Dalam dunia Pendidikan kurikulum selalu mengalami perubahan sejalan dengan kemajuan zaman dan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses perubahan secara mendasar dan sistematis terhadap
kurikulum yang dikembangkan dalam Pendidikan sebenarnya merupakan proses transformasi pandangan
dan aspirasi tentang Pendidikan kedalam program-program yang secara efektif akan mewujudkan visi dan
misi Pendidikan itu sendiri.
Kurikulum merupakan salah satu komponen penting dalam system Pendidikan nasional. Kedudukan
kurikulum berfungsi sebagai perangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan ajar serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran itu sendiri
merupakan muara dari keseluruhan proses penyelengaraan kurikulum. Perkembangan kurikulum diperlukan
untuk membantu guru dalam mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai, dan keterampilan dari berbagai
bahan kajian dan pelajaran yang diperoleh siswa dengan jenjang dan satuan Pendidikan.
Ada beberapa prinsip dasar dan pendekatan yang digunakan dalam mengembangkan kurikulum
dimadrasah yaitu:
a. Sistematik dan sistematik yaitu kurikulum yang dikembangkan secara menyeluruh sebagai suatu
system yang saling berkaitan dengan system lainnya dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan.
b. Kemitraan
c. Pengembangan
d. Relevansi yaitu perubahan kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dan potensi
daerahbserta kebutuhan siswa
Dari beberapa prinsip dari pendekatan diatas, dapat dijelaskan bahwa pengembangan kurikulum Pendidikan
yang memiliki kualitas tinggi akan terwujud apabila proses penentuan perubahan kurikulum itu dilakukan
oleh oleh orang-orang yang kompeten, prosedur yang jelas serta berorientasi pada Pendidikan kecakapan
hidup.
Kelemahan, yaitu kesulitan dalam merumuskan tujuan itu sendiri (bagi guru), apalagi jutujan twrsebut harus
dirumuskan lebih khusus, jells, operasional dan dapat dapat diukur.
C. Pendekatan dengan pola organisasi bahan
a. Pendekatan pola subjeck matter curriculum
Pendekatannya penekanannya pada berbagai mata pelajarn secara terpisah-pisah, misalnya :
sejarah, ilmu bumi, biologi, berhitung dan sebagainya. Mata pelajaran ini tidak berhubungan satu
sama lain.
Dalam praktik menyampaikan pengajarannya, tanggung jawab terletak pada masing masing guru,
yang menangani suatu pelajaran yang dipegangnya.
b. Pendekatan dengan pola
Pendekatan dengan pola meneglompokkan beberapa mata pelajaran (bahan) yang sering dan bisa
secara dekat berhubungan. Misalnya, bidang study IPA, IPS, PAI dan sebagainya.
1. Pendekatan stuktur
2. Pendekatan fungsional
3. Pendekatan tempat atau daerah
D. Pendekatan rekonstruklianisme
Pendekatan ini disebut juga rekonstruksi sosial karena memfokuskan kurikulum pada masalah
penting yangdihadapi masyarakat, seperti polusi, ledakan penduduk, malapetaka akibat tujuan
teknologi dan lain lain.
Dalam Gerakan ini terdapat dua kelompok yang sangat berbeda pandangannya terhadap
kurikulum, yakni :
1. Rekonstruksionalisme konservatif
Pendekatan ini menganjurkan agar Pendidikan ditujukan kepadapeningkatan mutu kehidupan
individu maupun masyarakat dengan mencari penyelesaian masalah-masalah yang paling
mendesak yang dihadapi masyarakat.
Peranan guru adalah sebagai orang yang menganjurkan perubahan (agent of change)
mendorong siswa menjadi partisipan aktif dalam proses perbaikan masyarakat pendekatan
kurikulum ini konsisten dengan filsafat pragmatism.
2. Rekonstruksionalisme radikal
Pendekatan ini menganjurkan agar pendidik formal maupun non formal mengabdikan diri demi
tercapainya tatanan sosial baru berdasarkan pembagian kekuasaan dan kekayaan yang lebih adil
dan merata.
E. Pendekatan humanistic
Kurikulum ini berpusat pada siswa dan mengutamakan perkembangan efektif siswa sebagai bagian
integral dari proses belajar. Para pendidik humanistic yakni, bahwa kesejahteraan mentaldan
emosional siswa harus dipandang sentral dalam kurikulum agar belajar itu memberi hasil maksimal,
Pendektan humanis ini dalam pengembangan kurkulum bertolak dari ide memanusiakan
manusia.
Tugas guru adalah menciptakan situasi yang permitif dan mendorong siswa untuk mencari
mengembangkan pemecahan sendiri. Pendidikan mereka lebih menekankan bagaimana mengajar
siswa (mendorong siswa), dan bagaimana merasakan atau bersikap terhadap sesuatu.
F. Pendekatan akuntabilitas
Akuntabilitas yang sistematis pertama kali diperkenalkan Frederick taylor dalam bidang industry
permulaan abad ini. Pendekatannya yang dikenal sebagai scientific management atau manajemen
ilmiah, menetapkan tugas tugas spesifik yang harus diselesaikan pekerja dalam waktu tertentu.
Suatu system yang akuntabel menentukan standar dan tujuan spesifik yang jelas serta
mengatur efektifitasnya berdasrkan taraf keberhasilan siswa untuk mencapai standar itu. Gerakan ini
mulai dirasakan diperguruan tinggi Ketika universitas di Amerika Serikat dituntut untuk
memperhatikan dan membuktikan kebarhasilannya yang berstandar tinggi. Agar memuhi tuntutan
itu, para pengembang kurikulum terpaksa mengkhususkan tujuan pelajar agar dapat mengukur
prestasi belajar.