1
BAB 1
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP KURIKULUM DAN
PERENCANAAN PEMBELAJARAN BIOLOGI
Mariani NL dan Evi Suryawati
A. PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan materi tentang pengertian, ruang lingkup
kurikulum dan perencanaan pembelajaran biologi. Pada setiap komponen
diberikan penjelasan yang relevan dengan pembelajaran biologi.
Bab ini menjadi salah satu bagian utama dalam memenuhi capaian pembelajaran
dalam mata kuliah Telaah kurikulum dan perencanaan pembelajaran Biologi.
Materi ini akan membantu mahasiswa untuk memahami pengertian, ruang lingkup
kurikulum dan perencanaan pembelajaran biologi serta aplikasinya dalam proses
pembelajaran.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang pengertian, ruang lingkup kurikulum dan perencanaan
pembelajaran biologi serta aplikasinya dalam proses pembelajaran.
Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi mahasiswa diharapkan
dapat:
1. Menjelaskan pengertian kurikulum dalam pembelajaran.
2. Menjelaskan fugsi kurikulum dalam pembelajaran.
3. Menjelaskan peranan kurikulum dalam pembelajaran.
4. Menjelaskan perkembangan kurikulum di Indonesia dari masa ke masa.
B. URAIAN MATERI
B.1 Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum “curriculum” pada mulanya berasal dari kata curir yang
berarti “pelari” dan “curere” yang mengandung makna “tempat berpacu”, yang
pada awal mulanya kata tersebut digunakan di dalam dunia olah raga. Pada saat
itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seseorang pelari
mulai dari start sampai finish untuk memperoleh medali atau penghargaan.
Pengertian tersebut mengalami perluasan dan juga digunakan dalam dunia
pendidikan yang kemudian menjadi sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh
oleh seseorang peserta didik dari awal saat ia mulai masuk sekolah hingga akhir
program pelajaran selesai guna memperoleh penghargaan dalam bentuk ijazah
C. RANGKUMAN
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Kurikulum berfungsi
sebagai pedoman atau acuan. Fungsi kurikulum bagi peserta didik diantaranya :
sebagai penyesuaian, integrasi, diferensiasi, persiapan, pemilihan dan diagnostik.
Peranan penting kurikulum diantaranya : peranan konservatif, peranan
kreatif, peranan kritis dan evaluatif. Perkembangan kurikulum di Indonesia
mengikuti perkembangan zaman. Krikulum yang pernah berlaku di Indonesia
diantaranya: kurikulm 1975, kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004
D. BAHAN BACAAN
Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Departemen
Pendidikan Nasional. Jakarta.
Mida Latifatul Muzamiroh. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Kata Pena.
Jakarta.
Nur Irwanto dan Yusuf Suryana. 2016. Kompetensi Pedagogik. Genta Group
Production. Cilegon.
F. PETUNJUK JAWABAN
1. Lihat fungsi kurikulum bagi guru
2. Lihat alasan perkembangan kurikulum dari masa ke masa
3. Lihat Kurikulum 2013
4. Lihat penjelasan ranah pengetahuan, sikap dan keterampilan
5. Lihat perubahan kurikulum sebelumnya dengan kurikulum 2013
A. PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan materi tentang rasional dan landasan
pengembangan kurikulum pendidikan dasar dan menengah meliputi landasan
filosofi, landasan yuridis, landasan teoritis, landasan psikologis, landasan
sosiologis dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Bab ini menjadi salah satu bagian utama dalam memenuhi capaian
pembelajaran dalam mata kuliah Telaah kurikulum dan perencanaan pembelajaran
Biologi. Materi ini akan membantu mahasiswa untuk memahami rasional dan
landasan pengembangan kurikulum pendidikan dasar dan menengah meliputi
landasan filosofi, landasan yuridis, landasan teoritis, landasan psikologis, landasan
sosiologis dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang rasional dan landasan pengembangan kurikulum meliputi
landasan filosofi, landasan yuridis, landasan teoritis, landasan psikologis, landasan
sosiologis dan landasan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi, diharapkan dapat:
1. Menjelaskan rasional pengembangan kurikulum
2. Menjelaskan landasan pengembangan kurikulum
3. Menjelaskan landasan filosofi pengembangan kurikulum
4. Menjelaskan landasan yurudis pengembangan kurikulum
5. Menjelaskan landasan teoritis pengembangan kurikulum
6. Menjelaskan landasan psikologis pengembangan kurikulum
7. Menjelaskan landasan sosiologis pengembangan kurikulum
8. Menjelaskan landasan ilmu pengetahuan dan teknolgi pengembangan
kurikulum
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai
isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan
di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat
dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan
perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO),
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA).
1. Landasan filosofis
Filosofis adalah terjemahan dari kata philosophy yang dapat diartikan
sebagai cara berpikir secara radikal, menyeluruh, dan mendalam atau cara berpikir
yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya. Landasan filosofis yaitu asumsi-
asumsi tentang hakekat realitas, hakekat manusia, hakekat pengetahuan, dan
hakekat nilai yang menjadi titik tolak dalam mengembangkan kurikulum. Asumsi-
asumsi filosofis tersebut berimplikasi pada perumusan tujuan pendidikan,
pengembangan isi atau materi pendidikan, penentuan strategi, serta pada peranan
peserta didik dan peranan pendidik.
Kurikulum pada hakekatnya adalah alat untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum yang dikembangkan harus menganut pada falsafah atau pandangan
hidup yang dianut bangsa tersebut. Oleh karena itu terdapat hubungan yang sangat
erat antara kurikulum pendidikan di suatu Negara dengan falsafah yang dianutnya.
Perumusan tujuan pendidikan, penyusunan program pendidikan, pemilihan dan
penggunaan pendekatan atau strategi pendidikan, peranan yang harus dilakukan
pendidik/peserta didik senantiasa harus sesuai dengan falsafah hidup bangsa
Indonesia, yaitu Pancasila.
a. Aliran-aliran Filsafat Pendidikan
3. Landasan Teoritis
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi
(competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan
adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci
menjadi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi
peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap,
berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
individual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar
seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
4. Landasan Psikologis
Setiap proses pendidikan terjadi interaksi antara peserta didik dengan
lingkungannya, baik lingkungan yang bersifat fisik maupun lingkungan sosial.
Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan perilaku peserta didik menuju
kedewasaan, baik dewasa disegi fisik, mental, emosional, moral, intelektual,
maupun sosial.
Piaget (Woolfolk, 2006) membagi tahapan perkembangan kognitif dari usia anak
sampai dewasa menjadi empat tahap sebagai berikut.
a) Tahap sensorimotor (0-2 tahun), tingkah laku anak pada tahap ini
dikendalikan oleh perasaan dan aktivitas motorik.
b) Tahap praoperasional (2-7 tahun). Tahap ini dibagi menjadi 2 fase,yaitu:
(1) Sub tahap fungsi simbolik (2-4 tahun), adalah periode egosentris
yang sesungguhnya, anak mampu mengelompokkan dengan cara
yang sangat sederhana.
(2) Sub tahap fungsi intuitif (4-7 tahun), anak secara perlahan mulai
berpikir dalam bentuk kelas, menggunkaan konsep angka, dan
melihat hubungan yang sederhana.
c) Tahap operasi konkret (7-11 tahun), mampu memecahkan masalah
konkret, mengembangkan kemampuan untuk menggunakan dan
memahami secara sadar operasi logis dalam matematika, klasifikasi, dan
rangkaian.
d) Tahap operasi formal (11 tahun- dewasa), mampu memahami konsep
abstrak (kemampuan untuk berpikir tentang ide, memahami hubungan
sebab akibat, berpikir tentang masa depan, dan mengembangkan serta
menguji hipotesis).
5. Landasan Sosiologis
Landasan sosiologis pengembangan kurikulum adalah asumsi-asumsi yang
berasal dari sosiologi yang dijadikan titik tolak dalam pengembangan kurikulum.
Dipandang dari sosiologi, pendidikan adalah proses mempersiapkan individu agar
menjadi warga masyarakat yang diharapkan, pendidikan adalah proses sosialisasi,
dan berdasarkan pandangan antropologi pendidikan adalah “enkulturasi” atau
pembudayaan. Untuk menjadikan peserta didik menjadi warga masyarakat yang
diharapkan maka pendidikan memiliki peranan penting, karena itu kurikulum
harus mampu memfasilitasi peserta didik agar mereka mampu bekerja sama,
berinteraksi, menyesuaikan diri dengan kehidupan di masyarakat dan mampu
meningkatkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk yang berbudaya.
C. RANGKUMAN
Rasional pengembangan kurikulum di dasarkan pada perkembangan zaman
dan melihat faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhinya. landasan
pengembangan kurikulum meliputi landasan filosofi, landasan yuridis, landasan
teoritis, landasan psikologis, landasan sosiologis dan landasan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK).
Landasan filosofis yaitu asumsi-asumsi tentang hakekat realitas, hakekat
manusia, hakekat pengetahuan, dan hakekat nilai yang menjadi titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Asumsi-asumsi filosofis tersebut berimplikasi pada
perumusan tujuan pendidikan, pengembangan isi atau materi pendidikan,
penentuan strategi, serta pada peranan peserta didik dan peranan pendidik.
Landasan yuridis yaitu landasan pengembangan kurikulum berdasarkan undang-
undang. Landasan teoritis yaitu kurikulum dikembangkan atas teori “pendidikan
berdasarkan standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Landasan psikologis yaitu asumsi-
asumsi yang bersumber dari psikologi yang dijadikan titik tolak dalam
mengembangkan kurikulum. Landasan sosiologis yaitu asumsi-asumsi yang
D. BAHAN BACAAN
Asrori Mohammad. 2009. Psikologi Pembelajaran. Wicana Prima. Bandung.
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Bandung.
Nur Irwanto dan Yusuf Suryana. 2016. Kompetensi Pedagogik. Genta Group
Production. Cilegon
E. TES FORMATIF
Untuk memantapkan pemahaman anda tentang bahan ajar ini, kerjakanlah latihan
di bawah ini :
1. Mengapa pengembangan kurikulum harus berdasarkan rasional tertentu?
2. Jelaskan rasional pengembangan kurikulum 2013!
3. Buatlah tabel perbedaan landasan pengembangan kurikulum!
4. Mengapa filosofi dijadikan sebagai landasan pengembangan kurikulum?
5. Jelaskan kaitan perkembangan peserta didik dengan landasan psikologi!
F. PETUNJUK JAWABAN
6. Lihat rasional pengembangan kurikulum
7. Jelaskan rasional internal dan eksternal pengembangan kurikulum
8. Lihat landasan pengembangan kurikulum meliputi landasan filosofi, landasan
yuridis, landasan teoritis, landasan psikologis, landasan sosiologis dan landasan
ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
A. PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan materi tentang standar isi kurikulum IPA-SMP
dan Biologi-SMA. Bab ini menjadi salah satu bagian utama dalam memenuhi
capaian pembelajaran dalam mata kuliah Telaah kurikulum dan perencanaan
pembelajaran Biologi. Materi ini akan membantu maha siswa untuk memahami
materi tentang standar isi kurikulum IPA-SMP dan Biologi-SMA.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang standar isi kurikulum IPA-SMP dan Biologi-SMA. Adapun
secara khusus indikator pencapaian kompetensi, diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian SKL
2. Menjelaskan pengertian kompetensi inti
3. Menjelaskan pengertian kompetensi dasar
4. Menelaah KD pada standar isi mata pelajaran IPA-SMP dan Biologi SMA
5. Menelaah keterkaitan SKL, KI, dan KD pada standar isi mata pelajaran
IPA-SMP dan Biologi-SMA
B. URAIAN MATERI
B1 Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut diperlukan profil
kualifikasi kemampuan lulusan yang dituangkan dalam standar kompetensi
lulusan. Dalam penjelasan Pasal 35 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
disebutkan bahwa standar kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik yang
harus dipenuhinya atau dicapainya dari suatu satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah.
1. KELAS: VII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu “Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, dan percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect
teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai
berikut ini:
2. KELAS:VIII
1. KELAS: X
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu,
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolahdengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai
berikut ini:
2. KELAS: XI
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu,
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
3. KELAS: XII
Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap
spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi
tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau
ekstrakurikuler.
Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan Kompetensi Sikap Sosial yaitu,
“Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong,
kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan pro-aktif sebagai bagian dari
solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran
tidak langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya
sekolahdengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan
kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.
Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai
berikut ini.
b. KI (Kompetensi Inti)
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi SKL dalam
bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan
pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran
mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian
hard skills dan soft skills
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal
Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke
kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu
akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari siswa.
Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu
mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang
berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi
proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan (kompetensi inti 1), sikap sosial (kompetensi
2), pengetahuan (kompetensi inti 3), dan penerapan pengetahuan (kompetensi 4).
Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus
dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi
yang berkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak
langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang
pengetahuan (kompetensi kelompok 3) dan penerapan pengetahuan (kompetensi
Inti kelompok 4).
c. KD (Kompetensi Dasar)
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
d. Indikator
Indikator adalah ukuran, karakteristik, ciri-ciri, pembuatan atau proses yang
berkontribusi / menunjukkan ketercapaian suatu kompetensi dasar. Oleh karena
itu indikator dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diukur, seperti: mengidentifikasi, membedakan, menghitung, menyimpulkan,
menceritakan kembali, mempraktekkan, mendemonstrasikan, dan
mendeskripsikan. Guru bisa mengembangkan setiap kompetensi dasar menjadi
dua atau lebih indikator pencapaian hasil belajar. Hal ini sesuai dengan keluasan
dan kedalaman kompetensi dasar tersebut. Indikator-indikator yang buat itulah
pencapaian hasil belajar dari setiap kompetensi dasar yang digunakan untuk
melakukan penilaian.
Indikator merupakan penanda pencapaian KD yang ditandai oleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik, mata pelajaran,
satuan pendidikan, potensi daerah dan dirumuskan dalam kata kerja operasional
yang terukur dan dapat diobservasi. Indikator memiliki kedudukan yang sangat
strategis dalam mengembangkan pencapaian kompetensi berdasarkan KI-KD.
Indikator berfungsi sebagai berikut:
1) Pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Pengembangan materi pembelajaran harus sesuai dengan indikator yang
dikembangkan. Indikator yang dirumuskan secara cermat dapat memberikan
arah dalam pengembangan materi pembelajaran yang efektif sesuai dengan
karakteristik mata pelajaran, potensi dan kebutuhan peserta didik, sekolah,
serta lingkungan.
2) Pedoman dalam mendesain kegiatan pembelajaran.
Desain pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar kompetensi dapat
dicapai secara maksimal. Pengembangan desain pembelajaran hendaknya
sesuai dengan indikator yang dikembangkan, karena indikator dapat
memberikan gambaran kegiatan pembelajaran yang efektif untuk mencapai
kompetensi. Indikator yang menuntut kompetensi dominan pada aspek
Telaah Kurikulum
57
Gambar 3.1 Keterkaitan , KI, KD, indikator, materi dan kegiatan pembelajaran
C. RANGKUMAN
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
KI merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai SKL yang harus dimiliki
seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas atau program yang menjadi
landasan pengembangan Kompetensi Dasar. Rumusan KI meliputi: KI-1 untuk
kompetensi inti sikap spiritual, KI-2 untuk kompetensi inti sikap sosial, KI-3
untuk kompetensi inti pengetahuan, dan KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta
didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
kompetensi dalam suatu pelajaran. Indikator adalah ukuran, karakteristik, ciri-ciri,
pembuatan atau proses yang berkontribusi / menunjukkan ketercapaian suatu
kompetensi dasar. Dalam setiap rumusan kompetensi dasar terdapat unsur
kemampuan berpikir atau bertindak dan materi. Kompetensi dasar diuraikan ke
dalam beberapa indikator pencapaian kompetensi (IPK). Selanjutnya berdasarkan
D. BAHAN BACAAN
Mida Latifatul Muzamiroh. 2013. Kupas Tuntas Kurikulum 2013. Kata Pena.
Jakarta
Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Remaja Rosda Karya.
Bandung.
Nur Irwanto dan Yusuf Suryana. 2016. Kompetensi Pedagogik. Genta Group
Production. Cilegon.
Sunardi dan Imam Sujadi. 2017. Modul PLPG Pedagogik Kurikulum 2013.
Kemendikbud Dirjen GTK. Jakarta.
E. TES FORMATIF
Untuk memantapkan pemahaman anda tentang bahan ajar ini, kerjakanlah latihan
di bawah ini :
1. Jelaskan cakupan SKL dan fungsi SKL!
2. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait,
jelaskan empat kelompok tersebut!
