Anda di halaman 1dari 6

Nama : Septi Suswanti

Nim : 6213111024

Kelas : PJKR III D

Mata Kuliah : PENGEMBANGAN KURIKULUM PENJAS

UTS PENGEMBANGAN KURIKULUM PENJAS !

1. Dalam mengembangkan kurikulum sebaiknya harus mempertimbangkan :

a. Azas Religius
b. Azas filosofis
c. Azas Psikologis
d. Azas Sosial Budaya
e. Azas Organisatoris
f. Azas IPTEK

Berikan penjelasannya !

2.Dalam mengembangakn kurikulum perlu memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :

a. Orientasi pada tujuan


b. Relevansi
c. Efektif dan Efisien
d. Kontinuitas
e. Fleksibilitas dan Integrasi

Berikan penjelasannya !

Jawaban :

1. Pada dasarnya, pengembangan kurikulum sangat kompleks, karena banyak faktor yang terlibat
di dalamnya Diketahui asas kurikulum secara umum harus didasarkan pada sejumlah asas yang
digunakan, meliputi(Hasan, 2013):

a. Asas Religius (agama). Kurikulum yang akan dikembangkan dalam satuan pendidikan
muatannya harus sesuai dengan hakikat penciptaan manusia. Maka pendidikan harus
mampu mengembangkan secara integrative dalam pengembangan potensi jasmaniah dan
rohaniah.
b. Asas Filosofis. Dengan filsafat sebagai pandangan hidup, mka menentukan mau dibawa
kemana peserta didik itu. Filsafat juga mampu menetukan standard isi atau materi
pelajaran yang hendak diberikan sesuai degan tujuan yang ingin dicapai, sistem nilai,
dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasailan proses pendidikan.
c. Asas Psikologis. Kurikulum harus dirancang sesuai dengan ciriciri perkembangan anak
didik seperti halnya kematangan bakat-bakat jasmani, intelektual, bahasa, emosi,
kecakapan, perbedaan individual. Tugas utama yang sesungguhnya dari para pendidik
adalah membantu perkembangan dan karakter peserta didik secara optimal supaya
menjadi insan kamil. Apa saja yang harus dididikkan dan bagaimana cara mendidiknya,
dibutuhkan peneyesuaian dengan pola-pola perkembangan anak.
d. Asas Sosial Budaya Kurikulum diharapkan ikut serta dalam proses kemasyarakatan yang
mampu menyesuaikan peserta didik dengan lingkungannya. Dalam menyusun kurikulum
hendaknya berusaha untuk membahas problem-problem yang kerap terjadi pada lembaga
pendidikan yang sesuai, dimulai dari gejala yang paling sederhana hingga yang paling
komplek dengan cara pendekatan secara langsung melalui observasi, survei, sampai
dengan penelitian yang serius dengan berlandaskan pengalaman dan teori-teori yang
mendukung sehingga hasilnya dapat diarahkan dalam mewadahi kebutuhan
masyarakatluas.
e. Asas Organisatoris. Hal ini berhubungan dengan masalah pengorganisasian kurikulum,
yaitu tentang penyajian materi yang harus disampaiakan kepada peserta didik.
f. Asas IPTEK. Perkembangan IPTEK akan memberikan pengaruh terhadap individu,
masyarakat, pengetahuan, kecakapan, sikap, minat, semangat, dan pola keseharian
mereka.

2. Prinsip-prinsip pada Pengembangan Kurikulum :

1.Prinsip berorientasi pada tujuan


Kurikulum sebagai suatu sistem memiliki komponen tujuan, materi, metode, dan evaluasi.
Komponen tujuan merupakan fokus bagi komponen-komponen lainnya dalam pengembangan
sistem tersebut. Ini berarti pengembangan kurikulum harus berorientasi pada tujuan. Prinsip ini
menegaskan bahwa tujuan merupakan arah bagi pengembangan komponen-komponen lainnya
dalam pengembangan kurikulum. Untuk itu tujuan hurikulum harus jelas, artinya tujuan
kurikulum harus dapat dipahami dengan jelas oleh para pelaksana kurikulum untuk dapat
dijabarkan menjadi tujuan-tujuan lainnya yang lebih spesifik dan operasional.
2. Prinsip relevansi kurikulum 
merupakan rel-nya pendidikan untuk membawa siswa dapat hidup sesuai dengan nilai-nilai yang
ada di masyarakat serta membekali siswa baik dalam pengetahuan, sikap maupun keterampilan
sesuai dengan tuntunan dan harapan masyarakat oleh sebab itu pengalaman-pengalaman belajar
yang disusun dalam kurikulum harus relevan dengan kebutuhan masyarakat.inilah yang
dimaksud prinsip relevansi.ada dua macam relevansi,yaitu relevansi internal  dan relevansi
eksternal. Relevansi internal adalah bahwa setiap kurikulum harus memiliki keserasian antara
komponen-komponennya, yaitu serasi antara tujuan yang harus dicapai,isi,materi atau
pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa,strategi atau metode yang digunakan serta alat
penilain untuk melihat ketercapain tujuan.relevansi internal ini menunjukan keutuhan suatu
kurikulum. Prinsip relevansi artinya prinsip kesesuaian. Prinsip ini ada dua jenis, yaitu relevansi
eksternal (external relevance) dan relevansi internal (internal relevance).

