Anda di halaman 1dari 296

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi

1
BAB 1
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP KURIKULUM DAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI
Mariani NL dan Evi Suryawati

A. PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan materi tentang pengertian, ruang lingkup
kurikulum dan perencanaan pembelajaran biologi. Pada setiap komponen
diberikan penjelasan yang relevan dengan pembelajaran biologi.
Bab ini menjadi salah satu bagian utama dalam memenuhi capaian pembelajaran
dalam mata kuliah Telaah kurikulum dan perencanaan pembelajaran Biologi.
Materi ini akan membantu mahasiswa untuk memahami pengertian, ruang lingkup
kurikulum dan perencanaan pembelajaran biologi serta aplikasinya dalam proses
pembelajaran.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang pengertian, ruang lingkup kurikulum dan perencanaan
pembelajaran biologi serta aplikasinya dalam proses pembelajaran.
Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi mahasiswa diharapkan
dapat:
1. Menjelaskan pengertian kurikulum dalam pembelajaran.
2. Menjelaskan fugsi kurikulum dalam pembelajaran.
3. Menjelaskan peranan kurikulum dalam pembelajaran.
4. Menjelaskan perkembangan kurikulum di Indonesia dari masa ke masa.

B. URAIAN MATERI
B.1 Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum “curriculum” pada mulanya berasal dari kata curir yang
berarti “pelari” dan “curere” yang mengandung makna “tempat berpacu”, yang
pada awal mulanya kata tersebut digunakan di dalam dunia olah raga. Pada saat
itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seseorang pelari
mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan.
Pengertian tersebut mengalami perluasan dan juga digunakan dalam dunia
pendidikan yang kemudian menjadi sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh seseorang peserta didik dari awal saat ia mulai masuk sekolah hingga akhir
program pelajaran selesai guna memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


2
sebagai bukti formal bahwa seseorang telah menyelesaikan suatu jenjang
pendidikan.
Pengertian kurikulum diorganisasi ada dua, pertama, kurikulum adalah
sejumlah rencana isi yang merupakan sejumlah tahapan belajar yang didesain
untuk peserta didik dengan petunjuk intitusi pendidikan yang isinya berupa proses
yang statis ataupun dinamis dan kompetensi yang harus dimiliki. Kedua,
kurikulum adalah seluruh pengalaman di bawah bimbingan dan arahan dari
institusi pendidikan yang membawa ke dalam kondisi belajar.
Sedangkan konsep kurikulum meliputi:
1. Sebagai substansi, yang dipandang sebagai rencana pembelajaran bagi
peserta didik atau seperangkat tujuan yang ingin dicapai.
2. Sebagai sistem, merupakan bagian dari sistem persekolahan, pendidikan,
dan bahkan masyarakat.
3. Sebagai bidang studi, merupakan kajian para ahli kurikulum yang sedang
bertujuan untuk mengembangkan ilmu tentang kurikulum dan sistem
kurikulum.
Berdasarkan hasil kajian diperoleh beberapa dimensi pengertian kurikulum,
dimana setiap dimensi memiliki hubungan antara satu dengan yang yang lainnya.
Terdapat empat dimensi pengertian kurikulum adalah: Pertama, kurikulum
sebagai suatu ide. Kedua, kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang
sebenarnya merupakan perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide. Ketiga,
kurikulum sebagai aktivitas atau sering disebut juga kurikulum sebagai suatu
realita atau kenyataan yang secara teoritis merupakan pelaksanaan dari kurikulum
sebagai rencana tertulis. Keempat, kurikulum sebagai hasil yang merupakan
konsekuensi dari kurikulum sebagai suatu kegiatan.
Menurut R. Ibrahim, pengelompokkan kurikulum menjadi 3 dimensi, yaitu
kurikulum sebagai substansi, kurikulum sebagai sistem dan, kurikulum sebagai
bidang studi. Dimensi pertama memandang kurikulum sebagai suatu rencana
kegiatan belajar bagi peserta didik di sekolah atau sebagai suatu perangkat tujuan
yang ingin dicapai. Kurikulum juga bisa menunjuk pada suatu dokumen yang
berisi rumusan tentang tujuan, bahan ajar, kegiatan belajar mengajar, jadwal dan
evaluasi. Kurikulum juga dapat digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai
hasil persetujuan bersama antara penyusun kurikulum dan pemegang kebijakan
pendidikan dan pendidikan masyarakat dan bahkan sistem masyarakat.
Dimensi kedua memandang kurikulum sebagai suatu sistem mencakup
struktur personalia dan prosedur kerja sebagaimana cara menyusun kurikulum,
melaksanakan, mengevaluasi dan menyempurnakannya. Dan tujuan tidak lain
agar kurikulum yang ada senantiasa relefan dan dinamis.
Dimensi ketiga memandang kurikulum sebagai bidang studi, yaitu bidang
studi kurikulum. Hal ini berdasarkan pada kajian para pakar ahli bidang

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


3
kurikulum dan ahli pendidikan dan pengajaran. Mereka yang mendalami bidang
kurikulum mempelajari konsep-konsep dasar tentang kurikulum, melalui studi
kepustakaan dan berbagai kegiatan penelitian dan percobaan, sehingga dengan
demikian ditemukan hal-hal baru yang dapat memperkaya dan memperkuat
bidang studi kurikulum.
Di sisi lain dimensi kurikulum juga dikaitkan dengan pengertian kurikulum itu
sendiri yaitu:
1. Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi ide
Definisi kurikulum yang dikaitkan dengan dimensi ide pada dasarnya
memiliki makna bahwa kurikulum itu adalah sekumpulan ide yang akan
dijadikan dalam pengembangan kurikulum dimasa yang akan datang. Sebab
tanpa ide kurikulumpun tidak akan pernah tersusun dan kurikulum yang ada saat
ini perlu dikembangkan untuk masa yang selanjutnya.
2. Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi rencana
Pengertian kurikulum yang berkaitan dengan dimensi rencana yaitu
sebagai perangkat rencana dan cara mengadministrasikan tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan untuk pedoman penyelenggaraan
pembelajaran guna mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang telah
ditentukan. Dengan adanya perencanaan yang matang, maka pembelajaran akan
dapat berjalan dengan baik dan mudah.
3. Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi aktifitas
Makna kurikulum yang dikaitkan dengan dimensi aktivitas memandang
kurikulum sebagai suatu kegiatan atau aktivitas guru itu sendiri dan peserta
didiknya dalam kegiatan belajar mengajar yang dilakukan disekolah.
Sebagaimana kita ketahui bahwa keberadaan guru dengan peserta didiknya
disekolah adalah suatu aktivitas transfer ilmu dari guru kepada peserta didik.
4. Pengertian kurikulum dikaitkan dengan dimensi hasil
Makna kurikulum sebagai dimensi hasil memandang kurikulum itu
sangat memperhatikan hasil yang akan dicapai oleh peserta didik agar sesuai
dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya di mana perencanaan itu
berdasarkan pada tujuan yang telah dirumuskan secara bersama-sama. Hal ini
juga disampaikan oleh Hilda taba dalam Nasution, 1993 yaitu “Segala usaha yang
dilakukan oleh sekolah untuk memperoleh hasil yang diharapkan dalam situasi di
dalam maupun diluar sekolah”.
Sedangkan pandangan atau anggapan yang masih lazim digunakan dalam
dunia pendidikan di Negara kita hingga kini yaitu kurikulum merupakan suatu
rencana tertulis yang disusun guna memperlancar proses pembelajaran. Hal ini
sesuai dengan rumusan pengertian seperti yang tertera dalam undang-undang No.
20 tahun 2003 tentang penddidikan nasional bahwa “kurikulum adalah
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


4
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu”.

B.2 Fungsi Kurikulum


Sekolah menggunakan kurikulum agar para pelaku pendidikan mengetahui
tujuannya apa dan bagaimana cara menyampaikannya serta berapa lama waktu
yang dibutuhkan. Oleh karena itu kurikulum berfungsi sebagai pedoman atau
acuan. Bagi guru kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam melaksanakan
proses kegiatan belajar mengajar. Bagi kepala sekolah dan pengawas kurikulum
berfungsi sebagai pedoman dalam melakukan supervise atau pengawasan. Bagi
orang tua kurikulum berfungsi sebagai pedoman guna membimbing anaknya
belajar dirumah. Bagi masyarakat kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk
memberikan bantuan bagi terselenggaranya proses pendidikan di sekolah. Bagi
peserta didik berfungsi sebagai pedoman belajar.
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi peserta didik sebagai subjek
didik, terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:
1. Fungsi Penyesuaian (The Adjustive Or Adaptive Function)
Fungsi penyesuaian mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mengarahkan setiap peserta didik agar memiliki sifat
well adjusted yaitu kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan,
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan itu sendiri
senantiasa mengalami perubahan dan bersifat dinamis. Oleh karena itu, peserta
didik pun harus memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan
yang terjadi dilingkungannya. Tanpa bekal yang cukup, susah bagi peserta didik
untuk melakukan penyesuaian diri padahal jika ingin konsisten maka dibutuhkan
penyesuaian diri dengan lingkungannya.
2. Fungsi Integrasi (The Integrating Function)
Fungsi integrasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi yang utuh. Setiap peserta
didik pada dasarnya merupakan anggota dan bagian integral dari masyarakat. Oleh
karena itu, peserta didik harus memiliki kepribadian yang dibutuhkan untuk dapat
hidup dan berintegrasi dengan masyarakat, sehingga dengan demikian peserta
didik tidak asing di tempat dimana ia tinggal.
3. Fungsi Diferensiasi (The Differentiating Function)
Fungsi diferensiasi mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap perbedaan individu
peserta didik. Setiap peserta didik memiliki perbedaan, baik dari aspek fisik
maupun psikis yang harus dihargai dan dilayani dengan baik. Karena itu seorang
guru dibutuhkan kesabaran dan wawasan yang luas guna mengayomi setiap

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


5
peserta didiknya. Tanpa bekal yang baik sulit bagi seorang guru untuk memahami
setiap karakter atau sifat yang melekat pada setiap peserta didiknya.
4. Fungsi Persiapan (The Propaedeutic Function)
Fungsi persiapan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu mempersiapkan peserta didik untuk melanjutkan studi
ke jenjang pendidikan berikutnya. Selain itu, kurikulum juga diharapkan dapat
mempersiapkan peserta didik untuk dapat hidup dalam masyarakat seandainya
karena suatu hal, tidak dapat melanjutkan pendidikannya. Sebab banyak pula
diantara masyarakat Indonesia yang hidupnya masih menengah kebawah sehingga
dengan demikian sangat sulit bagi mereka untuk bisa membiayai putra-putrinya
guna mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi. Hal ini dikarenakan katerbatasan
ekonomi. Karenanya dengan kurikulum yang direncanakan dengan baik maka
akan menghasilkan pribadi yang baik yang siap menghadapi kehidupan yang
sebenarnya di masyarakat.

5. Fungsi Pemilihan (The Selective Function)


Fungsi pemilihan mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
memilih program-program belajar yang sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
Sebab setiap peserta didik memiliki minat dan bakatnya masing-masing, sehingga
dengan demikian peserta didik dapat mengasah potensi yang ia miliki dan bisa
mengembangkan bakat yang menonjol bagi mereka. Fungsi pemilihan ini juga
sangat erat hubungannya dengan fungsi diferensiasi, karena pengakuan atas
adanya perbedaan individual peserta didik berarti pula diberinya kesempatan bagi
peserta didik tersebut untuk memilih apa yang sesuai dengan minat dan
kemampuannya. Untuk mewujudkan kedua fungsi tersebut, kurikulum perlu
disusun secara lebih luas dan bersifat fleksibel.
6. Fungsi Diagnostik (The Diagnostic Function)
Fungsi diagnostik mengandung makna bahwa kurikulum sebagai alat
pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan peserta didik untuk dapat
memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan yang dimilikinya.
Apabila peserta didik sudah mampu memahami kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan yang ada pada dirinya, maka diharapkan peserta didik
dapat mengembangkan sendiri potensi kekuatan yang dimilikinya atau
memperbaiki kelemahan-kelemahannya.

B.3 Peranan Kurikulum


Dalam pendidikan formal di sekolah kurikulum memiliki peranan yang
sangat strategis dan menentukan dalam rangka mencapai tujuan pendidikan itu

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


6
sendiri. Kurikulum memiliki banyak peranan, menurut Oemar Hamalik sekurang-
kurangnya terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting yaitu sebagai berikut:
1. Peranan Konservatif
Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan
sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang
dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini
para peserta didik. Peranan konservatif ini pada hakikatnya menempatkan
kurikulum yang berorientasi ke masa lampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat
mendasar, disesuaikan dengan kenyataan bahawa pendidikan pada hakikatnya
merupakan proses sosial. Salah satu tugas pendidikan yaitu mempengaruhi dan
membina perilaku peserta didik sesuai dengan nilai-nilai sosial.
2. Peranan Kreatif
Ilmu pengetahuan dan aspek-aspek yang lain akan senantiasa mengalami
perubahan yakni mengalami perkembangan sesuai dengan zamannya. Oleh karena
itu peranan kreatif di sini menekankan agar kurikulum juga mampu
mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan zaman yang
dibutuhkan oleh masyarakat masa kini dan masa yang akan datang. Kurikulum
harus mengandung hal-hal yang dapat membantu peserta didik dalam rangka
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya guna memperoleh dan mendalami
pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan-kemampuan baru, serta cara berpikir
baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya sesuai dengan tuntutan perkembangan
zaman.
3. Peranan Kritis dan Evaluatif
Peranan kritis dan evaluatif dilatar belakangi oleh adanya kenyataan
bahwa nilai-nilai dan budaya yang aktif dalam masyarakat senantiasa mengalami
perubahan, sehingga pewarisan nilai-nilai dan budaya masa lalu kepada peserta
didik perlu adanya penysuaian yakni disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada
masa sekarang.

B.4 Perkembangan Kurikulum di Indonesia


Di Indonesia istilah “kurikulum” boleh dikatakan baru menjadi popular
sejak tahun lima puluhan, yang dipopulerkan oleh mereka yang memperoleh
pendidikan di Amerika Serikat. Kini istilah itu telah dikenal orang diluar
pendidikan. Sebelumnya yang lazim digunakan adalah “rencana pelajaran” pada
hakikatnya kurikulum sama artinya dengan rencana pelajaran.
Secara definitif kurikulum diperkenalkan oleh Babbit (1918). Ia
mengatakan bahwa inti dari teori kurikulum adalah kehidupan manusia. Dimana
kehidupan manusia pada dasarnya adalah sama yang terbentuk dari sejumlah
kecakapan pekerjaan. Pendidikan berupaya mempersiapkan kecakapan-kecakapan
tersebut dengan teliti dan sempurna.Untuk mencapai itu ada serentetan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


7
pengalaman yang harus dikuasai anak. Seluruh tujuan beserta pengalaman-
pengalaman itulah yang menjadi kajian kurikulum.
Werret.W.Charlters (1923) berasumsi bahwa sekolah berfungsi
mempersiapkan anak untuk kehidupan orang dewasa. Untuk mencapainya
diperlukan analisis tentang tugas-tugas dan tuntutan dalam kurikulum, antara lain
keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai yang diperlukan untuk dapat berfungsi
sebagai orang dewasa. Pada saat ini kurikulum lebih menekankan kepada
kehidupan psikologis anak. Anak menjadi pusat perhatian pendidikan. Isi
kurikulum berdasarkan minat dan kebutuhan anak.
Hollis Caswell lebih mengutamakan pengembangan kurikulum berpusat
pada masyarakat atau pekerjaan guru berpartisipasi dalam menentukan kurikulum.
Ralph .W. Tyler (1949) mengajukan empat pertanyaan pokok yang
menjadi inti kajian kurikulum antara lain :
a. Tujuan pendidikan yang manakah yang ingin dicapai sekolah?
b. Pengalaman pendidikan yang bagaimanakah yang harus disediakan untuk
mencapai tujuan tersebut?
c. Bagaimanakah mengorganisasikan pengalaman pendidikan tersebut secara
efektif?
d. Bagaimanakah kita menentukan bahwa tujuan tersebut telah tercapai?
Mager (1962) menekankan agar tujuan-tujuan ingin dicapai dalam
kurikulum dalam bentuk perubahan prilaku peserta didik dengan rumusan yang
spesifik dan operasional yang menunjukkan kinerja dan tingkat hasil belajar yang
ingin dicapai. Artinya perubahan prilaku peserta didik setelah mengalami proses
belajar-mengajar harus dapat diamati atau terukur (observable & measurable).
Dalam hal ini telah terjadi pergeseran makna dari tujuan versi Tyler dan Mager,
yaitu tujuan pendidikan yang dicirikan oleh adanya perubahan prilaku yang dapat
diamati dan diukur (behavioural objective). Lebih lanjut, rumusan perubahan
harus memperjelas apa yang diharapkan antara lain misalnya : peserta didik
hendaknya mampu berpikir dan merasakan sesuatu sebagai hasil dari
pembelajaran.
Kelompok ahli psikologi membantu menghasilkan taksonomi tujuan-
tujuan pendidikan dalam mengidentifikasi, mendiskripsikan, mengklasifikasi dan
menyusun tujuan-tujuan pendidikan dalam tiga ranah (domain), yaitu :
a. Kognitif, kemampuan yang berkaitan dengan kemampuan bernalar atau
intelektual.
b. Afektif, yang berkaitan dengan sikap, perilaku, nilai, dan apresiasi.
c. Psikomotor, yang berkaitan dengan keterampilan motorik atau fisik.

Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional


telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975,
1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013 hingga sekarang. Perubahan tersebut merupakan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


8
konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya,
ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum
sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis
sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama,
yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan
pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya. Perubahan kurikulum
tersebut tentu disertai dengan tujuan pendidikan yang berbeda-beda, karena dalam
setiap perubahan tersebut ada suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai untuk
memajukan pendidikan nasional kita.

5 Perkembangan Kurikulum di Indonesia


Perubahan kurikulum di dunia pendidikan Indonesia beserta tujuan yang ingin
dicapai dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kurikulum 1947
Kurikulum saat itu diberi nama Rentjana Pelajaran 1947. Pada saat itu,
kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi sistem pendidikan kolonial
Belanda dan Jepang, sehingga hanya meneruskan yang pernah digunakan
sebelumnya. Rentjana Pelajaran 1947 boleh dikatakan sebagai pengganti sistem
pendidikan kolonial Belanda. Karena suasana kehidupan berbangsa saat itu masih
dalam semangat juang merebut kemerdekaan maka pendidikan sebagai
development conformism, bertujuan untuk membentukan karakter manusia
Indonesia yang merdeka dan berdaulat dan sejajar dengan bangsa lain di muka
bumi ini.
2. Kurikulum 1952
Setelah Rentjana Pelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia
mengalami penyempurnaan. Pada tahun 1952 ini diberi nama Rentjana Pelajaran
Terurai 1952. Kurikulum ini sudah mengarah pada suatu sistem pendidikan
nasional. Ciri yang paling menonjol dari kurikulum 1952 ini bahwa setiap rencana
pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan
sehari-hari.
3. Kurikulum 1964
Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali
menyempurnakan sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana
Pendidikan 1964. Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari
kurikulum ini adalah bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat
mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga
pembelajaran dipusatkan pada program Pancawardhana yang meliputi
pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Hamalik, 2004). Mata
pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan,

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


9
emosional/artistik, keprigelan (keterampilan), dan jasmani. Pendidikan dasar lebih
menekankan pada pengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.
Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan
ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan
sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi
pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang
sehat dan kuat.
5. Kurikulum 1975
Pengembangan kurikulum 1975 diawali dengan serangkaian kegiatan
untuk mengidentifikasi tujuan-tujuan pendidikan yang melibatkan berbagai pakar
dan praktis dari berbagai sektor kehidupan. Hasil kegiatan tersebut
didokumentasikan dengan apa yang disebut “Cluster II” yang berisi rumusan
tujuan-tujuan pendidikan yang harus dicapai. Kemudian dikembangkan materi-
materi yang terdiri dari sejumlah Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan yang
akhirnya diklasifikasikan dalam kelompok-kelompok bidang studi (mata
pelajaran) untuk bahan pengajarannya.
Dalam pengembangan kurikulum 1975, pengaruh Tyler-Bloom-Mager
terasa sangat kental, apalagi jika disimak dari dokumen-dokumen yang dihasilkan
dari GBPP sampai dengan pedomannya. Kepada semua guru diwajibkan membuat
persiapan mengajar sebelum berdiri didepan kelas dengan menyusun apa yang
disebut dengan “ satuan pelajaran”. Banyak guru mengeluh dengan tugas tersebut,
karena tidak mudah membuatnya. Banyak waktu dan energi yang tersita
sementara materi kurikulum terasa sangat padat dibandingkan dengan alokasi
waktu yang tersedia.
Guru harus bisa merumuskan Tujuan Instruksional Khusus sebagai jabaran
dari Tujuan Umum Kurikulum dengan menggunakan kata-kata kerja operasional
untuk menggambarkan perubahan perilaku peserta didik setelah kegiatan belajar-
mengajar. Perubahan perilaku yang dapat diamati dan terukur, sehingga mudah
mengembangkan alat ukur untuk menetapkan tercapai tidaknya suatu kegiatan
belajar mengajar.
6. Kurikulum 1984
Hasil analisis terhadap evaluasi kurikulum 1975 menyadarkan semua
pihak bahwa kurikulum 1975 sangat padat materi pembelajaran. Pada proses

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


10
penyempurnaannya dikembangkan kriteria pemilihan konsep esensial untuk
menyeleksi Pokok Bahasan mana yang perlu dibuang dan perlu dipertahankan.
Pada masa pengembangan kurikulum 1984 ada desakkan agar dimasukkanya
unsur-unsur seperti pendidikan lingkungan hidup, budi pekerti, keluarga
berencana, nasionalisme, penghayatan nilai Pancasila sehingga lahir materi mata
pelajaran baru seperti Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB), Pendidikan
Moral Pancasila (PMP). Unsur baru lainnya diintegrasikan kedalam mata
pelajaran yang relevan. Pesan yang harus diwujudkan dalam pengembangan ialah
kurikulum harus berorientasi pada mayoritas tanpa mengabaikan minoritas. Pesan
ini didasarkan pada kenyataan bahwa banyak peserta didik tidak melanjutkan
pendidikannya ke pendidikan lebih tinggi.
7. Kurikulum 1994
Hasil evaluasi pelaksanaan kurikulum menunjukkan bahwa mutu
pendidikan secara signifikan belum menunjukkan peningkatan. Perubahan
kurikulum disikapi oleh para guru dengan pergantian buku pelajaran. Guru
memilih buku bukan berdasarkan kualitas buku tetapi lebih cendrung menilai
apakah urutan penyajian buku sama dengan materi kurikulum. Fenomena yang
menarik ialah banyaknya buku pelajaran yang beredar dipasaran dilengkapi
dengan tujuan-tujuan pembelajaran khusus seolah-olah ingin membantu guru
dalam membuat rencana pelajaran. Tidak ada perubahan yang signifikan cara
mengajar guru dikelas. Guru masih merasa materi terlalu padat disamping guru
masih disibukkan dengan tugas administrasi yaitu menyusun satuan pelajaran (SP)
dan rencana pelajaran (RP).
8. Kurikulum 2004
Pengembangan kurikulum 2004 bertepatan adanya perubahan paradigma
pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi. Desentralisasi pendidikan juga
mempengaruhi pola pengembangan kurikulum. Jika pada masa-masa sebelumnya
kurikulum disusun sangat rinci dari materi kurikulum sampai bagaimana cara
melaksanakannya dikelas. Cara seperti itu dianggap memasung kratifitas guru
dalam mengajar. Kurikulum 2004 dikembangkan hanya menyediakan tujuan-
tujuan pembelajaran yang harus dicapai berupa rumusan kompetensi dasar, hasil
belajar, dan indikatornya. Cara melaksanakan kurikulum di kelas diserahkan
kepada guru. Agar kurikulum siap digunakan oleh para guru mengajar di depan
kelas, guru dibawah koordinasi sekolah atau Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kecamatan menyusun silabus. Silabus yang berisi pengalaman belajar
apa yang harus dialami peserta didik agar memiliki kompetensi-kompetensi yang
dituntut dalam kurikulum. Dalam silabus juga harus tergambar dengan lengkap
penilaian dan dengan cara apa informasi kemajuan belajar dijaring. Ada
perubahan pendekatan dalam pengembangan kurikulum.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


11
Pada kurikulum berbasis kompetensi lebih diutamakan pencapaian
kompetensi yang diharapkan. Kompetensi merupakan pengetahuan keterampilan,
sikap, dan nilai-nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar yang dapat diukur dan
diamati. Kompetensi dapat dicapai melalui pengalaman belajar yang dikaitkan
dengan bahan pelajaran secara konstektual.
9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
KTSP merupakan singkatan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah,
karakteristik sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan kerakteristik
peserta didik. Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite madrasah,
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabus berdasarkan
kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi lulusan, dibawah supervise
dinas kabupaten/kota yang bertanggung jawab di bidang pendidikan di SD, SMP,
SMA, dan SMK, serta Departemen yang menangani urusan pemerintahan di
bidang agama untuk MI, MTS, MA, dan MAK.
KTSP merupakan upaya untuk menyempurnakan kurikulum agar lebih
familiar dengan guru, karena mereka banyak dilibatkan dan diharapkan memiliki
tanggung jawab yang memadai. Penyempurnaan kurikulum yang berkelanjutan
merupakan keharusan agar sistem pendidikan nasional selalu relevan dan
kompetitif. Hal tersebut juga sejalan dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sisdiknas pasal 35 dan 36 yang menekankan perlunya peningkatan
standar nasional pendidikan sebagai acuan kurikulum secara berencana dan
berkala dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
kalender pendidikan, dan silabus.
10. Kurikulum 2013
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP
2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor internal dan
eksternal.
Faktor internal diantaranya:
 Tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 Standar Nasional Pendidikan
yang meliputi Standar Pengelolaan, Standar Biaya, Standar Sarana Prasarana,
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Isi, Standar Proses,
Standar Penilaian, dan Standar Kompetensi Lulusan.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


12
 Tantangan internal lainnya terkait dengan faktor perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini
penduduk indonesia usia produktif lebih banyak dari usia tidak produktif.
Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar SDM produktif yang melimpah ini dapat
ditranspormasikan menjadi SDM yang memiliki kompetensi dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
Sedangkan faktor eksternal yaitu terkait arus globalisasi dan berbagai isu yang
terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan tenologi, kebangkitan
industri kreatif dan budaya serta perkembangan pendidikan di tingkat
internasional.
Adapun karakteristik kurikulum 2013 diantaranya:
1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial,
pengetahuan, dan keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi
di sekolah dan masyarakat;
2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang
dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai
sumber belajar;
3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk : Kompetensi
Inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5) Mengembangkan Kompetensi Inti kelas menjadi unsur pengorganisasi
(organizing elements) Kompetensi Dasar. Semua Kompetensi Dasar dan
proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang
dinyatakan dalam Kompetensi Inti;
6) Mengembangkan Kompetensi Dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


13
Perbedaan elemen kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya diantaranya
adalah :
No Kurikulum Lama Kurikulum Baru (K 13)
1 Materi disusun untuk Materi disusun seimbang mencakup
memberikan pengetahuan kompetensi sikap, pengetahuan, dan
kepada peserta didik. keterampilan
2 Pendekatan pembelajaran Pendekatan pembelajaran berdasarkan
adalah peserta didik diberitahu pengamatan, pertanyaan, pengumpulan data,
tentang materi yang harus penalaran, dan penyajian hasilnya melalui
dihafal (peserta didik diberi pemanfaatan berbagai sumber-sumber
tahu). belajar (peserta didik mencari tahu).
3 Penilaian pada pengetahuan Penilaian autentik pada aspek kompetensi
melalui ulangan dan ujian sikap, pengetahuan, dan keterampilan
berdasarkan portofolio
4 Materi yang diajarkan Materi yang dijarkan ditekankan pada
ditekankan pada kompetensi berbahasa sebagai alat
tatabahasa/struktur bahasa. komunikasi untuk menyampaikan gagasan
dan pengetahuan.
5 Peserta didik tidak dibiasakan Peserta didik dibiasakan membaca dan
membaca dan memahami memahami makna teks serta meringkas dan
makna teks yang disajikan. menyajikan ulang dengan bahasa sendiri.
6 Peserta didik tidak dibiasakan Peserta didik dibiasakan menyusun teks
menyusun teks yang sistematis, yang sistematis, logis, dan efektif melalui
logis, dan efektif. latihan-latihan penyusunan teks.
7 Peserta didik tidak dikenalkan Peserta didik dikenalkan dengan aturan-
tentang aturan-aturan teks yang aturan teks yang sesuai sehingga tidak rancu
sesuai dengan kebutuhan. dalam proses penyusunan teks (sesuai
dengan situasi dan kondisi: siapa, apa,
dimana).
8 Kurang menekankan pada Peserta didik dibiasakan untuk dapat
pentingnya ekspresi dan mengekspresikan dirinya dan
spontanitas dalam berbahasa. pengetahuannya dengan bahasa yang
meyakinkan secara spontan.

Kurikulum 2013 lebih ditekankan pada pendidikan karakter, terutama pada


tingkat dasar, yang akan menjadi fondasi bagi tingkat berikutnya. Melalui
pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan berbasis kompetensi,
kita berharap bangsa ini menjadi bangsa yang bermatabat, dan masyarakatnya
memiliki nilai tambah (added value), dan nilai jual yang bisa ditawarkan kepada
orang lain dan bangsa lain di dunia, sehingga kita bisa bersaing, bersanding,

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


14
bahkan bertanding dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan global. Hal ini
dimungkinkan, kalau implementasi Kurikulum 2013 betul-betul dapat
menghasilkan insan yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter.
Pendidikan karakter dalam Kurikulum 2013 bertujuan untuk
meningkatkan mutu proses dan hasil pendidikan, yang mengarah pada
pembentukan budi pekerti dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu,
dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan
pendidikan. Melalui implementasi Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi
sekaligus berbasis karakter, dengan pendekatan tematik dean kontekstual
diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan
pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-
nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari.
Dalam implementasi Kurikulum 2013, pendidikan karakter dapat
diintegrasikan dalam seluruh pembelajaran pada setiap bidang studi yang terdapat
dalam kurikulum. Mata pembelajaran yang berkaitan dengan norma atau nilai-
nilai pada setiap bidang studi perlu dikembangkan, dieksplisitkan, dihubungkan
dengan konteks kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, pendidikan nilai dan
pembentukan karakter tidak hanya dilakukan pada tataran kognitif, tetapi
menyentuh internalisasi, dan pengamalan nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan demikian, pendidikan nilai, dan pembentukan karakter tidak hanya
dilakukan pada tataran kognitif, tetapi menyentuh internalisasi, dan pengamalan
nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan karakter pada tingkat satuan
pendidikan mengarah pada pembentukan budaya sekolah/madrasah, yaitu nilai-
nilai yang melandasi perilaku, tradisi, kebiasaan sehari-hari, serta simbol-simbol
yang dipraktikkan oleh warga sekolah/madrasah, dan masyarakat sekitarnya.
Budaya sekolah/madrasah merupakan ciri khas, karakter atau watak, dan citra
sekolah/madrasah tersebut di mata masyarakat luas. Pada umumnya pendidikan
karakter menekankan pada keteladanan, penciptaan lingkungan, dan pembiasaan,
melalui berbagai tugas keilmuan dan kegiatan kondusif.

C. RANGKUMAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Kurikulum berfungsi
sebagai pedoman atau acuan. Fungsi kurikulum bagi peserta didik diantaranya :
sebagai penyesuaian, integrasi, diferensiasi, persiapan, pemilihan dan diagnostik.
Peranan penting kurikulum diantaranya : peranan konservatif, peranan
kreatif, peranan kritis dan evaluatif. Perkembangan kurikulum di Indonesia
mengikuti perkembangan zaman. Krikulum yang pernah berlaku di Indonesia
diantaranya: kurikulm 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


15
(KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Kurikulum 2013 yang
berlaku sampai saat ini.

D. BAHAN BACAAN
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta.

Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran : Filososfi, Teori, dan


Aplikasi. Pakar Raya. Jakarta.

Kemendikbud. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20-24


Tahun 2016. Jakarta.

Mida Latifatul Muzamiroh. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Kata Pena.
Jakarta.

Mulyasa. 2005. Implementasi Kuirkulum 2004. Rosdakarya. Bandung.

Mulyasa. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan


Implementasi. Rosdakarya. Bandung.

Nana Sudjana. 1991. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Sinar


Baru. Bandung.

Nur Irwanto dan Yusuf Suryana. 2016. Kompetensi Pedagogik. Genta Group
Production. Cilegon.

Syafarudin Nurdin dan Adriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Raja


Grafindo Persada. Jakarta.

Tim Pengabdian MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2013. Kurikulum dan


Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


16
E. TES FORMATIF
Untuk memantapkan pemahaman anda tentang bahan ajar ini, kerjakanlah latihan
di bawah ini :
1. Mengapa pendidik harus memahami kurikulum?
2. Mengapa kurikulum harus berubah? Jelaskan pendapat anda?
3. Bagaimana tanggapan anda mengenai kurikulum 2013?
4. Mengapa kurikulum 2013 menekankan pada 3 ranah yaitu pengetahuan, sikap
dan keterampilan?
5. Menurut kurikulum 2013 siswa dituntut untuk mencari tahu, mengapa
demikian?

F. PETUNJUK JAWABAN
1. Lihat fungsi kurikulum bagi guru
2. Lihat alasan perkembangan kurikulum dari masa ke masa
3. Lihat Kurikulum 2013
4. Lihat penjelasan ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan
5. Lihat perubahan kurikulum sebelumnya dengan kurikulum 2013

G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Setelah mengerjakan Tes Formatif, bandingkanlah jawaban Anda dengan
petunjuk jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Apabila jawaban yang benar
minimal 80%, maka Anda dinyatakan berhasil dengan baik. Anda dapat
melanjutkan untuk mempelajari unit selanjutnya. Sebaliknya, bila tingkat
penguasaan Anda kurang dari 80%, silakan pelajari kembali uraian yang terdapat
dalam subunit sebelumnya, khususnya pada bagian yang belum Anda kuasai.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


17
BAB 2
RASIONAL, LANDASAN PENGEMBANGAN
KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH
Mariani NL

A. PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan materi tentang rasional dan landasan
pengembangan kurikulum pendidikan dasar dan menengah meliputi landasan
filosofi, landasan yuridis, landasan teoritis, landasan psikologis, landasan
sosiologis dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Bab ini menjadi salah satu bagian utama dalam memenuhi capaian
pembelajaran dalam mata kuliah Telaah kurikulum dan perencanaan pembelajaran
Biologi. Materi ini akan membantu mahasiswa untuk memahami rasional dan
landasan pengembangan kurikulum pendidikan dasar dan menengah meliputi
landasan filosofi, landasan yuridis, landasan teoritis, landasan psikologis, landasan
sosiologis dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang rasional dan landasan pengembangan kurikulum meliputi
landasan filosofi, landasan yuridis, landasan teoritis, landasan psikologis, landasan
sosiologis dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi, diharapkan dapat:
1. Menjelaskan rasional pengembangan kurikulum
2. Menjelaskan landasan pengembangan kurikulum
3. Menjelaskan landasan filosofi pengembangan kurikulum
4. Menjelaskan landasan yurudis pengembangan kurikulum
5. Menjelaskan landasan teoritis pengembangan kurikulum
6. Menjelaskan landasan psikologis pengembangan kurikulum
7. Menjelaskan landasan sosiologis pengembangan kurikulum
8. Menjelaskan landasan ilmu pengetahuan dan teknolgi pengembangan
kurikulum

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


18
B. URAIAN MATERI
B.1 RASIONAL PENGEMBANGAN KURIKULUM
Kurikulum memiliki peran penting dalam mewujudkan generasi yang
handal, kreatif, inovatif dan menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Kurikulum
menentukan jenis dan kualitas pengetahuan dan pengalaman yang memungkinkan
seseorang mencapai kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu kurikulum harus
disusun dan disempurnakan sesuai dengan perkembangan zaman. Sejalan dengan
perkembangan zaman pendidikan akan semakin banyak menghadapi tantangan.
Upaya penyempurnaan kurikulum demi mewujudkan sistem pendidikan nasional
yang kompetitif dan selalu relevan dengan perkembangan zaman. Di Indonesia
beberapa kali mengalami perbaikan kurikulum. Perubahan kurikulum dari masa
ke masa menyangkut perubahan struktural dan perubahan konsepsional.
Kurikulum terakhir yang digunakan pada saat ini yaitu kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah
penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak
produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas).
Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-
2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang
dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia
produktif yang melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya
manusia yang memiliki kompetensi dan keterampilan melalui pendidikan agar
tidak menjadi beban.

2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai
isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan
di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat
dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan
perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO),
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


19
Tantangan eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi
dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi
bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for
International Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan
bahwa capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali
laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam
kurikulum Indonesia.
Melihat faktor-faktor internal dan eksternal tersebut, maka
dikembangkanlah kurikulum 2013 yang bertujuan untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara
yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi
pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut:
1. Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat
pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap
materi yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2. Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan
alam, sumber/ media lainnya);
3. Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4. Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
peserta didikaktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran
pendekatan sains);
5. Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6. Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat
multimedia;

B.2 LANDASAN PENGEMBANGAN KURIKULUM


Landasan merupakan sutu gagasan yang menjadi sandaran, suatu prinsip yang
mendasari atau dasar dan titik tolak. Dengan demikian landasan pengembangan
kurikulum yaitu suatu gagasan atau prinsip yang menjadi dasar atau titik tolak
dalam mengembangkan kurikulum. Robert S. Zais (1976) mengemukakan empat
landasan pengembangan kurikulum yaitu: philosophy and the nature of
knowledge, society and culture, the individual, and learning teory. Berikut model
elektik kurikulum dan landasan-landasannya.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


20
Gambar 2.1 Model elektik kurikulum dan landasan-landasannya (Zais, 1976 )
Landasan pokok dalam mengembangkan kurikulum diantaranya : landasan
filosofis, landasan yuridis, landasan teoritis, landasan psikologis, landasan
sosilogis dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK). Landasan dalam
mengembangkan kurikulum diuraian sebagai berikut:

1. Landasan filosofis
Filosofis adalah terjemahan dari kata philosophy yang dapat diartikan
sebagai cara berpikir secara radikal, menyeluruh, dan mendalam atau cara berpikir
yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Landasan filosofis yaitu asumsi-
asumsi tentang hakekat realitas, hakekat manusia, hakekat pengetahuan, dan
hakekat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-
asumsi filosofis tersebut berimplikasi pada perumusan tujuan pendidikan,
pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan
peserta didik dan peranan pendidik.
Kurikulum pada hakekatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum yang dikembangkan harus menganut pada falsafah atau pandangan
hidup yang dianut bangsa tersebut. Oleh karena itu terdapat hubungan yang sangat
erat antara kurikulum pendidikan di suatu Negara dengan falsafah yang dianutnya.
Perumusan tujuan pendidikan, penyusunan program pendidikan, pemilihan dan
penggunaan pendekatan atau strategi pendidikan, peranan yang harus dilakukan
pendidik/peserta didik senantiasa harus sesuai dengan falsafah hidup bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila.
a. Aliran-aliran Filsafat Pendidikan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


21
Pengembangan kurikulum membutuhkan filsafat sebagai acuan atau dasar
landasan berpikir. Landasan filsafat tertentu beserta konsep-konsepnya yang
meliputi konsep metafisika, epistemologi, logika, dan aksiologi berimplikasi
terhadap konsep-konsep pendidikan yang meliputi rumusan tujuan pendidikan, isi
pendidikan, metode pendidikan, peranan pendidikan, dan peserta didik.
Menurut Redja Mudyahardjo (1989), terdapat tiga sistem pendidikan filsafat
yang sangat besar pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada umumnya, dan
pendidikan di Indonesia pada khususnya, yaitu: Idealisme, Realisme, dan
Pragmatisme. Redja Mudyahaardjo (2001), merangkum konsep-konsep ketiga
aliran filasafat tersebut dan implikasinya terhadap pendidikan sebagai berikut:
1) Idealisme
a) Konsep-konsep Filsafat
(1) Metafisika (hakekat realitas): Realitas atau kenyataan yang sebenarnya
bersifat spiritual atau rohaniah.
(2) Humanologi (hakekat manusia): Jiwa dikaruniai kemampuan
berpikir/rasional. Kemampuan berpikir menyebabkan adanya
kemampuan memilih.
(3) Epsitemologi (hakekat pengetahuan): Pengetahuan yang benar diperoleh
melalui intuisi dan pengingatan kembali melalui berpikir
(4) Aksiologi (hakekat nilai): kehidupan manusia diatur oleh kewajiban
moral yang diturunkan dari pandangan tentang kenyataan atau
metafisika. Hakekat ini bersifat absolut/mutlak.
b)Konsep-konsep Pendidikan
(1) Tujuan Pendidikan: Tujuan-tujuan pendidikan formal dan informal,
pertama-pertama adalah pembentukan karakter, dan kemudian tertuju
pada pengembangan bakat dan kebajikan sosial.
(2) Isi Pendidikan: Pengembangan kemampuan berpikir melalui pendidikan
liberal atau pendidikan umum, penyiapan keterampilan bekerja sesuatu
mata pencaharian melalui pendidikan praktis.
(3) Metode Pendidikan: Metode pendidikan yang disusun adalah metode
dialektik/dialogik.
(4) Peranan peserta didik dan pendidik: Peserta didik bebas
mengembangkan bakat dan kepribadiannya. Pendidik bekerja sama
dengan alam dalam proses pegembangan kemampuan ilmiah.
2) Realisme
a) Konsep-konsep filsafat
(1) Metafisika (hakekat realitas): Realitas atau kenyataan yang sebenarnya
bersifat fisik atau materi.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


22
(2) Humanologi (hakekat manusia): Hakekat manusia terletak pada apa
yang dapat dikerjakannya, jiwa merupakan sebuah organisme yang
sangat kompleks yang mempunyai kemampuan berpikir.
(3) Epistemologi (hakekat pengetahuan): Pengetahuan diperoleh melalui
pengindraan dengan menggunakan pikiran. Kebenaran pengetahuan
dapat dibuktikan dnegan memeriksa kesesuaiannya dengan fakta.
(4) Aksiologi (hakekat nilai): Tingkah laku manusia diatur oleh hukum
alam yang diperoleh melalui ilmu; dan pada taraf yang lebih rendah
diatur oleh kebiasaan-kebiasaan atau adat-istiadat yang telah teruji
dalam kehidupan.
b) Konsep-konsep Pendidikan
(1) Tujuan Pendidikan: Tujuan Pendidikan adalah dapat menyesuaikan diri
secara tepat dalam hidup dan dapat melaksanakan tanggung jawab
sosial.
(2) Isi Pendidikan: Isi pendidikan adalah kurikulum komprehensif yang
berisi semua pengetahuan yang berguna bagi penyesuaian diri dalam
hidup dan tanggung jawab sosial. Kurikulum berisi unsur pendidikan
liberal/pendidikan umum untuk mengembangkan kemampuan berpikir,
dan pendidikan praktis untuk kepentingan bekerja.
(3) Metode pendidikan: didasarkan pada pengalaman langsung maupun
tidak langsung. Metode mengajar hendaknya bersifat logis, bertahap,
atau berurutan.
(4) Peranan peserta didik dan pendidik: Dalam hubungan dengan
pembelajaran, peranan peserta didik adalah menguasai pengetahuan
yang dapat berubah-ubah. Peserta didik perlu mempunyai disiplin
mental dan moral untuk setiap tingkat kebajikan. Peranan pendidik
adalah menguasai pengetahuan, keterampilan, dan teknik mendidik,
dan memiliki kewenangan untuk mencapai hasil pendidikan yang
dibebankan kepadanya.
3) Pragmatisme
a) Konsep-konsep filsafat
(1) Metafisika (hakikar realitas): Suatu teori umum tentang kenyataan
tidak mungkin dan tidak perlu. Kenyataan sebenarnya adalah
kenyataan fisik. Segala sesuatu dalam alam dan kehidupan adalah
berubah (becoming).
(2) Humanologi (hakekat manusia): Manusia adalah hasil evolusi biologis,
psikologis, dan sosial. Ini berarti setiap manusia tumbuh secara
berangsur-angsur mencapai kemampuan-kemampuan biologis,
psikologis, dan sosial.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


23
(3) Epistemologi (hakekat pengetahuan): Pengetahuan bersifat relatif dan
terus berkembang. Pengetahuan yang benar adalah yang ternyata
berguna bagi kehidupan.
(4) Aksiologi (hakekat nilai): Ukuran tingkah laku perorangan dan sosial
ditentukan secara eksperimen dalam pengalaman-pengalaman hidup.
Ini berarti tidak ada nilai yang absolut.
b) Konsep-konsep Pendidikan
(1) Tujuan Pendidikan: Tujuan Pendidikan adalah memperoleh
pengalaman yang berguna untuk memecahkan masalah-masalah baru
dalam kehidupan perorangan dan masyarakat. Tujuan pendidikan tidak
ditentukan dari luar kegiatan pendidikan, tetapi terdapat dalam setiap
proses pendidikan.
(2) Isi Pendidikan: Isi pendidikan adalah kurikulum berisi pengalaman-
pengalaman yang telah teruji serta minat-minat dan kebutuhan-
kebutuhan anak, dan pendidikan liberal yang menghilangkan pemisah
antara pendidikan umum dengan pendidikan praktis/vokasional.
(3) Metode pendidikan: berpikir reflektif atau metode pemecahan masalah
merupakan metode utamanya, terdiri atas langkah-langkah:
Penyadaran suatu masalah, observasi kondisi-kondisi yang ada,
perumusan dan elaborasi tentang suatu kesimpulan, pengetesan melalui
suatu eksperimen.
(4) Peranan peserta didik dan pendidik: Peserta didik adalah sebuah
organisme yang rumit yang mampu tumbuh. Peranan pendidik adalah
mengawasi dan membimbing pengalaman belajar tanpa terlampau
banyak mencampuri urusan minat dan kebutuhan peserta didik.

Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:


a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam,
diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun
dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan
peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian
kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan
pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan
demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama
suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan
peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi
yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


24
budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan
bangsa masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau
adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari
peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya
menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan
memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari
warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan
sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta
didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang
dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut
dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan
dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di
masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu. Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama Mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk
membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik. Dengan
filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi
peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian
masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas
dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama,
seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang
sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa
dan ummat manusia.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


25
2. Landasan Yuridis
Landasan yuridis adalah landasan hukum atau undang-undang yang
dijadikan dasar dari pengembangan kurikulum. Landasan yuridis Kurikulum 2013
adalah:
1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
3) Undang-undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuan yang dituangkan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional; dan
4) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32
Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

3. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

4. Landasan Psikologis
Setiap proses pendidikan terjadi interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, baik lingkungan yang bersifat fisik maupun lingkungan sosial.
Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan perilaku peserta didik menuju
kedewasaan, baik dewasa disegi fisik, mental, emosional, moral, intelektual,
maupun sosial.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


26
Kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan pasti
berhubungan dengan proses perubahan perilaku peserta didik. Pengembangan
kurikulum harus dilandasi oleh asumsi-asumsi yang berasal dari psikologi yang
meliputi kajian tentang apa dan bagaimana perkembangan peserta didik, serta
bagaimana peserta didik belajar. Atas dasar itu terdapat dua cabang psikologi
yang sangat penting diperhatikan dalam pengembangan kurikulum yaitu,
psikologi perkembangan dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan dapat
diartikan sebagai berikut “Psikologi perkembangan merupakan cabang dari
psikologi yang mempelajari proses perkembangan individu, baik sebelum maupun
setelah kelahiran berikut kematangan perilaku” (J.P. Chaplin, 1979).
a. Perkembangan Peserta Didik dan Kurikulum
Setiap individu akan melalui fase-fase perkembangan dalam kehidupannya.
Beberapa ahli mengemukakan fase-fase yang berbeda untuk menggambarkan
perkembangan individu, antara lain:

Tabel 2.1 Fase-fase Perkembangan Individu Menurut Tahapan


Tahap Hurlock Rousseau Piaget
Tahap Fase prenatal Usia pengasuhan Tahap sensorimotor
I (sebelum lahir, yaitu masa (0 – 2 tahun) (0-2 tahun)
konsepsi sampai 9 bulan)
Tahap Fase Infacy Masa pendidikan Tahap
II (orok, yaitu lahir sampai jasmani dan latihan praoperasional
10-14 hari) pancaindraan (2-7 tahun).
(2– 12 tahun)
Tahap Fase Childhood Periode pendidikan Tahap operasi
III (kanak-kanak, yaitu 2 watak dan pendidikan konkret
tahun sampai remaja) agama (15–20 tahun) (7-11 tahun)
Tahap Fase adolescene/puberty Periode pendidikan Tahap operasi
IV (11 – 13 tahun sampai usia watak dan pendidikan formal
21 tahun) agama (15–20 tahun) (11 tahun- dewasa)

Dalam hubungannya dengan proses belajar dan mengajar (pendidikan),


Syamsu Yusuf (2005), menegaskan bahwa penahapan perkembangan yang
digunakan sebaiknya bersifat efektif, artinya tidak terpaku pada suatu pendapat
saja, tetapi bersifat luas untuk meramu dari berbagai pendapat yang mempunyai
hubungan yang erat. Atas dasar itu perkembangan individu sejak lahir sampai
masa kematangan dapat digambarkan melewati fase-fase berikut:

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


27
Tabel 2.2 Fase-fase Perkembangan Individu Menurut Usia
TAHAP PERKEMBANGAN USIA
Masa usia prasekolah 0,0-6 tahun
Masa usia sekolah dasar 6,0-12 tahun
Masa usia sekolah menengah 12,0-18 tahun

Syamsu Yusuf (2005) menguraikan karakteristik tahap-tahap perkembangan


individu yang digambarkan di atas sebagai berikut.
1) Masa Usia Prasekolah
Masa usia prasekolah dapat dirinci menjadi dua masa, yaitu masa vital dan
masa estetik. Pada masa vital, individu menggunakan fungsi-fungsi biologis untuk
merespon berbagai hal yang terdapat dilingkungannya. Freud menamakan tahun
pertama dalam kehidupan individu sebagai masa oral (mulut), karena mulut
dianggap sebagai sumber kenikmatan atau ketidaknikmatan. Anak memasukkan
apa saja ke dalam mulutnya. Pada masa ini perkembangan fisik berlangsung
sangat pesat dibandingkan dengan aspek-aspek perkembangan lainnya. Pada tahun
kedua anak belajar berjalan sehingga mulai menguasai ruang dari ruang yang
paling dikenalnya hingga ruang yang lebih jauh.
Masa estetik adalah masa berkembangnya rasa keindahan dan masa peka
bagi anak untuk memperoleh rangsangan (stimulasi) melalui seluruh indranya.
Para ahli pendidikan anak usia dini menyebut masa ini dengan istilah “the golden
age” atau masa emas.
2) Masa Usia Sekolah Dasar
Fase ini disebut juga dengan periode intelektual, karena pada usia ini anak
mulai menunjukkan perhatian yang besar terhadap dunia ilmu pengetahuan
tentang alam dan sekitarnya. Pada usia 6-7 tahun biasanya anak telah memiliki
kesiapan untuk mengikuti kegiatan belajar di sekolah dasar.
3) Masa Usia Sekolah Menengah
Masa usia sekolah menengah bertepatan dengan masa usia remaja.
Pemahaman tentang perkembangan peserta didik berimplikasi terhadap
perkembangan kurikulum, antara lain:
1) Setiap peserta didik hendaknya diberi kesempatan untuk berkembang sesuai
dengan bakat, minat, dan kebutuhannya.
2) Disamping disediakan pelajaran yang sifatnya umum (program inti) yang
wajib dipelajari setiap anak disekolah, juga perlu disediakan pelajaran
pilihan yang sesuai dengan minat anak.
3) Lembaga pendidikan hendaknya menyediakan bahan ajar baik yang bersifat
kejuruan maupun akademik.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


28
4) Kurikulum memuat tujuan-tujuan yang mengandung aspek pengetahuan,
nilai/sikap, dan keterampilan yang menggambarkan pribadi yang utuh lahir
dan batin

Implikasi lain dari pemahaman tentang peserta didik terhadap proses


pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:
a) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara operasional selalu
berpusat kepada perubahan tingkah laku peserta didik.
b) Bahan/materi yang diberikan harus sesuai dengan kebutuhan, minat,
dan kebutuhan peserta didik sehingga hasilnya bermakna bagi mereka.
c) Strategi belajar mengajar yang digunakan harus sesuai dengan
tingkat perkembangan anak.
d) Media yang dipakai senantiasa dapat menarik perhatian dan minat anak.
e) Sistem evaluasi harus dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh
dan berkesinambungan.
b. Psikologi Belajar dan Perkembangan Kurikulum
Psikologi belajar merupakan suatu studi tentang bagaimana individu belajar.
Pembahasan tentang psikologi belajar erat kaitannya dengan teori belajar.
Pemahaman yang luas serta komprehensif tentang berbagai teori belajar akan
memberikan kontribusi yang sangat berharga bagi para pengembang kurikulum
baik ditingkat makro maupun tingkat mikro untuk merumuskan model kurikulum
yang diharapkan. Sedikitnya ada tiga jenis teori belajar yang berkembang dewasa
ini dan memiliki pengaruh terhadap perkembangan kurikulum di Indonesia pada
khususnya. Teori tersebut adalah: (1) teori psikologi kognitif (kognitivisme), (2)
teori psikologi humanistik, dan (3) teori psikologi behaviouristik.
1) Teori psikologi kognitif
Aliran ini bersumber dari Psikologi Gestalt Field. Menurut mereka belajar
adalah proses mengembangkan insight atau pemahaman baru atau mengubah
pemahaman lama. Adapun istilah cognitive berasal dari bahasa Latin
“cognoscre” yang berarti pengetahuan (to know). Aspek ini dalam teori
belajar kognitif berkenaan dengan bagaimana individu memahami dirinya
dan lingkunagnnya, bagaimana ia menggunakan pengetahuan dan
pengenalannya serta berbuat terhadap lingkungannya. Para ahli kognitif yang
memustkan perhatian pada perubahan dalam aspek kognisi, percaya bahwa
belajar adalah suatu kegiatan mental internal yang tidak dapat diamati secara
langsung. Menurut teori ini cara belajar orang dewasa berbeda dengan cara
belajar anak-anak dimana cara belajar orang dewasa lebih banyak melibatkan
kemampuan kognitif yang lebih tinggi. Teori ini juga menyatakan bahwa
satu unsur yang paling penting dalam proses belajar adalah apa yang dibawa
individu ke dalam situasi belajar, artinya segala sesuatu yang telah kita
ketahui sangat menentukan keluasan pengetahuan dan informasi yang akan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


29
kita pelajari. Piaget (1970) memperkenalkan empat faktor yang mendasari
seseorang membuat pemahaman, yaitu:
a) Kematangan, yaitu saatnya seseorang siap melaksanakan suatu tugas
perkembangan tertentu.
b) Aktivitas adalah kemampuan untuk betindak terhadap lingkungan dan
belajar darinya.
c) Pengalaman sosial, proses belajar dari orang lain atau interaksi dengan
orang-orang yang ada disekitar kita.
d) Ekuilibrasi adalah proses terjadinya perubahan-perubahan aktual dalam
berpikir.

Piaget (Woolfolk, 2006) membagi tahapan perkembangan kognitif dari usia anak
sampai dewasa menjadi empat tahap sebagai berikut.
a) Tahap sensorimotor (0-2 tahun), tingkah laku anak pada tahap ini
dikendalikan oleh perasaan dan aktivitas motorik.
b) Tahap praoperasional (2-7 tahun). Tahap ini dibagi menjadi 2 fase,yaitu:
(1) Sub tahap fungsi simbolik (2-4 tahun), adalah periode egosentris
yang sesungguhnya, anak mampu mengelompokkan dengan cara
yang sangat sederhana.
(2) Sub tahap fungsi intuitif (4-7 tahun), anak secara perlahan mulai
berpikir dalam bentuk kelas, menggunkaan konsep angka, dan
melihat hubungan yang sederhana.
c) Tahap operasi konkret (7-11 tahun), mampu memecahkan masalah
konkret, mengembangkan kemampuan untuk menggunakan dan
memahami secara sadar operasi logis dalam matematika, klasifikasi, dan
rangkaian.
d) Tahap operasi formal (11 tahun- dewasa), mampu memahami konsep
abstrak (kemampuan untuk berpikir tentang ide, memahami hubungan
sebab akibat, berpikir tentang masa depan, dan mengembangkan serta
menguji hipotesis).

Berdasarkan teori perkembangan kognitif dari Piaget, guru mempunyai peranan


dalam proses belajar mengajar sebagai berikut.
a) Merancang program, menata lingkungan yang kondusif, memilih materi
pelajaran, dan mengendalikan aktivitas peserta didik untuk melakukan
inkuiri dan interaksi dengan lingkungan.
b) Mendiagnosis tahap perkembangan peserta didik, menyajikan
permasalahan kepada peserta didik yang sejajar dengan tingkat
perkembangannya.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


30
c) Mendorong perkembangan peserta didik kearah perkembangan berikutnya
dengan cara memberikan latihan, bertanya dan mendorong peserta didik
untuk melakukan eksplorasi. (Y. Suyitno, 2007).
2)Teori Psikologi Behaviour
Kelompok teori ini berangkat dari asumsi bahwa anak atau individu tidak
memiliki/membawa potensi apa-apa dari kelahirannya. Teori S-R Bond
(stimulus-respon) bersumber dari psikologi koneksionisme atau teori asosiasi
dan merupakan teori pertama dari rumpun behaviorisme. Perkembangan anak
ditentukan oleh faktor-faktor yang berasal dari lingkungan. Tokoh utama dari
teori ini adalah Edward L. Thorndike. Menurutnya ada tiga teori belajar yaitu:
Menurut hukum kesiapan (law of readiness), hubungan antara stimulus dan
respon akan mudah terbentuk apabila ada kesiapan pada sistem saraf individu.
Selanjutnya hukum latihan (law of exercise) atau pengulangan, hubungan antara
stimulus dan respon akan terbentuk apabila sering dilatih atau diulang-ulang.
Menurut hukum akibat (law of effect), hubungan stimulus-respon akan terjadi
apabila ada akibat yang menyenangkan.
Teori kedua adalah conditioning atau stimulus response with
conditioning. Belajar atau pembentukan hubungan antara stimulus dan respon
perlu dibantu oleh kondisi tertentu.
Teori ketiga adalah reinforcement (penguatan) dengan tokoh utamanya
C.L.Hull. Karena anak belajar sungguh-sungguh (stimulus) selain ia menguasai
apa yang diberikan (respon) maka guru memberi angka tinggi, pujian, mungkin
juga hadiah. Angka tinggi, pujian, dan hadiah merupakan reinforcement, supaya
pada kegiatan belajarnya akan lebih giat dan sungguh-sungguh. (Sukmadinata,
2002).
Peranan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan teori psikologi
behaviouristik adalah sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi perilaku yang dipelajari dan merumuskannya dalam
rumusan yang spesifik.
b)Mengidentifikasi perilaku yang diharapkan dari proses belajar. Bentuk-bentuk
kompetensi yang diharapkan dalam bidang studi aljabar secara spesifik
dalam tahap-tahap kecil.
c) Mengidentifikasi reinforce yang memadai. Reinforce dapat berbentuk mata
pelajaran, kegiatan belajar, perhatian dan penghargaan, dan kegiatan-
kegiatan yang dipilih peserta didik.
d)Menghindarkan perilaku yang tidak diharapkan dengan jalan memperlemah
pola perilaku yang dikehendaki (Y. Suyitno, 2007).
3)Teori Psikologi Humanistik
Teori ini berpandangan bahwa perilaku manusia itu ditentukan oleh
dirinya sendiri, oleh faktor internal, dan bukan oleh faktor lingkungan. Berbeda

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


31
dengan teori belajar behaviouristik, teori humanistik menolak proses
mekanisme dalam belajar, karena belajar adalah suatu proses mengembangkan
pribadi secara utuh. Aliran ini percaya bahwa dorongan untuk belajar timbul
dari dalam diri sendiri (motivasi intrinsik). Carl R. Roger mengemukakan
prinsip-prinsip belajar berdasarkan teori psikologi humanistik sebagai berikut:
a) Manusia mempunyai dorongan untuk belajar, dorongan ingin
tahu, melakukan eksplorai dan mengasimilasi pengalaman baru.
b) Belajar akan bermakna, apabila yang dipelajari relevan dengan kebutuhan
anak.
c) Belajar diperkuat dengan jalan mengurangi ancaman eksternal
seperti hukuman, sikap merendahkan peserta didik,
mencemoohkan, dan sebagainya.
d) Belajar dengan inisiatif sendiri akan melibatkan keseluruhan pribadi, baik
intelektual maupun perasaan.
e) Sikap berdiri sendiri, kreativitas dan percaya diri diperkuat dengan
penilaian diri sendiri. Penilaian dari luar merupakan hal yang sekunder.

Menurut Carl R. Roger, peran guru sebagai fasilitator dapat dijabarkan


sebagai berikut:
a) Membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif dan sikap positif
terhadap belajar.
b) Membantu peserta didik mengklasifikasikan tujuan belajar, dan
guru memberikan kesempatan secara bebas kepada peserta didik untuk
menyampaikan apa yang hendak dan ingin mereka pelajari.
c) Membantu peserta didik mengembangkan dorongan dan tujuannya
sebagai kekuatan untuk belajar
d) Menyediakan sumber-sumber belajar, termasuk juga menyediakan
dirinya sebagai sumber belajar bagi peserta didik.

5. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang
berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum.
Dipandang dari sosiologi, pendidikan adalah proses mempersiapkan individu agar
menjadi warga masyarakat yang diharapkan, pendidikan adalah proses sosialisasi,
dan berdasarkan pandangan antropologi pendidikan adalah “enkulturasi” atau
pembudayaan. Untuk menjadikan peserta didik menjadi warga masyarakat yang
diharapkan maka pendidikan memiliki peranan penting, karena itu kurikulum
harus mampu memfasilitasi peserta didik agar mereka mampu bekerja sama,
berinteraksi, menyesuaikan diri dengan kehidupan di masyarakat dan mampu
meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk yang berbudaya.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


32
a. Masyarakat dan Kurikulum
Masyarakat adalah suatu kelompok individu yang diorganisasikan mereka
sendiri ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda, atau suatu kelompok
individu yang terorganisasi yang berpikir tentang dirinya sebagai suatu yang
berbeda dengan kelompok atau masyarakat lainnya. Yang membedakan antara
masyarakat yang satu dengan masyarakat yang lain adalah budayanya.
Penerapan teori, prinsip, hukum, dan konsep-konsep yang terdapat dalam
semua ilmu pengetahuan yang ada dalam kurikulum, harus disesuaikan dengan
kondisi sosial budaya masyarakat setempat sehingga hasil belajar yang dicapai
oleh peserta didik lebih bermakna dalam hidupnya. Tyler (1946), Taba (1963),
Tanner dan Tanner (1984) menyatakan bahwa tuntutan masyarakat adalah satu
dasar dalam pengembangan kurikulum. Calhoun, Light, dan Keller (1997)
memaparkan tujuan fungsi sosial pendidikan, yaitu:
1)Mengajar keterampilan
2)Mentransmisikan budaya
3)Mendorong adaptasi lingkungan
4)Membentuk kedisiplinan
5)Mendorong bekerja kelompok
6)Meningkatkan perilaku etik
7)Memilih bakat dan memberi penghargaan prestasi
b. Kebudayaan dan Kurikulum
Kebudayaan dapat diartikan sebagai keseluruhan ide atau gagasan, cita-cita,
pengetahuan, kepercayaan, cara berpikir, kesenian, dan nilai yang telah
disepakati oleh masyarakat.
Secara rinci kebudayaan diwujudkan dalam tiga gejala yaitu:
1)Ide, konsep, agama, nilai, norma, peraturan, dan lain-lain.
2)Kegiatan, yaitu tindakan berpola dari manusia dlam bermasyarakat.
3)Benda hasil karya manusia.

Faktor kebudayaan merupakan bagian yang penting dalam pengembangan


kurikulum dengan pertimbangan:
1)Individu lahir tidak berbudaya, baik dalam hal kebiasaan, cita-cita, sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Sekolah/lembaga pendidikan
mempunyai tugas khusus untuk memberikan pengalaman kepada para
peserta didik dengan salah satu alat yang disebut dengan kurikulum.
2)Kurikulum pada dasarnya harus mengakomodasi aspek-aspek sosial dan
budaya. Aspek sosiologis berkenaan dengan kondisi sosial masyarakat yang
sangat beragam. Kurikulum sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan harus bermuatan kebudayaan yang bersifat umum seperti: nilai-
nilai, sikap-sikap, pengetahuan, dan kecakapan.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


33
6. Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi
Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan yang disusun secara
sistematis yang dihasilkan melalui riset atau penelitian. Sedangkan teknologi
adalah aplikasi dari ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah-masalah
praktis dalam kehidupan. Perkembangan teknologi industri mempunyai hubungan
timbal-balik dengan pendidikan. Industri dengan teknologi maju tidak langsung
dibutuhkan dalam pendidikan dan sekaligus menuntut sumber manusia daya yang
handal untuk mengaplikasikannya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi secara langsung
berimplikasi terhadap pengembangan kurikulum yang didalamnya mencakup
pengembangan isi/materi pendidikan, penggunaan strategi dan media
pembelajaran, serta penggunaan sistem evaluasi. Secara tidak langsung menuntut
dunia pendidikan untuk dapat membekali peserta didik agar memiliki kemampuan
memecahkan masalah yang dihadapi sebagai pengaruh perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Selain itu perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi juga dimanfaatkan untuk memecahkan masalah pendidikan.
Asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan
aplikasi dari ilmu pengetahuan menjadi titik tolak dalam mengembangkan
kurikulum. Pengembangan kurikulum membutuhkan sumbangan dari berbagai
kajian ilmiah dan teknologi baik yang bersifat hardware dan software sehingga
pendidikan yang dilaksanakan dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

C. RANGKUMAN
Rasional pengembangan kurikulum di dasarkan pada perkembangan zaman
dan melihat faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya. landasan
pengembangan kurikulum meliputi landasan filosofi, landasan yuridis, landasan
teoritis, landasan psikologis, landasan sosiologis dan landasan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK).
Landasan filosofis yaitu asumsi-asumsi tentang hakekat realitas, hakekat
manusia, hakekat pengetahuan, dan hakekat nilai yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimplikasi pada
perumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan,
penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidik.
Landasan yuridis yaitu landasan pengembangan kurikulum berdasarkan undang-
undang. Landasan teoritis yaitu kurikulum dikembangkan atas teori “pendidikan
berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Landasan psikologis yaitu asumsi-
asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Landasan sosiologis yaitu asumsi-asumsi yang

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


34
bersumber dari sosiologi dan antropologi yang dijadikan titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Landasan ilmu pengetahuan dan teknologi yaitu
asumsi-asumsi yang bersumber dari hasil-hasil riset atau penelitian dan aplikasi
dari ilmu pengetahuan yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum

D. BAHAN BACAAN
Asrori Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Wicana Prima. Bandung.

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Bandung.

Ella Yulaelawati. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran : Filososfi, Teori, dan


Aplikasi. Pakar Raya. Jakarta.

Kemendikbud. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20-24


Tahun 2016. Jakarta.

Nur Irwanto dan Yusuf Suryana. 2016. Kompetensi Pedagogik. Genta Group
Production. Cilegon

Schubert, W.H. 1986. Curiculum:Perspective, Paradigm, and Possibility.


Macmillan Publishing Company. New York.

Tim Pengabdian MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2013. Kurikulum dan


Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

E. TES FORMATIF
Untuk memantapkan pemahaman anda tentang bahan ajar ini, kerjakanlah latihan
di bawah ini :
1. Mengapa pengembangan kurikulum harus berdasarkan rasional tertentu?
2. Jelaskan rasional pengembangan kurikulum 2013!
3. Buatlah tabel perbedaan landasan pengembangan kurikulum!
4. Mengapa filosofi dijadikan sebagai landasan pengembangan kurikulum?
5. Jelaskan kaitan perkembangan peserta didik dengan landasan psikologi!

F. PETUNJUK JAWABAN
6. Lihat rasional pengembangan kurikulum
7. Jelaskan rasional internal dan eksternal pengembangan kurikulum
8. Lihat landasan pengembangan kurikulum meliputi landasan filosofi, landasan
yuridis, landasan teoritis, landasan psikologis, landasan sosiologis dan landasan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


35
9. Lihat penjelasan landasan filososfi pengembangan kurikulum
10. Lihat penjelasan landasan psikologi pengembangan kurikulum

G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Setelah mengerjakan Tes Formatif, bandingkanlah jawaban Anda dengan
petunjuk jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Apabila jawaban yang benar
minimal 80%, maka Anda dinyatakan berhasil dengan baik. Anda dapat
melanjutkan untuk mempelajari unit selanjutnya. Sebaliknya, bila tingkat
penguasaan Anda kurang dari 80%, silakan pelajari kembali uraian yang terdapat
dalam subunit sebelumnya, khususnya pada bagian yang belum Anda kuasai.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


36
BAB 3
STANDAR ISI KURIKULUM IPA-SMP DAN
BIOLOGI-SMA
Mariani NL

A. PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan materi tentang standar isi kurikulum IPA-SMP
dan Biologi-SMA. Bab ini menjadi salah satu bagian utama dalam memenuhi
capaian pembelajaran dalam mata kuliah Telaah kurikulum dan perencanaan
pembelajaran Biologi. Materi ini akan membantu maha siswa untuk memahami
materi tentang standar isi kurikulum IPA-SMP dan Biologi-SMA.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang standar isi kurikulum IPA-SMP dan Biologi-SMA. Adapun
secara khusus indikator pencapaian kompetensi, diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian SKL
2. Menjelaskan pengertian kompetensi inti
3. Menjelaskan pengertian kompetensi dasar
4. Menelaah KD pada standar isi mata pelajaran IPA-SMP dan Biologi SMA
5. Menelaah keterkaitan SKL, KI, dan KD pada standar isi mata pelajaran
IPA-SMP dan Biologi-SMA

B. URAIAN MATERI
B1 Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil
kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi
lulusan. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang
harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


37
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama
pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, dan standar pembiayaan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas
kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai
setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian
antara Standar Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan
pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu
dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap
periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai
bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang
akan datang.
Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi
pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/ SMALB/Paket C
memiliki kompetensi pada dimensi sikap sebagai berikut:
Tabel 3.1 Dimensi sikap
SMP/MTs/SMPLB/ Paket B SMA/MA/SMALB/ Paket C
Rumusan
Memiliki perilaku yang mencerminkan Memiliki perilaku yang mencerminkan
sikap: sikap:
1. beriman dan bertakwa kepada Tuhan 1. beriman dan bertakwa kepada
YME, Tuhan YME,
2. berkarakter, jujur, dan peduli, 2. berkarakter, jujur, dan peduli,
3. bertanggungjawab, 3. bertanggungjawab,
4. pembelajar sejati sepanjang hayat, 4. pembelajar sejati sepanjang hayat,
5. sehat jasmani dan rohani 5. sehat jasmani dan rohani
sesuai dengan perkembangan anak di sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan keluarga, sekolah, lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, dan kawasan sekitar, bangsa, negara, kawasan
regional. regional, dan internasional

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


38
Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/ SMALB/Paket C memiliki
kompetensi pada dimensi pengetahuan sebagai berikut:
Tabel 3.2 Dimensi pengetahuan
SMP/MTs/SMPLB/ Paket B SMA/MA/SMALB/ Paket C
Rumusan
Memiliki pengetahuan faktual, Memiliki pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat teknis dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik sederhana berkenaan dengan: spesifik, detil, dan kompleks
1. ilmu pengetahuan, berkenaan dengan:
2. teknologi, 1. ilmu pengetahuan,
3. seni, dan 2. teknologi,
4. budaya. 3. seni,
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas 4. budaya, dan
dalam konteks diri sendiri, keluarga, 5. humaniora.
sekolah, masyarakat dan lingkungan Mampu mengaitkan pengetahuan di
alam sekitar, bangsa, negara, dan atas dalam konteks diri sendiri,
kawasan regional. keluarga, sekolah, masyarakat dan
lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, serta kawasan regional
dan internasional.

SMP/MTs/SMPLB/ Paket B SMA/MA/SMALB/ Paket C


PENJELASAN
Rumusan
Faktual Pengetahuan teknis dan Pengetahuan teknis dan
spesifik tingkat sederhana spesifik, detail dan kompleks
berkenaan dengan ilmu berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, pengetahuan, teknologi, seni,
seni, dan budaya terkait dan budaya terkait dengan
dengan masyarakat dan masyarakat dan lingkungan
lingkungan alam sekitar, alam sekitar, bangsa, negara,
bangsa, negara, dan kawasan regional, dan
kawasan regional. internasional.
Konseptual Terminologi/ Terminologi/
istilah dan klasifikasi, istilah dan klasifikasi,
kategori, prinsip, kategori, prinsip, generalisasi,
generalisasi dan teori, yang teori,model, dan struktur yang
digunakan terkait dengan digunakan terkait dengan
pengetahuan teknis dan pengetahuan teknis dan
spesifik tingkat sederhana spesifik, detail dan kompleks

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


39
berkenaan dengan ilmu berkenaan dengan
pengetahuan, teknologi, ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, dan budaya terkait seni, dan budaya terkait
dengan dengan
masyarakat dan lingkungan masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, alam sekitar, bangsa, negara,
negara, dan kawasan kawasan regional, dan
regional. internasional.
Prosedural Pengetahuan tentang cara Pengetahuan tentang cara
melakukan sesuatu atau melakukan sesuatu atau
kegiatan yang terkait kegiatan yang terkait dengan
dengan pengetahuan teknis, pengetahuan teknis, spesifik,
spesifik, algoritma, metode algoritma, metode, dan
tingkat sederhana berkenaan kriteria untuk menentukan
dengan ilmu pengetahuan, prosedur yang sesuai
teknologi, seni, dan budaya berkenaan dengan ilmu
terkait dengan masyarakat pengetahuan, teknologi, seni,
dan lingkungan alam dan budaya, terkait dengan
sekitar, bangsa, negara, dan masyarakat dan lingkungan
kawasan regional. alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan
internasional.
Metakognitif Pengetahuan tentang Pengetahuan tentang
kekuatan dan kelemahan diri kekuatan dan kelemahan diri
sendiri dan sendiri dan
menggunakannya dalam menggunakannya dalam
mempelajari pengetahuan mempelajari pengetahuan
teknis dan spesifik tingkat teknis, detail, spesifik,
sederhana berkenaan dengan kompleks, kontekstual dan
ilmu pengetahuan, kondisional berkenaan
teknologi, seni, dan budaya dengan
terkait dengan masyarakat ilmu pengetahuan, teknologi,
dan lingkungan alam seni, dan budaya terkait
sekitar, bangsa, negara, dan dengan masyarakat dan
kawasan regional. lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan
regional, dan internasional.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


39
Lulusan SMP/MTs/SMPLB/Paket B; dan SMA/MA/ SMALB/Paket C memiliki
kompetensi pada dimensi keterampilan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Dimensi keterampilan
SMP/MTs/SMPLB/ Paket B SMA/MA/SMALB/ Paket C
Rumusan
Memiliki keterampilan berpikir dan Memiliki keterampilan berpikir dan
bertindak: bertindak:
1. kreatif, 1. kreatif,
2. produktif, 2. produktif,
3. kritis, 3. kritis,
4. mandiri, 4. mandiri,
5. kolaboratif, dan 5. kolaboratif, dan
6. komunikatif 6. komunikatif
melalui pendekatan ilmiah sesuai melalui pendekatan ilmiah sebagai
dengan yang dipelajari di satuan pengembangan dari yang dipelajari di
pendidikan dan sumber lain secara satuan pendidikan dan sumber lain
mandiri secara mandiri

B.2 Standar Isi Kurikulum


Dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional telah ditetapkan
Standar Kompetensi Lulusan yang merupakan kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Untuk
mencapai kompetensi lulusan ditetapkan Standar Isi yang merupakan kriteria
mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Untuk memenuhi kebutuhan masa depan dan menyongsong Generasi Emas
Indonesia Tahun 2045, telah ditetapkan Standar Kompetensi Lulusan yang
berbasis pada Kompetensi Abad XXI, Bonus Demografi Indonesia, dan Potensi
Indonesia menjadi Kelompok 7 Negara Ekonomi Terbesar Dunia, dan sekaligus
memperkuat kontribusi Indonesia terhadap pembangunan peradaban dunia.
Ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi peserta didik yang harus
dipenuhi atau dicapai pada suatu satuan pendidikan dalam jenjang dan jenis
pendidikan tertentu dirumuskan dalam Standar Isi untuk setiap mata pelajaran.
Standar Isi disesuaikan dengan substansi tujuan pendidikan nasional dalam
domain sikap spiritual dan sikap sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Oleh
karena itu, Standar Isi dikembangkan untuk menentukan kriteria ruang lingkup
dan tingkat kompetensi yang sesuai dengan kompetensi lulusan yang dirumuskan
pada Standar Kompetensi Lulusan, yakni sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Karakteristik, kesesuaian, kecukupan, keluasan, dan kedalaman materi ditentukan
sesuai dengan karakteristik kompetensi beserta proses pemerolehan kompetensi

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


40
tersebut. Ketiga kompetensi tersebut memiliki proses pemerolehan yang berbeda.
Sikap dibentuk melalui aktivitas-aktivitas: menerima, menjalankan, menghargai,
menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas-aktivitas:
mengetahui, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas-aktivitas: mengamati, menanya,
mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Karakteristik kompetensi beserta
perbedaan proses pemerolehannya mempengaruhi Standar Isi.
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat
kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis
pendidikan tertentu. Ruang lingkup materi dirumuskan berdasarkan kriteria
muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan,
konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan dan program pendidikan.
Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan kriteria tingkat
perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi Indonesia, dan penguasaan
kompetensi yang berjenjang.

A. Kompetensi Inti dan Komptensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam


SMP/MTs

1. KELAS: VII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, dan percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai
berikut ini:

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


41
Tabel 3.4 KI-KD Kelas VII IPA-SMP
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami pengetahuan (faktual, 4. Mencoba, mengolah, dan menyaji
konseptual, dan prosedural) berdasarkan dalam ranah konkret (menggunakan,
rasa ingin tahunya tentang ilmu mengurai, merangkai, memodifikasi,
pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan membuat) dan ranah abstrak
terkait fenomena dan kejadian tampak (menulis, membaca, menghitung,
mata menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Menerapkan konsep pengukuran 4.1 Menyajikan data hasil pengukuran
berbagai besaran dengan menggunakan dengan alat ukur yang sesuai pada diri
satuan standar (baku) sendiri, makhluk hidup lain, dan benda-
benda di sekitar dengan menggunakan
satuan tak baku dan satuan baku
3.2 Mengklasifikasikan makhluk hidup 4.2 Menyajikan hasil pengklasifikasian
dan benda berdasarkan karakteristik yang makhluk hidup dan benda di lingkungan
diamati sekitar berdasarkan karakteristik yang
diamati
3.3 Menjelaskan konsep campuran dan 4.3 Menyajikan hasil penyelidikan atau
zat tunggal (unsur dan senyawa), sifat karya tentang sifat larutan, perubahan
fisika dan kimia, perubahan fisika dan fisika dan perubahan kimia, atau
kimia dalam kehidupan sehari-hari pemisahan campuran
3.4 Menganalisis konsep suhu, 4.4 Melakukan percobaan untuk
pemuaian, kalor, perpindahan kalor, dan menyelidiki pengaruh kalor terhadap
penerapannya dalam kehidupan sehari- suhu dan wujud benda serta
hari termasuk mekanisme menjaga perpindahan kalor
kestabilan suhu tubuh pada manusia dan
hewan
3.5 Menganalisis konsep energi, berbagai 4.5 Menyajikan hasil percobaan tentang
sumber energi, dan perubahan bentuk perubahan bentuk energi, termasuk
energi dalam kehidupan sehari-hari fotosintesis
termasuk fotosintesis

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


42
3.6 Mengidentifikasi sistem organisasi 4.6 Membuat model struktur sel
kehidupan mulai dari tingkat sel sampai tumbuhan/hewan
organisme dan komposisi utama
penyusun sel
3.7 Menganalisis interaksi antara 4.7 Menyajikan hasil pengamatan
makhluk hidup dan lingkungannya serta terhadap interaksi makhluk hidup
dinamika populasi akibat interaksi dengan lingkungan sekitarnya
tersebut
3.8 Menganalisis terjadinya pencemaran 4.8 Membuat tulisan tentang gagasan
lingkungan dan dampaknya bagi penyelesaian masalah pencemaran di
ekosistem lingkungannya berdasarkan hasil
pengamatan
3.9 Menganalisis perubahan iklim dan 4.9 Membuat tulisan tentang gagasan
dampaknya bagi ekosistem adaptasi/penanggulangan masalah
perubahan iklim
3.10 Menjelaskan lapisan bumi, gunung 4.10 Mengomunikasikan upaya
api, gempa bumi, dan tindakan pengurangan resiko dan dampak
pengurangan resiko sebelum, pada saat, bencana alam serta tindakan
dan pasca bencana sesuai ancaman penyelamatan diri pada saat terjadi
bencana di daerahnya bencana sesuai dengan jenis ancaman
bencana di daerahnya
3.11 Menganalisis sistem tata surya, 4.11 Menyajikan karya tentang dampak
rotasi dan revolusi bumi, rotasi dan rotasi dan revolusi bumi dan bulan bagi
revolusi bulan, serta dampaknya bagi kehidupan di bumi, berdasarkan hasil
kehidupan di bumi pengamatan atau penelusuran berbagai
sumber informasi

2. KELAS:VIII

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi yaitu, (1) kompetensi sikap


spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, dan percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


43
teaching),yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai
berikut ini:

Tabel 3.5 KI-KD Kelas VIII IPA-SMP


KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dan dalam ranah konkret (menggunakan,
prosedural) berdasarkan rasa ingin mengurai, merangkai, memodifikasi,
tahunya tentang ilmu pengetahuan, dan membuat) dan ranah abstrak
teknologi, seni, budaya terkait (menulis, membaca, menghitung,
fenomena dan kejadian tampak mata menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Menganalisis gerak pada makhluk 4.1 Menyajikan karya tentang berbagai
hidup, sistem gerak pada manusia, dan gangguan pada sistem gerak, serta
upaya menjaga kesehatan sistem gerak upaya menjaga kesehatan sistem gerak
manusia
3.2 Menganalisis gerak lurus, pengaruh 4.2 Menyajikan hasil penyelidikan
gaya terhadap gerak berdasarkan pengaruh gaya terhadap gerak benda
Hukum Newton, dan penerapannya
pada gerak benda dan gerak makhluk
hidup
3.3 Menjelaskan konsep usaha, pesawat 4.3 Menyajikan hasil penyelidikan
sederhana, dan penerapannya dalam atau pemecahan masalah tentang
kehidupan sehari-hari termasuk kerja manfaat penggunaan pesawat
otot pada struktur rangka manusia sederhana dalam kehidupan sehari-hari
3.4 Menganalisis keterkaitan struktur 4.4 Menyajikan karya dari hasil
jaringan tumbuhan dan fungsinya, serta penelusuran berbagai sumber
teknologi yang terinspirasi oleh struktur informasi tentang teknologi yang
tumbuhan terinspirasi dari hasil pengamatan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


44
struktur tumbuhan

Menganalisis sistem pencernaan pada 4.5 Menyajikan hasil penyelidikan


manusia dan memahami gangguan yang tentang pencernaan mekanis dan
berhubungan dengan sistem kimiawi
pencernaan, serta upaya menjaga
kesehatan sistem pencernaan
3.6 Menjelaskan berbagai zat aditif 4.6 Membuat karya tulis tentang
dalam makanan dan minuman, zat dampak penyalahgunaan zat aditif dan
adiktif, serta dampaknya terhadap zat adiktif bagi kesehatan
kesehatan
3.7 Menganalisis sistem peredaran 4.7 Menyajikan hasil percobaan
darah pada manusia dan memahami pengaruh aktivitas (jenis, intensitas,
gangguan pada sistem peredaran darah, atau durasi) pada frekuensi denyut
serta upaya menjaga kesehatan sistem jantung
peredaran darah
3.8 Menjelaskan tekanan zat dan 4.8 Menyajikan data hasil percobaan
penerapannya dalam kehidupan sehari- untuk menyelidiki tekanan zat cair
hari, termasuk tekanan darah, osmosis, pada kedalaman tertentu, gaya apung,
dan kapilaritas jaringan angkut pada dan kapilaritas, misalnya dalam batang
tumbuhan tumbuhan
3.9 Menganalisis sistem pernapasan 4.9 Menyajikan karya tentang upaya
pada manusia dan memahami gangguan menjaga kesehatan sistem pernapasan
pada sistem pernapasan, serta upaya
menjaga kesehatan sistem pernapasan
3.10 Menganalisis sistem ekskresi pada 4.10 Membuat karya tentang sistem
manusia dan memahami gangguan pada ekskresi pada manusia dan
sistem ekskresi serta upaya menjaga penerapannya dalam menjaga
kesehatan sistem ekskresi kesehatan diri
3.11 Menganalisis konsep getaran, 4.11 Menyajikan hasil percobaan
gelombang, dan bunyi dalam kehidupan tentang getaran, gelombang, dan bunyi
sehari-hari termasuk sistem
pendengaran manusia dan sistem sonar
pada hewan
3.12 Menganalisis sifat-sifat cahaya, 4.12 Menyajikan hasil percobaan
pembentukan bayangan pada bidang tentang pembentukan bayangan pada
datar dan lengkung serta penerapannya cermin dan lensa
untuk menjelaskan proses penglihatan
manusia, mata serangga, dan prinsip
kerja alat optik

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


45
3. KELAS: IX
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi yaitu, (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, dan percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai
berikut ini:
Tabel 3.6 KI-KD Kelas IX IPA-SMP
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami dan menerapkan 4. Mengolah, menyaji, dan menalar
pengetahuan (faktual, konseptual, dalam ranah konkret (menggunakan,
dan prosedural) berdasarkan rasa mengurai, merangkai, memodifikasi,
ingin tahunya tentang ilmu dan membuat) dan ranah abstrak
pengetahuan, teknologi, seni, budaya (menulis, membaca, menghitung,
terkait fenomena dan kejadian menggambar, dan mengarang) sesuai
tampak mata dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


46
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.1 Menghubungkan sistem 4.1 Menyajikan hasil penelusuran
reproduksi pada manusia dan informasi dari berbagai sumber terkait
gangguan pada sistem reproduksi kesehatan dan upaya pencegahan
dengan penerapan pola hidup yang gangguan pada organ reproduksi
menunjang kesehatan reproduksi
3.2 Menganalisis sistem 4.2 Menyajikan karya hasil
perkembangbiakan pada tumbuhan perkembangbiakan pada tumbuhan
dan hewan serta penerapan teknologi
pada sistem reproduksi tumbuhan
dan hewan
3.3 Menerapkan konsep pewarisan 4.3 Menyajikan hasil penelusuran
sifat dalam pemuliaan dan informasi dari berbagai sumber terkait
kelangsungan makhluk hidup tentang tanaman dan hewan hasil
pemuliaan
3.4 Menjelaskan konsep listrik statis 4.4 Menyajikan hasil pengamatan
dan gejalanya dalam kehidupan tentang gejala listrik statis dalam
sehari-hari, termasuk kelistrikan kehidupan sehari-hari
pada sistem saraf dan hewan yang
mengandung listrik
3.5 Menerapkan konsep rangkaian 4.5 Menyajikan hasil rancangan dan
listrik, energi dan daya listrik, pengukuran berbagai rangkaian listrik
sumber energi listrik dalam
kehidupan sehari-hari termasuk
sumber energi listrik alternatif, serta
berbagai upaya menghemat energi
listrik
3.6 Menerapkan konsep 4.6 Membuat karya sederhana yang
kemagnetan, induksi memanfaatkan prinsip elektromagnet
elektromagnetik, dan pemanfaatan dan/atau induksi elektromagnetik
medan magnet dalam kehidupan
sehari-hari termasuk
pergerakan/navigasi hewan untuk
mencari makanan dan migrasi
3.7 Menerapkan konsep bioteknologi 4.7 Membuat salah satu produk
dan perannya dalam kehidupan bioteknologi konvensional yang ada di
manusia lingkungan sekitar
3.8 Menghubungkan konsep partikel 4.8 Menyajikan hasil penyelidikan
materi (atom, ion,molekul), struktur tentang sifat dan pemanfaatan bahan
zat sederhana dengan sifat bahan dalam kehidupan sehari-hari

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


47
yang digunakan dalam kehidupan
sehari- hari, serta dampak
penggunaannya terhadap kesehatan
manusia
3.9 Menghubungkan sifat fisika dan 4.9 Menyajikan hasil penyelidikan
kimia tanah, organisme yang hidup tentang sifat-sifat tanah dan pentingnya
dalam tanah, dengan pentingnya tanah bagi kehidupan
tanah untuk keberlanjutan kehidupan
3.10 Menganalisis proses dan 4.10 Menyajikan karya tentang proses
produk teknologi ramah lingkungan dan produk teknologi sederhana yang
untuk keberlanjutan kehidupan ramah lingkungan

B. Kompetensi Inti dan Komptensi Dasar Biologi SMA/MA

1. KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu,
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolahdengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai
berikut ini:

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


48
Tabel 3.7 KI-KD Kelas X Biologi-SMA
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
konseptual, prosedural berdasarkan terkait dengan pengembangan dari yang
rasa ingintahunya tentang ilmu dipelajarinya di sekolah secara mandiri
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan mampu menggunakan metoda
dan humaniora dengan wawasan sesuai kaidah keilmuan
kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Menjelaskan ruang lingkup 4.1 Menyajikan data hasil penerapan
biologi (permasalahan pada berbagai metode ilmiah tentang permasalahan
obyek biologi dan tingkat organisasi pada berbagai obyek biologi dan tingkat
kehidupan), melalui penerapan organisasi kehidupan
metode ilmiah dan prinsip
keselamatan kerja
3.2 Menganalisis berbagai tingkat 4.2 Menyajikan hasil observasi berbagai
keanekaragaman hayati di Indonesia tingkat keanekaragaman hayati di
beserta ancaman dan pelestariannya Indonesia dan usulan upaya
beserta ancaman dan pelestariannya pelestariannya
3.3 Menjelaskan prinsip-prinsip
4.3 Menyusun kladogram berdasarkan
klasifikasi makhluk hidup dalam limaprinsip-prinsip klasifikasi makhluk
kingdom hidup
3.4 Menganalisis struktur, replikasi4.4 Melakukan kampanye tentang
dan peran virus dalam kehidupan bahaya virus dalam kehidupan terutama
bahaya AIDS berdasarkan tingkat
virulensinya
3.5 Mengidentifikasi struktur, cara 4.5 Menyajikan data tentang ciri-ciri
hidup, reproduksi dan peran bakteri dan peran bakteri dalam kehidupan
dalam kehidupan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


49
3.6 Mengelompokkan protista 4.6 Menyajikan laporan hasil investigasi
berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan tentang berbagai peran protista dalam
mengaitkan peranannya dalam kehidupan
kehidupan
3.7 Mengelompokkan jamur 4.7 Menyajikan laporan hasil investigasi
berdasarkan ciri-ciri, cara reproduksi, tentang keanekaragaman jamur dan
dan mengaitkan peranannya dalam peranannya dalam kehidupan
kehidupan
3.8 Mengelompokkan tumbuhan ke 4.8 Menyajikan laporan hasil
dalam divisio berdasarkan ciri-ciri pengamatan dan analisis fenetik dan
umum, serta mengaitkan peranannya filogenetik tumbuhan serta peranannya
dalam kehidupan dalam kehidupan
3.9 Mengelompokkan hewan ke 4.9 Menyajikan laporan perbandingan
dalam filum berdasarkan lapisan kompleksitas lapisan penyusun tubuh
tubuh, rongga tubuh simetri tubuh, hewan (diploblastik dan triploblastik),
dan reproduksi simetri tubuh, rongga tubuh, dan
reproduksinya
3.10 Menganalisis komponen- 4.10 Menyajikan karya yang
komponen ekosistem dan interaksi menunjukkan interaksi antar komponen
antar komponen tersebut ekosistem (jaring-jaring makanan,
siklus Biogeokimia)
3.11 Menganalisis data perubahan 4.11 Merumuskan gagasan pemecahan
lingkungan, penyebab, dan masalah perubahan lingkungan yang
dampaknya bagi kehidupan terjadi di lingkungan sekitar

2. KELAS: XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu,
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


50
sekolahdengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai
berikut ini:
Tabel 3.8 KI-KD Kelas XI Biologi-SMA
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, dan 4. Mengolah, menalar, dan menyaji
menganalisis pengetahuan faktual, dalam ranah konkret dan ranah abstrak
konseptual, prosedural, dan terkait dengan pengembangan dari yang
metakognitif berdasarkan rasa ingin dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
tahunya tentang ilmu pengetahuan, bertindak secara efektif dan kreatif,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora serta mampu menggunakan metoda
dengan wawasan kemanusiaan, sesuai kaidah keilmuan
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan
kejadian, serta menerapkan
pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Menjelaskan komponen kimiawi 4.1 Menyajikan hasil pengamatan
penyusun sel, struktur, fungsi, dan mikroskopik struktur sel hewan dan sel
proses yang berlangsung dalam sel tumbuhan sebagai unit terkecil
sebagai unit terkecil kehidupan kehidupan
3.2 Menganalisis berbagai bioproses 4.2 Membuat model tentang bioproses
dalam sel yang meliputi mekanisme yang terjadi dalam sel berdasarkan studi
transpor membran, reproduksi, dan literature dan percobaan
sistesis protein
3.11 Mengevaluasi bahaya penggunaan 4.11 Melakukan kampanye narkoba di
senyawa psikotropika dan dampaknya lingkungan sekolah dan masyarakat
terhadap kesehatan diri, lingkungan, sekitar
dan masyarakat
3.12 Menganalisis hubungan struktur 4.12 Menyajikan hasil analisis tentang
jaringan penyusun organ reproduksi dampak pergaulan bebas, penyakit dan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


51
dengan fungsinya dalam system kelainan pada struktur dan fungsi organ
reproduksi manusia yang menyebabkan gangguan sistem
reproduksi manusia serta teknologi
sistem reproduksi
3.13 Menganalisis penerapan prinsip 4.13 Menyajikan karya tulis tentang
reproduksi pada manusia dan pentingnya menyiapkan generasi
pemberian ASI ekslusif dalam program terencana untuk meningkatkan mutu
keluarga berencana sebagai upaya Sumber Daya Manusia (SDM)
meningkatkan mutu Sumber Daya
Manusia (SDM)
3.14 Menganalisis peran sistem imun 4.14 Melakukan kampanye pentingnya
dan imunisasi terhadap proses fisiologi partisipasi masyarakat dalam program
di dalam tubuh dan immunisasi serta kelainan dalam
sistem imun

3. KELAS: XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu,
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolahdengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai
berikut ini.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


52
Tabel 3.9 KI-KD Kelas XII Biologi-SMA
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)
3. Memahami, menerapkan, 4. Mengolah, menalar, menyaji, dan
menganalisis dan mengevaluasi mencipta dalam ranah konkret dan
pengetahuan faktual, konseptual, ranah abstrak terkait dengan
prosedural, dan metakognitif pengembangan dari yang dipelajarinya
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang di sekolah secara mandiri serta
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, bertindak secara efektif dan kreatif, dan
budaya, dan humaniora dengan mampu menggunakan meto
wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk
memecahkan masalah

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Menjelaskan pengaruh faktor 4.1 Menyusun laporan hasil percobaan
internal dan faktor eksternal terhadap tentang pengaruh faktor eksternal
pertumbuhan dan perkembangan terhadap proses pertumbuhan dan
makhluk hidup perkembangan tanaman
3.2 Menjelaskan proses metabolisme 4.2 Menyusun laporan hasil percobaan
sebagai reaksi enzimatis dalam tentang mekanisme kerja enzim,
makhluk hidup fotosintesis, dan respirasi anaerob
3.3 Menganalisis hubungan struktur dan 4.3 Merumuskan urutan proses sintesis
fungsi gen, DNA, kromosom dalam protein dalam kaitannya dengan
penerapan prinsip pewarisan sifat pada penyampaian kode genetik (DNA-
makhluk hidup RNA-Protein)
3.4 Menganalisis proses pembelahan sel 4.4 Menyajikan hasil pengamatan
sebagai dasar penurunan sifat dari pembelahan sel pada sel hewan maupun
induk kepada keturunannya tumbuhan
4.5 Menyajikan hasil penerapan hukum
3.5 Menerapkan prinsip pewarisan sifat Mandel dalam perhitungan peluang dari
makhluk hidup berdasarkan hukum persilangan makhluk hidup di bidang
Mendel pertanian dan peternakan

3.6 Menganalisis pola-pola hereditas 4.6 Menyajikan hasil penerapan pola-


pada mahluk hidup pola hereditas dalam perhitungan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


53
peluang dari persilangan yang
melibatkan peristiwa pautan dan pindah
silang
3.7 Menganalisis pola-pola hereditas 4.7 Menyajikan data hasil studi kasus
pada manusia tentang pola-pola hereditas pada
manusia dalam berbagai aspek
kehidupan
3.8 Menganalisis peristiwa mutasi pada 4.8 Menyajikan data hasil eksplorasi
makhluk hidup peristiwa mutasi yang menyebabkan
variasi dan kelainan sifat pada makhluk
hidup
3.9 Menjelaskan teori, prinsip dan 4.9. Menyajikan karya ilmiah terhadap
mekanisme evolusi serta pandangan gagasan baru tentang kemungkinan-
terkini para ahli terkait spesiasi kemungkinan pandangan evolusi
berdasarkan pemahaman yang
dimilikinya
3.10 Menganalisis prinsip-prinsip 4.10 Menyajikan laporan hasil
Bioteknologi dan penerapannya sebagai percobaan penerapan prinsip-prinsip
upaya peningkatan kesejahteraan Bioteknologi konvensional berdasarkan
manusia scientific method

B.4 Hubungan SKL, KI, KD, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran


a. Standar Kompetensi Lulusan
Standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan standar nasional
yang telah disepakati, sebagaimana yang ditetapkan dengan Peraturan menteri
Pendidikan Nasional No. 23 Tahun 2006. Fungsi Standar Kompetensi Lulusan
(SKL):
a) Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
menentukan kelulusan peserta didik,dari satuan pendidikan.
b) Standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan dasar bertujuan untuk
meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
c) Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah umum bertujuan
untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
d) Standar kompetensi lulusan pada satuan pendidikan menengah kejuruan untuk
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
ketrampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


54
Ruang Lingkup Standar Kompetensi Lulusan (SKL):
 Standar kompetensi lulusan (SKL) satuan pendidikan
 Standar kompetensi lulusan (SKL) kelompok mata pelajaran
 Standar kompetensi lulusan (SKL) mata pelajaran

b. KI (Kompetensi Inti)
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian
hard skills dan soft skills
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal
Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke
kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu
akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.
Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu
mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang
berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi
proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi
2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4).
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi
Inti kelompok 4).

c. KD (Kompetensi Dasar)
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


55
kompetensi dalam suatu pelajaran. Kompetensi Dasar (KD) merupakan
penjabaran KI.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk
setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah
konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan
yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik.
Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.

d. Indikator
Indikator adalah ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang
berkontribusi / menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Oleh karena
itu indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diukur, seperti: mengidentifikasi, membedakan, menghitung, menyimpulkan,
menceritakan kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan
mendeskripsikan. Guru bisa mengembangkan setiap kompetensi dasar menjadi
dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar. Hal ini sesuai dengan keluasan
dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator-indikator yang buat itulah
pencapaian hasil belajar dari setiap kompetensi dasar yang digunakan untuk
melakukan penilaian.
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan dapat diobservasi. Indikator memiliki kedudukan yang sangat
strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan KI-KD.
Indikator berfungsi sebagai berikut:
1) Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang
dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan
arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah,
serta lingkungan.
2) Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.
Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat
dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya
sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat
memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai
kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


56
prosedural menunjukkan agar kegiatan pembelajaran dilakukan tidak dengan
strategi ekspositori melainkan lebih tepat dengan strategi discovery-inquiry.
3) Pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
Bahan ajar perlu dikembangkan oleh guru guna menunjang pencapaian
kompetensi peserta didik. Pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai
tuntutan indikator sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi
secara maksimal.
4) Pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian hasil belajar.
5) Indikator menjadi pedoman dalam merancang, melaksanakan, serta
mengevaluasi hasil belajar, Rancangan penilaian memberikan acuan dalam
menentukan bentuk dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator
penilaian. Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator
pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan KI dan KD.
Dalam merumuskan indikator perlu diperhatikan beberapa ketentuan sebagai
berikut:
1) Setiap KD dikembangkan sekurang-kurangnya menjadi tiga indikator
2) Keseluruhan indikator memenuhi tuntutan kompetensi yang tertuang dalam
kata kerja yang digunakan dalam KI dan KD. Indikator harus mencapai
tingkat kompetensi minimal KD dan dapat dikembangkan melebihi
kompetensi minimal sesuai dengan potensi dan kebutuhan peserta didik.
3) Indikator yang dikembangkan harus menggambarkan hirarki kompetensi
4) Rumusan indikator sekurang-kurangnya mencakup dua aspek, yaitu tingkat
kompetensi dan materi pembelajaran.
5) Indikator harus dapat mengakomodir karakteristik mata pelajaran sehingga
menggunakan kata kerja operasional yang sesuai.
6) Rumusan indikator dapat dikembangkan menjadi beberapa indikator penilaian
yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik
Keterkaitan antara SKL, KI, KD, indikator, materi dan kegiatan pembelajaran
digambarkan pada bagan berikut.

Telaah Kurikulum
57
Gambar 3.1 Keterkaitan , KI, KD, indikator, materi dan kegiatan pembelajaran

Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi


kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat
kelas. Kompetensi inti mencakup: sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan. Kompetensi ini merupakan landasan pengembangan kompetensi
dasar. Dalam setiap rumusan kompetensi dasar terdapat unsur kemampuan
berpikir atau bertindak dan materi. Kompetensi dasar diuraikan ke dalam beberapa
indikator pencapaian kompetensi (IPK). Selanjutnya berdasarkan IPK ditentukan
butir-butir materi, kegiatan pembelajaran, dan teknik penilaian yang sesuai.

C. RANGKUMAN
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
KI merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki
seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi
landasan pengembangan Kompetensi Dasar. Rumusan KI meliputi: KI-1 untuk
kompetensi inti sikap spiritual, KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial, KI-3
untuk kompetensi inti pengetahuan, dan KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi dalam suatu pelajaran. Indikator adalah ukuran, karakteristik, ciri-ciri,
pembuatan atau proses yang berkontribusi / menunjukkan ketercapaian suatu
kompetensi dasar. Dalam setiap rumusan kompetensi dasar terdapat unsur
kemampuan berpikir atau bertindak dan materi. Kompetensi dasar diuraikan ke
dalam beberapa indikator pencapaian kompetensi (IPK). Selanjutnya berdasarkan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


58
IPK ditentukan butir-butir materi, kegiatan pembelajaran, dan teknik penilaian
yang sesuai.

D. BAHAN BACAAN

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003


tentang Sistem Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional.
Jakarta.

Depdiknas. 2005. Standar Nasional Pendidikan Peraturan Pemerintah No. 19


Tahun 2005. Jakarta.

Depdiknas. 2006. Standar Isi, Permendiknas 22 Tahun 2006. Jakarta

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Lulusan, Permendiknas 23 Tahun 2006.


Jakarta

Depdiknas. 2006. Pelaksanaan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan,


Permendiknas 24 Tahun 2006. Jakarta.

Kemendikbud. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20-24


Tahun 2016. Jakarta

Mida Latifatul Muzamiroh. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Kata Pena.
Jakarta

Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Remaja Rosda Karya.
Bandung.

Nana Sudjana. 1991. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum di Sekolah. Sinar


Baru. Bandung

Nur Irwanto dan Yusuf Suryana. 2016. Kompetensi Pedagogik. Genta Group
Production. Cilegon.

Syafarudin Nurdin dan Adriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Raja


Grafindo Persada. Jakarta.

Sunardi dan Imam Sujadi. 2017. Modul PLPG Pedagogik Kurikulum 2013.
Kemendikbud Dirjen GTK. Jakarta.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


59
Tim Pengabdian MKDP Kurikulum dan Pembelajaran. 2013. Kurikulum dan
Pembelajaran. Rajawali Pers. Jakarta.

E. TES FORMATIF
Untuk memantapkan pemahaman anda tentang bahan ajar ini, kerjakanlah latihan
di bawah ini :
1. Jelaskan cakupan SKL dan fungsi SKL!
2. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait,
jelaskan empat kelompok tersebut!
3. Jelaskan perbedaan SKL, KI, KD dan Indikator!
4. Jelaskan keterkaitan antara SKL, KI, KD dan Indikator!
5. Berikut terdapat KD dalam mata pelajaran Biologi.
3.3 Menjelaskan prinsip-prinsip 3.4 Menyusun kladogram
klasifikasi makhluk hidup dalam berdasarkan prinsip-prinsip
lima kingdom klasifikasi makhluk hidup

Dari KD tersebut, tentukan:


a. Indikator untuk mencapai KD!
b. Tingkat berpikir KD dan indikator yang akan dicapai!

F. PETUNJUK JAWABAN
1. Lihat pengertian SKL dan fungsinya
2. Lihat penjelasan KI 1 sampai KI 4
3. Bandingkan penjelasan SKL, KI, KD dan Indikator
4. Lihat keterkaitan SKL, KI, KD dan Indikator
5. Buat masing-masing indikator yang diturunkan dari KD beserta tingkat
berpikir

G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Setelah mengerjakan Tes Formatif, bandingkanlah jawaban Anda dengan
petunjuk jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Apabila jawaban yang benar
minimal 80%, maka Anda dinyatakan berhasil dengan baik. Anda dapat
melanjutkan untuk mempelajari unit selanjutnya. Sebaliknya, bila tingkat
penguasaan Anda kurang dari 80%, silakan pelajari kembali uraian yang terdapat
dalam subunit sebelumnya, khususnya pada bagian yang belum Anda kuasai.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


60
BAB 4
PENJABARAN MATERI KURIKULUM IPA SMP
DAN BIOLOGI SMA
Mariani NL

A. PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan materi tentang penjabaran kurikulum berdasarkan
kompetensi, tingkat kompetensi, proses pembelajaran, karakteristik pembelajaran,
pejabaran silabus dan sistem penilaian menggunakan acuan kompetensi.
Bab ini menjadi salah satu bagian utama dalam memenuhi capaian pembelajaran
dalam mata kuliah Telaah kurikulum dan perencanaan pembelajaran Biologi.
Materi ini akan membantu mahasiswa untuk memahami penjabaran kurikulum
IPA-SMP dan Biologi-SMA berdasarkan kompetensi, tingkat kompetensi, proses
pembelajaran, karakteristik pembelajaran, pejabaran silabus dan sistem penilaian
menggunakan acuan kompetensi.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang penjabaran materi kurikulum IPA-SMP dan Biologi-SMA.
Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi, diharapkan dapat:
1. Menjelaskan penjabaran kurikulum berdasarkan kompetensi
2. Menjelaskan tingkat kompetensi untuk emncapai kompetensi inti lulusan
3. Menjelaskan proses pembelajaran sesuai dengan SKL dan standar isi
4. Menjelaskan karakteristik pembelajaran sesuai dengan kompetensi inti lulusan
5. Menjelaskan penjabaran silabus dan sistem penilaian menggunakan acuan
kompetensi

B. URAIAN MATERI
B.1 Penjabaran Kurikulum Berdasarkan Kompetensi
Kebijakan pemerintah menggunakan kurikulum berbasis kompetensi
didasarkan pada PP Nomor 25 tahun 2000 tentang pembagian kewenangan pusat
dan daerah. Pada PP ini, dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, dinyatakan
bahwa kewenangan pusat adalah dalam hal penetapan kompetensi inti peserta
didik dan warga belajar serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil
belajar secara nasional serta pedoman pelaksannannya, dan penetapan standar
materi pokok. Berdasarkan hal itu, Departemen Pendidikan Nasional melakukan
penyusunan standar nasional untuk seluruh mata pelajaran di SMP dan SMA yang

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


61
mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, dan indikator
pencapaian.
Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab
yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
melaksanakan tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelejen harus
ditunjukkan sebagai kemampuan, ketepatan dan keberhasilan bertindak. Sifat
penuh tanggung jawab harus ditunjukkan sebagai kebenaran kegiatan, baik
dipandang dari sudut iptek maupun etika. Dapat dibayangkan, andaikata setiap
orang adalah kompeten dalam bidang pekerjaannya masing-masing, hasil kerja
mereka akan berjumlah dan bermutu optimal. Tindakan-tindakan yang kompeten
jarang menimbulkan kerugian dari pihak manapun. Memang gerakan
mengkompetensikan orang dalam berbagai bidang pekerjaan lahir sebagai hasil
perhitungan untung rugi yang seksama melalui pendekatan input (masukan) -
proses produksi – output (hasil). Setiap pihak menghendaki hasil yang optimal
dari kegiatan yang dilakukan, dimana segala macam masukan diolah. Diharapkan
setiap orang kompeten dalam bidangnya. Untuk itu perlu program pendidikan
berdasarkan kompetensi yang mendidik orang menjadi kompeten. Oleh sebab itu
tidak mengherankan apabila masyarakat menuntut agar sekolah menematkan
orang-orang yang berkompeten. Hal ini berarti bahwa tamatan sekolah harus
memiliki kompetensi tertentu, baik untuk melaksanakan tugas untuk melanjutkan
pendidikan. Dalam hal ini kompetensi tamatan sekolah sebaiknya diakui melalui
penilaian yang dilakukan oleh guru, ahli bidang studi yang dipelajari peserta didik
dan pihak yang menerima tamatan sekolah sebagai pekerja atau sebagai orang
yang melanjutkan pendidikan.
Kurikulum berdasarkan kompetensi perlu dikembangkan. Prosedur
pengembangan kurikulum berdasarkan kompetensi berbeda dengan prosedur
pengembangan kurikulum berdasarkan mata pelajaran. Kurikulum berdasarkan
kompetensi dikembangkan dengan terlebih dahulu menetapkan kompetensi apa
yang harus dimiliki oleh tamatan sekolah. Untuk mencapai kompetensi itu
dicarikan mata pelajaran yang relevan, jika perlu menciptakan mata pelajaran baru
karena hal itu mutlah diperlukan. Disini, mata pelajaran diabaikan untuk mencapai
kompetensi.
Sebaliknya, pengembangan kurikulum berdasarkan mata pelajaran
menetapkan terlebih dahulu mata pelajaran apa yang harus dipelajari peserta didik
, tanpa arah yang jelas untuk apa mata pelajaran harus dipelajari. Tetapi, apapun
perbedaan yang terdapat diantara 2 macam pengembangan kurikulum itu,
perbedaan itu sebenarnya tidak hakiki. Dengan mempelajari peristiwa di dalam
sejarah pendidikan akan diketahui bahwa pengembangan kurikulum berdasarkan
mata pelajaran asalnya dari pengembangan kurikulum berdasarkan kompetensi.
Kurikulum pendidikan pada masyarakat primitif amat menonjolkan kompetensi

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


62
sebagai tujuan pendidikannya. Dalam perjalanan sejarah, orang lalu berpegang
pada tradisi untuk mengajarkan hal-hal yang diperlukan untuk mencapai
kompetensi itu dengan kurang memperhatikan kompetensi itu sendiri. Yang
menonjol mata pelajaran, sedangkan kompetensinya surut kebelakang. Kini orang
seakan sadar kembali. Setelah hal-hal yang harus diajarkan membengkak tanpa
menyadari untuk apa hal itu diajarkan, orang ingat kembali akan kompetensi yang
telah terkubur di dalam timbunan materi iptek dan sistem nilai yang selalu
berkembang.

1. Tingkat Kompetensi
Dalam usaha mencapai Kompetensi inti Lulusan sebagaimana telah
ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan kompetensi
lulusan dikelompokkan menjadi Tingkat Kompetensi Pendidikan Dasar dan
Tingkat Kompetensi Pendidikan Menengah. Tingkat Kompetensi menunjukkan
tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan yang telah
ditetapkan dalam Kompetensi inti Lulusan. Tingkat Kompetensi merupakan
kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada setiap jenjang pendidikan dalam rangka pencapaian
Kompetensi inti Lulusan. Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan
kriteria; (1) Tingkat perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi
Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi yang berjenjang. Selain itu Tingkat
Kompetensi juga memperhatikan tingkat kerumitan/kompleksitas kompetensi,
fungsi satuan pendidikan, dan keterpaduan antar jenjang yang relevan. Untuk
menjamin keberlanjutan antar jenjang, Tingkat Kompetensi dimulai dari Tingkat
Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini. Berdasarkan pertimbangan di atas,
Tingkat Kompetensi dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Tingkat Kompetensi dan Jenjang Pendidikan
No Tingkat Kompetensi Jenjang Pendidikan
1 Tingkat Pendidikan Anak Usia TK/RA
Dini (Catatan: Standar Isi TK/RA diatur
secara terpisah)
2 SD/MI/SDLB/Paket A
Tingkat Pendidikan Dasar
3 SMP/MTS/SMPLB/Paket B
4 Tingkat Pendidikan Menengah SMA/MA/SMALB/Paket C

Taksonomi Bloom yang pertama kali dikenalkan oleh sekelompok peneliti


yang dipimpin oleh Benjamin Bloom pada tahun 1956 dan dikembangkan lebih
lanjut oleh Anderson and Krathwol pada tahun 2001 digunakan sebagai rujukan
pada Kompetensi inti Lulusan. Taksonomi Bloom mengkategorikan capaian
pembelajaran menjadi tiga domain, yaitu dimensi pengetahuan yang terkait

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


63
dengan penguasaan pengetahuan, dimensi sikap yang terkait dengan penguasaan
sikap dan perilaku, serta dimensi ketrampilan yang terkait dengan penguasaan
ketrampilan. Dimensi pengetahuan diklasifikasikan menjadi faktual, konseptual,
prosedural, serta metakognitif yang penguasaannya dimulai sejak Tingkat
Pendidikan Dasar hingga Tingkat Pendidikan Menengah.
Structure of Observed Learning Outcome (SOLO) Taxonomy yang pertama
kali dikembangkan oleh Biggs dan Collin (1982) dan telah diperbarui tahun 2003
digunakan sebagai dasar untuk mengelompokkan Tingkat Kompetensi untuk
aspek pengetahuan. Menurut SOLO Taxonomy ada lima tahap yang dilalui oleh
peserta didik untuk menguasai suatu pengetahuan, yaitu tahah pre-struktural, uni-
struktural, multi-struktural, relasional dan abstrak yang diperluas. Kelima tahap
ini dapat disederhanakan menjadi tiga tahap, yaitu surface knowledge, deep
knowledge dan conceptual atau constructed knowledge.
Tahap surface knowledge diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar untuk
Sekolah Dasar, tahap deep knowledge diperoleh pada Tingkat Pendidikan Dasar
untuk Sekolah Menengah Pertama dan tahap conceptual/constructed knowledge
diperoleh pada Tingkat Pendidikan Menengah yaitu pada Sekolah Menengah
Atas. Walaupun demikian, untuk jenis pengetahuan tertentu, ketiga tahap ini dapat
dicapai dalam satu jenjang pendidikan atau dalam satu tingkat kelas.
Berdasarkan Tingkat Kompetensi tersebut ditetapkan Kompetensi yang
bersifat generik yang selanjutnya digunakan sebagai acuan dalam
mengembangkan Kompetensi dan ruang lingkup materi yang bersifat spesifik
untuk setiap mata pelajaran. Secara hirarkis, Kompetensi inti lulusan digunakan
sebagai acuan untuk menetapkan kompetensi yang bersifat generik pada tiap
Tingkat Kompetensi. Kompetensi yanag bersifat generik ini kemudian digunakan
untuk menentukan kompetensi yang bersifat spesifik untuk tiap mata pelajaran.
Selanjutnya, Kompetensi dan ruang lingkup materi digunakan untuk menentukan
Kompetensi Dasar pada pengembangan kurikulum tingkat satuan dan jenjang
pendidikan.
Kompetensi yang bersifat generik mencakup 3 (tiga) ranah yakni sikap,
pengetahuan dan keterampilan. Ranah sikap dipilah menjadi sikap spiritual dan
sikap sosial. Pemilahan ini diperlukan untuk menekankan pentingnya
keseimbangan fungsi sebagai manusia seutuhnya yang mencakup aspek spiritual
dan aspek sosial sebagaimana diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional.
Dengan demikian, Kompetensi yang bersifat generik terdiri atas 4 (empat)
dimensi yang merepresentasikan sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan, yang selanjutnya disebut Kompetensi Inti (KI).
Setiap Tingkat Kompetensi berimplikasi terhadap tuntutan proses
pembelajaran dan penilaian. Penjabaran Tingkat Kompetensi lebih lanjut pada
setiap jenjang pendidikan sesuai pencapaiannya pada tiap kelas akan dilakukan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


64
oleh Pihak Pengembang Kurikulum. Tingkat Kompetensi yang berbeda menuntut
pembelajaran dan penilaian dengan fokus dan penekanan yang berbeda pula.
Semakin tinggi Tingkat Kompetensi, semakin kompleks intensitas kegiatan
pembelajaran peserta didik dan proses pembelajaran serta penilaian.
Pada kurikulum 2013 uraian revisi Kompetensi Inti untuk setiap Tingkat
Kompetensi disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 4.2 Tingkat Kelas VII-IX SMP/MTs/SMPLB/PAKET B


KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI
Sikap Spritual 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama
yang dianutnya.
Sikap Sosial 2. Menghargai dan menghayati perilaku:
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. percaya diri,
e. peduli, dan
f. bertanggung jawab
Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.
Pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan
faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif
pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang:
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni,
d. budaya
Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, dan
kenegaraan terkait fenomena dan kejadian
tampak mata.
Keterampilan 4.Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara:
a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


65
f. komunikatif,
Dalam ranah konkret dan ranah abstrak sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang teori.

Tabel 4.3. Tingkat Pendidikan Menengah (Kelas X-XII


SMA/MA/SMALB/PAKET C)
KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI
Sikap Spritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,
d. peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai),
e. bertanggung jawab,
f. responsif, dan
g. pro-aktif,
Dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan
kawasan internasional.
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan
mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi,
c. seni,
d. budaya, dan
e. humaniora
Dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan
pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


66
memecahkan masalah

Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan menalar,


mengolah, dan menyaji secara:
a. efektif,
b. kreatif,
c. produktif,
d. kritis,
e. mandiri,
f. kolaboratif,
g. komunikatif, dan
h. solutif,
Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu menggunakan metoda
sesuai dengan kaidah keilmuan.

Tabel 4.4 Kelas X- XII SMK/MAK


KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI
Sikap Spritual 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
Sikap Sosial 2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur,
disiplin, santun, peduli (gotong royong,
kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab,
responsif, dan pro-aktif melalui keteladanan,
pemberian nasehat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta
menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi
atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


67
Pengetahuan 3. Memahami, menerapkan, menganalisis, dan
mengevaluasi pengetahuanfaktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis,
spesifik, detil, dan kompleks dalam ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian pada bidang
kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan menalar,
mengolah, dan menyaji secara:
a. efektif,
b. kreatif,
c. produktif,
d. kritis,
e. mandiri,
f. kolaboratif,
g. komunikatif, dan
h. solutif,
Dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.

Tabel 4.5. Muatan Ilmu Pengetahuan Alam


Ruang Lingkup
Tingkat Kompetensi Kompetensi
Materi
Tingkat Pendidikan Memiliki sikap ilmiah: rasa - Ciri-ciri dan klasifikasi
Dasar (Kelas VII-IX) ingin tahu, logis, kritis, makhluk hidup, sistem
analitis, jujur, dan tanggung organisasi kehidupan.
jawab melalui IPA. - Sistem pernafasan,
- Mengajukan pertanyaan pencernaan, peredaran
tentang fenomena IPA, darah, struktur rangka,
melaksanakan percobaan, otot, struktur dan fungsi
mencatat dan menyajikan sistem ekskresi pada
hasil penyelidikan dalam manusia.
bentuk tabel dan grafik, - Fotosintesis, respirasi,
menyimpulkan, serta dan struktur jaringan
melaporkan hasil tumbuhan.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


68
penyelidikan secara lisan - Perubahan fisika dan
maupun tertulis untuk kimia, karakteristik zat,
menjawab pertanyaan sifat bahan dan
tersebut. pemanfaatannya.
- Memahami konsep dan - Pengukuran, gerak, gaya,
prinsip IPA serta saling tekanan, energi, dan
keterkaitannya dan usaha.
diterapkan dalam - Getaran, gelombang,
menyelesaikan masalah. bunyi, cahaya, dan alat
optik.
- Suhu dan kalor.
- Zat aditif makanan, zat
adiktif dan psikotropika.
- Struktur bumi dan tata
surya.
- Interaksi antar makhluk
hidup dan lingkungan,
pencemaran dan
pemanasan global.
Memiliki sikap ilmiah: rasa - Sistem reproduksi
ingin tahu, logis, kritis, manusia, tumbuhan, dan
analitis, jujur, dan tanggung hewan.
jawab melalui IPA. - Pewarisan sifat.
- Mengajukan pertanyaan - Tanah dan organism yang
tentang fenomena IPA, hidup di dalamnya.
merumuskan hipotesis, - Kelistrikan, kemagnetan,
mendesain dan dan induksi
melaksanakan percobaan, elektromagnetik.
mencatat dan menyajikan - Partikel penyusun atom
hasil penyelidikan dalam dan molekul.
bentuk tabel dan grafik, - Pertumbuhan penduduk
menyimpulkan, serta dan dampaknya bagi
melaporkan hasil lingkungan.
penyelidikan secara lisan - Produk bioteknologi dan
maupun tertulis untuk penerapannya dalam
menjawab pertanyaan produksi pangan.
tersebut. - Produk teknologi yang
- Memahami konsep dan merusak dan ramah
prinsip IPA serta saling lingkungan.
keterkaitannya dan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


69
diterapkan dalam
menyelesaikan masalah
dalam kehidupan.