3. Jelaskan perbedaan SKL, KI, KD dan Indikator!
4. Jelaskan keterkaitan antara SKL, KI, KD dan Indikator!
5. Berikut terdapat KD dalam mata pelajaran Biologi.
3.3 Menjelaskan prinsip-prinsip 3.4 Menyusun kladogram
klasifikasi makhluk hidup dalam berdasarkan prinsip-prinsip
lima kingdom klasifikasi makhluk hidup
F. PETUNJUK JAWABAN
1. Lihat pengertian SKL dan fungsinya
2. Lihat penjelasan KI 1 sampai KI 4
3. Bandingkan penjelasan SKL, KI, KD dan Indikator
4. Lihat keterkaitan SKL, KI, KD dan Indikator
5. Buat masing-masing indikator yang diturunkan dari KD beserta tingkat
berpikir
A. PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan materi tentang penjabaran kurikulum berdasarkan
kompetensi, tingkat kompetensi, proses pembelajaran, karakteristik pembelajaran,
pejabaran silabus dan sistem penilaian menggunakan acuan kompetensi.
Bab ini menjadi salah satu bagian utama dalam memenuhi capaian pembelajaran
dalam mata kuliah Telaah kurikulum dan perencanaan pembelajaran Biologi.
Materi ini akan membantu mahasiswa untuk memahami penjabaran kurikulum
IPA-SMP dan Biologi-SMA berdasarkan kompetensi, tingkat kompetensi, proses
pembelajaran, karakteristik pembelajaran, pejabaran silabus dan sistem penilaian
menggunakan acuan kompetensi.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang penjabaran materi kurikulum IPA-SMP dan Biologi-SMA.
Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi, diharapkan dapat:
1. Menjelaskan penjabaran kurikulum berdasarkan kompetensi
2. Menjelaskan tingkat kompetensi untuk emncapai kompetensi inti lulusan
3. Menjelaskan proses pembelajaran sesuai dengan SKL dan standar isi
4. Menjelaskan karakteristik pembelajaran sesuai dengan kompetensi inti lulusan
5. Menjelaskan penjabaran silabus dan sistem penilaian menggunakan acuan
kompetensi
B. URAIAN MATERI
B.1 Penjabaran Kurikulum Berdasarkan Kompetensi
Kebijakan pemerintah menggunakan kurikulum berbasis kompetensi
didasarkan pada PP Nomor 25 tahun 2000 tentang pembagian kewenangan pusat
dan daerah. Pada PP ini, dalam bidang pendidikan dan kebudayaan, dinyatakan
bahwa kewenangan pusat adalah dalam hal penetapan kompetensi inti peserta
didik dan warga belajar serta pengaturan kurikulum nasional dan penilaian hasil
belajar secara nasional serta pedoman pelaksannannya, dan penetapan standar
materi pokok. Berdasarkan hal itu, Departemen Pendidikan Nasional melakukan
penyusunan standar nasional untuk seluruh mata pelajaran di SMP dan SMA yang
1. Tingkat Kompetensi
Dalam usaha mencapai Kompetensi inti Lulusan sebagaimana telah
ditetapkan untuk setiap satuan dan jenjang pendidikan, penguasaan kompetensi
lulusan dikelompokkan menjadi Tingkat Kompetensi Pendidikan Dasar dan
Tingkat Kompetensi Pendidikan Menengah. Tingkat Kompetensi menunjukkan
tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi lulusan yang telah
ditetapkan dalam Kompetensi inti Lulusan. Tingkat Kompetensi merupakan
kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang harus dipenuhi oleh
peserta didik pada setiap jenjang pendidikan dalam rangka pencapaian
Kompetensi inti Lulusan. Tingkat Kompetensi dikembangkan berdasarkan
kriteria; (1) Tingkat perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi kompetensi
Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi yang berjenjang. Selain itu Tingkat
Kompetensi juga memperhatikan tingkat kerumitan/kompleksitas kompetensi,
fungsi satuan pendidikan, dan keterpaduan antar jenjang yang relevan. Untuk
menjamin keberlanjutan antar jenjang, Tingkat Kompetensi dimulai dari Tingkat
Kompetensi Pendidikan Anak Usia Dini. Berdasarkan pertimbangan di atas,
Tingkat Kompetensi dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 4.1 Tingkat Kompetensi dan Jenjang Pendidikan
No Tingkat Kompetensi Jenjang Pendidikan
1 Tingkat Pendidikan Anak Usia TK/RA
Dini (Catatan: Standar Isi TK/RA diatur
secara terpisah)
2 SD/MI/SDLB/Paket A
Tingkat Pendidikan Dasar
3 SMP/MTS/SMPLB/Paket B
4 Tingkat Pendidikan Menengah SMA/MA/SMALB/Paket C
Tabel 4.6 Muatan Biologi untuk kelompok peminatan matematika dan ilmu-ilmu
alam pada SMA/MA/SMALB/PAKET C
Ruang Lingkup
Tingkat Kompetensi Kompetensi
Materi
Tingkat - Memahami ruang lingkup - Keanekaragaman hayati
Pendidikan Menengah biologi dan aplikasinya di Indonesia.
(Kelas X-XII) era konseptual abad XXI - Ciri dan karakteristik
dan menerapkannya virus, archaebateria dan
dalam perencanaan karir eubactaeria, protista,
di masa depan. jamur, tumbuhan, hewan
- Menerapkan proses kerja invertebrata dan
ilmiah dan keselamatan peranannya dalam
kerja di laboratorium kehidupan.
biologi dalam - Ekologi: ekosistem,
pengamatan dan aliran energi, siklus/daur
percobaan untuk biogeokimia, dan
memahami permasalahan interaksi dalam
biologi pada berbagai ekosistem.
objek dan bioproses, serta - Perubahan
mengaitkan biologi lingkungan/iklim dan
dengan lingkungan, daur ulang limbah.
teknologi, dan masyarakat - Sel, struktur dan fungsi
di abad XXI. sel penyusun jaringan
- Mengkomunikasikan hasil pada tumbuhan dan
pengamatan dan hewan pada sistem gerak,
percobaan secara lisan sirkulasi, pencernaan,
melalui berbagai media pernapasan/ respirasi,
dan secara tulisan dengan ekskresi, koordinasi,
bentuk laporan dengan reproduksi, dan sistem
menggunakan kaidah pertahanan tubuh.
penulisan yang benar.
- Menyajikan data berbagai
2. Proses Pembelajaran
Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan untuk mencapai Kompetensi inti Lulusan. Standar Proses
dikembangkan mengacu pada Kompetensi inti Lulusan dan Standar Isi yang telah
ditetapkan sesuai dengan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Proses Pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi pesertadidik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas,
dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta
psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian
proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian
kompetensi lulusan.
3. Karakteristik Pembelajaran
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada
Kompetensi inti Lulusan dan Standar Isi. Kompetensi inti Lulusan memberikan
kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi
memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang
diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
b. Materi Pokok
Materi pokok adalah pokok – pokok materi yang harus dipelajari peserta
didik sebagai sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan
menggunakan instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian
belajar. Secara umum materi pokok dapat diklasifikasikan menjadi 4 jenis, yaitu :
fakta, konsep, prinsip dan prosedur (Reigeluth, 1987).
Materi jenis fakta adalah materi yang berupa nama – nama objek, nama
tempat, nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen
suatu benda, dan sebagainya. Materi konsep berupa pengertian, definisi, hakikat,
inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat adagium, paradigma.
Materi jenis prosedur berupa cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara
pembuatan bel listrik.
Materi yang diajukan perlu diidentifikasi apakah termasuk fakta, konsep,
prinsip, prosedur, atau gabungan lebih dari satu jenis materi. Dengan
mengidentifikasi jenis-jenis materi yang akan diajarkan, maka guru akan
mendapatkan kemudahan dalam cara mengajarkannya karena setiap materi pokok
memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem evaluasi yang
berbeda-beda.
Untuk membantu memudahkan memahami keempat jenis materi pokok
tersebut, dibawah ini disajikan contoh, dalam bentuk tabel sebagaimana terlihat
dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.8 Klasifikasi Materi Pokok Menjadi Fakta, Konsep, Prosedur, dan Prinsip
c. Kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan fisik maupun mental yang perlu
dilakukan oleh peserta didik dalam berinteraksi dengan objek belajar untuk
menguasai kompetensi dasar dan materi pokok. Berbagai alternatif kegiatan
pembelajaran dapat dipilih sesuai dengan jenis kompetensi serta materi yang
dipelajari.
Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar
kelas. Kegiatan pembelajaran di dalam kelas dilaksanakan dengan jalan
mengadakan interaksi antara peserta didik dengan sumber belajar. Bentuk
kegiatan pembelajaran di dalam kelas dapat berupa kegiatan seperti : telaah buku,
telaah hasil penelitian, mengadakan percobaan di laboratorium, mengukur tinggi
benda menggunakan klinometer, dan sebagainya.
Pengalaman di luar kelas dilakukan dengan jalan mengunjungi objek studi
yang berada di luar kelas. Misalnya, melakukan observasi ragam tumbuhan pantai
dibandingkan dengan ragan tumbuhan di pegunungan bagi peserta didik yang
ingin mempelajari keanekaragaman makhluk hidup sesuai dengan karaktersitik
habitatnya dalam mata pelajaran sains.
Ditinjau dari dimensi kompetensi yang ingin dicapai, kegiatan pembelajaran
peserta didik meliputi kegiatan pembelajaran kognitif, psikomotorik, dan afektif.
Kompetensi ranah kognitif meliputi menghafal, memahami, mengaplikasikan,
menganalisis, mensintesiskan, dan menilai. Kegiatan pembelajaran yang relevan
dengan setiap tingkatan dapat dijelaskan sebagai berikut:
Kegiatan pembelajaran untuk tingkat hafalan dapat berupa berlatih
menghafal verbal atau parafrase diluar kepala, berlatih menemukan taktik
menghafal misalnya menggunakan jembatan ingatan. Jenis materi pokok yang
perlu dihafal dapat berupa fakta, konsep, prinsip, dan prodseur. Pengalamn belajar
untuk tingkatan pemahaman dilakukan dengan jalan membandingkan
(menunjukkan persamaan dan perbedaan), mengidentifikasi karaktersitik,
menggeneralisasi, menyimpulkan dan sebagainya. Kegiatan pembelajaran
tingkatan aplikasi dapat dilakukan dengan jalan menerapkan rumus, dalil, prinsip
terhadap kasus-kasus nyata yang terjadi dilapangan.
Kegiatan pembelajaran tingkatan sintesis dilakukan dengan jalan
memadukan berbagai unsur atau komponen, menyusun, membentuk bangunan,
mengarang, melukis, menggambar, dan sebagainya. Kegiatan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi dasar tingkatan penilaian dilakukan dengan jalan
memberikan penilaian (judgement) terhadap objek studi menggunakan kriteria
C. RANGKUMAN
Kompetensi adalah seperangkat tindakan inteligen penuh tanggung jawab
yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu
melaksanakan tugas dalam bidang pekerjaan tertentu. Sifat intelejen harus
ditunjukkan sebagai kemampuan, ketepatan dan keberhasilan bertindak. Tingkat
Kompetensi menunjukkan tahapan yang harus dilalui untuk mencapai kompetensi
lulusan yang telah ditetapkan dalam Kompetensi inti Lulusan. Tingkat
Kompetensi merupakan kriteria capaian Kompetensi yang bersifat generik yang
harus dipenuhi oleh peserta didik pada setiap jenjang pendidikan dalam rangka
pencapaian Kompetensi inti Lulusan. Tingkat Kompetensi dikembangkan
berdasarkan kriteria; (1) Tingkat perkembangan peserta didik, (2) Kualifikasi
kompetensi Indonesia, (3) Penguasaan kompetensi yang berjenjang.
Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada
Kompetensi inti Lulusan dan Standar Isi. Kompetensi inti Lulusan memberikan
kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi
memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang
diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.
D. BAHAN BACAAN
Abdul Majid. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Abdul Majid. 2014. Implementasi Kurikulum 2013; Kajian Teoritis Dan Praktis.
Interes Media. Bandung.
Mulyasa. 2008. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Remaja Rosda Karya.
Bandung.
E. TES FORMATIF
Untuk memperjelas pemahaman anda tentang penjabaran materi kurikulum,
cobalah kerjakan latihan berikut ini :
1. Jelaskan perbedaan kompetensi,kompetensi inti dan kompetensi dasar!
2. Jelaskan 4 jenis pengklasifikasian materi pokok!
3. Jelaskan mengapa kompetensi dasar merupakan acuan dalam memilih
materi pokok?
4. Jelaskan bagaimana kegiatan pembelajaran dapat dilakukan diluar kelas?
5. Buatlah jenis, bentuk dan contoh tagihan dalam penilaian untuk
kompetensi dasar tertentu!
F. PETUNJUK JAWABAN
1. Lihat pengertian kompetensi, kompetensi inti dan kompetensi dasar
2. Lihat jenis-jenis materi pokok
3. Lihat penjelasan kompetensi dasar
4. Lihat penjelasam kegiatan pembelajaran
5. Lihat penjelasan sistem penilaian
A. PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan materi tentang prota, promes dan pengembangan
silabus pembelajaran IPA-SMP dan Biologi-SMA. Pada setiap komponen prota,
promes dan pengembangan silabus diberikan penjelasan dan contoh yang relevan
pada bidang studi IPA-SMP dan Biologi-SMA.
Bab ini menjadi salah satu bagian utama dalam memenuhi capaian
pembelajaran dalam mata kuliah Telaah kurikulum dan perencanaan pembelajaran
Biologi.
Materi ini akan membantu mahasiswa untuk memahami prota, promes dan
pengembangan silabus serta pengaplikasiannya pada pembelajaran IPA dan
Biologi.
Setelah mempelajari bab ini mahasiswa diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang prota, promes dan pengembangan silabus serta
pengaplikasiannya pada pembelajaran IPA dan Biologi.
Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi, diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian prota dalam pembelajaran
2. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan prota dalam pembelajaran
3. Menjelaskan pengertian promes dalam pembelajaran
4. Menjelaskan langkah-langkah penyusunan promes dalam pembelajaran
5. Menjelaskan pengertian dan komponen silabus dalam pembelajaran
6. Menjelaskan tujuan dan fungsi pengembangan silabus dalam pembelajaran
7. Menjelaskan prinsip-prinsip pengembangan silabus dalam pembelajaran
Januari
Februari
Maret
II April
Mei
Juni
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH SEMSTER I DAN II
Pekanbaru,…………………………….2017
Guru Mata Pelajaran
(…………………………………)
PROGRAM TAHUNAN
JUMLAH
KONSEP/SUB
KI KOMPETENSI KONSEP **ALOKASI
***KET
Semst II DASAR (KD) (TOPIK WAKTU
BAHASAN)
JUMLAH
JUMLAH SEMESTER I DAN II
Pekanbaru,……………2017
Mengetahui:
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
(……………………….) (………………………)
*Kompetensi Inti
**Jumlah pertemuan dan jumlah jam pelajaran (JP)
***Jumlah menit (Jumlah JP x Menit setiap JP)
Mengetahui
Telaah Kurikulum dan Perencanaan Pembelajaran Biologi
95
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran,
………………………… ……………………………………..
f. Pengembangan Penialaian
Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh,
menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik
g. Pengalokasian Waktu
Alokasi waktu adalah waktu yang dibutuhkan untuk ketercapaian satu
Kompetensi Dasar, dengan memerhatikan:
1) Penentuan alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar didasarkan pada
jumlah minggu efektif.
2) Penentuan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah kompetensi dasar per semestera, keluasan,
kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat kepentingan kompetensi dasar.
Format 2
SILABUS
Satuan Pendidikan :
Mata Pelajaran :
Kelas/semester :
I. Kompetensi Inti:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
II. Kompetensi Dasar:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
III. Materi Pembelajaran:
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
..........................................................................................................................