Relevansi Keluar (Eksternal), yaitu tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam
kurikulum itu sendiri. Maksudnya tujuan, isi, dan proses belajar yang tercakup dalam kurikulum
hendaknya relevan dengan tuntutan kebutuhan dan perkembangan masyarakat, yang menyiapkan
siswa untuk bisa hidup dan bekerja dalam masyarakat. Isi kurikulum mempersiapkan siswa
sekarang dan siswa yang akan datang untuk tugas yang ada dalam perkembangan masyarakat. 

Ada tiga macam relevansi eksternal dalam pengembangan kurikulum:


1. Relevan dengan lingkungan hidup peserta didik (relevansi sosiologis). 
Bisa diartikan bahwa proses pengembangan dan penetapan isi kurikulum hendaklah disesuaikan
dengan kondisi lingkungan sekitar siswa. Contohnya untuk siswa yang ada di perkotaan perlu
diperkenalkan kehidupan di lingkungan kota, seperti keramaian dan rambu-rambu lalu lintas.

2.  Relevan dengan perkembangan zaman baik sekarang maupun dengan yang akan datang
Bisa diartikan bahwa relevansi harus sesuai dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi
(relevansi epistomologis). Artinya, isi kurikulum harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang
sedang berkembang. Selain itu juga apa yang diajarkan kepada siswa harus bermanfaat untuk
kehidupan siswa pada waktu yang akan datang. Misalkan untuk kehidupan yang akan datang,
penggunaan komputer dan Internet akan menjadi salah satu kebutuhan, maka dengan demikian
bagaimana cara memanfaatkan komputer dan bagaimana cara mendapatkan informasi dari
Internet sudah harus diperkenalkan kepada siswa. Demikian juga dengan kemampuan
berbahasa. 

3. Relevan dengan tuntutan dunia pekerjaan dan tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi
psikologis). Artinya bahwa apa yang diajarkan di sekolah harus mampu memenuhi dunia kerja.
Untuk sekolah kejuruan contohnya, kalau dahulu di Sekolah Kejuruan Ekonomi dilatih
bagaimana agar siswa mampu menggunakan mesin tik sebagai alat untuk keperluan surat-
menyurat, maka sekarang mesin tik sudah tidak banyak digunakan, akan tetapi yang lebih
banyak digunakan komputer. Dengan demikian, keterampilan mengoperasikan komputer harus
diajarkan.
Relevansi Didalam (Internal), yaitu adanya kesesuaian atau kosistensi antara komponen-
komponen kurikulum yaitu antara tujuan, isi proses penyampaian dan penilaian. Relevansi ini
menunjukkan suatu keterpaduan kurikulum.
Pengembangan kurikulum yang meliputi tujuan, isi dan system penyampaian harus relevan
(sesuai) dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat, tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa,
serta serasi dengan perkembanagan ilmu pengetahuan dan tegnologi.

Sebagai contoh pengembangan kurikulum yang mempertimbangkan relevansi dalam


pengembangannya adalah kurikulum KBK yang berubah menjadi KTSP sesuai kebutuhan
relevan dengan perkembangan jaman lalu kemudian berubah hingga sekarang menjadi kurikulum
2013. 

3. Prinsip Efektivitas dan Prinsip Efisiensi


Prinsip efektivitas

Prinsip efektivitas merujuk pada pengertian kurikulum itu selalu berorientasi pada tujuan tertentu
yang ingin dicapai. Walaupun kurikulum tersebut harus murah dan sederhana tetapi keberhasilan
pencapaian tujuan tetap harus diperhatikan. Keberhasilan pelaksanaan kurikulum ini baik secara
kuantitas maupun kualitas. Pengembangan suatu kurikulum tidak dapat dilepaskan dan
merupakan penjabaran dari perencanaa pendidikan. Perencanaan dibidang pendidikan juga
merupakan bagian yang dijabarkan dari kebijakan kebijakan pemerintah di bidang pendidikan.
Keberhasilan kurikulum akan mempengaruhi keberhasilan pendidikan. Prinsip efektivitas
mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa adanya kegiatan
yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas. Oleh karena itu,tujuan yang ingin dicapai
dari pengembangan kurikulum harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan pada pemilihan
dan penentuan isi, metode dan sistem evaluasi serta model kurikulum apa yang akan digunakan
serta akan mempermudah dalam implementasi kurikulum itu sendiri.

