Anda di halaman 1dari 9

UJIAN TENGAH SEMESTER

DISUSUN OLEH :
Nama Mahasiswa : Gloria Rosanna Pasaribu

NIM 1193311026

Dosen Pengampu : Dr.Irsan, M.Pd.,M.Si.

Mata Kuliah : Telaah Kurikulum dan Perencanaan

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MARET 2021
SOAL UTS :
1. Tuliskan contoh 3 pendapat ahli tentang kurikulum, kemudian simpulkan pendapat
sdr tentang kurikulum, berdasarkan pendapat 3 para ahli tersebut.
JAWAB :
1. John Foxton Kerr
Kurikulum adalah salah satu pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan
secara individu ataupun berkelompok, baik di sekolah maupun di luar sekolah.

2. J. Lloyd Trump dan Delmas F. Miller


Kurikulum yakni segala hal yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran,
termasuk metode mengajar, cara mengevaluasi murid, progam studi, bimbingan dan
penyuluhan, supervisi dan administrasi, serta hal-hal struktural terkait dengan waktu,
jumlah ruangan serta kemungkinan memilih mata pelajaran..
3. Harold B. Albertsycs
Kurikulum ialah suatu kegiatan yang disediakan oleh sekolah untuk siswa.
Dalam hal ini, kurikulum tidak terbatas pada mata pelajaran saja, tetapi termasuk berbagai
kegiatan lain di dalam dan di luar kelas yang diselenggarakan oleh sekolah.

