Anda di halaman 1dari 8

Perancangan dan Pengembangan Kurikulum

Topik 1: “Konsep Dasar Kurikulum”

Oleh:
Kelompok 3
1. Indriati Rahmi, S.Pd
2. M. Alfida Julvi
3. Nadia Yulisyafira
4. Rahma Dani
5. Servi Farda Yola

Rombel: 012
Dosen Pengampu: Drs. Muhammadi, M.Pd.,Ph.D

Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pra Jabatan


Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Padang
2024
Konsep Dasar Kurikulum

A. Kurikulum
Kurikulum merupakan seperangkat atau suatu sistem rencana dan pengaturan
mengenai bahan pembelajaran yang dapat dipedomani dalam aktivitas belajar
mengajar. Intinya kurikulum adalah rencana pembelajaran. Oleh karena itu, semua
pihak yang terlibat dan berkaitan langsung dengan fungsi kurikulum in wajib
memahaminya serta sebuah kurikulum harus relavan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sehingga para siswa mempelajari iptek yang
benar-benar terbaru yang memungkinkan mereka memiliki wawasan dan pemikiran
yang sejalan dengan perkembangan zaman. Pengembangan kurikulum merupakan
upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam memenuhi kebutuhaan peserta
didik yang di dalamnya terdapat kegiatan yang diawali dengan menentukan tujuan
kurikulum dan dilanjutkan dengan pemilihan materi/isi yang merumuskan tujuan,
selanjutnya dengan bahan yang diperoleh dilakukan proses pembelajaran yang akan
menghasilakan data-data yang digunakan sebagai bahan evaluasi dan refleksi dari
proses pembelajaran dan kurikulum yang diterapkan. Kurikulum sebagai rencana
pengajaran berisi tujuan, bahan yang disajikan,kegiatan pengajaran, latihan dan
jadwal pengajaran. Hal Ini menunjukkan bahwasanya kurikulum sebagai sistem yang
memiliki beberapa komponen yang saling berhubungan. Kurikulum sebagai suatu
sistem merupakan bagian dari sub sistem kerangka organisasi sekolah, yang
menyangkut penentuan segala kebijaksanaan tentang kurikulum.
B. Komponen Kurikulum
Adapun komponen kurikulum terdiri dari tujuan, isi atau bahan, strategi (proses
penyampaian), serta evaluasi. Jika salah satu komponen saja tidak ada maka tidak
dapat dikatakan sebagai kurikulum. Untuk itu guru harus mampu mengembangkan
keempat komponen tersebut secara tepat, berkaitan dan sesuai.
1. Tujuan
Pada struktur kurikulum, tujuan terdiri dari tujuan nasional, tujuan institusional,
tujuan kurikuler dan tujuan instruksional (umum dan khusus). Tujuan nasional sesuai
dengan UU Sisdiknas tahun 2003. Tujuan institusional merupakan tujuan lembaga
yang berkaitan dengan visi misi. Tujuan kurikuler merupakan tujuan masing-masing
bidang studi atau mata pelajaran. Sedangkan tujuan instruksional merupakan capaian
pembelajaran berdasarkan pengalaman belajar siswa. Tujuan instruksional terdiri dari
tujuan umum dan tujuan khusus, jika dalam kurikulum 2013 dikenal dengan istilah KI
(Kompetensi Inti), KD (Kompetensi Dasar), indikator, dan tujuan pembelajaran.
2. Isi atau Bahan
Komponen isi atau bahan dalam kurikulum berkaitan dengan materi pembelajaran
serta pengaturannya menyesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan beban belajar
siswa. Isi kurikulum terdiri dari jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan program
dari bidang studi tersebut yang disesuaikan dengan jenjang maupun jalur pendidikan.
Materi ajar tersusun atas topik, subtopik tertentu dan tiap-tiap topik mengandung ide-
ide pokok yang relevan dengan tujuan/kompetensi yang harus dikuasai siswa.