4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya
di sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah
4. Mengolah, menalar,
4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya
di sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah
keilmuan
TOTAL = 54 JP + 6 JP (Cadangan ) = 60 JP
3.Memahami,menerapkan, 3.6 Menerapkan Fungi/Jamur 15 Jp (total pertemuan 5
menganalisis prinsip klasifikasi Ciri-ciri kelompok jamur : minggu)
pengetahuan faktual, untuk morfologi, cara 3 X 45
konseptual, prosedural menggolongkan memperoleh nutrisi, 3 X 45
2
berdasarkan rasa jamur berdasarkan reproduksi 3 X 45
ingintahunya tentang ciri-ciri, cara Pengelompokan jamur 2 X 45
ilmu pengetahuan, reproduksi, dan Peran jamur dalam bidang 3 X 45
teknologi, seni, mengaitkan ekologi, ekonomi, (pratikum),
4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya
di sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah
4. Mengolah, menalar,
4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya
di sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah
keilmuan
3.Memahami,menerapkan, 3. 9 Menganalisis Ekologi 9 JP ( total pertemuan 2
menganalisis informasi/data Komponen ekosistem minggu)
pengetahuan faktual, dari berbagai Aliran energi 3 X 45
konseptual, prosedural sumber tentang Daur biogeokimia 3 X 45
berdasarkan rasa ekosistem dan Interaksi dalam 1 X 45
ingintahunya tentang semua interaksi ekosistem ( praktikum )
ilmu pengetahuan, yang berlangsung 2 X 45
teknologi, seni, di dalamnya ( ulangan KD 3.9 )
budaya, dan
4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
ranah konkret dan
ranah abstrak terkait
dengan pengembangan
dari yang dipelajarinya
di sekolah secara
mandiri, dan mampu
menggunakan metoda
sesuai kaidah
keilmuan
4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam
4.2Menyajikan
hasil observasi
berbagai
tingkat
keanekaragam
an hayati (gen,
jenis dan
ekosistem) di
Indonesia dan
usulan upaya
pelestarian
keanekaragam
an hayati
Indonesia
berdasarkan
hasil analisis
data ancaman
kelestarian
berbagai
keanekaragam
4.4Melakukan
kampanye
tentang bahaya
virus dalam
kehidupan
terutama
3X3
bahaya AIDS
berdasarkan
tingkat
virulensinya
melalui
berbagai media
informasi
4.5 Menyajikan
4X3
data tentang
ciri-ciri dan
peran bakteri
dalam
kehidupan
berdasarkan
hasil studi
literature dalam
bentuk laporan
tertulis
3.5Menerapkan
prinsip
klasifikasi
untuk
3X3
menggolongka
n protista
berdasarkan
cirri-ciri umum
4.6Melakukan
investigasi
tentang
berbagai peran
protista dalam
kehidupan dan
menyajikan
hasilnya secara
lisan ata
utulisan
Ket:
: PPDB : Ujian Praktek Semester : Pentas seni/olaharaga/remedial
Kelas/semester : X/I
KI 3 Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Penilaian
Kompetensi Alokasi Media, Alat,
Materi Pokok Pembelajaran Indikator Bentuk Contoh
Dasar Teknik Waktu Bahan
Instrumen Instrumen
3.2Menganalisis Keanekaragaman Pertemuan I 3.2.1 Menjelaskan Penilaian Pilihan Terlampir 2x45 Gambar/foto
berbagai Hayati Mengamati konsep Tertulis Ganda 10 menit beberapa
tingkat Konsep Mengamati gambar keanekaragam Soal keanekaragaman
keanekaragam keanekaragaman keanekaragaman an hayati tingkat gen.
an hayati di hayati tingkat hayati tingkat gen tingkat gen, Penilaian Lembar Terlampir LKPD Tingkat
Indonesia gen, jenis, dan Menanya jenis dan Sikap Observasi Keanekaragaman
beserta ekosistem Peserta didik menanya ekosistem Sikap Hayati
ancaman dan tentang alasan kenapa Diskusi\ Buku ajar biologi
pelestariannya jeruk termasuk kedalam 3.2.2 Menjelaskan kurikulum 2013
keanekaragan hayati pada perbedaan dan Penilaian Lembar Terlampir untuk SMA kelas
tingkat gen? contoh unjuk penilaian X penerbit
Mengumpulkan data keanekaragam kerja unjuk kerja erlangga
an hayati
D. DAFTAR BACAAN
Klein, M.F. 1989. Curriculum Reform in The Elementary School. Teacher College
Press. New York & London.
F. PETUNJUK JAWABAN
1. Lihat penjelasan rincian minggu efektif
2. Lihat langkah-langkah langkah penyusunan prota dan promes
3. Lihat penjelasan pemetaan standar isi dan kaitkan dengan komponen silabus
4. Lihat penjelasan tentang silabus
5. Lihat komponen penyusun silabus
A. PENDAHULUAN
Era globalisasi telah membuka kesadaran masyarakat tentang
perkembangan dunia pendidikan, hal ini memunculkan sejumlah harapan dan
kecemasan dalam kemajuan pendidikan. Upaya perbaikan dan peningkatan mutu
pendidikan yang secara berkesinambungan merupakan salah satu upaya yang
dapat dilakukan. Beragam program inovatif ikut serta memeriahkan reformasi
pendidikan. Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan, yakni
memperbaiki hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan pemerintah,
pola pengembangan perencanaan serta pola pengembangan manajerialnya,
pemberdayaan guru dan restrukturisasi model-model pembelajarannya. Istilah
pengembangan menunjukan pada suatu kegiatan menghasilkan suatu alat atau cara
yang baru, di mana selama kegiatan tersebut penilaian dan penyempurnaan
terhadap alat atau cara terus dilakukan. Bila setelah mengalami penyempurnaan-
penyempurnaan akhirnya alat atau cara tersebut dipandang cukup mantap untuk
digunakan pada pembelajaran seterusnya.
Bab ini akan membahas mengenai pengembangan perencanaan
pembelajaran, yang mencakup prinsip umum dan khusus pengembangan serta
model-model pengembangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan
tujuan pembelajaran IPA SMP dan Biologi SMA.
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang prinsip-prinsip dalam pengembangan pembelajaran IPA SMP
dan Biologi SMA. Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi,
diharapkan dapat:
1. Menjelaskan prinsip dalam pengembangan perangkat pembelajaran.
2. Menjelaskan prinsip khusus dalam pengembangan perangkat
pembelajaran.
3. Menelaah perangkat pembelajaran yang digunakan di lapangan.
4. Memilih pola pengembangan perangkat pembelajaran
Materi ini berhubungan dengan perencanaan pembelajaran IPA dan
Biologi. Dalam hal ini dibahas tahapan dalam analisis, perancangan dan
pengembangan perangkat pembelajaran. Tahap analisis merupakan analisis
B. URAIAN MATERI
B.1 Prinsip-Prinsip Dalam Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Terdapat banyak prinsip yang dapat digunakan dalam pengembangan
kurikulum. Macam-macam prinsip ini bisa dibedakan mejadi dua kategori yaitu
prinsip umum dan prinsip khusus. Prinsip umum biasanya digunakan hampir
dalam setiap pengembangan kurikulum dimanapun. Disamping itu prinsip umum
ini merujuk pada prinsip yang harus diperhatikan untuk dimiliki oleh kurikulum
sebagai totalitas dari gabungan komponen-komponen yang membangunnya.
Prinsip khusus artinya prinsip yang hanya berlaku di tempat tertentu dari
situasi tertentu. Prinsip ini juga merujuk pada prinsip-prinsip yang digunakan
dalam pengembangan komponen-komponen kurikulum secara tersendiri,
misalnya prinsip yang digunakan untuk mengembangkan komponen tujuan,
prinsip untuk mengembangkan komponen isi kurikulum, dan prinsip-prinsip
untuk mengembangkan komponen-komponen kurikulum yang lainnya. Dimana
prinsip pengembangan satu komponen dengan komponen yang lainnya akan
berbeda. Terdapat beberapa istilah lainnya yang menunjuk pada apa yang
dimaksud dengan prinsip, misalnya axioms (Oliva), criteria ( Mc Neil dan Zais),
basic consideration (Saylor et al. ) dan principle (Tyler). Uraian tentang macam-
macam prinsip pengembangan Kurikulum dalam tulisan merujuk pada penjelasan
dalam tulisan Sukmadinata (2000), Olivia (1992), dan Tayler (1975).
Prinsip umum terbagi menjadi 5 prinsip, yaitu :
1. Prinsip Relevansi.
2. Prinsip Fleksibilitas.
3. Prinsip Kontinuitas.
4. Prinsip Praktis atau Efisiensi.
5. Prinsip Efektivitas.
a. Prinsip Relevansi
Secara umum, istilah relevansi pendidikan dapat diartikan sebagai
kesesuaian atau keserasian pendidikan dengan tuntutan kehidupan. Dengan kata
lain, pendidikan dipandang relevan bila hasil yang diperoleh dari pendidikan
tersebut berguna atau fungsional bagi kehidupan. Masalah relevansi pendidikan
dengan kehidupan dapat kita tinjau sekurang-kurangnya dari tiga segi, yaitu :
pertama, relevansi pendidikan dengan lingkungan hidup murid, kedua, relevansi
pendidikan dengan perkembangan kehidupan sekarang dan masa yang akan
datang, dan ketiga, relevansi pendidikan dengan tuntutan dalam dunia pekerjaan.
b. Prinsip Fleksibilitas
Prinsip Fleksibiliras artinya bahwa kurikulum itu harus lentur tidak kaku,
terutama dalam hal pelaksanaannya. Pada dasarnya kurikulum didesain untuk
mencapai suatu tujuan tertentu sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan
tertentu. Akan tetapi, meskipun demikian dalam hal strategi, yang didalamnya
tercakup metode atau teknik, kurikulum harus fleksibel. Dalam kurikulum, para
pengembang kurikulum harus menyadari bahwa kurikulum harus mampu
disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat dan waktu yang selalu
berkembang tanpa merombak tujuan pendidikan yang harus dicapai. Selain itu
perlu disadari juga bahwa kurikulum dimaksudkan untuk mempersiapkan anak
c. Prinsip Kontiunitas
Prinsip kontinuitas artinya kurikulum itu dikembangkan secara
berkesinambungan. Kesinambungan ini meliputi sinambung antar kelas maupun
sinambung antar jenjang pendidikan. Hal ini dimaksudkan agar proses pendidikan
atau belajar siswa bias maju secara sistematis, pendidikan pada kelas atau jenjang
yang lebih rendah harus menjadi dasar dan dilanjutkan pada kelas dan jenjang di
atasnya. Selain itu, kontinuitas disini dimaksudkan adalah saling jalin-menjalin
antara berbagai tingkat dan jenis program pendidikan.
e. Prinsip Efektivitas
Prinsip ini merujuk pada pengertian bahwa kurikulum itu selalu
berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum bisa dikatakan
adalah instrumen untuk menacapai tujuan. Oleh karena itu, jenis dan karakteristik
tujuan apa yang ingin dicapai harus jelas. Kejelasan tujuan akan mengarahkan
dalam pemilihan dan penentuan isi, metode, dan sistem evaluasi, serta model
konsep kurikulum apa yang ingin digunakan.
Selain itu efektifitas dapat diartikan apabila dalam suatu kegiatan
berkenaan dengan sejauh mana apa yang direncanakan atau dapat diinginkan
dapat terlaksana atau terwujud. Bila ada 10 jenis kegiatan yang kita rencanakan,
dan tercapai hanya 4 kegiatan yang dapat terlaksana, maka efektivitas kegiatan
kita belum memadai.
Di dalam bidang pendidikan, efektifitas ini dapat kita tinjau dari dua segi
efektifitas mengajar guru, dan efektifitas belajar murid.
C. LATIHAN
1. Jelaskan lima prinsip pengembangan pembelajaran!
2. Jelaskan prinsip khusus dalam pengembangan pembelajaran!
3. Jelaskan prinsip yang berkenaan dengan pemilihan proses belajar
mengajar!
4. Jelaskan prinsip yang berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pembelajaran!
E. DAFTAR BACAAN
Abdullah, Idi. 2007. Pengembangan kurikulum teori dan praktik. Yogyakarta.
Ar-ruzz.
Akbar, S. 2011. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Cipta Media.
Borg, W.R and Gall, M.D. 2003. Educational Research: An Introduction 4th
Edition. London: Longman Inc
Komalasari, K. 2010. Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi.
Bandung: Refika Aditama.
Sugiarta, Awandi Nopyan. (2007). Pengembangan Model Pengelolaan
Program Pembelajaran Kolaboratif
Untuk Kemandirian Anak Jalanan Di Rumah
Singgah (Studi Terfokus di Rumah Singgak Kota Bekasi). Deserta
si tidak diterbitkan. Bandung: PPS UPI
Sugiarto. 2011. Landasan Pengembangan Bahan Ajar. Materi Workshop
Penyusunan Buku Ajar Bagi Dosen Politeknik Kesehatan Kemenkes
Semarang.
Tarigan, D & Tarigan. 1986. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Buhari,Bustang.2010. Four-D Model (Model Pengembangan Perangkat
PembelajarandariThiagarajan, dkk).(online), , diakses 3 Februari 2016.
Mulyatiningsih, Endang. . Pengembangan Model Pembelajaran. (online),
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/7cpengembangan-model-
pembelajaran .pdf.diakses 29 Februari 2016.
A. PENDAHULUAN
Di era globalisasi ini telah membuka kesadaran masyarakat tentang
perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya hal tersebut munculah sejumlah
harapan dan kecemasan dalam kemajuan pendidikan. Namun hal tersebut dapat
diatasi dengan mengupayakan perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan yang
secara berkesinambungan. Beragam program inovatif ikut serta memeriahkan
reformasi pendidikan. Reformasi pendidikan adalah restrukturisasi pendidikan,
yakni memperbaiki hubungan sekolah dengan lingkungannya dan dengan
pemerintah, pola pengembangan perencanaan serta pola pengembangan
menejerialnya, pemberdayaan guru dan restrukturisasi model-model
pembelajarannya. Istilah pengembangan menunjukan pada suatu kegiatan
menghasilkan suatu alat atau cara yang baru, di mana selama kegiatan tersebut
penilaian dan penyempurnaan terhadap alat atau cara terus dilakukan. Bila setelah
mengalami penyempurnaan-penyempurnaan akhirnya alat atau cara tersebut
dipandang cukup mantap untuk digunakan pada pembelajaran seterusnya.
Dalam bab ini akan membahas mengenai pengembangan perencanaan
pembelajaran, yang mencakup pengembangan perangkat pembelajaran yang
termasuk didalamnya mengenai prinsip umum dan khusus pengembangan serta
model-model pengembangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan
tujuan pembelajaran IPA SMP dan Biologi SMA.
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang model-model pengembangan pembelajaran IPA SMP dan
Biologi SMA. Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi,
diharapkan dapat:
B. URAIAN MATERI
B.1 Model-model Pengembangan Pembelajaran
Model pengembangan diartikan sebagai proses desain konseptual dalam
upaya peningkatan fungsi dari model yang telah ada sebelumnya, melalui
penambahan komponen pembelajaran yang dianggap dapat meningkatkan kualitas
pencapaian tujuan (Sugiarta, 2007:11). Pengembangan model dapat diartikan
sebagai upaya memperluas untuk membawa suatu keadaan atau situasi secara
berjenjang kepada situasi yang lebih sempurna atau lebih lengkap maupun
keadaan yang lebih baik.
Pengembangan disini artinya diarahkan pada suatu program yang telah
atau sedang dilaksanakan menjadi program yang lebih baik. Hal ini seiring dengan
pendapat yang dikemukakan oleh Adimiharja dan Hikmat, 2001:12 (dalam
Sugiarta A.N, 2007:24) bahwa “pengembangan meliputi kegiatan mengaktifkan
sumber, memperluas kesempatan, mengakui keberhasilan, dan mengintergrasikan
kemajuan”.
Pengembangan model baru disusun berdasarkan pengalaman pelaksanaan
program yang baru dilaksanakan, kebutuhan individu atau kelompok, dan
disesuaiakan dengan perkembangan dan perubahan lingkungan belajar warga
belajar.
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan
oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke
dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi
produk, model prosedural dan model melingkar. Model berorientasi kelas
biasanya ditujukan untuk mendesain pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya
dilakukan setiap dua jam pelajaran atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE.
Model berorientasi produk adalah model desain pembelajaran untuk
menghasilkann suatu produk, biasanya media pembelajaran, misalnya video
pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau modul. Contoh modelnya adalah
model hannafin and peck. Satu lagi adalah model beroreintasi sistem yaitu model
desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu sistem pembelajaran yang
cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan, kurikulum sekolah, dll.
contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang biasa kita sebut sebagai
model prosedural dan model melingkar. Contoh dari model prosedural adalah
model Dick and Carrey sementara contoh model melingkar adalah model Kemp.
1. Analyze Learners
Tahap pertama adalah menganalisis pembelajar. Pembelajaran biasanya
kita berlakukan kepada sekelompok siswa atau mahasiswa yang mempunyai
karakteristik tertentu. Ada 3 karakteristik yang sebaiknya diperhatikan pada diri
pembelajar, yakni:
Karakteristik Umum
Yang termasuk dalam karakteristik umum adalah usia, jenis kelamin,
tingkat pendidikan, pekerjaan, etnis, kebudayaan, dan faktor sosial ekonomi.
Karakteristik umum ini dapat digunakan untuk menuntun kita dalam memilih
metode, strategi dan media untuk pembelajaran. Sebagai contoh:
1) Jika pembelajar memiliki kemampuan membaca di bawah standar, akan
lebih efektif jika media yang digunakan adalah bukan dalam format
tercetak (nonprint media).