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari pengertian kurikulum menurut para ahli tersebut
ialah Kurikulum adalah sesuatu pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan baik
secara individu atau kelompok, kurikulum juga dapat mempengaruhi proses
pembelajaran, termasuk dalam metode mengajar, cara mengevaluasi murid, program
studi, dan hal lain-lainnya.
2. Coba sdr gambarkan tentang 4 dimensi kurikulum,kemudian berikan
penjelasannya.
JAWAB:
Empat Dimensi kurikulum dalam proses pengembangan yang merupakan kesuluruhan
yang saling berhubungan tetapi memerlukan perhatian dan manajemen khusus. Keempat
komponen kurikulum tersebut menurut Said Hamid Hasan[1] adalah: Kurikulum dalam
dimensi ide; Kurikulum dalam dimensi dokumen; Kurikulum dalam dimensi proses;
Kurikulum dalam dimensi hasil.
1. Kurikulum dalam dimensi Ide
Kurikulum dalam dimensi ide memuat dua landasan yaitu: landasan filosofis dan
landasan teoritis kurikulum.
Pertama, landasan filosofis dimaksudkan dengan filosofi pendidikan yang digunakan
dalam mengembangkan arah dan orientasi kurikulum. Aspek filosofis menentukan
identifikasi permasalahan kurikulum dan rumusan jawabannya. Dari sini akan terlihat,
apakah kurikulum yang dikembangkan ini akan mampu menjawab kebutuhan masyarakat
dalam disiplin ilmu, teknologi, agama, permasalahan sosial-budaya-ekonomi,
kebangsaan, hukum, dan kebutuhan masyarakat lainnya. Kita akan menemukan jawaban
atas pertanyaan apakah kurikulum tersebut merupakan kurikulum esensial, perenialis,
humanistis, progresif, ataukah rekonstruksi sosial.
Kedua, dimensi ide juga memuat teori belajar, model dan desain kurikulum yang
digunakan. Logikanya kurikulum yang dikembangkan harus mencapai tujuan pendidikan
nasioanl dan merupakan konstribusi lembaga pendidikan terhadap tujuan pendidikan.
Kedua landasan ini digunakan harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan tujuan
pendidikan suatu jenjang pendidikan.
2. Kurikulum dalam dimensi Dokumen
Dimensi dokumen kurikulum memuat komponen seperti: tujuan, konten, proses, dan
assesment. Dari beberapa literatur kurikulum menyebutkan dimensi ini dengan istilah
curriculum as intention/intended atau planed.
3. Kurikulum dalam dimensi Proses
Dimensi proses adalah implementasi dari dimensi dokumen. Pada wilayah pelaksanaan
ini bisa saja sama tetapi mungkin juga berbeda dengan yang direncanakan dalam
dokumen. Dimensi proses kerap disebut curriculum as implemented, observed, atau
reality. Pengertian kurikulum yang dikemukakan dalam UU nomor 20 tahun 2003
berkenaan dengan dimensi kurikulum sebagai dokumen dan proses.
4. Kurikulum dalam dimensi Hasil
Dimensi hasil merupakan tolak ukur apakah tujuan kurikulum tercapai. Dimensi hasil
adalah apa yang dimiliki peserta didik, berkenaan dengan upayanya mengembangkan
potensi diri. Dimensi hasil sangat kritikal dalam menentukan keberhasilan suatu
kurikulum dan oleh karena itu alat evaluasi untuk kurikulum sebagai hasil haruslah
memiliki tingkat validitas kurikulum (curriculum validity) yang tinggi bukan hanya
sekedar validitas konten. Validitas kurikulum menunjukkan tingkat kesesuaian ruang
lingkup tujuan kurikulum (pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, nilai,
kebiasaan) dengan ruang lingkup alat evaluasi yang digunakan. validitas konten
menunjukkan tingkat kesesuaian ruang lingkup suatu konten (konsep, teori, nilai,
kebiasaan) dengan ruang lingkup butir-butir pertanyaan suatu tes.
3. Jelaskan Tentang apa dan bagaimana kurikulum konstruktivis
JAWAB :
Kurikulum merupakan sebuah perencanaan dalam menyelenggarakan sebuah proses
pendidikan. Termasuk perencanaan pembelajaran akan masuk dalam pembahasan
mengenai kurikulum. Sedangkan pembelajaran memiliki banyak landasan teori yang
digunakan. Aliran-aliran filsafat yang muncul menjadi ujung pangkal dari teori yang ada.
Salah satu paradigma yang menjadi isu sentral saat ini adalah teori belajar
konstruktivisme.
Diberlakukannya kurikulum 2013 mengundang banyak perhatian dari berbagai kalangan
termasuk praktisi dan akademisi. Mereka mengkaji kurikulum 2013 sesuai dengan
ketertarikannya masing-masing. Namun demikian, salah satu persoalan yang perlu
dilacak adalah paradigma pembelajaran yang terdapat dalam kurikulum 2013. Mengingat
konsep pembelajaran yang direncanakan dalam kurikulum merupakan inti pokok yang
akan bersentuhan langsung dengan kepentingan peserta didik. Oleh karena itu, menguak
dan melacak konsep atau tendensi pembelajaran yang digunakan dalam kurikulum 2013
menjadi persoalan yang menarik untuk dikaji.
Asumsi awal yang digunakan dalam tulisan ini adalah kurikulum 2013 lebih dominan
atau memiliki kecenderungan pada paradigma teori pembelajaran konstruktivisme.
Terkait dengan kajian tersebut Suparno melihat bahwa penelitian pendidikan sekarang
lebih menekankan pada proses belajar mengajar dan metode Penelitian yang
menitikberatkan pada konsep bahwa "Dalam belajar seseorang mengonstruksi
pengetahuannya".Terlepas dari relevansi teori pembelajaran konstruktivisme dengan
praktik pembelajaran di Indonesia, dalam tulisan ini penulis ingin memperkuat dugaan
bahwa kurikulum 2013 memang memiliki kecenderungan model pembelajaran
konstruktivisme. Meskipun dalam beberapa panduan kurikulum dalam latarbelakang
disebutkan bahwa kurikulum 2013 merupakan perpaduan berbagai teori-teori
pembelajaran baik yang konvensional maupun kontemporer.
4. Uraikan dengan jelas tentang langkah-langkah pengembangan kurikulum
JAWAB :
Pegembangan kurikulum meliputi empat langkah, yaitu merumuskan tujuan pembelajaran
(instructional objective), menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar (selection of
learning experiences), mengorganisasi pengalaman-pegalaman belajar (organization of
learning experiences), dan mengevaluasi (evaluating).
1. Merumuskan Tujuan Pembelajaran (instructional objective)
Terdapat tiga tahap dalam merumuskan tujuan pembelajaran. Tahap yang pertama yang
harus diperhatikan dalam merumuskan tujuan adalah memahami tiga sumber, yaitu siswa
(source of student), masyarakat (source of society), dan konten (source of content). Tahap
kedua adalah merumuskan tentative general objective atau standar kompetensi (SK)
dengan memperhatikan landasan sosiologi (sociology), kemudian di-screen melalui dua
landasan lain dalam pengembangan kurikulum yaitu landasan filsofi pendidikan
(philosophy of learning) dan psikologi belajar (psychology of learning), dan tahap
terakhir adalah merumuskan precise education atau kompetensi dasar (KD).
2. Merumuskan dan Menyeleksi Pengalaman-Pengalaman Belajar (selection of
learning experiences)
Dalam merumuskan dan menyeleksi pengalaman-pengalaman belajar dalam
pengembangan kurikulum harus memahami definisi pengalaman belajar dan landasan
psikologi belajar (psychology of learning). Pengalaman belajar merupakan bentuk
interaksi yang dialami atau dilakukan oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Pengalaman belajar yang harus dialami siswa
sebagai learning activity menggambarkan interaksi siswa dengan objek belajar. Belajar
berlangsung melalui perilaku aktif siswa; apa yang ia kerjakan adalah apa yang ia
pelajari, bukan apa yang dilakukan oleh guru. Dalam merancang dan menyeleksi
pengalaman-pengalaman belajar juga memperhatikan psikologi belajar.
3. Mengorganisasi Pengalaman Pengalaman Belajar (organization of learning
experiences)
Pengorganisasi atau disain kurikulum diperlukan untuk memudahkan anak didik untuk
belajar. Dalam pengorganisasian kurikulum tidak lepas dari beberapa hal penting yang
mendukung, yakni: tentang teori, konsep, pandangan tentang pendidikan, perkembangan
anak didik, dan kebutuhan masyarakat. Pengorganisasian kurikulum bertalian erat dengan
tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Oleh karena itu kurikulum menentukan apa yang
akan dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk mempelajari, keseimbangan bahan
pelajaran, dan keseimbangan antara aspek-aspek pendidikan yang akan disampaikan.
4. Mengevaluasi (evaluating) Kurikulum
Langkah terakhir dalam pengembangan kurikulum adalah evaluasi. Evaluasi adalah
proses yang berkelanjutan di mana data yang terkumpul dan dibuat pertimbangan untuk
tujuan memperbaiki sistem. Evaluasi yang seksama adalah sangat esensial dalam
pengembangan kurikulum. Evaluasi dirasa sebagai suatu proses membuat keputusan ,
sedangkan riset sebagai proses pengumpulan data sebagai dasar pengambilan keputusan.
5. Berdasarkan contoh kurikulum tingkat satuan yang sudah dibagikan, jelaskan
tentang struktur kurikulum
JAWAB :