3. Strategi
Komponen strategi adalah pola umum pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru
dan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pemilihan strategi tentu harus
disesuaikan dengan tujuan dari kurikulum itu sendiri dan perkembangan paradigma
pembelajaran.
4. Evaluasi
Komponen evaluasi memiliki makna sebagai suatu proses penentuan tingkat capaian
kurikulum serta penentuan tindak lanjut. Adapun sasaran evaluasi berupa evaluasi
proses dan produk yang mencakup dimensi kualitas dan kuantitas.
C. Landasan Kurikulum
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis berkaitan dengan penetapan tujuan dan dasar filosofis dari
kurikulum yang dikembangkan. Sebelum mengembangkan kurikulum perlu
dirumuskan berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berikut:
a. Mengapa kurikulum dikembangkan?
b. Dasar keilmuan apa yang mendasarinya?
c. Bagaimana kebijakan kurikulum nasional dan lembaga?
d. Bagaimana keberlangsungan hidup yang mempengaruhi pendidikan dan
pembelajaran?
Pengembangan kurikulum juga dipengaruhi oleh filsafat atau pandangan hidup suatu
bangsa. Untuk itu terdapat hubungan yang sangat erat antara kurikulum suatu negara
dengan filsafat negara yang dianut.
2. Landasan psikologis
Landasan psikologis berkaitan dengan perkembangan peserta didik dan kurikulum,
psikologi belajar dan kurikulum. Tentunya dalam mengembangkan kurikulum harus
disesuaikan dengan siapa yang melaksanakan proses pembelajaran bukan apa yang
diinginkan oleh pengembang kurikulum. Yang membutuhkan proses belajar agar siap
untuk menjalani kehidupan di tahap selanjutnya adalah siswa. Maka kurikulum
dikembangkan berdasarkan kebutuhan siswa. Pada landasan psikologis menjelaskan
bagaimana karakteristik peserta didik dan tahap perkembangannya, psikologi belajar
sesuai dengan teori belajar behavioristik, kognitif, humanistik dan konstruktivistik.
3. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis berkaitan dengan kurikulum dan masyarakat, kurikulum dan
kebudayaan, kurikulum dan perkembangan IPTEK. Untuk mengembangkan
kurikulum harus diketahui bagaimana kondisi sosial masyarakatnya, lingkungan
belajar, kebudayaan serta perkembangan peradaban atau era yang berlangsung.
4. Landasan Historis
Landasan historis mengacu pada sejarah yang berpengaruh terhadap kurikulum yang
dikembangkan. Indonesia telah melewati sejarah perkembangan kurikulum cukup
panjang.
D. Prinsip Pengembangan Kurikulum
1. Prinsip Relevansi
Prinsip relevansi merupakan prinsip yang paling dasar dalam sebuah kurikulum.
Prinsip ini juga bisa dikatakan sebagai rohnya sebuah kurikulum. Artinya apabila
prinsip ini tidak terpenuhi dalam sebuah kurikulum, maka kurikulum tersebut tidak
menjadi bermakna. Prinsip relevansi mengandung arti bahwa sebuah kurikulum harus
relevan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Prinsip Relevansi terdiri dari dua macam yaitu:
a. Relevansi internal fokus pada organisasi kurikulum yaitu menyajikan ilmu sebagai
kumpulan yang rapi, terstruktur, koheren dan pengetahuan terpadu (Sukmadinata,
2013). Dalam pandangan ini,Pola dan kesatuan diharapkan akan lebih menarik bagi
peserta didik untuk belajar dan membuat isi pelajaran lebih mudah untuk
diimpelementasikan.
b. Relevansi eksternal lebih menitik beratkan pada kesesuaian dengan kebutuhan
masyarakat pada saat ini dan masa yang akan datang.