2) Jika pembelajar kurang tertarik terhadap materi yang disajikan, diatasi
dengan menggunakan media yang memiliki tingkat stimuli yang tinggi,
seperti: penggunaan animasi, video, permainan simulasi, dll.
3) Pembelajar yang baru pertama kali melihat atau mendapat konsep yang
disampaikan, lebih baik digunakan cara atau pengalaman langsung
(realthing). Bila sebaliknya, menggunakan verbal atau visual saja sudah
dianggap cukup.
2. Design (desain/perancangan)
Yang kita lakukan dalam tahap desain ini, pertama, merumuskan tujuan
pembelajaran yang SMAR (spesifik, measurable, applicable, dan realistic).
Selanjutnya menyusun tes, dimana tes tersebut harus didasarkan pada tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan tadi. Kemudian tentukanlah strategi
pembelajaran media danyang tepat harusnya seperti apa untuk mencapai tujuan
tersebut. Selain itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain,
semisal sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar yang seperti apa
seharusnya, dan lain-lain. Semua itu tertuang dalam sautu dokumen bernama
blue-print yang jelas dan rinci.
Desain merupakan langkah kedua dari model desain sistem pembelajaran
ADDIE. Langkah ini merupakan:
1) Inti dari langkah analisis karena mempelajari masalah kemudian
menemukan alternatif solusinya yang berhasil diidentifikasi melalui
langkah analisis kebutuhan.
2) Langkah penting yang perlu dilakukan untuk, menentukan pengalaman
belajar yang perlu dimilki oleh siswa selama mengikuti aktivitas
pembelajaran.
3) Langkah yang harus mampu menjawab pertanyaan, apakah program
pembelajaran dapat mengatasi masalah kesenjangan kemampuan siswa?
4) Kesenjangan kemampuan disini adalah perbedaan kemampuan yang
dimilki siswa dengan kemampuan yang seharusnya dimiliki siswa.
Contoh pernyataan kesenjangan kemampuan:
Siswa tidak mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan
setelah mengikuti proses pembelajaran.
Siswa hanya mampu mencapai tingkat kompetensi 60% dari standar
kompetensi yang telah digariskan.
Pada saat melakukan langkah ini perlu dibuat pertanyaan-pertanyaan
kunci diantaranya adalah sebagai berikut :
Kemampuan dan kompetensi khusus apa yang harus dimilki oleh siswa
setelah menyelesaikan program pembelajaran?
Indikator apa yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan
siswa dalam mengikuti program pembelajaran?
3. Development (pengembangan)
Pengembangan adalah proses mewujudkan blue-print alias desain tadi
menjadi kenyataan. Artinya, jika dalam desain diperlukan suatu software berupa
multimedia pembelajaran, maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Satu
langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba sebelum
diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari salah satu
langkah ADDIE, yaitu evaluasi.
Pengembangan merupakan langkah ketiga dalam mengimplementasikan
model desain sistem pembelajaran ADDIE. Langkah pengembangan meliputi
kegiatan membuat, membeli, dan memodifikasi bahan ajar. Dengan kata lain
mencakup kegiatan memilih, menentukan metode, media serta strategi
pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam menyampaikan materi atau
substansi program. Dalam melakukan langkah pengembangan, ada dua tujuan
penting yang perlu dicapai. Antara lain adalah :
1) Memproduksi, membeli, atau merevisi bahan ajar yang akan digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya.
2) Memilih media atau kombinasi media terbaik yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Pada saat melakukan langkah pengembangan, seorang perancang akan
membuat pertanyaan-pertanyaan kunci yang harus dicari jawabannya,
Pertanyaan-pertanyaannya antara lain :
Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli untuk dapat digunakan dalam
mencapai tujuan pembelajaran?
Bahan ajar seperti apa yang harus disiapkan untuk memenuhi
kebutuhan siswa yang unik dan spesifik?
Bahan ajar seperti apa yang harus dibeli dan dimodifikasi sehingga
dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan siswa yang unik dan
spesifik?
Bagaimana kombinasi media yang diperlukan dalam
menyelenggarakan program pembelajaran?
4. Implementation (implementasi/eksekusi)
Implementasi adalah langkah nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran
yang sedang kita buat. Artinya, pada tahap ini semua yang telah dikembangkan
Biologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk makhluk hidup. Ada beberapa
cabang ilmu yang dipelajari dalam biologi yaitu, zoologi, botani, mikrobiologi dll.
Dalam biologi, dikenal juga metode ilmiah yang merupakan langkah-langkah untuk
memperoleh fakta mengenai suatu fenomena. Salah satu tempat untuk melaksanakan
kerja ilmiah adalah di laboratorium. Dalam melaksanakan kerja di laboratorium
keselamatan kerja harus diperhatikan.
LKPD
“Pengukuran dengan
menggunakan
termometer dan
tangan”
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Nilai :
Kelas/Semester : VII/I
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Topik : Suhu, Pemuaian dan Kalor
Wacana :
Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Konsep suhu berasal dari perasaan kita tentang kepanasan
(kegerahan) dan kedinginan. Karena itu, secara ilmiah kita menyatakan suatu
benda itu panas atau dingin dengan menyentuhnya dengan tangan kita.
Ketika kita menyentuh dua benda, misalnya ember berisi air hangat dan
ember berisi air es, dengan telapak tanganmu maka berdasarkan perasaanmu kamu
dapat menyatakan air mana yang suhunya lebih tinggi. Tentunya, air yang
suhunya lebih tinggi adalah air yang oleh telapak tanganmu terasa lebih panas.
Sumber belajar : - Buku ipa terpadu SMP/MTS kelas VII penerbit Erlangga
-Media elektronik ( web :
http://id.wikipedia.org/wiki/Termometer,
https://alljabbar.wordpress.com/2008/04/07/suhu/)
A. Alat dan Bahan
1. Termometer 2 buah
2. Air
3. Es Batu
4. Pembakar spirtus 1 buah
5. Gelas Ukur 3 buah
6. Kaki tiga dan kasa 1 buah
B. Rancangan Percobaan
C. Langkah Percobaan
1. Isilah air pada gelas ukur. Kemudian didihkan air sampai air menjadi
hangat (pada suhu tertentu)
Termometer 1
Termometer 2
Tangan kiri
Tangan kanan
Kesimpulan
..............................................................................................................................
.................................................................................................................
D. Langkah Percobaan
1. Isilah air pada gelas ukur. Kemudian didihkan air sampai air menjadi
hangat (pada suhu tertentu)
2. Isilah gelas ukur yang lain dengan air leding, dan es batu.
3. Masukkan air hangat tersebut kedalam kalorimeter,kemudian termometer
pertama ke dalam kalorimeter yang berisi air hangat dan termometer kedua
ke dalam gelas ukur
E.Hasil Percobaan
Suhu Air Hangat Suhu Air Suhu Es
(°C ) Ledeng(°C) Batu(°C )
Termometer I
32
68 -1
Termometer II 32
1) Analisis kurikulum
Pada tahap awal, peneliti perlu mengkaji kurikulum yang berlaku pada
saat itu. Dalam kurikulum terdapat kompetensi yang ingin dicapai. Analisis
kurikulum berguna untuk menetapkan pada kompetensi yang mana bahan ajar
tersebut akan dikembangkan. Hal ini dilakukan karena ada kemungkinan tidak
semua kompetensi yang ada dalam kurikulum dapat disediakan bahan ajarnya
2) Analisis karakteristik peserta didik
Seperti layaknya seorang guru akan mengajar, guru harus mengenali
karakteristik peserta didik yang akan menggunakan bahan ajar. Hal ini penting
karena semua proses pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta
didik. Hal-hal yang perlu dipertimbangkan untuk mengetahui karakteristik peserta
didik antara lain: kemampuan akademik individu, karakteristik fisik, kemampuan
kerja kelompok, motivasi belajar, latar belakang ekonomi dan sosial, pengalaman
belajar sebelumnya, dsb. Dalam kaitannya dengan pengembangan bahan ajar,
karakteristik peserta didik perlu diketahui untuk menyusun bahan ajar yang sesuai
dengan kemampuan akademiknya, misalnya: apabila tingkat pendidikan peserta
didik masih rendah, maka penulisan bahan ajar harus menggunakan bahasa dan
kata-kata sederhana yang mudah dipahami. Apabila minat baca peserta didik
masih rendah maka bahan ajar perlu ditambah dengan ilustasi gambar yang
menarik supaya peserta didik termotivasi untuk membacanya.
3) Analisis materi
Analisis materi dilakukan dengan cara mengidentifikasi materi utama yang
perlu diajarkan, mengumpulkan dan memilih materi yang relevan, dan
menyusunnya kembali secara sistematis
4) Merumuskan tujuan
Sebelum menulis bahan ajar, tujuan pembelajaran dan kompetensi yang
hendak diajarkkan perlu dirumuskan terlebih dahulu. Hal ini berguna untuk
membatasi peneliti supaya tidak menyimpang dari tujuan semula pada saat
mereka sedang menulis bahan ajar.
3. Develop (Pengembangan)
Thiagarajan (Online), membagi tahap pengembangan dalam dua kegiatan
yaitu: expert appraisal dan developmental testing. Expert appraisal merupakan
teknik untuk memvalidasi atau menilai kelayakan rancangan produk. Dalam
kegiatan ini dilakukan evaluasi oleh ahli dalam bidangnya. Saran-saran yang
diberikan digunakan untuk memperbaiki materi dan rancangan pembelajaran yang
telah disusun. Developmental testing merupakan kegiatan uji coba rancangan
produk pada sasaran subjek yang sesungguhnya. Pada saat uji coba ini dicari data
respon, reaksi atau komentar dari sasaran pengguna model. Hasil uji coba
digunakan memperbaiki produk. Setelah produk diperbaiki kemudian diujikan
kembali sampai memperoleh hasil yang efektif.
Dalam konteks pengembangan bahan ajar (buku atau modul), tahap
pengembangan dilakukan dengan cara menguji isi dan keterbacaan modul atau
buku ajar tersebut kepada pakar yang terlibat pada saat validasi rancangan dan
peserta didik yang akan menggunakan modul atau buku ajar tersebut. Hasil
pengujian kemudian digunakan untuk revisi sehingga modul atau buku ajar
tersebut benar-benar telah memenuhi kebutuhan pengguna. Untuk mengetahui
efektivitas modul atau buku ajar tersebut dalam meningkatkan hasil belajar,
kegiatan dilanjutkan dengan memberi soal-soal latihan yang materinya diambil
dari modul atau buku ajar yang dikembangkan.
Dalam konteks pengembangan model pembelajaran, kegiatan
pengembangan (develop) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
4. Disseminate (Penyebarluasan)
Thiagarajan (Online), membagi tahap dissemination dalam tiga kegiatan
yaitu: validation testing, packaging, diffusion and adoption. Pada tahap validation
testing, produk yang sudah direvisi pada tahap pengembangan kemudian
diimplementasikan pada sasaran yang sesungguhnya. Pada saat implementasi
dilakukan pengukuran ketercapaian tujuan. Pengukuran ini dilakukan untuk
mengetahui efektivitas produk yang dikembangkan. Setelah produk
diimplementasikan, pengembang perlu melihat hasil pencapaian tujuan. Tujuan
yang belum dapat tercapai perlu dijelaskan solusinya sehingga tidak terulang
kesalahan yang sama setelah produk disebarluaskan. Kegiatan terakhir dari tahap
pengembangan adalah melakukan packaging (pengemasan), diffusion and
adoption. Tahap ini dilakukan supaya produk dapat dimanfaatkan oleh orang lain.
Pengemasan model pembelajaran dapat dilakukan dengan mencetak buku
panduan penerapan model pembelajaran. Setelah buku dicetak, buku tersebut
disebarluaskan supaya dapat diserap (diffusi) atau dipahami orang lain dan
digunakan (diadopsi) pada kelas mereka.
C. LATIHAN
1. Jelaskan klasifikasi model desain pembelajaran secara umum!
2. Sebutkan minimal 5 model desain pengembangan pembelajaran yang
dikemukakan para ahli!
3. Jelaskan karakteristik rancangan pengembangan bahan ajar model
ADDIE!
4. Jelaskan kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Dick & Carey!
5. Sebutkan 12 langkah pengembangan instruksional pengembangan bahan
ajar model Gagne & Bricks!
D. RANGKUMAN
Dalam desain pembelajaran dikenal beberapa model yang dikemukakan
oleh para ahli. Secara umum, model desain pembelajaran dapat diklasifikasikan ke
dalam model berorientasi kelas, model berorientasi sistem, model berorientasi
produk, model prosedural dan model melingkar.
Model berorientasi kelas biasanya ditujukan untuk mendesain
pembelajaran level mikro (kelas) yang hanya dilakukan setiap dua jam pelajaran
atau lebih. Contohnya adalah model ASSURE. Model berorientasi produk adalah
model desain pembelajaran untuk menghasilkann suatu produk, biasanya media
pembelajaran, misalnya video pembelajaran, multimedia pembelajaran, atau
modul. Contoh modelnya adalah model hannafin and peck. Satu lagi adalah model
beroreintasi sistem yaitu model desain pembelajaran untuk menghasilkan suatu
sistem pembelajaran yang cakupannya luas, seperti desain sistem suatu pelatihan,
kurikulum sekiolah, dll. contohnya adalah model ADDIE. Selain itu ada pula yang
biasa kita sebut sebagai model prosedural dan model melingkar. Contoh dari
model prosedural adalah model Dick and Carrey sementara contoh model
melingkar adalah model Kemp.
E. DAFTAR BACAAN
Abdullah, Idi. 2007. Pengembangan kurikulum teori dan praktik. Yogyakarta.
Ar-ruzz.
Akbar, S. 2011. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial. Yogyakarta: Cipta Media.
F. TES FORMATIF
1. Jelaskan klasifikasi model desain pembelajaran secara umum!
2. Sebutkan keuntungan adanya variasi model desain pengembangan
pembelajaran!
3. Sebutkan 6 langkah perencanaan pembelajaran model ASSURE!
4. Jelaskan 5 tahap pengembangan model ADDIE!
5. Sebutkan 4 unsur yang merupakan dasar dalam membuat perencanaan
pembelajaran model Kemp !
6. Apakah perbedaan model pembelajaran Kemp dan Dick & Carrey?
7. Sebutkan kelebihan model pembelajaran Dick & Carrey!
8. Sebutkan 3 fase desain pembelajaran model Hannafin & Peck!
9. Menurut Anda manakah model desain pembelajaran yang paling lengkap?
10. Sebutkan 4 tahap pengembangan bahan ajar model 4D!
A. PENDAHULUAN
Proses Pembelajaran merupakan suatu sistem yang mana untuk pencapaian
standar proses untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dengan
merencanakan program pengajaran lebih baik, terperinci dan terencana. Salah satu
caranya adalah dengan mengembangkan perangkat pembelajaran. Perangkat
pembelajaran merupakan salah satu alat penunjang keberhasilan pembelajaran di
kelas yang berisi mengenai informasi proses pembelajaran di kelas. Perangkat
pembelajaran terdiri dari silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran, media dan
sumber belajar.
Pembangunan pendidikan merupakan bagian internal dalam pembangunan
nasional. Karena pada dasarnya proses pendidikan tidak dapat dipisahkan dari
proses pembangunan nasional itu sendiri. Pembangunan nasional yang dilakukan
diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia agar
berkualitas. Pembangunan dibidang pendidikan merupakan salah satu upaya yang
harus dilakukan untuk mengembangkan SDM.Untuk itu pemerintah
menyelenggarakan pendidikan formal yang akan mengantarkan generasi anak
bangsa untuk mampu menghadapi kompetisi secara global yang tentunya harus di
dukung oleh semua pihak baik pemerintah, lembaga sekolah dan masyarakat.
Didalam proses pendidikan tentunya suatu lembaga sekolah melakukan
rancangan-rancangan baik sistem maupun tatanan dalam suatu lembaga. Proses
pendidikan akan berkasil dipengaruhi oleh guru, murid, dan lembaga terkait. Guru
di tuntut untuk lebih professional dalam tugas-tugasnya yang antara lain harus
bias membuat perangkat pembelajaran dan mampu mengembangkannya sekaligus
mampu menerapkannya.
Perencanaan adalah menyusun langkah-langkah yang akan dilaksanakan
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun
berdasarkan kebutuhan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan
pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat
harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Dalam bab ini akan membahas mengenai pengembangan perencanaan
pembelajaran, yang mencakup pengembangan perangkat pembelajaran yang
pembelajaran IPA SMP dan Biologi SMA.
B. URAIAN MATERI
Perangkat pembelajaran merupakan hal yang harus disiapkan oleh guru
sebelum melaksanakan pembelajaran. Dalam KBBI (2007: 17), perangkat adalah
alat atau perlengkapan, sedangkan pembelajaran adalah proses atau cara
menjadikan orang belajar. Menurut Zuhdan, dkk (2011: 16) perangkat
pembelajaran adalah alat atau perlengkapan untuk melaksanakan proses yang
memungkinkan pendidik dan peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran.
Perangkat pembelajaran menjadi pegangan bagi guru dalam melaksanakan
pembelajaran baik di kelas, laboratorium atau di luar kelas. Dalam Permendikbud
No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
disebutkan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran merupakan bagian dari
perencanaan pembelajaran. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk
silabus dan RPP yang mengacu pada standar isi. Selain itu, dalam perencanaan
pembelajaran juga dilakukan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat
penilaian, dan skenario pembelajaran.
B.1 Silabus
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 65
Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
menjelaskan bahwa silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran
untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus dikembangkan berdasarkan
Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan
menegah sesuai dengan pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu.
Silabus digunakan sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan
pembelajaran.
Silabus untuk mata pelajaran SMA secara umum berisi:
a. Identitas mata pelajaran
b. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas
B.2 RPP
Menurut Permendikbud No. 81A Tahun 2013 tentang Implementasi
Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, bahwa tahap pertama dalam
pembelajaran menurut standar proses yaitu perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Selanjutnya dijelaskan bahwa RPP adalah rencana pembelajaran yang
dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mengacu pada silabus. RPP mencakup beberapa hal yaitu:
(1) Data sekolah, mata pelajaran, dan kelas/ semester;
(2) Materi Pokok;
(3) Alokasi waktu;
(4)Tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi;
(5) Materi pembelajaran; metode pembelajaran;
(6) Media, alat dan sumber belajar;
(7) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran; dan
(8) Penilaian.
1. Mencantumkan Identitas
Terdiri dari: Nama Sekolah, Mata Pelajaran, Kelas, Semester, Standar
Kompetensi, Kompetensi dasar, Indikator dan Alokasi Waktu.
Hal yang perlu diperhatikan adalah:
a. RPP boleh disusun untuk satu kompetensi dasar
b. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator dikutip dari silabus
c. Indikator merupakan:
1) Ciri perilaku (bukti terukur) yang dapat memberikan gambaran bahwa
peserta didik telah mencapai kompetensi dasar.
2) Penanda pencapaian kompetensi dasar yang ditandaioleh perubahan
perilaku yang dapat diukur yaitu mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
3) Dikembangkan sesuai dengan karakteristik peserta didik satuan
pendidikan, dan potensi daerah.
4) Rumusannya menggunakan kerja operasional yang terukur dan atau dapat
diobservasi.
5) Digunakan sebagai dasar untuk menyusun alat penilaia.
d. Alokasi waktu diperhitungkan untuk pencapaian satu kompetensi dasar,
A. Tujuan Pembelajaran
3.8.1.1 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan macam-macam
pencemaran lingkungan.
3.8.2.1 Melalui diskusi peserta didik mampu membedakan pencemaran
pencemaran air, udara, tanah dan suara
3.8.3.1 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya
pencemaran air
3.8.3.2 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya
pencemaran udara
3.8.3.3 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya
pencemaran tanah
3.8.3.4 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan penyebab terjadinya
pencemaran suara
3.8.4.1 Melalui diskusi peserta didik mampu menjelaskan solusi yang dapat
dijadikan sebagai penanggulangan pencemaran air, udara, tanah dan suara
4.8.1.1 Peserta didik mampu membuat poster tentang pencemaran lingkungan
secara berkelompok
B. Kompetensi Dasar
3.8 Menganalisis terjadinya pencemaran lingkungan dan dampaknya bagi
ekosistem
4.8 Membuat tulisan tentang gagasan pemecahan masalah pencemaran di
lingkungannya berdasarkan hasil pengamatan.
D. Materi Pembelajaran :
- pencemaran lingkungan (pencemaran air, udara, tanah dan suara)
G. Langkah-Langkah Pembelajaran
Tahap Alokasi
Langkah-Langkah Aktivitas Pembelajaran
Pelaksanaan Waktu
Pendahuluan Guru memberikan “Pada keadaan sekarang ini lingkungan kita 10 menit
apersepsi sudah banyak mengalami pencemaran, apa itu
pencemaran lingkungan? (4C)
Guru memberikan Guru bertanya kepada peserta didik, “apa
motivasi yang terjadi dengan makhluk hidup yang
berada di lingkungan yang tercemar? (4C)
Guru menyampaikan judul dan tujuan pembelajaran
Kegiatan inti Orientasi peserta didik Guru meminta peserta didik mengamati 60 menit
terhadap masalah salah satu fenomena pencemaran melalui
simulasi ikan yang diletakkan di air bersih
dan air yang tercemar (Mengamati)
Guru membimbing peserta didik untuk
bertanya, apa yang terjadi pada ikan yang
berada di air bersih dan ikan di air yang
tercemar? (Menanya)
(Literasi media)
Organisasi peserta Guru membagi peserta didik dalam
didik beberapa kelompok
Guru memberikan LKPD untuk dikerjakan
masing-masing kelompok
Membimbing Guru meminta peserta didik untuk
penyelidikan individu mendiskusikan LKPD yang telah
dan kelompok dibagikan dan membimbing peserta didik
dalam proses diskusi dan pengumpulan
informasi selama kegiatan pembelajaran
(mengumpulkan informasi) (Literasi
dasar)
Mengembangkan dan Masing-masing kelompok berdiskusi
menyajikan hasil karya mengerjakan LKPD untuk
menginterpretasi data yang diamatinya
Peserta didik mencatat hasil diskusi
(Literasi dasar)/ (4C)
Menganalisa dan Peserta didik mengolah dan menganalisis
mengevaluasi proses data hasil diskusi pada LKPD yang
pemecahan masalah diberikan
Guru meminta peserta didik untuk
mempresentasikan hasil diskusi kepada
seluruh peserta didik dikelas
(mengasosiai dan mengkomunikasikan)
Kegiatan Review dan Guru dan peserta didik mereview hasil 10 menit
Penutup kesimpulan kegiatan pembelajaran dan bersama-sama
menyimpulkan materi pelajaran
Evaluasi Guru memberikan posttest untuk melihat
ketercapaian tujuan pembelajaran
Reward/penghargaan Guru memberikan penghargaan kepada
kelompok yang aktif disaat proses
pembelajaran
Tindak lanjut Guru memberikan tugas kepada peserta didik
untuk membuat tugas produk berupa poster
tentang pencemaran lingkungan
H. Sumber Belajar :
Buku peserta didik IPA Kemendikbud Kelas VII
LKPD non-Eksperimen tentang (organisasi kehidupan)
Buku IPA untuk Kelas VII SMP-MTs Erlangga
Miniatur ekosistem buatan
Ekosistem alami (taman sekolah)
I. Teknik Penilaian :
1. Teknik penilaian dan Instrumen penilaian
No Teknik Penilaian Instrumen Penilaian
1 Tes Tertulis Essay
2 Penilaian Sikap Diskusi Lembar observasi sikap diskusi
3 Penilaian Unjuk Kerja Lembar uji simulasi diskusi
Pekanbaru,
Mengetahui
Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran
C. LATIHAN
1. Mengapa perangkat pembelajaran perlu dikembangkan?
2. Apakah pentingnya perangkat pembelajaran dalam proses pembelajaran?
F. TES FORMATIF
1. Apakah yang dimaksud dengan proses pembelajaran?
2. Perangkat pembelajaran terdiri dari...
3. Silabus untuk mata pelajaran SMA secara umum berisi...
4. Jelaskan langkah-langkah pengembangan silabus!
5. Buatlah 1 contoh RPP pada materi biologi SMA kelas 10!
A. PENDAHULUAN
Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 Pasal 20, guru diharapkan
mampu mengembangkan materi pembelajaran, yang kemudian dipertegas malalui
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007
tentang Standar Proses, yang antara lain mengatur tentang perencanaan proses
pembelajaran yang mensyarat kan bagi pendidik pada satuan pendidikan untuk
mengembangkan rencana pelaksanaan pembel ajaran (RPP). Salah satu elemen
dalam RPP adalah sumber belajar. Dengan demikian, guru diharapkan untuk
mengembangkan bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar.
Selain itu, pada lampiran Permendiknas nomor 16 tahun 2007 tentang
Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, juga diatur tentang berbagai
kompetensi yang harus dimiliki oleh pendidik, baik yang bersifat kompetensi inti
maupun kompetensi mata pelajaran. Bagi guru pada satuan pendidikan jenjang
Sekolah Menengah Atas (SMA), baik dalam tuntutan kompetensi pedagogik
maupun kompetensi profesional, berkaitan erat dengan kemampuan guru dalam
mengembangkan sumber belajar dan bahan ajar.
Dalam bab ini akan membahas mengenai pengembangan perencanaan
pembelajaran, yang mencakup pengembangan LKS dan Bahan ajar yang sesuai
dengan karakteristik dan tujuan pembelajaran IPA SMP dan Biologi SMA.
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang merancang perangkat pembelajaran IPA SMP dan Biologi
SMA. Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi, diharapkan dapat:
1. Menelaah LKS dan Bahan Ajar
2. Merancang LKS IPA SMP dan Biologi SMA
3. Merancang bahan ajar IPA SMP danBiologi SMA
Materi ini berhubungan dengan standar proses dan peranan guru sebagai
pengembang pembelajaran khususnya dalam menyediakan sumber belajar yang
bervariasi dalam proses pembelajaran. Pengembangan sumber belajar oleh guru
sebagai salah satu upaya pengembangan profesi guru.
c. Jenis LKS
Setiap LKS disusun dengan materi-materi dan tugas-tugas tertentu yang
dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu, sehingga LKS memiliki berbagai
bentuk. Menurut Johnstone dan Shavaili dalam Majid dan Rochman (2014: 234)
dilihat dari pendekatan yang digunakan ada 4 bentuk LKS sebagai berikut.
1) LKS ekspositori yang hasil pengamatannya sudah diterapkan
sebelumnya dan prosedurnya telah dirancang guru, siswa hanya
tinggal mengikuti prosedur.
2) LKS inkuiri yang hasil pengamatannya belum ditetapkan
sebelumnya sehingga hasil pengamatan oleh siswa beragam dan
prosedur pada LKS dirancang oleh siswa sendiri.
3) LKS penemuan yakni hasil yang didapatkan sudah ditetapkan
sebelumnya dan prosedur telah dirancang oleh guru.
4) LKS pemecahan masalah yakni hasil dari LKS tersebut ditetapkan
sebelumnya dan prosedur dirancang oleh siswa.
d. Kriteria LKS
Kriteria LKS yang berkualitas yakni dapat menimbulkan minat baca,
ditulis dan dirancang untuk siswa, menjelaskan tujuan intruksional, disusun
berdasarkan pola belajar yang fleksibel, struktur berdasarkan kebutuhan siswa dan
kompetensi akhir yang akan dicapai, memberikan kesempatan pada siswa untuk
berlatih, mengakomodasi kesulitan siswa, memberikan rangkuman, gaya
penulisan komunikatif dan semi formal, mempunyai mekanisme untuk
mengumpulkan umpan balik dari siswa serta menjelaskan cara mempelajari bahan
ajar (Widyantini, 2013: 3). Menurut Rustaman dalam Majid dan Rochman (2014:
234) ciri-ciri yang dimiliki oleh sebuah LKS adalah sebagai berikut.
1) Memuat semua petunjuk yang diperlukan siswa.
Biologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk makhluk hidup. Ada beberapa
cabang ilmu yang dipelajari dalam biologi yaitu, zoologi, botani, mikrobiologi dll.
Dalam biologi, dikenal juga metode ilmiah yang merupakan langkah-langkah untuk
memperoleh fakta mengenai suatu fenomena. Salah satu tempat untuk
melaksanakan kerja ilmiah adalah di laboratorium. Dalam melaksanakan kerja di
laboratorium keselamatan kerja harus diperhatikan.
LKPD
“Pengukuran dengan
menggunakan
termometer dan
tangan”
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama
Nilai :
Kelas/Semester : VII/I
Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Topik : Suhu, Pemuaian dan Kalor
Wacana :
Suhu adalah suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau
dinginnya suatu benda. Konsep suhu berasal dari perasaan kita tentang kepanasan
(kegerahan) dan kedinginan. Karena itu, secara ilmiah kita menyatakan suatu
benda itu panas atau dingin dengan menyentuhnya dengan tangan kita.
Ketika kita menyentuh dua benda, misalnya ember berisi air hangat dan
ember berisi air es, dengan telapak tanganmu maka berdasarkan perasaanmu kamu
dapat menyatakan air mana yang suhunya lebih tinggi. Tentunya, air yang
suhunya lebih tinggi adalah air yang oleh telapak tanganmu terasa lebih panas.
Sumber belajar : - Buku ipa terpadu SMP/MTS kelas VII penerbit Erlangga
-Media elektronik ( web :
http://id.wikipedia.org/wiki/Termometer,
https://alljabbar.wordpress.com/2008/04/07/suhu/)
D. Alat dan Bahan
1. Termometer 2 buah
2. Air
3. Es Batu
4. Pembakar spirtus 1 buah
5. Gelas Ukur 3 buah
6. Kaki tiga dan kasa 1 buah
E. Rancangan Percobaan
F. Langkah Percobaan
6. Isilah air pada gelas ukur. Kemudian didihkan air sampai air menjadi
hangat (pada suhu tertentu)
Termometer 1
Termometer 2
Tangan kiri
Tangan kanan
Kesimpulan
..............................................................................................................................
.................................................................................................................
H. Langkah Percobaan
6. Isilah air pada gelas ukur. Kemudian didihkan air sampai air menjadi
hangat (pada suhu tertentu)
7. Isilah gelas ukur yang lain dengan air leding, dan es batu.
8. Masukkan air hangat tersebut kedalam kalorimeter,kemudian termometer
pertama ke dalam kalorimeter yang berisi air hangat dan termometer kedua
ke dalam gelas ukur
E.Hasil Percobaan
Suhu Air Hangat Suhu Air Suhu Es
(°C ) Ledeng(°C) Batu(°C )
Termometer I
32
68 -1
Termometer II 32
SMA/MA
Contoh modul
DISUSUN OLEH :
1. AULIA WINNAS
2. TRI AYUNI
3. WULAN CRISTINA
PANJAITAN
Puji syukur saya panjatkan pada Allah SWT atas berkat, rahmat dan karunia-Nya saya
dapat menyelesaikan modul untuk kelas XII SMA dengan kajian materi tentang
“Bioteknologi”. Tujuan pembuatan modul ini adalah untuk menambah pengetahuan siswa
mengenai pengertian,sejarah dan pemanfaatan bioteknologi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, tujuan pembuatan modul ini adalah untuk menambah pengetahuan siswa tentang
penerapan bioteknologi dalam kehidupan.
Modul ini terdiri dari beberapa komponen penting, antara lain: petunjuk penggunaan
modul, peta konsep, tujuan pembelajaran, kata kunci, uraian materi, kegiatan praktikum, cari
tahu, link, rangkuman, asah kemampuan dan daftar istilah.
Dengan keterbatasan dalam modul ini, saya mengharapkan saran dan kritik demi
kesempurnaan modul. Semoga modul ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca dan penulis
khususnya.
Penulis
BIOTEKNOLOGI 212
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………...1
Daftar Isi………………………………………..………………………………………3
Petunjuk Penggunaan Modul…………………………………...…………………….4
Tujuan…………………………………………………………..…….………..….…....5
Peta Konsep…………………………………………………………...…………...…...6
Pendahuluan …………………………………………………………………………...7
Kegiatan 1 pengertian bioteknlogi dan sejarah perkembangannya……………………...8
Kegiatan 2 peranan mikroorganisme dalam bioteknologi………………………………17
Kegiatan 3 dampak bioteknologi ……………………………………………………….23
Rangkuman………………………………………………………………..………..….30
Tes Formatif……....…………………………………………………………………....30
Kunci jawaban………………………………………………………………………....32
Daftar Pustaka………………………………………………………………………....33
Glosarium….…………………………………………………………………………...35
BIOTEKNOLOGI 213
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
BIOTEKNOLOGI 214
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
BIOTEKNOLOGI 215
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
PETA KONSEP
bioteknologi
bioteknologi
modern kultur jaringan Bioteknologi dalam
Bidang Pengolahan
Pangan
bioteknologi
konvesional/tradisio analisa genetik
nal Bioteknologi dalam
Bidang Pertanian dan
Perkebunan
seleksi dan
persilangan Bioteknologi
dalam Bidang
Kesehatan
ferementasi
Bioteknologi dalam
Bidang Pengelolaan
Lingkungan
Bioteknologi dalam
Bidang Perternakan
BIOTEKNOLOGI 216
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Pendahuluan
Kita semua pasti telah mengenal dengan baik
bahan pangan seperti tempe, kecap, keju, roti, nata de
coco ataupun yogurt. Bahan-bahan pangan tersebut
dapat dengan mudah kita temui pada pasar-pasar
tradisional maupun pasar modern yang ada di daerah
kita. Tapi tahukah kita, semua bahan pangan tersebut
merupakan produk atau bahan hasil dari suatu proses
yang dikenal dalam ilmu biologi yang bernama
Gambar 8.1 Sumber : jon bioteknologi. Bahan-bahan pangan tersebut memang
Sullivan,commons.wikimedia.org;image.ec21
sejatinya telah ada sejak dahulu, bahkan beberapa dari
makanan tersebut memang berasal dari bangsa
Indonesia, seperti tempe dan tape.
Bahan-bahan pangan tersebut yang merupakan produk hasil bioteknologi,
mengalami suatu proses yang lebih dikenal dengan nama fermentasi. Proses tersebut
memanfaatkan mikroorganisme-mikroorganisme tertentu melalui proses hidupnya. Selain,
produk hasil bioteknologi berupa bahan pangan produk lain seperti jasa juga dapat
dihasilkan melalui proses bioteknologi, baik yang dihasilkan melalui cara tradisional
(konvensional) maupun secara modern. Berikut akan kita pelajari lebih lanjut mengenai
bioteknologi secara lebih mendalam.
BIOTEKNOLOGI 217
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
BIOTEKNOLOGI
Kegiatan belajar I
TUJUAN PEMBELAJARAN:
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian bioteknologi
2. Siswa dapat menjelaskan sejarah perkembangan bioteknologi
3. Siswa Dapat menyebutkan prinsip dasar bioteknologi
BIOTEKNOLOGI 218
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Khususnya penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayasa kimia secara terpadu
mempunyai tujuan untuk mencapai penerapan teknologi dari kemampuan mikroba dan sel
kultur jaringan. Dalam bioteknologi bidang-bidang ilmu yang harus dipelajari antara lain biologi
sel, biokimia, fisiologi, mikrobiologi, genetika, dan biorekayasa secara terpadu untuk
Menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia. Biokimia mempelajari
struktur kimiawi organisme.
Adapun rekayasa genetika adalah aplikasi genetik dengan mentransplantasi gen dari
satu organisme ke organisme lain. Ciri-ciri utama bioteknologi sebagai berikut :
a. Adanya agen biologi berupa mikroorganisme, tumbuhan, atau hewan.
b. Adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri.
c. Produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian
BIOTEKNOLOGI 219
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi makin berkembang setelah kemampuan
INFO mikroorganisme melakukan fermentasi berhasil diselidiki.
Di Penelitian mengenai fermentasi dipelopori oleh Louis Pasteur
ngan bioteknologi sehingga ia dianggap sebagai Bapak Bioteknologi. Semula
di bioteknologi dikembangkan dalam kondisi yang tidak steril
perti
Sekitar tahun 1940 diperkenalkan teknik sterilisasi kultivasi
massa mikroorganisme untuk menjamin bahwa proses biologis
(BPPT), Ilmu tertentu dapat berlangsung tanpa kontaminasi mikroorganisme.
dan Biologi Caranya, dengan terlebih dahulu melakukan sterilisasi media
Molekuler dan bioreaktor serta menggunakan peralatan yang menghindari
masuknya kontaminan sehingga hanya biokatalis yang
diinginkan saja yang ada dalam reaktor. Sedangkan,
perkembangan Bioteknologi secara modern terjadi setelah penemuan struktur DNA sekitar
tahun 1950 yang diikuti dengan penemuan-penemuan lainnya. Penemuan ekspresi gen, enzim
pemotong DNA, menciptakan DNA rekombinan dengan menggabungkan DNA dari dua
organisme yang berbeda, dan kloning merupakan contoh Bioteknologi modern dan tahun
2000 Perampungan Human Genome Project.
No Tahun Penemuan
1. Tahun Pemanfaatan ragi untuk membuat anggur, tapai, akai dan bir
SM
2. 1500 Penggunaan mikroba untuk menghasilkan acetone dan
botanol
3. 1926 Penemuan antibiotic oleh Alexander Pleming
4. 1953 Penemuan struktur DNA oleh Watson dan Crick.
Mekanisme perpindahan informasi genetic
5. 1962 Penemuan enzim restriksi (pemotong DNA)
6. 1972 Penemuan Plasmid sebagai vector
7. 1976 Penemuan gen manusia
8. 2000 Penemuan rekombinasi DNA di laboratorium
Prinsip-prinsip Dasar
KATA-KATA IPA
Prinsip dasar dari bioteknologi adalah menggunakan makhluk
hidup sebagai subjek. Makhluk hidup yang digunakan adalah
Fermentasi
sebagian besar dari golongan mikroorganisme. Mikroorganisme
Bioteknologi
yang dimaksud antara lain jamur ragi, bakteri, dan sebagainya.
DNA
Ada beberapa proses yang merupakan prinsip dasar dari
DNA rekombinan
bioteknologi, yaitu fermentasi, seleksi dan persilangan, analisa
genetik, kultur jaringan, rekombinasi DNA, dan analisa DNA.
BIOTEKNOLOGI 220
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
1. Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi,
terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam
lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.
Fermentasi merupakan proses dasar untuk mengubah suatu bahan menjadi bahan lain dengan
cara sederhana dan dibantu oleh mikroorganisme. Proses fermentasi ini merupakan
bioteknologi sederhana dan sudah dikenal sejak jaman dahulu. Contohnya pembutan roti,
minuman anggur, yoghurt, tuak dan sake.
2. Seleksi dan Persilangan
Proses seleksi dilakukan dengan memenipulasi DNA yang ada pada mikroba, tanaman, atau
hewan agar menjadi mikroba, tanaman, atau hewan dengan sifat yang lebih baik sehingga
apabila disilangkan akan menjadi bibit unggul yang baik untuk masa depan. Contohnya,
ayam Leghorn, sapi ayrshire, padi Cisadane kedelai Muria, dan jagung Metro.
3. Analisa Genetik
Proses ini mempelajari ciri atau sifat dan gen makhluk hidup dari generasi ke generasi untuk
mendapatkan sifat atau ciri yang unggul serta interaksi antara gen dan lingkungan agar
menghasilkan keturunan yang baik.
4. Kultur Jaringan
Kultur jaringan atau biakan jaringan merupakan teknik pemeliharaan jaringan atau bagian
dari individu secara buatan (artifisial)
Jenis-jenis Bioteknologi
1. Bioteknologi Konvensional/Tradisional
BIOTEKNOLOGI 221
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
2. Bioteknologi Modern
BIOTEKNOLOGI 222
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Bioteknologi modern banyak pula digunakan untuk menyem-buhkan penyakit
menurun. Penyembuhan penyakit menurun ini dilakukan dengan jalan menyisipkan gen yang
kurang pada penderita. Proses ini disebut terapi genetik. Tabel diatas menunjukkan contoh-
contoh penyakit menurun dan gen yang disisipkan untuk penyembuhannya. Kopi super juga
sedang diusahakan oleh perusahaan Escagenetics, Amerika Serikat. Oleh perusahaan ini kopi
diubah susunan genetiknya sehingga berubah rasa, kandungan kafein, serta meningkat
proporsi bahan padatnya yang dapat diekstraksi guna pembuatan kopi in- stant yang mudah
larut. Perusahaan lain, Sungene sedang mengembangkan bunga matahari yang memiliki asam
oleat berkadar tinggi yang diduga mampu mencegah penyakit jantung.
Hormon pertumbuhan sapi juga sering digunakan
untuk meningkatkan produksi air susu pada sapi. Sapi-sapi
yang diberi hormon ini dapat meningkat produksi air
susunya sampai 20%. Pada saat sekarang orang masih
melakukan pemupukan pada lahan pertaniannya, karena padi
yang ditanam menghabiskan unsur-unsur hara di dalam
tanah. Di masa depan dengan bioteknologi modern,
dimungkinkan orang menggabung gen tanaman polongan
dengan gen padi, sehingga diharapkan dapat diperoleh padi
yang dapat memupuk sendiri karena mampu mengikat
bakteri yang dapat mengambil nitrogen dari udara.
Sumber: www.geocities.com
Perhatikan Gambar 5.5 Hasil lain dari rekayasa
Gambar 8.7 genetika adalah Tomat Flavr Savr. Tomat ini merupakan
Padi perlu dipupuk dan disiangi,
di masa depan orang akan
makanan hasil modifikasi genetik pertama yang dipasarkan
membuat padi transgenik yang ke konsumen. Ke dalam tomat ini dimasukkan gen ikan mas,
mampu memupuk sendiri
yang dapat mengubah kebiasaan alami tomat untuk melunak
ketika masak, sehingga tomat akan cukup keras selama
transportasi dan penjualan. Pada saat ini yang sedang
KATA-KATA IPA menanti persetujuan dan sedang menanti ijin komersial
adalah (1) kapas, tembakau, kentang, dan kedelai yang tahan
Rekaya genetika
herbisida; (2) kapas, tembakau, apel yang tahan hama, (3)
Kultur jaringan
jeruk, semangka, jagung, ketimun, pepaya, kentang yang
anti virus. Hasil lain dari rekayasa genetika adalah Tomat
Flavr Savr. Tomat ini merupakan makanan hasil modifikasi
genetik pertama yang dipasarkan ke konsumen. Ke dalam
tomat ini dimasukkan gen ikan mas, yang dapat mengubah
kebiasaan alami tomat untuk melunak ketika masak,
sehingga tomat akan cukup keras selama transportasi dan
penjualan.
Pada saat ini yang sedang menanti persetujuan dan
sedang menanti ijin komersial adalah
(1) kapas, tembakau, kentang, dan kedelai yang tahan
herbisida;
(2) kapas, tembakau, apel yang tahan hama,
(3) jeruk, semangka, jagung, ketimun, pepaya, kentang yang
anti virus.
BIOTEKNOLOGI 223
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Kultur Jaringan
SOAL LATIHAN
BIOTEKNOLOGI 224
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Perbedaan bioteknologi konvensional dengan bioteknologi modern
Jika kita bandingkan antara bioteknologi konvensional dengan bioteknologi modern, terdapat
beberapa perbedaan pokok seperti yang tercantum pada table .
No. Perbedaan Bioteknologi Bioteknologi modern
konvensional
TUGAS
MANDIRI
BIOTEKNOLOGI 225
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Kegiatan belajar 2
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dapat menjelaskan peranan mikroorganisme dalam bioteknologi.
2. Dapat melakukan percobaan peran mikroorganisme dalam pembuatan tempe
BIOTEKNOLOGI 226
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Mikroorganisme lain yang juga berperan dalam
menghasilkan jenis makanan antara lain :
1. Aspergillus oryzae atau Aspergillus soyae bersama
Saccharomyces rouxii atau Pediococcus soyae atau Torulopsis
sp digunakan dalam pembuatan kecap. Mikroorganisme tersebut
mengubah campuran kedelai dan padi-padian menjadi kecap
Tahukah kamu bahwa (Indonesia), Shoyu (Jepang), Chiang-yu (Cina) , dan soy-sauce
sebagian dari makanan (Eropa).
ringan (snack) yang 2. Aspergillus wentii digunakan untuk memfermentasikan biji-
digemari anak-anak bijian, kedelai, dan garam menjadi tauco.
dibuat dari 3. Rhizopus oryzae, R. oligosporus, R. stolonifer, R.
mikoprotein?
Dibandingkan dengan
chlamydosporus dimanfaatkan oleh orang untuk
protein hewan, memfermentasikan kedelai yang sudah dikupas kulitnya.
produksi mikoprotein Miselium jamur tersebut akan mengikat keping-keping biji
memiliki beberapa kedelai membentuk produk yang disebut tempe.
keuntungan, 4. Makanan lain yang dibuat menggunakan jasa
misalnya proses mikroorganisme melalui proses fermentasi adalah oncom
pembuatannya cepat. (Neurospora), tape (Aspergillus oryzae, Saccharomyces,
Sebagai contoh 1 kg
Rhizopus sp., Hansenula sp., dan Torulopsis, sp.); roti, kue,
pakan untuk sapi
menghasilkan 14 gram
anggur, dan bir, (Saccharomyces), serta keju, mentega,
protein dalam 68 gram yoghurt (Streptococcus lactis).
daging. Jamur Fusarium
graminearum,
menghasilkan 136 gram
protein di dalam 1080
gram massa sel basah
yang terbuat dari 1 kg
BIOTEKNOLOGI 227
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
TUGAS
MANDIRI
Buatlah tulisan atau artikel ilmiah tentang pembuatan produk makanan yang
menggunakan bantuan mikroorganisme, khususnya yang berada dekat rumahmu.
Kumpulkan tugas tersebut kepada guru untuk diberikan tanggapan.
2. Penghasil obat
Berbagai macam mikroorganisme bermanfaat sebagai penghasil
obat-obatan, contohnya Penicillium menghasilkan zat antibiotik
INFO
yang mematikan mikroorganisme lain, disebut penisilin. Penisilin
Di Jepang, kegiatan
bioteknologi mampu sangat penting karena dapat memberantas berbagai penyakit
menghasilkan enzim
pencernaan yang
diperlukan oleh infeksi. Namun, ada beberapa jenis bakteri yang kebal terhadap
penderita kencing
manis (diabetes penisilin karena dapat menghasilkan enzim yang dapat
melitus).
Sumber :
menghambat kerja penisilin.
3. Penghasil energi
Salah satu energi yang dikembangkan melalui bioteknologi saat
ini adalah biogas. Biogas merupakan gas metana yang diproduksi
oleh mikroorganisme di dalam medium kotoran ternak. Kotoran
BIOTEKNOLOGI 228
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
5. Pengurai limbah
Pengolahan limbah secara biologis merupakan pengolahan limbah dengan
menggunakan bakteri untuk mencerna limbah tersebut. Pengolahan limbah dengan cara ini
tidak membutuhkan biaya yang besar dan lebih ramah lingkungan. Limbah industri harus
diolah terlebih dahulu melalui Unit Pengolahan Limbah (UPL) sebelum dikeluarkan ke
lingkungan agar tidak terjadi pencemaran. Dalam UPL biologis, bakteri pencerna dimasukkan
ke dalam bak berisi limbah yang diberi aerator (alat pemasok udara) untuk memasukkan
oksigen yang berguna untuk pernapasan bakteri secara aerobik. Limbah akan terurai dan
dapat dibuang ke lingkungan setelah air dipisahkan dari endapan limbah yang tidak
berbahaya.
6. Penghasil PST (Protein Sel Tunggal)
PST sangat menguntungkan karena dapat digunakan sebagai
sumber protein. Hal ini disebabkan karena:
1) Secara umum, organisme dapat membelah diri dengan cepat.
2) Tidak memerlukan lahan yang terlalu luas.
3) Dapat hidup di tempat limbah buangan, seperti
selulosa, limbah minyak bumi, atau limbah organik yang lain.
4) Mikroorganisme fotosintetik seperti ganggang dapat
memanfaatkan energi cahaya untuk digunakan sebagai penghasil
PST. Contoh protein sel tunggal adalah Spirulina dan Chorella.
SOAL LATIHAN
BIOTEKNOLOGI 229
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
PEMBUATAN TEMPE
Tujuan :
1. Siswa dapat membuat produk konvensional (tempe).
2. Melalui praktikum siswa dapat menjelaskan organisme mikroorganisme yang berperan
dalam pembuatan tempe.
Teori singkat :
Bioteknologi memiliki pengertian penerapan prinsip-prinsip biologi, biokimia dan
rekayasa dalam pengolahan bahan dengan memanfaatkan agensia jasad hidup dan komponen-
komponennya untuk menghasilkan barang dan jasa. Penerapan bioteknologi dalam bidang
pangan contohnya adalah pada pembuatan tempe. Tempe adalah makanan yang dibuat dari
fermentasi biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberpa jenis kapang
(jamur) Rhizopus. Seperti Rhizopus oligosporus, Rh oryzae, Rh arrizhus. Sedian fermentasi ini
disebut dengan ragi tempe.
BIOTEKNOLOGI 230
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Cara kerja :
BIOTEKNOLOGI 231
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Pertanyaan :
BIOTEKNOLOGI 232
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
menjuntai ke bawah. Kemudian, air yang telah dicampur dengan unsur-unsur hara
disemprotkan sehingga akar-akar bisa menyerapnya. Biasanya, penanaman sayur-sayuran
menggunakan teknik ini.
3. Di bidang kedokteran
a. Diagnosis penyakit
Bab baru dalam diagnosis penyakit infeksi telah dibuka oleh
KATA-KATA IPA teknologi DNA, khususnya dalam pemanfaatan PCR dan probe
Transformasi asam nukleat berlabel untuk menelusuri patogen – patogen
biologis
tertentu. Misalnya, karena urutan DNA HIVdiketahui, PCR dapat
Aseton
Alel resesif digunakan untuk memperkuat ( mengamplifikasi), dan kemudian
Terapi gen
mendeteksi, DNA HIV dalam sampel darah atau jaringan. Hal ini
sering merupakan cara terbaik untuk mendeteksi suatu infeksi yang
tidak tampak.
Saintis kedokteran sekarang dapat mendiagnosis ratusan kelainan
genetik manusia dengan menggunakan teknologi DNA. Mereka
dapat mengidentifikasi semakin banyak individu yang mempunyai
penyakit genetik sebelum munculnya gejala, atau bahkan sebelum
lahir. Ada kemungkinan juga untuk mengidentifikasi karrier
(pembawa) alel resesif yang secara potensial berbahaya, namun
tanpa gejala – gejala. Gen – gen telah diklon untuk banyak
penyakit manusia, termasuk hemofilia, fenilketonuria (PKU-
phenylketonuria), fibrosis sistik, dan distrofi otot Duchenne.
b. Terapi gen manusia
Teknik – teknik yang disempurnakan untuk manipulasi gen yang
dikombinasikan dengan pemahaman yang mendalam atas fungsi
gen dalam tubuh, mungkin suatu ketika membuat para saintis
kedokteran dapat memperbaiki kelainan genetik dalam suatu
individu. Upaya – upaya pada terapi gen manusia belum
menghasilkan manfaat pada pasien yang bisa dibuktikan,
bertentangan dengan beberapa pengakuan dalam media populer.
Akan tetapi, untuk setiap kelainan genetik yang bisa ditelusuri
hingga ke alel rusak tunggal, seharusnya secara teoritis ada
BIOTEKNOLOGI 233
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
kemungkinan untuk mengganti atau melengkapi alel rusak itu
dengan alel yang masih berfungsi normal dengan menggunakan
teknik DNA rekombinan.
Dari percobaan terapi gen yang sekarang sedang dilakukan pada
manusia, terapi yang paling menjanjikan ialah terapi yang
melibatkan sel sumsum tulang tetapi tidak harus ditujukan untuk
memperbaiki kelainan genetik. Misalnya, sejumlah peneliti sedang
berusaha untuk mempertinggi kemampuan sel imun untuk
melawan sel kanker; tujuan lain adalah untuk merekayasa sel imun
yang resisten terhadap HIV. Sebagian besar percobaan saat ini
masih dalam taraf pendahuluan, yang didesain untuk menguji
keamanan dan kelayakan prosedur dan bukan berupaya untuk
menyembuhkan.
BIOTEKNOLOGI 234
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
jenis vaksin tradisional untuk penyakit yang disebabkan oleh virus,
antara lain:
1. Partikel virus yang virulen yang dikurangi keganasannya secara
kimiawi maupun fisik.
2. Virus aktif, tapi tidak patogen. Kedua virus tersebut merangsang
tubuh menghasilkan antibodi untuk melawan penyakit. Sekarang
telah dilakukan modifikasi vaksin melalui bioteknologi, antara
lain:
1. DNA rekombinan dapat menggerakkan pembuatan suatu protein
khusus dalam jumlah besar dari selubung protein virus, bakteri, dan
mikroba lain. Protein ini dapat memicu terbentuknya respon
kekebalan untuk melawan penyakit.
2. Rekayasa genetika dapat digunakan untuk memodifikasi genom
patogen sehingga menjadi lemah. Vaksinasi dengan makhluk hidup
yang lemah lebih efektif dari protein vaksin.
SOAL LATIHAN
kegiatan belajar 3
TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Dapat menjelaskan dampak positif dari bioteknologi.
2. Dapat menganalisis dampak negative bioteknologi
3. Dapat mengaitkan dampak dari bioteknologi dalam kehidupan.
BIOTEKNOLOGI 235
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
1.Dampak positif
BIOTEKNOLOGI 236
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Selain itu, di bidang kesehatan manusia terdapat kemungkinan
produk gen asing, seperti, gen cry dari bacillus thuringiensis
maupun bacillus sphaeericus, dapat menimbulkan reaksi alergi
pada tubuh mausia, perlu di cermati pula bahwa insersi
(penyisipan) gen asing ke genom inang dapat menimbulkan
interaksi antara gen asing dan inang produk bahan pertanian dan
kimia yang menggunakan bioteknologi.
Tidak semua masyarakat menerima bioteknologi, karena
menganggap melawan kodrat alam. Padahal sebenarnya para ahli
hanya mencontoh peristiwa yang terjadi di alam. Bioteknologi
yang menimbulkan kontroversi misalnya bayi tabung, pengklonan
manusia dan transplantasi organ. Belum ada hukum yang
mengikuti perkembangan bioteknologi,
BIOTEKNOLOGI 237
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
BIOTEKNOLOGI 238
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
RANGKUMAN
1. Bioteknologi merupakan suatu bentuk interaksi antara biologi dengan teknologi yang
mencakup semua jenis produksi melalui proses transformasi biologis.
2. Bioteknologi dalam arti konvensional adalah teknologi yang menggunakan bahan hayati atau
sejenisnya guna menghasilkan barang atau jasa dalam skala industri sebagai pemenuhan
kebutuhan manusia.
3. Bioteknologi dalam arti modern adalah teknologi yang menggunakan bahan hayati yang
telah direkayasa secara invitro guna menghasilkan barang atau jasa dalam skala industri
sebagai pemenuhan kebutuhan manusia.
4. Perkembangan bioteknologi dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu:
a) perkembangan bahan makanan;
b) perkembangan di bawah kondisi nonsteril;
c) perkembangan di bawah kondisi steril; dan
d) perkembangan pada keilmuan baru.
5. Perkembangan bioteknologi pada keilmuan baru meliputi: penelitian tentang enzim,
rekayasa genetika, kultur jaringan, pengindraan molekuler, rancang bangun alat mikroba,
bayi tabung, tanaman transgenik, dan hibridoma.
6. Peran bioteknologi dalam bidang sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat (salingtemas)
hakikatnya adalah peran rekayasa mikroorganisme dalam bidang bahan makanan,
kesehatan, pertanian, lingkungan, dan industri.
UMPAN BALIK
Setelah mempelajari mengenai bioteknologi, tentu kalian sudah memahami dan mampu
menjelaskan mengenai hal berikut.
1. Pengertian bioteknologi.
2. Peran bioteknologi pada salingtemas.
3. Implikasi bioteknologi.
Apabila kalian belum memahami dan menguasai materi tersebut secara baik,
pelajarilah kembali. Carilah referensi sebanyak mungkin dan mintalah bimbingan guru.
BIOTEKNOLOGI 239
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
BIOTEKNOLOGI 240
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Pediococcus soyae digunakan dalam C. Hansenula sp
pembuatan ...... D. Aspergillus wentii
A. Kecap
B. Tape 14. Makanan lain yang dibuat
C. Tempe menggunakan jasa mikroorganisme
D. Tauco melalui proses fermentasi kecuali ....
A. Tape
12. Rhizopus oryzae, R. oligosporus, R. B. Roti
stolonifer, R. Chlamydosporus C. Selai
dimanfaatkan oleh orang untuk D. Mentega
membuat .......
A. Tape 15. Antibiotik penisilin diperoleh dari
B. Tauco isolasi ….
C. Tempe A. Bakteri
D. Kecap B. Virus
C. Khamir
13. Mikroorganisme yang digunakan untuk
D. Jamur
membuat tauco adalah ….
A. Aspergillus soyae
B. Saccharomyces rouxii
Isian singkat :
1. Streptococcus thermophiles adalah Mikroorganisme yang membantu dalam
pembuatan keju mozzarella yang terbuat dari bahan baku ……
2. Yoghurt merupakan minuman yang terbuat dari susu berkadar lemak rendah yang
diasamkan. Bakteri ………… digunakan untuk meningkatkan keasamannya.
3. Jamur Fusarium venenatum atau Fusarium graminearumdapat
menghasilkan……………. Yang dikategorikan sama dengan PST (protin sel tunggal).
4. Asam glutamat digunakan untuk pembuatan…………. Atau vetsin yang digunakan
sebagai penyedap rasa makanan.
5. Pembuatan nata de coco dibantu oleh mikroorganisme ………yang terbuat dari bahan
baku air kelapa.
BIOTEKNOLOGI 241
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Kunci jawaban
1. A
2. D
3. D
4. D
5. A
6. D
7. B
8. C
9. D
10. C
11. A
12. C
13. C
14. C
BIOTEKNOLOGI 242
MODUL PEMBELAJARAN SMA/MA BIOTEKNOLOGI
Kunci jawaban :
1. Susu sapi/kerbau
2. Streptococcus thermophiles
3. mikoprotein (mycoprotein)
4. MSG (monosodium glutamate)
Acetobacter xylinum
Daftar Pustaka
Campbell, Neil A., Jane B. Reece, Lawrence G Mitchell.2000. Biologi Edisi Kelima Jilid 1.
Jakarta : Erlangga
Istamar Syamsuri, Dkk, 2006. Biologi Untuk SMA Kelas XII 3B, Erlangga Jakarta
Rachmawati, Faidah., Nurul Urifah, Ari Wijayanti. Biologi. Jakarta : Ricardo publishing
Riandari, Henny. 2007. Sains Biologi 3. Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
GLOSARIUM
Aseton : senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar
Bioteknologi : aplikasi organisme atau bagian tubuh organisme ke dalam teknologi untuk
menghasilkan sesuatu yang bermanfaat.
Butanol : digunakan sebagai bahan bakar di mesin pembakaran dalam. Karena rantai
hidrokarbonnya lebih panjang, maka bersifat pada umumnya bersifat non-
polar.
Fermentasi : proses yang mengacu pada mikroorganisme untuk memecah bahan
organik untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan untuk tetap hidup,
dan membuat senyawa organik seperti alkohol dan asam organik, serta
senyawa anorganik seperti karbon dioksida dan hidrogen.
Gliserol : sebuah komponen utama dari semua lemak dan minyak, dalam bentuk
ester yang disebut gliserida. Molekul trigliserida terdiri dari satu molekul
gliserol dikombinasikan dengan tiga molekul asam lemak.
Konvensional : adalah suatu bentuk sifat untuk hal-hal yang normal, biasa, dan mengikuti
cara yang diterima secara umum.
Kultur
jaringan : adalah suatu metode untuk mengisolasi bagian dari tanaman seperti
sekelompok sel atau jaringan yang ditumbuhkan dengan kondisi aseptik,
sehingga bagian tanaman tersebut dapat memperbanyak diri tumbuh
menjadi tanaman lengkap kembali.
Mutagenesis : adalah suatu usaha pemuliaan galur mikroorganisme dengan cara memberi
perlakuan tertentu terhadap sel mikroorganisme sehingga terjadi
perubahan dalam genotip maupun fenotipnya
Terapi genetic : suatu teknik terapi yang digunakan untuk memperbaiki gen-gen mutan
(abnormal/cacat) yang bertanggung jawab terhadap terjadinya suatu
penyakit.
Transformasi
biologis : sebuah proses perubahan secara berangsur-angsur sehingga sampai pada
tahap ultimate, perubahan yang dilakukan dengan cara memberi respon
terhadap pengaruh unsur eksternal dan internal yang akan mengarahkan
perubahan dari bentuk yang sudah dikenal sebelumnya melalui proses
menggandakan secara berulang-ulang atau melipatgandakan.
Rekombinasi
DNA : adalah suatu bentuk DNA buatan yang dibuat dengan cara
menggabungkan atau merekombinasi dua atau lebih untaian benang DNA
yang dalam keadaan normal tidak berpasangan atau terjadi bersama.
Respirasi
anaerobic : identik dengan fermentasi, terutama di jalur glikolitik, namun etanol dan
karbon dioksida terbentuk sebagai produk limbah dalam fermentasi.
Vaksin : bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif
terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi
pengaruh infeksi oleh organisme alami atau liar.
D. RANGKUMAN
Bahan ajar merupakan segala bahan (baik informasi, alat, maupun
teks) yang disusun secara sistematis, yang menampilkan sosok utuh dari
kompetensi yang akan dikuasai peserta didik dan digunakan dalm proses
pembelajaran dengan tujuan perencanan dan penelaahan implementasi
pemebelajaran. Misalnya buku pelajaran, modul, handout, LKS, model atau
market, bahan ajar audio, bahan ajar interaktif, dan sebagainya. Fungsi bahan
ajar bagi siswa yaitu bahan cetak (printed) anatara lain handout, buku, modul,
bahan ajar dengar (audio) seperti video compact disk, film, dan bahan ajar
interaktif (interactive teaching material) seperti compact disk interaktif.
Enam komponen yang perlu ada di dalam sebuah bahan ajar yaitu petunjuk
belajar, kompetensi yang akan dicapai, Informasi pendukung, latihan-latihan,
petunjuk kerja atau lembar kerja, dan evaluasi.
E. DAFTAR BACAAN
Kaymacki, S. 2012. “ A Review Of Studies On Worksheets In Turkey”.
Jurnal of US-China Education Review. Vol. 1 Hal 57-64.
Majid, A. 2011. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
offset.
. 2014. Implementasi Kurikulum 2013; Kajian Teoritis Dan Praktis.
Bandung: Interes Media.
Majid, A. dan C. Rochman. 2014. Pendekatan Ilmiah dalam Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Ozmen, H dan N. Yildrim. 2005. Effect of work sheets on student’s success:
acids and bases sample. Journal Of Turkish Science Education 2(2): 10-
21.
Sanaky, H. A. H. 2011. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Kaukaba.
Trianto. 2008. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
Widyantini, T. 2013. “Penyusunan Lembar Kegiatan Siswa (LKS) Sebagai
Bahan Ajar”. Artikel. Yogyakarta: PPPPTK Matematika.
Widjajanti, E. 2008. “ Kualitas Lembar Kerja Siswa”. Makalah disajikan
dalam Kegiatan Pengabdian Masyarakat FMIPA UNY, Jogjakarta, 22
Agustus.
F. TES FORMATIF
1. Jelaskan pentingnya bahan ajar dalam proses pembelajaran!
2. Sebutkan contoh bahan ajar!
3. Sebutkan fungsi bahan ajar bagi guru!
4. Sebutkan fungsi bahan ajar bagi siswa!
5. Sebutkan 6 komponen yang perlu ada dalam sebuah bahan ajar!
6. Jelaskan pentingnya LKS dalam proses pembelajaran!
7. Jelaskan langkah-langkah pengembangan LKS!
A. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi beberapa tahun belakangan ini
berkembang dengan kecepatan yang sangat tinggi, sehingga dengan pekembangan
ini telah mengubah paradigma masyarakat dalam mencari dan mendapatkan
informasi, yang tidak lagi terbatas pada informasi surat kabar, audio visual, dan
elektronik, tetapi juga sumber-sumber informasi lainnya yang salah satu
diantaranya melalui jaringan internet.
Salah satu bidang yang mendapat dampak yang cukup berarti dengan
perkembangan teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya
pendidikan merupakan suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik
kepada peserta didik yang berisi informasi-informasi pendidikan, yang memiliki
unsur-unsur pendidik sebagai sumber informasi, media sebagai sarana penyedian
ide, gagasan dan materi pendidikan serta peserta didik itu sendiri (Oetomo dan
Priyogutomo, 2004), beberapa bagian unsur ini mendapat sentuhan media teknolgi
informasi, sehingga mencetuskan lahirnya ide tentang e-learning (Utomo, 2001).
Media pembelajaran adalah salah satu unsur yang memegang peranan penting
dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran sebagai salah satu sumber
belajar dapat membantu guru memperkaya wawasan siswa. Berbagai bentuk dan
jenis media pembelajaran yang digunakan oleh guru akan menjadi sumber ilmu
pengetahuan bagi siswa.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, dan rangsangan kegiatan belajar
dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan
media pembelajaran pada tahap orientasi pembelajaran akan sangat membantu
keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran.
Semakin sadarnya orang akan pentingnya media yang membantu pembelajaran
sudah mulai dirasakan. Pengelolaan alat bantu pembelajaran sudah sangat
dibutuhkan. Bahkan pertumbuhan ini bersifat gradual.
Metamorfosis dari perpustakaan yang menekankan pada penyediaan meda
cetak, menjadi penyediaan-permintaan dan pemberian layanan secara multi-
sensori dari beragamnya kemampuan individu untuk menyerap informasi,
B. URAIAN MATERI
B.1 Pengertian Media Pembelajaran
Secara etimologi, kata media berasal dari bahasa latin medius, dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti perantara atau pengantar.
Sedangkan dalam bahasa Arab media diartikan wasaala,yang artinya perantara
atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Adapun secara
terminologi (istilah), beberapa tokoh mengemukakan pengertian media
pembelajaran sebagai berikut :
a. Gagne (dalan Sadiman dkk, 1993 : 1) menyatakan, bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dan lingkungannya.
b. Gerlach dan Ely (1971) mengatakan, media adalah manusia, materi,
atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa
mampu memperoleh pengtahuan, keterampilan, atau sikap. Dlam
pengertian ini, guru, buku teks, ddan lingkungan sekolah merupakan
media.
c. Heinich dkk (1982) mengemukakan istilah medium sebagai perantara
yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi televisi,
film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-
bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media.
