OLEH
INTAN PERTIWI
A1J118026
KENDARI
2020
JURNAL 1 BELAJAR AKHIR PERKULIAHAN
Desain dan Pengembangan 1. Dr. Jahidin, S.Pd.,
Mata Kuliah : kurikulum Biologi Dosen: M.Si.
Topik/Mater
2. Dr. Safilu, M.Si.
i :
Kontrak Kuliah dan Konsep
Nama & Intan
Dasar Kurikulum
Tanggal NIM Pertiwi/A1J118026
Perkuliahan : Senin, 12 Oktober 2020
Materi yang telah saya pahami !
1. Kontrak Perkuliahan
Adapun kontrak perkuliahan mata kuliah Telaah dan Pengembangan
Kurikulum Biologi yang telah saya pahami dari pemaparan topic ini adalah sebagai
berikut.
Kurikulum di pelajari agar mahasiswa sebagai calon guru mampu
mengembangkan kemampuan dan keterampilannya dalam kurikulum biologi. Sebab
kurikulum dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengelolaan sangat di butuhkan dalam
mengembangkan kurikulum.
Pendekatan pembelajaran dilakukan melalui pendekaatan dan berbagai
metode seperti, metode ceramah, diskusi, tanya jawab, dan penyelesaian masalah. Ada
lima komponen unsur penilaian yang dapat di nilai oleh dosen sebagai pengajar mata
kuliah ini yaitu aktivitas di kelas, diskusi atau tatap muka, tugas atau jurnal, UTS dan
UAS.
2. Konsep Dasar Kurikulum
Adapun pemahaman saya dari pemaparan materi konsep dasar kurikulum
adalah sebagai berikut.
a. Definisi Kurikulum
Segala sesuatu yang di mulai lahir dari suatu konsep. Terdapat beberapa versi
pengertian dari kurikulum itu sendiri, baik dalam artian tradisional, modern, UU
maupun menurut pendapat beberapa ahli. Kurikulum secara tradisional berisi mata
pelajaran yang harus ditempuh dan tujuan utamanya memperoleh ijazah.
Sedangkan secara modern kurikulum focus pada proses yang di lakukan dan
pengaruhnya terhadap perkembangan pribadinya.
Selain itu, berdasarkan UU RI no.20 tahun 2003 tentang Sisdiknas,
kurikiulum adala seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan
bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Artinya
kurikulum mencangkup pengaturan mengenai tujuan SPN, isi, dan bahan yang
mampu di jadikan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Kurikulum juga di artikan oleh beberapa ahli seperti Alberty (1965) dan
Saylor dkk. (1974). Berdasarkan pengertian Alberty (1965) dapat di katakana
bahwa kurikulum itu sebagai suatu proses yang di lakukan siswa di bawah
pengawasan sekolah yang mencangkup proses di dalam kelas maupun diluar kelas.
Sedangkan berdasarkan pengertian oleh Saylor dkk. (1974) kurikulum itu sebagai
usaha yang dilakukan sekolah untuk mempengaruhi siswa supaya belajar, baik
dalam ruang kelas, di halaman sekolah, maupun di luar sekolah. Artinnya
sedemikian guru atau sekolah harus mampu memberi kenyaman kepada siswa
sehingga ia mau untuk belajar.
Berdasarkan uraian tersebut dapat di simpulkan bahwa kurikulum memiliki
artian yang berbeda-beda menurut yang mengemukakannya. Sehingga dapat di
katakana bahwa berdasarkan pengertian-pengertian tersebut kurikulum itu
merupakan suatu perangkat perencanaan pembelajaran yang memuat tujuan, Isi dan
bahan pelajaran serta proses yang dilakukan baik oleh siswa maupun sekolah untuk
di jadikan sebagai suatu pedoman pembelajaran agar dapat mencapai tujuan
pendidikan itu sendiri.
b. Dimensi Kurikulum\
Tiga dimensi kurikulum menurut R. Ibrahim (2005) yaitu:
Subtansi rencana kegiatan belajar bagi siswa yang isinya adalah: rumusan
tujuaan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal dan evaluasi
Sistem berisi struktur personalia dan prosedur kerja bagaimana cara
menyusun kurikulum, melaksanakan, mengevaluasi, dan
menyempurnakan.
Bidang studi mencangkup bidang studi kurikulum, mempelajari konsep-
konsep dasar kurikulum melalui studi kepustakaan dan berbagai kegiatan
penelitian dan percobaan, menemukan hal-hal baru yang dapat
memperkaya dan memperkuat bidang studi kurikulum.
Dimensi kurikulum menurut Nana Syaodih S (2005) yaitu:
Sebagai ilmu, kurikulum mengkaji konsep, asumsi, teori, dan prinsip-
prinsip dasar kurikulum.
Sebagai system kurikulum meliputi kedudukan kurikulum dalam
hubungannya dengaan sistem-sistem lain, komponen-komponen
kurikulum, kurikulum dalam berbagai jalur, jenjang, jenis pendidikan,
manajemen kurikulum dan sebagainnya.
Sebagai rencana kurikulum bersifat menyeluruh untuk semua jalur,
jenjang dan jenis pendidikan atau untuk jalur khusus, jenjang dan jenis
pendidikan tertentu
Dimensi kurikulum menurut S. Hamid Hasan (1988) ada 4, yaitu:
Kurikulum sebagai suatu ide/gagasan
Pengertian kurikulum jika dikaitkan dengan dimensi ide pada
dasarnya mengandung makna bahwa kurikulum itu adalah sekumpulan
ide yang dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum berikutnya.
Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan
perwujudan dari kuirkulum sebagai ide
Pengertian kurikulum yang dihubungkan dengan dimensi rencana
pada dasarnya mengandung makna bahwa kurikulum adalah suatu
perangkat perencanaan dan cara mengadministrasikan tujuan, isi dan
bahan pelajaran yang bias dijadikan pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran.
Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah
kurikulum sebagai sebuah realita atau implementasi kurikulum
Pengertian kurikulum yang dihubungkan dengan dimensi aktivitas
pada dasarnya mengandung makna bahwa kurikulum adalah segala
aktivitas guru dan siswadalam proses pembelajaran di sekolah
Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari
kurikulum sebagai suatu kegiatan
Pengertian kurikulum yang dihubungkan dengan dimensi hasil pada
dasarnya mengandung makna bahwa kurikulum sangat memperhatikan
hasil yang akan di capai oleh siswa agar sesuai dengan apa yang telah di
rencanakan dan yang menjadi dari tujuan kurikulum tersebut.
3. Asas Sosiologi
Anak merupakan bagian dari masyarakat yang di di dalamnya terdapat norma-
norma yang harus di kenalkan dan diikuti oleh anak tersebut. Selain itu perubahan
masyarakan akibat perkembangan IPTEK merupakan faktor yang benar-benar harus
di pertimbangkan dalam pengembangan kurikulum. Karena masyarakat merupakan
faktor penting dalam pengembangan kurikulum, sehingga di jadikan sebagia salah
satu asas.
4. Asas Organisatoris
Asas ini berkenan dengan masalah bagaimana bahan pelajaran akan di
sajikan. Penganut ilmu jiwa asosiasi akan memilih bentuk organisasi kurikulum yang
berpusat pada mata pelajaran, sedangkan penganut ilmu jiwa gestalt akan cenderung
memilih kurikulum terpadu.
Inti perubahan KTSP dengan K13
Pada K13 fokus pendidikan pada sikap sosial dan spiritual sedangkan pada
KTSP hanya fokus pada K13 saja.
8 Standar Pendidikan Nasional
Menurut penjelasan dari Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), berikut ini adalah 8
standar pendidikan nasional di Indonesia:
1. Standar Isi
2. Standar Kompetensi Lulusan
5. Standar Pengelolaan
KONSEP
KEDALAMAN/KELUASAN
CONTOH
Jawab:
Standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) IPA di SMP/MTs dijabarkan sebagai
standar minimum yang secara nasional yang harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan
dalam pengembangan kurikulum di setiap satuan pendidikan. Dalam proses pencapaian SK dan
KD dilakukan proses pemberdayaan peserta didik dalam membangun kemampuan, kerja ilmiah,
dan perolehan pengetahuan secara mandiri yang difasilitasi oleh guru. Materi sistem pencernaan
manusia termuat dalam ruang lingkup makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia,
hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
Tingkat SD
Materi Sistem Pencernaan Manusia untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) disajikan di kelas V
Semester 1 deskripisi sebagai berikut:
1. Standar Kompetensi (SK) : Mengidentifikasi fungsi organ tubuh manusia dan hewan);
- KD 1.3 Mengidentifikasi fungsi organ pencernaan manusia dan hubungannya
dengan makanan dan kesehatan;
- Indikator: -Mengenal dan mengidentifikasi struktur sistem pencernaan
manusia (mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan
anus)
Materi Sistem Pencernaan Manusia untuk tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) disajikan
di kelas VIII Semester 1 deskripisi sebagai berikut:
Pada analisis untuk sistem pencernaan manusia kelas VIII SMP semester 1 dalam
pembelajaran IPA tingkat sekolah menengah pertama dilakukan kegiatan menggunakan
pendekatan saintifik melalui metode ilmiah berupa kegiatan percobaan dan eksperimen. Kegiatan
pembelajaran melalui percobaan bertujuan agar peserta didik mampu menemukan pengetahuan
mereka sendiri melalui aplikasi konsep.
Pada tahap sekolah menengah belum sampai pada dimensi metakognitif karena
metakognitif diarahkan kepada pembelajaran yang reflektif dan mandiri. Sementara tingkat
sekolah menengah masih perlu dilakukan pendampingan oleh guru sebagai fasilitator. Oleh
karena itu pembelajaran tingkat sekolah menengah harus berbasis kepada pemahaman materi dan
aplikasi konsep. Pembelajaran biologi dalam mata pelajaran IPA di sekolah dasar maupun
menengah harus dapat mengajak peserta didik untuk terlibat aktif melalui aktivitas. Guru harus
dapat menyesuaikan muatan materi dengan kegiatan berupa eskpositori, diskusi, maupun
eksperimen sebagai arah untuk membangun konsep. Jika diperhatikan hasil analisis di atas, maka
dapat dipahami bahwa guru sebagai pendidik perlu memperhatikan tahapan perkembangan yang
terjadi pada peserta didik sehingga dapat mengerti segala kebutuhan yang ditampakkan oleh
peserta didik termasuk dalam perkembangan kognisinya. Jika guru tidak peka terhadap
kebutuhan masing-masing peserta didiknya, maka dapat menimulkan respon yang menghambat
perkembangan peserta didik.
JURNAL 3 BELAJAR AKHIR PERKULIAHAN
Desain dan Pengembangan 1. Dr. Jahidin, S.Pd.,
Mata Kuliah : kurikulum Biologi Dosen: M.Si.
Topik/Mater
2. Dr. Safilu, M.Si.
i :
Ringakasan
Landasan Kurikulum
Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap seluruh
kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan dan kehidupan
manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Penyusunan
kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat, yang didasarkan pada hasil-hasil
pemikiran dan penelitian yang mendalam. Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada
landasan yang kuat dapat berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan
sendirinya, akan berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.
1. Landasan Filosofis
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya
seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat, seperti :
perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam
pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu,
sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang dikembangkan.
Dengan merujuk kepada pemikiran Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang
isi dari-dari masing-masing aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.
Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan
keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan
dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan
yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal
yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian
pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota
masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap
sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat.
Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa
lalu.
Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang
hidup dan makna.
Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual,
berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme
merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada
rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping
menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme,
rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir
kritis dan sejenisnya..
Aliran Filsafat Perenialisme, Essensialisme, Eksistensialisme merupakan aliran filsafat
yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-Akademis. Sedangkan,
filsafat progresivisme memberikan dasar bagi pengembangan Model Kurikulum Pendidikan
Pribadi. Sementara, filsafat rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam pengembangan
Model Kurikulum Interaksional.
Landasan ini tentang nilai, tata sosial, dan tata laku manusia di masyarakatdan
mengidentifikasinya. Dengan landasan Sosial Budaya diharapkan lahirnya manusia yang
bermutu, mengerti dan mampu membangun masyarakat. Maka dari itu, kurikulum dengan
segala perangkatnya tujuan, isi bahkan proses disesuaikan dengan kondisi, karakteristik,
kekayaan dan perkembangan masyarakat.
3. Landasan Yuridis
Kurikulum pada dasaranya adalah produk yuridis yang ditetapkan melalui keputusan
menteri Pendidikan Nasional RI. Sebagai pengejawantahan dari kebijakan pendidikan yang
ditetapkan oleh lembaga legislatif yang mestinya mendasarkan pada konstitusi/UUD. Dengan
demikian landasan yuridis pengembangan kurikulum di NKRI ini adalah UUD 1945
(pembukaan alinia IV dan pasal 31), peraturan-peraturan perundangan seperti: UU tentang
pendidikan (UU No.20 Tahun 2003), UU Otonomi Daerah, Surat Keputusan dari Menteri
Pendidikan, Surat Keputusan dari Dirjen Dikti, peraturan-peraturan daerah dan sebagainya.
4. Landasan Psikologis
Landasan ini dalam pengembangan kurikulum mencakup tentang perilaku dan fungsi
mental manusia sebagai objek pendidikan secara ilmiah dan mengidentifikasinya. Dalam
pengembangan kurikulum paling tidak ada 2 (dua) cabang psikologis, yakni psikologis
perkembangan dan psikologis belajar. Ada 9 (Sembilan) aspek psikologis yang
dikembangkan dengan perantara berbagai mata pelajaran dalam kurikulum yaitu Aspek
Ketakwaan, Aspek Cipta, Aspek Rasa, Aspek Karsa, Aspek Karya (Kreatif), Aspek Karya
(Keprigelan), Aspek Kesehatan, Aspek Sosial, Aspek Individu
JURNAL 5 BELAJAR AKHIR PERKULIAHAN
Prinsip-Prinsip Pengembangan 1. Dr. Jahidin, S.Pd.,
Mata Kuliah : Kurikulum Biologi Dosen: M.Si.
Topik/Mater
2. Dr. Safilu, M.Si.
i :