Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

          Pandangan mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami

perubahan dan perkembangan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Pembelajaran

sama artinya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru

untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pembelajaran merupakan suatu

sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan

yang lain. Komponen tersebut meliputi: kurikulum, guru, siswa, materi, metode,

media dan evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari

perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran /

pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan

sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran sebagai

operasionalisasi dari sebuah kurikulum.

Setelah membahas mengenai pengertian pengeloalaan pembelajaran, timbulah


pemikiran tentang ha-hal apakah yang terdapat dalam proses pembelajaran.
Perhatian pada proses terjadinya pembelajaran mengarahkan pada pemikiran
tentang komponen-komponen pembelajaran.  Berikut akan diuraikan satu persatu
komponen-komponen tersebut.

B.     Perumusan masalah


Dari latar belakang diatas dapat disusun rumusan masalahnya sebagai berikut:
1.      Bagaimana hakikat didalam pembelajaran?
2.      Apa saja ciri-ciri pembelajaran ?
3.      Bagaiman komponen-komponen dalam pembelajaran ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Pembelajaran
1. Pengertian
Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk
hidup belajar.Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia dapat
melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut
adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati.
Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik
dengan lingkungan, sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.
Dan tugas guru adalah mengkoordinasikan lingkungan agar menunjang terjadinya
perubahan perilaku bagi peserta didik. Pembelajaran juga dapat diartikan sebagai
usaha sadar pendidik untuk membantu peserta didik agar mereka dapat belajar
sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Disini pendidik berperan sebagai
fasilitator yang menyediakan fasilitas dan menciptakan situasi yang mendukung
peningkatan kemampuan belajar peserta didik.
Dalam pembelajaran juga terdapat komponen – komponen pembelajaran
yang saling berhubngan satu sama lainnya. Oleh karena itu perencanaan
pembelajaran dalam proses pembelajaran sangat penting untuk menunjang
kegiatan belajar secara optimal.
Secara umum istilah belajar dimaknai sebagai suatu kegiatan yang
mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku. Dengan pengertian demikian,
maka pembelajaran dapat dimaknai sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh
guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku peserta didik berubah ke arah yang
lebih baik. Adapun yang dimaksud dengan proses pembelajaran adalah sarana dan
cara bagaimana suatu generasi belajar, atau dengan kata lain bagaimana sarana
belajar itu secara efektif digunakan. Hal ini tentu berbeda dengan proses belajar
yang diartikan sebagai cara bagaimana para pembelajar itu memiliki dan
mengakses isi pelajaran itu sendiri.Berangkat dari pengertian tersebut, maka dapat
dipahami bahwa pembelajaran membutuhkan hubungan dialogis yang sungguh-

2
sungguh antara guru dan peserta didik, dimana penekanannya adalah pada proses
pembelajaran oleh peserta didik(student of learning), dan bukan pengajaran oleh
guru(teacher of teaching).
Konsep seperti ini membawa konsekuensi kepada fokus pembelajaran yang
lebih ditekankan pada keaktifan peserta didik sehingga proses yang terjadi dapat
menjelaskan sejauh mana tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat
dicapai oleh peserta didik. Keaktifan peserta didik ini tidak hanya dituntut secara
fisik saja, tetapi juga dari segi kejiwaan. Apabila hanya fisik peserta didik saja
yang aktif, tetapi pikiran dan mentalnya kurang aktif, maka kemungkinan besar
tujuan pembelajaran tidak tercapai. Ini sama halnya dengan peserta didik tidak
belajar, karena peserta didik tidak merasakan perubahan di dalam dirinya.
Fungsi-fungsi pembelajaran yaitu sebagai berikut:
·     Pembelajaran sebagai sistem
Pembelajaran sebagai sistem terdiri dari sejumlah komponen yang
terorganisir antara lain tujuan pembelajaran , materi pembelajaran , strategi
dan metode pembelajaran, media pembelajaran/alat peraga ,
pengorganisasian kelas, evaluasi pembelajaran, dan tindak lanjut
pembelajaran (remedial dan pengayaan).

·    Pembelajaran sebagai proses


Pembelajaran sebagai proses merupakan rangkaian upaya atau kegiatan guru
dalam rangka membuat siswa belaja, meliputi :

a. Persiapan, merencanakan program pengajaran  tahunan, semester, dan


penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) dan  penyiapan
perangkat kelengkapannya antara lain alat peraga, dan alat evaluasi,
buku  atau media cetak lainnya.
b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran  dengan mengacu pada persiapan
pembelajaran  yang telah dibuatnya. Banyak dipengaruhi oleh
pendekatan atau strategi dan metode-metode pembelajaran yang telah
dipilih dan dirancang

3
c. penerapannya, serta filosofi kerja dan komitmen guru , persepsi, dan
sikapnya terhadap siswa.
d.       Menindaklanjuti pembelajaran  yang telah dikelolanya. Kegiatan
pasca pembelajaran ini dapat berbentuk enrichment (pengayaan), dapat
pula berupa pemberian layanan remedial teaching bagi siswa yang
berkesulitan belajar.

2.      Pembelajaran Sebagai Suatu Sistem

Pendekatan sistem yang diterapkan dalam pembelajaran bukan saja sesuai


dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi juga sesuai dengan
perkembangan dalam psikologi belajar sistematik, yang dilandasi dengan prinsip-
prinsip psikologi behavioristik dan humanistik. Aspek-aspek pendekatan sistem
pembelajaran, meliputi aspek filosofis dan aspek proses. Aspek filosofis ialah
pandangan hidup yang melandasi sikap si perancang, sistem yang terarah pada
kenyataan. Sedangkan aspek proses ialah suatu proses dan suatu perangkat alat
konseptual. Ciri-ciri pendekatan sistem pembelajaran, yaitu ada dua ciri utama,
yakni :
1. Pendekatan sistem sebagai suatu pandangan tertentu mengenai proses
pembelajaran dimana berlangsung kegiatan belajar mengajar, terjadinya interaksi
antara siswa dan guru, dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar
secara efektif
2. Penggunaan metodologi untuk merancang sistem pembelajaran yang
meliputi prosedur perencanaan, perancangan, pelaksanaan dan penilaian
keseluruhan proses pembelajaran yang tertuju pada konsep pencapaian tujuan
pembelajaran. Pola pendekatan sistem pembelajaran, menurut Oemar Hamalik
(2002: 9), melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a. identifikasi kebutuhan pendidikan (merumuskan masalah)
b. analisis kebutuhan untuk mentransfomasikan menjadi tujuan
pembelajaran (analisis masalah)
c. merancang metode dan materi pembelajaran (pengembangan suatu
pemecahan)
d. pelaksanaan pembelajaran (eksperimental)

4
e. menilai dan merevisi.
Untuk mencapai pembelajaran efektif dan efisien dibutuhkan pengelolaan
komponen pembelajaran secara baik. Dalam pendekatan sistem bahwasanya untuk
mencapai tujuan pembelajaran secara maksimal harus didukung dengan
komponen pembelajaran yang baik, yang meliputi tujuan, siswa, guru, metode,
media, sarana, lingkungan pembelajaran dan evaluasi. Masing-masing komponen
memberikan pengaruh terhadap keberhasilan pembelajaran. Akan tetapi dari
beberapa komponen-komponen tersebut guru merupakan komponen terpenting
dalam pembelajaran, karena guru bersifat dinamis, sehingga dapat mengelola dan
menggerakkan komponen-komponen yang lain.
B.     Ciri-ciri pembelajaran
Oemar Hamalik (1999) memaparkan tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem
pembelajaran, yaitu:
1. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan
unsur-unsur sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus. 2.
Kesalingtergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam
suatu keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan
sumbangannya kepada sistem pembelajaran.

2. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.


Ciri ini menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan
sistem pemerintahan, semuanya memiliki tujuan. Sistem alami seperti: ekologi,
sistem kehidupan hewan, memiliki unsur-unsur yang saling ketergantungan satu
sama lain, disusun sesuai dengan rencana tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan
tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang sistem. Tujuan utama sistem
pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang sistem adalah
mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien
dan efektif.
Selanjutnya ciri-ciri pembelajaran lebih detail adalah sebagai berikut:
1). Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu
perkembangan tertentu.

5
a. Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode dan
teknik yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
b. Fokus materi ajar, terarah, dan terencana dengan baik.
c. Adanya aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi
berlangsungya kegiatan pembelajaran.
d. Aktor guru yang cermat dan tepat.
e. Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi
masing-masing.
f. Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
g. Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.
2) Yang menjadi kunci untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah
kebutuhan siswa, mata ajaran dan guru itu sendiri. Kebutuhan siswa dapat
ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan dan diapresiasi. Mata
ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil
pendidikan yang diinginkan.
3) Pada prinsipnya pembelajaran harus melaksanakan langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Identifikasi kebutuhan pendidikan dan pelatihan (perumusan masalah).
b. Analisis kebutuhan untuk mentransformasikannya menjadi tujuan-
tujuan pembelajaran (analisis masalah).
c. Merancang metode dan materi pembelajaran (pengembangan suatu
pemecahan).
d. Pelaksanaan pembelajaran (eksperimental).
e. Menilai dan merevisi.