Selain itu, kontribusi media pembelajaran menurut Kemp and Dayton, 1985:
c) Evaluasi Lapangan
Evaluasi lapangan adalah tahap akhir dari evaluasi formatif yang perlu
dilakukan. Evaluasi lapangan diusahakan situasinya semirip mungkin dengan
situasi sebenarnya. Setelah melalui dua tahap evaluasi di atas tentulah media yang
dibuat sudah mendekatki kesempurnaan. Namun dengan hal itu masih harus
dibuktikan. Melalui evaluasi lapangan inilah, kebolehan media yang kita buat itu
diuji. Dalam melakukan evaluasi lapangan seorang designer memilih sekitar 30
orang siswa sambil memperhatikan beragam karakteristik seperti kepandaian,
kelas sosial, latar belakang, jenis kelamin, usia, kemajuan belajar, dan lain
sebagainya sesuai dengan karakteristik sasaran.
Jika semua langkah-langkah tersebut telah dilakukan dan telah dianggap
tidak ada lagi yang perlu direvisi, maka langkah selanjutnya adalah media tersebut
siap untuk diproduksi. akan tetapi bisa saja terjadi setelah dilakukan produksi
ternyata setalah disebarkan atau disajikan ada beberapa kekurangan dari aspek
materi atau kualitas sajian medianya (gambar atau suara) maka dalam kasus
seperti ini dapat pula dilakukan perbaikan (revisi) terhadap aspek yang dianggap
kurang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kesempurnaan dari media yang
dibuat, sehingga para penggunanya akan mudah menerima pesan-pesan yang
disampaikan melalui media tersebut.
d. Alat Evaluasi Pembelajaran.
Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan
incidental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana,
sistematis, dan berdasarkan atas tujuan yang jelas. Secara umum ada empat jenis
evaluasi, yaitu:
B. Penilaian Sikap
Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka) yang terkait dengan
kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Sikap juga sebagai
ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Sikap
dapat dibentuk, sehingga terjadinya perilaku atau tindakan yang diinginkan. Sikap
terdiri dari tiga komponen, yakni: afektif, kognitif, dan konatif. Komponen afektif
adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu
objek. Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang
mengenai objek. Adapun komponen konatif adalah kecenderungan untuk
berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran
objek sikap. Penilaian sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara atau teknik.
Teknikteknik tersebut antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan
laporan pribadi.
a. Observasi Perilaku: Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan
kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal.
C. Penilaian Tertulis
Penilaian secara tertulis dilakukan dengan tes tertulis. Tes Tertulis
merupakan tes dimana soal dan jawaban yang diberikan kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal peserta didik tidak selalu merespon
dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat juga dalam bentuk yang lain seperti
memberi tanda, mewarnai, menggambar dan lain sebagainya. Ada dua bentuk soal
tes tertulis, yaitu:
1. Soal dengan memilih jawabana
b. pilihan ganda
c. dua pilihan (benar-salah, ya-tidak)
d. menjodohkan
2. Soal dengan mensuplai-jawaban.
a. isian singkat atau melengkapi
b. uraian terbatas
c. uraian obyektif/non obyektif
d. uraian terstruktur/nonterstruktur .
D. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses pembuatan dan kualitas
suatu produk. Penilaian produk meliputi penilaian kemampuan peserta didik
membuat produk-produk teknologi dan seni Pengembangan produk meliputi 3
(tiga) tahap dan setiap tahap perlu diadakan penilaian melalui langkah berikut.
1. Tahap persiapan, meliputi: penilaian kemampuan peserta didik dan
merencanakan, menggali, dan mengembangkan gagasan, dan mendesain
produk.
2. Tahap pembuatan produk (proses), meliputi: penilaian kemampuan peserta
didik dalam menyeleksi dan menggunakan bahan, alat, dan teknik.
3. Tahap penilaian produk (appraisal), meliputi: penilaian produk yang
dihasilkan peserta didik sesuai kriteria yang ditetapkan. Penilaian produk
biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.
Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk,
biasanya dilakukan pada tahap appraisal.
E. Penilaian Projek
Penilaian projek dilakukan mulai dari perencanaan, proses pengerjaan,
sampai hasil akhir projek. Untuk itu, guru perlu menetapkan hal-hal atau tahapan
yang perlu dinilai, seperti penyusunan disain, pengumpulan data, analisis data,
dan penyiapkan laporan tertulis. Laporan tugas atau hasil penelitian juga dapat
disajikan dalam bentuk poster. Pelaksanaan penilaian dapat menggunakan
alat/instrumen penilaian berupa daftar cek ataupun skala penilaian.
Contoh poster
F. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta
didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta
didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik.
KESIMPULAN.
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan di atas, dapat diambil
beberapa kesimpulan, diantaranya :
1. Perbedaan istilah Stategi, Metode dan Media Pembelajaran. Strategi
Pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih atau digunakan oleh
seorang guru untuk menyampaikan materi pelajaran, sehingga akan
memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat dikuasainya diakhir kegiatan belajar. Metode
pembelajaran merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh
seorang guru agar terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai
tujuan. Media pembelajaran adalah semua alat (bantu) atau benda yang
digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk
menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber belajar (guru
maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini peserta didik
ataupun warga belajar). Pesan (informasi) yang disampaikan melalui
media dalam bentuk isi/materi pengajaran itu harus dapat diterima oleh
penerima pesan (peserta didik)
2. Kriteria Pemilihan Strategi, Metode, Media dan Evaluasi Pembelajaran.
a. Kriteria pemilihan strategi pembelajaran yang disampaikan oleh Mager
(1977) adalah 1) Berorientasi pada tujuan, 2) teknik atau metode
pembelajaran sesuai dengan keterampilan, 3) gunakan media pembelajaran
yang dapat member rangsangan kepada peserta didik. Sedangkan Gerlach
dan Ely (1990:173) memberikan criteria tentang pemilihan strategi
pembelajaran, yaitu efisien, efektivitas, keterlibatan peserta didik.
b. Mengenai kriteria yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode
mengajar adalah sebagai berikut: anak didik, tujuan yang hendak dicapai,
situasi, fasilitas, guru dan materi.
c. Arif S Sadiman (1986:86) ada tiga model/pendekatan yang dapat
dijadikan kriteria dalam pemilihan media yang akan digunakan yaitu:
pendekatan Flowchart, pendekatan Matriks, pendekatan Checklist.
Sedangkan Prof, Drs Hartono Kasmadi, M.Sc, memilih media pendidikan
C. LATIHAN
1.Jelaskan kriteria pemilihan media pembelajaran!
2.Jelaskan tujuh teknik penilain!
D. RANGKUMAN
Media pembelajaran setiap tahun selalu mengalami perkembangan, karena
masing–masing media itu mempunyai kelemahan, berdasarkan penggunaannya
perlu diadakan penemuan media baru dan pemanfaatan media yang telah
diperbaharui. Karena peserta didik cepat merasakan kebosanan, saat menerima
F. TES FORMATIF
1.Apakah yang dimaksud dengan media pembelajaran?
2.Apakah fungsi media dalam proses pembelajaran?
3.Jelaskan kriteria pemilihan media pembelajaran!
4.Jelaskan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan
program media pembelajaran!
5.Jelaskan 4 unsur pokok yang harus dimiliki dalam tujuan pembelajaran!
6.Jelaskan 3 tahapan dalam mengevaluasi atau menilai media pembelajaran!
7.Jelaskan jenis-jenis evaluasi!
8.Jelaskan instrumen yang digunakan dalam penilaian unjuk kerja!
A. PENDAHULUAN
Guru atau pendidik yang baik adalah mereka yang berhasil membawa
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dan
memperoleh hasil yang baik sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam suatu
pendidikan. Untuk mencapai efektifitas suatu pembelajaran, tentunya dibutuhkan
seorang guru profesional yang betul-betul memahami tentang bagaimana
melaksanakan suatu pembelajaran dengan baik, serta memiliki
ketrampilan (skill) dasar mengajar yang baik sebelum melaksankan tugas sebagai
seorang pendidik atau guru. Keprofesionalisme seorang pendidik dapat diperoleh
dari pelatihan serta pengalaman belajar. Pelatihan dan pengalaman itu sendiri
dapat diperoleh antara lain dengan mengikuti pengajaran micro (micro teaching).
Pengajaran micro memiliki tujuan untuk membekali para calon pendidik
(guru) agar memiliki beberapa keterampilan dasar dalam mengajar, serta dapat
mendalami makna dan strategi yang akan digunakan pada suatu proses
pembelajaran. Tenaga pendidik (guru) tentunya harus terus berlatih keterampilan
tersebut satu demi satu.
Oleh karena itu, pengajaran mikro sangat dibutuhkan oleh seorang calon
tenaga pendidik (guru) dalam bentuk peer teaching dengan harapan agar para
calon pendidik sekalius dapat menjadi pengamat bagi teman sesama calon
pendidik, untuk saling memberikan koreksi dan masukan mengenai penguasaan
keterampilan dasar mengajar yang dimilikinya.
Dalam bab ini akan membahas mengenai pengembangan perencanaan
pembelajaran, yang mencakup pengembangan perangkat pembelajaran yang
termasuk didalamnya mengenai prinsip umum dan khusus pengembangan serta
model-model pengembangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan
tujuan pembelajaran IPA SMP dan Biologi SMA.
Setelah mempelajari bab ini anda diharapkan dapat mengetahui dan
memahami tentang merancang perangkat pembelajaran IPA SMP dan Biologi
SMA. Adapun secara khusus indikator pencapaian kompetensi, diharapkan dapat
melaksanakan pembelajaran mikro.
Materi ini berhubungan dengan praktik pembelajaran khususnya
pembelajaran mikro dilaksanakan pada pembelajaran terbatas sejawat
B. URAIAN MATERI
B.1 Latar Belakang Pengajaran Mikro
Pembelajaran merupakan suatu proses yang kompleks karena melibatkan
beberapa unsur atau komponen secara terpadu untuk mencapai tujuan.
Ketrampilan seorang guru selain menguasai materi juga harus menguasai
ketrampilan sebagai berikut :
a. Ketrampilan membuka dan menutup pelajaran
b. Ketrampilan menghadapi siswa
c. Ketrampilan menggunakan metode dan media secara tepat
d. Ketrampilan mengelola lingkungan pembelajaran
e. Ketrampilan menjelaskan pembelajaran
f. Ketrampilan bertanya
g. Ketrampilan memberikan penguatan
h. Ketrampilan menggunakan variasi
Pengajaran Mikro (Micro Teaching) dimaksudkan untuk mengatasi
kelemahan model praktik pengajaran tradisional. Melalui Pengajaran Mikro
(Micro Teaching), keterampilan mengajar yang potensial dapat diorganisasikan
dalam satu penampilan yang utuh. Praktikan akan lebih siap dan terampil untuk
mengantisipasi perilaku mengajar yang sebenarnya di kelas. Beberapa hasil
penelitian menunjukkan bahwa Pengajaran Mikro (Micro Teaching) memberikan
pengaruh positif dalam melatih keterampilan mengajar di kelas.
2) Tahap kedua
Setelah calon guru mendapat pengantar tentanag mikrotecahing, mereka
ditugasi untuk mempelajari berbagai komponen ketrampilan mengajaryang telah
diisolasikan lewat model-model yang telah tersedia berupa paket-paket (di
perpustakaan, di Pusat Sumber Belajar, ataupun di Lembaga Pengelola Praktek
Pengalaman/ Unit Program Pengalaman Lapangann cq. Unit Microteacing).
Paket-paket tersebut dapat berupa transkip, tapeskrip, video tramskirp, atau
gabungan ketiga-tiganya. Calon guru dapat mempelajarinya sendiri
(individualized learning), tidak perlu diikat dengan batasan waktu yang ketat.
3) Tahap ketiga
Tugas calon guru atau trainee ialah merencanakan atau membuat persiapan
tertulis microteaching dalam berbagai bentuk keterampilan yang diisolasikan.
Keterampilan variasi stimulus
Keterampilan dalam sasat membuka dan menutup pelajaran
Keterampilan dalam bertanya
Dan lain lain
Tugas tersebut dapat dilaksanakan secara perorangan atau secara kelompok.
5) Tahap kelima
Dalam tahap ini, diadakan diskusi dengan pembimbing terhadap calon
guru. Apabila diadakan perekaman (ATR/VTR), terlebih dahulu dilakukan
pemutaran kembali rekaman, sehingga calon guru dapat mengobservasi dirinya
sendiri.
Sesudah itu, calon guru dipersilakan mengemukakan pendapatnya
terhadap latihannya sendiri. Dan dengan pertanyaan-pertanyaan dari supervisor
serta pendapat dari teman-temannya yang ikut bertindak sebagai observer,
dilakukan diskusi untuk menganalisa latihan tadi. Dari diskusi disimpulkan hal-
hal yang memuaskan dan yang belum memuaskan. Ini merupakan balikan penting
untuk segera diperbaiki dalam praktek ulang (reteach).
6) Tahap keenam, ketujuh, dan kedelapan
Tahap-tahapnya menyerupai tahap-tahap ketiga, keempat dan kelima
(perencanaan kembali, praktek ulang dan rekaman/observasi, serta diskusi).
Tahap-tahap ini dilakukan apabila dianggap ada hal-hal yang harus segera
diperbaiki. Ada kemungkinan pula tahap-tahap ini ditangguhkan pada kesempatan
lain.
B2. Pengertian Micro Teaching
Pengajaran mikro (micro-teaching) merupakan salah satu bentuk model
praktek kependidikan atau pelatihan mengajar. Dalam konteks yang sebenarnya,
mengajar mengandung banyak tindakan, baik mencakup teknis penyampaian
materi, penggunaan metode, penggunaan media, membimbing belajar, memberi
motivasi, mengelola kelas, memberikan penilaian dan seterusnya. Dengan kata
lain, bahwa perbuatan mengajar itu sangatlah kompleks. Oleh karena itu, dalam
rangka penguasaan keterampilan dasar mengajar, calon guru atau dosen perlu
Pengajaran
No Komponen Real Micro
1 Siswa / audience 30 – 40 orang 10 – 15 orang
2 Kompetensi dasar 2 – 4 kd 1 kd
D. RANGKUMAN
Pengajaran mikro merupakan pengajaran dalam skala kecil atau mikro
yang dirancang untuk mengembangkan ketrampilan baru dan memperbaiki
ketrampilan yang lama. Tujuan pengajaran mikro bagi mahasiswa adalah memberi
pengalaman mengajar yang nyata dan latihan sejumlah keterampilan dasar
mengajar secara terpisah sedangkan bagi guru adalah guru mendapatkan
pengalaman mengajar yang bersifat individual demi perkembangan profesinnya.
Manfaat pengajaran mikro diantaranya adalah mengembangkan dan membina
keterampilan tertentu calon guru dalam mengajar dan mempertinggi efisiensi dan
efektivitas penggunaan sekolah dalam waktu praktik mengajar yang relatif
singkat.
Setelah mempelajari kegiatan belajar 1 di atas, maka beberapa pokok
pikiran dari pembahasan tersebut dapat dirangkum kedalam beberapa pion sebagai
berikut:
E. DAFTAR BACAAN
Hasibuan & Moedjiono. 2012. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Anonim. 2012. Hakekat Pembelajaran Micro Teaching, (Online),
(https://tanggem.wordpress.com/2012/04/04/hakekat-pembelajaran-
micro-teaching/), diakses 28 Januari 2016.
Habibah, Syafa. 2013. Fungsi dan Manfaat Micro Teaching, (Online),
(http://syafahabibah-myblog.blogspot.co.id/2013/06/fungsi-dan-
manfaat-micro-teaching.html?m=1), diakses 29 Januari 2016.
Sparina, Citra. 2012. Pengajaran Mikro (Micro Teaching), (Online),
(http://citraindonesiaku.blogspot.co.id/2012/03/pengajaran-mikro-
micro-teacihng.html?m=1) , diakses 29 Januari 2016.
Asril, Drs. Zainal. 2010. Micro Teaching: Disertai dengan Pedoman
Pengalaman Lapangan. Jakarta: Rajawali Pers
G. EVALUASI
1. Jelaskan pengertian micro teaching menurut kalian! (skor: 3)
Kata kuncinya: keterampilan, pengajaran, dalam skala mikro.
1. Sebutkan tujuan micro teaching! Minimal 3 (skor: 3)
Jawab:
1. Mahasiswa terampil untuk membuat persiapan mengajar,
2. Membentuk sikap profesional sebagai calon guru/dosen,