Tabel 4.6 Muatan Biologi untuk kelompok peminatan matematika dan ilmu-ilmu
alam pada SMA/MA/SMALB/PAKET C
Ruang Lingkup
Tingkat Kompetensi Kompetensi
Materi
Tingkat - Memahami ruang lingkup - Keanekaragaman hayati
Pendidikan Menengah biologi dan aplikasinya di Indonesia.
(Kelas X-XII) era konseptual abad XXI - Ciri dan karakteristik
dan menerapkannya virus, archaebateria dan
dalam perencanaan karir eubactaeria, protista,
di masa depan. jamur, tumbuhan, hewan
- Menerapkan proses kerja invertebrata dan
ilmiah dan keselamatan peranannya dalam
kerja di laboratorium kehidupan.
biologi dalam - Ekologi: ekosistem,
pengamatan dan aliran energi, siklus/daur
percobaan untuk biogeokimia, dan
memahami permasalahan interaksi dalam
biologi pada berbagai ekosistem.
objek dan bioproses, serta - Perubahan
mengaitkan biologi lingkungan/iklim dan
dengan lingkungan, daur ulang limbah.
teknologi, dan masyarakat - Sel, struktur dan fungsi
di abad XXI. sel penyusun jaringan
- Mengkomunikasikan hasil pada tumbuhan dan
pengamatan dan hewan pada sistem gerak,
percobaan secara lisan sirkulasi, pencernaan,
melalui berbagai media pernapasan/ respirasi,
dan secara tulisan dengan ekskresi, koordinasi,
bentuk laporan dengan reproduksi, dan sistem
menggunakan kaidah pertahanan tubuh.
penulisan yang benar.
- Menyajikan data berbagai

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


70
objek dan bioproses
berdasarkan pengamatan
dan percobaan dengan
menerapkan prosedur
ilmiah dan
memperhatikan aspek
keselamatan kerja.
- Menerapkan prinsip,
konsep, dan hukum dalam
bidang biologi untuk
memecahkan
permasalahan nyata dan
lingkungan hidup.
- Menganalisis berbagai
keanekaragaman hayati di
Indonesia, bioproses yang
berlangsung pada
berbagai tingkat
organisasi seluler pada
sistem hidup,
menganalisis perilaku
negatif dan dampak dari
perubahan lingkungan
terhadap kehidupan.
- Menunjukkan
kemampuan metakognitif
terhadap permasalahan
pada berbagai objek dan
tingkat organisasi
kehidupan dan
menerapkannya dalam
kehidupan sebagai warga
negara yang baik dan
wujud cinta tanah air dan
bangsa.
- Menerapkan proses kerja - Struktur dan fungsi DNA,
ilmiah dan keselamatan gen dan kromosom dalam
kerja di laboratorium pembentukan dan
biologi dalam pewarisan sifat serta
pengamatan dan regulasi proses pada

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


71
percobaan, untuk mahluk hidup.
memahami permasalahan - Proses kelangsungan
biologi pada berbagai hidup di bumi melalui
objek dan bioproses, mutasi dan evolusi.
serta mengaitkan biologi - Penerapan bioproses pada
dengan lingkungan, bioteknologi.
teknologi, dan masyarakat
di abad XII.
- Mengkomunikasikan hasil
pengamatan dan
percobaan secara lisan
melalui berbagai media
dan secara tulisan dengan
bentuk laporan
menggunakan kaidah
penulisan yang benar.
- Menyajikan data berbagai
objek dan bioproses
berdasarkan pengamatan
dan percobaan dengan
menerapkan prosedur
ilmiah dan
memperhatikan aspek
keselamatan kerja.
- Menerapkan prinsip,
konsep, dan hukum dalam
bidang biologi untuk
memecahkan
permasalahan nyata yang
relevan, serta
permasalahan lingkungan
hidup.
- Memahami struktur dan
fungsi enzim dan materi
genetik dalam bioproses
dan pewarisan sifat pada
makhluk hidup, serta
kelangsungan hidup
organisme di bumi
melalui proses mutasi dan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


72
evolusi dengan
melakukan investigasi
literatur dan
mengkomunikasikannya
secara lisan dan tulisan.
- Menganalisis dan
menyajikan data tentang
aplikasi bioproses pada
bioteknologi di berbagai
bidang kehidupan dan
menyajikannya secara
lisan dan tulisan.
- Menunjukkan
kemampuan metakognitif
terhadap proses
metabolisme, pewarisan
sifat, dan kelangsungan
hidup di bumi dan
menerapkannya dalam
kehidupan sebagai warga
negara yang baik dan
wujud cinta tanah air dan
bangsa.

2. Proses Pembelajaran
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan untuk mencapai Kompetensi inti Lulusan. Standar Proses
dikembangkan mengacu pada Kompetensi inti Lulusan dan Standar Isi yang telah
ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


73
Sesuai dengan Kompetensi inti Lulusan dan Standar Isi maka prinsip
pembelajaran yang digunakan:
a. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar;
c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun
karso), dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses
pembelajaran (tut wuri handayani);
k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah di sekolah, dan di masyarakat;
l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa
saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas;
m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.
Terkait dengan prinsip di atas, dikembangkan standar proses yang mencakup
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian
hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran.

3. Karakteristik Pembelajaran
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada
Kompetensi inti Lulusan dan Standar Isi. Kompetensi inti Lulusan memberikan
kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi
memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang
diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


74
Sesuai dengan Kompetensi inti Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup
pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi
untuk setiap satuan pendidikan.
Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses
psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima,
menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan
diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karaktersitik kompetensi
beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik
standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu
(tematik antar matapelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu
diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry
learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya
kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan
menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis
pemecahan masalah (project based learning).
Tabel 4.7 Rincian gradasi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
Sikap Pengetahuan Keterampilan
Menerima Mengingat Mengamati
Menjalankan Memahami Menanya
Menghargai Menerapkan Mencoba
Menghayati, Menganalisis Menalar
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji
- Mencipta

Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik


kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SD/MI/SDLB/Paket A disesuaikan
dengan tingkat perkembangan peserta didik.
Karakteristik proses pembelajaran disesuaikan dengan karakteristik
kompetensi. Pembelajaran tematik terpadu di SMP/MTs/SMPLB/Paket B
disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik. Proses pembelajaran di
SMP/MTs/SMPLB/Paket B disesuaikan dengan karakteristik kompetensi yang
mulai memperkenalkan mata pelajaran dengan mempertahankan tematik terpadu
pada IPA dan IPS.
Karakteristik proses pembelajaran di SMA/MA/SMALB/SMK/MAK/Paket
C/ Paket C Kejuruan secara keseluruhan berbasis mata pelajaran, meskipun
pendekatan tematik masih dipertahankan.
Standar Proses pada SDLB, SMPLB, dan SMALB diperuntukkan bagi tuna
netra, tuna rungu, tuna daksa, dan tuna laras yang intelegensinya normal.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


75
Secara umum pendekatan belajar yang dipilih berbasis pada teori tentang
taksonomi tujuan pendidikan yang dalam lima dasawarsa terakhir yang secara
umum sudah dikenal luas. Berdasarkan teori taksonomi tersebut, capaian
pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga ranah yakni: ranah kognitif,
affektif dan psikomotor. Penerapan teori taksonomi dalam tujuan pendidikan di
berbagai negara dilakukan secara adaptif sesuai dengan kebutuhannya masing-
masing. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional telah mengadopsi taksonomi dalam bentuk rumusan sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
Proses pembelajaran sepenuhnya diarahkan pada pengembangan ketiga
ranah tersebut secara utuh/holistik, artinya pengembangan ranah yang satu tidak
bisa dipisahkan dengan ranah lainnya. Dengan demikian proses pembelajaran
secara utuh melahirkan kualitas pribadi yang sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.

4. Penjabaran Silabus dan Sistem Penilaian Menggunakan Acuan Kompetensi


a. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Kompetensi inti mata pelajaran adalah bagian dari kompetensi lulusan, yaitu
batas dan arah kemampuan yang harus dimiliki dan dapat dilakukan peserta didik
setelah mengikuti proses pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu.
Untuk menguasai kompetensi dasar perlu ditentukan materi
pembelajarannya. Materi pokok adalah bahan yang harus dipelajari peserta didik
agar dapat menguasai kompetensi dasar tertentu. Berangkat dari sinilah
selanjutnya dapat disusun silabus dan kisi – kisi sistem penilaian secara lengkap.
Kompetensi inti diuraikan menjadi sejumlah kompetensi dasar, yaitu
kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang harus dicapai siswa.
Kemampuan yang dimiliki peserta didik harus dapat didemonstrasikan untuk
menunjukkan keberhasilan belajar peserta didik. Untuk mencapai kompetensi inti
diperlukan kegiatan pembelajaran peserta didik yang tepat. Kegiatan pembelajaran
ini dirancang oleh guru dan biasa dilakukan di sekolah dan diluar sekolah. Untuk
mengetahui sejauh mana kompetensi dasar telah dicapai diperlukan sistem
penilaian yang tepat. Oleh karena itu diperlukan dua pedoman agar sekolah
mampu mengembangkan silabus dan sitem penilaian, yaitu Pedoman
Pengembangan Silabus, dan Pedoman Pengembangan Sistem Penilaian yang
keduanya berbasis kompetensi dasar.
Pengembangan kompetensi inti dan kompetensi dasar mencakup : 1)
Penetapan kompetensi inti dan kompetensi dasar, 2) Pengembangan silabus, dan
3) Penentuan sistem ujiannya. Tugas pemerintah pusat adalah menetapkan
kompetensi inti dan kompetensi dasarnya, sedang daerah/kota memiliki tugas
mengembangkan silabus/kurikulum dan sistem penilaiannya. Mengingat bahwa

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


76
kemampuan sumber daya manusia di daerah dan sekolah yang bervariasi, maka
diperlukan pedoman untuk mengembangkan silabus dan sistem penilaiannya.
Pembelajaran berbasis kompetensi dasar adalah program pembelajaran yang
menekankan pada pencapaian kompetensi dasar oleh siswa. Kemampuan adalah
“pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu keterampilan tertentu secara
bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan keterampilan yang dapat
diamati dan diukur.”
Dalam program pembelajaran berbasis kompetensi dasar, kemampuan dasar
yang harus dikuasai oleh peserta didik perlu dirumuskan dengan jelas dan
spesifik. Perumusan yang dimaksud hendaknya relevan dan konsisten dengan
materi yang dipelajari, kegiatan pembelajaran, waktu yang tersedia, dan kegiatan
serta lingkungan belajar yang digunakan.

b. Materi Pokok
Materi pokok adalah pokok – pokok materi yang harus dipelajari peserta
didik sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan
menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian
belajar. Secara umum materi pokok dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu :
fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987).
Materi jenis fakta adalah materi yang berupa nama – nama objek, nama
tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen
suatu benda, dan sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakikat,
inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma.
Materi jenis prosedur berupa cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara
pembuatan bel listrik.
Materi yang diajukan perlu diidentifikasi apakah termasuk fakta, konsep,
prinsip, prosedur, atau gabungan lebih dari satu jenis materi. Dengan
mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan
mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya karena setiap materi pokok
memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi yang
berbeda-beda.
Untuk membantu memudahkan memahami keempat jenis materi pokok
tersebut, dibawah ini disajikan contoh, dalam bentuk tabel sebagaimana terlihat
dalam tabel dibawah ini:

Tabel 4.8 Klasifikasi Materi Pokok Menjadi Fakta, Konsep, Prosedur, dan Prinsip

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


77
Fakta Konsep Prosedur Prinsip
Menyebutkan Definisi, Bagan arus Penerapan dalil,
Nama, kapan, identifikasi, (flowchart), hukum, atau
berapa, dan klasifikasi, ciri- langkah-langkah rumus: hipotesis,
dimana ciri mengerjakan hubungan antat
secara urut variabel
(jika...maka...)

Kompetensi dasar merupakan acuan dalam memilih materi pokok yang


esensial. Materi yang esensial dipilih untuk mencapai kompetensi dasar.
Kompetensi dasar hanya memuat kemampuan utama yang ingin dicapai,
sedangkan materi pokok berisi tentang materi pelajaran yang harus dipelajari
peserta didik untuk mencapai kompetensi dasar. Untuk itu guru diberi kebebasan
dalam menentukan materi pokok sesuai dengan karakteristik daerahnya. Dalam
hal ini penerapan prinsip mengajar dan belajar kontekstual (Contextual Teaching
and Learning) atau dikenal juga sebagai pembelajaran kontekstual merupakan
implementasi dari penentuan materi pokok sesuai dengan karakteristik daerah.
Aplikasi pembelajaran kontekstual bermula dari pengalaman pembelajaran
tradisional John Dewey yang pada tahun 1916 merumuskan suatu kurikulum dan
metodologi pembelajaran yang terikat dengan pengalaman dan minat siswa.
Definisi belajar dan mengajar kontekstual didasarkan pada hasil penelitian John
Dewey yang menyimpulkan bahwa peserta didik akan belajar terbaik bila apa
yang dipelajari terkait dengan yang telah mereka ketahui dengan kegiatan atau
peristiwa yang terjadi disekelilingnya.
Kegiatan dan strategi yang ditampilkan dapat berupa kombinasi dari
kegiatan berikut: (1) pembelajaran autentik, yaitu pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik belajar dalam konteks yang bermakna, sehingga
menguatkan berpikir dan keterampilan memecahkan masalah-masalah dalam
kehidupan di masyarakat, (2) pembelajaran berbasis inkuiri, yaitu memaknakan
strategi pengajaran dengan metode-metode sains, sehingga diperoleh
pembelajaran yang bermakna, (3) pembelajaran berbasis masalah, yaitu
pendekatan pembelajaran yang menggunakan masalah-masalah yang ada di dunia
nyata atau disekelilingnya sebagai konteks bagi peserta didik untuk belajar
berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, dan untuk memperoleh
konsep utama suatu mata pelajaran, (4) pembelajaran layanan, yaitu metode
pembelajaran yang menggabungkan layanan masyarakat dengan struktur sekolah
untuk merefleksikan layanan, menekankan hubungan antara layanan yang dialami
dan pembelajaran akademik di sekolah, (5) pembelajaran berbasis kerja, yaitu
pendekatan pembelajaran yang menggunakan konteks tempat kerja, dan
membahas penerapan konsep mata pelajaran di lapangan. Prinsip kegiatan belajar

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


78
diatas pada dasarnya adalah penekanan pada penerapan konsep pada mata
pelajaran dilapangan, dan menggunakan masalah-masalah lapangan untuk dibahas
di sekolah.

c. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan fisik maupun mental yang perlu
dilakukan oleh peserta didik dalam berinteraksi dengan objek belajar untuk
menguasai kompetensi dasar dan materi pokok. Berbagai alternatif kegiatan
pembelajaran dapat dipilih sesuai dengan jenis kompetensi serta materi yang
dipelajari.
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas dilaksanakan dengan jalan
mengadakan interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar. Bentuk
kegiatan pembelajaran di dalam kelas dapat berupa kegiatan seperti : telaah buku,
telaah hasil penelitian, mengadakan percobaan di laboratorium, mengukur tinggi
benda menggunakan klinometer, dan sebagainya.
Pengalaman di luar kelas dilakukan dengan jalan mengunjungi objek studi
yang berada di luar kelas. Misalnya, melakukan observasi ragam tumbuhan pantai
dibandingkan dengan ragan tumbuhan di pegunungan bagi peserta didik yang
ingin mempelajari keanekaragaman makhluk hidup sesuai dengan karaktersitik
habitatnya dalam mata pelajaran sains.
Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, kegiatan pembelajaran
peserta didik meliputi kegiatan pembelajaran kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Kompetensi ranah kognitif meliputi menghafal, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mensintesiskan, dan menilai. Kegiatan pembelajaran yang relevan
dengan setiap tingkatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kegiatan pembelajaran untuk tingkat hafalan dapat berupa berlatih
menghafal verbal atau parafrase diluar kepala, berlatih menemukan taktik
menghafal misalnya menggunakan jembatan ingatan. Jenis materi pokok yang
perlu dihafal dapat berupa fakta, konsep, prinsip, dan prodseur. Pengalamn belajar
untuk tingkatan pemahaman dilakukan dengan jalan membandingkan
(menunjukkan persamaan dan perbedaan), mengidentifikasi karaktersitik,
menggeneralisasi, menyimpulkan dan sebagainya. Kegiatan pembelajaran
tingkatan aplikasi dapat dilakukan dengan jalan menerapkan rumus, dalil, prinsip
terhadap kasus-kasus nyata yang terjadi dilapangan.
Kegiatan pembelajaran tingkatan sintesis dilakukan dengan jalan
memadukan berbagai unsur atau komponen, menyusun, membentuk bangunan,
mengarang, melukis, menggambar, dan sebagainya. Kegiatan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar tingkatan penilaian dilakukan dengan jalan
memberikan penilaian (judgement) terhadap objek studi menggunakan kriteria

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


79
tertentu, misalnya menilai kesesuaian luasnya habitat dengan jumlah spesies yang
ada didalammnya.
Berkenaan dengan ranah psikomotorik, kompetensi yang dicapai meliputi
tingkatan gerakan awal, semi rutin, gerakan rutin. Untuk mencapai kompetensi
tersebut, kegiatan pembelajaran perlu dilakukan antara lain : pada tingkatan
penguasaan gerakan awal, peserta didik perlu berlatih menggerakkan sebagian
anggota badan. Pada tingkatan gerakan semi rutin, peserta didik perlu berlatih,
mencoba, atau menirukan gerakan yang melibatkan seluruh anggota badan. Pada
tingkatan gerakan rutin peserta didik perlu melakukan gerakan secara menyeluruh
dengan sempurna dan sampai pada tingkatan otomatis. Kegiatan pembelajaran
yang umum dilakukan untuk mencapai ketiga tingkatan tersebut adalah berlatih
dengan frekuensi tinggi dan intensif (drill), menirukan, mensimulasikan,
mendemonstrasikan gerakan yang ingin dikuasai dan sebagainya. Misalnya,
peserta didik mendemonstrasikan cara dalam praktiukm uji makanan,
mensimulasikan proses pernapasan perut dan pernapasan dada.
Berkenaan dengan ranah efektif, kompetensi yang ingin dicapai antara lain
meliputi tingkatan pemberian respon (responding), apresiasi (appreciating),
penilaian (valuing), dan internalisasi (internalization). Kegiatan pembelajaran
yang relevan dengan berbagai jenis tingkatan afektif tersebut antara lain : berlatih
memberikan respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan kepadanya,
berlatih menikmati atau menerima nilai, norma, serta objek yang mempunyai nilai
etika dan estetika dalam perilaku kehidupan sehari-hari. Secara konkrit kegiatan
pembelajaran yang perlu dilakukan agar peserta didik mencapai berbagai
tingkatan kompetensi afektif tersebut antara lain dengan mengamati dan
menirukan perilaku contoh/model/panutan, mendatangi objek studi yang dapat
memupuk pertumbuhan nilai, berbuat atau berpartisipasi aktif sesuai dengan
tuntutan nilai yang dipelajari dsb.
Pengembangan kecakapan hidup didasarkan atas pokok-pokok pikiran
bahwa hasil proses pembelajaran selain berupa penguasaan peserta didik terhadap
kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok tertentu, juga berupa kecakapan
lain yang secara implisit diperoleh melalui kegiatan pembelajaran secara
langsung. Hasil samping yang positif atau yang bermanfaat ini disebut juga
nurturant effects. Sebagai contoh, dalam mempelajari topik “Ekosistem”, selain
menguasai konsep ekosistem, pada diri peserta didik juga dihasilkan sikap peduli
terhadap lingkungan disekitarnya serta bisa menjaga dan melestarikan
keberlansungan ekosistem. Sehubungan dengan itu, dalam mengembangkan
pembelajaran perlu dipilih alternatif kegiatan pembelajaran yang semaksimal
mungkin membantu peserta didik memiliki kecakapan hidup yang relevan dengan
kebutuhan peserta didik untuk mempertahankan, dan mengembangkan hidup
dalam masyarakat. Secara khusus, dengan kecakapan hidup yang diperoleh

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


80
melalui kegiatan pembelajaran diharapakan peserta didik baik sebagai individu,
maupun sebagai warga masyarakat dapat memecahkan masalah-masalah baru
dengan menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang telah dipelajari.
Jenis-jenis kecakapan hidup yang perlu dikembangkan melalui kegiatan
pembelajaran meliputi : 1) kesadaran diri, 2) kecakapan berpikir rasional, 3)
kecakapan sosial, 4) kecakapan akademik, dan 5) kecakapan vokasional.
Strategi pengembangan kecakapan hidup dapat ditempuh dengan cara
menganalisis bahan ajar, menganalisis keadaan lingkungan dan keperluan
masyarakat. Pada kompetensi dasar tertentu dapat diterapkan kecakapan hidup,
dan selanjutnya dikembangkan materi pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran
yang diperlukan siswa.
d. Indikator Pencapaian
Indikator dikembangkan dari kompetensi dasar dengan memperhatikan
materi dengan menggunakan kata kerja operasional dengan tingkat berpikir yang
menengah dan tinggi. Tiap kompetensi dasar dapat dijabarkan menjadi 3 atau
lebih indikator. Setiap indikator dapat dibuat 3 butir soal atau lebih.
Pengembangan indikator dan penentuan soal ujian dilakukan oleh sekolah, dalam
hal ini adalah guru. Dengan demikian guru dituntut agar memiliki kemampuan
untuk mengembangkan kompetensi dasar menjadi sejumlah indikator dan
indikator menjadi sejumlah soal ujian.
Indikator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan
cakupan materinya sudah terbatas. Kata kerja opersional yang digunakan pada
indikator diantaranya menghitung, mengidentifikasi, menafsirkan,
membandingkan, membedakan, merangkum, menyimpulkan, dan sejenisnya.
Indikator juga digunakan untuk mengembangkan instrumen nontes, seperti
pengukuran minat, sikap, motivasi, dan sejenisnya. Misalnya kita ingin mengukur
minat seseorang mempelajari bahasa inggris, maka terlebih dahulu didefenisikan
secara operasional apa itu minat. Defenisi ini selanjutnya diuraikan menjadi
sejumlah indikator untuk menyatakan ciri-ciri orang berminat dan tidak berminat
dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan. Misalnya ciri-ciri orang yang berminat
adalah catatan lengkap, selalu hadir dikelas, sering mengajukan pertanyaan, dan
sebagainya.
Soal ujian yang digunakan harus diusahakan agar memberi informasi yang
sahih dan andal. Sahih memiliki tiga makna, sahih konstruk, sahih isi, dan sahih
prediktif. Sahih konstruk adalah kesesuaian antara yang diukur dengan yang
direncanakan akan diukur, sahih isi adalah sejauh mana bahan ujian mewakili
bahan ajar yang ada disilabus. Sahih prediktif memiliki makna sejauh mana skor
tes dapat memprediksi keberhasilanpeserta didikpada masa mendatang.
Andal berkaitan dengan kesalahan pengukuran yang sering dinyatakan
dengan indeks keandalan. Indeks keandalan bias dikategorikan tiga, yaitu

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


81
konsistensi internal, stabilitas, dan antar penilai. Indeks keandalan dalam arti
konsistensi internal besarnya bias dihitung dengan berbagai formula, salah
satunya yang banyak digunakan adalah formula alpha-Cronbach. Suatu tes
dilaksanakan sekali, dan selanjutnya bisa dihitung indeks keandalannya. Indeks
keandalan dalam arti stabilitas, suatu tes dilaksanakan dua kali, hasilnya kemudian
dikorelasikan. Keandalan dalam makna kesesuaian antar penilai, peserta didik
yang diuji dinilai oleh dua orang atau lebih, hasilnya dikorelasikan. Besarnya
indeks keandalan tidak diuji secara statistik karena yang penting adalah besarnya
kesalahan pengukuran sehingga yang diperlukan adalah bukti-bukti bahwa skor
itu andal.
Semua pencapaian belajar peserta didik harus dilaporkan kepada pihak
terkait. Ada yang untuk peserta didik, kepala sekolah, dan masyarakat. Laporan
perkembangan hasil belajar peserta didik tidak hanya berupa angka tetapi
deskripsi tentang kompetensi dasar yang belum dimiliki apabila ada. Betuk
laporan ini berupa profil kemajuan belajar siswa. Sesuai dengan kompetensi
lulusan yang ingin dicapai maka profil hasil belajar peserta didik juga mencakup
ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
e. Penilaian
Evaluasi terhadap tingkat pencapaian hasil pembelajaran peserta didik harus
selalu dilakukan agar kualitas proses pembelajaran bisa selalu ditingkatkan.
Evaluasi memerlukan data untuk diolah menjadi informasi dan selanjutnya
digunakan untuk membuat kebijakan. Salah satu cara yang sering dilakukan untuk
memperluas data tentang hasil pembelajaran peserta didik adalah dengan
melakukan ujian. Namun perlu disadari bahwa tidak semua hasil belajar peserta
didik dapat dilihat melalui ujian. Penilaian yang dilakukan disekolah hanya
mampu menjaring sebagian informasi tentang hasil belajar siswa, terutama aspek
kognitif dan psikomotor. Hasil ujian ini harus memberi informasi yang akurat
kepada peserta didik, orang tua, guru dan masyarakat agar dapat meningkatkan
kinerjanya.
Dalam rangka penilaian hasil belajar peserta didik, Kompetensi inti
Nasional dijabarkan menjadi kompetensi dasar, selanjutnya diuraikan menjadi
sejumlah indikator dan kemudian dikembangkan sejumlah butir soal. Hasil ujian
dianalisis untuk mengetahui kompetensi dasar yang telah dicapai dan yang belum
dicapai, hasilnya digunakan untuk menetapkan program perbaikan. Untuk
keperluan pembelajaran, standar kemampuan lulusan yang ditetapkan harus
dijabarkan menjadi kompetensi inti untuk setiap mata pelajaran, dan selanjutnya
setiap kompetensi inti ini dijabarkan menjadi kompetensi dasar. Kegiatan
berikutnya adalah memilih materi pokok yang esensial untuk mencapai
kompetensi dasar tersebut. Setelah itu adalah menentukan kegiatan pembelajaran
untuk tiap kompetensi dasar.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


82
Kegiatan pembelajaran peserta didik dirancang sesuai dengan lingkungan
tempat peserta didik belajar. Hal ini sering disebut dengan pembelajaran yang
kontekstual. Kegiatan pembelajaran adalah interaksi antara peserta didik dengan
bahan ajar. Bahan ajar ini biasa berupa buku, peralatan, lapangan, alam sekitar,
dan sejenisnya. Selanjutnya ditentukan indikator pencapaiannya. Indikator
pencapaian ini menggunakan kata kerja operasional dengan tingkat berpikir yang
menengah dan tinggi untuk peringkat SLTP. Indikasi kata kerja operasional yang
tepat adalah bukan kata kerja yang menanyakan masalah hapalan.
Indikator ini digunakan untuk menentukan soal ujian. Perlu diingat bahwa
tiap indikator harus bisa dibuat butir soal ujian sebanyak tiga butir atau lebih.
Setelah menentukan indikator, selanjutnya menentukan penilaianya, yang terdiri
dari jenis tagihan dan bentuk soal. Jenis tagihan adalah berbagai jenis ujian atau
ulangan, dan tugas-tugas baik mandiri maupun kelompok.

C. RANGKUMAN
Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab
yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
melaksanakan tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelejen harus
ditunjukkan sebagai kemampuan, ketepatan dan keberhasilan bertindak. Tingkat
Kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi
lulusan yang telah ditetapkan dalam Kompetensi inti Lulusan. Tingkat
Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang
harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan dalam rangka
pencapaian Kompetensi inti Lulusan. Tingkat Kompetensi dikembangkan
berdasarkan kriteria; (1) Tingkat perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi
kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi yang berjenjang.
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada
Kompetensi inti Lulusan dan Standar Isi. Kompetensi inti Lulusan memberikan
kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi
memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang
diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

D. BAHAN BACAAN
Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Abdul Majid. 2014. Implementasi Kurikulum 2013; Kajian Teoritis Dan Praktis.
Interes Media. Bandung.

Ibrahim, R. 2003. Perencanaan Pengajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


83
Ibrahim, R., Nanah Sodih, 2003, Perencanaan Pembelajaran. Rineka Cipta.
Jakarta

Kemendikbud. 2016. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 20-24


Tahun 2016. Jakarta.

Kunandar. 2007. Guru Profesional. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Rosdakarya. Bandung.

Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Remaja Rosda Karya.
Bandung.

Syafarudin Nurdin dan Adriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Raja


Grafindo Persada. Jakarta.

Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana.


Jakarta.

E. TES FORMATIF
Untuk memperjelas pemahaman anda tentang penjabaran materi kurikulum,
cobalah kerjakan latihan berikut ini :
1. Jelaskan perbedaan kompetensi,kompetensi inti dan kompetensi dasar!
2. Jelaskan 4 jenis pengklasifikasian materi pokok!
3. Jelaskan mengapa kompetensi dasar merupakan acuan dalam memilih
materi pokok?
4. Jelaskan bagaimana kegiatan pembelajaran dapat dilakukan diluar kelas?
5. Buatlah jenis, bentuk dan contoh tagihan dalam penilaian untuk
kompetensi dasar tertentu!

F. PETUNJUK JAWABAN
1. Lihat pengertian kompetensi, kompetensi inti dan kompetensi dasar
2. Lihat jenis-jenis materi pokok
3. Lihat penjelasan kompetensi dasar
4. Lihat penjelasam kegiatan pembelajaran
5. Lihat penjelasan sistem penilaian

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


84
G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT
Setelah mengerjakan Tes Formatif, bandingkanlah jawaban Anda dengan
petunjuk jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Apabila jawaban yang benar
minimal 80%, maka Anda dinyatakan berhasil dengan baik. Anda dapat
melanjutkan untuk mempelajari unit selanjutnya. Sebaliknya, bila tingkat
penguasaan Anda kurang dari 80%, silakan pelajari kembali uraian yang terdapat
dalam subunit sebelumnya, khususnya pada bagian yang belum Anda kuasai.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


85
BAB 5
PROGRAM TAHUNAN (PROTA), PROGRAM
SEMESTER (PROMES), DAN PENGEMBANGAN
SILABUS
Mariani NL

A. PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan materi tentang prota, promes dan pengembangan
silabus pembelajaran IPA-SMP dan Biologi-SMA. Pada setiap komponen prota,
promes dan pengembangan silabus diberikan penjelasan dan contoh yang relevan
pada bidang studi IPA-SMP dan Biologi-SMA.
Bab ini menjadi salah satu bagian utama dalam memenuhi capaian
pembelajaran dalam mata kuliah Telaah kurikulum dan perencanaan pembelajaran
Biologi.
Materi ini akan membantu mahasiswa untuk memahami prota, promes dan
pengembangan silabus serta pengaplikasiannya pada pembelajaran IPA dan
Biologi.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang prota, promes dan pengembangan silabus serta
pengaplikasiannya pada pembelajaran IPA dan Biologi.
Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi, diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian prota dalam pembelajaran
2. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan prota dalam pembelajaran
3. Menjelaskan pengertian promes dalam pembelajaran
4. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan promes dalam pembelajaran
5. Menjelaskan pengertian dan komponen silabus dalam pembelajaran
6. Menjelaskan tujuan dan fungsi pengembangan silabus dalam pembelajaran
7. Menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan silabus dalam pembelajaran

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


86
B. URAIAN MATERI
B.1 PROGRAM TAHUNAN (PROTA)
a. Pengertian dan Komponen Prota
Prota adalah perencanaan untuk kurun waktu satu tahun yang berisi KI,
KD, dan alokasi waktu pembelajaran untuk setiap KI/KD. Penyusunan prota yang
merupakan bagian dari pengembangan silabus itu adalah membuat alokasi waktu
untuk setiap topik bahasan dalam satu tahun pelajaran. Pengalokasian waktu pada
prota ini ditetapkan besarannya secara global pada setiap topik satuan bahasan
sesuai cakupan lingkup bahasan pada KI dan KD berdasarkan kalender
pendidikan, dan jumlah minggu efektif dalam satu tahun pelajaran.
Dalam menelaah kalender pendidikan untuk alokasi waktu perlu
diperhatikan beberapa hal yang terkait dengannya, yaitu :
1) Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan
2) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan
3) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,
meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk
muatan lokal ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
4) Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur
dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional dan hari libur khusus.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


87
Untuk lebih jelasnya alokasi waktu pada kalender pendidikan dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5.1 Alokasi waktu pada Kalender Pendidikan
No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan
1 Minggu efektif Minimum 34 minggu Digunakan untuk kegiatan
belajar dan maksimum 38 pembelajaran efektif pada setiap
minggu satuan pendidikan
2 Jeda tengah Maksimum 2 minggu Satu minggu setiap semester
semester
3 Jeda antar Maksimum 2 minggu Antara semester I dan II
semester
4 Libur akhir tahun Maksimum 3 minggu Digunakan untuk penyiapan
pelajaran kegiatan dan administrasi akhir
dan awal tahun pelajaran
5 Hari libur 2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan
keagamaan libur keagamaan lebih panjang
dapat mengaturnya sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif
6 Hari libur Maksimum 2 minggu Disesuaikan dengan peraturan
umum/nasional pemerintah
7 Hari libur khusus Maksimum 1 minggu Untuk satuan pendidikan sesuai
dengan cirri kekhususan masing-
masing
8 Kegiatan khusus Maksimum 3 minggu Digunakan untuk kegiatan yang
sekolah/madrasah diprogramkan secara khusus oleh
sekolah/madrasah tanpa
mengurangi jumlah minggu
efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.

Adapun komponen utama dalam penyusunan Program Tahunan meliputi: (1)


Kompetensi Dasar, (2) Topik Bahasan, dan (3) Alokasi waktu topik bahasan pada
setiap KD. Perhitungan minggu efektif satu tahun dapat dilihat pada contoh
format berikut:

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


88
PENGHITUNGAN MINGGU EFEKTIF SATU TAHUN (SEMESTER
GASAL DAN GENAP) TAHUN PELAJARAN: 2017/2018
MINGGU
JUMLAH MINGGU
SEMESTER BULAN TIDAK KETERANGAN
MINGGU EFEKTIF
EFEKTIF
Juli
Agustus
September
I Oktober
November
Desember
JUMLAH

Januari
Februari
Maret
II April
Mei
Juni
JUMLAH

JUMLAH
JUMLAH SEMSTER I DAN II
Pekanbaru,…………………………….2017
Guru Mata Pelajaran

(…………………………………)

Penyususnan Prota dan Promes merupakan bagian dari pengembangan


kurikulum. Karena itu sebelum penyusunan silabus terlebih dahulu dilakukan
penyusunan Prota dan Promes. Berikut ini dikemukakan langkah-langkah
penyusunannya.
b. Langkah-langkah penyusunan Prota
1) Menelaah kalender pendidikan, dan ciri khas sekolah/madrasah berdasarkan
kebutuhan tingkat satuan pendidikan
2) Menandai hari-hari libur, permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar,
waktu pembelajaran efektif (per minggu). Hari-hari libur meliputi: (1) jeda
tengah semester, (2) jeda antar semester, (3) libur akhir tahun pelajaran, (4)

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


89
hari libur keagamaan, (5) hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional,
dan (6) hari libur khusus. Hari-hari libur tersebut dapat mengurangi jumlah
minggu efektif yang tersedia dalam satu tahun pelajaran.
3) Menghitung jumlah minggu efektif setiap bulan dan semester dalam satu
tahun, dan memasukkan dalam format matrik yang tersedia.
4) Mendistribusikan alokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata pelajaran,
pada setiap KD dan topik bahasannya pada minggu efektif, sesuai ruang
lingkup cakupan materi, tingkat kesulitan dan pentingnya materi tersebut,
serta mempertimbangkan waktu untuk ulangan serta reviw materi.

PROGRAM TAHUNAN

SATUAN PENDIDIKAN : ……………………………………..


MATA PELAJARAN : …………………………………….
KELAS/PROGRAM : ……………………………………..
TAHUN PELAJARAN : ……………………………………..
KONSEP/SUB
*KI KOMPETENSI KONSEP **ALOKASI
***KET
Semst I DASAR (KD) (POKOK WAKTU
BAHASAN)

JUMLAH
KONSEP/SUB
KI KOMPETENSI KONSEP **ALOKASI
***KET
Semst II DASAR (KD) (TOPIK WAKTU
BAHASAN)

JUMLAH
JUMLAH SEMESTER I DAN II
Pekanbaru,……………2017

Mengetahui:
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

(……………………….) (………………………)
*Kompetensi Inti
**Jumlah pertemuan dan jumlah jam pelajaran (JP)
***Jumlah menit (Jumlah JP x Menit setiap JP)

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


90
1. PROGRAM SEMESTER (PROMES)
a. Pengertian dan Komponen Promes
Promes adalah perencanaan untuk kurun waktu satu semester yang berisi
KI/KD dan alokasi waktu pembelajaran untuk setiap KI/KD dan waktu
pelaksanaan pembelajaran setiap minggunya. Promes merupakan salah satu
bagian dari program pembelajaran yang memuat alokasi waktu untuk setiap
topik satuan bahasan pada setiap semester. Pengalokasian waktu pada program
semester diberikan secara lebih rinci dari pengalokasian waktu pada prota.
Pada promes setiap topic satuan bahasan dikembangkan menjadi sub-sub topik
dan ditentukan alokasi waktunya. Selanjutnya dibuat distribusi waktu disetiap
minggu efektif pada setiap bulan Juli sampai dengan Desember dan semester
genap, yaitu bulan Januari sampai Juni.
Beban belajar dapat digunakan sistem paket dan sistem kredit semester
(SKS). Sistem paket dapat digunakan oleh semua tingkat satuan pendidikan,
sementara sistem SKS hanya dapat digunakan oleh SMP/MTs/SMPLB
kategori mandiri, dan oleh SMA/MA/SMALB/MAK kategori standard an
mandiri.
Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam
satuan jam pembelajaran, dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang
dibutuhkan oleh peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui
sistem tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap
muka per jam pada setiap tingkat satuan endidikan ditetapkan sebagai berikut:
Tabel 5.2 Alokasi waktu ditinjau dari jam pelajaran dan tatap muka
No Tingkat Satuan Jam Pembelajaran (JP) & Minggu efektif satu
Pendidikan Keg. Tatap Muka per Jam tahun pelajaran
1 SD (Kelas I-VI) 3 JP (3x35 Menit) 34 – 38
2 SMP (Kelas VII-IX) 2 JP(2 x 40 Menit) 34 – 38
3 SMA (Kelas X-XII) 2 JP (3 x 45 Menit) 34 – 38

Pengalokasian jam pembelajaran tersebut sebagaimana tertera dalam struktur


kurikulum; berikut ini dikemukakan alokasi waktu :
1) Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak
terstruktur dalam sistem paket untuk SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan
SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka
mata pelajaran yang bersangkutan. Pemanfaatna alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta didik dalam mencapai
kompetensi.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


91
2) Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktek disekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik diluar sekolah setara
dengan satu jam tatap muka.
3) Alokasi waktu untuk tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan
mandiri tidak terstruktur untuk SMP/MTs dan SMA/MA/SMK/MAK yang
menggunakan sistem SKS mengikuti aturan sebagai berikut.
4) Satu SKS pada SMP/MTs terdiri atas: 40 menit tatap muka, 20 menit
kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
5) Satu SKS pada SMA/MA/SMK/MAK terdiri atas: 45 menit tatap muka,
25 menit kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
Adapun komponen utama promes meliputi :
1) Kompetensi dasar
2) Topik dan sub topik bahasan, serta:
3) Alokasi waktu topik dan sub topik selaras dengan KD dan indikator untuk
setiap minggu pada setiap bulan selama satu semester.
b. Langkah-langkah Penyusunan Promes
1) Memasukkan KD, topik dan subtopik bahasan dalam format promes
2) Menetukan jumlah jam pada setiap kolom minggu dan jumlah tata muka
perminggu untuk setiap mata pelajaran
3) Mengalokasikan waktu sesuai kebutuhan bahasan topik dan subtopic
dengan membubuhkan tanda (Check list) pada kolom minggu dan bulan.
4) Membuat catatan atau keterangan untuk bagian-bagian yang membutuhkan
penjelasan.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


92
Contoh Format PROMES

PROGRAM ALOKASI WAKTU PER SEMESTER


MATA PELAJARAN :………………………………………………
KELAS :………………………………………………
SEMESTER :………………………………………………
TAHUN PELAJARAN :………………………………………………
KONSEP/ MATERI
POKOK/TOPIK
No. Diberikan pada bulan dan pertemuan Ke….. %
BAHASAN DAN Jmlh Jam
KD Daya
SUB TOPIK
Serap
BAHASAN
tiap
(alokasi
Juli Agustus September Oktober November Desember MP
waktu)
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


93
Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi
94
MATA PELAJARAN :………………………………………………
KELAS :………………………………………………
SEMESTER :………………………………………………
TAHUN PELAJARAN :………………………………………………
KONSEP/ MATERI POKOK/TOPIK Diberikan pada bulan dan pertemuan Ke…..
Jmlh Jam
BAHASAN DAN SUB TOPIK BAHASAN % Daya Serap
No.
(alokasi waktu) tiap TP
Februari Maret April Mei Juni
Januari
KONSEP/ MATERI
POKOK/TOPIK
No. Jmlh Diberikan pada bulan dan pertemuan Ke….. % Daya
BAHASAN DAN
KD Jam Serap tiap
SUB TOPIK
TP
BAHASAN
Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

Diisi menurut kalender pendidikan

Mengetahui
Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi
95
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,

………………………… ……………………………………..

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


96
2. PENGEMBANGAN SILABUS
Silabus berkaitan dengan kurikulum, maka pengembangan silabus juga
berkaitan dengan pengembangan kurikulum. A. Glattron (1987) menyatakan,
kurikulum adalah rencana-rencana yang dibuat membimbing dalam belajar di
sekolah yang biasanya meliputi dokumen, jenjang secara umum, dan aktualisasi
rencana-rencana dikelas, sebagai pengalaman peserta didik, yang telah dicatat dan
ditulis oleh seorang ahli; pengalaman-pengalaman tersebut ditempatkan dalam
lingkungan belajar yang juga mempengaruhi apa yang dipelajari (S. Nasution,
1994).
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003,
mengemukakan defenisi kurikulum buku yaitu: “seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu”.
Untuk menerapkan kurikulum dalam pembelajaran diperlukan
pengembangan kurikulum. Dalam peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah dalam mekanisme perencanaan pembelajaran yang harus
dipersiapkan guru sebelum melakukan pembelajaran, maka sekurang-kurangnya
perlu untuk menyusun berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).

1. Pengertian dan Komponen Silabus


Silabus dapat didefenisikan sebagai “garis-garis besar, ringkasan, ikhtisar,
pokok-pokok isi atau materi pembelajaran” (Salim,1087). Dalam hal ini silabus
merupakan rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran
tertentu sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, penguratan, dan penyajian
materi kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan dan ciri daerah setempat.
Bandar Standar Nasional Pendidikan (BSNP) mendefenisikan silabus
sebagai “rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar
(KD), materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan
penjabaran kompetensi inti dan kompetensi dasar kedalam materi pokok atau
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian” (BSNP, 2006).
Dalam hal ini silabus dapat dikatakan sebagai salah satu produk
pengembangan kurikulum dalam menjabarkan lebih lanjut terhadap KI dan KD
menjadi garis-garis besar program pembelajaran, atau ringkasan materi pokok
setiap tema/mata pelajaran. Sebagai rancangan program pembelajaran, isi yang

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


97
terkandung dalam silabus adalah rencana bahan ajar untuk mata pelajaran tertentu,
pada jenjang pendidikan dan kelas tertentu, sebagai hasil dari pengelompokan,
penguraian, dan penyajian materi yang selaras dengan KI dan KD.
Adapun komponen silabus secara umum mencakup unsur-unsur yang
menjawab tiga masalah pembelajaran, yaitu:
a. Kompetensi yang akan dikembangkan pada peserta didik
b. Cara mengembangkan kopetensi tersebut kepada peserta didik
c. Cara mengetahui bahwa kompetensi tersebut sudah dicapai atau dikuasai oleh
peserta didik.
Komponen ini dapat dikembangkan sesuai kebutuhan untuk mencapai
tujuan (KI dan KD) pembelajaran. Dalam Permendikbud No.103 tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
dijelaskan ada delapan komponen silabus; yaitu (1) Identitas Silabus, (2) KI, (3)
KD, (4) materi pembelajaran, (5) kegiatan pembelajaran , (6) penilaian, (7) alokasi
waktu, dan (8) sumber belajar. Kedelapan komponen ini dijadikan acuan
penyusunan silabus.
Dari segi unit waktu, silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh
alokasi waktu yang disediakan untuk suatu mata pelajaran, selama
penyelenggaraan pendidikan di tingkat satuan pendidik. Implementasi silabus
dalam pembelajaran setiap semester menggunakan penggalan silabus sesuai
dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar mata pelajaran, dengan alokasi
waktu yang tersedia sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum. Khusus untuk
SMK/MAK digunakan penggalan silabus berdasarkan satuan kompetensi, karena
pembelajaran di sekolah kejuruan ini menggunakan durasi waktu.
Ketentuan mengenai mata pelajaran beserta alokasi waktunya untuk masing-
masing tingkat satuan pendidikan berpedoman pada struktur kurikulum yang
tercantum dalam Standar Isi (SI). Pengaturan untuk alokasi waktu untuk setiap
mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun
pelajaran dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar yang
tetap.

2. Tujuan dan Fungsi Pengembangan Silabus


Pengembangan silabus ditujukan kepada guru dan kelompok guru mata
pelajaran disekolah/madrasah, musyawarah guru mata pelajaran, dan dinas
pendidikan. Sejalan dengan itu maka tujuan pengembangan silabus adalah
membantu guru dan tenaga kepandidikan lainnya dalam menjabarkan kompetensi
dasar menjadi perancanaan pembelajaran.
Adapun fungsi pengembangan silabus secara umum adalah:
a. Sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran, seperti (1) pembuatan
rencana pengelolaan pembelajaran baik secara klasikal, kelompok kecil

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


98
maupun pembelajaran secara individual; (2) penyusunan materi ajar; (3)
pengembangan sistem penilaian dalam pelaksanaan pembelajaran berbasi
kompetensi, yaitu sistem penilain yang selalu mengacu kepada Kompetensi
Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator pembelajaran yang terdapat didalam
silabus.
b. Dalam hal ini silabus merupakan sumber pokok dalam penyusunan rencana
pembelajaran, baik rencana pembelajaran untuk satu Kompetensi Inti maupun
satu Kompetensi Dasar.
c. Hasil pengembangan silabus dalam bentuk prangkat pembelajaran berfungsi
sebagai alat untuk aktualisasi kurikulum secara operasional pada tingkat satuan
pendidikan, sehingga memudahkan guru dalam melakukan tugas pembelajaran.
Dengan adanya rancangan pembelajaran guru akan lebih terarah dalam
penyajian materi ajar atau pengalaman-pengalaman belajar, sehingga dapat
menumbuhkan minat dan motivasi belajar peserta didik.

3. Pengembangan Silabus dan Prinsip-Prinsip Pengembangannya


Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh guru secara mandiri atau
kelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Kelompok Kerja Guru (KKG), dan
Mapenda Kandapeg Kabupaten/Kota.
Guru dapat menyusun silabus secara mandiri apabila yang bersangkutan
mampu mengenali karakteristik peserta didik, kondisi sekolah/madrasah dan
lingkungannya. Apabila guru mata pelajar karena sesuatu hal, belum dapat
melaksanakan pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak
sekolah/madrasah dapat mengusahakan untuk membentuk kelompok guru mata
pelajaran untuk mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah/
madrasah tersebut.
Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu disusun secara
bersama oleh guru yang terkait. Sekolah/madrasah yang belum mampu
mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya bergabung dengan
sekolah/madrasah lain melalui forum MGMP/KKG untuk sama-sama
mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah/madrasah dalam
lingkup MGMP/KKG setempat. Sebagaimana dikemukakan oleh BSNP,
pengembangan silabus dilakukan berdasarkan pada prisip-prinsip tertentu, sebagai
berikut:
a. Ilmiah. Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam
silabus harus benar dan dapat dipertaggungjawabkan secara keilmuan.
b. Relevan. Cakupan, kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian
materi dalam silabus sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual,
sosial, emosional, dan spiritual peserta didik.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


99
c. Sistematis. Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara
funsional dalam mencapai kompetensi.
d. Konsisten. Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat asas) antara
kompetensi dasar, indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian.
e. Memadai. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber
belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar.
f. Aktual dan Kontekstual. Cakupan indikator, materi pokok, pengalaman
belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan
ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa
yang terjadi.
g. Fleksibel. Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman
peserta didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi dimadrasah
dan tuntutan masyarakat.
h. Menyeluruh. Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah kompetensi
(kognitif, afektif, psikomotor).

4. Langkah-langkah Pengembangan Silabus


a. Mengkaji Kompetensi Inti (KI)
1) KI 1 yang berhubungan dengan Spiritual Keagamaan
2) KI 2 yang berhubungan dengan Sosial Kemasyarakatan
3) KI 3 yang berhubungan dengan Ilmu Pengetahuan
4) KI 4 yang berhubungan dengan Keterampilan

b. Mengkaji Kompetensi Dasar


1) Mengkaji Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran sebagaimana tercantum
pada Standar Isi, dengan memperhatikan hal-hal berikut: mengurutkan KI
dan KD berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat kesulitan
materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di Standar Isi (SI);
2) Menggambarkan adanya keterkaitan antar KI dan KD dalam mata pelajaran;
3) Menunjukan adanya keterkaitan antar KI dan KD antara mata pelajaran.

c. Mengembangkan Indikator Pencapaian Kompetensi


Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukan
tanda-tanda, perbuatan dan atau respons yang dilakukan atau ditampilkan oleh
peserta didik. Indikator dirumuskan sesuai dengan karakteristik satuan pendidik,
potensi daerah dan peserta didik dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan atau dapat diobservasi. Indikator digunakan sebagai dasar dalam
menyusun alat penilaian. Kriteria indikator adalah sebagai berikut:

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


100
1) Sesuai tingkat perkembangan berfikir peserta didik.
2) Berkaitan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar.
3) Memerhatikan aspek manfaat dalam kehidupan sehari-hari (life skills).
4) Menunjukan pencapaian hasil belajar peserta didik secara utuh (kognitif,
afektif, psikomotor).
5) Memperhatikan sumber-sumber belajar yang relevan.
6) Dapat diukur atau dikuantifikasi.
7) Memperhatikan ketercapaian standar kelulusan secara nasional.
8) Berisi kata kerja operasional.
9) Tidak mengandung pengertian ganda (ambigu).

d. Mengidentifikasi Materi Pembelajaran


Materi pembelajaran dapat berasal dari buku teks pelajaran dan buku
panduan guru, sumber belajar lain berupa muatan lokal, materi kekinian, konteks
pembelajaran dari lingkungan sekitar yang dikelompokkan menjadi materi untuk
pembelajaran reguler, pengayaan, dan remedial.
Dalam mengidentifikasi materi pokok/materi ajar harus dipertimbangkan:
1) Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual
peserta didik
2) Kebermanfaatan bagi peserta didik
3) Struktur keilmuan
4) Kedalaman dan keluasan materi
5) Relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
6) Alokasi waktu
Selain itu harus memerhatikan materinya teruji kebenaran dan
kesahihannya:
1) Tingkat kepentingan: materi yang diajarkan benar-benar diperlukan oleh
peserta didik.
2) Kebermanfaatan: materi tersebut memberikan dasar-dasar pengetahuan dan
keterampilan pada jenjang berikutnya.
3) Layak dipelajari: materi layak dipelajari baik dari aspek tingkat kesulitan
maupun aspek pemanfaatan bahan ajar dan kondisi setempat.
4) Menarik minat: materinya menarik minat peserta didik dan memotivasinya
untuk mempelajari lebih lanjut.

e. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan
peserta didik dalam berinteraksi dengan bahan ajar. Kreteria mengembangkan
kegiatan pembelajaran sebagai berikut:

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


101
1) Kegiatan pembelajaran disusun bertujuan untuk memberikan bantuan
kepada para pendidik, khususnya guru, agar guru dapat bekerja dan
melaksakan proses pembelajaran secara profesional sesuai dengan tuntutan
kurikulum.
2) Kegiatan pembelajaran disusun berdasarkan atas satu tuntutan kompetensi
dasar secara utuh.
3) Kegiatan pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan
oleh peserta didik secara berurutan untuk mencapai kompetensi dasar.
4) Kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik (student centered). Guru
harus selalu berfikir kegiatan apa yang bisa dilakukan agar peserta didik
memiliki kompetensi yang telah ditetapkan.
5) Materi (content) Kegiatan pembelajaran dapat berupa pengetahuan, sikap,
dan keterampilan.
6) Perumusan pengalaman belajar harus jelas.
7) Penentuan urutan langkah pembelajaran sangat penting artinya bagi materi-
materi yang memerlukan prasyarat tertentu.
8) Pendekatan pembelajaran yang digunakan bersifat spriral (mudah ke sukar;
konkret ke abstrak; dekat ke jauh) dan juga memerlukan urutan
pembelajaran yang terstruktur.
9) Rumusan pernyataan dalam kegiatan pembelajaran minimal mengandung
dua unsur penciri yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar
peserta didik, yaitu kegiatan peserta didik dan materi.

Dalam memilih kegiatan pembelajaran peserta didik mempertimbangkan


ketentuan sebagai berikut:
1) Memberi peluang bagi peserta didik untuk mencari, mengolah dan
menemukan sendiri pengetahuan, dibawah bimbingan guru.
2) Mencerminkan ciri khas dalam pengembangan kemampuan mata pelajaran.
3) Disesuaikan dengan kemampuan peserta didik, sumber belajar dan sarana
yang tersedia.
4) Bervariasi dengan mengkombinasikan kegiatan individu atau perorangan,
berpasangan, kelompok dan klasikal.
5) Memerhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual peserta didik
seperti: bakat, minat, kemampuan, latar belakang keluarga, sosial-ekonomi
dan budaya serta masalah khusus yang dihadapi peserta didik yang
bersangkutan.

f. Pengembangan Penialaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


102
yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi
informasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan.
Penilaian pencapaian kompetensi peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk
tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian
diri. Kriteria penilaian meliputi:
1) Penulisan jenis penilaian harus disertai dengan aspek-aspek yang akan
dinilai sehingga memudahkan dalam pembuatan soal-soalnya.
2) Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian indikator.
3) Penilaian mengguanakan acuan kreteria; yaitu berdasarkan apa yang bisa
dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran, dan bukan
untuk menentukan posisi seseorang terhadap kelompoknya.
4) Sistem yang direncanakan adalah sistem penilaian yang berkelanjuatan.
5) Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindakan perbaikan, berupa
program remedi. Apabila peserta didik belum menguasai suatu kompetensi
dasar, ia harus mengikuti proses pembelajaran lagi, sedang bila telah
menguasai kompetensi dasar, ia diberi tugas pengayaan.
6) Peserta didik yang telah menguasai semua atau hampir semua kompetensi
dasar dapat diberikan tugas untuk mempelajari kompetensi dasar berikutnya.
7) Dalam sistem penilaian berkelanjutan, guru harus membuat kisi-kisi
penilaian dan rancangan penilaian secara menyeluruh untuk satu semester
dengan menggnakan teknik penilaian yang tepat.
8) Penilaian dilakukan untuk menyeimbangkan berbagai aspek pembelajaran:
kognitif, afektik, dan psikomotorik dengan menggunakan berbagai model
penilaian, formal dan tidak formal secara berkesinambunagan.
9) Penilaian merupakan suatu proses pengumpulan pelajaran dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar peserta didik dengan menerapkan prinsip
penilaian berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat dan konsisten.
10) Penilaian merupakan proses identifikasi pencapaian kompetensi dan hasil
belajar yang dikemukakan melalui pernyataan yang jelas tentang standar
yang harus dan telah dicapai disertai dengan peta kemajuan hasil belajar
peserta didik.
11) Penilaian berorientasi pada Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan
Indikator, dengan demikaian hasil penilaian akan memberikan gambaran
mengenai perkembangan pencapaian kompetensi.
12) Penilaian dilakukan secara berkelanjutan (direncanakan dan dilakukan terus-
menerus) guna mendapatkan gambaran yang utuh mengenai perkembangan
peserta didik, baik sebagai efek langsung (main effect) maupun efek
pengiring (nurturant effect) dari proses pembelajaran.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


103
13) Sistem penilaian harus sesuai dengan kegiatan pembelajaran yang ditempuh
dalam proses pembelajaran. Misalnya, jika pembelajaran menggunakan
pendekatan tugas observasi lapangan maka evaluasi harus diberikan baik
pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik wawancara, maupun
produk/hasil melakukan observasi lapangan yang berupa informasi yang
dibutuhkan.

g. Pengalokasian Waktu
Alokasi waktu adalah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian satu
Kompetensi Dasar, dengan memerhatikan:
1) Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif.
2) Penentuan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar per semestera, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.

h. Menentukan Media/Alat, Bahan dan Sumber


Menentukan sumber belajar didasarkan pada kompetensi inti dan
kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi.
1) Media. Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar. Misalnya: buku, film, kaset, dan lain
sebagainya.
2) Alat. Alat adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses praktikum
atau pembelajaran lain, alat untuk mata pelajaran Bilogi misalnya: miniatur
ekosistem, torso, vidio/film tentang mekanisme pada sistem pencernaan,
gambar berbagai hewan dan tumbuhan, rekaman suara hewan dan lain-lain
3) Sumber. Sumber belajar adalah rujukan/literatur, objek dan/atau bahan
yang digunakan dalam menyusun silabus dan kegiatan pembelajaran, yeng
berupa media cetak dan elektronik, narasumber, serta lingkungan fisik,
alam, sosial, dan budaya.

i. Proses Penyusunan Silabus


1) Perancangan. Dalam perancanan ini tim pengembang harus
mengumpulkan informasi dan referensi, serta mengidentifikasi sumber
belajar termasuk nara sumber yang diperlukan dalam pengembangan
silabus. Pengumpulan infomasi dan referensi dapat dilakukan dengan
memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi, seperti komputer dan
internet.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


104
2) Pelaksanaan. Pelaksanaan menyusun silabus dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
a) Merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta menentukan
materi standar yang memuat kompetensi dasar, materi pokok dan
indikator hasil belajar.
b) Menentukan strategi, metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan
model pembelajaran.
c) Menentukan alat Evaluasi Berbasis Kelas (EBK) dan alat ujian
berbasis (School Based Exam/SBE) sesuai dengan visi dan misi
sekolah/madrasah.
d) Menganalisi kesesuaian silabus dengan pengorganisasian kegiatan
pembelajaran dan waktu yang tersedia sesuai dengan kurikulum
beserta perangkatnya (kegiatan pembelajaran, pengelolaan kurikulum
berbasis sekolah/madrasah, kurikulum dan hasil belajar, serta
penilaian berbasis sekolah/madrasah).
3) Penilaian. Penilaian silabus harus dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan, dengan menggunakan model-model penilaian. Misalnya
menggunakan model CIPP (Contekt, Input, Proses, Product) dari Stufefle
Beam, atau menggunakan model penilaian kurikulum yang diajukan oleh
Tyler yang mengacu pada suatu filsafat tertentu.
4) Revisi. Draft silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya
melaluai analisis kualitas silabus, penilaian ahli dan diuji lapangan.
Berdasarkan uji kelayakan kemudian dilakukan revisi. Revisi ini pada
hakikatnya perlu dilakukan secara kontinu dan berkesinambungan, sejak
awal penyusunan draft sampai silabus tersebut dilaksanakan dalam situasi
belajar yang sebenarnya. Revisi silabus harus dilakukan setiap saat, sebagai
aktualisasi dari peningkatan kualitas yang berkelanjutan (continuous quality
improvement).

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


105
Dalam penyusunan silabus dapat memilih salah satu format yang ada
diantara dua format dibawah.
Format 1
SILABUS
Satuan pendidikan :.............................................................................
Mata Pelajaran :.............................................................................
Kelas/semester : .............................................................................
Kompetensi Inti : .............................................................................
Kompetensi Dasar : .............................................................................
Alokasi Waktu : .............................................................................
Materi Kegiatan Alokasi Alat/bahan
Penialaian
Pembelajaran Pembelajaran Waktu pembelajaran

Format 2
SILABUS
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas/semester :
I. Kompetensi Inti:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
II. Kompetensi Dasar:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
III. Materi Pembelajaran:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................

IV. Kegiatan Pembelajaran:


..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
V. Penilaian:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
VI. Alokasi Waktu:
..........................................................................................................................

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


106
VII. Sumber Belajar:
..........................................................................................................................

j. Pengembangan Silabus Berkelanjutan


Dalam implementasinya, silabus dijbarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran, dilaksanakan, dievaluasi, dan ditindaklanjuti oleh masing-masing
guru. Silabus harus dikaji dan dikembangkan secara berkelanjutan dengan
memerhatikan masukan hasil evaluasi hasil belajar, evaluasi proses (pelaksanaan
pembelajaran), dan evaluasi rencana pembelajaran.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


107
PROGRAM TAHUNAN
Satuan Pendidikan : SMA Pekanbaru
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Program : X/IPA
Tahun Pelajaran : 2017/2018

KI 1 : Menghargai danmenghayati ajaran agama yang dianutnya.