Contoh implementasi prinsip relevansi di sekolah: tidak relevan guru
mengembangkan materi Pelajaran yang menggambarkan kehidupan di kota-kota besar
kepada para siswa di perdesaan.
2. Prinsip Fleksibilitas
Dalam prinsip fleksibilitas dimaksudkan bahwa kurikulum harus memiliki
fleksibilitas. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang berisi hal-hal solid, tetapi
dalam implementasinya dimungkinkan untuk menyesuaikan penyesuaian berdasarkan
kondisi regional, waktu dan kemampuan serta latar belakang siswa.
Ada dua sisi prinsip fleksibilitas yaitu:
a. Fleksibilitas Bagi Guru
Artinya kurikulum harus memberikan ruang gerak bagi guru untuk mengembangkan
program pengajaran sesuai dengan kondisi yang ada.
b. Fleksibilitas Bagi Siswa
Artinya kurikulum harus menyediakan berbagai kemungkinan program pilihan sesuai
dengan bakat dan minat siswa.
Contoh implementasi prinsip fleksibilitas: Pembelajaran dapat disesuaikan dengan
kemampuan peserta didiknya, misalnya Ketika mengajar di kelas A bisa
menggunakan metode problem base learning, tetapi metode tersebut belum tentu bisa
diajarakan di kelas B.
3. Prinsip Berkelanjutan
Dalam prinsip berkelanjutan dimaksudkan adanya kesinambungan dalam kurikulum,
baik secara verikal, maupun horizontal. Kurikulum harus dikembangkan secara
berkesinambungan, bai kantar mata Pelajaran, antar kelas maupun antar jenjang
Pendidikan, tetapi tidak menimbulkan kesenjangan dan tumpeng tindih.
Contoh implementasi prinsip berkelanjutan:
1. Pada pembelajaran tema 1 kelas 3, untuk belajar materi pertumbuhan makhluk
hidup, siswa dituntut untuk menguasai materi tentang cirri-ciri makhluk hidup terlebih
dahulu sebelum memasuki materi selanjutnya
2. Pada pembelajaran matematika siswa kelas 5 mengenai keliling dan luas bangun
datar, maka siswa dituntut untuk menguasai ciri ciri dari bangun datar tersebut
terlebih dahulu sebelum memasuki materi selanjutnya.
3. Pada pembelajaran IPA untuk mempelajari system pernafasan pada manusia maka
siswa dituntut untuk mengetahui organ-organ pernafasan manusia.
Prinsip relevansi kurikulum di salah satu sekolah yaitu SD N 31 Payakumbuh dimana
relevansi kurikulum dengan prinsip kontiniutas. Pada kelas 4 pelajaran IPA terdapat
materi tentang wujud benda. Kemudia pada kelas 6 terdapat materi perubahan benda.
Materi tersebut merupakan kelanjutan dari materi wujud benda .Hal tersebut
menunjukkan adanya prinsip kontinius.
4. Prinsip Efektif
Pengembangan kurikulum dikatakan efektif jika dapat dilaksanakan tepat waktu
sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan dan memperoleh hasil yang maksimal.
Efektivitas pengembangan kurikulum berarti keberhasilan dalam pencapaian target,
sasaran atau tujuan kurikulum yang telah disepakati Bersama.
5. Prinsip Efisien
Prinsip efisien menunjukkan perlunya memperhatikan masalah waktu, tenaga,
peralatan, yang pasti akan mempengaruhi efisien biaya yang dikeluarkan untuk proses
pembelajaran tersebut. Hal tersebut harus diperhatikan agar memperoleh hasil belajar
yang maksimal.
Contoh implementasinya dalam pembelajaran: Ketika dalam pembelajaran terlalu
memakan waktu dalam menyampaikan suatu materi, sehingga membuat materi lain
yang seharusnya sampai kepada peserta didik jadi terlambat.
DAFTAR RUJUKAN

Arifin, Zainal. 2012. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung:


PT.Remaja Rosdakarya
Sukmadinata SN. 2013. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai