Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

Reika Frastaliya (1504442)


Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Pengetahuan Sosial
reikafrastaliya@gmail.com

Dr. H. Toto Ruhimat, M.Pd., Ence Surahman, M.Pd.

A. Pendahuluan

Kurikulum merupakan salah satu unsur dalam pendidikan yang sangat


berpengaruh untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas dan potensi dari
peserta didik. Berkembangnya kurikulum yang ada di Indonesia ini disebabkan
oleh kebutuhan dan perkembangan pendidikan serta zaman yang semakin kesini
semakin berkembang. Maka kurikulum menjadi kebutuhan yang mendasar dan
penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Pembelajaran di sekolah semakin
berkembang dan pengajaran yang bersifat tradisional sampai pembelajaran
dengan sistem modern. Kegiatan pembelajaran bukan lagi sekedar kegiatan
mengajar yang mengabaikan kegiatan belajar, yaitu sekedar menyiapkan
pengajaran dan melaksanakan prosedur mengajar dalam pembelajaran tatap
muka. Akan tetapi kegiatan pembelajaran lebih kompleks lagi dan dilaksanakan
dengan pola pembelajaran yang bervariasi. Lebih lanjut bahwa kurikulum ini akan
berjalan bila di dalamnya ada pembelajaran, karena kurikulum tanpa
pembelajaran nantinya akan terbuang dengan tidak ada jejak. Pemahaman tentang
pembelajaran itu sendiri harus dimiliki oleh setiap orang yang akan menjalankan
kurikulum dari sebuah pelajaran. Karena dengan pembelajaran itu kurikulum akan
tersampaikan dan akan mendapatkan hasil yang jelas serta dapat mengukur
keberhasilan dari kurikulum yang ada. Berdasarkan latar belakang tersebut
rumusan masalah yang dapat diambil adalah Bagaimana konsep dasar dari
kurikulum itu sendiri, komponen -komponen pengembang kurikulum,
landasan pokok pengembangan kurikulum, prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum, pendekatan dan model pengembangan kurikulum itu sendiri,
pentingnya evaluasi pada kurikulum, konsep dasar pembelajaran, hubungan antar
komponen pembelajaran, model dan pendekatan pembelajaran, evaluasi
pembelajaran, serta inovasi kurikulum dan pembelajaran. Tujuan yang dapat
diambil adalah agar mengetahui konsep dasar kurikulum beserta
komponen, landasan, prinsip, pendekatan, model, dan pentingnya evaluasi
kurikulum serta mampu memahami konsep pembelajar dilihat dari
hubungan antar komponen-komponen pembelajaran, model, pendekatan
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran yang terakhir adalah mampu
memahami inovasi kurikulum dan pembelajaran. Manfaat yang dapat
diambil bagi mahasiswa agar mampu mengetahui dan memahami
kurikulum dan pembelajaran dan lagi bagi penulis untuk memenuhi
salah satu tugas tambahan mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran
sekaligus untuk meningkatkan kemampuan penulis. Metode Penulisan
yang dipakai yaitu metode pustaka dimana metode ini adalah metode yang
dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang
berhubungan dengan alat baik berupa buku maupun informasi di internet

B. Pembahasan
Kurikulum merupakan sebuah rumusan mengenai program pendidikan
dan bahan ajar apa saja yang akan diberikan pengajar atau guru kepada peserta
didik yang telah dibuat dan sudah ditetapkan sebelumnya. Kurikulum itu sendiri
isinya disesuaikan dengan keadaan peserta didik pada saat itu karena dengan
kemajuan teknologi yang sangat pesat juga mempengaruhi cara berpikir dan cara
belajar peserta didik. Apabila seorang peserta didik ingin menyelesaikan
pendidikan maka peserta didik tersebut harus dapat menyelesaikan isi dari
kurikulum yang sudah ditetapkan karena kurikulum dapat diibaratkan bagai
lintasan perlombaan, jika seorang pelari ingin sampai di garis finish maka pelari
tersebut harus melewati berbagai rintangan agar tujuannya untuk mencapai garis
finish dapat terwujud. Begitu pula peserta didik untuk dapat menyelesaikan
pendidikannya maka dia harus melewati berbagai rintangan yang sudah di rancang
dalam kurikulum, apabila kurikulum yang telah ditetapkan tersebut dapat
dilaluinya maka peserta didik tersebut dapat menyelesikan misinya dan dapat
mencapai tujuan yang diinginkannya.
Kurikulum merupakan suatu sistem yang memiliki komponen-komponen
tertentu. Sebagai suatu sistem setiap komponen ini harus saling berkaitan satu
sama lain. (1). Tujuan. Komponen yang pertama ini berhubungan dengan hasil
yang ingin dicapai dari suatu pembelajaran. Tujuan pembelajaran yaitu
kemampuan yang harus dimiliki peserta didik setelah menyelesaikan suatu bidang
studi atau mata pelajaran tertentu dalam suatu lembaga pendidikan. (2).Isi atau
materi. Isi atau materi ini tidak hanya berhubungan dengan pengetahuan saja tetapi
juga aktivitas dan kegiatan peserta didik, yang diarahkan untuk mencapai tujuan
yang ingin dicapai. (3). Metode. Sebelum menetapkan metode apa yang akan di
tetapkan terlebih dahulu harus membuat strategi pembelajaran, karena metode
digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan agar tujuan yang
ingin dicapai dapat terealisasikan. (4). Evaluasi. Evaluasi dijadikan sebagai bahan
pertimbangan apakan suatu kurikulum perlu dipertahankan atau tidak dan sebagai
alat ukur untuk melihat keberhasilan dari tujuan yang ingin dicapai. Komponen
yang terakhir ini dapat dilakukan dengan kegiatan tes maupun non tes.

Landasan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu gagasan, landasan, atau


prinsip yang menjadi sandaran atau titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan ada empat landasan utama
dalam pengembangan kurikulum, yaitu: (1) Landasan filosofis merupakan
asumsi–asumsi tentang hakikat realitas, hakikat manusia, hakikat pengetahuan,
dan hakikat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum.
(2) Landasan Psikologis merupakan asumsi–asumsi yang bersumber dari
psikologi yang dijadikan titik tolak dalam mengembaangkan kurikulum yang
meliputi kajian tentang apa dan bagaimana perkembangan peserta didik, serta
bagaimana peserta didik belajar. (3) Landasan sosiologis merupakan asumsi-
asumsi yang bersumber dari sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak
dalam mengembangkan kurikulum harus disesuaikan dengan kondisi,
karakteristik kekayaan, dan perkembangan masyarakat tersebut. (4) Landasan
ilmiah dan teknologi, merupakan asumsi – asumsi yang bersumber dari hasil-hasil
riset atau penelitian dan aplikasi dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak
dalam mengembangkan kurikulum.

Ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum, yaitu: data empiris,


data eksperimen, cerita/legenda yang hidup di masyarakat, dan akal sehat. Data
empiris dan data data eksperimen merupakan data yang dianggap paling
terpercaya dibandingkan legenda dan pertimbangan legenda dan pertimbangan
akal sehat. Namun demikian, akal sehat dan cerita yang hidup di masyarakat tetap
menjadi bahan yang harus diperhatikan. Bahkan hard data sendiri digunakan
setelah melakui pertimbangan sehat. Prinsip-prinsip pengembangan kurikulum
bisa dibedakan dalam dua kategori, yaitu prinsip umum dan prinsip khusus.
Prinsip umum biasanya digunakan hampir dalam setiap pengembangan kurikulum
di mana pun. Di samping itu, prinsip ini merujuk pada prinsip yang harus
diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum sebagai totalitas dari komponen-
komponen yang membangunnya. Prinsip umum pengembangan kurikulum
meliputi prinsip relevansi, fleksibel, kontinuitas, praktis atau efisien, dan
efektivitas. Prinsip khusus hanya berlaku di tempat dan situasi tertentu. Juga
merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan dalam pengembangan komponen-
komponen kurikulum itu sendiri.

Menurut sukmadinata (2000:1), pengembangan kurikulum bisa berarti


penyusun kurikulum yang sama sekali baru (curriculum construction), bisa juga
menyempurnakan kurikulum yang telah ada (curuculum improvement). Ada
berbagai macam pendekatan yang dapat digunakan dalam mengembangkan
kurikulum, diantaranya Pendekatan yang berorientasi pada bahan pelajaran,
Pendekatan yang berorientasi pada tujuan, dan Pendekatan dengan Organisasi
Bahan. Model pengembangan kurikulum dapat diartikan sebagai suatu cara dalam
menunjukan hubungan antara komponen-komponen utama kurikulum.
Komponen utama kurikulum yang dimaksudkan adalah tujuan, isi, proses dan
evaluasi. Model pengembangan kurikulum menurut Robert S. Zails diantaranya
Model adaministratif, Model dari bawah (Grass-Roots), Model demonstrasi,
Model system beauchamp, Model terbalik Hilda taba, Model hubungan
interpersonal dari Rogers, Model action research yang sistematis, Model
teknologis. Sedangkan model pengembangan yang lain yaitu ada ,model
pengembangan menurut Roger yang masih sangan sederhana yang digunakan dari
jenjang Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi, dan ada pula model
pengembangan menurut Ralph Tyler yang telah banyak mendasari alam
pengembangan kurikulum masa sekarang.