KI 2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, bertanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, perca ya diri dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam didalam jangkauan pergaulan dan keberadaanya.
Semester Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu Keterangan
3.Memahami,menerapkan, 3.1 Memahami melalui Ruang Lingkup Biologi 12 JP (total pertemuan 4
menganalisis penerapan tentang  Permasalahan Biologi minggu)
pengetahuan faktual, ruang lingkup pada berbagai objek 3 X 45
konseptual, prosedural Biologi Biologi, dan tingkat 3 X 45
berdasarkan rasa (permasalahan pada organisasi kehidupan 3 X 45
ingintahunya tentang berbagai obyek  Cabang-cabang ilmu 1 X 45
ilmu pengetahuan, Biologi dan tingkat dalam Biologi dan ( praktikum )
teknologi, seni, budaya, organisasi kaitannya dengan 2 X 45
dan humaniora dengan kehidupan), metode pengembangan karir di ( ulangan KD 3.1)
I
wawasan kemanusiaan, ilmiah dan prinsip masa depan
kebangsaan, kenegaraan, keselamatan kerja  Manfaat mempelajari
dan peradaban terkait berdasarkan Biologi bagi diri sendiri
fenomena dan kejadian, pengamatan dan dan lingkungan, serta
serta menerapkan percobaan masa depan peradaban
pengetahuan prosedural bangsa
pada bidang kajian yang 4. 1 Menyajikan data  Metode Ilmiah
spesifik sesuai dengan dalam berbagai  Keselamatan Kerja
bakat dan minatnya bentuk media

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


108
untuk memecahkan informasi tentang
masalah permasalahan pada
berbagai obyek
4. Mengolah, menalar, Biologi dan tingkat
dan menyaji dalam organisasi
ranah konkret dan kehidupan sebagai
ranah abstrak terkait hasil penerapan
dengan pengembangan metode ilmiah
dari yang dipelajarinya dengan
di sekolah secara memperhatikan
mandiri, dan mampu aspek keselamatan
menggunakan metoda kerja
sesuai kaidah
keilmuan
3.Memahami,menerapkan, 3.2 Menganalisis data Keanekaragaman Hayati 12 JP (total pertemuan 4
menganalisis hasil observasi  Konsep minggu)
pengetahuan faktual, tentang berbagai keanekaragaman gen, 3 X 45
konseptual, prosedural tingkat jenis, ekosistem 3 X 45
berdasarkan rasa keanekaragaman  Keanekaragaman hayati 3 x 45 mingu
ingintahunya tentang hayati (gen, jenis Indonesia, flora dan keempat
ilmu pengetahuan, dan ekosistem) di fauna, serta 2 X 45
teknologi, seni, budaya, Indonesia serta penyebarannya (pratikum),
dan humaniora dengan ancaman dan berdasarkan Garis 1 x 45 (ulangan
wawasan kemanusiaan, pelestariannya Wallace dan Garis KD3.2)
kebangsaan, kenegaraan, Weber
dan peradaban terkait 4.2 Menyajikan hasil  Keunikan hutan hujan
fenomena dan kejadian, observasi berbagai tropis Indonesia
serta menerapkan tingkat  Pemanfaatan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


109
pengetahuan prosedural keanekaragaman keanekaragaman hayati
pada bidang kajian yang hayati (gen, jenis Indonesia
spesifik sesuai dengan dan ekosistem) di  Upaya pelestarian
bakat dan minatnya Indonesia dan keanekaragaman hayati
untuk memecahkan usulan upaya Indonesia
masalah pelestarian
keanekaragaman
4. Mengolah, menalar, hayati Indonesia
dan menyaji dalam berdasarkan hasil
ranah konkret dan analisis data
ranah abstrak terkait ancaman
dengan pengembangan kelestarian
dari yang dipelajarinya berbagai
di sekolah secara keanekaragaman
mandiri, dan mampu hewan dan
menggunakan metoda tumbuhan khas
sesuai kaidah Indonesia dalam
keilmuan berbagai bentuk
media informasi
3.Memahami,menerapkan, 3.3 Menganalisis Virus 9 JP ( total pertemuan
menganalisis struktur dan  Ciri-ciri virus: struktur 3minggu )
pengetahuan faktual, replikasi, serta dan reproduksi 3 x 45
konseptual, prosedural peran virus dalam  Pengelompokan virus 3 x 45
berdasarkan rasa aspek kesehatan  Peran virus dalam 1 X 45
ingintahunya tentang masyarakat kehidupan 2 X 45
ilmu pengetahuan,  Partisipasi remaja dalam ( ulangan KD 3.3)
teknologi, seni, 4.4 Melakukan mencegah penyebaran
budaya, dan kampanye tentang virus HIV dan lainnya

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


110
humaniora dengan bahaya virus
wawasan dalam kehidupan
kemanusiaan, terutama bahaya
kebangsaan, AIDS berdasarkan
kenegaraan, dan tingkat
peradaban terkait virulensinya
fenomena dan melalui berbagai
kejadian, serta media informasi
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah

4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya
di sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


111
keilmuan
3.Memahami,menerapkan, 3.4 Menganalisis Kingdom Monera 12 Jp (total pertemuan 4
menganalisis struktur dan cara  Karakteristik dan minggu)
pengetahuan faktual, hidup bakteri serta perkembangbiakan 3 X 45
konseptual, prosedural perannya dalam bakteri 3 X 45
berdasarkan rasa berbagai aspek  Dasar pengelompokan 3 X 45 mingu
ingintahunya tentang kehidupan bakteri keempat
ilmu pengetahuan, masyarakat  Menginokulasi 1 X 45
teknologi, seni, bakteri/pour plate/streak (pratikum),
budaya, dan plate 2 x 45
humaniora dengan 4.5 Menyajikan data  Pengecatan gram (ulangan KD 3.4)
wawasan tentang ciri-ciri  Peran bakteri dalam
kemanusiaan, dan peran bakteri kehidupan
kebangsaan, dalam kehidupan
kenegaraan, dan berdasarkan hasil
peradaban terkait studi literatur
fenomena dan dalam bentuk
kejadian, serta laporan tertulis
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah

4. Mengolah, menalar,

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


112
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya
di sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah
keilmuan
3.Memahami,menerapkan, 3.5 Menerapkan Kingdom Protista 9 JP (total pertemuan 3
menganalisis prinsip klasifikasi  Ciri-ciri umum protista minggu)
pengetahuan faktual, untuk dan penggolongannya 3 X 45
konseptual, prosedural menggolongkan  Ciri-ciri umum Protista 3 X 45
berdasarkan rasa protista mirip jamur (jamur 2 X 45
ingintahunya tentang berdasarkan ciri- lendir/ Slime Mold. 1 X 45
ilmu pengetahuan, ciri umum kelas  Ciri-ciri umum Protista (pratikum),
teknologi, seni, dan perannya mirip tumbuhan (Alga)
budaya, dan dalam kehidupan  Ciri-ciri umum protista
humaniora dengan melalui mirip hewan (protozoa)
wawasan pengamatan secara  Peranan protista dalam
kemanusiaan, teliti dan sistematis kehidupan
kebangsaan,
kenegaraan, dan 4.6 Melakukan
peradaban terkait investigasi tentang
fenomena dan berbagai peran
kejadian, serta protista dalam
menerapkan kehidupan dan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


113
pengetahuan menyajikan
prosedural pada hasilnya secara
bidang kajian yang lisan atau tulisan
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah

4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya
di sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah
keilmuan
TOTAL = 54 JP + 6 JP (Cadangan ) = 60 JP
3.Memahami,menerapkan, 3.6 Menerapkan Fungi/Jamur 15 Jp (total pertemuan 5
menganalisis prinsip klasifikasi  Ciri-ciri kelompok jamur : minggu)
pengetahuan faktual, untuk morfologi, cara 3 X 45
konseptual, prosedural menggolongkan memperoleh nutrisi, 3 X 45
2
berdasarkan rasa jamur berdasarkan reproduksi 3 X 45
ingintahunya tentang ciri-ciri, cara  Pengelompokan jamur 2 X 45
ilmu pengetahuan, reproduksi, dan  Peran jamur dalam bidang 3 X 45
teknologi, seni, mengaitkan ekologi, ekonomi, (pratikum),

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


114
budaya, dan peranannya dalam kesehatan, dan 1 x 45
humaniora dengan kehidupan pengembangan iptek (ulangan KD 3.6)
wawasan
kemanusiaan,
kebangsaan,
kenegaraan, dan 4.7 Menyajikan
peradaban terkait laporan hasil
fenomena dan penelusuran
kejadian, serta informasi tentang
menerapkan keanekaragaman
pengetahuan jamur dan
prosedural pada peranannya dalam
bidang kajian yang keseimbangan
spesifik sesuai dengan lingkungan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah

4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya
di sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


115
keilmuan
3.Memahami,menerapkan, 3.7 Menerapkan Plantae 15 Jp (total pertemuan 5
menganalisis prinsip klasifikasi  Ciri-ciri umum plantae: minggu)
pengetahuan faktual, untuk tumbuhan lumut, 3 X 45
konseptual, prosedural menggolongkan tumbuhan paku, 3 X 45
berdasarkan rasa tumbuhan ke tumbuhan biji 3 X 45
ingintahunya tentang dalam divisio  Peran tumbuhan dalam 2 X 45
ilmu pengetahuan, berdasarkan ekosistem 3 X 45
teknologi, seni, pengamatan dan  Peran tumbuhan di (pratikum),
budaya, dan metagenesis bidang ekonomi 1 x 45
humaniora dengan tumbuhan serta  Dampak berkurangnya (ulangan KD 3.7)
wawasan mengaitkan keanekaragaman
kemanusiaan, peranannya dalam tumbuhan bagi ekosistem
kebangsaan, kelangsungan
kenegaraan, dan kehidupan di bumi
peradaban terkait
fenomena dan 4.8 Menyajikan data
kejadian, serta hasil pengamatan
menerapkan dan analisis fenetik
pengetahuan dan filogenetik
prosedural pada tumbuhan serta
bidang kajian yang peran tumbuhan
spesifik sesuai dengan dalam
bakat dan minatnya kelangsungan
untuk memecahkan hidup di bumi
masalah

4. Mengolah, menalar,

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


116
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya
di sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah
keilmuan
3.Memahami,menerapkan, 3. 8 Menerapkan Animalia 15 Jp (total pertemuan 5
menganalisis prinsip klasifikasi  Ciri-ciri umum hewan minggu)
pengetahuan faktual, untuk invertebrata (lapisan tubuh, 3 X 45
konseptual, prosedural menggolongkan rongga tubuh, simetri 3 X 45
berdasarkan rasa hewan ke dalam tubuh, dan reproduksi) 3 X 45
ingintahunya tentang filum  Ciri-ciri umum hewan 2 X 45
ilmu pengetahuan, berdasarkan vertebrata (rangka tubuh,
teknologi, seni, bentuk tubuh, ruang jantung, reproduksi, 3 X 45
budaya, dan simetri tubuh, suhu tubuh, dan penutup (pratikum),
humaniora dengan rongga tubuh dan tubuh) 1 x 45
wawasan reproduksi  Klasifikasi animalia (ulangan KD 3.8)
kemanusiaan,  Peran hewan bagi
kebangsaan, 4. 9 Menyajikan data kehidupan
kenegaraan, dan tentang
peradaban terkait perbandingan
fenomena dan kompleksitas
kejadian, serta lapisan penyusun
menerapkan tubuh hewan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


117
pengetahuan (diploblastik dan
prosedural pada triploblastik),
bidang kajian yang simetri tubuh,
spesifik sesuai dengan rongga tubuh dan
bakat dan minatnya reproduksinya
untuk memecahkan
masalah

4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya
di sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah
keilmuan
3.Memahami,menerapkan, 3. 9 Menganalisis Ekologi 9 JP ( total pertemuan 2
menganalisis informasi/data  Komponen ekosistem minggu)
pengetahuan faktual, dari berbagai  Aliran energi 3 X 45
konseptual, prosedural sumber tentang  Daur biogeokimia 3 X 45
berdasarkan rasa ekosistem dan  Interaksi dalam 1 X 45
ingintahunya tentang semua interaksi ekosistem ( praktikum )
ilmu pengetahuan, yang berlangsung 2 X 45
teknologi, seni, di dalamnya ( ulangan KD 3.9 )
budaya, dan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


118
humaniora dengan
wawasan 4.10 Mensimulasikan
kemanusiaan, interaksi antar
kebangsaan, komponen dalam
kenegaraan, dan suatu ekosistem
peradaban terkait
fenomena dan
kejadian, serta
menerapkan
pengetahuan
prosedural pada
bidang kajian yang
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah

4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya
di sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah
keilmuan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


119
3.Memahami,menerapkan, 3.10 Menganalisis data Perubahan Lingkungan 9 JP (total pertemuan 3
menganalisis perubahan  Kerusakan minggu)
pengetahuan faktual, lingkungan dan lingkungan/pencemaran 3 X 45
konseptual, prosedural penyebab, serta lingkungan. 3 X 45
berdasarkan rasa dampak dari  Pelestarian lingkungan 1 X 45
ingintahunya tentang perubahan-  Adapatasi dan mitigasi (pratikum),
ilmu pengetahuan, perubahan
teknologi, seni, tersebut bagi Limbah dan Daur Ulang 2 x 45 (ulangan
budaya, dan kehidupan  Jenis-jenis limbah. KD3.10)
humaniora dengan  Proses daur ulang
wawasan  3 R (reuse, reduse,
kemanusiaan, 4.10. Mengajukan recycle)
kebangsaan, gagasan
kenegaraan, dan pemecahan
peradaban terkait masalah
fenomena dan perubahan
kejadian, serta lingkungan
menerapkan sesuai konteks
pengetahuan permasalahan
prosedural pada lingkungan di
bidang kajian yang daerahnya
spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya
untuk memecahkan
masalah

4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


120
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya
di sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah
keilmuan
TOTAL = 63JP + 3 JP (Cadangan ) = 66 JP

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


121
PROGRAM SEMESTER
Satuan pendidikan : SMP Pekanbaru
Mata pelajaran :Biologi
Kelas :X
Tahun :2017/2018
Kompetensi Alokasi Juli Agustus September Oktober November Desember
Kompetensi Inti
Dasar Waktu 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 2 3 4
3. Memahami, 3.1Memahami
menerapkan, melalui
menganalisis penerapan
pengetahuan tentang ruang
faktual, lingkupBiologi
konseptual, (permasalahan
prosedural pada berbagai
berdasarkan obyek Biologi
rasa dan tingkat
ingintahunya organisasi
tentang ilmu kehidupan, 4X3
pengetahuan, metode ilmiah
teknologi, seni, dan prinsip
budaya, dan keselamatan
humaniora kerja
dengan berdasarkan
wawasan pengamatan
kemanusiaan, dan percobaan
kebangsaan,
kenegaraan, 4. 1 Menyajikan
dan peradaban data dalam

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


122
terkait berbagai
fenomena dan bentuk media
kejadian, serta informasi
menerapkan tentang
pengetahuan permasalahan
prosedural pada berbagai
pada bidang obyek
kajian yang Biologi dan
spesifik sesuai tingkat
dengan bakat organisasi
dan minatnya kehidupan
untuk sebagai hasil
memecahkan penerapan
masalah metode
ilmiah
4. Mengolah, dengan
menalar, dan memperhatik
menyaji an aspek
dalam ranah keselamatan
konkret dan kerja
ranah abstrak 3.2 Menganalisis
terkait dengan data hasil
pengembanga observasi
n dari yang tentang
dipelajarinya berbagai 4X3
di sekolah tingkat
secara keanekaragam
mandiri, dan an hayati (gen,

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


123
mampu jenis dan
menggunakan ekosistem) di
metoda sesuai Indonesia
kaidah sertaancaman
keilmuan dan
pelestariannya

4.2Menyajikan
hasil observasi
berbagai
tingkat
keanekaragam
an hayati (gen,
jenis dan
ekosistem) di
Indonesia dan
usulan upaya
pelestarian
keanekaragam
an hayati
Indonesia
berdasarkan
hasil analisis
data ancaman
kelestarian
berbagai
keanekaragam

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


124
an hewan dan
tumbuhan khas
Indonesia
dalam
berbagai
bentuk media
informasi
3.3Menganalisis
struktur dan
replikasi, serta
peran virus
dalam aspek
kesehatan
masyarakat

4.4Melakukan
kampanye
tentang bahaya
virus dalam
kehidupan
terutama
3X3
bahaya AIDS
berdasarkan
tingkat
virulensinya
melalui
berbagai media
informasi

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


125
3.4Menganalisis
struktur dan
cara hidup
bakteri serta
perannya dalam
berbagai aspek
kehidupan
masyarakat

4.5 Menyajikan
4X3
data tentang
ciri-ciri dan
peran bakteri
dalam
kehidupan
berdasarkan
hasil studi
literature dalam
bentuk laporan
tertulis
3.5Menerapkan
prinsip
klasifikasi
untuk
3X3
menggolongka
n protista
berdasarkan
cirri-ciri umum

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


126
kelas dan
perannya dalam
kehidupan
melalui
pengamatan
secara teliti dan
sistematis

4.6Melakukan
investigasi
tentang
berbagai peran
protista dalam
kehidupan dan
menyajikan
hasilnya secara
lisan ata
utulisan

Ket:
: PPDB : Ujian Praktek Semester : Pentas seni/olaharaga/remedial

: Mos : UAS : Libur semester

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


127
Satuan Pendidikan : SMA
Mata Pelajaran : Biologi
SILABUS

Kelas/semester : X/I
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Penilaian
Kompetensi Alokasi Media, Alat,
Materi Pokok Pembelajaran Indikator Bentuk Contoh
Dasar Teknik Waktu Bahan
Instrumen Instrumen
3.2Menganalisis Keanekaragaman Pertemuan I 3.2.1 Menjelaskan Penilaian Pilihan Terlampir 2x45  Gambar/foto
berbagai Hayati Mengamati konsep Tertulis Ganda 10 menit beberapa
tingkat  Konsep  Mengamati gambar keanekaragam Soal keanekaragaman
keanekaragam keanekaragaman keanekaragaman an hayati tingkat gen.
an hayati di hayati tingkat hayati tingkat gen tingkat gen, Penilaian Lembar Terlampir  LKPD Tingkat
Indonesia gen, jenis, dan Menanya jenis dan Sikap Observasi Keanekaragaman
beserta ekosistem Peserta didik menanya ekosistem Sikap Hayati
ancaman dan tentang alasan kenapa Diskusi\  Buku ajar biologi
pelestariannya jeruk termasuk kedalam 3.2.2 Menjelaskan kurikulum 2013
keanekaragan hayati pada perbedaan dan Penilaian Lembar Terlampir untuk SMA kelas
tingkat gen? contoh unjuk penilaian X penerbit
Mengumpulkan data keanekaragam kerja unjuk kerja erlangga
an hayati

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


128
 Guru mengorganisasikan tingkat gen, karangan
peserta didik pada jenis dan Irnaningtyas
kelompok ekosistem  Sumber dari
 Guru memberikan internet
LKPD kepada seluruh  http://staffnew.
peserta didik dan uny.ac.id/uploa
meminta untuk d/131572380/p
enelitian/Shtn+
menjawab pertanyaan
Semnas+MIPA
yang ada sesuai petunjuk
+09+Konservas
di dalam LKPD i+Kehati.pd
 Guru menilai sikap dan
keterampilan peserta
didik dalam proses
diskusi dan
membimbing peserta
didik dalam mengolah
data.
 Peserta didik menggali
informasi tentang
keanekaragaman hayati
berbagai tingkat
menggunakan berbagai
literatur.
Mengasosiasikan
 Masing-masing
kelompok berdiskusi
untuk menjawab
pertanyaan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


129
berdasarkan hasil
analisis.
 Guru memberikan
kesempatan kepada
peserta didik untuk
menemukan suatu
konsep tentang
keanekaragaman
hayati tingkat gen.
Mengkomunikasikan
Guru meminta masing-
masing kelompok untuk
mempresentasikan hasil
diskusi dan
menyimpulkan
pembelajaran dikelas
dengan dipandu oleh
guru.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


130
C. RANGKUMAN
Prota adalah perencanaan untuk kurun waktu satu tahun yang berisi KI, KD,
dan alokasi waktu pembelajaran untuk setiap KI/KD. Promes adalah perencanaan
untuk kurun waktu satu semester yang berisi KI/KD dan alokasi waktu
pembelajaran untuk setiap KI/KD dan waktu pelaksanaan pembelajaran setiap
minggunya. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup Kompetensi Inti (KI), Kompetensi
Dasar (KD), materi pokok atau pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator,
penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar.

D. DAFTAR BACAAN

Abdullah, Idi. 2007. Pengembangan kurikulum teori dan praktik. Ar-ruzz.


Yogyakarta.

Abdul Majid. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya

Ibrahim, R., Nanah Sodih, 2003, Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Rineka


Cipta.
Joice, Bruce et al. (1996). Models of Teaching. Allyn and Bacon. Boston.

Klein, M.F. 1989. Curriculum Reform in The Elementary School. Teacher College
Press. New York & London.

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep Karakteristik, dan


Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2005. Menjadi Guru Profesional. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Mulyasa, E. 2006. Kurikulum yang Disempurnakan. Remaja Rosdakarya.


Bandung.

Syafarudin Nurdin dan Adriantoni. 2016. Kurikulum dan Pembelajaran. Raja


Grafindo Persada. Jakarta

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


131
131
E. TES FORMATIF
Untuk memantapkan pemahaman anda dalam bab ini, kerjakanlah latihan-latihan
berikut :
1. Mengapa guru harus juga menyiapkan rincian minggu efektif?
2. Bagaimana langkah-langkah penyusunan program tahunan dan program
semester?
3. Mengapa guru harus juga menyiapkan program pemetaan isi dalam kegiatan
pembelajaran?
4. Mengapa guru harus mengembangkan silabus?
5. Jelaskan komponen-komponen penting penyusun silabus!

F. PETUNJUK JAWABAN
1. Lihat penjelasan rincian minggu efektif
2. Lihat langkah-langkah langkah penyusunan prota dan promes
3. Lihat penjelasan pemetaan standar isi dan kaitkan dengan komponen silabus
4. Lihat penjelasan tentang silabus
5. Lihat komponen penyusun silabus

G. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT


Setelah mengerjakan Tes Formatif, bandingkanlah jawaban Anda dengan
petunjuk jawaban yang terdapat pada akhir unit ini. Apabila jawaban yang benar
minimal 80%, maka Anda dinyatakan berhasil dengan baik. Anda dapat
melanjutkan untuk mempelajari unit selanjutnya. Sebaliknya, bila tingkat
penguasaan Anda kurang dari 80%, silakan pelajari kembali uraian yang terdapat
dalam subunit sebelumnya, khususnya pada bagian yang belum Anda kuasai.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


132
132
BAB 6
PRINSIP-PRINSIP DALAM PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN IPA DAN BIOLOGI
Evi Suryawati

A. PENDAHULUAN
Era globalisasi telah membuka kesadaran masyarakat tentang
perkembangan dunia pendidikan, hal ini memunculkan sejumlah harapan dan
kecemasan dalam kemajuan pendidikan. Upaya perbaikan dan peningkatan mutu
pendidikan yang secara berkesinambungan merupakan salah satu upaya yang
dapat dilakukan. Beragam program inovatif ikut serta memeriahkan reformasi
pendidikan. Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan, yakni
memperbaiki hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan pemerintah,
pola pengembangan perencanaan serta pola pengembangan manajerialnya,
pemberdayaan guru dan restrukturisasi model-model pembelajarannya. Istilah
pengembangan menunjukan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara
yang baru, di mana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan
terhadap alat atau cara terus dilakukan. Bila setelah mengalami penyempurnaan-
penyempurnaan akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup mantap untuk
digunakan pada pembelajaran seterusnya.
Bab ini akan membahas mengenai pengembangan perencanaan
pembelajaran, yang mencakup prinsip umum dan khusus pengembangan serta
model-model pengembangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan
tujuan pembelajaran IPA SMP dan Biologi SMA.
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang prinsip-prinsip dalam pengembangan pembelajaran IPA SMP
dan Biologi SMA. Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi,
diharapkan dapat:
1. Menjelaskan prinsip dalam pengembangan perangkat pembelajaran.
2. Menjelaskan prinsip khusus dalam pengembangan perangkat
pembelajaran.
3. Menelaah perangkat pembelajaran yang digunakan di lapangan.
4. Memilih pola pengembangan perangkat pembelajaran
Materi ini berhubungan dengan perencanaan pembelajaran IPA dan
Biologi. Dalam hal ini dibahas tahapan dalam analisis, perancangan dan
pengembangan perangkat pembelajaran. Tahap analisis merupakan analisis

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


133
133
kebutuhan sebagai dasar pengembangan perangkat pembelajaran yang akan
dikembangkan sesuai dengan keperluan dan tuntutan kurikulum.

B. URAIAN MATERI
B.1 Prinsip-Prinsip Dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Terdapat banyak prinsip yang dapat digunakan dalam pengembangan
kurikulum. Macam-macam prinsip ini bisa dibedakan mejadi dua kategori yaitu
prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan hampir
dalam setiap pengembangan kurikulum dimanapun. Disamping itu prinsip umum
ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum
sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya.
Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu dari
situasi tertentu. Prinsip ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan
dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri,
misalnya prinsip yang digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan,
prinsip untuk mengembangkan komponen isi kurikulum, dan prinsip-prinsip
untuk mengembangkan komponen-komponen kurikulum yang lainnya. Dimana
prinsip pengembangan satu komponen dengan komponen yang lainnya akan
berbeda. Terdapat beberapa istilah lainnya yang menunjuk pada apa yang
dimaksud dengan prinsip, misalnya axioms (Oliva), criteria ( Mc Neil dan Zais),
basic consideration (Saylor et al. ) dan principle (Tyler). Uraian tentang macam-
macam prinsip pengembangan Kurikulum dalam tulisan merujuk pada penjelasan
dalam tulisan Sukmadinata (2000), Olivia (1992), dan Tayler (1975).
Prinsip umum terbagi menjadi 5 prinsip, yaitu :
1. Prinsip Relevansi.
2. Prinsip Fleksibilitas.
3. Prinsip Kontinuitas.
4. Prinsip Praktis atau Efisiensi.
5. Prinsip Efektivitas.

a. Prinsip Relevansi
Secara umum, istilah relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai
kesesuaian atau keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan. Dengan kata
lain, pendidikan dipandang relevan bila hasil yang diperoleh dari pendidikan
tersebut berguna atau fungsional bagi kehidupan. Masalah relevansi pendidikan
dengan kehidupan dapat kita tinjau sekurang-kurangnya dari tiga segi, yaitu :
pertama, relevansi pendidikan dengan lingkungan hidup murid, kedua, relevansi
pendidikan dengan perkembangan kehidupan sekarang dan masa yang akan
datang, dan ketiga, relevansi pendidikan dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


134
134
1. Relevansi Pendidikan Dengan Lingkungan Hidup Siswa
Dalam menetapkan bahan pendidikan yang akan dipelajari,
hendaknya dipertimbangkan sejauh mana bahan tersebut sesuai dengan
kehidupan nyata yang ada di sekitar siswa. Pengembangan kurikulum dan
bahan pelajaran disesuaikan dengan lingkungan di sekitar siswa. Misalnya
pembahasan pada materi pencemaran lingkungan, dapat ditampilkan fakta,
kondisi, foto, video kondisi pencemaran lingkungan di sekitar siswa,
relevansi dengan kehidupan sekarang dan mendatang.
Penetapan bahan pembelajaran, disamping mempertimbangkan
lingkungan hidup siswa. Perlu diperhatikan pula perkembangan yang
terjadi dalam kehidupan di masa sekarang maupun di masa yang akan
datang. Suatu alat atau cara banyak digunakan oleh orang-orang pada
waktu lampau, mungkin sudah ditinggalkan orang-orang pada masa
sekarang. Sebagai contoh tahun 90 an overhead projector (OHP) banyak
digunakan guru dalam pembelajaran, sejak tahun awal abad 21 guru sudah
menggunakan projector (infocus LCD) bahkan multimedia dalam
pembelajaran.
2. Relevansi Dengan Tuntutan Dalam Dunia Pekerjaan.
Disamping relevansi dari segi isi pendidikan, tidak kalah
pentingnya juga adalah relevansi dari segi kegiatan belajar. Kurangnya
relevansi dari segi kegiatan belajar ini sering mengakibatkan sukarnya
lulusan dalam menghadapi tuntutan dari dunia pekerjaan. Sebagai contoh,
seorang lulusan SMA IPA yang bekerja pada usaha pembibitan tanaman
tidak dapat membuat pupuk bokashi pekerjaannya, hal ini tentu tidak akan
terjadi jika pada waktu di SMA ia belum pernah melakukan kegiatan-
kegiatan praktik membuat bokashi.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa relevansi pendidikan
dengan kehidupan kehidupan bukan hanya berkisar pada segi bahan atau
isi pendidikan, tapi juga menyangkut kegiatan dan pengalaman belajar.

b. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip Fleksibiliras artinya bahwa kurikulum itu harus lentur tidak kaku,
terutama dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya kurikulum didesain untuk
mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan
tertentu. Akan tetapi, meskipun demikian dalam hal strategi, yang didalamnya
tercakup metode atau teknik, kurikulum harus fleksibel. Dalam kurikulum, para
pengembang kurikulum harus menyadari bahwa kurikulum harus mampu
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dan waktu yang selalu
berkembang tanpa merombak tujuan pendidikan yang harus dicapai. Selain itu
perlu disadari juga bahwa kurikulum dimaksudkan untuk mempersiapkan anak

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


135
135
untuk kehidupan sekarang dan yang akan datang , di sini dan di tempat lain, bagi
anak yang memiliki latar belakang dan kemampuanyang berbeda.

c. Prinsip Kontiunitas
Prinsip kontinuitas artinya kurikulum itu dikembangkan secara
berkesinambungan. Kesinambungan ini meliputi sinambung antar kelas maupun
sinambung antar jenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar proses pendidikan
atau belajar siswa bias maju secara sistematis, pendidikan pada kelas atau jenjang
yang lebih rendah harus menjadi dasar dan dilanjutkan pada kelas dan jenjang di
atasnya. Selain itu, kontinuitas disini dimaksudkan adalah saling jalin-menjalin
antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.

a) Kesinambungan antara berbagai tingkat sekolah


Dalam menyusun kurikulum sekolah, hendaknya dipertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:
1) Bahan-bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut
pada tingkat sekolah yang berikutnya hendaknya sudah diajarkan
pada tingkat sekolah yang sebelumnya.
2) Bahan pelajaran yang sudah diajarkan pada tingkat sekolah yang
lebih rendah tidak perlu diajarkan lagi pada sekolah yang lebih
tinggi.

b) Kesinambungan antara berbagai bidang studi


Bahan yang diajarkan dalam berbagai bidang studi sering
mempunyai hubungan satu sama lainnya. Sehubungan dengan hal itu
urutan dalam penyajian berbagai bidang studi hendaknya diusahakan
sedemikian rupa agar hubungan tersebut dapat terjalin dengan baik.
Sebagai contoh, untuk mencari hubungan antara lebar pembuluh,
kecepatan aliran darah,dengan aliran darah, siswa sudah mempelajari
prinsip tekanan dan fluida pada pelajaran fisika.

d. Prinsip Praktis dan Efisiensi


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan aplikabilitasnya di
lapangan. Kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktek pendidikan sesuai
dengan situasi dan kondoso tertentu. Oleh karena itu dalam proses pengembangan
kurikulum, para pengembang kurikulum harus mampu memahami terlebih dahulu
situasi dan kondisi tempat di mana kurikulum ini akan digunakan, meskipun
gambaran situasi dan kondisi tempat itu tidak begitu detail. Pengetahuan akan
tempat ini akan memandu pengembang kurikulum untuk mendisain kurikulum
yang memenuhi prinsip praktis, memungkinkan untuk diterapkan.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


136
136
Efisiensi dalam suatu usaha pada dasarnya merupakan perabandingan
antara hasil yang dicapai (output) dan usaha yang telah dikeluarkan (input). Bila
hasil yang kita capai nilainya Rp 100.000,- sedangkan usaha yang dikeluarkan Rp
120.000,- maka usaha kita tersebut tidak efisien. Dalam dunia pendidikan, tentu
saja sukar bagi kita untuk membandingkan nilai hasil dengan nilai usaha dengan
cara seperti yang digambarkan di atas. Sekalipun demikian, dalam pengembangan
kurikulum dan pendidikan pada umumnya, prinsip efisiensi ini perlu kita
perhatikan, baik efisiensi dalam segi waktu, tenaga, peralatan, yang tentunya akan
menghasilkan efisiensi dan segi biaya. Sehubungan dengan efisiensi waktu,
misalnya perlu sekali direncanakan kegiatan belajar mengajar sedemikian rupa
sehingga siswa tidak banyak membuang waktu di sekolah dengan mengajar hal-
hal yang bisa dikerjakan di luar sekolah dengan mencatat bahan-bahan yang ada
di dalam buku pelajaran.
Sehubungan dengan efisiensi penggunaan tenaga dan peralatan perlu
ditetapkan jumlah minimal murid yang harus dipenuhi oleh suatu sekolah dengan
cara menentukan jumlah guru yang dibutuhkan. Dengan mengusahakan
tercapainya berbagai segi efisiensi di atas diharapkan akan dapat dicapai efisiensi
dalam pembiayaan pendidikan.

e. Prinsip Efektivitas
Prinsip ini merujuk pada pengertian bahwa kurikulum itu selalu
berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum bisa dikatakan
adalah instrumen untuk menacapai tujuan. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik
tujuan apa yang ingin dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan
dalam pemilihan dan penentuan isi, metode, dan sistem evaluasi, serta model
konsep kurikulum apa yang ingin digunakan.
Selain itu efektifitas dapat diartikan apabila dalam suatu kegiatan
berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan atau dapat diinginkan
dapat terlaksana atau terwujud. Bila ada 10 jenis kegiatan yang kita rencanakan,
dan tercapai hanya 4 kegiatan yang dapat terlaksana, maka efektivitas kegiatan
kita belum memadai.

Di dalam bidang pendidikan, efektifitas ini dapat kita tinjau dari dua segi
efektifitas mengajar guru, dan efektifitas belajar murid.

1. Efektifitas Mengajar guru


Efektifitas mengajar guru terutama mencakup sejauh mana jenis-jenis
kegiatan belajar mengajar yang direncanakan dapat dilaksanakan dengan
baik.Dalam rangka pengembangan kurikulum, usaha untuk meningkatkan
efektifitas mengajar guru perlu diperhatikan, misalnya melalui Workshop.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


137
137
2. Efektifitas belajar murid.
Efektifitas belajar murid terutama menyangkut sejauh mana tujuan-tujuan
pelajaran yang diinginkan telah dapat dicapai melalui kegiatan belajar
mengajar yang dilkukan oleh siswa dan gurunya. Dalam ranga
pengembangan kurikulum, usaha untuk meningkatkan efektifitas kegiatan
belajar murid dilakukan dengan memilih jenis-jenis metode (cara) dan alat
yang dipandang di dalam mencapai tujuan yang diinginkan.

Sebagaimana yang telah di sebutkan di muka, bahwa prinsip khusus itu


berkenaan dengan prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu dan situasi
tertentu. Prinsip khusus ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan
dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara khusus (tujuan, isi,
metode, dan evaluasi). Satu wilayah dengan wilayah lainnya, satu jenis dan
jenjang pendidikan dengan jenis dan jenjang pendidikan yang lainnya memiliki
karakteristik yang berbeda dalam beberapa aspek. Perbedaan ini tentu bisa
mengakibatkan adanya penggunaan prinsip-prinsip yang khas sesuai dengan
situasi dan kondisi setempat dan karakteristik dan jenis dan jenjang pendidikan
tersebut.
Ada beberapa prinsip yang lebih khusus dalam pengembangan kurikulum.
Prinsip-prinsip ini berkenaan dengan penyusunan tujuan, isi, pengalaman belajar,
dan penilaian.

1. Prinsip Berkenaan dengan Tujuan Pendidikan


Tujuan menjadi pusat kegiatan dan arah semua kegiatan pendidikan.
Perumusan komponen-komponen kurikulum hendaknya mengacu pada tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum atau
berjangka panjang, jangka menengah, dan jangka pendek (tujuan khusus).
Perumusan ini bersumber pada :
a) Ketentuan dan kebijaksanaan pemerintah, yang dapat ditemukan dalam
dokumen-dokumen Negara mengenai strategi pendidikan nasional.
b) Survey mengenai presepsi orang tua/ masyarakat tentang kebutuhan
mereka yang dikirimkan melalui angket atau wawancara dengan mereka.
c) Survey tentang pandangan para ahli dalam bidang-bidang tertentu,
dihimpun melalui angket, wawancara, observasi, dan dari berbagai
media massa.
d) Survey tentang man power.
e) Pengalaman Negara-negara lain yang sama.
f) Penelitian.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


138
138
2. Prinsip Berkenaan dengan Pemilihan Isi Pendidikan
Memilih isi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan yang
telah ditentukan para perencana kurikulum perlu mempertimbangkan beberapa
hal, di anataranya :
a) Perlu penjabaran tujuan pendidikan/ pengajaran ke dalam bentuk
perbuatan hasil belajar yang khusus dan sederhana.
b) Isi bahan pelajaran harus meliputi segi pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
c) Unit-unit kurikulum harus disusun dalam urutan sistematis dan logis.
Ketiga ranah belajar, yaitu pengetahuan, sikap, dan keterampilan
diberikan secara stimulant dalam urutan situasi belajar. Untuk hal ini
diperlukan buku pedoman guru yang memberikan penjelasan tentang
organisasi bahan dan alat pengajaran secara lebih mendetail.

3. Prinsip Berkenaan dengan Pemilihan Proses Belajar Mengajar


Pemilihan proses belajar mengajar yang di gunakan hendaknya
memeperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a) Apakah metode yang digunakan cocok untuk mengajarkan bahan
pelajaran?
b) Apakah metode tersebut memberikan kegiatan yang bervariasi sehingga
dapat melayani perbedaan individual siswa?
c) Apakah metode tersebut memberikan urutan kegiatan yang bertingkat-
tingkat?
d) Apakah metode tersebut dapat menciptakan kegiatan untuk mencapai
tujuan kognitif, afektif, dan psikomotor?
e) Apakah metode tersebut lebih mengkatifkan siswa, atau mengaktifkan
guru atau kedua-duanya?
f) Apakah metode itu mendorong berkembangnya kemampuan baru?
g) Untuk belajar keterampilan sangat dibutuhkan kegiatan belajar yang
menekankan “learning by doing” disamping “ learning by seeing and
knowing”

4. Prinsip Berkenaan dengan Pemilihan Media dan Alat Pegajaran


Proses belajar mengajar yang baik perlu didukung oleh penggunaan media
dan alat-alat bantu pengajaran yang tepat. Syarat-syaratnya adalah :
a) Alat/media pengajaran apa yang diperlukan. Apakah semuanya sudah
tersedia? Bila alat tersebut tidak ada apa penggantinya?
b) Kalau ada alat yang harus dibuat, hendaknya memperhatikan :
bagaimana pembuatannya, siapa yang membuat, pembiayaannya,
waktu pembuatan?

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


139
139
c) Bagaimana mengorganisir alat dalam bahan pelajaran, apakah dalam
bentuk modul, paket belajar dan lain-lain?
d) Bagaimana pengintegrasiannya dalam keseluruhan kegiatan belajar?
e) Hasil yang terbaik akan diperoleh dengan menggunakan multimedia.

5. Prinsip Berkenaan dengan Pemilihan Kegiatan Peniliaian


Penilaian merupakan bagian integral dari pegajaran :
a) Dalam penyusunan alat penilaian (test) hendaknya diikuti langkah-
langkah sebagai berikut : Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan yang
umum, dalam ranah-ranah kognitif, afektif, dan psikimotor. Uraikan ke
dalam bentuk tingkah-tingkah laku murid yang dapat diamati.
Hubungkan dengan bahan pelajaran. Tuluskan butir-butir soal test.
b) Dalam merencanakan suatu penilaian hendaknya diperhatikan
beberapa hal, sebagai berikut :
 Bagaimana kelas, usia, dan tingkat kemampuan kelompok yang
akan ditest?
 Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan test?
 Apakah tes tersebut berbentuk uraian atau Objektif?
 Berapa banyak butir teks yang harus disusun?
c) Dalam pengolahan suatu hasil penilaian hendaknya diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :
 Norma apa yang digunakan di dalam pengolahan hasil test?
 Apakah digunakan formula quessing?
 Bagaimana pengubahan skor ke dalam skor masak?
 Skor standart apa yang digunakan?
 Untuk apakah hasil-hasil test tersebut digunakan?

C. LATIHAN
1. Jelaskan lima prinsip pengembangan pembelajaran!
2. Jelaskan prinsip khusus dalam pengembangan pembelajaran!
3. Jelaskan prinsip yang berkenaan dengan pemilihan proses belajar
mengajar!
4. Jelaskan prinsip yang berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pembelajaran!

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


140
140
D. RANGKUMAN
Prinsip pengembangan dibagi menjadi dua yaitu prinsip umum dan prinsip
khusus. Prinsip umum dibagi menjadi relevansi, fleksibelitas, kontinuitas, praktis,
dan efektivitas. Prinsip khusus yang berkenaan dengan tujuan pendidikan,
pemilihan isi, pemilihan proses belajar mengajar, pemilihan media dan alat
pelajaran dan pemilihan kegiatan penialaian.
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan
oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke
dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi
produk, model prosedural dan model melingkar.

E. DAFTAR BACAAN
Abdullah, Idi. 2007. Pengembangan kurikulum teori dan praktik. Yogyakarta.
Ar-ruzz.
Akbar, S. 2011. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Cipta Media.
Borg, W.R and Gall, M.D. 2003. Educational Research: An Introduction 4th
Edition. London: Longman Inc
Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
Bandung: Refika Aditama.
Sugiarta, Awandi Nopyan. (2007). Pengembangan Model Pengelolaan
Program Pembelajaran Kolaboratif
Untuk Kemandirian Anak Jalanan Di Rumah
Singgah (Studi Terfokus di Rumah Singgak Kota Bekasi). Deserta
si tidak diterbitkan. Bandung: PPS UPI
Sugiarto. 2011. Landasan Pengembangan Bahan Ajar. Materi Workshop
Penyusunan Buku Ajar Bagi Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
Tarigan, D & Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Buhari,Bustang.2010. Four-D Model (Model Pengembangan Perangkat
PembelajarandariThiagarajan, dkk).(online), , diakses 3 Februari 2016.
Mulyatiningsih, Endang. . Pengembangan Model Pembelajaran. (online),
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/7cpengembangan-model-
pembelajaran .pdf.diakses 29 Februari 2016.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


141
141
F. TES FORMATIF
1. Jelaskan prinsip umum yang digunakan dalam pengembangan
kurikulum!
2. Jelaskan prinsip khusus yang digunakan dalam pengembangan
kurikulum!
3. Bagaimana cara memilih pola pengembangan perangkat pembelajaran?
4. Bagaimana cara menelaah perangkat pembelajaran yang digunakan di
lapangan?
5. Jelaskan prinsip khusus dalam pengembangan perangkat
pembelajaran!

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


142
142
BAB 7
MODEL-MODEL PENGEMBANGAN
PEMBELAJARAN
Evi Suryawati

A. PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini telah membuka kesadaran masyarakat tentang
perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya hal tersebut munculah sejumlah
harapan dan kecemasan dalam kemajuan pendidikan. Namun hal tersebut dapat
diatasi dengan mengupayakan perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan yang
secara berkesinambungan. Beragam program inovatif ikut serta memeriahkan
reformasi pendidikan. Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan,
yakni memperbaiki hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan
pemerintah, pola pengembangan perencanaan serta pola pengembangan
menejerialnya, pemberdayaan guru dan restrukturisasi model-model
pembelajarannya. Istilah pengembangan menunjukan pada suatu kegiatan
menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, di mana selama kegiatan tersebut
penilaian dan penyempurnaan terhadap alat atau cara terus dilakukan. Bila setelah
mengalami penyempurnaan-penyempurnaan akhirnya alat atau cara tersebut
dipandang cukup mantap untuk digunakan pada pembelajaran seterusnya.
Dalam bab ini akan membahas mengenai pengembangan perencanaan
pembelajaran, yang mencakup pengembangan perangkat pembelajaran yang
termasuk didalamnya mengenai prinsip umum dan khusus pengembangan serta
model-model pengembangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan
tujuan pembelajaran IPA SMP dan Biologi SMA.
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang model-model pengembangan pembelajaran IPA SMP dan
Biologi SMA. Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi,
diharapkan dapat:

1. Memilih strategi pembelajaran dengan karakteristik peserta didik


2. Menjelaskan karakteristik model pengembangan pembelajaran Biologi
3. Menganalisis setiap tahapan dalam pengembangan perangkat
pembelajaran.
4. Memilih model pengembangan perangkat pembelajaran sesuai kebutuhan.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


143
143
Materi ini berhubungan dengan pemilihan strategi pengembangan
pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi pembelajaran.
Dalam bab ini juga dibahas mengenai bermacam model dan tahapan
pengembangan perangkat pembelajaran

B. URAIAN MATERI
B.1 Model-model Pengembangan Pembelajaran
Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual dalam
upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui
penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas
pencapaian tujuan (Sugiarta, 2007:11). Pengembangan model dapat diartikan
sebagai upaya memperluas untuk membawa suatu keadaan atau situasi secara
berjenjang kepada situasi yang lebih sempurna atau lebih lengkap maupun
keadaan yang lebih baik.
Pengembangan disini artinya diarahkan pada suatu program yang telah
atau sedang dilaksanakan menjadi program yang lebih baik. Hal ini seiring dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Adimiharja dan Hikmat, 2001:12 (dalam
Sugiarta A.N, 2007:24) bahwa “pengembangan meliputi kegiatan mengaktifkan
sumber, memperluas kesempatan, mengakui keberhasilan, dan mengintergrasikan
kemajuan”.
Pengembangan model baru disusun berdasarkan pengalaman pelaksanaan
program yang baru dilaksanakan, kebutuhan individu atau kelompok, dan
disesuaiakan dengan perkembangan dan perubahan lingkungan belajar warga
belajar.
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan
oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke
dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi
produk, model prosedural dan model melingkar. Model berorientasi kelas
biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya
dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE.
Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk
menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video
pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah
model hannafin and peck. Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model
desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang
cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah, dll.
contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai
model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural adalah
model Dick and Carrey sementara contoh model melingkar adalah model Kemp.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


144
144
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan
kita, beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan
menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita dapat
mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada,
ataupun kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang telah ada untuk
dicobakan dan diperbaiki. Kesemua model tersebut juga dapat dimodifikasi untuk
melakukan pengembangan bahan ajar, LKS dan Media.

1. Rancangan Pengembangan Bahan Ajar Model ASSURE


Model ASSURE merupakan suatu model yang merupakan sebuah
formulasi untuk Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) atau disebut juga model
berorientasi kelas. Menurut Heinich et al (2005) model ini terdiri atas enam
langkah kegiatan yaitu:
Perencanaan pembelajaran model ASSURE dikemukakan oleh Sharon E.
Maldino, Deborah L. Lowther dan James D. Russell dalam bukunya edisi 9 yang
berjudul Instructional Technology & Media For Learning. Perencanaan
pembelajaran model ASSURE meliputi 6 tahapan sebagai berikut:

1. Analyze Learners
Tahap pertama adalah menganalisis pembelajar. Pembelajaran biasanya
kita berlakukan kepada sekelompok siswa atau mahasiswa yang mempunyai
karakteristik tertentu. Ada 3 karakteristik yang sebaiknya diperhatikan pada diri
pembelajar, yakni:
 Karakteristik Umum
Yang termasuk dalam karakteristik umum adalah usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, pekerjaan, etnis, kebudayaan, dan faktor sosial ekonomi.
Karakteristik umum ini dapat digunakan untuk menuntun kita dalam memilih
metode, strategi dan media untuk pembelajaran. Sebagai contoh:
1) Jika pembelajar memiliki kemampuan membaca di bawah standar, akan
lebih efektif jika media yang digunakan adalah bukan dalam format
tercetak (nonprint media).
2) Jika pembelajar kurang tertarik terhadap materi yang disajikan, diatasi
dengan menggunakan media yang memiliki tingkat stimuli yang tinggi,
seperti: penggunaan animasi, video, permainan simulasi, dll.
3) Pembelajar yang baru pertama kali melihat atau mendapat konsep yang
disampaikan, lebih baik digunakan cara atau pengalaman langsung
(realthing). Bila sebaliknya, menggunakan verbal atau visual saja sudah
dianggap cukup.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


145
145
4) Jika pembelajar heterogen, lebih aman bila menggunakan media yang
dapat mengakomodir semua karakteristik pembelajar seperti menggunakan
video, atau slide power point.
 Spesifikasi KemampuanAwal
Berkenaan dengan pengetahuan dan kemampuan yang sudah dimiliki
pembelajar sebelumnya. Informasi ini dapat kita peroleh dengan memberikan
entry test/entry behavior kepada pembelajar sebelum kita melaksanakan
pembelajaran. Hasil dari entry test ini dapat dijadikan acuan tentang hal-hal apa
saja yang perlu dan tidak perlu lagi disampaikan kepada pembelajar.
 Gaya Belajar
Gaya belajar timbul dari kenyamanan yang kita rasakan secara psikologis
dan emosional saat berinteraksi dengan lingkungan belajar, karena itu gaya belajar
siswa/mahasiswa ada yang cenderung dengan audio, visual, atau kinestetik.
Berkenaan gaya belajar ini, kita sebaiknya menyesuaikan metode dan media
pembelajaran yang akan digunakan.

2. State Standards and Objectives


Tahap kedua adalah merumuskan standar dan tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai. Standar diambil dari Standar Kompetensi yang sudah ditetapkan.
Dalam merumuskan tujuan pembelajaran, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
Gunakan format ABCD. A adalah audiens, siswa atau mahasiswa yang menjadi
peserta didik kita. Instruksi yang kita ajukan harus fokus kepada apa yang harus
dilakukan pembelajar bukan pada apa yang harus dilakukan pengajar, B
(behavior) – kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan baru yang harus
dimiliki pembelajar setelah melalui proses pembelajaran dan harus dapat diukur),
C (conditions) – kondisi pada saat performa pembelajar sedang diukur, dan D
adalah degree – yaitu kriteria yang menjadi dasar pengukuran tingkat keberhasilan
pembelajar.
 Mengklasifikasikan Tujuan
Tujuan pembelajaran yang akan kita lakukan cenderung ke domain mana?
Apakah kognitif, afektif, psikomotor, atau interpersonal. Dengan memahami hal
itu kita dapat merumuskan tujuan pembelajaran dengan lebih tepat, dan tentu saja
akan menuntun penggunaan metode, strategi dan media pembelajaran yang akan
digunakan.
 Perbedaan Individu
Berkaitan dengan kemampuan individu dalam menuntaskan atau
memahami sebuah materi yang diberikan/dipelajari. Individu yang tidak memiliki
kesulitan belajar dengan yang memiliki kesulitan belajar pasti memiliki waktu
ketuntasan belajar (mastery learning) yang berbeda. Kondisi ini dapat menuntun
kita merumuskan tujuan pembelajaran dan pelaksanaannya dengan lebih tepat.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


146
146
3. Select Strategies, Technology, Media, And Materials
Tahap ketiga dalam merencanakan pembelajaran yang efektif adalah
memilih strategi, teknologi, media dan materi pembelajaran yang sesuai. Strategi
pembelajaran harus dipilih apakah yang berpusat pada siswa atau berpusat pada
guru sekaligus menentukan metode yang akan digunakan. Yang perlu digaris
bawahi dalam point ini adalah bahwa tidak ada satu metode yang paling baik dari
metodeyang lain dan tidak ada satu metode yang dapatmenyenangkan/menjawab
kebutuhan pembelajar secara seimbang dan menyeluruh, sehingga harus
dipertimbangkan mensinergikan beberapa metode.
Memilih teknologi dan media yang akan digunakan tidak harus
diidentikkan dengan barang yang mahal. Yang jelas sebelum memilih teknologi
dan media kita harus mempertimbangkan terlebih dahulu kelebihan dan
kekurangannya. Jangan sampai media yang kita gunakan menjadi bumerang atau
mempersulit kita dalam pentransferan pengetahuan kepada pembelajar.
Ketika kita telah memilih strategi, teknologi dan media yang akan
digunakan, selanjutnya menentukan materi pembelajaran yang akan digunakan.
Langkah ini melibatkan tiga pilihan: (1) memilih materi yang sudah tersedia dan
siap pakai, (2) mengubah/ modifikasi materi yang ada, atau (3) merancang materi
dengan desain baru. Bagaimanapun caranya kita mengembangkan materi, yang
terpenting materi tersebut sesuai dengan tujuan dan karakteristik si pembelajar.

4. Utilize Technology, Media and Materials


Tahap keempat adalah menggunakan teknologi, media dan material. Pada
tahap ini melibatkan perencanaan peran kita sebagai guru/dosen dalam
menggunakan teknologi, media dan materi. Untuk melakukan tahap ini ikuti
proses “5P”, yaitu:
1) Pratinjau (preview), mengecek teknologi, media dan bahan yang akan
digunakan untuk pembelajaran sesuai dengan tujuannya dan masih layak pakai
atau tidak.
2) Menyiapkan (prepare) teknologi, media dan materi yang mendukung
pembelajaran kita.
3) Mempersiapkan (prepare) lingkungan belajar sehingga mendukung
penggunaan teknologi, media dan materi dalam proses pembelajaran.
4) Mempersiapkan (prepare) pembelajar sehingga mereka siap belajar dan tentu
saja akan diperoleh hasil belajar yang maksimal.
5) Menyediakan (provide) pengalaman belajar (terpusat pada pengajar atau
pembelajar), sehingga siswa memperoleh pengalaman belajar dengan
maksimal.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


147
147
5. Require Learner Participation
Tahap kelima adalah mengaktifkan partisipasi pembelajar. Belajar tidak
cukup hanya mengetahui, tetapi harus bisa merasakan dan melaksanakan serta
mengevaluasi hal-hal yang dipelajari sebagai hasil belajar. Dalam mengaktifkan
pembelajar di dalam proses pembelajaran yang menggunakan teknologi, media
dan materi alangkah baiknya kalau ada sentuhan psikologisnya, karena akan
sangat menentukan proses dan keberhasilan belajar. Psikologi belajar dalam
proses pembelajaran yang perlu diperhatikan adalah:
1) Behavioris, karena tanggapan/respon yang sesuai dari pengajar dapat
menguatkan stimulus yang ditampakkan pembelajar.
2) Kognitifis, karena informasi yang diterima pembelajar dapat memperkaya
skema mentalnya.
3) Konstruktivis, karena pengetahuan dan ketrampilan yang diterima
pembelajar akan lebih berarti dan bertahan lama di kepala jika mereka
mengalami langsung setiap aktivitas dalam proses pembelajaran.
4) Sosial, karena feedback atau tanggapan yang diberikan pengajar atau
teman dalam proses pembelajaran dapat dijadikan sebagai ajang untuk
mengoreksi segala informasi yang telah diterima dan juga sebagai support
secara emosional.

6. Evaluate and Revise


Tahap keenam adalah mengevaluasi dan merevisi perencanaan
pembelajaran serta pelaksanaannya. Evaluasi dan revisi dilakukan untuk melihat
seberapa jauh teknologi, media dan materi yang kita pilih/gunakan dapat
mencapai tujuan yang telah kita tetapkan sebelumnya. Dari hasil evaluasi akan
diperoleh kesimpulan: apakah teknologi, media dan materi yang kita pilih sudah
baik, atau harus diperbaiki lagi.

2. Rancangan Pengembangan Bahan Ajar Model ADDIE


Salah satu model desain pembelajaran yang sifatnya lebih generik adalah
model ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate). ADDIE muncul
pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda. Salah satu
fungsinya ADDIE yaitu menjadi pedoman dalam membangun perangkat dan
infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis dan mendukung kinerja
pelatihan itu sendiri.
Model ini menggunakan 5 tahap pengembangan yakni :
1. Analysis (analisa)
Analysis (analisa) yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan),
mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas (task
analysis). Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa yang akan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


148
148
dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis
kebutuhan), mengidentifikasi masalah (kebutuhan), dan melakukan analisis tugas
(task analysis). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa
karakteristik atau profile calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan,
identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.

2. Design (desain/perancangan)
Yang kita lakukan dalam tahap desain ini, pertama, merumuskan tujuan
pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic).
Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi
pembelajaran media danyang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan
tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain,
semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa
seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama
blue-print yang jelas dan rinci.
Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran
ADDIE. Langkah ini merupakan:
1) Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian
menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui
langkah analisis kebutuhan.
2) Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman
belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas
pembelajaran.
3) Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program
pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa?
4) Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang
dimilki siswa dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa.
Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan:
 Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan
setelah mengikuti proses pembelajaran.
 Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari standar
kompetensi yang telah digariskan.
 Pada saat melakukan langkah ini perlu dibuat pertanyaan-pertanyaan
kunci diantaranya adalah sebagai berikut :
 Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang harus dimilki oleh siswa
setelah menyelesaikan program pembelajaran?
 Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan
siswa dalam mengikuti program pembelajaran?

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


149
149
 Peralatan atau kondisi bagaimana yang diperlukan oleh siswa agar
dapat melakukan unjuk kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan
sikap - setelah mengikuti program pembelajaran?
 Bahan ajar dan kegiatan seperti apa yang dapat digunakan dalam
mendukung program pembelajaran?

3. Development (pengembangan)
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi
menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa
multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu
langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum
diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu
langkah ADDIE, yaitu evaluasi.
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan
model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi
kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain
mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi
pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau
substansi program. Dalam melakukan langkah pengembangan, ada dua tujuan
penting yang perlu dicapai. Antara lain adalah :
1) Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
2) Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Pada saat melakukan langkah pengembangan, seorang perancang akan
membuat pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya,
Pertanyaan-pertanyaannya antara lain :
 Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli untuk dapat digunakan dalam
mencapai tujuan pembelajaran?
 Bahan ajar seperti apa yang harus disiapkan untuk memenuhi
kebutuhan siswa yang unik dan spesifik?
 Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli dan dimodifikasi sehingga
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan
spesifik?
 Bagaimana kombinasi media yang diperlukan dalam
menyelenggarakan program pembelajaran?

4. Implementation (implementasi/eksekusi)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran
yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


150
150
diinstal atau diset sedemikian rupa sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa
diimplementasikan. Implementasi atau penyampaian materi pembelajaran
merupakan langkah keempat dari model desain sistem pembelajaran ADDIE.
Tujuan utama dari langkah ini antara lain :
1) Membimbing siswa untuk mencapai tujuan atau kompetensi.
2) Menjamin terjadinya pemecahan masalah / solusi untuk mengatasi
kesenjangan hasil belajar yang dihadapi oleh siswa.
3) Memastikan bahwa pada akhir program pembelajaran, siswa
perlumemilki kompetensi – pengetahuan, ketrampilan, dan sikapyang
diperlukan.
Pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya oleh seorang
perancang program pembelajaran pada saat melakukan langkah implementasi
yaitu sebagai berikut :
 Metode pembelajaran seperti apa yang paling efektif utnuk digunakan
dalam penyampaian bahan atau materi pembelajaran?
 Upaya atau strategi seperti apa yang dapat dilakukan untuk menarik dan
memelihara minat siswa agar tetap mampu memusatkan perhatian
terhadap penyampaian materi atau substansi pembelajaran yang
disampaikan?

5. Evaluation (evaluasi/ umpan balik)


Evaluasi yaitu proses untuk melihat apakah sistem pembelajaran yang
sedang dibangun berhasil, sesuai dengan harapan awal atau tidak. Sebenarnya
tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi
pada setiap empat tahap di atas itu dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya
untuk kebutuhan revisi. Evaluasi merupakan langkah terakhir dari model desain
sistem pembelajaran ADDIE. Evaluasi adalah sebuah proses yang dilakukan
untuk memberikan nilai terhadap program pembelajaran. Evaluasi terhadap
program pembelajaran bertujuan untuk mengetahui beberapa hal, yaitu:
1) Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran secara keseluruhan.
2) Peningkatan kompetensi dalam diri siswa, yang merupakan dampak dari
keikutsertaan dalam program pembelajaran.
3) Keuntungan yang dirasakan oleh sekolah akibat adanya peningkatan
kompetensi siswa setelah mengikuti program pembelajaran.
Beberapa pertanyaan penting yang harus dikemukakan perancang program
pembelajaran dalam melakukan langkah-langkah evaluasi, antara lain :
 Apakah siswa menyukai program pembelajaran yang mereka ikuti selama
ini?
 Seberapa besar manfaat yang dirasakan oleh siswa dalam mengikuti
program pembelajaran?

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


151
151
 Seberapa jauh siswa dapat belajar tentang materi atau substansi
pembelajaran?
 Seberapa besar siswa mampu mengaplikasikan pengetahuan, ketrampilan,
dan sikap yang telah dipelajari?
 Seberapa besar kontribusi program pembelajaran yang dilaksanakan
terhadap prestasi belajar siswa?
Implementasi model desain sistem pembelajaran ADDIE yang dilakukan
secara sistematik dan sistemik diharapkan dapat membantu seorang perancang
program, guru, dan instruktur dalam menciptakan program pembelajaran yang
efektif, efisien, dan menarik.
Contoh LKPD non eksperimen

Biologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk makhluk hidup. Ada beberapa
cabang ilmu yang dipelajari dalam biologi yaitu, zoologi, botani, mikrobiologi dll.
Dalam biologi, dikenal juga metode ilmiah yang merupakan langkah-langkah untuk
memperoleh fakta mengenai suatu fenomena. Salah satu tempat untuk melaksanakan
kerja ilmiah adalah di laboratorium. Dalam melaksanakan kerja di laboratorium
keselamatan kerja harus diperhatikan.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


152
152
Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi
153
Contoh LKPD eksperimen

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


154
Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi
155
Contoh LKPD eksperimen

LKPD
“Pengukuran dengan
menggunakan
termometer dan
tangan”
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Nilai :
Kelas/Semester : VII/I
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Topik : Suhu, Pemuaian dan Kalor

Nama anggota kelompok :


1........................................................./..................................................
2........................................................./..................................................
3......................................................../..................................................
4......................................................../...................................................

Judul : Pengukuran dengan menggunakan termometer dan tangan

Tujuan kegiatan : Untuk membandingkan ketepatan antara pengukuran dengan


menggunakan termometer dan dengan pengukuran
menggunakan tangan.

Wacana :
Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Konsep suhu berasal dari perasaan kita tentang kepanasan
(kegerahan) dan kedinginan. Karena itu, secara ilmiah kita menyatakan suatu
benda itu panas atau dingin dengan menyentuhnya dengan tangan kita.
Ketika kita menyentuh dua benda, misalnya ember berisi air hangat dan
ember berisi air es, dengan telapak tanganmu maka berdasarkan perasaanmu kamu
dapat menyatakan air mana yang suhunya lebih tinggi. Tentunya, air yang
suhunya lebih tinggi adalah air yang oleh telapak tanganmu terasa lebih panas.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


156
156
Namun, tepatkah jika kamu menggunakan tanganmu sebagai alat ukur suhu? Nah,
untuk menyelidiki hal ini lakukanlah kegiatan berikut:

Sumber belajar : - Buku ipa terpadu SMP/MTS kelas VII penerbit Erlangga
-Media elektronik ( web :
http://id.wikipedia.org/wiki/Termometer,
https://alljabbar.wordpress.com/2008/04/07/suhu/)
A. Alat dan Bahan
1. Termometer 2 buah
2. Air
3. Es Batu
4. Pembakar spirtus 1 buah
5. Gelas Ukur 3 buah
6. Kaki tiga dan kasa 1 buah

B. Rancangan Percobaan

Air Hangat Air Biasa Es Batu

C. Langkah Percobaan
1. Isilah air pada gelas ukur. Kemudian didihkan air sampai air menjadi
hangat (pada suhu tertentu)

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


157
157
2. Isilah gelas ukur yang lain dengan air biasa, dan air yang diberi es batu.
3. Masukkan termometer pertama ke dalam air hangat dan termometer kedua
ke dalam gelas ukur berisi es batu, lalu diamkan sejenak. Perhatikan Skala
yang ditunjukkan oleh Termometer, kemudian catat hasilnya dalam tabel.
4. Setelah itu, pindahkan kedua termometer ke dalam gelas ukur berisi air
biasa. Perhatikan skala yang ditunjukkan oleh kedua termometer.
5. Lakukan percobaan yang sama tanpa menggunakan alat ukur termometer
tetapi menggunakan tangan
Keterangan : 1. Tangan kiri untuk mengukur suhu pada air hangat
2. Tangan kanan untuk mengukur suhu pada air Es batu
3. Kemudian masukkan tangan kiri dan kanan ke dalam air
biasa
Catat hasil percobaan pada tabel dibawah

Termometer Suhu Air Hangat Suhu Air biasa Suhu Es Batu

Termometer 1

Termometer 2

Tangan Suhu Air Hangat Suhu Air biasa Suhu Es Batu

Tangan kiri

Tangan kanan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


158
158
Melalui percobaan diatas lakukan analisis data mengenai perubahan suhu
yang terjadi, kemudian lakukan juga perbandingan antara pengukuran suhu
dengan menggunakan alat dan yang tidak menggunakan alat.