Struktur Kurikulum
UPTD SDN 5 Jakarta pada tahun pelajaran 2019/2020 untuk semua kelas sudah
melaksanakan Kurikulum 2013. Karena itu proses pembelajaran sebagian besar
menggunakan pendekatan tematik kecuali muatan Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
Muatan Lokal Pendidikan Budi Pekerti, dan Muatan Lokal Bahasa Bandung yang
menggunakan pendekatan mata pelajaran. Khusus untuk kelas 4, 5, dan 6, mata pelajaran
Matematika dan Bahasa Inggris menggunakan pendekatan mata pelajaran.

Adapun struktur kurikulum dapat dijelaskan sebagai berikut.

STRUKTUR KURIKULUM

UPTD SDN 5 JAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2019/2020

KELAS 1-6

Kelas dan alokasi waktu perminggu


KOMPONEN MUATAN PELAJARAN
I II III IV V VI JML

A Kelompok A

1. Pendidikan Agama dan Budi


4 4 4 4 4 4 24
Pekerti

2. Pendidikan Pancasila
5 5 6 5 5 5 31
Kewarganegaraan

3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7 48

4. Matematika 5 6 6 6 6 6 35

5. Ilmu Pengetahuan Alam 3 3 3 9

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3 9

B Kelompok B
7. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4 24

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan


4 4 4 4 4 4 24
Kesehatan

Muatan Lokal

1. Pendidikan Budi Pekerti 2 2 2 2 2 2 12

2. Bahasa Bandung 2 2 2 2 2 2 12

Jumlah 34 36 38 40 40 40 228

Keterangan:

1. Sekolah menambah 4 jam pelajaran dari struktur kurikulum nasional untuk setiap
kelas
2. Penambahan jumlah jam digunakan untuk Muatan Lokal Pendidikan Budi Pekerti dan
Muatan Lokal Bahasa Bandung
3. Alokasi waktu setiap jam adalah 35 menit.
4. Untuk kelas 1-3, kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik, kecuali
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti serta Muatan Lokal menggunakan pendekatan
mata pelajaran.
5. Untuk kelas 4-6, kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik, kecuali
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Muatan Lokal, Matematika, dan PJOK
menggunakan pendekatan mata pelajaran.
6. Jelaskan pula tentang kompetensi inti, kopetensi dasar, pembelajaran tematik
integrative dan kalender pendidikan.
JAWAB:
Pemerintah juga sudah menetapkan Kompetensi Inti dan Kopetensi Dasar. Kompetensi
inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas.
Sedangkan Kompetensi dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal
yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan
pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.
Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari bebagai mata pelajaran ke dalam berbagai
tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep
dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik
tidak belajar konsep dasar secara parsial.
Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik
seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia (Kemdikbud, 2013). Dalam
pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan
manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial
terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan
Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah kompetensi dasar
dari IPA/IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai
pengikat dan pengembang kompetensi dasar mata pelajaran lainnya.

KALENDER PENDIDIKAN

1. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta


didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

2. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

3. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

4. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

5. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan,
hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

Anda mungkin juga menyukai