Evaluasi kurikulum adalah suatu proses evaluasi terhadap kurikulum


secara keseluruhan baik yang bersifat makro atau ruang lingkup yang luas maupun
yang bersifat mikro dalam bentuk pembelajaran. Tujuan evaluasi kurikulum
dimaksudkan untuk memeriksa ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin
diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan dengan indikator kinerja yang
akan dievaluasikan yang merupakan efektivitas program. Selain itu juga sebagai
perbaikan program, pertanggung jawaban kepada berbagai pihak dan penentuan
tindak lanjut hasil pengembangan. Berbagai konsep/model evaluasi yang telah
dikembangkan selama ini dapat digolongkan menjadi empat model diantaranya
measurement, congruence, illumination, dan educational system evaluation.
Fungsi dari evaluasi kurikulum yaitu ada evaluasi formatif untuk memperbaiki
bagian tertentu dari kurikulum yang sedang dikerjakan dan ada juga evaluasi
sumatif merupakan evaluasi terhadap hasil kurikulum. Prosedur evaluasi
kurikulum yaitu : Kajian terhadap evaluan, Mengembangkan proposal, Pertemuan
atau diskusi proposal dengan pengguna jasa evaluasi , Revisi proposal, Requitmen
personalia, Penggunaan persyaratan administrasi, Pengorganisasian pelaksanaan,
Analisis data, Penulisan pelaporan, Pembahasan laporan dengan pemakai jasa,
Penulisan laporan akhir.
Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi antara komponen-
komponen sistem pembelajaran. Konsep dan pemahaman pembelajaran dapat
dipahami dengan menganalisis aktivitas komponen pendidikan, peserta didik,
bahan ajar, media, alat, prosedur dan proses belajar. Landasan konsep
pembelajaran yaitu: (1) filsafat, melibatkan upaya hakiki dalam membentuk dan
menyempurnakan kepribadian, (2) psikologi, untuk membentuk perilaku dalam
proses belajar, (3) sosiologi, untuk belajar bersosialisasi dan membangun
masyarakat, (4) komunikasi, untuk membantu peserta didik membaca pesan atau
informasi pembelajaran, (5) teknologi, untuk menjadikan pembelajaran lebih
akomodatif dan menyenangkan sehingga kualitas pembelajaran meningkat.
Kegiatan pembelajara meliputi: (1) kegiatan awal, melakukan apersepsi,
menyampaikan tujuan pembelajaran, dan melakuakn pretest, (2) kegiatan inti,
dilakukan guru dalam memberikan pengalaman belajar melalui berbagai strategi
dan metode yang sesuai dengan tujuan dan materi yang akan disampaikan, (3)
kegiatan akhir, menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan memberikan tugas atau
pekerjaan rumah. Dalam proses pembelajaran terdapat unsur-unsur yang akan
menghasilkan hasil belajar. Melalui hasil belajar inilah maka pembelajaran bisa
berkelanjtan, sehingga segala sesuatu yang dibutuhkan manusia akan terpenuhi.

Belajar menurut Gange (1984) adalah suatu proses dimana suatu


organisme berubah perilakunya sebgai akibat dari pengalaman. Terdapat tiga
unsur pokok dalam belajar, yaitu : (1) Proses. Terjadi pada semua orang dan
berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi hingga ke liang lahat. (2)
Perubahan Perilaku. Sebagai hasil belajar yang ingin dicapai ini dapat dirumuskan
dalam bentuk tujuan pembelajaran atau rumusan kompetensi yang ingin dicapai
dengan segala indikatornya. (3) pengalaman. Belajar adalah mengalami dalam arti
belajar terjadi karena individu berinteraksi dengan lingkungannya, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Pembelajaran adalah suatu upaya
yang dilakukan oleh seorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang
sedang belajar. Menurut Mudhofir (1987:30) ada empat pola pembelajaran.
Pertama, pola pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan alat
bantu/bahan pembelajaran dalam bentuk alat peraga. Kedua, pola (guru+alat
bantu) dengan siswa. Ketiga, pola (guru) + (media) dengan siswa. Dan keempat,
pola media dengan siswa atau pola pembelajaran jarak jauh menggunakan media
atau bahan pembelajaran yang disiapkan.

Menurut Arief S. Sadiman, kata pembelajaran dan kata pengajaran


pengertiannya berbeda. Pengajaran hanyak ada didalam konteks guru-murid di
kelas formal, sedangkan pembelajaran tidak hanya ada di dalam konteks guru-
murid di kelas formal, tetapi juga meliputi kegiatan belajar mengajar yang tak
dihadiri oleh guru secara fisik. Di dalam pembelajaran akan terdapat komponen-
komponen sebagai berikut : (1) Tujuan, merupakan tujuan dalam upaya mencapai
tujuan lain yang lebih tinggi tingkatanny, yakni tujuan pendidikan dan tujuan
pembangunan nasional. (2) Bahan. Isi kurikulum dapat dibagi menjadi logika,
etika, dan estetika berupa muatan nilai seni. (3) Strategi Pembelajaran,
dipengaruhi oleh tujuan, materi, siswa, fasilitas, waktu, dan guru. (3) Media
Pembelajaran, yaitu alat dan bahan yang dapat digunakan untuk kepentingan
pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil belajar. (5) Evaluasi
Pembelajaran, merupakan suatu proses membuat keputusan tentang nilai suatu
objek tidak hanya dirasakan kepada hasil pengukuran dapat pula didasarkan
kepada hasil pengamatan yang pada akhirnya mengkasilkan keputusan nilai
tentang suatu objek yang dinilai.
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis,
berkelanjutan dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, penjaminandan
penetapan kualitas (nilai atau arti) berbagai komponen pembelajaran berdasarkan
pertimbangan dan kriteria tertentu sebagai bentuk pertanggungjawaban guru
dalam melaksanakan pembelajaran. Evaluasi harus dilaksanakan terhadap semua
aspek perkembangan siswa, baik aspek kognitif, afektif maupun psikomotor,
evaluasi harus dilakukan secara terus-menerus,dengan menekankan kepada
evaluasi hasil dan evaluasi proses, evaluasi dilakukan dengan menggunakan
berbagai intrumen penilaian. Guru banyak yang beranggapan bahwa evaluasi
identik dengan melaksanakan tes Padahal tidak demikian tes hanya sebagai salah
satu instrumen untuk melaksanakan evaluasi. Bagi siswa, evaluasi merupakan
umpan balik tentang kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, dapat mendorong
belajar lebih baik dan meningkatkan motivasi berprestasi. Evaluasi terhadap
siswa dilakukan untuk mengetahui sampai sejauh mana kemajuan yang telah
mereka capai. Evaluasi terhadap diri sendiri merupakan evaluasi yang mendukung
proses belajar mengajar serta membantu siswa meningkatkan keberhasilannya.
Oleh karena itu, untuk mempengaruhi hasil belajar siswa evaluasi perlu
dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran.

Model pembelajaran yaitu suatu rencana atau pola yang dapat digunakan
untuk merancang pembelajaran tatap muka di dalam kelas atau dalam latar tutorial
dan dalam membentuk materil-matetil pembelajaran termasuk buku-buku, film-
film, pita kaset dan program media komputer, dan kurikulum. Model
pembelajaran berdasarkan teori (1) Model Interaksi yang didasari oleh Gestalt. (2)
Model Memrosesan Informasi yang berdasarkan pada Teori Belajar Kognitif
(Piaget). (3) Model Personal yang bertitik tolak dari teori Humanistik. (4) Model
Modifikasi Tingkah Laku yang bertitik tolak dari teori belajar behavioristik. (5)
Model Pembelajaran Kontekstual (CTL) yaitu keterkaitan setiap materi atau topik
pembelajaran dengan kehidupan nyata. (6) Melakukan penilaian secara objektif.
Menurut pasal 2 Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dan Pasal 32 UUD 1945, kriteria pemilihan strategi
dan model pembelajaran hendaknya didasarkan pada tujuan pembelajaran atau
tujuan pendidikan yang ingin dicapai, peran guru dan siswa yang diharapkan
mencapai tujuan pembelajaran, karakteristik mata pelajaran atau bidang studi, dan
kondisi lingkungan belajar.

C. Penutup
Kurikulum merupakan suatu program yang direncanakan dan
dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan tertentu. Pembelajaran adalah
setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari
pengalaman.
Kurikulum dan pengajaran adalah dua hal yang tidak di pisah dalam dunia
pendidikan, kurikulum merupakan pijakan utama dalam melakukan proses belajar
mengajar sedangkan pengajaran merupakan alat untuk menyampaikan dari konten
yang ada dalam kurikulum tersebut. Sehingga dengan kurikulum yang jelas kita
dapat mengukur apa yang diinginkan dan apa yang harus di lakukan oleh seorang
pendidik. Kurikulum dan pembelajaran akan selalu berubah secara dinamis,
sehingga pendidik harus mampu memahami dan pendidik harus dapat mengikuti
perkembangan kurikulum dan pembelajaran. Selanjutnya dapat di artikan bahwa
kurikulum dan dan pembelajaran adalah bagian dari pendidikan yang saling
melengkapi, dengan kata lain menurut pemaham penulis kurikulum adalah obyek
pendidikan dan pembelajaran adalah subjek pendidikan.

Sumber :

Ruhimat, Toto. (2013). Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : PT.


RAJAGRAFIND O PERSADA.
https://upi.academia.edu/ReikaFrastaliya

Anda mungkin juga menyukai