Kesimpulan
..............................................................................................................................
.................................................................................................................

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


159
159
Panduan
Guru
suhu
“ Pengukuran dengan
menggunakan thermometer ”

Nama anggota kelompok :


Nilai :
1........................................................./..........................
2........................................................./..........................
3......................................................../...........................
4......................................................../...........................

A. Tujuan : Untuk membandingkan ketepatan antara pengukuran dengan


menggunakan termometer dan dengan pengukuran menggunakan tangan.

B. Alat dan Bahan


1. Termometer 2 buah
2. Air
3. Es Batu
4. Pembakar spirtus 1 buah
5. Gelas Ukur 3 buah
6. Kaki tiga dan kasa 1 buah

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


160
160
C. Rancangan Percobaan

Air Hangat Air Ledeng Es Batu

D. Langkah Percobaan
1. Isilah air pada gelas ukur. Kemudian didihkan air sampai air menjadi
hangat (pada suhu tertentu)

2. Isilah gelas ukur yang lain dengan air leding, dan es batu.
3. Masukkan air hangat tersebut kedalam kalorimeter,kemudian termometer
pertama ke dalam kalorimeter yang berisi air hangat dan termometer kedua
ke dalam gelas ukur

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


161
161
Kunci jawaban

E.Hasil Percobaan
Suhu Air Hangat Suhu Air Suhu Es
(°C ) Ledeng(°C) Batu(°C )
Termometer I
32
68 -1
Termometer II 32

Tangan Suhu Air Hangat Suhu Air biasa Suhu Es Batu


Tangan kiri
dingin
hangat dingin
Tangan kanan hangat

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


162
162
Kesimpulan
Hasil percobaan yang telah kami lakukan membuktikan bahwa zat yang
dingin mempunyai suhu rendah, sedangkan zat yang hangat mempunyai suhu
yang lebih tinggi. Ketika kedua termometer dimasukkan ke dalam wadah berisi air
biasa, kedua termometer tersebut menunjukkan nilai yang sama. Lain halnya,
dengan tangan yang tidak dapat merasakan secara tepat derajat panas atau
dinginnya suatu benda,ketika tangan kanan kita dimasukkan kedalam air hangat
kemudian selanjutnya kita masukkan tangan kanan kita tadi kedalam air biasa
maka tangan kita akan merasakan dingin berbeda ketika kita memasukkan tangan
kiri kita semula kedalam air dingin kemudian kita masukkan lagi ke air biasa
maka yang tangan kita rasakan malah akan menjadi hangat . Dan dari hasil
percobaan juga menunjukkan bahwa keadaan suatu suhu tersebut dapat berubah-
ubah.
Hal ini membuktikan bahwa termometer dapat mengukur derajat panas suatu
benda secara tepat, sedangkan tangan tidak tepat digunakan untuk mengukur
suhu/derajat panas suatu benda

Contoh Pola pengembangan buku kerja guru menggunakan model ADDIE:

Analyze Indikator Esensial Aspek Pedagogik dan Profesional

Design Kerangka Buku Kerja Validasi Revisi

Development Draf Buku Kerja Revisi Uji Coba I

Produk Rencangan Buku Kerja Penguatan Uji Coba II Revisi


Pengetahuan Teknologi Bagi Guru IPA SMP

Gambar 1. Alur pengembangan buku kerja dengan model ADDIE


3. Rancangan Pengembangan Bahan Ajar Model Kemp
Model Kemp termasuk ke dalam contoh model melingkar jika ditunjukkan
dalam sebuah diagram. Secara singkat, menurut model ini terdapat beberapa
langkah dalam penyusunan sebuah bahan ajar, yaitu:
a. Menentukan tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk
pembelajaran tiap topiknya;

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


163
163
b. Menganalisis karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut
didesain;
c. Menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat
dampaknya dapat dijadikan tolak ukur perilaku pelajar;
d. Menentukan isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
e. Pengembangan prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar
belakang pelajar dan pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
f. Memilih aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang
menyenangkan atau menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa
siswa akan mudah menyelesaikan tujuan yang diharapkan;
g. Mengkoordinasi dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi
personalia, fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk
melaksanakan rencana pembelajaran;
h. Mengevaluasi pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan
pembelajaran serta melihat kesalahan-kesalahan dan peninjauan kembali
beberapa fase dari perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus
menerus, evaluasi yang dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi
sumatif
Menurut Kemp, desain pembelajaran terdiri dari banyak bagian dan fungsi
yang saling berhubungan dan mesti dikerjakan secara logis agar mencapai apa
yang diinginkan. Berorientasi pada perancangan pembelajaran yang menyeluruh.
Sehingga guru sekolah dasar dan sekolah menengah, dosen perguruan tinggi,
pelatih di bidang industry, serta ahli media yang akan bekerja sebagai perancang
pembelajaran.
Model Kemp adalah sebuah pendekatan yang mengutamakan sebuah alur
yang dijadikan pedoman dalam penyusunan perencanaan program. Dimana alur
tersebut merupakan rangkaian yang sistematis yang menghubungkan tujuan
hingga tahap evaluasi. Komponen-komponen dalam model pembelajaran Kemp
ini dapat berdiri sendiri, sehingga sewaktu-waktu tiap komponennya dapat
dilakukan revisi.
Menurut Miarso dan Soekamto Model pembelajaran Kemp dapat
digunakan di semua tingkat pendidikan, mulai dari Sekolah dasar sampai
perguruan tinggi. Ada 4 unsur yang merupakan dasar dalam membuat model
Kemp:
1) Untuk siapa program itu dirancang? (ciri pebelajar)
2) Apa yang harus dipelajari? (tujuan yang akan dicapai)
3) Bagaimana isi bidang studi dapat dipelajari dengan baik? (metode/strategi
pembelajaran)
4) Bagaimana mengetahui bahwa proses belajar telah berlangsung? (evaluasi)

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


164
164
4. Rancangan Pengembangan Bahan Ajar Model Dick and Carrey
Perancangan pengajaran menurut sistem pendekatan model Dick dan
Carey, yang dikembangkan oleh Walter Dick dan Lou Carey. Model
pengembangan ini ada kemiripan dengan model Kemp, tetapi ditambah komponen
melaksanakan analisis pembelajaran, terdapat tahap yang akan dilewati pada
proses pengembangan dan perencanaan tersebut. Berikut gambar model
pengembangan oleh Dick dan Carrey.

Gambar 2. Model Pengembangan Dick & Carey


Dari model di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Identifikasi tujuan
Tahap awal model ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar
mahasiswa dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program
pengajaran. Analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah
langkah pertama yang dilakukan untuk menentukan apa yang anda inginkan
setelah warga belajar melaksanakan pembelajaran. Tujuan pembelajaran dapat
diperoleh dari serangkaian tujuan pembelajaran yang ditemukan dari analisis
kebutuhan, dari kesulitan-kesulitan warga belajar dalam praktek pembelajaran,

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


165
165
dari analisis yang dilakukan oleh orang-orang yang bekerja dalam bidang, atau
beberapa keperluan untuk pembelajaran yang aktual.
Menentukan tujuan dari sistem yang dibangun. Yang dimaksud dengan
tujuan di sini adalah kemampuan yang dapat diperoleh pembelajar setelah
menyelesaikan pelajaran. Harles (1975) melukiskan hubungan kerjasama dan
partisipasi ketiga pihak dalam mengidentifikasi kebutuhan instruksional dalam
bentuk segitiga.Kemampuan yang akan dicapai (tujuan) secara umum informasi
yang dicari dalam proses mengidentifikasi kebutuhan instruksional adalah
kompetensi siswa saat ini untuk dibandingkan dengan kompetensi yang
seharusnya dikuasai untuk dapat melaksanakan pekerjaan atau tugasnya dengan
baik.
Bagi pengembang instruksional, informasi yang bermanfaat adalah
informasi tentang kurangnya prestasi siswa yang disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dan keterampilan, bukan yang disebabkan oleh kurangnya peralatan
kerja, sikap atassan atau lingkungan kerja lainnya. Hanya masalah yang
disebabkan kurangnya siswa dalam mendapatkan kesempatan pendidikan atau
pelatihan yang dapat diatasi dengan kegiatan instruksional.
Seringkali pengembang instruksional terlalu cepat mengambil kesimpulan,
bahwa setiap indicator yang menunjukkan rendahnya prestasi siswa harus
diselesaikan dengan pelajaran atau pelatihan. Kesimpulan seperti itu belum tentu
benar, seharusnya pengembang instruksional melakukan satu langkah tambahan
yaitu mencari factor penyebab ketidakmampuan siswa sebelum menentukan cara
membantunya dalam mencapai kemampuan yang diharapkan.
Berdasarkan teori belajar yang disusun Gagne merupakan perpaduan yang
seimbang antara behaviorisme dan kognitivisme, yang berpangkat pada teori
proses informasi. Menurut Gagne seperti dikutip oleh Worell dan Stilwell (1981)
cara berpikir seseorang tergantung pada;

1) keterampilan apa yang telah dipunyainya


2) keterampilan serta hierarki apa yang diperlukan untuk mempelajari suatu
tugas

b. Melakukan analisis instruksional


Analisis instruksional yakni menentukan kemampuan apa saja yang
terlibat dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dan menganalisa topik
atau materi yang akan dipelajari.Setelah mengidentifikasi tujuan-tujuan
pembelajaran, langkah selanjutnya adalah menentukan langkah-langkah yang
dapat dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut. Langkah terakhir
dalam proses analisis tujuan pembelajaran adalah menentukan keterampilan,

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


166
166
pengetahuan, dan sikap yang disebut sebagai entry behavior (perilaku
awal/masukan) yang diperlukan oleh warga belajar untuk memulai pembelajaran.
Menentukan kemampuan apa saja yang terlibat dalam proses pembelajaran
untuk mencapai tujuan dan menganalisa topik atau materi yang akan dipelajari.
Analisis ini akan menghasilkan diagram tentang keterampilan-keterampilan/
konsep dan menunjukkan keterkaitan antara keterampilan konsep
tersebut.Menurut Dick & Carey (2005), analisis instruksional adalah suatu
prosedur, yang apabila diterapkan pada suatu tujuan instruksional akan
menghasilkan suatu identifikasi kemampuan-kemampuan bawahan yang
diperlukan bagi siswa untuk mencapai tujuan instruksional. Sedangkan menurut
Essef (dalam Zuhairi), analisis instruksional adalah suatu alat yang dipakai para
penyusun desain instruksional atau guru untuk membantu mereka di dalam
mengidentifikasi setiap tugas pokok yang harus dikuasai/dilaksanakan oleh siswa
dan sub tugas yang membantu siswa dalam menyelesaikan tugas pokok.

c. Mengidentifikasi tingkah laku awal dan karakteristik pebelajar


Ketika melakukan analisis terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu
dilatihkan dan tahapan prosedur yang perlu dilewati, juga dipertimbangkan
keterampilan awal yang telah dimiliki mahasiswa.Analisis paralel terhadap warga
belajar dan konteks dimana mereka belajar, dan konteks apa tempat mereka
menggunakan hasil pembelajaran. Keterampilan-keterampilan warga belajar yang
ada saat ini, yang lebih disukai, dan sikap-sikap ditentukan berdasarkan
karakteristik atau setting pembelajaran dan setting lingkungan tempat
keterampilan diterapkan. Langkah ini adalah langkah awal yang penting dalam
strategi pembelajaran.Menentukan kemampuan minimum apa saja yang harus
dimiliki pembelajar untuk menyelesaikan tugas-tugas. Ketika melakukan analisis
terhadap keterampilan-keterampilan yang perlu dilatihkan dan tahapan prosedur
yang perlu dilewati, juga harus dipertimbangkan keterampilan apa yang telah
dimiliki siswa saat mulai mengikuti pengajaran. Yang penting juga untuk
diidentifikasi adalah karakteristik khusus siswa yang mungkin ada hubungannya
dengan rancangan aktivitas-aktivitas pengajaran. Misalnya pembelajar harus
memliki kemampuan membaca, kemampuan perhitungan dasar atau kemampuan
verbal dan spatial. Kepribadian dari pembelajar juga mempengaruhi design yang
akan dibuat.

d. Merumuskan tujuan kinerja.


Berdasarkan analisis instruksional dan pernyataan tentang tingkah laku
awal pebelajar kemudian dirumuskan pernyataan khusus tentang apa yang harus
dilakukan mahasiswa setelah menyelesaikan pembelajaran. Menuliskan tujuan
unjuk kerja (tujuan pembelajaran). Berdasarkan analisis tujuan pembelajaran dan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


167
167
pernyataan tentang perilaku awal, catatlah pernyataan khusus tentang apa yang
dapat dilakukan oleh warga belajar setelah mereka menerima pembelajaran.
Pernyataan-pernyataan tersebut diperoleh dari analisis pembelajaran. Analisis
pembelajaran dimaksudkan untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan
yang dipelajari, kondisi pencapaian unjuk kerja, dan kriteria pencapaian unjuk
kerja. Komponen ini bertujuan untuk menguraikan tujuan umum menjadi tujuan
yang lebih spesifik pada tiap tahapan pembelajaran. Di tiap tahapan akan ada
panduan pembelajaran dan pengukuran performansi pembelajar.

e. Pengembangan tes acuan patokan.


Pengembangan tes acuan patokan didasarkan pada tujuan yang telah
dirumuskan. Berdasarkan tujuan pembelajaran yang tertulis, kembangkan produk
evaluasi untuk mengukur kemampuan warga belajar melakukan tujuan
pembelajaran. Penekanan utama berada pada hubungan perilaku yang tergambar
dalam tujuan pembelajaran dengan untuk apa melakukan penilaian.
Test items harus dirancang untuk menyediakan kesempatan bagi
pembelajar untuk mendemonstrasikan kemampuan dan pengetahuan yang
dinyatakan dalam tujuan.Bagian ini bertujuan untuk:
o Mengetahui prasyarat yang telah dimiliki pembelajar untuk
mempelajari kemampuan baru
o Mencek hasil yang telah diperoleh pembelajar selama proses
pembelajaran
o Menyediakan dokumen perkembangan pembelajar untuk orang tua
atau administrator
o Memberikan evaluasi terhadap sistem yang digunakan
o Pengukuran awal terhadap performansi sebelum perencanaan
pengembangan pelajaran dan materi instruksional

f. Pengembangan strategi pengajaran.


Informasi dari lima tahap sebelumnya, dilakukan pengembangan strategi
pengajaran untuk mencapai tujuan akhir. Strategi pembelajaran meliputi; kegiatan
prapembelajaran (pre-activity), penyajian informasi, praktek dan umpan balik
(practice and feedback, pengetesan (testing), dan mengikuti kegiatan selanjutnya.
Strategi pembelajaran berdasarkan teori dan hasil penelitian, karakteristik media
pembelajaran yang digunakan, bahan pembelajaran, dan karakteristik warga
belajar yang menerima pembelajaran. Prinsip-prinsip inilah yang digunakan untuk
memilih materi strategi pembelajaran yang interaktif.
Menentukan aktifitas instruksional yang membantu dalam pencapaian
tujuan. Dimana, strategi tersebut akan meliputi aktivitas preinstruksional,
penyampaian informasi, praktek dan balikan, testing, yang dilakukan lewat

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


168
168
aktivitas. Misalnya membaca, mendengarkan, hingga eksplorasi internet. Aktifitas
instruksional ini dapat dikembangkan oleh instruktur sesuai dengan latar
belakang, kebutuhan, dan kemampuan pembelajar atau bisa saja pembelajar
menggabungkan pengetahuan yang baru didapatkan dengan pengetahuan dan
kemampuan yang telah dimiliki untuk membentuk pemahaman baru. Proses
pembelajaran juga dapat dilakukan secara berkelompok atau individual.

g. Pengembangan atau memilih pengajaran.


Tahap ini akan digunakan strategi pengajaran untuk menghasilkan
pengajaran, seperti petunjuk pembelajaran untuk pebelajar, materi, tes dan
panduan pembelajar. Mengembangkan dan memilih materi pembelajaran, produk
pengembangan ini meliputi petunjuk untuk warga belajar, materi pembelajaran,
dan soal-soal. Materi pembelajaran meliputi : petunjuk untuk tutor, modul untuk
warga belajar, transparansi OHP, videotapes, format multimedia, dan web untuk
pembelajaran jarak jauh. Pengembangan materi pembelajaran tergantung kepada
tipe pembelajaran, materi yang relevan, dan sumber belajar yang ada disekitar
perancang.
Bagian ini berkaitan dengan media yang digunakan untuk proses
pembelajaran untuk menghasilkan pengajaran yang meliputi petunjuk untuk
siswa, bahan pelajaran, tes dan panduan guru. Media pembelajaran dapat berupa
pemberian materi/perkuliahan, pemberian tugas, powerpoint, internet, paket
computer-assisted-instruction, dan sebagainya. Permasalahan terletak pada
penentuan media yang tepat untuk mencapai tujuan dan hal ini tidak sama untuk
setiap pembelajar.

h. Merancang dan melaksanakan evaluasi formatif.


Evaluasi dilakukan untuk mengumpulkan data dan mengidentifikasi data
tersebut. Dalam merancang dan mengembangkan evaluasi formative yang
dihasilkan adalah instrumen atau angket penilaian yang digunakan untuk
mengumpulkan data. Data-data yang diperoleh tersebut sebagai pertimbangan
dalam merevisi pengembangan pembelajaran ataupun produk bahan ajar. Ada tiga
tipe evaluasi formatif : uji perorangan (one-to-one), uji kelompok kecil (small
group) dan uji lapangan (field evaluation).Formative evaluation bertujuan
menyediakan data untuk revisi dan pengembangan instructional materials. Selain
itu, Evaluasi ini juga dilakukan untuk mengumpulkan data yang akan digunakan
untuk mengidentifikasi bagaimana meningkatkan pengajaran. Evaluasi ini dapat
dilakukan, misalnya, dengan cara mewawancarai setiap pembelajar.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


169
169
i. Revisi pengajaran.
Tahap ini mengulangi siklus pengembangan perangkat pengajaran. Data
dari evaluasi formatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya dianalisis serta
diinterpretasikan. Data yang diperoleh dari evaluasi formatif dikumpulkan dan
diinterpretasikan untuk memecahkan kesulitan yang dihadapi warga belajar dalam
mencapai tujuan. Bukan hanya untuk ini, singkatnya hasil evaluasi ini digunakan
untuk merevisi pembelajaran agar lebih efektif.
Revisi harus menjadi bagian konstan dalam proses design. Revisi
dilakukan berdasarkan hasil dari tiap komponen model ini. Pada tahap ini, data
dari evaluasi sumatif yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya diringkas dan
dianalisis serta diinterpretasikan untuk diidentifikasi kesulitan yang dialami oleh
siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Begitu pula masukan dari hasil
implementasi dari pakar/validator. Mungkin saja tahapan-tahapan pembelajaran
kurang efektif dalam pencapaian tujuan akhir, atau aktifitas, media, dan
penugasan yang telah ditentukan tidak membantu dalam memperoleh tujuan.

j. Mengembangkan evaluasi sumatif


Di antara kesepuluh tahapan desain pembelajaran di atas, tahapan ke-10
(sepuluh) tidak dijalankan. Evaluasi sumative ini berada diluar sistem
pembelajaran model Dick & Carey, (2001) sehingga dalam pengembangan ini
tidak digunakan. Summative evaluation bertujuan mempelajari efektifitas
keseluruhan sistem dan dilakukan setelah tahap formative evaluation.
Karakteristik, Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Dick and Carey.
Model pembelajaran Dick and Carey memiliki karakteristik, kelebihan
serta kekurangan, sebagai berikut:
 Karakteristik Dick and Carey Model
 Dalam penerapan model ini, setiap komponen bersifat penting dan tidak
boleh ada yang dilewati
 Penggunaan model ini mungkin akan menghalangi kreatifitas instructional
designer professional
 DC Model menyediakan pendekatan sistematis terhadap kurikulum dan
program design. Ketegasan model ini susah untuk diadaptasikan ke tim
dengan banyak anggota dan beberapa sumber yang berbeda
 Cocok diterapkan untuk e-learning skala kecil, misalnya dalam bentuk
unit, modul, atau lesson

 Kelebihan dari Dick and Carey Model adalah:


 Setiap langkah jelas, sehingga dapat diikuti
 Teratur, Efektif dan Efisien dalam pelaksanaan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


170
170
 Merupakan model atau perencanaan pembelajaran yang terperinci,
sehingga mudah diikuti
 Adanya revisi pada analisis instruksional, dimana hal tersebut merupakan
hal yang sangat baik, karena apabila terjadi kesalahan maka segera dapat
dilakukan perubahan pada analisis instruksional tersebut, sebelum
kesalahan didalamnya ikut mempengaruhi kesalahan pada komponen
setelahnya.
 Model Dick & Carey sangat lengkap komponennya, hampir mencakup
semua yang dibutuhkan dalam suatu perencanaan pembelajaran.

 Kekurangan dari Dick and Carey Model adalah:


 Kaku, karena setiap langkah telah di tentukan
 Tidak semua prosedur pelaksanaan KBM dapat di kembangkan sesuai
dengan langkah-langkah tersebut
 Tidak cocok diterapkan dalam e learning skala besar
 Uji coba tidak diuraikan secara jelas kapan harus dilakukan dan kegiatan
revisi baru dilaksanakan setelah diadakan tes formatif
 Pada tahap-tahap pengembangan tes hasil belajar, strategi pembelajaran
maupun pada pengembangan dan penilaian bahan pembelajaran tidak
nampak secara jelas ada tidaknya penilaian pakar (validasi).

5. Rancangan Pengembangan Bahan Ajar Model Hannafin dan Peck


Model Hannafin dan Peck adalah model desainp embelajaran yang terdiri
dari pada tiga fase yaitu fase Analisis keperluan, fase desain, fase pengembangan
dan implementasi (Hannafin& Peck, 1988). Dalam model ini, penilaian dan
pengulangan perlu dijalankan dalam setiap fase. Model ini lebih berorientasi
produk, melalui tiga fase:
a. Fase pertama, Adalah analisis kebutuhan dilakukan dengan
mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan dalam mengembangkan suatu
media pembelajaran termasuklah di dalamnya tujuan dan objektif media
pembelajaran yang dibuat, pengetahuan dan kemahiran yang diperlukan
oleh kelompok sasaran, peralatan dan keperluan media pembelajaran.
b. Fasa keduaAdalah fase desain, informasi dari fase analisis dipindahkan
ke dalam bentuk dokumen yang akan menjadi tujuan pembuatan media
pembelajaran. Fase desain bertujuan untuk mengidentifikasikan dan
mendokumenkan kaidah yang paling baik untuk mencapai tujuan
pembuatan media tersebut. Salah satu dokumen yang dihasilkan dalam
fase ini adalah dokumen story board yang mengikut urutan aktifitas
pembelajaran berdasarkan keperluan pelajaran dan objektif

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


171
171
media pembelajaran seperti yang diperoleh dalam fase analisis
keperluan.
c. Fase ketigaAdalah fase pengembangan dan implementasi, terdiri
dari penghasilan diagram alur, pengujian, serta penilaian formatif dan
penilaian sumatif. Dokumen story board akan dijadikan landasan bagi
pembuatan diagram alir yang dapat membantu proses pembuatan media
pembelajaran. Untuk menilai kelancaran media yang dihasilkan seperti
kesinambungan link, penilaian dan pengujian dilaksanakan pada fase ini.
Model Hannafindan Peck (1988) menekankan proses penilaian dan
pengulangan harus mengikut sertakan proses-proses pengujian
dan penilaian media pembelajaran yang melibatkan ketiga fase secara
berkesinambungan.

6. Rancangan Pengembangan Bahan Ajar Model Gagne and Briggs


Pengembangan desain intruksional model Briggs ini berorientasi pada
rancangan sistem dengan sasaran guru yang bekerja sebagai perancang atau
desainer kegiatan intruksional maupun tim pengembang intruksional yang
anggotanya meliputi guru, administrator, ahli bidang studi, ahli evaluasi, ahli
media, dan perancang intruksional. Model pengembangan intruksional Briggs ini
bersandarkan pada prinsip keselarasan antara a) tujuan yang akan dicapai, b)
strategi untuk mencapainya, dan c) evaluasi keberhasilannya. Gagne dan Briggs
(1974: 212-213) mengemukakan 12 langkah dalam pengembangan desain
intruksional, langkah pengembangan dimaksud dirumuskan sebagai berikut:
1. Analisis dan identifikasi kebutuhan
2. Penetapan tujuan umum dan khusus
3. Identifikasi alternatif cara memenuhi kebutuhan
4. Merancang komponen dari system
5. Analisis (a) sumber-sumber yang diperlukan (b) sumber-sumber yang
tersedia (c) kendala-kendala.
6. Kegiatan untuk mengatasi kendala
7. Memilih atau mengembangkan mater ipelajaran
8. Merancang prosedur penelitian murid
9. Ujicoba lapangan : evaluasi formatif dan pendidikan guru.
10. Penyesuaian, revisi dan evaluasi lanjut
11. Evaluasi sumatif
12. Pelaksanaanoperasional
Model tersebut di atas merupakan model yang paling lengkap yang
melukiskan bagaimana suatu proses pembelajaran dirancang secara sistematis dari
awal sampai akhir. Kegiatan seperti ini cocok untuk diterapkan pada suatu
program pendidikan yang relatif baru. Di Indonesia prosedur tersebut mencakup

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


172
172
mulai dari simposium dan pengembangan kurikulum yang dilakukan mulai dari
tingkat sekolah (KTSP). Kemudian guru diberikan kewenangan untuk
mengembangkan standar kompetensi menjadi sejumlah kompetensi dasar yang
dituangkan secara eksplisit dalam silabus dan RPP

7. Rancangan Pengembangan Bahan Ajar Model Borg & Gall


Borg & Gall mendefinisikan penelitian dan pengembangan sebagai suatu
usaha untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan
dalam penelitian. Borg & Gall dalam model penelitian yang dikembangkan
menetapkan 10 langkah prosedural dalam pengembangan bahan ajar (Borg&Gall
1983:772), langkah-langkah tersebut adalah:
1) Research and Information Collecting (melakukan penelitian dan
pengumpulan informasi). Penelitian dan pengumpulan data yang meliputi:
mengumpulkan sumber rujukan/kajian pustaka, observasi/pengamatan
kelas, dan identifikasi permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran
dan merangkum permasalahan.
2) Planning (melakukan perencanaan). Melakukan perencanaan, yang
meliputi: identifikasi dan definisi keterampilan, penetapan tujuan,
penentuan urutan, dan uji coba pada skala kecil.
3) Develop Preliminary Form of Product (mengembangkan bentuk awal
produk). Mengembangkan jenis/bentuk produk awal, yang meliputi:
penyiapan materi pembelajaran, penyusunan buku pegangan, dan
perangkat evaluasi.
4) Preliminary Field Testing (melakukan uji lapangan awal). Melakukan uji
coba tahap awal, dilakukan pada 1-3 sekolah menggunakan 6-12 subjek
ahli. Pengumpulan informasi/data dengan menggunakan observasi,
wawancara, kuesioner, dan dilanjutkan dengan analisis data.
5) Main Product Revision (melakukan revisi produk utama). Melakukan
revisi terhadap produk utama, berdasarkan masukan dan saran dari hasil
uji coba lapangan awal.
6) Main Field Testing (merlakukan uji lapangan untuk produk utama).
Melakukan uji coba lapangan utama, dilakukan terhadap 5-15 sekolah,
dengan 30-300 subjek. Tes/penilaian tentang prestasi belajar pebelajar
dilakukan sebelum dan sesudah proses pembelajaran.
7) Operational Product Revision (melakukan revisi produk operasional).
Melakukan revisi terhadap produk operasional, berdasarkan saran dan
masukan hasil uji coba lapangan utama.
8) Operational Field Testing (melakukan uji lapangan terhadap produk final).
Melakukan uji coba lapangan operasional, dilakukan sampai 10-30

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


173
173
sekolah, melibatkan 40-200 subjek, dan data dikumpulkan melalui
wawancara, observasi, kuesioner, dan analisis data.
9) Final product revision (melakukan revisi prduk final). Revisi ini dilakukan
berdasarkan hasil dari uji lapangan. Hasil uji yang diperoleh dapat
dijadikan umpan balik untuk perbaikan dan penyempurnaan produk yang
dikembangkan
10) Dissemination and implementation (diseminasi dan implementasi).
Penyampaian hasil pengembangan (proses, program, produk) kepada para
pengguna yang professional melalui forum pertemuan atau menuliskan
dalam jurnal atau dalam bentuk buku atau handbook. Sementara itu,
produk dari penelitian yang telah dilakukan dapat didistribusikan melalui
perpustakaan, dinas-dinas terkait ataupun melalui toko buku. Yang
terpenting dalam mendistribusikan produk ini adalah produk harus
dilakukan setelah melalui quality control.

8. Rancangan Pengembangan Bahan Ajar Model4D


Model pengembangan perangkat Four-D Model disarankan oleh
Sivasailam Thiagarajan, Dorothy S. Semmel, dan Melvyn I. Semmel (1974).
Model ini terdiri dari 4 tahap pengembangan yaitu Define, Design, Develop, dan
Disseminate atau diadaptasikan menjadi model 4-D, yaitu pendefinisian,
perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan
pada setiap tahap pengembangan dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Define (Pendefinisian)
Kegiatan pada tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan mendefinisikan
syarat-syarat pengembangan. Dalam model lain, tahap ini sering dinamakan
analisis kebutuhan. Tiap-tiap produk tentu membutuhkan analisis yang berbeda-
beda. Secara umum, dalam pendefinisian ini dilakukan kegiatan analisis
kebutuhan pengembangan, syarat-syarat pengembangan produk yang sesuai
dengan kebutuhan pengguna serta model penelitian dan pengembangan (model R
& D) yang cocok digunakan untuk mengembangkan produk. Analisis bisa
dilakukan melalui studi literature atau penelitian pendahuluan. Thiagarajan
(Online), menganalisis 5 kegiatan yang dilakukan pada tahap define yaitu:
analisis ujung depan (front-end analysis), analisis siswa (learner analysis),
analisis tugas (task analysis), analisis konsep (concept analysis) dan perumusan
tujuan pembelajaran (specifying instructional objectives).
1) Front and analysis . Pada tahap ini, guru melakukan diagnosis awal untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran.
2) Learner analysis. Pada tahap ini dipelajari karakteristik peserta didik,
misalnya: kemampuan, motivasi belajar, latar belakang pengalaman, dsb.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


174
174
3) Task analysis. Guru menganalisis tugas-tugas pokok yang harus dikuasai
peserta didik agar peserta didik dapat mencapai kompetensi minimal.
4) Concept analysis. Menganalisis konsep yang akan diajarkan, menyusun
langkah-langkah yang akan dilakukan secara rasional.
5) Specifying instructional objectives. Menulis tujuan pembelajaran,
perubahan perilaku yang diharapkan setelah belajar dengan kata kerja
operasional.
Menurut Mulyatiningsih (Online) dalam konteks pengembangan bahan
ajar (modul, buku, LKS), tahap pendefinisian dilakukan dengan cara: 1) Analisis
kurikulum, 2) Analisis karakteristik peserta didik, 3) Analisis materi.

1) Analisis kurikulum
Pada tahap awal, peneliti perlu mengkaji kurikulum yang berlaku pada
saat itu. Dalam kurikulum terdapat kompetensi yang ingin dicapai. Analisis
kurikulum berguna untuk menetapkan pada kompetensi yang mana bahan ajar
tersebut akan dikembangkan. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan tidak
semua kompetensi yang ada dalam kurikulum dapat disediakan bahan ajarnya
2) Analisis karakteristik peserta didik
Seperti layaknya seorang guru akan mengajar, guru harus mengenali
karakteristik peserta didik yang akan menggunakan bahan ajar. Hal ini penting
karena semua proses pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk mengetahui karakteristik peserta
didik antara lain: kemampuan akademik individu, karakteristik fisik, kemampuan
kerja kelompok, motivasi belajar, latar belakang ekonomi dan sosial, pengalaman
belajar sebelumnya, dsb. Dalam kaitannya dengan pengembangan bahan ajar,
karakteristik peserta didik perlu diketahui untuk menyusun bahan ajar yang sesuai
dengan kemampuan akademiknya, misalnya: apabila tingkat pendidikan peserta
didik masih rendah, maka penulisan bahan ajar harus menggunakan bahasa dan
kata-kata sederhana yang mudah dipahami. Apabila minat baca peserta didik
masih rendah maka bahan ajar perlu ditambah dengan ilustasi gambar yang
menarik supaya peserta didik termotivasi untuk membacanya.
3) Analisis materi
Analisis materi dilakukan dengan cara mengidentifikasi materi utama yang
perlu diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yang relevan, dan
menyusunnya kembali secara sistematis
4) Merumuskan tujuan
Sebelum menulis bahan ajar, tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
hendak diajarkkan perlu dirumuskan terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk
membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat
mereka sedang menulis bahan ajar.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


175
175
2. Design (Perancangan)
Tahap perancangan bertujuan untuk merancang perangkat pembelajaran.
Thiagarajan, dkk (online) membagi perancangan menjadi empat langkah yang
harus dilakukan pada tahap ini, yaitu: (1) penyusunan standar tes (criterion-test
construction), (2) pemilihan media (media selection) yang sesuai dengan
karakteristik materi dan tujuan pembelajaran, (3) pemilihan format (format
selection), yakni mengkaji format-format bahan ajar yang ada dan menetapkan
format bahan ajar yang akan dikembangkan, (4) membuat rancangan awal (initial
design) sesuai format yang dipilih. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1) Penyusunan tes acuan patokan (constructing criterion-referenced test)
Menurut Thiagarajan, dkk (1974), penyusunan tes acuan patokan
merupakan langkah yang menghubungkan antara tahap pendefinisian (define)
dengan tahap perancangan (design). Tes acuan patokan disusunberdasarkan
spesifikasi tujuan pembelajaran dan analisis siswa, kemudian selanjutnya disusun
kisi-kisi tes hasil belajar. Tes yang dikembangkan disesuaikan dengan jenjang
kemampuan kognitif. Penskoran hasil tes menggunakan panduan evaluasi yang
memuat kunci dan pedoman penskoran setiap butir soal.

2) Pemilihan media (media selection)


Pemilihan media dilakukan untuk mengidentifikasi media pembelajaran
yang relevan dengan karakteristik materi. Lebih dari itu, media dipilih untuk
menyesuaikan dengan analisis konsep dan analisis tugas, karakteristik target
pengguna, serta rencana penyebaran dengan atribut yang bervariasi dari media
yang berbeda-beda.hal ini berguna untuk membantu siswa dalam pencapaian
kompetensi dasar. Artinya, pemilihan media dilakukan untuk mengoptimalkan
penggunaan bahan ajar dalam proses pengembangan bahan ajar pada
pembelajaran di kelas.

3) Pemilihan format (format selection)


Pemilihan format dalam pengembangan perangkat pembelajaran ini
dimaksudkan untuk mendesain atau merancang isi pembelajaran, pemilihan
strategi, pendekatan, metode pembelajaran, dan sumber belajar. Format yang
dipilih adalah yang memenuhi kriteria menarik, memudahkan dan membantu
dalam pembelajaran.

4) Rancangan awal (initial design)


Menurut Thiagarajan, dkk (online), “initial design is the presenting of the
essential instruction through appropriate media and in a suitable
sequence.” Rancangan awal yang dimaksud adalah rancangan seluruh perangkat
pembelajaran yang harus dikerjakan sebelum ujicoba dilaksanakan. Hal ini juga

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


176
176
meliputi berbagai aktivitas pembelajaran yang terstruktur seperti membaca teks,
wawancara, dan praktek kemampuan pembelajaran yang berbeda melalui praktek
mengajar.
Dalam tahap perancangan, peneliti sudah membuat produk awal
(prototype) atau rancangan produk. Pada konteks pengembangan bahan ajar, tahap
ini dilakukan untuk membuat modul atau buku ajar sesuai dengan kerangka isi
hasil analisis kurikulum dan materi. Dalam konteks pengembangan model
pembelajaran, tahap ini diisi dengan kegiatan menyiapkan kerangka konseptual
model dan perangkat pembelajaran (materi, media, alat evaluasi) dan
mensimulasikan penggunaan model dan perangkat pembelajaran tersebut dalam
lingkup kecil. Sebelum rancangan (design) produk dilanjutkan ke tahap
berikutnya, maka rancangan produk (model, buku ajar, dsb) tersebut perlu
divalidasi. Validasi rancangan produk dilakukan oleh teman sejawat seperti dosen
atau guru dari bidang studi/bidang keahlian yang sama. Berdasarkan hasil validasi
teman sejawat tersebut, ada kemungkinan rancangan produk masih perlu
diperbaiki sesuai dengan saran validator.

3. Develop (Pengembangan)
Thiagarajan (Online), membagi tahap pengembangan dalam dua kegiatan
yaitu: expert appraisal dan developmental testing. Expert appraisal merupakan
teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk. Dalam
kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidangnya. Saran-saran yang
diberikan digunakan untuk memperbaiki materi dan rancangan pembelajaran yang
telah disusun. Developmental testing merupakan kegiatan uji coba rancangan
produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya. Pada saat uji coba ini dicari data
respon, reaksi atau komentar dari sasaran pengguna model. Hasil uji coba
digunakan memperbaiki produk. Setelah produk diperbaiki kemudian diujikan
kembali sampai memperoleh hasil yang efektif.
Dalam konteks pengembangan bahan ajar (buku atau modul), tahap
pengembangan dilakukan dengan cara menguji isi dan keterbacaan modul atau
buku ajar tersebut kepada pakar yang terlibat pada saat validasi rancangan dan
peserta didik yang akan menggunakan modul atau buku ajar tersebut. Hasil
pengujian kemudian digunakan untuk revisi sehingga modul atau buku ajar
tersebut benar-benar telah memenuhi kebutuhan pengguna. Untuk mengetahui
efektivitas modul atau buku ajar tersebut dalam meningkatkan hasil belajar,
kegiatan dilanjutkan dengan memberi soal-soal latihan yang materinya diambil
dari modul atau buku ajar yang dikembangkan.
Dalam konteks pengembangan model pembelajaran, kegiatan
pengembangan (develop) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


177
177
1) Validasi model oleh ahli/pakar. Hal-hal yang divalidasi meliputi panduan
penggunaan model dan perangkat model pembelajaran. Tim ahli yang
dilibatkan dalam proses validasi terdiri dari: pakar teknologi pembelajaran,
pakar bidang studi pada mata pelajaran yang sama, pakar evaluasi hasil
belajar.
2) Revisi model berdasarkan masukan dari para pakar pada saat validasi
3) Uji coba terbatas dalam pembelajaran di kelas, sesuai situasi nyata yang
akan dihadapi.
4) Revisi model berdasarkan hasil uji coba
5) Implementasi model pada wilayah yang lebih luas. Selama proses
implementasi tersebut, diuji efektivitas model dan perangkat model yang
dikembangkan.
Pengujian efektivitas dapat dilakukan dengan eksperimen atau Penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Cara pengujian melalui eksperimen dilakukan dengan
membandingkan hasil belajar pada kelompok pengguna model dan kelompok
yang tidak menggunakan model. Apabila hasil belajar kelompok pengguna model
lebih bagus dari kelompok yang tidak menggunakan model maka dapat
dinyatakan model tersebut efektif. Cara pengujian efektivitas pembelajaran
melalui PTK dapat dilakukan dengan cara mengukur kompetensi sebelum dan
sesudah pembelajaran. Apabila kompetensi sesudah pembelajaran lebih baik dari
sebelumnya, maka model pembelajaran yang dikembangkan juga dinyatakan
efektif.

4. Disseminate (Penyebarluasan)
Thiagarajan (Online), membagi tahap dissemination dalam tiga kegiatan
yaitu: validation testing, packaging, diffusion and adoption. Pada tahap validation
testing, produk yang sudah direvisi pada tahap pengembangan kemudian
diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya. Pada saat implementasi
dilakukan pengukuran ketercapaian tujuan. Pengukuran ini dilakukan untuk
mengetahui efektivitas produk yang dikembangkan. Setelah produk
diimplementasikan, pengembang perlu melihat hasil pencapaian tujuan. Tujuan
yang belum dapat tercapai perlu dijelaskan solusinya sehingga tidak terulang
kesalahan yang sama setelah produk disebarluaskan. Kegiatan terakhir dari tahap
pengembangan adalah melakukan packaging (pengemasan), diffusion and
adoption. Tahap ini dilakukan supaya produk dapat dimanfaatkan oleh orang lain.
Pengemasan model pembelajaran dapat dilakukan dengan mencetak buku
panduan penerapan model pembelajaran. Setelah buku dicetak, buku tersebut
disebarluaskan supaya dapat diserap (diffusi) atau dipahami orang lain dan
digunakan (diadopsi) pada kelas mereka.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


178
178
Pada konteks pengembangan bahan ajar, tahap dissemination dilakukan
dengan cara sosialisasi bahan ajar melalui pendistribusian dalam jumlah terbatas
kepada guru dan peserta didik. Pendistribusian ini dimaksudkan untuk
memperoleh respons, umpan balik terhadap bahan ajar yang telah dikembangkan.
Apabila respon sasaran pengguna bahan ajar sudah baik maka baru dilakukan
pencetakan dalam jumlah banyak dan pemasaran supaya bahan ajar itu digunakan
oleh sasaran yang lebih luas.

9. Rancangan Pengembangan Bahan Ajar Model Plomp


Desain pengembangan Plomp memiliki tiga tahap atau fase yaitu (1) tahap
penelitian pendahuluan (preliminary research), (2) tahap prototipe (prototyping
stage), (3) tahap penilaian (assesment stage). Evaluasi formatif terdapat pada
seluruh fase dan siklus yang ada dalam penelitian desain. Evaluasi formatif
memiliki berbagai lapisan seperti diilustrasikan pada gambar berikut ini.

Gambar 4. Lapisan-lapisan Evaluasi Formatif


(Sumber: Tressmer:1993 dalam Plomp (2013:36))
Gambar 4 mengilustrasikan bahwa banyak kemungkinan metode evaluasi
formatif yang dapat dipilih. Metode evaluasi yang digunakan pada penelitian ini
adalah sebagai berikut ini.
1) Evaluasi diri (self evaluation or screening): penilaian dilakukan oleh
diri sendiri terhadap desain produk yang dikembangkan dengan
menggunakan daftar cek dari karakteristik atau spesifikasi desain.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


179
179
2) Tinjauan ahli (expert review): penilaian produk oleh pakar atau ahli
(ahli bidang studi dan ahli desain pembelajaran).
3) Evaluasi satu-satu (one to one evaluation): tiga orang siswa
menggunakan produk dalam situasi yang normal. Evaluator mengamati
dan mewawancarai responden.
4) Evaluasi kelompok kecil (small group or micro-evaluation): pada uji
coba kelompok kecil, enam orang peserta didik menggunakan produk.
Evaluator memberi angket kepada responden.
5) Uji coba kelompok besar (field test): pengguna berkisar 20-30 orang
siswa dalam satu kelas menggunakan produk pada pembelajaran. Hal
ini untuk mengukur praktikalitas dan efektivitas produk yang
dikembangkan.

C. LATIHAN
1. Jelaskan klasifikasi model desain pembelajaran secara umum!
2. Sebutkan minimal 5 model desain pengembangan pembelajaran yang
dikemukakan para ahli!
3. Jelaskan karakteristik rancangan pengembangan bahan ajar model
ADDIE!
4. Jelaskan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Dick & Carey!
5. Sebutkan 12 langkah pengembangan instruksional pengembangan bahan
ajar model Gagne & Bricks!

D. RANGKUMAN
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan
oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke
dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi
produk, model prosedural dan model melingkar.
Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain
pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran
atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah
model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media
pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau
modul. Contoh modelnya adalah model hannafin and peck. Satu lagi adalah model
beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu
sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan,
kurikulum sekiolah, dll. contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang
biasa kita sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari
model prosedural adalah model Dick and Carrey sementara contoh model
melingkar adalah model Kemp.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


180
180
Adanya variasi model yang ada ini sebenarnya juga dapat menguntungkan
kita, beberapa keuntungan itu antara lain adalah kita dapat memilih dan
menerapkan salah satu model desain pembelajaran yang sesuai dengan
karakteristik yang kita hadapi di lapangan, selain itu juga, kita dapat
mengembangkan dan membuat model turunan dari model-model yang telah ada,
ataupun kita juga dapat meneliti dan mengembangkan desain yang telah ada untuk
dicobakan dan diperbaiki.

E. DAFTAR BACAAN
Abdullah, Idi. 2007. Pengembangan kurikulum teori dan praktik. Yogyakarta.
Ar-ruzz.
Akbar, S. 2011. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Cipta Media.

Borg, W.R and Gall, M.D. 2003. Educational Research: An Introduction 4 th


Edition. London: Longman Inc

Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.


Bandung: Refika Aditama.

Sugiarta, Awandi Nopyan. (2007). Pengembangan Model Pengelolaan


Program Pembelajaran Kolaboratif
Untuk Kemandirian Anak Jalanan Di Rumah
Singgah (Studi Terfokus di Rumah Singgak Kota Bekasi). Deserta
si tidak diterbitkan. Bandung: PPS UPI

Sugiarto. 2011. Landasan Pengembangan Bahan Ajar. Materi Workshop


Penyusunan Buku Ajar Bagi Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.

Tarigan, D & Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

Buhari, Bustang. 2010. Four-D Model (Model


PengembanganPerangkatPembelajarandariThiagarajan, dkk). (online),
(http://bustangbuhari.wordpress.com/2011/08/25/four-d-model-model-
pengembangan-perangkat-pembelajaran-dari-thiagarajan-dkk/), diakses
3 Februari 2016.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


181
181
Mulyatiningsih, Endang. . Pengembangan Model Pembelajaran. (online),
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/dra-endang-
mulyatiningsih-mpd/7cpengembangan-model-pembelajaran.pdf)
diakses 29 Februari 2016.

F. TES FORMATIF
1. Jelaskan klasifikasi model desain pembelajaran secara umum!
2. Sebutkan keuntungan adanya variasi model desain pengembangan
pembelajaran!
3. Sebutkan 6 langkah perencanaan pembelajaran model ASSURE!
4. Jelaskan 5 tahap pengembangan model ADDIE!
5. Sebutkan 4 unsur yang merupakan dasar dalam membuat perencanaan
pembelajaran model Kemp !
6. Apakah perbedaan model pembelajaran Kemp dan Dick & Carrey?
7. Sebutkan kelebihan model pembelajaran Dick & Carrey!
8. Sebutkan 3 fase desain pembelajaran model Hannafin & Peck!
9. Menurut Anda manakah model desain pembelajaran yang paling lengkap?
10. Sebutkan 4 tahap pengembangan bahan ajar model 4D!

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


182
182
BAB 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Evi Suryawati

A. PENDAHULUAN
Proses Pembelajaran merupakan suatu sistem yang mana untuk pencapaian
standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dengan
merencanakan program pengajaran lebih baik, terperinci dan terencana. Salah satu
caranya adalah dengan mengembangkan perangkat pembelajaran. Perangkat
pembelajaran merupakan salah satu alat penunjang keberhasilan pembelajaran di
kelas yang berisi mengenai informasi proses pembelajaran di kelas. Perangkat
pembelajaran terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media dan
sumber belajar.
Pembangunan pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan
nasional. Karena pada dasarnya proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
proses pembangunan nasional itu sendiri. Pembangunan nasional yang dilakukan
diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia agar
berkualitas. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan salah satu upaya yang
harus dilakukan untuk mengembangkan SDM.Untuk itu pemerintah
menyelenggarakan pendidikan formal yang akan mengantarkan generasi anak
bangsa untuk mampu menghadapi kompetisi secara global yang tentunya harus di
dukung oleh semua pihak baik pemerintah, lembaga sekolah dan masyarakat.
Didalam proses pendidikan tentunya suatu lembaga sekolah melakukan
rancangan-rancangan baik sistem maupun tatanan dalam suatu lembaga. Proses
pendidikan akan berkasil dipengaruhi oleh guru, murid, dan lembaga terkait. Guru
di tuntut untuk lebih professional dalam tugas-tugasnya yang antara lain harus
bias membuat perangkat pembelajaran dan mampu mengembangkannya sekaligus
mampu menerapkannya.
Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun
berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan
pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat
harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Dalam bab ini akan membahas mengenai pengembangan perencanaan
pembelajaran, yang mencakup pengembangan perangkat pembelajaran yang
pembelajaran IPA SMP dan Biologi SMA.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


183
183
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang merancang perangkat pembelajaran IPA SMP dan Biologi
SMA. Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi, diharapkan dapat:
1. MenelaahSilabusdan RPP IPA SMP sesuai kurikulum yang berlaku.
2. Merancang Silabus dan RPP sesuai kebutuhan pembelajaran
Materi ini berhubungan dengan perencanaan pembelajaran sesuai
kurikulum dan standar proses pembelajaran. Bab ini juga membahas penyiapan
perangkat pembelajaran sebagai bagian tugas guru sebagai pelaksana dan
pengembang kurikulum pada satuan pendidikan dan mata pelajaran yang menjadi
tanggung jawabnya.

B. URAIAN MATERI
Perangkat pembelajaran merupakan hal yang harus disiapkan oleh guru
sebelum melaksanakan pembelajaran. Dalam KBBI (2007: 17), perangkat adalah
alat atau perlengkapan, sedangkan pembelajaran adalah proses atau cara
menjadikan orang belajar. Menurut Zuhdan, dkk (2011: 16) perangkat
pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang
memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.
Perangkat pembelajaran menjadi pegangan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau di luar kelas. Dalam Permendikbud
No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
disebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk
silabus dan RPP yang mengacu pada standar isi. Selain itu, dalam perencanaan
pembelajaran juga dilakukan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat
penilaian, dan skenario pembelajaran.

B.1 Silabus
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 65
Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
menjelaskan bahwa silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran
untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus dikembangkan berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menegah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu.
Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Silabus untuk mata pelajaran SMA secara umum berisi:
a. Identitas mata pelajaran
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


184
184
c. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang harus dipelajari peserta didik untuk semua jenjang
pendidikan, kelas dan mata pelajaran.
d. Kompetensi dasar, berkaitan dengan kemampuan spesifik yang
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan yang terkait
muatan atau mata pelajaran.
e. Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang
relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi.
f. Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.
g. Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.
h. Alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun, dan
i. Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
alam sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

B.2 RPP
Menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, bahwa tahap pertama dalam
pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Selanjutnya dijelaskan bahwa RPP adalah rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mengacu pada silabus. RPP mencakup beberapa hal yaitu:
(1) Data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/ semester;
(2) Materi Pokok;
(3) Alokasi waktu;
(4)Tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi;
(5) Materi pembelajaran; metode pembelajaran;
(6) Media, alat dan sumber belajar;
(7) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan
(8) Penilaian.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


185
185
B.3 Pengembangan Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran
dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Istilah silabus juga dapat
didefinisikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok- pokok isi, dan
materi pembelajaran. Silabus digunakan untuk menyebutkan suatu prodok
pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi
dan kompetensi dasar yang ingin dicapai, dan menjelaskan tentang pokok-pokok
materi yang dipelajari siswa.Pada kurikulum 2004, yang dimaksud dengan silabus
sebagai berikut :
a. Seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kelas dan penilaian hasil belajar.
b. Komponen silabus menjawab :
- Kompetensi apa yang akan dikembangkan ?
- Bagaimana cara mengembangkannya ?
c. Bagaimana cara mengetahui bahwa kompetensi sudah tercapai/dikuasai
oleh siswa ?
d. Tujuan pengembangan silabus adalah membantu guru dan tenaga
kependidikan lainnya dalam menjabarkan kompetensi dasar menjadi
perencanaan belajar mengajar.
e. Sasaran pengembangan silabus adalah guru, kelompok guru mata
pelajaran di sekolah/madrasah, musyawarah guru mata pelajaran dan dinas
pendidikan nasional. Silabus juga dapat dimaknai dengan rencana
pembelajaran pada suatu dan kelompok mata pelajaran atau tema tertentu
yang mencakup satndar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok atau
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.

B.4 Penanggung Jawab Pengembangan Silabus


Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok pada sebuah sekolah /madrasah atau beberapa sekolah, kelompok
Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru
(PKG), Dinas Pendidikan.
Adapun langkah-langkah dalam pengembangan silabus yaitu secara umum
pengembangan silabus terdiri dari tujuh langkah utama yakni: menulis identitas
mata pelajaran, perumusan standar kompetensi, perumusan kompetensi dasar,
penentuan indikator, penentuan materi pokok, penentuan pengalaman belajar,
penentuan alokasi waktu, serta penentuan sumber belajar.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


186
186
Standar kompetensi dan kompetensi dasar (Standar Isi Kurikulum) telah
disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). BSNP sebagai mana
yang dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pada ketentuan umum pasal 1 ayat 22
adalah suatu badan mandiri dan independen yang bertugas untuk
mengembangkan, memantau pelaksanaan, dan mengevaluasi Standar Nasional
Pendidikan.
Adapun langkah-langkah dalam pengembangan silabus
1. Penulisan/ pengisian Lembar Identitas
2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
3. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
4. Mengidentifikasi Materi Pokok/ Pembelajaran
5. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
6. Penentuan Jenis Penilaian
7. Menentukan Alokasi Waktu
8. Menentukan Sumber Belajar

B.5 Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Adapun hakikat rencana pelaksanaan pembelajaran Berdasarkan Undang-
Undang Republik Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP), pemerintah melalui dapartemen pendidikan nasional,
berkewajiban menetapkan berbagai peraturan tentang standar penyelenggaraan
pendidikan di seliruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Standar Nasional pendidikan yang dimaksud meliputi: (1) standar isi, (2) standar
kompetensi, (3) standar proses, (4) standar pendidikan 1[3]dan kependidikan, (5)
standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan,
dan (8) standar penilaian pendidikan. Salah satu dari kedelapan standar itu adalah
Standar isi. Standar isi memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasr
(KD), yang harus dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam jenjang
dan waktu tertentu, sehingga pada gilirannya mencapai standar kompetensi
lulusan (SKL).Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adaah rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai salah
satu lebih kompentensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan
dijabarkandalam silabus. RPP merupakan komponen penting dari KTSP, yang
pengembangannya harus dilakukan secara profesional.
RPP dikembangkan berdasarkan karakteristik dan kondisi sekolah, serta
kemampuan guru dalam menjabarkan menjadi rencana pelaksanaan pembelajaran

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


187
187
yang siap dijadikan pedoman pembentukan kompetensi peserta didik. Agar guru
dapat membuat RPP yang efektif dan berhasil guna dituntut untuk memahami
berbagai aspek yang berkaitan dengan hakikat, fungsi prinsif, dan prosedur
pengembangan, serta cara mengukur efektifitas pelaksanaannya dalam
pembelajaran.Pertimbangan dalam penyusunan rencana dalam pelaksanaan
pembelajaran.Menurut Gagne dan Briggs dalam Mulyasa menjelaskan bahwa
dalam mengembangkan RPP perlu memperhatikan empat asumsi dasar yakni:
1. RPP perlu dikembangkan dengan menggunakan pendekatan sistem.
2. RPP perlu dikembangkan berdasarkan pengembangan siswa.
3. RPP harus dikembangkan untuk mempermudahkan siswa dalam
membangun pengetahuannya.
4. RPP tidak dirumuskan hanya sekedar kebutuhan administrasi saja, tetapi
merupakan upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran di sekolah.

B.6 Langkah-Langkah Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Langkah-langkah minimal dari penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajran (RPP) dimulai dari mencantumkan identitas RPP, Tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, langkah-langkah
kegiatan pembelajaran, sumber belajara dan penilaian, Setiap komponen
mempunyai arah pengembangan masing-masing, namun semua merupakan satu
kesatuan.

1. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari: Nama Sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester, Standar
Kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.
Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. RPP boleh disusun untuk satu kompetensi dasar
b. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus
c. Indikator merupakan:
1) Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa
peserta didik telah mencapai kompetensi dasar.
2) Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandaioleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yaitu mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
3) Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik satuan
pendidikan, dan potensi daerah.
4) Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan atau dapat
diobservasi.
5) Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaia.
d. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar,

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


188
188
dinyatakan dalam jam pelajaran dan banyaknya pertemuan (contoh: 2x45
menit). Karena itu, waktu untuk mencapai suatu kompetensi dasar dapat
diperhitungkan dalam satu atau beberapa kali pertemuan bergantung pada
kompetensi dasarnya.

2. Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Hasil langsung (output) dari satu paket kegiatan pembelajaran.
Misalnya ” Mendeskripsikan sejarah perjuangan Rasulullah di Madinah”.

3. Menentukan Materi Pembelajaran


Untuk memudahkan penetapan materi pembelajaran, dapat diacu dari
indikator.
Contoh:
Indikator: Siswa dapat menjelaskan metode/ strategi dakwah Rasul di
Madinah.

4. Menentukan Metode Pembelajaran


Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula
diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada
karakteristik pendekatan dan strategi yang dipilih.

5. Menetapkan Kegiatan Pembelajaran


a. Untuk mencapai suatu kompetensi dasar harus dicantumkan langkah-
langkah kegiatan setiap pertemuan. Pada dasarnya langkah-langkah
kegiatan memuat unsur kegiatan pendahuluan atau pembuka, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup.
b. Langkah-langkah pembelajaran dimungkinkan disusun dalam bentuk
seluruh rangkaian kegiatan, dan sesuai dengan karakteristik model
pembelajaran yang dipilih.

6. Memilih Sumber Belajar


Pemilihan sumber belajar mengacu pada perumusan yang ada dalam
silabus yang dikembangkan. Sumber belajar mencakup sumber rujukan,
lingkungan, media, narasumber, alat dan bahan. Sumber belajar dituliskan secara
lebih operasional, dan bisa langsung dinyatakan bahan ajar apa yang digunakan.
Misalnya, sumber belajar silabus dituliskan buku referensi, dalam RPP harus di
cantumkan bahan ajar yang sebenarnya.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


189
189
7. Menentukan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas teknik penilaian, bentuk instrumen, dan
instrumen yang dipakai.
Contoh RPP IPA SMP K13
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII/2
Alokasi Waktu : 3x40 menit

A. Tujuan Pembelajaran
3.8.1.1 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan macam-macam
pencemaran lingkungan.
3.8.2.1 Melalui diskusi peserta didik mampu membedakan pencemaran
pencemaran air, udara, tanah dan suara
3.8.3.1 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya
pencemaran air
3.8.3.2 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya
pencemaran udara
3.8.3.3 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya
pencemaran tanah
3.8.3.4 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya
pencemaran suara
3.8.4.1 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan solusi yang dapat
dijadikan sebagai penanggulangan pencemaran air, udara, tanah dan suara
4.8.1.1 Peserta didik mampu membuat poster tentang pencemaran lingkungan
secara berkelompok

B. Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan dan dampaknya bagi
ekosistem
4.8 Membuat tulisan tentang gagasan pemecahan masalah pencemaran di
lingkungannya berdasarkan hasil pengamatan.

C. Indikator Pencapaian Kompetensi.


3.8.1 Menjelaskan macam-macam pencemaran lingkungan.
3.8.2 Membedakan pencemaran air, udara, tanah dan suara
3.8.3 Menjelaskan penyebab terjadinya pencemaran air, udara, tanah dan suara
3.8.4 Menjelaskan solusi yang dapat dijadikan sebagai penanggulangan
pencemaran pencemaran air, udara, tanah dan suara
4.8.1 Membuat poster tentang pencemaran lingkungan

D. Materi Pembelajaran :
- pencemaran lingkungan (pencemaran air, udara, tanah dan suara)

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


190
190
E. Metode Pembelajaran :
1. Model Pembelajaran : Problem based learning
2. Pendekatan : Saintifik
3. Metode : Tanya jawab, diskusi, dan penugasan

G. Langkah-Langkah Pembelajaran

Tahap Alokasi
Langkah-Langkah Aktivitas Pembelajaran
Pelaksanaan Waktu
Pendahuluan Guru memberikan “Pada keadaan sekarang ini lingkungan kita 10 menit
apersepsi sudah banyak mengalami pencemaran, apa itu
pencemaran lingkungan? (4C)
Guru memberikan Guru bertanya kepada peserta didik, “apa
motivasi yang terjadi dengan makhluk hidup yang
berada di lingkungan yang tercemar? (4C)
Guru menyampaikan judul dan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti Orientasi peserta didik  Guru meminta peserta didik mengamati 60 menit
terhadap masalah salah satu fenomena pencemaran melalui
simulasi ikan yang diletakkan di air bersih
dan air yang tercemar (Mengamati)
 Guru membimbing peserta didik untuk
bertanya, apa yang terjadi pada ikan yang
berada di air bersih dan ikan di air yang
tercemar? (Menanya)
(Literasi media)
Organisasi peserta  Guru membagi peserta didik dalam
didik beberapa kelompok
 Guru memberikan LKPD untuk dikerjakan
masing-masing kelompok
Membimbing  Guru meminta peserta didik untuk
penyelidikan individu mendiskusikan LKPD yang telah
dan kelompok dibagikan dan membimbing peserta didik
dalam proses diskusi dan pengumpulan
informasi selama kegiatan pembelajaran
(mengumpulkan informasi) (Literasi
dasar)
Mengembangkan dan  Masing-masing kelompok berdiskusi
menyajikan hasil karya mengerjakan LKPD untuk
menginterpretasi data yang diamatinya
 Peserta didik mencatat hasil diskusi
(Literasi dasar)/ (4C)
Menganalisa dan  Peserta didik mengolah dan menganalisis
mengevaluasi proses data hasil diskusi pada LKPD yang
pemecahan masalah diberikan
 Guru meminta peserta didik untuk
mempresentasikan hasil diskusi kepada
seluruh peserta didik dikelas
(mengasosiai dan mengkomunikasikan)

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


191
191
(4C)/(HOTS)

Kegiatan Review dan Guru dan peserta didik mereview hasil 10 menit
Penutup kesimpulan kegiatan pembelajaran dan bersama-sama
menyimpulkan materi pelajaran
Evaluasi Guru memberikan posttest untuk melihat
ketercapaian tujuan pembelajaran
Reward/penghargaan Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang aktif disaat proses
pembelajaran
Tindak lanjut Guru memberikan tugas kepada peserta didik
untuk membuat tugas produk berupa poster
tentang pencemaran lingkungan

H. Sumber Belajar :
 Buku peserta didik IPA Kemendikbud Kelas VII
 LKPD non-Eksperimen tentang (organisasi kehidupan)
 Buku IPA untuk Kelas VII SMP-MTs Erlangga
 Miniatur ekosistem buatan
 Ekosistem alami (taman sekolah)

I. Teknik Penilaian :
1. Teknik penilaian dan Instrumen penilaian
No Teknik Penilaian Instrumen Penilaian
1 Tes Tertulis Essay
2 Penilaian Sikap Diskusi Lembar observasi sikap diskusi
3 Penilaian Unjuk Kerja Lembar uji simulasi diskusi

2. Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


a. Remedial : Membuat paper tentang pencemaran lingkungan
b. Pengayaan : Membaca info ilmuan tentang pencemaran lingkungan

Pekanbaru,
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

C. LATIHAN
1. Mengapa perangkat pembelajaran perlu dikembangkan?
2. Apakah pentingnya perangkat pembelajaran dalam proses pembelajaran?

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


192
192
D. RANGKUMAN
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran
dengan tema tertentu, yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar,
materi pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Istilah silabus juga dapat
didefinidikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi dan
materi pembelajaran.
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai atau
lebih kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan dijabarkan dalam
silabus. Namun RPP juga merupakan komponen penting dari KTSP, yang
pengembangannya harus dilakukan secara professional
.
E. DAFTAR BACAAN
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya

Ibrahim, R., Nanah Sodih, 2003, Perencanaan Pembelajaran. Jakarta : Rineka


Cipta.
Mulyasa, E., 2002, Kurikulum Berbasis Kompetensi ; Konsep, karakter dan
implementasi : Bandung : Remaja Rosdakar.

F. TES FORMATIF
1. Apakah yang dimaksud dengan proses pembelajaran?
2. Perangkat pembelajaran terdiri dari...
3. Silabus untuk mata pelajaran SMA secara umum berisi...
4. Jelaskan langkah-langkah pengembangan silabus!
5. Buatlah 1 contoh RPP pada materi biologi SMA kelas 10!

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


193
193
BAB 9
PENGEMBANGAN LKS DAN BAHAN AJAR
Evi Suryawati

A. PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, guru diharapkan
mampu mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007
tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses
pembelajaran yang mensyarat kan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk
mengembangkan rencana pelaksanaan pembel ajaran (RPP). Salah satu elemen
dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk
mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.
Selain itu, pada lampiran Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, juga diatur tentang berbagai
kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti
maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan pendidikan jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA), baik dalam tuntutan kompetensi pedagogik
maupun kompetensi profesional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam
mengembangkan sumber belajar dan bahan ajar.
Dalam bab ini akan membahas mengenai pengembangan perencanaan
pembelajaran, yang mencakup pengembangan LKS dan Bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran IPA SMP dan Biologi SMA.
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang merancang perangkat pembelajaran IPA SMP dan Biologi
SMA. Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi, diharapkan dapat:
1. Menelaah LKS dan Bahan Ajar
2. Merancang LKS IPA SMP dan Biologi SMA
3. Merancang bahan ajar IPA SMP danBiologi SMA
Materi ini berhubungan dengan standar proses dan peranan guru sebagai
pengembang pembelajaran khususnya dalam menyediakan sumber belajar yang
bervariasi dalam proses pembelajaran. Pengembangan sumber belajar oleh guru
sebagai salah satu upaya pengembangan profesi guru.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


194
194
B. URAIAN MATERI
B.1 Bahan ajar
Komponen pembelajaran yang dapat memudahkan guru menyampaikan
informasi pembelajaran salah satunya ialah dengan menggunakan bahan ajar.
Sesuai dengan Majid (2001:174) yang menyatakan bahwa bahan ajar adalah
segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu guru/instructor dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas. Pandangan dari ahli lainnya di
dalam Prastowo (2011:16) mengatakan bahwa bahan ajar adalah seperangkat
materi yang disusun secara sistematis, baik tertulis maupun tidak tertulis, sehingga
tercipta lingkungan atau suasana yang memungkinkan peserta didik untuk belajar.
Pandangan mengenai pengertian bahan ajar tersebut, dapat diphami bahwa
bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun teks) yang
disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang
akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalm proses pembelajaran dengan
tujuan perencanan dan penelaahan implementasi pemebelajaran. Misalnya buku
pelajaran, modul, handout, LKS, model atau market, bahan ajar audio, bahan ajar
interaktif, dan sebagainya.
Bahan ajar memiliki beberapa fungsi dalam proses pembelajaran.
Prastowo (2011:24) menjelaskan fungsi bahan ajar bagi guru sebagai berikut ini:
a. Menghemat waktu guru dalam pembelajaran.
b. Mengubah peran guru dari seorang pengajar menjadi seorang fasilitator,
c. Proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.
d. Sebagai pedoman guru dalam mengarahkan semua aktivitasnya selama
proses pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang
semestinya diajarkan kepada peserta didik.
e. Sebagai alat evaluasi pencapaian atau penguasaan hasil pembelajaran.
Selain bermanfaat bagi guru, bahan ajar juga akan menguntungkan bagi
siswa. Menurut Prastowo (2011:24), fungsi bahan ajar bagi siswa sebagai berikut
ini:
a. Bahan cetak (printed) anatara lain handout, buku, modul, lembar kerja
siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.
b. Bahan ajar dengar (audio) seperti video compact disk, film.
c. Bahan ajar interaktif (interactive teaching material) seperti compact disk
interaktif.
Bahan ajar merupakan sebuah susunan atas bahan-bahan yang berhasil
dikumpulkan dan berasal dari berbagai sumber belajar yang dibuat secara
sistematis. Oleh karena itu, bahan ajar mengandung unsur-unsur tertentu. Menurut
Prastowo (2011:28) setidaknya ada enam komponen yang perlu ada di dalam
sebuah bahan ajar, yaitu:

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


195
195
a. Petunjuk belajar
Komponen pertama ini meliputi petunjuk bagi pendidik maupun peserta
didik, di dalmanya dijelaskan tentang bagaimana pendidik sebaiknya
mengajarkan materi kepada peserta didik dan bagaimana pula peserta didik
sebaiknya mempelajari materi yang ada dalam bahan ajar tersebut.
b. Kompetensi yang akan dicapai
Maksud komponen kedua ini adalah kompetensi yang akan dicapai oleh
siswa. Pendidik harus menjelaskan dan mencantumkan dalam bahan ajar
tersebut dengan standar kompetensi, kompetensi dasar, maupun indikator
pencapaian hasil belajaryang harus dikuasai peserta didik. Dengan
demikian, jelaslah tujuan yang harus dicapai oleh peserta didik.
c. Informasi pendukung
Informasi pendukung merupakan berbagai informasi tambahan yang dapat
melengkapi bahan ajar, sehingga peserta didik akan semakin mudah untuk
menguasai pengetahuan yang akan mereka peroleh.
d. Latihan-latihan
Komponen keempat ini merupakan suatu bentuk tugas yang diberikan
kepada peserta didik untuk melatih kemampuan mereka setelah
mempelajari bahan ajar. Dengan demikian, kemampuan yang mereka
pelajari akan semakin terasah dan terkuasai secara matang.
e. Petunjuk kerja atau lembar kerja
Petunjuk kerja atau lembar kerja adalah satu lembar atau beberapa lembar
kertas yang berisi sejumlah langkah prosedural cara pelaksanaan aktivitas
atau kegiatan tertentu yang harus dilakukan oleh peserta didik berkaitan
dengan praktik dan lain sebagainya.
f. Evaluasi
Komponen terakhir ini merupakan salah satu bagian dari proses penilaian.
Sebab, dalam komponen evaluasi terdapat sejumlah pertanyaan yang
ditujukan kepada peserta didik untuk mengukur seberapa jauh penguasaan
kompetensi yang berhasil mereka kuasai setelah mengikuti proses
pembelajaran.

B.2. Lembar Kegiatan Siswa


a. Pengertian LKS
LKS merupakan lembaran-lembaran yang berisi tugas yang harus
dikerjakan oleh siswa. Lembaran kegiatan ini biasanya berisi petunjuk, langkah-
langkah untuk menyelesaikan tugas (Majid, 2006: 176). Sesuai dengan pendapat
Yildrim dkk (2011: 45) bahwa lembar kegiatan (worksheets) merupakan bahan
ajar yang memberikan siswa catatan langkah-langkah mengenai apa yang harus
dipelajari oleh siswa.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


196
196
Lembar kegiatan berisi materi intruksional yang disediakan dan selalu
digunakan oleh guru untuk membantu siswa memperoleh pengetahuan,
keterampilan dan nilai dengan menyediakan ulasan-ulasan yang membantu siswa
memahami objek pembelajaran serta memungkinkan siswa untuk terlibat dalam
pembelajaran aktif (Kaymacki, 2012: 57). Menurut Prastowo (2014: 269) LKS
merupakan materi ajar yang dikemas sedemikian rupa sehingga siswa dapat
belajar secara mandiri. LKS menyajikan materi, ringkasan serta tugas yang
berkaitan dengan materi pembelajaran. Trianto (2008: 111) juga menyatakan
bahwa LKS memuat sekumpulan kegiatan yang mendasar yang harus dilakukan
siswa sehingga dapat memaksimalkan pemahamannya. Majid dan Rochman
(2014: 231) juga menyatakan bahwa LKS merupakan bahan ajar yang
dimaksudkan untuk memicu dan membantu siswa melakukan kegiatan belajar
dalam rangka menguasai suatu pemahaman, keterampilan, dan sikap. Penggunaan
LKS membantu pembelajaran menjadi lebih efisien dan efektif.
Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa LKS
merupakan bahan ajar yang dikemas sedemikian rupa berisi tugas yang dilengkapi
dengan petunjuk dan langkah-langkah, sehingga siswa menjadi lebih memahami
pembelajaran.

b. Tujuan dan Manfaat LKS


LKS dalam kegiatan belajar mengajar dapat dimanfaatkan pada tahapan
penanaman konsep (menyampaikan konsep baru) atau pada tahapan pemahaman
konsep (tahap lanjutan dari penanaman konsep) karena LKS dirancang untuk
membimbing siswa dalam mempelajari suatu topik pembelajaran (Majid dan
Rochman, 2014: 233). Menurut Prastowo (2011: 206) terdapat empat poin yang
menjadi tujuan dalam penulisan LKS yaitu, menyajikan bahan ajar yang
memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan materi yang disajikan, menyajikan
tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi yang diberikan,
melatih kemandirian belajar siswa, dan memudahkan pendidik dalam memberikan
tugas kepada siswa. LKS selain sebagai media pembelajaran juga mempunyai
beberapa fungsi sebagai berikut.
1) LKS merupakan alternatif bagi guru untuk mengarahkan pegajaran
atau memperkenalkan suatu kegiatan tertentu sebagai kegiatan
belajar mengajar.
2) LKS dapat digunakan untuk mempercepat proses pengajaran dan
menghemat waktu penyajian suatu topik.
3) LKS dapat untuk mengetahui seberapa jauh materi yang telah
dikuasai siswa.
4) LKS dapat mengoptimalkan alat bantu pengajaran yang terbatas.
5) LKS membantu siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


197
197
6) LKS dapat meningkatkan minat siswa jika LKS disusun secara
rapi, sistematis mudah dipahami siswa sehingga menarik perhatian
siswa.
7) LKS dapat menumbuhkan kepercayaan diri siswa dan
meningkatkan motivasi belajar dan rasa ingin tahu.
8) LKS dapat mempermudah penyelesaian tugas perorangan,
kelompok atau klasikal karena siswa dapat menyelesaikan tugas
sesuai dengan kecepatan belajarnya.
9) LKS dapat digunakan untuk melatih siswa menggunakan waktu
seefektif mungkin.
10) LKS dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan
masalah (Widjajanti, 2008: 1-2).

c. Jenis LKS
Setiap LKS disusun dengan materi-materi dan tugas-tugas tertentu yang
dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu, sehingga LKS memiliki berbagai
bentuk. Menurut Johnstone dan Shavaili dalam Majid dan Rochman (2014: 234)
dilihat dari pendekatan yang digunakan ada 4 bentuk LKS sebagai berikut.
1) LKS ekspositori yang hasil pengamatannya sudah diterapkan
sebelumnya dan prosedurnya telah dirancang guru, siswa hanya
tinggal mengikuti prosedur.
2) LKS inkuiri yang hasil pengamatannya belum ditetapkan
sebelumnya sehingga hasil pengamatan oleh siswa beragam dan
prosedur pada LKS dirancang oleh siswa sendiri.
3) LKS penemuan yakni hasil yang didapatkan sudah ditetapkan
sebelumnya dan prosedur telah dirancang oleh guru.
4) LKS pemecahan masalah yakni hasil dari LKS tersebut ditetapkan
sebelumnya dan prosedur dirancang oleh siswa.

d. Kriteria LKS
Kriteria LKS yang berkualitas yakni dapat menimbulkan minat baca,
ditulis dan dirancang untuk siswa, menjelaskan tujuan intruksional, disusun
berdasarkan pola belajar yang fleksibel, struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan
kompetensi akhir yang akan dicapai, memberikan kesempatan pada siswa untuk
berlatih, mengakomodasi kesulitan siswa, memberikan rangkuman, gaya
penulisan komunikatif dan semi formal, mempunyai mekanisme untuk
mengumpulkan umpan balik dari siswa serta menjelaskan cara mempelajari bahan
ajar (Widyantini, 2013: 3). Menurut Rustaman dalam Majid dan Rochman (2014:
234) ciri-ciri yang dimiliki oleh sebuah LKS adalah sebagai berikut.
1) Memuat semua petunjuk yang diperlukan siswa.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


198
198
2) Petunjuk ditulis dalam bentuk sederhana dengan kalimat singkat dan
kosakata yang sesuai dengan umur dan kemampuan pengguna.
3) Berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus diisi oleh siswa.
4) Adanya ruang kosong untuk menulis jawaban serta penemuan siswa.
5) Memberikan catatan yang jelas bagi siswa atas apa yang telah mereka
lakukan.
6) Memuat gambar yang sederhana dan jelas.

e. Langkah Mengembangkan LKS


Dalam menyiapkan lembar kerja siswa dapat dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut.
1) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana yang
memerlukan bahan ajar LKS. Biasanya dalam menentukan materi dianalisis
dengan cara melihat materi pokok dan pengalaman belajar dari materi yang
diajarkan, kemudian kompetensi yang harus dimiliki siswa (Ahmadi dan
Amri, 2014: 171-172).
2) Menyusun Peta Kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS sangat diperlukan guna mengetahui jumlah LKS yang
harus ditulis dan urutan LKS juga dapat dilihat. Sekuensi LKS ini sangat
diperlukan dalam menentukan prioritas penulisan. Diawali dengan analisis
kurikulum dan analisis sumber belajar.
3) Menentukan Judul-Judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar KD-KD, materi pokok atau pengalaman
belajar yang terdapat pada kurikulum. Satu KD dapat dijadikan sebagai judul
modul apabila kompetensi itu tidak terlalu besar. Besarnya KD dapat dideteksi
antara lain dengan cara apabila diuraikan kedalam Materi Pokok (MP)
mendapatkan maksimal 4 MP, maka kompetensi itu telah dapat dijadikan
sebagai satu judul LKS. Namun apabila diuraikan menjadi lebih dari 4 MP,
maka perlu dipikirkan kembali apakah perlu dipecah misalnya menjadi 2 judul
LKS.
4) Penulisan LKS
Penulisan LKS dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a) Perumusan KD yang harus dikuasai
Rumusan KD pada suatu LKS langsung diturunkan dari dokumen Standar
Isi. Untuk merumuskan KD diturunkan dari kurikulum yang sedang
berlaku yaitu kurikulum 2013.
b) Menentukan Alat Penilaian
Penilaian dilakukan terhadap proses kerja dan hasil kerja siswa. Penilaian
didasarkan pada penguasaan kompetensi siswa (Prastowo, 2011: 214).

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


199
199
c) Penyusunan Materi
Materi LKS sangat bergantung pada KD yang akan dicapai. Materi LKS
dapat berupa informasi pendukung, yaitu gambaran umum atau ruang
ligkup substansi yang akan dipelajari. Materi dapat diambil dari berbagai
sumber seperti buku, majalah, internet, jurnal hasil penelitian. Agar
pemahaman siswa lebih kuat, maka dapat saja dalam LKS ditunjukkan
referensi yang digunakan agar siswa membaca lebih jauh tentang materi
itu. Tugas-tugas ditulis secara jelas guna mengurangi pertanyaan dari
siswa tentang hal-hal yang seharusnya siswa dapat melakukan.
d) Struktur LKS
Struktur LKS secara umum terdiri atas enam unsur utama meliputi judul,
petunjuk belajar, kompetensi dasar atau materi pokok, informasi
pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian (Prastowo, 2011: 208).
Untuk mengembangkan LKS yang menarik bagi siswa maka perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1) Menentukan desain pengembangan LKS
Desain LKS pada dasarnya tidak ada batasannya hanya bergantung
kepada imajinasi dari yang mengembangkannya. Menurut Prastowo (2011:
216) ada dua hal yang harus diperhatikan dalam mendesain LKS yaitu tingkat
kemampuan membaca siswa dan pengetahuan siswa. Beberapa batasan umum
yang dapat dijadikan pedoman pada saat menentukan desain LKS adalah
sebagai berikut.
a) Ukuran
Ukuran LKS seharusnya dapat mengakomodasi kebutuhan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Ukuran A4 (kuarto) mampu mengakomodasi untuk
membuat bagan alur (Prastowo, 2011: 217).
b) Kepadatan Halaman
Halaman LKS sebaiknya tidak dipadati dengan tulisan. Halaman yang
dipadati dengan tulisan akan mengakibatkan siswa sulit memfokuskan
perhatian. LKS juga sebaiknya memuat gambar. Menurut Sanaky (2011:
71) gambar berfungsi dalam menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
mengilustrasikan fakta yang mungkin akan cepat dilupakan. Prastowo
(2011: 99) juga menyatakan gambar digunakan dalam bahan ajar seperti
LKS karena mampu membuat LKS menjadi menarik, memberikan
motivasi, penyampai perasaan, mempengaruhi orang yang melihatnya,
membantu untuk membayangkan pesan yang ingin disampaikan dan
informasi yang ingin disampaikan lebih dapat dipahami.
c) Penomoran
Penomoran dapat membantu siswa yang sulit untuk menentukan judul,
subjudul dan anak subjudul dari materi. Hal ini membantu siswa untuk

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


200
200
memahami materi secara keseluruhan.
d) Kejelasan
Materi dan intruksi yang diberikan dalam LKS dapat dibaca dengan jelas
oleh siswa. Jika siswa tidak mampu membaca LKS dengan jelas maka
tidak akan memberikan hasil yang maksimal.

2) Langkah-langkah pengembangan LKS


Dalam mengembangkan LKS yang menarik dan dapat digunakan secara
maksimal oleh siswa perlu diperhatikan langkah-langkah berikut.
a) Menentukan Tujuan Pembelajaran yang Akan Dimasukkan ke dalam LKS
Desain LKS ditentukan menurut tujuan pembelajaran yang diacu. Tujuan
pembelajaran akan menentukan ukuran kertas yang digunakan untuk LKS,
kepadatan halaman, penomoran halaman dan kejelasan.
b) Pengumpulan Materi
Materi dan tugas yang akan dimasukkan ke dalam LKS juga perlu
diperhatikan. Materi dan tugas harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. Bahan yang akan dimuat dalam LKS dapat dikembangkan
sendiri maupun menggunakan materi yang sudah ada. Selain itu, ilustrasi
dan bagan perlu ditambahkan untuk memperjelas penjelasan naratif yang
disajikan.
c) Penyusunan Elemen-Elemen atau Unsur-Unsur
Pada langkah ini, desain dan tugas yang telah dibuat saling diintegrasikan.
Penyusunan elemen-elemen LKS sesuai dengan sistematika struktur LKS
yang ada.
d) Pemeriksaan dan Penyempurnaan
LKS yang telah dikembangkan kemudian diperiksa kembali dengan
memperhatikan beberapa variabel yaitu, kesesuaian desain dengan tujuan
pembelajaran yang dijabarkan dari kompetensi dasar, kesesuaian materi
dengan tujuan pembelajaran, kesesuaian elemen dengan tujuan
pembelajaran dan kejelasan penyampaian (Prastowo, 2011: 225).

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


201
201
Contoh LKS non eksperimen

Biologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk makhluk hidup. Ada beberapa
cabang ilmu yang dipelajari dalam biologi yaitu, zoologi, botani, mikrobiologi dll.
Dalam biologi, dikenal juga metode ilmiah yang merupakan langkah-langkah untuk
memperoleh fakta mengenai suatu fenomena. Salah satu tempat untuk
melaksanakan kerja ilmiah adalah di laboratorium. Dalam melaksanakan kerja di
laboratorium keselamatan kerja harus diperhatikan.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


202
202
Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi
203
Contoh LKPD eksperimen

LKPD
“Pengukuran dengan
menggunakan
termometer dan
tangan”
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Nilai :
Kelas/Semester : VII/I
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Topik : Suhu, Pemuaian dan Kalor

Nama anggota kelompok :


1........................................................./..................................................
2........................................................./..................................................
3......................................................../..................................................
4......................................................../...................................................

Judul : Pengukuran dengan menggunakan termometer dan tangan

Tujuan kegiatan : Untuk membandingkan ketepatan antara pengukuran dengan


menggunakan termometer dan dengan pengukuran
menggunakan tangan.

Wacana :
Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Konsep suhu berasal dari perasaan kita tentang kepanasan
(kegerahan) dan kedinginan. Karena itu, secara ilmiah kita menyatakan suatu
benda itu panas atau dingin dengan menyentuhnya dengan tangan kita.
Ketika kita menyentuh dua benda, misalnya ember berisi air hangat dan
ember berisi air es, dengan telapak tanganmu maka berdasarkan perasaanmu kamu
dapat menyatakan air mana yang suhunya lebih tinggi. Tentunya, air yang
suhunya lebih tinggi adalah air yang oleh telapak tanganmu terasa lebih panas.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


204
204
Namun, tepatkah jika kamu menggunakan tanganmu sebagai alat ukur suhu? Nah,
untuk menyelidiki hal ini lakukanlah kegiatan berikut:

Sumber belajar : - Buku ipa terpadu SMP/MTS kelas VII penerbit Erlangga
-Media elektronik ( web :
http://id.wikipedia.org/wiki/Termometer,
https://alljabbar.wordpress.com/2008/04/07/suhu/)
D. Alat dan Bahan
1. Termometer 2 buah
2. Air
3. Es Batu
4. Pembakar spirtus 1 buah
5. Gelas Ukur 3 buah
6. Kaki tiga dan kasa 1 buah

E. Rancangan Percobaan

Air Hangat Air Biasa Es Batu

F. Langkah Percobaan
6. Isilah air pada gelas ukur. Kemudian didihkan air sampai air menjadi
hangat (pada suhu tertentu)

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


205
205
7. Isilah gelas ukur yang lain dengan air biasa, dan air yang diberi es batu.
8. Masukkan termometer pertama ke dalam air hangat dan termometer kedua
ke dalam gelas ukur berisi es batu, lalu diamkan sejenak. Perhatikan Skala
yang ditunjukkan oleh Termometer, kemudian catat hasilnya dalam tabel.
9. Setelah itu, pindahkan kedua termometer ke dalam gelas ukur berisi air
biasa. Perhatikan skala yang ditunjukkan oleh kedua termometer.
10. Lakukan percobaan yang sama tanpa menggunakan alat ukur termometer
tetapi menggunakan tangan
Keterangan : 1. Tangan kiri untuk mengukur suhu pada air hangat
4. Tangan kanan untuk mengukur suhu pada air Es batu
5. Kemudian masukkan tangan kiri dan kanan ke dalam air
biasa
Catat hasil percobaan pada tabel dibawah

Termometer Suhu Air Hangat Suhu Air biasa Suhu Es Batu

Termometer 1

Termometer 2

Tangan Suhu Air Hangat Suhu Air biasa Suhu Es Batu

Tangan kiri

Tangan kanan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


206
206
Melalui percobaan diatas lakukan analisis data mengenai perubahan suhu
yang terjadi, kemudian lakukan juga perbandingan antara pengukuran suhu
dengan menggunakan alat dan yang tidak menggunakan alat.

Kesimpulan
..............................................................................................................................
.................................................................................................................

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


207
207
Panduan
Guru
suhu
“ Pengukuran dengan
menggunakan thermometer ”
/
Nama anggota kelompok :
Nilai :
1........................................................./..........................
2........................................................./..........................
3......................................................../...........................
4......................................................../...........................

E. Tujuan : Untuk membandingkan ketepatan antara pengukuran dengan


menggunakan termometer dan dengan pengukuran menggunakan tangan.

F. Alat dan Bahan


1. Termometer 2 buah
2. Air
3. Es Batu
4. Pembakar spirtus 1 buah
5. Gelas Ukur 3 buah
6. Kaki tiga dan kasa 1 buah

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


208
208
G. Rancangan Percobaan

Air Hangat Air Ledeng Es Batu

H. Langkah Percobaan
6. Isilah air pada gelas ukur. Kemudian didihkan air sampai air menjadi
hangat (pada suhu tertentu)

7. Isilah gelas ukur yang lain dengan air leding, dan es batu.
8. Masukkan air hangat tersebut kedalam kalorimeter,kemudian termometer
pertama ke dalam kalorimeter yang berisi air hangat dan termometer kedua
ke dalam gelas ukur

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


209
209
Kunci jawaban

E.Hasil Percobaan
Suhu Air Hangat Suhu Air Suhu Es
(°C ) Ledeng(°C) Batu(°C )
Termometer I
32
68 -1
Termometer II 32

Tangan Suhu Air Hangat Suhu Air biasa Suhu Es Batu


Tangan kiri
dingin
hangat dingin
Tangan kanan hangat

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


210
210
MODUL PEMBELAJARAN
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

SMA/MA
Contoh modul

KELAS XII SEMESTER 2

DISUSUN OLEH :
1. AULIA WINNAS
2. TRI AYUNI
3. WULAN CRISTINA
PANJAITAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2016
BIOTEKNOLOGI 211
KATA PENGANTAR
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

Puji syukur saya panjatkan pada Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan modul untuk kelas XII SMA dengan kajian materi tentang
“Bioteknologi”. Tujuan pembuatan modul ini adalah untuk menambah pengetahuan siswa
mengenai pengertian,sejarah dan pemanfaatan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, tujuan pembuatan modul ini adalah untuk menambah pengetahuan siswa tentang
penerapan bioteknologi dalam kehidupan.
Modul ini terdiri dari beberapa komponen penting, antara lain: petunjuk penggunaan
modul, peta konsep, tujuan pembelajaran, kata kunci, uraian materi, kegiatan praktikum, cari
tahu, link, rangkuman, asah kemampuan dan daftar istilah.
Dengan keterbatasan dalam modul ini, saya mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan modul. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan penulis
khususnya.

Pekanbaru, 13 Desember 2016

Penulis

BIOTEKNOLOGI 212
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………...1
Daftar Isi………………………………………..………………………………………3
Petunjuk Penggunaan Modul…………………………………...…………………….4
Tujuan…………………………………………………………..…….………..….…....5
Peta Konsep…………………………………………………………...…………...…...6
Pendahuluan …………………………………………………………………………...7
Kegiatan 1 pengertian bioteknlogi dan sejarah perkembangannya……………………...8
Kegiatan 2 peranan mikroorganisme dalam bioteknologi………………………………17
Kegiatan 3 dampak bioteknologi ……………………………………………………….23
Rangkuman………………………………………………………………..………..….30
Tes Formatif……....…………………………………………………………………....30
Kunci jawaban………………………………………………………………………....32
Daftar Pustaka………………………………………………………………………....33
Glosarium….…………………………………………………………………………...35

BIOTEKNOLOGI 213
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Petunjuk untuk Peserta Didik

 Bacalah dan pahami Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikatordan tujuan


pembelajaran pada modul ini
 Baca dan pahamilah dengan cermat uraian materi yang terdapat pada modul
untuk mendukung pemahaman tentang konsep Bioteknologi
 Terdapat info- info yang berhubungan dengan bioteknologi dalam menambah
wawasan.
 Setelah memahami materi, kerjakan soal tes formatif
 Jika terdapat kesulitan, maka diskusikanlah dengan teman – teman terlebih
dahulu. Jika belum selesai sebaliknya ditanyakan kepada guru

Petunjuk untuk Guru

 Membimbing peserta didik dalam memahami konsep bioteknologi Mata Pelajaran


Biologi
 Mengorganisasikan kegiatan belajar mengajar peserta didik ke dalam kelompok
belajar
 Membimbing pesesrta didik dalam mengerjakan tes formatif
 Menjawab pertanyaan kendala selama kegiatan belajar berlangsung
 Melaksanakan penilaian tertulis, penilaian sikap diskusi dan penilaian kinerja
diskusi

BIOTEKNOLOGI 214
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,


konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan,
dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah
abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah
secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu
menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

3.9 Menjelaskan teori, prinsip dan mekanisme evolusi serta pandangan


terkini para ahli terkait spesiasi
4.9 Menyajikan karya ilmiah terhadap gagasan baru tentang kemungkinan-
kemungkinan pandangan evolusi berdasarkan pemahaman yang
dimilikinya

BIOTEKNOLOGI 215
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

PETA KONSEP

bioteknologi

pengertian jenis-jenis prinsip dasar peranan mikroorganisme dampak


bioteknologi bioteknologi bioteknologi pada bioteknologi dalam bioteknologi
berbagai bidangi

bioteknologi
modern kultur jaringan Bioteknologi dalam
Bidang Pengolahan
Pangan

bioteknologi
konvesional/tradisio analisa genetik
nal Bioteknologi dalam
Bidang Pertanian dan
Perkebunan

seleksi dan
persilangan Bioteknologi
dalam Bidang
Kesehatan

ferementasi
Bioteknologi dalam
Bidang Pengelolaan
Lingkungan

Bioteknologi dalam
Bidang Perternakan

BIOTEKNOLOGI 216
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

Pendahuluan
Kita semua pasti telah mengenal dengan baik
bahan pangan seperti tempe, kecap, keju, roti, nata de
coco ataupun yogurt. Bahan-bahan pangan tersebut
dapat dengan mudah kita temui pada pasar-pasar
tradisional maupun pasar modern yang ada di daerah
kita. Tapi tahukah kita, semua bahan pangan tersebut
merupakan produk atau bahan hasil dari suatu proses
yang dikenal dalam ilmu biologi yang bernama
Gambar 8.1 Sumber : jon bioteknologi. Bahan-bahan pangan tersebut memang
Sullivan,commons.wikimedia.org;image.ec21
sejatinya telah ada sejak dahulu, bahkan beberapa dari
makanan tersebut memang berasal dari bangsa
Indonesia, seperti tempe dan tape.
Bahan-bahan pangan tersebut yang merupakan produk hasil bioteknologi,
mengalami suatu proses yang lebih dikenal dengan nama fermentasi. Proses tersebut
memanfaatkan mikroorganisme-mikroorganisme tertentu melalui proses hidupnya. Selain,
produk hasil bioteknologi berupa bahan pangan produk lain seperti jasa juga dapat
dihasilkan melalui proses bioteknologi, baik yang dihasilkan melalui cara tradisional
(konvensional) maupun secara modern. Berikut akan kita pelajari lebih lanjut mengenai
bioteknologi secara lebih mendalam.

Kata kunci : bioteknologi, fermentasi, mikroorganisme, konvensional, modern.

BIOTEKNOLOGI 217
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

BIOTEKNOLOGI
 Kegiatan belajar I

TUJUAN PEMBELAJARAN:
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian bioteknologi
2. Siswa dapat menjelaskan sejarah perkembangan bioteknologi
3. Siswa Dapat menyebutkan prinsip dasar bioteknologi

Sumber: Jendela Iptek, 2001


Bioteknologi berasal dari istilah Latin, yaitu Bio
Gambar 8.2 Seorang peneliti sedang
mengadakan penelitian rekayasa genetik (hidup), teknos (teknologi = penerapan), dan logos
(ilmu). Artinya, ilmu yang mempelajari penerapan
prinsip-prinsip biologi. Dalam arti luas, bioteknologi
ialah memanipulasi organisme atau komponen
organisme tersebut untuk melakukan tugas – tugas
praktis atau menghasilkan produk yang bermanfaat.
Dengan kata lain, bioteknologi merupakan pemanfaatan
organisme dan agen- agen biologis untuk menghasilkan
barang atau jasa untuk kepentingan manusia. Kata
bioteknologi pertama muncul sekitar tahun 1979. Pada
saat itu E.F. Hutton mendapatkan hak paten untuk kata
biotek- nologi. Istilah tersebut digunakan sebagai penjelasan atas suatu masalah yang
berkaitan dengan rekayasa genetika atau genetic engineering. Selain itu, juga seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan tek- nologi yang makin pesat menuntut terpenuhi- nya
segala kebutuhan manusia yang ber- muara pada tingkat perbaikan kesejahteraan- nya.
Seperti halnya yang terdapat dalam pe- ngetahuan biologi, istilah bioteknologi menga- cu pada
suatu bentuk interaksi antara biologi dengan teknologi yang mencakup semua jenis produksi
melalui proses transformasi biologis.

Bioteknologi dikembangkan untuk meningkatkan nilai bahan mentah dengan


memanfaatkan kemampuan mikroorganisme atau bagian-bagiannya, misalnya bakteri dan
kapang. Selain itu, bio- teknologi juga memanfaatkan sel tumbuhan atau sel hewan yang
dikembangbiakkan sebagai konstituen berbagai proses industri. Penggunaan
mikroorganisme tersebut secara terarah dan ter- kontrol, yang merupakan aplikasi terpadu
antara biokimia, mikro- biologi, dan teknologi kimia. Manfaat yang dirasakan manusia dari
kegiatan tersebut antara lain dalam bidang industri, kesehatan, pertanian, dan peternakan.

BIOTEKNOLOGI 218
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Khususnya penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa kimia secara terpadu
mempunyai tujuan untuk mencapai penerapan teknologi dari kemampuan mikroba dan sel
kultur jaringan. Dalam bioteknologi bidang-bidang ilmu yang harus dipelajari antara lain biologi
sel, biokimia, fisiologi, mikrobiologi, genetika, dan biorekayasa secara terpadu untuk
Menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia. Biokimia mempelajari
struktur kimiawi organisme.
Adapun rekayasa genetika adalah aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen dari
satu organisme ke organisme lain. Ciri-ciri utama bioteknologi sebagai berikut :
a. Adanya agen biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan, atau hewan.
b. Adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri.
c. Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian

Selain dalam bidang pangan tersebut,


bioteknologi juga diterapkan dalam bidang
kesehatan (misalnya untuk menghasilkan obat-
obatan), di bidang pertanian (misal- nya untuk
menghasilkan pupuk, untuk mendapatkan
bibit tanaman yang bervarietas unggul dan
tahan hama), dan di bidang yang lainnya. Sumber: Jendela Iptek, 2001
Gambar 8.3 Penggunaan helikopter untuk
menyemprot ta- naman hasil rekayasa genetik agar

Sejarah perkembangan bioteknologi

Bioteknologi telah dimanfaatkan di segala


bidang, antara lain di bidang industri, kesehatan,
Louis Pasteur pertanian, dan pengelolaan lingkungan.
Sebenarnya, pemanfaatan mikroorganisme telah
dilakukan sejak dahulu kala. Misalnya, untuk
membuat roti dan bir telah dimulai sejak 6.000
tahun SM dan pemanfaatan ragi untuk membuat
roti yang mengembang dimulai sejak 4.000 tahun
SM. Pada tahun 1512, tiga bahan kimia yang
penting, yaitu aseton, butanol, dan gliserol
Bioteknologi makin berkembang setelah diselidiki
diperoleh dari bakteri.Tahun 1797, Edward Jenner
kemampuan mikroorganisme melakukan fermentasi,
menggunakan mikroorganisme hidup untuk
penelitian mengenai fermentasi dipelopori oleh
menghasilkan vaksin penyakit cacar. Tahun 1928,
Louis Pasteur, sehingga ia dianggap sebagai bapak
Alexander Fleming menemukan penisilin dari
bioteknologi. jamur Penicilium, Tetapi produksi secara besar
baru dilaksanakan pada tahun 1944.

BIOTEKNOLOGI 219
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi makin berkembang setelah kemampuan
INFO mikroorganisme melakukan fermentasi berhasil diselidiki.
Di Penelitian mengenai fermentasi dipelopori oleh Louis Pasteur
ngan bioteknologi sehingga ia dianggap sebagai Bapak Bioteknologi. Semula
di bioteknologi dikembangkan dalam kondisi yang tidak steril
perti
Sekitar tahun 1940 diperkenalkan teknik sterilisasi kultivasi
massa mikroorganisme untuk menjamin bahwa proses biologis
(BPPT), Ilmu tertentu dapat berlangsung tanpa kontaminasi mikroorganisme.
dan Biologi Caranya, dengan terlebih dahulu melakukan sterilisasi media
Molekuler dan bioreaktor serta menggunakan peralatan yang menghindari
masuknya kontaminan sehingga hanya biokatalis yang
diinginkan saja yang ada dalam reaktor. Sedangkan,
perkembangan Bioteknologi secara modern terjadi setelah penemuan struktur DNA sekitar
tahun 1950 yang diikuti dengan penemuan-penemuan lainnya. Penemuan ekspresi gen, enzim
pemotong DNA, menciptakan DNA rekombinan dengan menggabungkan DNA dari dua
organisme yang berbeda, dan kloning merupakan contoh Bioteknologi modern dan tahun
2000 Perampungan Human Genome Project.

Tabel 1. perkembangan penerapan bioteknologi

No Tahun Penemuan
1. Tahun Pemanfaatan ragi untuk membuat anggur, tapai, akai dan bir
SM
2. 1500 Penggunaan mikroba untuk menghasilkan acetone dan
botanol
3. 1926 Penemuan antibiotic oleh Alexander Pleming
4. 1953 Penemuan struktur DNA oleh Watson dan Crick.
Mekanisme perpindahan informasi genetic
5. 1962 Penemuan enzim restriksi (pemotong DNA)
6. 1972 Penemuan Plasmid sebagai vector
7. 1976 Penemuan gen manusia
8. 2000 Penemuan rekombinasi DNA di laboratorium

Prinsip-prinsip Dasar
KATA-KATA IPA
Prinsip dasar dari bioteknologi adalah menggunakan makhluk
hidup sebagai subjek. Makhluk hidup yang digunakan adalah
Fermentasi
sebagian besar dari golongan mikroorganisme. Mikroorganisme
Bioteknologi
yang dimaksud antara lain jamur ragi, bakteri, dan sebagainya.
DNA
Ada beberapa proses yang merupakan prinsip dasar dari
DNA rekombinan
bioteknologi, yaitu fermentasi, seleksi dan persilangan, analisa
genetik, kultur jaringan, rekombinasi DNA, dan analisa DNA.

BIOTEKNOLOGI 220
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
1. Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Fermentasi merupakan proses dasar untuk mengubah suatu bahan menjadi bahan lain dengan
cara sederhana dan dibantu oleh mikroorganisme. Proses fermentasi ini merupakan
bioteknologi sederhana dan sudah dikenal sejak jaman dahulu. Contohnya pembutan roti,
minuman anggur, yoghurt, tuak dan sake.
2. Seleksi dan Persilangan
Proses seleksi dilakukan dengan memenipulasi DNA yang ada pada mikroba, tanaman, atau
hewan agar menjadi mikroba, tanaman, atau hewan dengan sifat yang lebih baik sehingga
apabila disilangkan akan menjadi bibit unggul yang baik untuk masa depan. Contohnya,
ayam Leghorn, sapi ayrshire, padi Cisadane kedelai Muria, dan jagung Metro.
3. Analisa Genetik
Proses ini mempelajari ciri atau sifat dan gen makhluk hidup dari generasi ke generasi untuk
mendapatkan sifat atau ciri yang unggul serta interaksi antara gen dan lingkungan agar
menghasilkan keturunan yang baik.
4. Kultur Jaringan
Kultur jaringan atau biakan jaringan merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau bagian
dari individu secara buatan (artifisial)

Jenis-jenis Bioteknologi

Bioteknologi dapat digolongkan menjadi bioteknologi konvensional/tradisional dan modern.

1. Bioteknologi Konvensional/Tradisional

Bioteknologi konvensional/tradisional adalah bioteknologi


yang memanfaatkan mikroorganisme untuk memproduksi
alkohol, asam asetat, gula, atau bahan makanan, seperti tempe,
tape, oncom, dan kecap. Mikroorganisme sebagai tenaga kerja
gratis hanya perlu diberi stater agar ia bekerja optimal.
Mikroorganisme itu dapat mengubah bahan pangan atau
Gambar 8.5 Gambar . kecap lainnya menjadi bahan yang lebih baik dari yang sebelumnya
Sumber : www. yang bisa dimanfaatkan . Produk bioteknologi yang dibantu
Google/kecap//.com
mikroorganisme, misalnya pada proses fermentasi, kedelai singkong yang begitu saja bisa
disulap atau dirubah bentuk dan performance menjadi tempe, kecap, tape dan sebagainya
termasuk susu segar yang mudah basi dirubah menjadi keju dan yoghurt. Proses bioteknologi
di atas tersebut, sekarang sudah dianggap sebagai bioteknologi masa lalu atau kemudian ada
orang yang menyebutkan program bioteknologi konvensional. Ciri khas yang tampak pada
bioteknologi konvensional, yaitu adanya penggunaan makhluk hidup secara langsung dan
belum tahuadanya penggunaan enzim.Meskipun bioteknologi konvensional itu produk kuno,
Ia yang mendasari munculnya ilmu variasi bioteknologi. Berikut Contoh penerapan
bioteknologi konvensional:

BIOTEKNOLOGI 221
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

2. Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern adalah sejumlah teknik yang


melibatkan manipulasi yang disengaja gen, sel-sel dan
jaringan hidup dengan cara yang dapat diprediksi dan
dikendalikan untuk menghasilkan perubahan dari suatu
organisme atau menghasilkan jaringan Modern.
Bioteknologi modern dimulai dengan 1953 penemuan
struktur asam deoksiribonukleat (DNA) dan cara informasi
genetik diturunkan dari generasi ke generasi. Penemuan ini
dimungkinkan oleh penemuan sebelumnya gen (diskrit, unit
independen yang mengirimkan sifat dari orang tua kepada
keturunannya) oleh Gregor Mendel. Penemuan ini
Sumber: meletakkan dasar untuk transisi dari tradisional ke
www.ditlin.hortikultura.go.id bioteknologi modern. Contoh teknik ini meliputi: teknik
Gambar 8.6
Tanaman jeruk transgenik memiliki DNA rekombinan (rDNA atau rekayasa genetika), kultur
daya tahan terhadap penyakit jaringan dan mutagenesis.Berikut beberapa contoh
busuk akar
penerapan bioteknologi modern:

Tabel. Produk Bioteknologi Modern


Produk Manfaat
Insulin manusia Inferon Mengobati kencing manis
Hormon Pertumbuhan Protein Mencegah infeksi virus
Hepatitis-B Urokinase Gen beta- Mengobati kekerdilan
globulin Antibodi monoklonal Vaksin melawan Hepatitis B
Erythropoetin Menghilangkan bekuan darah
Mengobati thalasemia
Diagnosis penyakit menurun
(misalnya sick cell anemiae,
Gambar 7-8)
Mengobati anemia, dan
merangsang pembentukan
sel darahan baru

BIOTEKNOLOGI 222
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi modern banyak pula digunakan untuk menyem-buhkan penyakit
menurun. Penyembuhan penyakit menurun ini dilakukan dengan jalan menyisipkan gen yang
kurang pada penderita. Proses ini disebut terapi genetik. Tabel diatas menunjukkan contoh-
contoh penyakit menurun dan gen yang disisipkan untuk penyembuhannya. Kopi super juga
sedang diusahakan oleh perusahaan Escagenetics, Amerika Serikat. Oleh perusahaan ini kopi
diubah susunan genetiknya sehingga berubah rasa, kandungan kafein, serta meningkat
proporsi bahan padatnya yang dapat diekstraksi guna pembuatan kopi in- stant yang mudah
larut. Perusahaan lain, Sungene sedang mengembangkan bunga matahari yang memiliki asam
oleat berkadar tinggi yang diduga mampu mencegah penyakit jantung.
Hormon pertumbuhan sapi juga sering digunakan
untuk meningkatkan produksi air susu pada sapi. Sapi-sapi
yang diberi hormon ini dapat meningkat produksi air
susunya sampai 20%. Pada saat sekarang orang masih
melakukan pemupukan pada lahan pertaniannya, karena padi
yang ditanam menghabiskan unsur-unsur hara di dalam
tanah. Di masa depan dengan bioteknologi modern,
dimungkinkan orang menggabung gen tanaman polongan
dengan gen padi, sehingga diharapkan dapat diperoleh padi
yang dapat memupuk sendiri karena mampu mengikat
bakteri yang dapat mengambil nitrogen dari udara.
Sumber: www.geocities.com
Perhatikan Gambar 5.5 Hasil lain dari rekayasa
Gambar 8.7 genetika adalah Tomat Flavr Savr. Tomat ini merupakan
Padi perlu dipupuk dan disiangi,
di masa depan orang akan
makanan hasil modifikasi genetik pertama yang dipasarkan
membuat padi transgenik yang ke konsumen. Ke dalam tomat ini dimasukkan gen ikan mas,
mampu memupuk sendiri
yang dapat mengubah kebiasaan alami tomat untuk melunak
ketika masak, sehingga tomat akan cukup keras selama
transportasi dan penjualan. Pada saat ini yang sedang
KATA-KATA IPA menanti persetujuan dan sedang menanti ijin komersial
adalah (1) kapas, tembakau, kentang, dan kedelai yang tahan
Rekaya genetika
herbisida; (2) kapas, tembakau, apel yang tahan hama, (3)
Kultur jaringan
jeruk, semangka, jagung, ketimun, pepaya, kentang yang
anti virus. Hasil lain dari rekayasa genetika adalah Tomat
Flavr Savr. Tomat ini merupakan makanan hasil modifikasi
genetik pertama yang dipasarkan ke konsumen. Ke dalam
tomat ini dimasukkan gen ikan mas, yang dapat mengubah
kebiasaan alami tomat untuk melunak ketika masak,
sehingga tomat akan cukup keras selama transportasi dan
penjualan.
Pada saat ini yang sedang menanti persetujuan dan
sedang menanti ijin komersial adalah
(1) kapas, tembakau, kentang, dan kedelai yang tahan
herbisida;
(2) kapas, tembakau, apel yang tahan hama,
(3) jeruk, semangka, jagung, ketimun, pepaya, kentang yang
anti virus.

BIOTEKNOLOGI 223
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

Kultur Jaringan

Kultur jaringan (Gambar 5.6) merupakan teknik untuk


memperoleh bibit tanaman dengan cara menumbuhkan
sebagian jaringan tumbuhan dalam media khusus. Teknik ini
bertujuan memperoleh bibit tanaman baru yang lebih baik,
lebih cepat, dan lebih banyak dalam waktu yang tidak terlalu
lama. Melalui cara ini perbanyakan tanaman dilakukan
secara vegetatif. Teori yang melandasi teknik ini adalah teori
totipotensi, yang artinya setiap sel tumbuhan memiliki
kemampuan untuk tumbuh menjadi individu bila
Sumber: www.tfkhdyt. blogspot. com ditempatkan pada lingkungan yang sesuai. Dengan demikian
Gambar 8.9 individu-individu yang dihasilkan akan mempunyai sifat yang
Tanaman yang ditumbuhkan dalam
botol kultur jaringan sama persis dengan induknya.
Teknik kultur jaringan diterapkan dengan cara mengambil sedikit jaringan dari daun,
pucuk, atau ujung akar tanaman yang sebelumnya telah disucihamakan. Selanjutnya potongan
jaringan tersebut ditanam pada botol- botol steril yang telah diisi dengan media tanam. Dalam
media tersebut terkandung unsur hara yang sudah ditakar dan hormon pertumbuhan yang
sesuai. Setelah beberapa lama, dari potongan jaringan tersebut akan tumbuh tunas baru atau
kalus. Kalus selanjutnya akan berkembang jadi tunas yang dapat menghasilkan akar dan
selanjutnya tumbuh menjadi individu baru, yang disebut plantlet.
Setelah plantlet dalam botol tersebut cukup besar dapat dipindah ke media tanah
seperti pada umumnya. Proses menanam dengan teknik kultur jaringan yang dihasilkan akan
mempunyai sifat yang sama persis dengan induknya. Teknik kultur jaringan diterapkan
dengan cara mengambil sedikit jaringan dari daun, pucuk, atau ujung akar tanaman yang
sebelumnya telah disuci hamakan.
Selanjutnya potongan jaringan tersebut ditanam pada botolbotol steril yang telah diisi
dengan media tanam. Dalam media tersebut terkandung unsur hara yang sudah ditakar dan
hormon pertumbuhan yang sesuai.
Setelah beberapa lama, dari potongan jaringan tersebut akan tumbuh tunas baru atau
kalus. Kalus selanjutnya akan berkembang jadi tunas yang dapat menghasilkan akar dan
selanjutnya tumbuh menjadi individu baru,

SOAL LATIHAN

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan bioteknologi!


2. Bedakan antara bioteknologi konvensional dan bioteknologi modern!
3. Berilah contoh produk-produk yang dihasilkan melalui bioteknologi
konvensional.
4. Mengapa kultur jaringan termasuk bioteknologi modern ?
5. Apa yang dimaksud dengan rekayasa genetika?

BIOTEKNOLOGI 224
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Perbedaan bioteknologi konvensional dengan bioteknologi modern
Jika kita bandingkan antara bioteknologi konvensional dengan bioteknologi modern, terdapat
beberapa perbedaan pokok seperti yang tercantum pada table .
No. Perbedaan Bioteknologi Bioteknologi modern
konvensional

1 Mulai ada Sejak awal peradaban Berkembang sejak ditemukannya


struktur dan fungsi DNA
2 Cara pemanfaatan Menggunakan langsung Menggunakan
hasil yang diproduksi mikroorganisme,makroorganisme
oleh mikroorganisme, atau bagian-bagiannya untuk
berupa senyawa kimia memperbaiki dan meningkatkan
atau bahan pangan kinerja genetic organisme yang
tertentu yang bermanfaat dapat dimanfaatkan oleh manusia
bbagi manusia

3 Peralatan dan Menggunakan peralatan Menggunakan peralatan modern


teknologi yang dan metode yang dengan berbagai teknologi,
digunakan sederhana misalnya menggunakan mesin
isolasi, teknologi
hidridoma,kloning, rekayasa
biokimia dan rekayasa genetika

4 Proses dan hasil Kurang steril, hasilnya Steril, mampu memproduksi


nya sedikit (terbatas), dan banyak dalam waktu cepat, dan
kualitas belum terjamin kualitas terstandardisasi
5 contoh Pembuatan tempe,tapai, Kultur jaringan, organisme
tuak, roti, youghurt, keju, transgenic, hewan hasil kloning,
dan nata de coco dan insulin buatan

TUGAS
MANDIRI

Carilah informasi dari internet tentang penemuan – penemuan bioteknologi di bidang


kedokteran yang terkini. Laporkan hasilnya kepada guru untuk mendapatkan nilai portofolio.








BIOTEKNOLOGI 225
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

 Kegiatan belajar 2

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dapat menjelaskan peranan mikroorganisme dalam bioteknologi.
2. Dapat melakukan percobaan peran mikroorganisme dalam pembuatan tempe

Peranan Mikroorganisme dalam Bioteknologi

Baik bioteknologi tradisional ataupun modern, dalam


praktiknya semua menggunakan jasa dari mikroorganisme.
Alasan-alasan digunakannya mikroorganisme dalam kerja
bioteknologi adalah sebagai berikut:
1. Mudah dan sangat cepat dikembangbiakan.
2. Mudah diperoleh.
3. Sifat-sifat dari mikroorganisme mudah diubah sesuai dengan
Gbr tempe
Sumber:www.tfkhdyt.blogspot.com
keinginan kita.
4. Mampu hidup hanya dengan menggunakan sisa dari organisme
lain.
5. Mampu menghasilkan produk yang tidak membahayakan.
6. Dalam kerjanya tidak membutuhkan tambahan zat dari luar
tubuhnya karena telah mampu menghasilkan enzim sendiri.
Penerapan bioteknologi dalam kehidupan, biasanya
menggunakan mikroorganisme. Mikroorganisme memiliki
peranan yang sangat penting dalam pengembangan bioteknologi
Gbr. Keju di berbagai bidang kehidupan. Peranan mikroorganisme dalam
Sumber:www.tfkhdyt.blogspot.com
berteknologi adalah sebagai berikut.

1. Penghasil Makanan atau Minuman


Mikroorganisme dapat dimanfaatkan untuk membuat tempe,
oncom, makanan, tuak, cuka, dan kecap. Saat ini, pembuatan bahan
makanan tersebut dikembangkan secara ilmiah dengan
menggunakan teknologi yang lebih maju sehingga menghasilkan
produk yang berkualitas, seperti bir, anggur, yoghurt, roti, keju,
dan nata de coco. Proses pembuatan tempe masih perlu
ditingkatkan dengan berbagai penelitian karena tempe memiliki
Gbr. Kecap
kandungan zat gizi tinggi, terutama protein nabati dan memiliki
Sumber:www.tfkhdyt.blogspot.com beberapa khasiat antara lain menurunkan kolesterol darah. Berikut
merupakan contoh makanan yang dihasilkan melalui bioteknologi

BIOTEKNOLOGI 226
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
 Mikroorganisme lain yang juga berperan dalam
menghasilkan jenis makanan antara lain :
1. Aspergillus oryzae atau Aspergillus soyae bersama
Saccharomyces rouxii atau Pediococcus soyae atau Torulopsis
sp digunakan dalam pembuatan kecap. Mikroorganisme tersebut
mengubah campuran kedelai dan padi-padian menjadi kecap
Tahukah kamu bahwa (Indonesia), Shoyu (Jepang), Chiang-yu (Cina) , dan soy-sauce
sebagian dari makanan (Eropa).
ringan (snack) yang 2. Aspergillus wentii digunakan untuk memfermentasikan biji-
digemari anak-anak bijian, kedelai, dan garam menjadi tauco.
dibuat dari 3. Rhizopus oryzae, R. oligosporus, R. stolonifer, R.
mikoprotein?
Dibandingkan dengan
chlamydosporus dimanfaatkan oleh orang untuk
protein hewan, memfermentasikan kedelai yang sudah dikupas kulitnya.
produksi mikoprotein Miselium jamur tersebut akan mengikat keping-keping biji
memiliki beberapa kedelai membentuk produk yang disebut tempe.
keuntungan, 4. Makanan lain yang dibuat menggunakan jasa
misalnya proses mikroorganisme melalui proses fermentasi adalah oncom
pembuatannya cepat. (Neurospora), tape (Aspergillus oryzae, Saccharomyces,
Sebagai contoh 1 kg
Rhizopus sp., Hansenula sp., dan Torulopsis, sp.); roti, kue,
pakan untuk sapi
menghasilkan 14 gram
anggur, dan bir, (Saccharomyces), serta keju, mentega,
protein dalam 68 gram yoghurt (Streptococcus lactis).
daging. Jamur Fusarium
graminearum,
menghasilkan 136 gram
protein di dalam 1080
gram massa sel basah
yang terbuat dari 1 kg

Tabel . Mikroorganisme (mikroba) yang bermanfaat

No. Substrat Mikroorganisme Hasil (Produk)

1 Jerami, serbuk Agaricus bisporus Jamur


kayu bekas
Ketan, singkong Saccharomyces cerevisea,
2 Tape
Endomyopsis sp
3 Kedelai Rizhopus sp Kecap
Rhizopus oligosporus, Tempe
4 Kedelai
Mucor sp
5 Ampas kacang Neurospora sitophila Oncom Jawa
Barat
6 Susu Penicillium sp Keju
7 Bijih logam mutu Thiobacillus sp Pencucian logam
rendah
8 Gula, tebu, molase Aspergillus niger Asam organik
Bahan organik Actinomycetes, Kompos
9
campuran jamur, bakteri
10 Komponen limbah Protozoa, bakteri, jamur Perlakuan limbah
Dirangkum dari berbagai sumber

BIOTEKNOLOGI 227
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

TUGAS
MANDIRI
Buatlah tulisan atau artikel ilmiah tentang pembuatan produk makanan yang
menggunakan bantuan mikroorganisme, khususnya yang berada dekat rumahmu.
Kumpulkan tugas tersebut kepada guru untuk diberikan tanggapan.

2. Penghasil obat
Berbagai macam mikroorganisme bermanfaat sebagai penghasil
obat-obatan, contohnya Penicillium menghasilkan zat antibiotik
INFO
yang mematikan mikroorganisme lain, disebut penisilin. Penisilin
Di Jepang, kegiatan
bioteknologi mampu sangat penting karena dapat memberantas berbagai penyakit
menghasilkan enzim
pencernaan yang
diperlukan oleh infeksi. Namun, ada beberapa jenis bakteri yang kebal terhadap
penderita kencing
manis (diabetes penisilin karena dapat menghasilkan enzim yang dapat
melitus).
Sumber :
menghambat kerja penisilin.

3. Penghasil energi
Salah satu energi yang dikembangkan melalui bioteknologi saat
ini adalah biogas. Biogas merupakan gas metana yang diproduksi
oleh mikroorganisme di dalam medium kotoran ternak. Kotoran

Gbr. Aspergillus oryzae


ternak dicerna oleh mikroorganisme menjadi gas metana yang
Sumber:www.jalankenangan.ne
kemudian dialirkan ke rumah-rumah sebagai penghasil energi.

Sedangkan, limbahnya dapat digunakan sebagai pupuk. Cara


pembuatannya adalah campuran kotoran ternak dan air
dimasukkan pada tangki pengumpul, kemudian diaduk. Setelah
rata, tangki pengumpul dimasukkan ke dalam tangki pencerna.

4. Penghasil zat – zat organik


Beberapa mikroorganisme dapat menghasilkan zat-zat organik,
seperti etanol, asam cuka, asam sitrat, aseton, dan gliserol. Zat-zat
organik itu dapat digunakan untuk berbagai keperluan, misalnya
sebagai bahan minuman.

BIOTEKNOLOGI 228
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
5. Pengurai limbah
Pengolahan limbah secara biologis merupakan pengolahan limbah dengan
menggunakan bakteri untuk mencerna limbah tersebut. Pengolahan limbah dengan cara ini
tidak membutuhkan biaya yang besar dan lebih ramah lingkungan. Limbah industri harus
diolah terlebih dahulu melalui Unit Pengolahan Limbah (UPL) sebelum dikeluarkan ke
lingkungan agar tidak terjadi pencemaran. Dalam UPL biologis, bakteri pencerna dimasukkan
ke dalam bak berisi limbah yang diberi aerator (alat pemasok udara) untuk memasukkan
oksigen yang berguna untuk pernapasan bakteri secara aerobik. Limbah akan terurai dan
dapat dibuang ke lingkungan setelah air dipisahkan dari endapan limbah yang tidak
berbahaya.
6. Penghasil PST (Protein Sel Tunggal)
PST sangat menguntungkan karena dapat digunakan sebagai
sumber protein. Hal ini disebabkan karena:
1) Secara umum, organisme dapat membelah diri dengan cepat.
2) Tidak memerlukan lahan yang terlalu luas.
3) Dapat hidup di tempat limbah buangan, seperti
selulosa, limbah minyak bumi, atau limbah organik yang lain.
4) Mikroorganisme fotosintetik seperti ganggang dapat
memanfaatkan energi cahaya untuk digunakan sebagai penghasil
PST. Contoh protein sel tunggal adalah Spirulina dan Chorella.

SOAL LATIHAN

1. Apakah Alasan-alasan sehingga digunakannya mikroorganisme dalam kerja


bioteknologi ?
2. Jelaskan bagaimana peranan mikroorganisme dalam makanan dan minuman ? berikan
contohnya yang berada disekitarmu.
3. Adakah peranan mikroorganisme yang merugikan ? berikan penjelasan beserta contoh
nya di Indonesia

BIOTEKNOLOGI 229
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

AYO KITA LAKUKAN

PEMBUATAN TEMPE
Tujuan :
1. Siswa dapat membuat produk konvensional (tempe).
2. Melalui praktikum siswa dapat menjelaskan organisme mikroorganisme yang berperan
dalam pembuatan tempe.

Teori singkat :
Bioteknologi memiliki pengertian penerapan prinsip-prinsip biologi, biokimia dan
rekayasa dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponen-
komponennya untuk menghasilkan barang dan jasa. Penerapan bioteknologi dalam bidang
pangan contohnya adalah pada pembuatan tempe. Tempe adalah makanan yang dibuat dari
fermentasi biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberpa jenis kapang
(jamur) Rhizopus. Seperti Rhizopus oligosporus, Rh oryzae, Rh arrizhus. Sedian fermentasi ini
disebut dengan ragi tempe.

Kapang yang tumbuh pada kedelai akan menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks


menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat
pangan, kalsium,vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai
nilai obat,seperti antibiotic untuk mneyembuhkan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit
degenerative. Secara umum ,tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang
merekatkan biji-biji kedelai sehingga terbentuk tekstur yang padat. Degradasi komponen-
komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe mempunyai rasa dan bau yang khas.

Perebusan kedelai Tempe yang sudah jadi

BIOTEKNOLOGI 230
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

Cara kerja :

Proses Produksi Tempe

1. Siapkan alat dan bahan yang dibutuhkan


2. Ambil kacang kedelai yang telah di rendam 24 sebelum praktikum menggunakan air
panas dan air dingin dengan rincian 12 jam di air panas dan 12 jam di air dingin.
3. Kulit kedelai yang masih menempel dibersihkan dan dikupas
4. Setelah dikupas, kedelai direbus untuk membunuh bakteri yang kemungkinan
tumbuh selama perendaman
5. Kedelai diambil dari dandang ,diletakkan diatas tampah dan diratakan tipis-tipis.
Selanjutnya kedelai dibiarkan dingin sampai permukaan kedelai kering dan airnya
habis menetes.
6. Kedelai kemudian dicampur dengan ragi secukupnya guna
mempercepat/merangsang pertumbuhan jamur. Proses mencampur kedelai
dengan ragi memakan waktu sekitar 20 menit. Tahap peragian ( fermentasi ) adalah
tahap penentu keberhasilan membuat tempe kedelai.
7. Jika campuran bahan fermentasi sudah rata,campuran tersebut dicetak diatas
Loyang atau cetakan kayu dengan lapisan plastic atau daun yang akhirnya dipakai
sebagi pembungkus. Sebelumnya plastic dilobangi / ditusuk-tusuk. Maksudnya
adalah untuk memberi udara supaya jamur yang tumbuh berwarna putih.
8. Campuran kedelai yang telah dicetak dan diratakan permukaannya dihamparkan
diatas rak dan kemudian ditutup selama 24 jam.
9. Setelah 24 jam,tutup dibuka dan campuran kedelai didinginkan atau dianginkan
selama 24 jam lagi
10. Setelah itu dilihat hasil nya.

BIOTEKNOLOGI 231
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

Pertanyaan :

1. Jelaskan organisme yang berperan dalam pembuatan tempe!


2. Jelaskan mengapa dalam pebuatan tempe dibutuhkan ragi?
3. Apa yang kalian ketahui tentang fermentasi?
4. Apa yang menyebabkan lunaknya tempe saat difermentasi?
 5. Tempebelajar
Kegiatan merupakan
3 produk bioteknologi modern. Jenis bioteknologi apakah yang
berperan dalam proses pembuatan tempe? Jelaskan dan beri alasanmu!
Peran Bioteknologi dalam berbagai Bidang
1. Di bidang peternakan
Selama lebih dari satu dasawarsa , hewan ternak ternak
telah diberi perlakuan dengan produk – produk yang
dihasilkan dari metode DNA rekombinan. Produk – produk
ini mencakup vaksin – vaksin baru atau yang didesain
ulang, antibodi dan hormon pertumbuhan. Misalnya
beberapa sapi perah disuntik dengan hormon pertumbuhan
sapi (BGH- bovine growth hormone), yang dibuat oleh
E.coli untuk menaikkan produksi susu (vaksin ini biasanya
Sumber: Encarta Encyclopedia
meningkatkan sebanyak 10%). BGH juga meningkatkan Gambar 6.4 Anak sapi

perolehan bobot dalam daging ternak. Sejauh ini BGH telah


lulus dari semua uji keamanan dan BGH sekarang
digunakan secara meluas dalam kelompok pabrik susu.
2. Di bidang pertanian
Pengembangan bioteknologi banyak diterapkan di bidang pertanian, seperti kultur
jaringan untuk menghasilkan tanaman tahan hama dan pengembangan tanaman dengan
media selain tanah yang dikenal dengan nama hidroponik. Teknik untuk memperoleh
tanaman yang berkualitas adalah melalui rekayasa genetika, yaitu dengan rekombinasi gen
dan kultur sel. Tanaman yang dapat dikultur dengan cepat adalah tanaman dari satu sel
somatik, seperti wortel, jeruk, tomat, kentang, dan tembakau. Sebagai contoh, untuk
mendapatkan tanaman kentang yang tahan terhadap penyakit, perlu ada gen yang
mengekspresikan sifat kebal terhadap penyakit, lalu gen ini disisipkan pada sel tanaman
kentang yang kemudian ditumbuhkan menjadi tanaman kentang yang kebal. Penerapan
bioteknologi dalam bidang pertanian juga dapat dilakukan dengan cara menanam tanaman
dalam media selain tanah, yang disebut hidroponik. Aeroponik adalah teknik penanaman
sayuran dengan menggunakan styrofoam yang berlubang-lubang sehingga akar tanaman

BIOTEKNOLOGI 232
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
menjuntai ke bawah. Kemudian, air yang telah dicampur dengan unsur-unsur hara
disemprotkan sehingga akar-akar bisa menyerapnya. Biasanya, penanaman sayur-sayuran
menggunakan teknik ini.

3. Di bidang kedokteran
a. Diagnosis penyakit
Bab baru dalam diagnosis penyakit infeksi telah dibuka oleh
KATA-KATA IPA teknologi DNA, khususnya dalam pemanfaatan PCR dan probe
Transformasi asam nukleat berlabel untuk menelusuri patogen – patogen
biologis
tertentu. Misalnya, karena urutan DNA HIVdiketahui, PCR dapat
Aseton
Alel resesif digunakan untuk memperkuat ( mengamplifikasi), dan kemudian
Terapi gen
mendeteksi, DNA HIV dalam sampel darah atau jaringan. Hal ini
sering merupakan cara terbaik untuk mendeteksi suatu infeksi yang
tidak tampak.
Saintis kedokteran sekarang dapat mendiagnosis ratusan kelainan
genetik manusia dengan menggunakan teknologi DNA. Mereka
dapat mengidentifikasi semakin banyak individu yang mempunyai
penyakit genetik sebelum munculnya gejala, atau bahkan sebelum
lahir. Ada kemungkinan juga untuk mengidentifikasi karrier
(pembawa) alel resesif yang secara potensial berbahaya, namun
tanpa gejala – gejala. Gen – gen telah diklon untuk banyak
penyakit manusia, termasuk hemofilia, fenilketonuria (PKU-
phenylketonuria), fibrosis sistik, dan distrofi otot Duchenne.
b. Terapi gen manusia
Teknik – teknik yang disempurnakan untuk manipulasi gen yang
dikombinasikan dengan pemahaman yang mendalam atas fungsi
gen dalam tubuh, mungkin suatu ketika membuat para saintis
kedokteran dapat memperbaiki kelainan genetik dalam suatu
individu. Upaya – upaya pada terapi gen manusia belum
menghasilkan manfaat pada pasien yang bisa dibuktikan,
bertentangan dengan beberapa pengakuan dalam media populer.
Akan tetapi, untuk setiap kelainan genetik yang bisa ditelusuri
hingga ke alel rusak tunggal, seharusnya secara teoritis ada

BIOTEKNOLOGI 233
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
kemungkinan untuk mengganti atau melengkapi alel rusak itu
dengan alel yang masih berfungsi normal dengan menggunakan
teknik DNA rekombinan.
Dari percobaan terapi gen yang sekarang sedang dilakukan pada
manusia, terapi yang paling menjanjikan ialah terapi yang
melibatkan sel sumsum tulang tetapi tidak harus ditujukan untuk
memperbaiki kelainan genetik. Misalnya, sejumlah peneliti sedang
berusaha untuk mempertinggi kemampuan sel imun untuk
melawan sel kanker; tujuan lain adalah untuk merekayasa sel imun
yang resisten terhadap HIV. Sebagian besar percobaan saat ini
masih dalam taraf pendahuluan, yang didesain untuk menguji
keamanan dan kelayakan prosedur dan bukan berupaya untuk
menyembuhkan.

c. Produk –produk farmasi


Salah satu aplikasi praktis yang pertama dari penyambungan gen
ialah produksi hormon mamalia dan protein pengaturan mamalia
lain dalam di dalam bakteri. Insulin manusia dan hormon
pertumbuhan manusia merupakan contoh – contoh utama. Insulin
yang dihasilkan dari cara ini telah memberi manfaat besar kepada
dua juta penderita diabetes di Amerika Serikat yang bergantung
pada pengobatan insulin untuk mengontrol penyakit mereka;
sebelumnya mereka harus mengandalkan insulin dari babi dan
ternak yang tidak identik dengan insulin manusia. Hormon
pertumbuhan manusia (HGH- human growth hormone) merupakan
berkat bagi anak – anak yang terlahir dengan hipopituirisme, yaitu
suau bentuk kekerdilan yang disebabkan oleh jumlah HGH yang
tidak mencukupi, dan mungkin saja terbukti memiliki penggunaan
lain, seperti menyembuhkan luka – luka.
d. Vaksin
Penyakit yang disebabkan oleh virus tidak dapat diobati sehingga
perlu dilakukan pencegahan dengan menggunakan vaksin. Ada dua

BIOTEKNOLOGI 234
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
jenis vaksin tradisional untuk penyakit yang disebabkan oleh virus,
antara lain:
1. Partikel virus yang virulen yang dikurangi keganasannya secara
kimiawi maupun fisik.
2. Virus aktif, tapi tidak patogen. Kedua virus tersebut merangsang
tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan penyakit. Sekarang
telah dilakukan modifikasi vaksin melalui bioteknologi, antara
lain:
1. DNA rekombinan dapat menggerakkan pembuatan suatu protein
khusus dalam jumlah besar dari selubung protein virus, bakteri, dan
mikroba lain. Protein ini dapat memicu terbentuknya respon
kekebalan untuk melawan penyakit.
2. Rekayasa genetika dapat digunakan untuk memodifikasi genom
patogen sehingga menjadi lemah. Vaksinasi dengan makhluk hidup
yang lemah lebih efektif dari protein vaksin.

SOAL LATIHAN

1. Bagaimana peranan bioteknologi dalam bidang kedokteran ?


2. Pada bidang peternakan, bagaimana peranan bioteknologi ?
3. Carilah beberapa contoh mengenai peranan bioteknologi dalam berbagai bidang yang
ada di Indonesia saat ini.

 kegiatan belajar 3

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dapat menjelaskan dampak positif dari bioteknologi.
2. Dapat menganalisis dampak negative bioteknologi
3. Dapat mengaitkan dampak dari bioteknologi dalam kehidupan.

BIOTEKNOLOGI 235
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

DAMPAK DARI BIOTEKNOLOGI

1.Dampak positif

- Bioteknologi dapat mengatasi kekurangan bahan makanan


(protein dan vitamin). Dengan bioteknologi, bahan makanan dapat
diproduksi secara lebih cepat tanpa memerlukan ruangan yang luas
(misal PST).
- Membantu mengatasi masalah kesehatan dengan menyediakan
obat-obatan untuk memberantas penyakit secara lebih murah.
AYO DISKUSI
- Menyediakan berbagai senyawa organik seperti alkohol, asam
asetat, gula, bahan makanan, protein, vitamin.
kemungkinan - Menyediakan energi, misalnya biogas.
dampak apa yang - Memperbaiki lingkungan (misal bakteri pencerna limbah)
muncul kalau
- Mengatasi kesulitan memperoleh keturunan (bayi tabung)
bioteknologi
konvensional seperti
pembuatan tempe 2. Dampak negatif
dan tape dilakukan  Dampak terhadap lingkungan
secara besar-
Dampak bioteknologi terhadap lingkungan adalah timbulnya
dampak yang merugikan terhadap keanekaragaman hayati
besaran? disebabkan oleh potensi terjadinya aliran gen ketanaman sekarabat
atau kerabat dekat.Pelepasan organisme transgenik (berubah secara
genetik) kealam bebas dapat menimbulkan dampak berupa
pencemaran biologi yang dapat lebih berbahaya daripada
pencemaran kimia dan nuklir. Dengan keberadaan rekayasa
genetika, perubahan genotype tidak terjadi secara alami sesuai
dengan dinamika populasi, melainkan menurut kebutuhan pelaku
bioteknologi itu. Perubahan drastis ini akan menimbulkan bahaya,
bahkan kehancuran. “menciptakan” makhluk hidup yang seragam
bertentangan dengan prinsipdi dalam biologi sendiri, yaitu
keanekaragaman.

 Dampak terhadap kesehatan


Produk rekayasa di bidang kesehatan dapat juga menimbulkan
masalah serius. Contohnya adalah penggunaan insulin hasil
rekayasa telah menyebabkan 31 orang meninggal di Inggris.
TomatFlavr Savrt diketahui mengandung gen resisten terhadap
antibiotik.Susu sapi yang disuntik dengan hormon BGH disinyalir
mengandung bahan kimia baru yang punya potensi berbahaya
bagikesehatan manusia.

BIOTEKNOLOGI 236
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Selain itu, di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan
produk gen asing, seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis
maupun bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi
pada tubuh mausia, perlu di cermati pula bahwa insersi
(penyisipan) gen asing ke genom inang dapat menimbulkan
interaksi antara gen asing dan inang produk bahan pertanian dan
kimia yang menggunakan bioteknologi.
Tidak semua masyarakat menerima bioteknologi, karena
menganggap melawan kodrat alam. Padahal sebenarnya para ahli
hanya mencontoh peristiwa yang terjadi di alam. Bioteknologi
yang menimbulkan kontroversi misalnya bayi tabung, pengklonan
manusia dan transplantasi organ. Belum ada hukum yang
mengikuti perkembangan bioteknologi,

 Dampak di bidang sosial ekonomi


Beragam aplikasi rekayasa menunjukkan bahwa bioteknologi
mengandung dampak ekonomi yang membawa pengaruh kepada
kehidupan masyarakat. Produk bioteknologi dapat merugikan
petani kecil. Penggunaan hormon pertumbuhan sapi
(bovinegrowthhormone: BGH) dapat meningkatkan produksi susu
sapi sampai 20% niscaya akan menggusur peternak kecil. Dengan
demikian, bioteknologi dapat menimbulkan kesenjangan ekonomi.
Dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi, tembakau, cokelat,kopi,
gula, kelapa, vanili, ginseng, dan opium akan dapat dihasilkan
melalui modifikasi genetika tanaman lain, sehingga akan
menyingkirkan tanaman aslinya. Dunia ketiga sebagai penghasil
tanaman-tanaman tadi akan menderita kerugian besar.
Dampak bioteknologi di bidang sosial ekonomi yang lain adalah
persaingan internasional dalam perdagangan dan pemasaran
produk bioteknologi. Persaingan tersebut dapat menimbulkan
ketidakadilan bagi negara berkembang karena belum memiliki
teknologi yang maju. Kesenjangan teknologi yang sangat jauh
tersebut disebabkan karena bioteknologi modern sangat mahal
sehingga sulit dikembangkan oleh negara berkembang.

 Dampak terhadap etika


Menyisipkan gen makhluk hidup lain memiliki dampak etikayang
serius. Menyisipkan gen mahkluk hidup lain yang tidak berkerabat
dianggap melanggar hukum alam dan sulit diterima masyarakat.

BIOTEKNOLOGI 237
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

Mayoritas orang Amerika berpendapat bahwa pemindahan gen itu


tidak etis, 90% menentang pemindahan gen manusia kehewan,75%
menentang pemindahan gen hewan ke hewan lain.
Bahan pangan transgenik yang tidak berlabel juga membawa
konsekuensi bagi penganut agama tertentu. Bagaimana hukumnya
bagi penganut agama Islam, kalau gen babi disisipkan ke
dalambuah semangka? Penerapan hak paten pada makhluk hidup
hasil rekayasa merupakan pemberian hak pribadi atas makhluk
hidup. Halitu bertentangan dengan banyak nilai-nilai budaya yang
menghargainilai intrinsik makhluk hidup.

BIOTEKNOLOGI 238
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

RANGKUMAN

1. Bioteknologi merupakan suatu bentuk interaksi antara biologi dengan teknologi yang
mencakup semua jenis produksi melalui proses transformasi biologis.
2. Bioteknologi dalam arti konvensional adalah teknologi yang menggunakan bahan hayati atau
sejenisnya guna menghasilkan barang atau jasa dalam skala industri sebagai pemenuhan
kebutuhan manusia.
3. Bioteknologi dalam arti modern adalah teknologi yang menggunakan bahan hayati yang
telah direkayasa secara invitro guna menghasilkan barang atau jasa dalam skala industri
sebagai pemenuhan kebutuhan manusia.
4. Perkembangan bioteknologi dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu:
a) perkembangan bahan makanan;
b) perkembangan di bawah kondisi nonsteril;
c) perkembangan di bawah kondisi steril; dan
d) perkembangan pada keilmuan baru.
5. Perkembangan bioteknologi pada keilmuan baru meliputi: penelitian tentang enzim,
rekayasa genetika, kultur jaringan, pengindraan molekuler, rancang bangun alat mikroba,
bayi tabung, tanaman transgenik, dan hibridoma.
6. Peran bioteknologi dalam bidang sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (salingtemas)
hakikatnya adalah peran rekayasa mikroorganisme dalam bidang bahan makanan,
kesehatan, pertanian, lingkungan, dan industri.

UMPAN BALIK

Setelah mempelajari mengenai bioteknologi, tentu kalian sudah memahami dan mampu
menjelaskan mengenai hal berikut.
1. Pengertian bioteknologi.
2. Peran bioteknologi pada salingtemas.
3. Implikasi bioteknologi.
Apabila kalian belum memahami dan menguasai materi tersebut secara baik,
pelajarilah kembali. Carilah referensi sebanyak mungkin dan mintalah bimbingan guru.

BIOTEKNOLOGI 239
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

TEST FORMATIF C. Carollus Linnaeus


Pilihlah salah satu jawaban soal berikut D. Lamarck
dengan tepat. 6. Tokoh yang menemukan vaksin cacar
1.Kata bioteknologi pertama muncul adalah ....
sekitar tahun ……
A. Louis Pasteur
A. 1979
B. Alexander Fleming
B. 1977
C. Robert Koch
C. 1999
D. Edward Jenner
D. 1799

7. Tokoh yang menemukan Penisilin


2.Ilmu terapan yang mempelajari prinsip -
adalah ....
prinsip biologi yang digunakan oleh
A. Louis Pasteur
manusia untuk tujuan tertentu disebut ....
B. Alexander Fleming
A. Teknologi kimia
C. Robert Koch
B. Biogenetika
D. Edward Jenner
C. Biokimia
D. Bioteknologi
8. Penisilin adalah antibiotik yang dapat
dihasilkan oleh ....
3. Ciri-ciri utama bioteknologi sebagai
A. Saccaromyces cerevisiae
berikut, kecuali ……
B. Eschericia coli
A. Adanya agen biologi berupa C. Penicilium notatum
mikroorganisme, tumbuhan, atau D. Pseudomonas sp
hewan.
B. Adanya pendayagunaan secara
teknologi dan industri. 9. Tokoh yang menemukan bahwa
C. Produk yang dihasilkan adalah hasil mikroorganisme dapat dimatikan
ekstraksi dan pemurnian. adalah ....
D. Adanya pendayagunaan secara biologi A. Gregor Mendel
dan kimia.
B. Alexander Fleming
4. Di bawah ini merupakan ilmu-ilmu C. Robert Koch
yang digunakan dalam bioteknologi, D. Louis Pasteur
kecuali ….
A. Mikrobiologi 10. Ilmuwan yang menciptakan teknik
B. Biologi sel mengkultur bakteri adalah ....
C. Biokimia A. Gregor Mendel
D. Taksonomi B. Alexander Fleming
C. Robert Koch
5. Julukan Bapak Bioteknologi diberikan D. Louis Pasteur
kepada ….
A. Louis Pasteur
11. Aspergillus oryzae bersama
B. Charles Darwin
Saccharomyces rouxii atau

BIOTEKNOLOGI 240
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Pediococcus soyae digunakan dalam C. Hansenula sp
pembuatan ...... D. Aspergillus wentii
A. Kecap
B. Tape 14. Makanan lain yang dibuat
C. Tempe menggunakan jasa mikroorganisme
D. Tauco melalui proses fermentasi kecuali ....
A. Tape
12. Rhizopus oryzae, R. oligosporus, R. B. Roti
stolonifer, R. Chlamydosporus C. Selai
dimanfaatkan oleh orang untuk D. Mentega
membuat .......
A. Tape 15. Antibiotik penisilin diperoleh dari
B. Tauco isolasi ….
C. Tempe A. Bakteri
D. Kecap B. Virus
C. Khamir
13. Mikroorganisme yang digunakan untuk
D. Jamur
membuat tauco adalah ….
A. Aspergillus soyae
B. Saccharomyces rouxii

Isian singkat :
1. Streptococcus thermophiles adalah Mikroorganisme yang membantu dalam
pembuatan keju mozzarella yang terbuat dari bahan baku ……
2. Yoghurt merupakan minuman yang terbuat dari susu berkadar lemak rendah yang
diasamkan. Bakteri ………… digunakan untuk meningkatkan keasamannya.
3. Jamur Fusarium venenatum atau Fusarium graminearumdapat
menghasilkan……………. Yang dikategorikan sama dengan PST (protin sel tunggal).
4. Asam glutamat digunakan untuk pembuatan…………. Atau vetsin yang digunakan
sebagai penyedap rasa makanan.
5. Pembuatan nata de coco dibantu oleh mikroorganisme ………yang terbuat dari bahan
baku air kelapa.

BIOTEKNOLOGI 241
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

Kunci jawaban

1. A
2. D
3. D
4. D
5. A
6. D
7. B
8. C
9. D
10. C
11. A
12. C
13. C
14. C

BIOTEKNOLOGI 242
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

Kunci jawaban :
1. Susu sapi/kerbau
2. Streptococcus thermophiles
3. mikoprotein (mycoprotein)
4. MSG (monosodium glutamate)
Acetobacter xylinum

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


243
243
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

Daftar Pustaka

Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lawrence G Mitchell.2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 1.
Jakarta : Erlangga

Istamar Syamsuri, Dkk, 2006. Biologi Untuk SMA Kelas XII 3B, Erlangga Jakarta

Irnaningtyas , 2015, Biologi untuk SMA Kelas XII . Jakarta : Erlangga

Rachmawati, Faidah., Nurul Urifah, Ari Wijayanti. Biologi. Jakarta : Ricardo publishing

Riandari, Henny. 2007. Sains Biologi 3. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


244
244
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI

GLOSARIUM

Aseton : senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar
Bioteknologi : aplikasi organisme atau bagian tubuh organisme ke dalam teknologi untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Butanol : digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran dalam. Karena rantai
hidrokarbonnya lebih panjang, maka bersifat pada umumnya bersifat non-
polar.
Fermentasi : proses yang mengacu pada mikroorganisme untuk memecah bahan
organik untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk tetap hidup,
dan membuat senyawa organik seperti alkohol dan asam organik, serta
senyawa anorganik seperti karbon dioksida dan hidrogen.
Gliserol : sebuah komponen utama dari semua lemak dan minyak, dalam bentuk
ester yang disebut gliserida. Molekul trigliserida terdiri dari satu molekul
gliserol dikombinasikan dengan tiga molekul asam lemak.
Konvensional : adalah suatu bentuk sifat untuk hal-hal yang normal, biasa, dan mengikuti
cara yang diterima secara umum.
Kultur
jaringan : adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik,
sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh
menjadi tanaman lengkap kembali.
Mutagenesis : adalah suatu usaha pemuliaan galur mikroorganisme dengan cara memberi
perlakuan tertentu terhadap sel mikroorganisme sehingga terjadi
perubahan dalam genotip maupun fenotipnya
Terapi genetic : suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen mutan
(abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu
penyakit.
Transformasi
biologis : sebuah proses perubahan secara berangsur-angsur sehingga sampai pada
tahap ultimate, perubahan yang dilakukan dengan cara memberi respon
terhadap pengaruh unsur eksternal dan internal yang akan mengarahkan
perubahan dari bentuk yang sudah dikenal sebelumnya melalui proses
menggandakan secara berulang-ulang atau melipatgandakan.
Rekombinasi
DNA : adalah suatu bentuk DNA buatan yang dibuat dengan cara
menggabungkan atau merekombinasi dua atau lebih untaian benang DNA
yang dalam keadaan normal tidak berpasangan atau terjadi bersama.
Respirasi
anaerobic : identik dengan fermentasi, terutama di jalur glikolitik, namun etanol dan
karbon dioksida terbentuk sebagai produk limbah dalam fermentasi.
Vaksin : bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif
terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi
pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


245
245
C. LATIHAN
1. Apakah yang dimaksud dengan bahan ajar?
2. Apakah fungsi bahan ajar?
3. Jelaskan 6 komponen yang perlu ada dalam sebuah bahan ajar!

D. RANGKUMAN
Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun
teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalm proses
pembelajaran dengan tujuan perencanan dan penelaahan implementasi
pemebelajaran. Misalnya buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau
market, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan sebagainya. Fungsi bahan
ajar bagi siswa yaitu bahan cetak (printed) anatara lain handout, buku, modul,
bahan ajar dengar (audio) seperti video compact disk, film, dan bahan ajar
interaktif (interactive teaching material) seperti compact disk interaktif.
Enam komponen yang perlu ada di dalam sebuah bahan ajar yaitu petunjuk
belajar, kompetensi yang akan dicapai, Informasi pendukung, latihan-latihan,
petunjuk kerja atau lembar kerja, dan evaluasi.

E. DAFTAR BACAAN
Kaymacki, S. 2012. “ A Review Of Studies On Worksheets In Turkey”.
Jurnal of US-China Education Review. Vol. 1 Hal 57-64.
Majid, A. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
offset.
. 2014. Implementasi Kurikulum 2013; Kajian Teoritis Dan Praktis.
Bandung: Interes Media.
Majid, A. dan C. Rochman. 2014. Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ozmen, H dan N. Yildrim. 2005. Effect of work sheets on student’s success:
acids and bases sample. Journal Of Turkish Science Education 2(2): 10-
21.
Sanaky, H. A. H. 2011. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kaukaba.
Trianto. 2008. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Widyantini, T. 2013. “Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Sebagai
Bahan Ajar”. Artikel. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Widjajanti, E. 2008. “ Kualitas Lembar Kerja Siswa”. Makalah disajikan
dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat FMIPA UNY, Jogjakarta, 22
Agustus.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


246
Yildrim, N., S. Kurt dan A. Ayas. 2011. “Effect Of Worksheets On Student
Achievement in Chemical Equilibrium”. Journal Of Turkish Science
Education. Vol. 8 (3) Hal. 44-58.

F. TES FORMATIF
1. Jelaskan pentingnya bahan ajar dalam proses pembelajaran!
2. Sebutkan contoh bahan ajar!
3. Sebutkan fungsi bahan ajar bagi guru!
4. Sebutkan fungsi bahan ajar bagi siswa!
5. Sebutkan 6 komponen yang perlu ada dalam sebuah bahan ajar!
6. Jelaskan pentingnya LKS dalam proses pembelajaran!
7. Jelaskan langkah-langkah pengembangan LKS!

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


247
BAB 10
PENGEMBANGAN MEDIA DAN
PENILAIAN PEMBELAJARAN
Evi Suryawati

A. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini
berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan pekembangan
ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan
informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual, dan
elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu
diantaranya melalui jaringan internet.
Salah satu bidang yang mendapat dampak yang cukup berarti dengan
perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya
pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik
kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki
unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyedian
ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri (Oetomo dan
Priyogutomo, 2004), beberapa bagian unsur ini mendapat sentuhan media teknolgi
informasi, sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang e-learning (Utomo, 2001).
Media pembelajaran adalah salah satu unsur yang memegang peranan penting
dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber
belajar dapat membantu guru memperkaya wawasan siswa. Berbagai bentuk dan
jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru akan menjadi sumber ilmu
pengetahuan bagi siswa.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan kegiatan belajar
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan
media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran.
Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran
sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat
dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual.
Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda
cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-
sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi,

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


248
menjadikan pelayanan yang diberikan mutlak wajib bervariatif dan secara
luas.Selain itu,dengan semakin meluasnya kemajuan di bidang komunikasi dan
teknologi, serta diketemukannya dinamika proses belajar, maka pelaksanaan
kegiatan pendidikan dan pengajaran semakin menuntut dan memperoleh media
pendidikan yang bervariasi secara luas.
Dalam bab ini akan membahas mengenai pengembangan perencanaan
pembelajaran, yang mencakup pengembangan media dan penilaian pembelajaran
IPA SMP dan Biologi SMA.
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang merancang perangkat pembelajaran IPA SMP dan Biologi
SMA. Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi, diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi media pembelajaran sesuai materi pelajaran
2. Merancang alat peraga sederhana
3. Merancang media elektronik
4. Merancang penilaian authentic
Materi ini berhubungan dengan media sebagai bagian dari sumber belajar.
Sumber belajar berupa media yang disiapkan guru dapat berupa media sederhana
dan media kompleks (multimedia). Bab ini membahas pemanfaatan teknologi
informasi dalam pengembangan multimedia pembelajaran.

B. URAIAN MATERI
B.1 Pengertian Media Pembelajaran
Secara etimologi, kata media berasal dari bahasa latin medius, dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar.
Sedangkan dalam bahasa Arab media diartikan wasaala,yang artinya perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Adapun secara
terminologi (istilah), beberapa tokoh mengemukakan pengertian media
pembelajaran sebagai berikut :
a. Gagne (dalan Sadiman dkk, 1993 : 1) menyatakan, bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dan lingkungannya.
b. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan, media adalah manusia, materi,
atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa
mampu memperoleh pengtahuan, keterampilan, atau sikap. Dlam
pengertian ini, guru, buku teks, ddan lingkungan sekolah merupakan
media.
c. Heinich dkk (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara
yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi,
film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-
bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


249
d. Martin dan Briggs (1986), mengatakan bahwa media pembelajaran
mencakup semua sumber yang diperlukan untuk
melakukankomunikasi dengan si belajar. Hal ini bisa berupa perangkat
keras atau perangkat lunak yang digunakan pada perangkat keras.
e. Hamalik (1994), media pemebelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran),
sehingga dapat merangsang perhatian, minat, fikiran, dan perasaan si
pembelajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
pemebelajaran tertentu.
f. Asosiasi Pendidikan Nasional di Amerika ( National Education
Association/NEA) seperti yang dikutif AECT (1979) mendefinisikan
media dalam lingkup pendidikan sebagai segala benda yang dapat
dimanifulasikan, dilihat, didengar, dibaca, aau dibicarakan beserta
instrumen yang dipergunakan untuk kegiatan tersebut.
g. Yusufhadi Miarso (2004 : 456) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan untuk
menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran, perasaan,
perhatian, dan kemauna si belajar sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan terkendali.
Berdasarkan uraian para ahli di tersebut di atas, amaka dapat kita
simpulkan bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah alat yang
dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungi untuk memperjelas makna
pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan atau
pemebelajaran dengan efektif dan efisien.
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat
didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari
pengirim menuju penerima. Media merupakan salah satu komponen komunikasi,
yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Berdasarkan
definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses
komunikasi.Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru
(komunikator),bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan
tujuan pembelajaran.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian,
minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar.Posisi media pembelajaran. Oleh karena proses pembelajaran merupakan
proses komunikasi dan berlangsung dalam suatu sistem, maka media
pembelajaran menempati posisi yang cukup penting sebagai salah satu komponen
sistem pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak akan terjadi dan proses

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


250
pembelajaran sebagai proses komunikasi juga tidak akan bisa berlangsung secara
optimal. Media pembelajaran adalah komponen integral dari sistem pembelajaran
Media pembelajaran juga dapat dikatakan sebagai bahan, alat/media,
maupun metode/teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan
maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru dan anak didik
dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran
yang telah dicita-citakan.
Dalam kegiatan interaksi antara siswa dengan lingkungan, fungsi media
dapatdiketahui berdasarkan adanya kelebihan media dan hambatan yang mungkin
timbul dalam proses pembelajaran. Tiga kelebihan kemampuan media adalah
sebagai berikut. Pertama, kemapuan fiksatif, artinya dapat menangkap,
menyimpan, dan menampilkan kembali suatu obyek atau kejadian. Dengan
kemampuan ini, obyek atau kejadian dapat digambar, dipotret, direkam,
difilmkan, kemudian dapat disimpan dan pada saat diperlukan dapat ditunjukkan
dan diamati kembali seperti kejadian aslinya. Kedua, kemampuan manipulatif,
artinya media dapat menampilkan kembali obyek atau kejadian dengan berbagai
macam perubahan (manipulasi) sesuai keperluan, misalnya diubah ukurannya,
kecepatannya, warnanya, serta dapat pula diulang-ulang penyajiannya. Ketiga,
kemampuan distributif, artinya media mampu menjangkau audien yang besar
jumlahnya dalam satu kali penyajian secara serempak, misalnya siaran TV atau
Radio.
Secara sederhana implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan.
Majone dan Wildavsky (dalam Nurdin dan Usman, 2002), mengemukakan
implementasi sebagai evaluasi. Browne dan Wildavsky (dalam Nurdin dan
Usman, 2004:70) mengemukakan bahwa ”implementasi adalah perluasan aktivitas
yang saling menyesuaikan”. Pengertian implementasi sebagai aktivitas yang
saling menyesuaikan juga dikemukakan oleh Mclaughin (dalam Nurdin dan
Usman, 2004). Adapun Schubert (dalam Nurdin dan Usman, 2002:70)
mengemukakan bahwa ”implementasi adalah sistem rekayasa.”
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses,
cara, perbuatan mengembangkan (1989: 414). Dan lebih dijelaskan lagi dalam
Kamus Umum Bahasa Indonesia karya WJS Poerwadarminta, bahwa
pengembangan adalah perbuatan menjadikan bertambah, berubah sempurna
(pikiran, pengetahuan dan sebagainya) (2002: 473). Kegiatan pengembangan
meliputi tahapan: perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang diikuti dengan
kegiatan penyempurnaan sehingga diperoleh bentuk yang dianggap memadahi.
Untuk melakukan kegiatan pengembangan media pembelajaran diperlukan
prosedur pengembangan. Prosedur pengembangan adalah langkah-langkah
prosedural yang harus ditempuh oleh pengembang agar sampai ke produk yang
dispesifikasikan. Prosedur pengembangan media meliputi beberapa tahap, yaitu

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


251
perencanaan atau penyusunan rancangan media, produksi media, dan evaluasi
media. Kriteria pemilihan media pembelajaran yaitu:
1. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Media dipilih berdasarkan tujuan
instruksional yang telah ditetapkan baik dari segi kognitif, afektif, dan
psikomotor.
2. Media harus tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta,
konsep, prinsip atau generalisasi.
3. Media harus praktis, luwes dan bertahan. Jika tidak tersedia waktu, dana,
atau sumber daya lainnya untuk memproduksi, tidak perlu dipaksakan.
Media yang mahal dan memakan waktu yang lama bukanlah jaminan.
Sebagai media yang terbaik. Sehingga guru dapat memilih media yang
ada, mudah diperolh dan mudah dibuat sendirioleh guru. Media yang
dipilih sebaiknya dapat digunakan dimanapun dan kapanpun dengan
peralatan yang ada di lingkungan sekitarnya, dan mudah dibawa dan
dipindahkan ke mana-mana.
4. Media harus dapat digunakan guru dengan baik dan terampil. Apapun
medianya, guru harus mampu menggunakan dalam proses pembelajaran.
Komputer, proyektor transparansi (OHP), proyektor slide, dan film, dan
peralatan canggih lainnya tidak akan berarti apa-apa jika guru belum dapat
menggunakannya dalam proses belajar mengajar di kelas.
5. Mutu teknis. Pengembangan visual baik gambar maupun fotograf harus
memenuhi persyaratan teknis tertentu. Misalnya visual pada slide harus
jelas dan informasi atau pesan yang ditonjolkan dan ingin disampaikan
tidak boleh terganggu oleh elemen lain yang berupa latar belakang.
6. Media yang digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir siswa.
7. Media yang digunakan harus dapat menunjang dan membantu pemahaman
siswa terhadap pelajaran tersebut sehingga proses pembelajan dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.

B.2 Fungsi dan Peran Media Pembelajaran


Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psokologis terhadap siswa. Penggunaan media
pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu efektifitas
proses pembeljaran dan penyampaian pesan atau sis pelajaran pada saat itu. Di,
samping itu media pembeljaran juga dapat membantu siswa meningkatkan
pemahaman, menyajikan datadengan menarik da terpercaya, memudahkan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


252
penafsiran data, memadatkan informasi, serta membangkitkan motivasi dan minat
siswa dalam belajar (Kustandi & Sucipto, 2011 : 21).
Secara umum media mempunyai kegunaan:
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra.
3. Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar.
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori & kinestetiknya.
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman &
menimbulkan persepsi yang sama.

Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:

a. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar


b. Pembelajaran dapat lebih menarik
c. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
f. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun
diperlukan
g. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses
pembelajaran dapat ditingkatkan
h. Peran guru berubahan kearah yang positif

B.3 Pengembangan Media pembelajaran


1. Media Berbasis Visual
Visualisasi pesan, informasi, atau konsep yang ingin di sampaikan kepada
siswa dapat dikembangkan dalam berbagai bentuk, seperti foto, gambar/illustrasi,
sketsa/gambar garis. Grafik, bagan, chart, dan gabungan dari dua bentuk atau
lebih. Unsur-unsur visual yang harus dipertimbangkan menurut Kustandi dan
Sutjipto (2011 : 104), adalah :
a. Kesederhanaan
Secara umum, kesederhanaan itu mengacu pada jumlah elemen yang
terkandung dalam suatu visualisasi. Jumlah elemen yang lebih sedikit
memudahkan siswa menangkap dan memahami pesan yang disajikan visual itu.
Pesan atau informasi,teks yang menyertai bahan visual, penggunaan kata harus
dengan huruf yang mudah dipahami.
a. Keterpaduan
Keterpaduan mengacu pada hubungan yang terdapat di antara elemen-elemen
visual, ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama. Elemen-elemen itu

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


253
harus saling terkait dan menyatu sebagai suatu keseluruhan, sehingga sajian visual
itu merupakan suatu bentuk meyeluruh yang dapat dikenal dan dapat membantu
pemahaman pesan serta informasi yang dikandunnya.
b. Penekanan.
Meskipun penyajian visual dirancang sesederhana mungkin, namun seringkali
konsep yang ingin disajikan memerlukan penekanan terhadap salah satu unsur
yang akan menjadi pusat perhatian siswa. Dengan menggunakan ukuran,
hubungan-hubungan, persfektif, warna, atau ruang, penekanan dapat diberikan
kepada unsur terpenting.
c. Keseimbangan
Bentuk atau pola yang dipilih sebaiknya menempati ruang penayangan yang
memberikan persepsi keseimbangan meskipun tidak seluruhnya simetris.
d. Bentuk
Bentuk yang aneh atau asing bagi siswa, dapat membangkitkan minat dan
perhatian. Oleh karena itu, pemilihan bentuk sebagai unsur visual dalam penyajian
pesan, informasi atau isi pelajaran perlu diperhatikan.
e. Garis.
Garis digunakan untuk menghubungkan unsur-unsur, sehingga dapat
menuntun perhatian siswa untuk mempelajari suatu urutan-urutan khusus.
f. Tekstur
Tekstur adalah unsur visual yang dapat menimbulkan kesan kasar atau halus.
Tekstur dapat digunakan untuk penekanan suatu unsur seperti halnya warna.
g. Warna.
Warna digunakan untuk memberikan kesan pemisahan atau penekanan, atau
untuk membangun keterpaduan.

2. Media Berbasis Audio Visual


Media audio visual merupakan bentuk media pembelajaran yang murah
dan terjangkau. Sekali kita membeli tafe dan peralatan yang murah dan terjangkau
mak hampir tidak perlu lagi biaya tambahan, karena tife dapat dihapus setelah
digunakan dan pesan baru dapat diterima kembali. Disamping menarik dan
memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak, materi audio dapat
digunakan :
a. Mengembangkan keterampilan mendengarkan dan mengevaluasi apa
yang telah didengar.
b. Mengatur dan mempersiapkan diskusi dan debat dengan mengungkapkan
pendapat-pendapat para ahli yang berada jauh dari lokasi.
c. Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa
d. Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat kecepatan
belajar mengenai suatu poko bahasan atau sautu masalah.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


254
3. Media Berbasis Komputer
Kemajuan media komputer memberikan beberapa kelebihan untuk
kegiatan produksi audio visual. Pada tahun-tahun belakangan komputer mendapat
perhatian besar karena kemampuannya yang dapat digunakan dalam bidang
kegiatan pembelajaran. Ditambah dengan teknologi jaringan dan internet,
komputer seakan menjadi primadona dalam kegiatan pembelajaran. Dibalik
kehandalan komputer sebagai media pembelajaran terdapat beberapa persoalan
yang sebaiknya menjadi bahan pertimbangan awal bagi pengelola pengajaran
berbasis komputer:
1. Perangkat keras dan lunak yang mahal dan cepat ketinggalan jaman
2. Teknologi yang sangat cepat berubah, sangat memungkinkan perangkat
yang dibeli saat ini beberapa tahun kemudian akan ketinggalan zaman.
3. Pembuatan program yang rumit serta dalam pengoperasian awal perlu
pendamping guna menjelaskan penggunaannya. Hal ini bisa disiasati
dengan pembuatan modul pendamping yang menjelaskan penggunaan dan
pengoperasian program.

Bentuk interaksi yang dapat diaplikasikan


• Praktek dan latihan (drill & practice)
• Tutorial
• Permainan (games)
• Simulasi (simulation)
• Penemuan (discovery)
• Pemecahan Masalah (Problem Solving)
(Heinich,et.al 1996).

Pengajaran berbatuan komputer merupakan suatu usaha yang dilakukan


oleh para ahli sejak beberapa dekade yang lalu, karena dengan bantuan komputer
ini proses pengajaran berjalan lebih interaktif dan membantu terwujudnya
pembelajaran yang mandiri.
Dengan perkembangan teknologi komputer ini, maka metoda pendidikan
juga berkembang, sehingga proses pengajaran berbantuan komputer ini maju terus
menuju kesempurnaannya, namun secara garis besarnya, dapat dikatergorikan
menjadi dua, yaitu computer-based training (CBT) dan Web-based training
(WBT).

1. Computer Based Training (CBT)


CBT merupakan proses pendidikan berbasiskan komputer, dengan
memanfaatkan media CDROM dan disk-based sebagai media pendidikan (Horton,
2000). Dengan memanfaatkan media ini, sebuah CD ROM bisa terdiri dari video

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


255
klip, animasi, grafik, suara, multimedia dan program aplikasi yang akan
digunakan oleh peserta didik dalam pendidikannya. Dengan CBT, proses
pendidikan melalui classroom tetap dapat terlaksana, sehingga interaksi dalam
proses pendidikan dapat terus berlangsung, yang dibantu oleh kemandirian peserta
didik dalam memanfaatkan CBT.

2. Web Based training (WBT)


Web-based training (WBT) sering juga diidentikkan dengan e-learning,
dalam metoda ini selain menggunakan komputer sebagai sarana pendidikan, juga
memanfaatkan jaringan Internet, sehingga seorang yang akan belajar bisa
mengakses materi pelajarannya dimanapun dan kapanpun, selagi terhubung
dengan jaringan Internet (Rossett, 2002).

Pemakaian Komputer dalam Kegiatan Pembelajaran mempunyai tujuan yaitu :

1. Untuk Tujuan Kognitif


Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep aturan, prinsip, langkah-
langkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan
konsep tersebut dengan dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio
yang dianimasikan. Sehingga cocok untuk kegiatan pembelajaran mandiri.

2. Untuk Tujuan Psikomotor

Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk games &


simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja.
Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi
perang dalam medan yang paling berat dan sebagainya.

3. Untuk Tujuan Afektif


Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan clip
suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/afektif pun
dapat dilakukan mengunakan media komputer

4. Media Pembelajaran Berbasis Edutainment


Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan kegiatan belajar
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan
media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran. Sejalan
dengan perkembangan teknologi, komputer dapat digunakan sebagai alat bantu

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


256
pembelajaran. Komputer sebagai media pembelajaran pemanfaatannya meliputi
penyaji informasi, simulasi, latihan, dan permainan belajar.
Media pembelajaran yang sekiranya sesuai dengan era teknologi informasi
adalah media berbasis edutainment yang menggabungkan prinsip hiburan dengan
pendidikan. Harapannya, dengan adanya unsur hiburan, media berbasis
edutainment akan lebih disukai siswa dibanding software pembelajaran biasa.
Edutainment dirancang khusus untuk tujuan pendidikan yang penyajiannya
diramu dengan unsur-unsur hiburan sesuai dengan materinya. Masuknya
komputer dalam proses belajar mengajar dapat menciptakan suasana yang
menyenangkan karena siswa dapat mengatur kecepatan belajar sesuai dengan
kemampuannya. Gambar dan suara yang muncul membuat siswa tidak cepat
bosan, sebaliknya justru merangsang untuk mengetahui lebih jauh lagi.
Media yang mampu berperan sebagai tutor maupun ensiklopedia, akan
menyediakan informasi dan umpan balik kepada siswa secara cepat. Siswa tidak
hanya duduk dan mendengarkan secara pasif. Mereka harus berpikir, dan
merespon. Akan tetapi media yang berbasis edutainment tidak menutup
kemungkinan untuk didesain bagi siswa yang kurang aktif di kelas yaitu dengan
memberikan simulasi yang bermakna serta interaktivitas media yang baik.
Media maupun program yang mengajarkan konsep abstrak akan sangat
mendukung proses belajar mengajar. Penerapan persamaan linear satu variabel di
buku maupun yang diajarkan guru di kelas akan terasa lebih konkret. Melalui
program ini siswa diharapkan dapat membuat persamaan sendiri dan menetapkan
variabel yang digunakan sehingga muncullah penyelesaian dari persamaan yang
dibuat oleh siswa tersebut. Siswa juga bisa memilih materi yang akan dipelajari
dan melewati materi yang sudah dikuasi sehingga mereka tidak jenuh dengan
materi yang mereka rasa mudah. Dengan cara belajar yang demikian, siswa akan
mampu mengontrol pembelajaran mereka sendiri.
Dalam pengembangannya, media yang berbasis edutainment diharapkan
sesuai dengan karakteristik siswa seperti tingkat kepandaian, kematangan, serta
penguasaan materi prasyarat sehingga mampu mengantarkan siswa untuk
menguasai kompetensi-kompetensi dasar. Media berbasis edutaintment yang
dibuat diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa belajar mandiri dan
memecahkan masalah. Di dalam penggunaan media ini, siswa dapat menentukan
sendiri apa yang hendak dilakukan. Dengan demikian siswa akan belajar
menganalisis, melihat permasalahan dan menemukan alternatif yang merupakan
langkah pemecahan masalah. Adanya pengambilan tindakan tersebut, kemampuan
siswa untuk memecahkan masalah akan meningkat.
Penilaian bertujuan untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan
belajar peserta didik. Dalam Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang
Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran dijelaskan bahwa

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


257
penilaian dalam setiap mata pelajaran meliputi kompetnsi pengetahuan,
kompetensi keterampilan dan kompetensi sikap. Penilaian dilakukan berdasarkan
indikator-indikator pencapaian hasil belajar dari masing-masing domain tersebut.
Ada beberapa teknik dan instrumen penilaian yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang kemajuan peserta didik baik berupa tes maupun
non-tes antara lain tes tertulis, penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian
hasil karya, penilaian portofolio dan penilaian diri.

B.4 Pengembangan Media Pembelajaran


Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas
tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan
penilaian. Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan
pengembangan program media. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-
langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi 6
(enam) langkah sebagai berikut:
1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
Kebutuhan dalam proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa
yang dimiliki siswa dengan apa yang diharapkan. Contoh jika kita mengharapkan
siswa dapat melakukan sholat dengan baik dan benar, sementara mereka baru bisa
takbir saja, maka perlu dilakukan latihan untuk ruku, sujud, dan seterusnya.
Setelah kita menganalisis kebutuhan siswa, maka kita juga perlu
menganalisis karakteristik siswanya, baik menyangkut kemampuan pengetahuan
atau keterampilan yang telah dimiliki siswa sebelumnya. Cara mengetahuinya bisa
dengan tes atau dengan yang lainnya. Langkah ini dapat disederhanakan dengan
cara mengenalisa topic-topik materi ajar yang dipandang sulit dan karenanya
memerlukan bantuan media. Pada langkah ini sekaligus pula dapat ditentukan
ranah tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, termasuk rangsangan indera
mana yang diperlukan (audio, visual, gerak atau diam).
contoh melakukan identifikasi kebutuhan dan karakteristik siswa:
Siswa MI diharapkan sudah berprilaku hidup sehat dengan rajin menggosok
gigi, membuang sampah pada tempatnya, mandi 2 kali sehari, selalu berpakaian
rapih dan tidak jajan sembarangan. namun dalam kenyataannya tidak sesuai
dengan harapan. dengan demikian terjadi kebutuhan bagaimana meningkatkan
sikap siswa untuk hidup bersih.
Adanya kebutuhan tersebut seyogyanya menjadi dasar pijakan dalam
membuat media pembelajaran, sebab dengan dorongan kebutuhan inilah media
dapat berfungsi dengan baik. dan media yang digunakan siswa, haruslah relevan
dengan kemampuan yang dimiliki siswa.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


258
2) Merumuskan tujuan intruksional (Instructional objective) dengan operasional
dan khas
Tujuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan kita.
Tujuan dapat memberikan arah tindakan yang kita lakukan. Dalam proses belajar
mengajar, tujuan instruksional merupakan faktor yang sangat penting. Tujuan
dapat memberikan arah kemana siswa akan pergi, bagaimana ia harus pergi
kesana, dan bagaimana ia tahu bahwa telah sampai ke tempat tujuan. Tujuan ini
merupakan pernyataan yang menunjukkan perilaku yang harus dapat dilakukan
siswa setelah ia mengikuti proses instruksional tertentu. Untuk dapat merumuskan
tujuan instruksional dengan baik, ada beberapa ketentuan yang harus diingat,
yaitu:
a. Tujuan instruksional harus berorientasi kepada siswa. Artinya tujuan
instruksional itu benar-benar harus menyatakan adanya prilaku siswa yang
dapat dilakukan atau diperoleh setelah proses belajar dilakukan
b. Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya kata
kerja itu menunjukkan suatu prilaku/perbuatan yang dapat diamati atau
diukur.
Beberapa contoh dari kategori kata operasional adalah sebagai berikut:

Kata Kerja Operasional Kata Kerja tidak Operasional


Mengidentifikasikan Mengerti
Menyebutkan Memahami
Menunjukkan Menghargai
Memilih Menyukai
Menjelaskan Mempercayai
Menguraikan Dan lain-lain
Merumuskan
Menyimpulkan
Mendemostrasikan
Membuat
Menghitung
Menunjukkan
Menemukan
Membedakan, dll

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


259
Sebuah tujuan pembelajaran hendaknya memiliki empat unsur pokok yang
dapat kita akronimkan dalam ABCD (Audience, Behavior, Condition, dan
Degree). Penjelasan dari masing-masing komponen tersebut sebagai berikut:
A = Audience adalah menyebutkan sasaran/audien yang dijadikan sasaran
pembelajaran
B = Behavior adalah menyatakan prilaku spesifik yang diharapkan atau
yang dapat dilakukan setelah pembelajaran berlangsung
C = Condition adalah menyebutkan kondisi yang bagaimana atau dimana
sasaran dapat mendemonstrasikan kemampuannya atau
keterampilannya
D = Degree adalah menyebutkan batasan tingkatan minimal yang
diharapkan dapat dicapai.

Contoh Rumusan Tujuan Pembelajaran:

 Melalui diskusi peserta didik


C A
mampu menjelaskan macam-macam pencemaran lingkungan
B
dengan benar
D

3) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya


tujuan
Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah dilihat dari sub kemampuan
atau keterampilan yang dijelaskan dalam tujuan khusus pembelajaran, sehingga
materi yang disusun adalah dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari
kegiatan proses belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci
maka langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang sederhana sampai
kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkrit kepada yang
abstrak.
Contoh Rumusan Butir-butir Materi dari Rumusan Tujuan Pembelajaran di
atas:

3.8.2.1 Melalui diskusi peserta didik mampu membedakan pencemaran


pencemaran air, udara, tanah dan suara

3.8.3.1 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya


pencemaran air

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


260
4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
Alat pengukur keberhasilan seyogyanya dikembangkan terlebih dahulu
sebelum naskah program ditulis. Dan alat pengukur ini harus dikembangkan
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran yang
disajikan. Bentuk alat pengukurnya bisa dengan tes, pengamatan, penugasan atau
cheklist prilaku.
Instrumen tersebut akan digunakan oleh pengembang media, ketika
melakukan tes uji coba dari program media yang dikembangkannya. Misalkan alat
pengukurnya tes, maka siswa nanti akan diminta mengerjakan materi tes tersebut.
Kemudian dilihat bagaimana hasilnya. Apakah siswa menunjukkan penguasaan
materi yang baik atau tidak dari efek media yang digunakannya atau dari materi
yang dipelajarinya melalui sajian media. Jika tidak maka dimanakah letak
kekurangannya. Dengan demikian, maka siswa dimintai tanggapan tentang media
tersebut, baik dari segi kemenarikan maupun efektifitas penyajiannya.
Sebagai salah satu contoh tentang alat pengukur keberhasilan dari media
yang dikembangkan oleh guru adalah sebagai berikut:

Rumusan Tujuan Rumusan Materi Alat Pengukur (Tes)


Melalui diskusi peserta Macam-macam Sebutkan minimal 5
didik mampu menjelaskan pencemaran Jenis pencemaran
macam-macam lingkungan lingkungan
pencemaran lingkungan.

Melalui diskusi peserta Pencemaran air Jelaskan minimal 3


didik mampu penyebab terjadinya
menjelaskan penyebab pencemaran air
terjadinya pencemaran air

Dari contoh di atas, jelaslah bahwa penyusunan alat ukur keberhasilannya


harus berdasar dari rumusan tujuan dan materi pembelajaran yang akan diajarkan
melalui media pembelajaran tersebut.

5) Menulis naskah media


Naskah media adalah bentuk penyajian materi pembelajaran melalui media
rancangan yang merupakan penjabaran dari pokok-pokok materi yang telah
disusun secara baik seperti yang telah dijelaskan di atas. Supaya materi
pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut perlu
dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program media.
Naskah program media maksudnya adalah sebagai penuntun kita dalam
memproduksi media. Artinya menjadi penuntut kita dalam mengambil gambar

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


261
dan merekam suara. Karena naskah ini berisi urutan gambar dan grafis yang perlu
diambil oleh kamera atau bunyi dan suara yang harus direkam. Dalam teknis
penulisannya, naskah tersebut dilakukan melalui tahapan-tahapan.
Tahapan dalam pembuatan atau penulisan naskah adalah berawal dari
adanya ide dan gagasan yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
selanjutnya pengumpulan data dan informasi, penulisan sinopsis dan treatment,
penulisan naskah, pengkajian naskah atau revisi naskah, revisi naskah sampai
naskah siap diproduksi.
Ada beberapa macam bentuk naskah program media, namun pada
prinsipnya mempunyai maksud yang sama, yaitu sebagai penuntun dan usaha
memproduksi media pembelajaran. Naskah program media terdiri dari urutan
gambar, caption atau grafis yang perlu diambil dengan alat kamera dan suara atau
bunyi yang diambil dengan alat perekam suara. Lembaran naskah tersebut dibagi
menjadi dua kolom, di sebelah kiri terdiri dari gambar, caption atau grafis.
Sedangkan di sebelah kanan berisi narasi atau percakapan yang dibaca narator
atau pelaku, dan suara lain yang diperlukan. Petunjuk praktis untuk menulis
naskah narasi:
a) Tulisan singkat, padat dan sederhana
b) Tulisan seperti menulis judul berita, pendek dan tepat, berirama dan
mudah diingat
c) Tulisan tidak harus berupa kalimat yang lengkap
d) Pikirkan frase yang dapat melengkapi visual dan tuntun siswa kepada hal-
hal yang penting
e) Hindari istilah teknis, kecuali jika istilah itu diberi batasan atau
digambarkan
f) Tulisan dalam kalimat aktif
g) Usahakan setiap kalimat tidak lebih dari 15 kata. diperkirakan dalam setiap
kalimat memakan waktu satu tayangan visual kurang dari 10 detik
h) Setelah menulis narasi, baca narasi itu dengan suara keras
i) Edit dan revisi naskah narasi itu sebagaimana perlunya

6) Mengadakan penilaian (evaluasi media) dan revisi


Penilaian media adalah kegiatan untuk menguji atau mengetahui tingkat
efektifitas dan kesesuaian media yang dirancang dengan tujuan yang diharapkan
dari program tersebut. Sesuatu program media yang oleh pembuatnya dianggap
telah baik, tetapi bila program itu tidak menarik, atau sukar dipahami atau tidak
merangsang proses belajar bagi siswa yang ditujunya, maka program semacam ini
tentu saja tidak dikatakan baik.
Evalusi media pembelajaran adalah suatu tindakan proses atau kegiatan
yang dilaksanakan dengan maksud untuk menentukan nilai dari segala media atau

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


262
alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian ini dimaksudkan
untuk mengetahui apakah media yang dibuat tersebut dapat mencapai tujuan-
tujuan yang telah ditetapkan atau tidak.
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, pertanyaan
pokok yang sering muncul adalah apa yang harus dievaluasi. Ini berarti, setiap
evaluator untuk melihat kembali fungsi dan prinsip penggunaan media.
Dalam melakukan evaluasi terhadap media pembelajaran, aspek psikologis
perlu dipertibangkan. Sebab aspek psikologis inilah yang membuat orang
memiliki gaya belajar berbeda. Menurut Michael Gardner ada tiga gaya belajar
yang dimiliki manusia yakni: gaya belajar visual (belajar dengan cara melihat),
gaya belajar audiotorial (belajar dengan cara mendengar) dan gaya belajar
kinestetik (belajar dengan cara bergerak, bekerja dan menyentuh).
Tes atau uji coba tersebut dapat dilakukan baik melalui perseorangan atau
melalui kelompok kecil atau juga melalui tes lapangan, yaitu dalam proses
pembelajaran yang sesungguhnya dengan menggunakan media yang
dikembangkan. Sedangkan revisi adalah kegiatan untuk memperbaiki hal-hal yang
dianggap perlu mendapatkan perbaikan atas hasil dari tes.
Apabila dikaitkan dengan tujuan evaluasi sebagaimana yang telah
dikemukakan, maka ada berbagai jenis evualuasi terhadap media pembelajaran.
Berdasarkan prosesnya, evaluasi media ini terdiri dari evaluasi formatif dan
evaluasi sumatif.
Evaluasi formatif adalah proses yang dimaksudkan untuk mengumpulkan
data tentang efektifitas dan efisien bahan-bahan pembelajaran (dalam hal ini
medianya) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Data-data tersebut
dimaksudkan untuk memperbaiki dan menyempurnakan media yang bersangkutan
agar lebih efektif dan efisien.
Dalam bentuk finalnya, setelah media tersebut diperbaiki dan
disempurnakan, maka data akan dikumpulkan untuk menentukan apakah media
tersebut patut digunakan dalam situasi-situasi tertentu atau media tersebut benar-
benar efektif seperti yang dilaporkan. Jenis evaluasi inilah yang kemudian disebut
dengan evaluasi sumatif.
Ada 3 tahapan dalam mengevaluasi atau menilai suatu media
pembelajaran diantaranya adalah
a) Evaluasi satu lawan Satu
Pada tahap ini seorang designer memiilih beberapa orang siswa (tidak
lebih dari tiga orang) yang dapat mewakili populasi target dari media yang dibuat.
Sajikan media tersebut kepada mereka secara individual. Kalau media itu didesain
untuk belajar mandiri, biarkan siswa mempelajarinya, sementara pengembang
(developer) mengamatinya. Kedua orang siswa yang telah dipilih tersebut
hendaknya satu orang dari populasi target yang berkemampuan yang umumnya

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


263
sedikit di bawah rata-rata dan satu orang lagi diatas rata-rata. Dengan kata lain,
dalam menentukan kelompok ini variasi kemampuan akademis populasi target
dipertimbangkan.

b) Evaluasi kelompok kecil


Pada tahap ini media perlu dicobakan kepada 10-12 orang siswa yang
dapat mewakili populasi target. Jumlah 10 merupakan jumlah minimal, sebab
kalau kurang dari jumlah tersebut data yang diperoleh kurang dapat
menggambarkan populasi target. Sabaliknya jika lebih dari 12, data atau informasi
melebihi yang diperlukan, akbibatnya kurang bermanfaat untuk dianalisis dalam
kelompok kecil.
Siswa yang dipilih dalam kegiatan ini hendaknya mencerminkan karakteristik
populasi.Usahakan sampel tersebut terdiri dari siswa-siswa yang kurang pandai,
sedang, dan pandai, laki-laki dan perempuan, berbagai usia dan latar belakang.

c) Evaluasi Lapangan
Evaluasi lapangan adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu
dilakukan. Evaluasi lapangan diusahakan situasinya semirip mungkin dengan
situasi sebenarnya. Setelah melalui dua tahap evaluasi di atas tentulah media yang
dibuat sudah mendekatki kesempurnaan. Namun dengan hal itu masih harus
dibuktikan. Melalui evaluasi lapangan inilah, kebolehan media yang kita buat itu
diuji. Dalam melakukan evaluasi lapangan seorang designer memilih sekitar 30
orang siswa sambil memperhatikan beragam karakteristik seperti kepandaian,
kelas sosial, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan lain
sebagainya sesuai dengan karakteristik sasaran.
Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap
tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media tersebut
siap untuk diproduksi. akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan produksi
ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada beberapa kekurangan dari aspek
materi atau kualitas sajian medianya (gambar atau suara) maka dalam kasus
seperti ini dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap aspek yang dianggap
kurang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan dari media yang
dibuat, sehingga para penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang
disampaikan melalui media tersebut.
d. Alat Evaluasi Pembelajaran.
Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan
incidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana,
sistematis, dan berdasarkan atas tujuan yang jelas. Secara umum ada empat jenis
evaluasi, yaitu:

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


264
1. Evaluasi Formatif, yaitu penilaian untuk mengetahui hasil belajar yang
dicapai oleh para peserta didik setelah menyelesaikan program dalam
satuan materi pokok pada suatu bidang studi tertentu.
2. Evaluasi Sumatif, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil belajar
peserta didik yang telah selesai mengikuti pembelajaran dalam satu
caturwulan semester, atau akhir tahun.
3. Evaluasi Penempatan (Placement), yaitu penilaian tentang pribadi peserta
didik untuk kepentingan penempatan di dalam situasi belajar yang sesuai
dengan kondisi peserta didik.
4. Evaluasi Diagnostik, yaitu penilaian yang dilakukan terhadap hasil
penganalisaan tentang keadaan belajar peserta didik baik merupakan
kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam proses pembelajaran. Untuk
keperluan evaluasi diperlukan alat evaluasi yang bermacam-macam.
Wrightone dalam bukunya Evaluation in Modern Education
menggolongkan macam-macam alat evaluasi menjadi sembilan kelompok,
yaitu:
1) short answer,
2) essay and oral examinations,
3) observation and anecdotal records,
4) questionnaires, inventories and interviews,
5) checklists and rating scales,
6) personal reports and projectives techniques,
7) sociometric methods,
8) case studies,
9) cumulative records.

Alat-alat penilaian di atas dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:


 Jenis Tes, digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik yang
mencakup aspek pengetahuan, ketrampilan, sikap, bakat (intelegensi).
 Jenis Non Tes, digunakan untuk menilai kemampuan peserta didik yang
mencakup aspek sikap, minat, kepribadian peserta didik, wawancara,
angket dan observasi.
Penetapan alat teknik evaluasiyang akan digunakan tergantung dari
indicator yang akan dicapai. Untuk itu teknik penilaian tergantung dari: (1)
kelompok mata pelajaran, dan (2) ranah yang akan dicapai. Yang tidak boleh
ditinggalkan adalah perlunya penggunaan prinsip-prinsip penilaian.
a. Penilaian Hasil Belajar Masing-masing Kelompok Mata Pelajaran
1) Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dilakukan melalui:

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


265
 Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk
menilai perkembangan afeksi dan kepribadian peserta didik,
dan
 Ujian, ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek
kognitif peserta didik.
2) Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi diukur melalui ulangan, penugasan, dan/atau bentuk lain
yang sesuai dengan karakteristik materi yang dinilai.
3) Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran estetika dilakukan
melalui pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk
menilai perkembangan afeksi dan ekspresi psikomotorik peserta didik.
4) Penilaian hasil belajar kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga,dan
kesehatan dilakukan melalui:
 Pengamatan terhadap perubahan perilaku dan sikap untuk
menilai perkembangan psikomotorik dan afeksi peserta didik;
dan
 Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif
peserta didik.
c. Ranah Penilaian
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan penjabaran dari standar
isi dan standar kompetensi lulusan. Di dalamnya memuat kompetensi secara utuh
yang merefleksikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai karakteristik
masing-masing mata pelajaran. Muatan dari standar isi pendidikan adalah standar
kompetensi dan kompetensi dasar Satu standar kompetensi terdiri dari beberapa
kompetensi dasar, dan setiap kompetensi dasar dijabarkan ke dalam indikator-
indikator pencapaian hasil belajar yang dirumuskan atau dikembangkan oleh guru
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi sekolah/daerah masingmasing.
Indikator-indikator yang dikembangkan tersebut merupakan acuan yang
digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi dasar bersangkutan.
Teknik penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik
indikator, standar kompetensi dasar dan kompetensi dasar yang diajarkanoleh
guru. Tidak menutup kemungkinan bahwa satu indikator dapat diukur dengan
beberapa teknik penilaian, hal ini karena memuat domain kognitif, psikomotor
dan afektif. Ulangan, dan/atau penugasan untuk mengukur aspek kognitif peserta
didik. Penilaian satu kompetensi dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator
pencapaian hasil belajar, baik berupa domain kognitif, afektif, maupun
psikomotor. Ada tujuh teknik yang dapat digunakan, yaitu penilaian unjuk kerja,
penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian projek, penilaian produk, penggunaan
portofolio, dan penilaian diri.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


266
A. Penilaian Unjuk Kerja
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini cocok
digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik
melakukan tugas tertentu seperti: praktek di laboratorium, praktek sholat, praktek
olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/
deklamasi dll.
Untuk mengamati unjuk kerja peserta didik dapat menggunakan alat atau
instrumen berikut:
1.Daftar Cek (Check-list)
Penilaian unjuk kerja dapat dilakukan dengan menggunakan daftar cek
(yatidak). Penilaian unjuk kerja yang menggunakan daftar cek, peserta didik
mendapat nilai bila kriteria penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati oleh
penilai. Jika tidak dapat diamati, peserta didik tidak memperoleh nilai. Kelemahan
cara ini adalah penilai hanya mempunyai dua pilihan mutlak, misalnya benar
salah, dapat diamati-tidak dapat diamati. Dengan demikian tidak terdapat nilai
tengah, namun daftar cek lebih praktis digunakan mengamati subjek dalam jumlah
besar.
2. Skala Penilaian (Rating Scale)
Penilaian unjuk kerja yang menggunakan skala penilaian memungkinkan
penilai memberi nilai tengah terhadap penguasaan kompetensi tertentu, karena
pemberian nilai secara kontinum di mana pilihan kategori nilai lebih dari dua.
Skala penilaian terentang dari tidak sempurna sampai sangat sempurna. Misalnya:
1 = tidak kompeten, 2 = cukup kompeten, 3 = kompeten dan 4 = sangat kompeten.

B. Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap
dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Sikap
terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif
adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu
objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang
mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk
berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran
objek sikap. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik.
Teknikteknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan
laporan pribadi.
a. Observasi Perilaku: Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan
kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


267
b. Pertanyaan langsung: Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang
sikap seseorang berkaitan dengan sesuatu hal.
c. Laporan pribadi: Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik
diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang
suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap.

C. Penilaian Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis
merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon
dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti
memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya. Ada dua bentuk soal
tes tertulis, yaitu:
1. Soal dengan memilih jawabana
b. pilihan ganda
c. dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
d. menjodohkan
2. Soal dengan mensuplai-jawaban.
a. isian singkat atau melengkapi
b. uraian terbatas
c. uraian obyektif/non obyektif
d. uraian terstruktur/nonterstruktur .

D. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan seni Pengembangan produk meliputi 3
(tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian melalui langkah berikut.
1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk.
2. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta
didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. Penilaian produk
biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
 Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk,
biasanya dilakukan pada tahap appraisal.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


268
 Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya
dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap
proses pengembangan.

E. Penilaian Projek
Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan,
sampai hasil akhir projek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan
yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data,
dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat
disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan
alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Contoh poster

F. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


269
Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa secara
individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran. Akhir suatu priode hasil
karya tersebut dikumpulkan dan dinilai oleg guru dan peserta didik. Berdasarkan
informasi perkembangan tersebut, guru dan peserta didik sendiri dapat menilai
perkembangan kemampuan peserta didik dan terus melakukan perbaikan. Dengan
demikian, portofolio dapat memperlihatkan perkembangan kemajuan belajar
peserta didik melalui karyanya, antara lain: karangan, puisi, surat, komposisi,
musik.

KESIMPULAN.
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat diambil
beberapa kesimpulan, diantaranya :
1. Perbedaan istilah Stategi, Metode dan Media Pembelajaran. Strategi
Pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih atau digunakan oleh
seorang guru untuk menyampaikan materi pelajaran, sehingga akan
memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar. Metode
pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh
seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai
tujuan. Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk
menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber belajar (guru
maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini peserta didik
ataupun warga belajar). Pesan (informasi) yang disampaikan melalui
media dalam bentuk isi/materi pengajaran itu harus dapat diterima oleh
penerima pesan (peserta didik)
2. Kriteria Pemilihan Strategi, Metode, Media dan Evaluasi Pembelajaran.
a. Kriteria pemilihan strategi pembelajaran yang disampaikan oleh Mager
(1977) adalah 1) Berorientasi pada tujuan, 2) teknik atau metode
pembelajaran sesuai dengan keterampilan, 3) gunakan media pembelajaran
yang dapat member rangsangan kepada peserta didik. Sedangkan Gerlach
dan Ely (1990:173) memberikan criteria tentang pemilihan strategi
pembelajaran, yaitu efisien, efektivitas, keterlibatan peserta didik.
b. Mengenai kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode
mengajar adalah sebagai berikut: anak didik, tujuan yang hendak dicapai,
situasi, fasilitas, guru dan materi.
c. Arif S Sadiman (1986:86) ada tiga model/pendekatan yang dapat
dijadikan kriteria dalam pemilihan media yang akan digunakan yaitu:
pendekatan Flowchart, pendekatan Matriks, pendekatan Checklist.
Sedangkan Prof, Drs Hartono Kasmadi, M.Sc, memilih media pendidikan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


270
yang perlu dipertimbangkan, yaitu pertimbangan produksi, pertimbangan
peserta didik, pertimbangan isi, pertimbangan guru. Secara umum criteria
pemilihan media pendidikan adalah 1) sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai, 2) tepat untuk mendukung isi pelajaran, 3) praktis, luwes dan
bertahan, 4) guru terampil menggunakannya, 5) pengelompokan sasaran,
6) mutu teknis.
d. Pemilihan yang akan dilaksanakan harus memenuhi persyaratan atau
kriteria sebagai berikut: memiliki validitas, mempunyai reliabilitas,
objektivitas, efisien, kegunaan kepraktisan.
3. Mendiskripsikan Metode, Media dan Alat Evaluasi yang digunakan dalam
mendesain.
a. Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan
oleh pendidik, maka perlu mengetahui dan mempelajari beberapa
metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar. Beberapa
metode mengajar adalah sebagai berikut:metode ceramah, metode
diskusi, metode eksperimen, metode demonstrasi, metode pemberian
tugas, metode sosiodrama, metode drill, metode kerja kelompok,
metode Tanya jawab, metode proyek.
b. Pengembangan media pembelajaran sederhana dapat dikembangkan
oleh guru sendiri. Media tersebut meliputi media berbasis visual
(gambar, chart, grafik, transparansi, dan slide), media berbasis
audiovisual (video dan audio-tape), dan media berbasis komputer
(komputer dan video interaktif).
c. Secara umum ada empat jenis evaluasi, yaitu:evaluasi formatif,
evaluasi sumatif, evaluasi penempatan (placement), evaluasi
diagnostik. Untuk keperluan evaluasi diperlukan alat evaluasi yang
bermacam-macam. Alat-alat evaluasi ada dua jenis yaitu jenis test dan
jenis non test. Ada tujuh teknik yang dapatdigunakan untuk penilaian,
yaitu penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis,penilaian
projek, penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian.

C. LATIHAN
1.Jelaskan kriteria pemilihan media pembelajaran!
2.Jelaskan tujuh teknik penilain!

D. RANGKUMAN
Media pembelajaran setiap tahun selalu mengalami perkembangan, karena
masing–masing media itu mempunyai kelemahan, berdasarkan penggunaannya
perlu diadakan penemuan media baru dan pemanfaatan media yang telah
diperbaharui. Karena peserta didik cepat merasakan kebosanan, saat menerima

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


271
pelajaran, sebab dengan media yang kurang menarik akan bersifat verbalistik,
maka diadakannya perbaikan media guna menunjang proses belajar mengajar.
Untuk mencapai tujuan kurikulum pembelajaran pada proses belajar mengajar
maka perlu didukung media dan bahan ajar yang baik yaitu bahan ajar yang
mampu menarik minat siswa, sesuai dengan zaman dan tidak menyimpang dari
kurikulum.
Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian,
minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan
belajar.implementasi bisa diartikan pelaksanaan atau penerapan. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, pengembangan adalah proses, cara, perbuatan
mengembangkan. Pengembangan adalah perbuatan menjadikan bertambah,
berubah sempurna (pikiran, pengetahuan dan sebagainya)
2. Kriteria pemilihan media pembelajaran yaitu:
 Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
 Media harus tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta,
konsep, prinsip atau generalisasi.
 Media harus praktis, luwes dan bertahan.
 Media harus dapat digunakan guru dengan baik dan terampil.
 Mutu teknis.
 Media yang digunakan harus sesuai dengan taraf berfikir siswa.
 Media yang digunakan harus dapat menunjang dan membantu pemahaman
siswa terhadap pelajaran tersebut sehingga proses pembelajan dapat
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin
dicapai.
3. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil
dalam pengembangan program media menjadi 6 (enam) langkah sebagai
berikut:
 Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa
 Merumuskan tujuan intruksional (Instructional objective) dengan
operasional dan khas
 Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung
tercapainya tujuan
 Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
 Menulis naskah media
 Mengadakan tes dan revisi

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


272
E. DAFTAR BACAAN
Heinich, R., et. al. (1996) Instructional Media and Technologies for Learning.
New Jersey: Prentice Hall, Englewood Cliffs.
Djamarah, Syaiful B dan Zain, Aswan.(2002) Strategi Belajar mengajar.
Jakarta. Rineka Cipta.
Hamalik , Oemar (1986). Media Pendidikan. Bandung. Alumni.
Yusufhadi Miarso (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.Jakarta.
Kencana Media Group.
Kustandi dan Sutjipto (2011). Media Pembelajaran Manual dan Digital.Bogor,
Ghalia Indonesia.
Nana Sujana dan Ahmad Riva’i. Teknologi Pengajaran, Bandung: Sinar
Barn.1989.
Depdiknas, 2003 Media Pembelajaran, Jakarta: Dirjen Dikdasmen.
Hamalik Oemar, 1999, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Haryono, Anung, 2009, Media Pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Henyat Soetomo. 1993. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum, Jakarta:
Bumi Aksara.
Slameto, 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana Nana, 2005, Dasar –Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung:
Sinar Baru Algesindo.

F. TES FORMATIF
1.Apakah yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2.Apakah fungsi media dalam proses pembelajaran?
3.Jelaskan kriteria pemilihan media pembelajaran!
4.Jelaskan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan
program media pembelajaran!
5.Jelaskan 4 unsur pokok yang harus dimiliki dalam tujuan pembelajaran!
6.Jelaskan 3 tahapan dalam mengevaluasi atau menilai media pembelajaran!
7.Jelaskan jenis-jenis evaluasi!
8.Jelaskan instrumen yang digunakan dalam penilaian unjuk kerja!

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


273
BAB 11
PEMBELAJARAN MIKRO (MICRO TEACHING)
Evi Suryawati

A. PENDAHULUAN
Guru atau pendidik yang baik adalah mereka yang berhasil membawa
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan
memperoleh hasil yang baik sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam suatu
pendidikan. Untuk mencapai efektifitas suatu pembelajaran, tentunya dibutuhkan
seorang guru profesional yang betul-betul memahami tentang bagaimana
melaksanakan suatu pembelajaran dengan baik, serta memiliki
ketrampilan (skill) dasar mengajar yang baik sebelum melaksankan tugas sebagai
seorang pendidik atau guru. Keprofesionalisme seorang pendidik dapat diperoleh
dari pelatihan serta pengalaman belajar. Pelatihan dan pengalaman itu sendiri
dapat diperoleh antara lain dengan mengikuti pengajaran micro (micro teaching).
Pengajaran micro memiliki tujuan untuk membekali para calon pendidik
(guru) agar memiliki beberapa keterampilan dasar dalam mengajar, serta dapat
mendalami makna dan strategi yang akan digunakan pada suatu proses
pembelajaran. Tenaga pendidik (guru) tentunya harus terus berlatih keterampilan
tersebut satu demi satu.
Oleh karena itu, pengajaran mikro sangat dibutuhkan oleh seorang calon
tenaga pendidik (guru) dalam bentuk peer teaching dengan harapan agar para
calon pendidik sekalius dapat menjadi pengamat bagi teman sesama calon
pendidik, untuk saling memberikan koreksi dan masukan mengenai penguasaan
keterampilan dasar mengajar yang dimilikinya.
Dalam bab ini akan membahas mengenai pengembangan perencanaan
pembelajaran, yang mencakup pengembangan perangkat pembelajaran yang
termasuk didalamnya mengenai prinsip umum dan khusus pengembangan serta
model-model pengembangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan
tujuan pembelajaran IPA SMP dan Biologi SMA.
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang merancang perangkat pembelajaran IPA SMP dan Biologi
SMA. Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi, diharapkan dapat
melaksanakan pembelajaran mikro.
Materi ini berhubungan dengan praktik pembelajaran khususnya
pembelajaran mikro dilaksanakan pada pembelajaran terbatas sejawat

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


274
(peerteaching) sebagai persiapan dalam praktik pelaksanaan (real teaching) pada
program latihan pembelajaran di sekolah.

B. URAIAN MATERI
B.1 Latar Belakang Pengajaran Mikro
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks karena melibatkan
beberapa unsur atau komponen secara terpadu untuk mencapai tujuan.
Ketrampilan seorang guru selain menguasai materi juga harus menguasai
ketrampilan sebagai berikut :
a. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran
b. Ketrampilan menghadapi siswa
c. Ketrampilan menggunakan metode dan media secara tepat
d. Ketrampilan mengelola lingkungan pembelajaran
e. Ketrampilan menjelaskan pembelajaran
f. Ketrampilan bertanya
g. Ketrampilan memberikan penguatan
h. Ketrampilan menggunakan variasi
Pengajaran Mikro (Micro Teaching) dimaksudkan untuk mengatasi
kelemahan model praktik pengajaran tradisional. Melalui Pengajaran Mikro
(Micro Teaching), keterampilan mengajar yang potensial dapat diorganisasikan
dalam satu penampilan yang utuh. Praktikan akan lebih siap dan terampil untuk
mengantisipasi perilaku mengajar yang sebenarnya di kelas. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa Pengajaran Mikro (Micro Teaching) memberikan
pengaruh positif dalam melatih keterampilan mengajar di kelas.

1. Pengertian Pengajaran Mikro


Beberapa pengertian yang berkaitan dengan pengajaran mikro
(microteaching) sebagai berikut:
a. Pengajaran mikro dirumuskan sebagai pengajaran dalam skala kecil atau
mikro yang dirancang untuk mengembangkan ketrampilan baru dan
memperbaiki ketrampilan yang lama (Mc. Knight dalam Hasibuan &
Moedjiono, 2012)
b. Pengajaran mikro adalah metode latihan penampilan yang dirancang
secara jelas dengan jalan mengisolasi bagian-bagian komponen dan proses
mengajar, sehingga guru atau calon guru dapat menguasai setiap
komponen satu persatu dalam situasi mengajar yang disederhanakan (Mc.
Laughlin &Moulton dalam Hasibuan & Moedjiono, 2012)
c. Microteaching is effective method of learning to teach. Oleh sebab itu
microteaching sama dengan teaching to teach dan atau learning to teach
(Departement of Education England dalam Hasibuan & Moedjiono, 2012)

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


275
Dari pengertian pengajaran mikro dapat dilihat ciri-ciri penting dalam
pengajaran mikro. Ciri-ciri tersebut adalah :
1. “Mikro” dalam pengajaran mikro berarti dalam skala kecil. Skala kecil dapat
berkaitan dengan ruang lingkup materi pelajaran, waktu, siswanya dan
ketrampilannya. Perbedaan pengajaran mikro dengan pengajaran makro dapat
kita lihat dalam contoh tabel berikut.
Hal yang
Pengajaran Makro Pengajaran Mikro
Dibandingkan
Murid 30-40 orang 5-10 orang
Waktu 30-45 menit 10-15 menit
Sempit/terbatas pada
Bahan Pelajaran Luas
aspek yang sederhana
Ketrampilan yang Ketrampilan dasar
Fokus terintegrasi dengan bahan mengajara dan bukan
pelajaran pada bahan pelajaran
VTR, ATR
Umpan Balik -
Lembaran Observasi

2. “Mikro” dalam pengajaran mikro dapat disamakan dengan pengertian mikro


pada mikroskop. Maknanya adalah bahwa sebagian kecil ketrampilan
mengajar yang kompleks akan dipelajari lebih mendalam dan teliti.
3. Pengajaran mikro adalah pengajaran yang sebenarnya. Calon guru harus
membuat persiapan mengajar, melaksanakan pengajaran berdasarkan rencana
yang telah dibuat, mengelola kelas dan sebagainya.
4. Pengajaran mikro juga berarti belajar yang sesungguhnya. Ditinjau dari calon
guru, dia belajar bagaimana mengajar, sedangkan dari siswanya akan
memperoleh atau belajar sesuatu, sesuai dengan tujuan pengajaran yang
dirumuskan oleh calon guru.
5. Pengajaran mikro bukanlah simulasi. Dalam situasi mengajar teman sejawat
(peer teaching), calon guru tidak boleh memperlakukan temannya sebagai
siswa-siswa SMA atau SMP. Bila temannya diperlakukan sebagai siswa-siswa
SMP atau SMA, maka segala tingkah lakunya akan menjadi dibuat-dibuat dan
pengajaran mikro menjadi tidak bersifat mengajar/belajar yang sebenarnya.
6. Untuk mendapatkan hasil rekaman yang akurat, pengajaran mikro harus
dilengkapi dengan alat-alat perekam video maupun audio. Rekaman ini
penting untuk dipelajari kembali oleh calon guru.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


276
2. Tujuan Pengajaran Mikro
Menurut Dwight Allen dalam Hasibuan & Moedjiono (2012), tujuan
pembelajaran mikro adalah:
a. Bagi mahasiswa calon guru
1. Memberi pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah
keterampilan dasar mengajar secara terpisah.
2. Calon guru dapat mengembangkan keterampilan dasar mengajar sebelum
terjun ke kelas yang sebenarnya.
3. Memberikan kemungkinan bagi calon guru untuk mendapatkan berbagai
macam keterampilan dasar mengajar lain serta memahami kapan dan
bagaiman keterampilan itu diterapkan.
b. Bagi Guru
1. Memberikan penyagaran dalam program pendidikan.
2. Guru mendapatkan pengalaman mengajar yang bersifat individual demi
perkembangan profesinnya
3. Mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap pembaharuan yang
berlangsung di pranatan pendidikan

4. Manfaat Pengajaran Mikro


Manfaat micro teaching sebagai sumber belajar pengajaran mikro
bertujuan membekali tenaga pendidik beberapa keterampilan dasar mengajar dan
pembelajaran. Habibah (2013) menguraikan beberapa manfaat pengajaran mikro
bagi calon tenaga pendidik bahwa metode ini akan memberi pengalaman
mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar mengajar secara
terpisah. Selain itu dapat digunakan untuk sarana mengembangkan keterampilan
dasar mengajarnya sebelum mereka melaksanakan tugas sebagai tenaga pendidik.
Memberikan kemungkinan calon tenaga pendidik untuk mendapatkan bermacam
keterampilan dasar mengajar serta memahami kapan dan bagaimana menerapkan
dalam program pembelajaran. sehingga pada akhir masa kuliah mahasiswa
diharapkan memiliki kompetensi (pengetahuan, keterampilan dan nilai–nilai dasar
atau sikap yang direfleksikan dalam berfikir dan bertindak) sebagai calon guru
sehingga memiliki pengalaman melakukan pembelajaran dan kesiapan untuk
melakukan praktek pendidikan di sekolah. Sementara itu pengajaran mikro
dilakukan di program kepedidikan sebagai wadah latihan calon guru memiliki
beberapa manfaat.
Menurut Asril (2010: 53) dalam Sparina (2012) manfaat pengajaran mikro
sebagai berikut:
a. Mengembangkan dan membina keterampilan tertentu calon guru dalam
mengajar.
b. Keterampilan mengajar terkontrol dan dapat dilatihkan.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


277
c. Perbaikan atau penyempunaan secara cepat dapat segera dicermati.
d. Latihan penguasaan keterampilan mengajar lebih baik.
e. Saat latihan berlangsung calon guru dapat memusatkan perhatian secara
objektif.
f. Menuntut dikembangkan pola observasi yang sistematis dan objektif.
g. Mempertinggi efisiensi dan efektivitas penggunaan sekolah dalam waktu
praktik mengajar yang relatif singkat.

Sedangkan Brown dan Amstrong (1975) dalam Sparina (2012), mencatat


hasil Riset tentang manfaat pengajaran mikro (micro teaching) sebagai berikut:
a. Korelasi antara pengajaran mikro ( micro teaching ) dan praktik keguruan
sangat tinggi. Artinya : calon guru/ dosen yang berpenampilan baik dalam
pengajaran mikro (micro teaching ), akan baik pula dalam praktik
mengajar di kelas.
b. Praktikan yang lebih dulu menempuh program pengajaran mikro (micro
teaching ) ternyata lebih baik/ lebih terampil dibandingkan praktikan yang
tidak mengikuti pengajaran mikro ( micro teaching).
c. Praktikan yang menempuh pengajaran mikro (micro teaching )
menunjukkan prestasi mengajar yang lebih tinggi.
d. Bagi praktikan yang telah memiliki kemampuan tinggi dalam pengajaran,
pengajaran mikro (micro teaching ) kurang bermanfaat.
e. Setelah mengikuti pengajaran mikro ( micro teaching), praktikan dapat
menciptakan interaksi dengan siswa secara lebih baik.
f. Penyajian model rekaman mengajar lebih baik daripada model lisan
sehingga lebih signifikan dengan keterampilan mengajar.

5. Pelaksanaan Pembelajaran Mikro


Pelaksanaan pengajaran mikro bertujuan membekali calon guru sejumlah
ketrampilan dasar mengajar. Pada akhirnya diharapkan mereka telah siap dalam
praktek mengajar didepan kelas. Pada dasarnya ada tiga tahap yang dapat
ditempuh dalam membekali ketrampiln mengajar, yakni :
a. Tahap kognitif
Calon guru harus mempunyai pet kognitif terlebih dahulu mengenai
ketrampilan dasar mengajar yang spesifik. Dia harus menganalisa apa itu
ketrampilan yang spesifik, mengpa diperlukan, dan bagaimana melatihkan. Calon
guru perlu mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam pembentukan peta
kognitif tadi. Mereka perlu dibantu membentuk konsep yang berkaitan dengan isi
ketrampilan, bagaimana elemen-elemen ketrampilan berkaitan satu dengan yang
lain, dan bagaimana pengetahuan serta pengalaman yang telah diperolehnya dapat
ditransfer secara positif kepada situasi mengajar yang nyata.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


278
b. Tahap latihan
“Latihan membuat menjadi lebih baik”. Ketrampilan dasar mengajar tidak
dapat dipahami tanpa adanya usaha latihan yang lebih baik.
c. Tahap balikan
Balikan memungkinkan dapat diketahuinya ketrampilan mana yang sudah
efektif dan mana yang masih perlu diadakan perbaikan.
Mapasso dan La Solo dalam Hasibuan & Moedjiono (2012) menguraikan
langkah pelaksanaan pengajaran mikro sebagai tertera dalam bagan berikut :
1) Tahap pertama
Mula-mula calon guru dikirim ke sekolah-sekolah latihan untuk
mengobservasi proses /interaksi belajar mengajar . Hasil observasinya dibawa ke
kampus untuk didiskusikan . setelah itu, para calon guru diperkenalkan dengan
segala sesuatu yang berhubungan dengan microteaching, misalnya :
a. Apa itu microteaching
b. Apa maksud dan tujuan microteaching
c. Unsur-unsur atau ketrampilan mengajar apa yang perlu dilatihkan dalam
microteaching secara terisolasi, dan lain-lain aspek dari microteaching

2) Tahap kedua
Setelah calon guru mendapat pengantar tentanag mikrotecahing, mereka
ditugasi untuk mempelajari berbagai komponen ketrampilan mengajaryang telah
diisolasikan lewat model-model yang telah tersedia berupa paket-paket (di
perpustakaan, di Pusat Sumber Belajar, ataupun di Lembaga Pengelola Praktek
Pengalaman/ Unit Program Pengalaman Lapangann cq. Unit Microteacing).
Paket-paket tersebut dapat berupa transkip, tapeskrip, video tramskirp, atau
gabungan ketiga-tiganya. Calon guru dapat mempelajarinya sendiri
(individualized learning), tidak perlu diikat dengan batasan waktu yang ketat.

3) Tahap ketiga
Tugas calon guru atau trainee ialah merencanakan atau membuat persiapan
tertulis microteaching dalam berbagai bentuk keterampilan yang diisolasikan.
 Keterampilan variasi stimulus
 Keterampilan dalam sasat membuka dan menutup pelajaran
 Keterampilan dalam bertanya
 Dan lain lain
Tugas tersebut dapat dilaksanakan secara perorangan atau secara kelompok.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


279
4) Tahap keempat
Pada tahap ini kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok yang
beranggotakan 7-8 orang. Masing-masing kelompok melaksanakan microteaching
dalam bentuk peer teaching, yaitu melaksanakan microteaching apa yang telah
dipersiapkan secara tertulis pada tahap ketiga. Para anggota kelompok digilir
untuk berperanan sebagai:
 Murid, sebanyak 5 orang
 Guru, 1 orang
 Observer, 2 orang
Guru pembimbing hanya mengontrol apakah semuanya sudah berjalan
dengan semestinya. Pada saat praktek microteaching, selain observasi oleh guru
atau dosen pembimbing dengan memakai panduan observasi, dapat pula diadakan
dengan ATR atau VTR.

5) Tahap kelima
Dalam tahap ini, diadakan diskusi dengan pembimbing terhadap calon
guru. Apabila diadakan perekaman (ATR/VTR), terlebih dahulu dilakukan
pemutaran kembali rekaman, sehingga calon guru dapat mengobservasi dirinya
sendiri.
Sesudah itu, calon guru dipersilakan mengemukakan pendapatnya
terhadap latihannya sendiri. Dan dengan pertanyaan-pertanyaan dari supervisor
serta pendapat dari teman-temannya yang ikut bertindak sebagai observer,
dilakukan diskusi untuk menganalisa latihan tadi. Dari diskusi disimpulkan hal-
hal yang memuaskan dan yang belum memuaskan. Ini merupakan balikan penting
untuk segera diperbaiki dalam praktek ulang (reteach).
6) Tahap keenam, ketujuh, dan kedelapan
Tahap-tahapnya menyerupai tahap-tahap ketiga, keempat dan kelima
(perencanaan kembali, praktek ulang dan rekaman/observasi, serta diskusi).
Tahap-tahap ini dilakukan apabila dianggap ada hal-hal yang harus segera
diperbaiki. Ada kemungkinan pula tahap-tahap ini ditangguhkan pada kesempatan
lain.
B2. Pengertian Micro Teaching
Pengajaran mikro (micro-teaching) merupakan salah satu bentuk model
praktek kependidikan atau pelatihan mengajar. Dalam konteks yang sebenarnya,
mengajar mengandung banyak tindakan, baik mencakup teknis penyampaian
materi, penggunaan metode, penggunaan media, membimbing belajar, memberi
motivasi, mengelola kelas, memberikan penilaian dan seterusnya. Dengan kata
lain, bahwa perbuatan mengajar itu sangatlah kompleks. Oleh karena itu, dalam
rangka penguasaan keterampilan dasar mengajar, calon guru atau dosen perlu

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


280
berlatih secara parsial, artinya tiap-tiap komponen keterampilan dasar mengajar
itu perlu dikuasai secara terpisah-pisah (isolated)
Berlatih untuk menguasai keterampilan dasar mengajar seperti itulah yang
dinamakan micro-teaching (pengajaran mikro). Pengajaran mikro (micro-
teaching) merupakan suatu situasi pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu dan
jumlah siswa yang terbatas, yaitu selama 5-20 menit dengan jumlah siswa
sebanyak 3-10 orang. Hal tersebut diungkap oleh Cooper dan Allen, 1971.
Bentuk pengajaran yang sederhana, dimana calon guru atau dosen berada
dalam suatu lingkungan kelas yang terbatas dan terkontrol. Hanya mengajarkan
satu konsep dengan menggunakan satu atau dua keterampilan dasar mengajar.
Konsep pengajaran mikro (micro-teaching) dilandasi oleh pokok-pokok pikiran
sebagai berikut :

1. Pengajaran yang nyata (dilaksanakan dalam bentuk yang sebenarnya)


tetapi berkonsep mini.
2. Latihan terpusat pada keterampilan dasar mengajar, mempergunakan
informasi dan pengetahuan tentang tingkat belajar siswa sebagai umpan
balik terhadap kemampuan calon guru/dosen.
3. Pengajaran dilaksanakan bagi para siswa dengan latar belakang yang
berbeda-beda dan berdasarkan pada kemampuan intelektual kelompok usia
tertentu.
4. Pengontrolan secara ketat terhadap lingkungan latihan yang
diselenggarakan dalam laboratorium micro – teaching.
5. Pengadaan low-threat-situation untuk memudahkan calon guru/dosen
mempelajari keterampilan mengajar.
6. Penyediaan low-risk-situation yang memungkinkan siswa berpartisipasi
aktif dalam pengajaran,
7. Penyediaan kesempatan latihan ulang dan pengaturan distribusi latihan
dalam jangka waktu tertentu.

Terdapat beberapa definisi tentang pengajaran mikro (micro teaching)


yang dapat dikemukakan, diantaranya adalah :

1. Cooper dan Allen (1971), mendefinisikan “pengajaran mikro (micro-


teaching) adalah suatu situasi pengajaran yang dilaksanakan dalam waktu
dan jumlah siswa yang terbatas, yaitu selama 5-20 menit dengan jumlah
siswa sebanyak 3-10 orang”.
2. Mc. Laughlin dan moulton (1975) mendefinisikan “micro teaching is a
performance training method designed to isolated the component part of
teaching process, so that the trainee can master each component one by
one in a simplified teaching situation”.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


281
3. Waskito (1977) mendefinisikan “micro teaching adalah suatu metode
belajar mengajar atas dasar performance yang tekniknya dengan cara
mengisolasikan komponen – komponen proses belajar mengajar sehingga
calon guru dapat menguasai setiap komponen satu per satu dalam situasi
yang disedrhanakan atau dikecilkan”

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa micro-


teaching atau pengajaran mikro adalah, “salah satu model pelatihan praktik
mengajar dalam lingkup terbatas (mikro) untuk mengembangkan keterampilan
dasar mengajar (base teaching skill) yang dilaksanakan secara terisolasi dan
dalam situasi yang disederhanakan atau dikecilkan”.
Pertimbangan yang mendasari penggunaan program pengajaran
mikro (micro teaching) adalah :

1. Untuk mengatasi kekurangan waktu yang diperlukan dalam latihan


mengajar secara tradisional.
2. Keterampilan mengajar yang kompleks dapat diperinci menjadi
keterampilan – keterampilan mengajar yang khusus dan dapat Dilatih
secara berurutan.
3. Pengajaran mikro dimaksudkan untuk memperluas kesempatan latihan
mengajar mengingat banyaknya calon guru/dosen yang
Membutuhkannya

B.3 Karakteristik Micro Teaching


Pengajaran mikro (micro-teaching) merupakan real teaching, tetapi dalam
skala mikro. Karakteristik yang khas dalam pengajaran mikro (micro-teaching)
adalah komponen – komponen dalam pengajaran yang di-mikrokan atau di-
sederhana-kan. Dalam pengajaran sesungguhnya (real teaching) lingkup
mpembelajaran biasa tidak dibatasi, tetapi di micro-teaching terbatas pada satu
kompetensi dasar atau satu hasil belajar dan satu materi pokok bahasan tertentu.
Demikian pula alokasi waktunya juga terbatas antara 10-15 menit, jumlah siswa
juga dikecilkan hingga berkisar 10-15 siswa, serta keterampilan dasar yang
dilatihkan juga terbatas (terisolasi). Dengan demikian, ciri khas micro-teaching
adalah : “real-teaching yang di-mikro-kan meliputi jumlah siswa, alokasi waktu,
fokus keterampilan, kompetensi dasar, hasil belajar dan materi pokok
pembelajaran yang terbatas”.
Pelaksanaan pengajaran mikro (micro-teaching) pada prinsipnya
merupakan realisasi pola-pola pengajaran yang sesungguhnya (real teaching)
yang didesain dalam bentuk mikro. Setiap calon guru atau dosen membuat
persiapan mengajar yang kemudian dilaksanakan dalam proses pembelajaran
bersama siswa atau teman sejawat (peer teaching) dengan seting kondisi dan

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


282
konteks kegiatan belajar mengajar yang sesungguhnya. Berikut ini disajikan daftar
komponen mengajar yang dimikrokan dibandingkan dengan pengajaran yang
normal (real teaching) :

Perbandingan Micro Teaching dengan Real Teaching

Pengajaran
No Komponen Real Micro
1 Siswa / audience 30 – 40 orang 10 – 15 orang

2 Kompetensi dasar 2 – 4 kd 1 kd

3 Indikator hasil belajar 1-9 ihb 1 – 3 ihb

4 Materi Luas Terbatas

5 Waktu 30 – 50 menit 10 – 15 menit

6 Keterampilan mengajar Terintegrasi Terisolasi

Penyederhanaan komponen pengajaran sebagai karakteristik pengajaran


mikro (micro-teaching) didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut ini :

1. Seluruh komponen keterampilan dasar mengajar akan dapat dikuasai


secara mudah apabila terlebih dahulu menguasai komponen
keterampilan dasar mengajar tersebut secara terpisah (terisolasi) satu
demi satu,
2. Penyederhanaan situasi dan kondisi latihan, memungkinkan perhatian
praktikan terarah pada keterampilan yang dilatihkan,
3. Penyederhanaan situasi dan kondisi dengan bantuan
vtr memudahkan observasi dan bermanfaat untuk umpan balik (feed
back)

Setelah guru/dosen pemula dianggap menguasai materi


dan system penyampaiannya, tiba saatnya untuk berlatih menguasai
keterampilan dasar mengajar, yaitu keterampilan yang
bersifat generik yang harus dikuasai oleh semua calon guru atau dosen..
Komponen keterampilan dasar mengajar yang dilatihkan dalam pengajaran
pengajaran mikro (micro-teaching) menurut hasil penelitian tumey (1973)
terdapat 8 (delapan) keterampilan yang sangat berperan dalam kegiatan belajar
mengajar. Kedelapan keterampilan tersebut antara lain :

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


283
1. Keterampilan dasar membuka dan menutup pelajaran (set induction And
closure)
2. Keterampilan dasar menjelaskan (explaining skills)
3. Keterampilan dasar mengadakan variasi (variation skills)
4. Keterampilan dasar memberikan penguatan (reinforcement skills)
5. Keterampilan dasar bertanya (questioning skills)
6. Keterampilan dasar mengelola kelas
7. Keterampilan dasar mengajar perorangan/kelompok kecil
8. Keterampilan dasar membimbing diskusi kelompok kecil

Perlu ditekankan bahwa hanya untuk tujuan latihan, keterampilan yang


kompleks tersebut dapat dipilah-pilah menjadi 8 (delapan) komponen
keterampilan dasar mengajar seperti di atas, supaya masing-
masing dapat dilatihkan secara terpisah (ter-isolasi). Namun ketika dosen
menggunakan/menerapkan keterampilan tersebut di dalam kelas. Harus mampu
menampilkan secara utuh dan ter-integrasi.
Mengajar adalah perbuatan yang kompleks yang merupakan peng-
Integrasi-an secara utuh dari berbagai komponen kemampuan. Komponen
kemampuan tersebut dapat berupa pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai.
Sebagian kemampuan tersebut telah dibentuk secara bertahap melalui
penyampaian teori-teori tentang prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran, strategi
mengajar, rancangan instruksional, media pembelajaran, evaluasi pembelajaran,
dan sebagaianya.

B.4 Tujuan Umum dan Manfaat Micro Teaching


Tujuan umum pengajaran mikro (micro teaching) adalah untuk
memberikan kesempatan kepada mahasiswa (calon guru atau dosen untuk berlatih
mempraktikan beberapa keterampilan dasar mengajar di depan teman-temannya
dalam suasana yang Constructive, supportive, dan bersahabat. Sehingga
mendukung kesiapan mental, keterampilan dan kemampuan performance
yang ter-integrasi untuk beka praktik mengajar Sesungguhnya di
sekolah/institusi pendidikan.
Adapun tujuan khusus pengajaran mikro (micro-teaching) antara lain
Sebagai berikut :
1. Mahasiswa terampil untuk membuat persiapan mengajar,
2. Membentuk sikap profesional sebagai calon guru/dosen,
3. Berlatih menjadi guru yang bertanggung jawab dan berpegang kepada
Etika keguruan,
4. Dapat menjelaskan pengertian micro teaching,

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


284
5. Dapat berbicara di depan kelas secara runtut dan runut sehingga
Mudah dipahami oleh audience atau peserta didik,
6. Terampil membuka dan menutup pelajaran,
7. Dapat bertanya secara benar,
8. Dapat memotivasi belajar siswa/peserta didik,
9. Dapat membuat variasi dalam mengajar,
10. Dapat menggunakan alat-alat / media pembelajaran dengan benar Dan
tepat,
11. Dapat mengamati keterampilan keguruan secara obyektif, sistematis, kritis
dan praktis,
12. Dapat memerankan sebagai guru/dosen , supervisor, peserta didik,
Maupun sebagai observer dengan baik,
13. Dapat menerapkan teori belajar dan pembelajaran dalam suasana
Didaktis, paedagogis, metodik dan andragogis secara tepat dan
Menarik,
14. Berlatih membangun rasa percaya diri,

Pengajaran mikro (micro teaching) dimaksudkan untuk mengatasi


kelemahan model praktik pengajaran tradisional. Melalui pengajaran mikro
(micro teaching), keterampilan mengajar yang potensial dapat diorganisasikan
dalam satu penampilan yang utuh. Seseorang yang pratik akan lebih siap dan
terampil untuk mengantisipasi perilaku mengajar yang sebenarnya di kelas.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa pengajaran mikro (micro
Teaching) memberikan pengaruh positif dalam melatih keterampilan mengajar di
kelas. Brown dan ametrong (1975), mencatat hasil riset tentang manfaat
pengajaran mikro (micro teaching) sebagai berikut :
1. Korelasi antara pengajaran mikro (micro teaching) dan praktik keguruan
sangat tinggi. Artinya, calon guru atau dosen yang berpenampilan baik
dalam Pengajaran mikro (micro teaching), akan baik pula dalam praktik
mengajar di kelas.
2. Praktikan yang lebih dulu menempuh program pengajaran mikro (micro
Teaching) ternyata lebih baik atau lebih terampil dibandingkan praktikan
yang tidak mengikuti pengajaran mikro (micro teaching).
3. Praktikan yang menempuh pengajaran mikro (micro teaching)
menunjukkan prestasi mengajar yang lebih tinggi.
a. Bagi praktikan yang telah memiliki kemampuan tinggi dalam
pengajaran, pengajaran mikro (micro teaching) kurang bermanfaat.
b. Setelah mengikuti pengajaran mikro (micro teaching), praktikan dapat
menciptakan interaksi dengan siswa secara lebih baik.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


285
c. Penyajian model rekaman mengajar lebih baik daripada model lisan
sehingga lebih signifikan dengan keterampilan mengajar.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat dikemukakan bahwa praktikan
yang memiliki prestasi tinggi dalam pembelajaran pengajaran Mikro (micro
teaching) akan berprestasi pula dalam praktik mengajar. Oleh karena itu,
perbedaan prestasi pengajaran mikro (micro teaching). Diantara praktikan, akan
diikuti pula oleh perbedaan prestasi praktik mengajarnya.

B.5 Langkah-langkah latihan keterampilan dasar mengajar


Pada dasarnya langkah pelaksanaan Pengajaran Mikro (Micro Teaching)
dapat digambarkan sebagai berikut :

Diagram Pelaksanaan Pengajaran Mikro (Micro Teaching)


Dalam pelaksanaan Pengajaran Mikro (Micro Teaching), tahap pertama
dan kedua mahasiswa diarahkan untuk memahami wawasan dan landasan teori
keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai serta mengamati
dan mencontoh penerapan model-model keterampilan mengajar sesuai bidang
studinya. Tahap ketiga adalah penyusunan perencanaan program pembelajaran
dengan mengacu pada format yang telah ada dan dipelajari. Tahap keempat adalah
setiap calon guru atau dosen dalam kelompok masing-masing akan
mempraktikkan satu sesi pengajaran dengan kontrak keterampilan dasar mengajar
yang berbeda-beda secara terisolasi. Setelah presentasi calon guru atau dosen
saling memberikan komentar (Debriefing) terhadap apa yang telah berjalan dan
pada tahap kelima anggota lain memberikan Feed Back yang konstruktif
terhadap presentasi yang telah dilakukan.
Hasil dari Feed Back penampilan yang pertama ini digunakan
masukan dan perbaikan untuk menyusun persiapan dan praktik ulang dengan
kontrak menerapkan keterampilan dasar mengajar secara ter-integrasi pada
tahap enam dan tujuh. dalam rangka observasi latihan
praktik mengajar, digunakan alat bantu VTR (Video Tape Recorder). Tujuan
penggunaan alat tersebut adalah untuk merekam penampilan guru/dosen ketika
sedang berlatih mengajar. Tiap-tiap penampilan dalam pelatihan mengajar
dianalisis bersama oleh Observer dan Supervisor. Dengan menggunakan alat
bantu VTR, penampilan mengajar dapat diputar kembali, sehingga pihak yang
berlatih dapat mengamati penampilannya. Dengan cara ini pula, pihak yang
berlatih dapat menganalisis penampilannya bersama observer dan fasilitator.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


286
A. Pengertian Pembelajaran Micro
Pembelajaran micro dapat diartikan sebagai cara latihan keterampilan
keguruan atau praktik mengajar dalam lingkup kecil/terbatas. Mc. Knight (1979)
mengemukakan Micro Teaching has been described as scaled down teaching
encounter desingned to develop new skill and refine old ones.
Sementara Mc. Laughlin & Moulton, mendefinisiakan bahwa micro
teaching is a performance training method desingned to isolate the component
part of teaching process, so that the trainee can master each component one by
one in a simlified teacching situation.
Mc Knight (1971) mengemukakan bahwa micro theaching adalah “a
scalled own teaching encounter desingned to develop new skills and refine ones”
Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa pembelajaran micro sebuah
model pengajaran yang dikecilkan atau disebut juga dengan real teaching. (Allen
and Ryan 1969). Jumlah pesertanya berkisar antara 5 sampai 10 orang, ruang
kelasnya terbatas, waktu pelaksanaannya berkisar antara 10 dan 15 menit, terfokus
pada keterampilan mengajar tertentu, dan pokok bahasanya disederhanakan.

B. Tujuan Pembelajaran Micro


Tujuan diselenggarakan pembelajaran micro menurut T. Gilarso bahwa
tujuan pembelajaran micro terbagi dua, tujuan umum melatih kemampuan dan
keterampilan dasar keguruan. Tujuan khusus, untuk melatih calon guru untuk
terampil dalam membuat desain pembelajaran, mendapatkan profesi keguruan,
menumbuhkan rasa percaya diri.
Dwight Allen, mengatakan bahwa tujuan micro teaching bagi calon guru
adalah: (1) memberikan pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah
keterampilan dasar mengajar, (2) calon guru dapat mengembangkan keterampilan
mengajarnya sebelum mereka terjun kelapangan, (3) memberikan kemungkinan
bagi calon guru untuk mendapatkan bermacam-macam keterampilan dasar
mengajar. Sedangkam bagi guru memberikan penyegaran dalam program
pendidikan, dan mendapat pengalaman mengajar yang bersifat individual untuk
mengembangkam profesi, serta mengembangkan sikap terbuka bagi guru terhadap
pembaruan.
Dengan demikian, tujuan pembelajaran micro teaching adalah melatih
calon guru agar memiliki keterampilan dasar dan khusus dalam proses
pembelajaran.
Sasaran akhir yang akan dicapai dalam pembelajaran micro teaching
adalah terbinanya calon guru memiliki pengetahuan tentang proses pembelajaran,
dan terampil dalam proses pembelajaran, serta memiliki sikap dan perilaku yang
baik sebagai seorang guru.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


287
Sedangkan fungsi pembelajaran micro adalah selain sebagai sarana latihan
dalam mempraktikkan keterampilan mengajar, dan juga syarat bagi mahasiswa
yang akan mengikuti Praktik Mengajar di Lapangan. (PPL II).

C. Manfaat Pembelajaran Micro


Dengan bekal micro teaching terdapat beberapa manfaat yang dapat
diambil, antara lain:
1. Mengembangkan dan membina keterampilan tertentu calon guru dalam
mengajar.
2. Keterampilan mengajar terkontrol dan dapat dilatihkan.
3. Perbaikan atau penyempurnaan secara cepat dapat dicermati.
4. Latihan penguasaan keterampilan mengajar lebih baik.
5. Saat latihan berlangsung calon guru dapat memusatkan perhatian secara
objektif.
6. Menuntut dikembangkan pola observasi yang sistematis dan objektif.
7. Mempertinggi efisiensi dan efektivitas penggunaan sekolah dalam waktu
praktik mengajar yang relatif singkat.

D. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction and


Closure)
Komponen pertama dalam mengajar adalah keterampilan membuka dan
menutup pelajaran. Dalam keterampilan membuka pelajaran guru harus
memberikan pengantar atau memberikan pengarahan terhadap materi yang akan
diajarkan pada peserta didik agar siap mental dan tertarik untuk mengikutinya.
Strategi membuka dan menutup pelajaran (set induction and clouser) sebenarnya
merupakan gabungan antara dua macam keterampilan mengajar yang perlu dilihat
dalam pengajaran micro.
Keterampilan membuka dan menutup pelajaran dalam istilah lain dikenal
dengan set inductio, yang artinya usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam kegiatan pembelajaran untuk menciptakan prokondisi bagi peserta didik
agar agar mental maupun perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya,
sehingga usaha tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan
belajar. Dengan kata lain, kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan
suasana siap mental dan menimbulkan perhatian peserta didik dapat terpusat pada
hal-hal yang akan atau sedang dipelajari.
Keterampilan membuka pelajaran merupakan kunci dari seluruh proses
pembelajaran yang harus dilaluinya. Sebab jika seorang pada awal pembelajaran
tidak mampu menarik perhatian peserta didik, maka proses tujuan pembelajaran
tidak akan tercapai dengan baik. Kegiatan membuka pelajaran tidak hanya
dilakukan oleh guru pada awal pelajaran, tetapi juga pada setiap awal kegiatan inti

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


288
pelajaran. Ini dapat dilakukan dengan cara mengemukakan tujuan yang akan
dicapai, menarik perhatian peserta didik, memberi acuan, dan membuat kaitan
antara materi pelajaran yang akan dikuasai oleh peserta didik dengan bahan yang
akan diajarkan.
Inti persoalan membuka pelajaran terkait dengan usaha guru dalam
menarik perhatian siswa, memotivasi, memberi acuan tentang tujuan, pokok
persoalan yang akan dibahas, rencana kerja serta pembagian waktu, mengaitkan
[pelajaran yang telah dipelajarai dengan topik baru, menanggapi situasi kelas.
Wardani (1984) mengemukakan bahwa inti keterampilan membuka adalah
menyiapkan mental murid agar mereka siap memasuki persoalan yang akan
dibicarakan, dan membangkitkan minat dan perhatian siswa apa yang akan
dibicarakan dalam kegiatan belajar mengajar.
Sedang keterampilan menutup pelajaran merupakan keterampilan
merangkum inti pelajaran pada akhir kegiatan belajar. Kegiatan ini cukup berarti
bagi siswa, namun banyak guru tidak sempat melakukan atau mungkin sengaja
tidak dilakukan.
Menutup pelajaran (clossure) yaitu kegiatan yang dilakukan oleh guru
dalam mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengemukakan kembali pokok-
pokok pelajaran. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh para pakar
pendidikan menyatakan bahwa kemajuan hasil hasil belajar paling besar terjadi
pada akhir pelajaran dengan cara memberikan suatu ringkasan pokok-pokok
materi yang sudah dibicarakan. Kegiatan menutup pelajaran dilakukan bukan di
akhir jam pelajaran, akan tetapi pada setiap akhir pokok pembahasan selama satu
jam pelajaran.

Inti kegiatan menutup pelajaran adalah:


1. Merangkum atau meringkas inti pokok pelajaran.
2. Mengonsolidasikan perhatian peserta didik pada masalah pokok
pembahasan agar informasi yang diterimanya dapat membangkitkan minat
dan kemampuannya terhadap pelajaran selanjutnya.
3. Mengorganisasikan semua pelajaran yang telah dipelajari sehingga
memerlukan kebutuhan yang berarti dalam memahami materi pelajaran.
4. Memberikan tindak lanjut berupa saran-saran serta ajakan agar materi
yang baru dipelajari.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


289
C. LATIHAN
Untuk meningkatkan pemahaman Anda terhadap materi yang telah
dipelajari dalam kegiatan pembelajaran di atas, selanjutnya silahkan kerjakan
tugas/latihan berikut ini:
1. Sebagaimana telah Anda pelajari bahwa pada dasarnya pembelajaran
mikro adalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
disederhanakan untuk mempersiapkan, membina dan meningkatkan
keterampilan dasar mengajar calon guru maupun para guru. Coba
diskusikan dengan teman Anda, keuntungan yang akan diperoleh melalui
penerapan sistem atau model pembelajaran mikro dalam mempersiapkan,
membina, maupun untuk meningkatkan keterampilan dasar mengajar para
calon guru maupun bagi para guru.
2. Agar dapat memperoleh pengalaman belajar yang lebih jelas dan konkrit
manfaat pembelajaran mikro, coba bandingkan bagaimana kalau untuk
melatih keterampilan dasar mengajar para calon guru, mereka langsung
melakukan latihan di dalam kelas yang sebenarnya (real class room
teaching)
3. Untuk mengerjakan tugas latihan tersebut di atas, Anda harus mempelajari
kembali latar belakanag pembelajaran mikro, tujuan dan manfaat
pembelajaran mikro. Kemudia diskusi dengan teman dan minta masukan
dari pembimbing untuk menganalisis kelebihan dan kekurangan untuk
melatih keterampilan dasar mengajar dengan menggunakan pendekatan
pembelajaran mikro dan tidak melalui pembelajaran mikro (langsung
mengajar di kelas sebenanrnya).

D. RANGKUMAN
Pengajaran mikro merupakan pengajaran dalam skala kecil atau mikro
yang dirancang untuk mengembangkan ketrampilan baru dan memperbaiki
ketrampilan yang lama. Tujuan pengajaran mikro bagi mahasiswa adalah memberi
pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar
mengajar secara terpisah sedangkan bagi guru adalah guru mendapatkan
pengalaman mengajar yang bersifat individual demi perkembangan profesinnya.
Manfaat pengajaran mikro diantaranya adalah mengembangkan dan membina
keterampilan tertentu calon guru dalam mengajar dan mempertinggi efisiensi dan
efektivitas penggunaan sekolah dalam waktu praktik mengajar yang relatif
singkat.
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 di atas, maka beberapa pokok
pikiran dari pembahasan tersebut dapat dirangkum kedalam beberapa pion sebagai
berikut:

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


290
1. Pembelajaran merupakan suatu proses yang komplek, mengingat dalam proses
pembelajaran melibatkan beberapa komponen yang saling ketergantungan dan
saling mempengaruhi yaitu:
a) tujuan atau kompetensi yang diharapkan
b) materi atau bahan ajar
c) metode atau cara untuk membelajarkan siswa, dan
d) evaluasi
2. Tugas guru sebagai pengajar sekaligus sebagai pendidik, mempersyaratkan
memiliki kualifikasi pendidikan dan sebagai agen pembelajaran yang berperan
sebagai fasilitator, motivator, pemacu belajar, dan pemberi inspirasi bagi
siswa.
3. Untuk memerankan sebagai guru yang profesional pengetahuan tentang
pendidikan, keguruan dan lebih khusus lagi keterampilan dasar mengajar
seperti keterampilan membuka, menjelaskan, variasi stimulus, memberikan
balikan dan penguatan, penggunaan metode dan media mutlak harus dikuasai.
4. Untuk dikuasainya sejumlah keterampilan tersebut harus dilakukan melalui
suatu proses, yaitu antara lain melalui pembelajaran mikro. Pembelajaran
mikro yang mulai muncul sekitar tahun 1963 di Amerika Serikat,
dimaksudkan untuk melatih keterampilan dasar mengajar bagi calon maupun
para guru dalam rangka meningkatkan profesionalismenya.
5. Ada dua alasan penting penggunaan model pembelajaran mikro, yaitu: a)
untuk kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan tentang pendidikan dan
keguruan pada khsusunya, dan b) pengembangan atau untuk melatih
kemampuan-kemampuan praktis yang sangat diperlukan dalam kegiatan
pembelajaran.

E. DAFTAR BACAAN
Hasibuan & Moedjiono. 2012. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Anonim. 2012. Hakekat Pembelajaran Micro Teaching, (Online),
(https://tanggem.wordpress.com/2012/04/04/hakekat-pembelajaran-
micro-teaching/), diakses 28 Januari 2016.
Habibah, Syafa. 2013. Fungsi dan Manfaat Micro Teaching, (Online),
(http://syafahabibah-myblog.blogspot.co.id/2013/06/fungsi-dan-
manfaat-micro-teaching.html?m=1), diakses 29 Januari 2016.
Sparina, Citra. 2012. Pengajaran Mikro (Micro Teaching), (Online),
(http://citraindonesiaku.blogspot.co.id/2012/03/pengajaran-mikro-
micro-teacihng.html?m=1) , diakses 29 Januari 2016.
Asril, Drs. Zainal. 2010. Micro Teaching: Disertai dengan Pedoman
Pengalaman Lapangan. Jakarta: Rajawali Pers

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


291
F. TES FORMATIF
Untuk mengetahui tingkat pemahaman Anda terhadap materi yang telah
dibahas di atas, silahkan jawab beberapa pertanyaan beriktu dengan cara memberi
tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang dianggap paling tepat.

1. Pembelajaran adalah suatu proses yang kompleks, karena:


a. Dilakukan di dalam kelas
b. Dilakukan di luar kelas
c. Mengintegrasikan berbagai komponen pembelajaran
d. Mempartisipasikan siswa

2. Manakah pernyataan berikut yang bukan keterampilan dasar mengajar yang


harus dikuasi oleh guru:
a. Variasi stimulus
b. Sosialisasi
c. Bertanya
d. Memberi penguatan

3. Kehadiran program pembelajaran mikro (micro teaching) dalam kurikulum


keguruan dimaksudkan untuk:
a. Menyaingi Program Pengalaman Lapangan (PPL)
b. Mengkondisikan calon guru sebelum mengikuti PPL
c. Identik atau sama dengan PPL
d. Memperpendek kurikulum program keguru

4. Untuk mengaktualisasikan kemampuan mahasiswa calon guru dalam


kemampuan mengajar, ditempuh dalam suatu program akhir yang disebut:
a. Magang
b. Micro Teaching
c. Simulasi
d. PPL atau Program Latihan Profesi (PLP)

5. Program pembelajaran mikro untuk meningkatkan kemampuan guru yang


sudah bertugas diklasifikasikan kedalam program pendidikan:
a. Pre-service training
b. Pre-requisite program
c. Penyetaraan
d. In-service training

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


292
6. Kehadiran pembelajaran mikro dalam program pendidikan keguruan
merupakan suatu bentuk Inovasikarena:
a. Ada unsur yang baru bila dibandingkan dengan kondisi sebelumnya
b. Menambah program pendidikan keguruan
c. Mempercepat kemampuan calon guru
d. Mengganti program praktek lapangan

7. Sebelum muncul pembelajaran mikro, untuk memberi pengalaman praktis


kepada mahasiswa calon guru dilakukan dengan cara:
a. Simulasi praktek keguruan ditempat kuliah
b. Praktek mengajar di sekolah tempat latihan
c. Diskusi membahas keterampilan dasar mengajar
d. Memahami konsep keterampilan dasar mengajar

8. Melalui pembelajaran mikro mahasiswa akan menguasai:


a. Seluruh kegiatan pembelajaran yang bersifat komplek secara serempak
b. Tugas-tugas yang harus dilakukan dalam melaksanakan pembelajaran
c. Bagian-bagian keterampilan dasar mengajar secara terkontrol
d. Batas-batas kemampuan yang telah dimiliki

9. Universitas yang mempelopori munculnya pembelajaran mikro dalam program


pendidikan keguruan di Amerika adalah”
a. Harvard University
b. Stanford University
c. California University
d. IOWA University

10.Pembelajaran pada dasarnya merupakan proses interaksi antara:


a. Siswa dengan siswa lain
b. Siswa dengan guru
c. Siswa dengan sarana dan fasilitas
d. Siswa dengan lingkungan pembelajaran

G. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian micro teaching menurut kalian! (skor: 3)
Kata kuncinya: keterampilan, pengajaran, dalam skala mikro.
1. Sebutkan tujuan micro teaching! Minimal 3 (skor: 3)
Jawab:
1. Mahasiswa terampil untuk membuat persiapan mengajar,
2. Membentuk sikap profesional sebagai calon guru/dosen,

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


293
3. Berlatih menjadi guru yang bertanggung jawab dan berpegang kepada
Etika keguruan,
4. Dapat menjelaskan pengertian micro teaching,
5. Dapat berbicara di depan kelas secara runtut dan runut sehingga
Mudah dipahami oleh audience atau peserta didik,
6. Terampil membuka dan menutup pelajaran,
7. Dapat bertanya secara benar,
8. Dapat memotivasi belajar siswa/peserta didik,
9. Dapat membuat variasi dalam mengajar,
10. Dapat menggunakan alat-alat / media pembelajaran dengan benar Dan
tepat,
11. Dapat mengamati keterampilan keguruan secara obyektif, sistematis, kritis
dan praktis,
12. Dapat memerankan sebagai guru/dosen , supervisor, peserta didik,
Maupun sebagai observer dengan baik,
13. Dapat menerapkan teori belajar dan pembelajaran dalam suasana
Didaktis, paedagogis, metodik dan andragogis secara tepat dan
Menarik,
14. Berlatih membangun rasa percaya diri

2. Apa sajakah manfaat dari pelaksanaan micro teaching? Sebutkan minimal


3 (skor: 3)
Jawab:
1. Korelasi antara pengajaran mikro (micro teaching) dan praktik keguruan
sangat tinggi. Artinya, calon guru atau dosen yang berpenampilan baik
dalam Pengajaran mikro (micro teaching), akan baik pula dalam praktik
mengajar di kelas.
2. Praktikan yang lebih dulu menempuh program pengajaran mikro (micro
Teaching) ternyata lebih baik atau lebih terampil dibandingkan praktikan
yang tidak mengikuti pengajaran mikro (micro teaching).
3. Praktikan yang menempuh pengajaran mikro (micro teaching)
menunjukkan prestasi mengajar yang lebih tinggi.
4. Bagi praktikan yang telah memiliki kemampuan tinggi dalam pengajaran,
pengajaran mikro (micro teaching) kurang bermanfaat.
5. Setelah mengikuti pengajaran mikro (micro teaching), praktikan dapat
menciptakan interaksi dengan siswa secara lebih baik.
6. Penyajian model rekaman mengajar lebih baik daripada model lisan
sehingga lebih signifikan dengan keterampilan mengajar.

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


294
3. Sebutkan langkah-langkah latihan dasar keterampilan mengajar! (skor: 5)
Jawab:
1. Pengenalan Konsep Keterampilan Micro Teaching
2. Pengajaran Model Keterampilan Dasar Mengajar
3. Perencanaan dan Persiapan Latihan
4. Praktek Keterampilan Dasar Mengajar
5. Diskusi Balikan (Feed Back) dari Observer atau Dosen Pamong
6. Perencanaan – Persiapan Latihan Ulang
7. Praktek Ulang
8. Diskusi Balikan (Feed Back) dari Observer atau Dosen Pamong
9. Dalam pelaksanaan micro teaching, berapakah elokasi waktu yang tepat
untuk menyampaikan materi 1 kd? (skore 1)
Jawab: 10-15 menit

Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi


295

Anda mungkin juga menyukai