baik dilihat dari keluasan pengembangan kurikulumnya itu
sendiri maupun dilihat dari tahapan pendekatannya maupun pengembangannya.
Tujuan pendidikan merupakan arah atau sasaran yang harus dicapai dalam
program pendidikan dan pembelajaran. Ada lima faktor yang menjadi arah penentuan
tujuan pendidikan, yaitu : pengembangan kemampuan berpikir, membantu
memperoleh informasi, pengembangan sikap kemasyarakatan, pengembangan minat
peserta didik dan pengembangan sikap social.
Jenis penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan jenis dan sifat dari
tujuan pendidikan atau pembelajaran, materi pembelajaran, dan expositions
pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
b. Model Taba
Pendekatan kurikulum yang dilakukan oleh Taba yaitu dengan memodifikasi model
dasar Tyler agar lebih representatif terhadap perkembangan kurikulum diberbagai sekolah.
Dalam pendekatannya, Taba menganjurkan untuk menggunakan pertimbangan ganda
terhadap isi (organisasi kurikulum yang logis) dan individu pelajar (psikologi organisasi
kurikulum).
c. Model Wheeler
Audery dan Howard Nicholls mendefinisikan kembali metode Tyler, Taba, dan
Wheeler dengan menekankan pada kurikulum expositions yang bersiklus atau berbentuk
lingkaran dengan langkah awalnya adalah analisis situasi. Mereka menitikberatkan pada
pengembangan kurikulum yang rasional, khususnya kebutuhan untuk kurikulum baru yang
muncul dari adanya perubahan situasi. Fase analisis situasi ini merupakan sesuatu yang
memaksa para pengembang kurikulum untuk lebih responsif terhadap lingkungan dan
terutama dengan kebutuhan anak didik.
Malcolm Skilbeck mengembangkan suatu interaksi alternatif atau model dinamis bagi
expositions kurikulum, yang disebut dengan model dynamic in nature. Model ini menetapkan
bahwa pengembang kurikulum harus mendahulukan suatu elemen kurikulum dan
memulainya dengan suatu urutan dari urutan yang telah ditentukan oleh model rasional.
f. Model Beauchamp
Pertama, menetapkan field atau lingkup wilayah yang akan dicakup oleh kurikulum
tersebut, apakah suatu sekolah, kecamatan, kabupaten atau seluruh negara. Pentahapan field
ini ditentukan oleh wewenang yang dimiliki oleh pengambil kebijaksanaan dalanm
pengembangan kurikulum, serta oleh tujuan pengembangan kurikulum. Walaupun daerah
yang menjadi wewenang kepala kanwil pendidikan dan kebudayaan mencakup suatu wilayah
propinsi, tetapi field pengembangan kurikulum hanya mencakup suatu daerah kabuapten saja
sebagai pilot proyek.
g. Peter F. Oliva
Model perkembangan kurikulurn menurut Oliva sebagaimana yang dikutip oleh Retci
Angralia terdiri dari tiga kriteria, yaitu : basic, komprehensif dan sistematis. Walaupun
model ini mewakili komponen-¬komponen withering penting, namun model ini dapat
diperluas menjadi model yang menyediakan detil tambahan dan menunjukkan beberapa
compositions yang diasumsikan oleh model yang lebih sederhana. Model ini mempunyai 6
komponen yaitu:
5. Execution (implementasi)
6. assessment (evaluasi)
Pemerintah pusat untuk situasi ini Layanan Instruksi Umum telah menciptakan keterampilan
dasar, petunjuk dan materi penting tergantung pada norma-norma kemampuan lulusan. Selain
itu, setiap lokal, kehidupan sehari-hari diandalkan untuk memiliki pilihan untuk membuat
interpretasinya ke dalam jadwal dan kerangka evaluasi yang ditunjukkan oleh atribut dan
kapasitas masing-masing. Bagi sekolah yang merasa mahir, mereka dapat menambahkan
kemampuan dasar dan penanda yang ditunjukkan oleh tingkat ideal. Kerangka penilaian jadwal
dan kemampuan disusun berdasarkan sekumpulan kemampuan esensial yang menggabungkan
sudut pandang intelektual, psikomotorik, dan penuh perasaan sebagai informasi, kemampuan,
dan mentalitas yang dapat ditampilkan atau dipamerkan oleh siswa sebagai hasil belajar. Prinsip
kemampuan adalah keterampilan yang sebagian besar harus dikuasai oleh lulusan, sedangkan
kemampuan dasar adalah kemampuan paling sedikit yang harus dimiliki oleh mahasiswa.
Program pendidikan yang memuat tujuan atau keterampilan yang ingin dicapai, petunjuk,
pembinaan, dan materi dasar merupakan salah satu komponen dalam pengajaran umum yang
sangat penting dalam menentukan arah persekolahan untuk menyiapkan SDM sesuai tuntutan
keberadaan negara Indonesia pada periode dunia. Mempertimbangkan kondisi dan kesulitan
sama seperti keadaan yang menjanjikan menjelang awal abad ke-21, untuk bekerja pada
kualitas dan pentingnya pelatihan publik sesuai dengan kepentingan teritorial yang berbeda,
KBK diselenggarakan dengan menggunakan metodologi yang menyertainya:
1. Pencapaian keterampilan yang ada Rencana pendidikan yang digunakan selama ini adalah
materi pengajaran dan penyusunan yang objektif. Sesuai dengan strategi pemerintah terkait
KBK, kerangka pembelajaran juga harus mendorong penguasaan berbasis keterampilan.
Hasil belajar sebagai kemampuan menggabungkan sudut intelektual, penuh perasaan, dan
psikomotorik. Penggunaan KBK membawa perubahan dalam pengambilan desain dari
penyampaian informasi kepada siswa menjadi pencapaian kemampuan siswa.
Pengembangan program pendidikan yang bergantung pada keterampilan dasar mengisi
sebagai panggung publik yang memungkinkan siswa dan siswa di seluruh negeri yang
memiliki kemungkinan, kemampuan, dan minat belajar yang berbeda untuk memiliki
kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelatihan tambahan atau dunia kerja di bidang
apa pun di Indonesia.
4. Kemampuan dasar (mencari tahu cara belajar). Konsep Pelatihan Kemampuan Dasar (PKH)
atau Pelatihan Kemampuan Dasar umumnya perlu membantu siswa dalam menciptakan
kemampuan belajar (mencari tahu cara belajar), membuang sikap dan kecenderungan yang
tidak tepat (mengetahui cara melupakan), mengakui dan bersyukur atas apa yang mereka
miliki. kemampuan untuk diciptakan dan dipraktikkan, mencoba menghadapi masalah
hidup, dan memiliki pilihan untuk menyelesaikannya secara imajinatif. Semua ini penting
dengan tujuan akhir untuk merencanakan studi untuk era data dan waktu AFTA dan
deregulasi.
DAFTAR RUJUKAN
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik, Bandung, Remaja Rosda
Karya, Cet. Ke 5, 2002.
Zaini,Muhammad.2009.Pengembangan Kurikulum:Konsep Implementasi Evaluasi dan
Inovasi.Yogyakarta:Teras.
Sukiman.2013.Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik pada Perguruan Tinggi.Yogyakata:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga..
Muhaimin.2005.Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Di Sekolah, Madrasah Dan
Perguruan Tinggi.Jakarta: Raja grafindo Persada.
https://umarroom.wordpress.com/2010/02/21/pendekatan-pengembangan-kurikulum/
https://menara62.com/pendekatan-kompetensi-dan-pengembangan-kurikulum/