C.   Pengertian Komponen Pembelajaran

Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran

dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Komponen

pendidikan berarti bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan

berhasil atau tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa untuk

6
berlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-

komponen tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran adalah kumpulan

dari beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal

penting dalam proses belajar mengajar.

D. Komponen-komponen pembelajaran

Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan

atau terlaksananya proses mendidik minimal terdiri dari 6 komponen. Berikut

akan kami uraikan satu persatu komponen-komponen tersebut.

1. Tujuan pendidikan

Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada

tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai

pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari pada

ilmu pendidikan yang  normatif dan praktis. Sebagai ilmu pengetahuan normatif,

ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah; norma-norma atau ukuran tingkah

laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia. Sebagai ilmu

pengetahuan praktis, tugas pendidikan atau pendidik maupun guru ialah

menanamkan sistem-sistem norma tingkah laku perbuatan yang didasarkan

kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan dan pendidik

dalam suatu masyarakat.

2. Peserta didik

Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti

suatu program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah

bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid

7
digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang

tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek

belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan

serta kemampuan yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent

effect) berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai

suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai

keutuhan dan kemandirian.

Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia

sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu

orang mengasumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah,

maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang

dewasa.

Sehubungan dengan persoalan anak didik disekolah Amstrong (1981)

mengemukakan beberapa persoalan anak didik yang harus dipertimbangkan dalam

pendidikan. Persoalan tersebut mencakup apakah latar belakang budaya

masyarakat peserta didik? Bagaimana tingkat kemampuan anak didik? Hambatan-

hambatan apakah yang dirasakan anak didik disekolah? Dan bagaimana

penguasaan anak didik disekolah? Berdasarkan persoalan tersebut perlu

diciptakan pendidikan yang memperhatikan perbedaan individual, perhatian

khusus pada anak yang memiliki kelainan, dan penanaman sikap dan tanggung

jawab pada anak didik.

3. Guru/pendidik disekolah

8
Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru”  yang juga berarti guru,

tetapi arti harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam

bahasa Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas

utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan

mengevaluasi peserta didik.

Guru sebagai pendidik disekolah yang secara langsung maupun tidak

langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk melaksanakan

pendidikan. Karena itu kedudukan guru sebagai pendidik dituntut mementuhi 

persyaratan-persyaratan baik persyaratan pribadi maupun persyaratan jabatan.

Di dalam masyarakat, dari yang paling terbelakang sampai yang paling

maju, guru memegang peranan penting. Guru merupakan satu diantara

pembentuk-pembentuk utama calon warga masyarakat. Peranan guru tidak hanya

terbatas sebagai pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai

pembimbing, pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat

memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

4. Orang tua dan lingkungan masyarakat

Kedudukan orang tua sebagai pendidik, merupakan pendidik yang kodrati

dalam lingkungan keluarga. Arinya orang tua sebagai pendidik utama dan

berlandaskan pada cinta-kasih keluarga atau anak yang lahir dari lingkungan

keluarga mereka.

Selain orang tua dan guru, pemimpin masyarakat dan pemimpin keagamaan

merupakan pendidik juga. Peran pemimpin masyarakat menjadi pendidik

didasarkan pada aktifitas pemimpin dalam mengadakan pembinaan atau

9
bimbingan. Pemimpin keagamaan sebagai pendidik, tampak pada aktifitas

kerohanian manusia.

5. Interaksi edukatif pendidik dan anak didik

Proses pendidikan bisa terjadi apabila terdapat interaksi antara komponen-

komponen pendidikan. Terutama interaksi antara pendidik dan anak didik.

Interaksi pendidik dengan anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

yang diinginkan. Tindakan yang dilakukan pendidik dalam interaksi tersebut

mungkn berupa tindakan berdasarkan kewibawaan, tindakan berupa alat

pendidikan, dan metode pendidikan.

Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu

proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik, metode-metode tersebut antara

lain :

a.      Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan

informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada

umumnya mengikuti secara pasif.

b.      Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau

memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya

murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu .

c.       Metode Diskusi

Metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang

melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif

pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.

10
d.      Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara

langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan

dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.

e.         Metode Eksperimen

Metode eksperimen adalah metode atau cara di mana guru dan murid

bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk

mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.

f.      Isi pendidikan

Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk

mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi

yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal.

Secara etimologis, kurikulum ( curriculum ) berasal dari bahasa Yunani, curir

yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. yaitu suatu

jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.

Secara terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah

pengetahuan atau mata pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan

siswa guna mencapai suatu tingkatan atau ijazah.

Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau

bidang studi dan kegiatan-kegiatan belajar siswa saja, tetapi juga segala

sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai

dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Misalnya fasilitas kampus,

11
lingkungan yang aman, suasana keakraban dalam proses belajar mengajar,

media dan sumber-sumber belajar yang memadai.

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat

strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya

peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan

kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa

dilakukan tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat.

Selain kurikilum materi pun merupakan salah satu isi dari pendidikan dan

juga merupakan salah satu faktor penentu keterlibatan siswa. Adapun

karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson dan Waters adalah

 Adanya teks yang menarik.

 Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi

kemampuan berpikir siswa.

 Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan

ketrampilan yang sudah mereka miliki.

 Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru.                                       

Dalam kegiatan belajar, materi harus didesain sedemikian rupa, sehingga cocok

untuk mencapai tujuan dengan memperhatikan komponen-komponen yang lain,

terutama komponen anak didik yang merupakan sentral. Pemilihan materi harus

benar-benar dapat memberikan kecakapan dalam memecahkan masalah kehidupan

sehari-hari.

12
E. Hubungan antar komponen pembelajaran

Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan

yang lain memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak

pelaksanaan pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam

mencapai tujuan pendidikan. Tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum,

guru juga sebagai pengembang kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum

merupakan suatu hal yang mutlak.

Setelah guru mempelajari kurikulum yang berlaku, selanjutnya membuat

suatu desain pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan awal siswa

(entering behavior), tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan pembelajaran,

karakteristik bahan yang akan diajarkan, metode dan media atau sumber belajar

yang akan digunakan, dan unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah desain

dibuat, kemudian KBM atau pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua

kegiatan utama, yaitu guru bertindak mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua

kegiatan tersebut berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan.

Pada akhirnya implementasi pembelajaran itu akan menghasilkan suatu hasil

belajar. Hasil ini akan memberikan dampak bagi guru dan siswa.

Bagi setiap guru, dituntut untuk memehami masing-masing metode secara

baik. Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap

unit materi pelajaran yang diberikan kepada siswa,maka akan meningkatkan

proses interaksi belajar-mengajar. Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang

efektif dan mendapatkan kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Jika ada salah

satu komponen pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar

tidak dapat berjalan baik .

13
BAB III

PENUTUP

A.           Kesimpulan

Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling

berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses belajar

mengajar.  Di dalam pembelajaran terdapat komponen-komponen pembelajaran,

yaitu : Kurikulum ; Guru ; Siswa ; Metode ; Materi ; Alat Pembelajaran ; dan

Evaluasi.  Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu

dengan yang lain memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung

tombak pelaksanaan pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan

dalam mencapai tujuan pendidikan.

Bagi setiap guru, dituntut untuk memehami masing-masing metode secara

baik. Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit

materi pelajaran yang diberikan kepada siswa,maka akan meningkatkan proses

interaksi belajar-mengajar.  Jika ada salah satu komponen pembelajaran yang

bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat berjalan baik.

B.            Saran

Dalam komponen pembelajaran, terutama pembelajaran konstekstual

diperlukan guru yang berwawasan luas yang dapat mengaitkan mata pelajaran

dengan kehidupan sehari-hari serta materi pembelajaran dikaitkan dengan konteks

kehidupan siswa. Strategi guru dalam proses pembelajaran kontekstual sangat

menetukan keberhasilan siswanya. Guru melakukan perubahan kebiasaan dalam

proses belajar mengajar, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian

14
hasil belajarnya. Sebagai calon pendidik (guru) pembelajaran kontekstual ini

sangat penting karena dapat membantu siswa untuk lebih mudah menerima materi

pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Sugandi, Achmad. 2005. Teori Pembelajaran. Semarang : UNNES Press.

Syah, Muhibin. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya

16

Anda mungkin juga menyukai