Contoh, penerapan prinsip efektivitas ini sebagai berikut: apabila guru menetapkan dalam satu
semester harus menyelesaikan sepuluh program pembelajaran sesuai dengan pedoman
kurikulum, ternyata dalam jangka waktu tersebut hanya dapat menyelesaikan enam program saja,
berarti dapat dikatakan bahwa pelaksanaan program itu tidak efektif.

Prinsip Efisiensi

Efisiensi adalah salah satu prinsip yang perlu diperhatikan dalam mengembangkan kurikulum,
sehingga apa yang telah direncanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Jika sebuah
program pembelajaran dapat diadakan satu bulan pada satu waktu dan memenuhi semua tujuan
yang ditetapkan, itu bukan halangan.
4. Prinsip Kontinuitas
Prinsip kontinuitas dimaksudkan bahwa perlu ada kesinambungan, khususnya kesinambungan
bahan/materi kurikulum pada jenis dan jenjang program pendidikan. Bahan atau materi
kurikulum perlu dikembangkan secara berkesinambungan mulai dari jenjang SD, SLTP,
SMU/SMK sampai ke PT. Materi kurikulum harus memiliki hubungan hierarkis fungsional.
Untuk itu dalam pengembangan materi kurikulum harus diperhatikan minimal dua aspek
kesinambungan, yaitu: (1) materi kurikulum yang diperlukan pada sekolah (tinakat) yang ada di
atasnya harus sudah diberikan pada sekolah (tingkat) yang ada di bawahnya dan (2) materi yang
sudah diajarkan/diberikan pada sekolah (tingkat) yang ada di bawahnya tidak perlu lagi diberikan
pada sekolah (tingkat) yang ada di atasnya.

5. Prinsip Fleksibilitas
Fleksibilitas sebagai salah satu prinsip pengembangan kurikulum dimaksudkan adanya ruang
gerak yang memberikan sedikit kelonggaran dalam melakukan atau mengambil suatu keputusan
tentang suatu kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pelaksana kurikulum di lapangan. Para
pengembang kurikulum perlu memikirkan bahwa implementasi kurikulum pada tataran yang
sebenarnya akan terkait dengan keragaman kemampuan sekolah untuk menyediakan tenaga dan
fasilitas bagi berlangsungnya suatu kegiatan yang harus dilaksanakan.Selain itu, prinsip
fleksibilitas juga terkait dengan adanya kebebasan siswa dalam memilih program studi yang
dipilih. Artinya, pengembang kurikulum atau sekolah harus mampu menyediakan berbagai
program pilihan bagi siswa. Siswa diperkenankan memilih sesuai dengan minat, bakat,
kemampuan, dan kebutuhannya.

6. Prinsip Integritas
Integritas yang dimaksud di sini adalah keterpaduan, artinya pengembangan kurikulum harus
dilakukan dengan menggunakan prinsip keterpaduan. Prinsip ini menekankan bahwa kurikulum
harus dirancang untuk mampu membentuk manusia yang utuh, pribadi yang integrated. Artinya,
manusia yang berkemampuan selaras dengan lingkungan hidup sekitarnya, mampu menjawab
berbagai persoalan yang dihadapi dalam kehidupannya. Untuk itu kurikulum harus dapat
mengembangkan berbagai keterampilan hidup (life skills).

a. Keterampilan mengenal diri sendiri Keterampilan ini berkaitan dengan penghayatan diri
sebagai makhluk Tuhan Yang Mahaesa, anggota masyarakat, dan warga negara serta
mensyukuri dan menyadari kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dan menjadikanya
model dalam upaya meningkatkan diri sebagai individu yang bermanfaat bagi dirinya
sendiri maupun bagi orang lain dan lingkungannya
b. Keterampilan Berpikir Sosial
Keterampilan berpikir sosial meliputi keterampilan menggali dan menemukan informasi,
keterampilan dalam mengolah dan menetapkan keputusan, dan keterampilan dalam
memecahkan permasalahan hidup secara kreatif.
c. Keterampilan sosial
Keterampilan sosial atau keterampilan interpersonal meliputi keterampilan
berkomunikasi, keterampilan bekerja sama untuk menumbuhkan hubungan yang
harmonis antara individu yang satu dengan individu lainnya.
d. Keterampilan akademik
Keterampilan akademik berkaitan dengan kemampuan berpikir ilmiah, yang antara lain
mencakup memahami masalah, mengidentifikasi variabel, merumuskan hipotesis, dan
melaksanakan penelitian
e. Keterampilan Vokasional
Keterampilan vokasional disebut pula dengan keterampilan kejuruan merupakan
keterampilan yang dikaitkan dengan bidang pekerjaan tertentu yang ada di masyakarat.

Anda mungkin juga menyukai