Anda di halaman 1dari 18

BAB II - HAKIKAT KURIKULUM

Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

HAKIKAT KURIKULUM

A. ISI MATERI
1. Teori Kurikulum
Teori adalah suatu perangkat pernyataan yang berhubungan satu sama lain,
yang disusun sedemikian rupa sehingga memberikan makna yang fungsional terhadap
serangkaian kejadian. Cakupan teori kurikulum meliputi: konsep kurikulum, penentuan
kurikulum, pengembangan kurikulum, desain kurikulum, implementasi dan evaluasi
kurikulum. Teori kurikulum adalah suatu perangkat pernyataan yang memberikan makna
terhadap kurikulum sekolah. Makna tersebut terjadi karena adanya petunjuk
perkembangan, penggunaan, dan evaluasi kurikulum. Bahan kajian dari teori kurikulum
adalah hal-hal yang berkaitan dengan penentuan keputusan, penggunaan, perencanaan,
pengembangan, dan evaluasi kurikulum.

2. Konsep Dasar Kurikulum


Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik
pendidikan, juga bervariasi sesuai dengan aliran atau teori pendidikan yang dianutnya.
Ada tiga konsep tentang kurikulum, yaitu:
a. Kurikulum sebagai substansi
Kurikulum sebagai substansi yaitu suatu rencana kegiatan belajar bagi murid-
murid di sekolah, atau sebagai suatu perangkat tujuan yang ingin dicapai. Suatu
kurikulum juga dapat merujuk kepada suatu dokumen yang berisi rumusan tentang tujuan,
bahan ajar, kegiatan belajar-mengajar, jadwal, dan evaluasi. Suatu kurikulum juga dapat
digambarkan sebagai dokumen tertulis sebagai hasil persetujuan bersama antara para
penyusun kurikulum dan pemegang kebijakan pendidikan dengan masyarakat. Suatu
kurikulum juga dapat mencakup lingkup tertentu, sekolah, kabupaten, provinsi, atau pun
seluruh negara.

b. Kurikulum sebagai suatu sistem


Kurikulum sebagai suatu sistem yaitu sistem kurikulum merupakan bagian dari
sistem pendidikan, bahkan sistem masyarakat. Suatu sistem kurikulum mencakup struktur
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 1
085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

personalia, dan prosedur kerja cara menyusun suatu kurikulum, melaksanakan,


mengevaluasi, dan menyempurnakannya. Hasil dari suatu sistem kurikulum adalah
tersusunnya suatu kurikulum, dan fungsi dari sistem kurikulum adalah bagaimana
memelihara kurikulum agar tetap dinamis.

c. Kurikulum sebagai suatu bidang studi


Ini merupakan bidang kajian para ahli kurikulum dan ahli pendidikan dan
pengajaran. Tujuan kurikulum sebagai bidang studi adalah mengembangkan ilmu tentang
kurikulum dan sistem kurikulum.

3. Definisi Kurikulum
Ada banyak pengertian kurikulum tergantung dari sisi mana memandangnya.
Namun, istilah kurikulum (curriculum), pada awalnya digunakan dalam dunia olahraga,
berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada saat itu kurikulum
diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai dari start sampai
finish untuk memperoleh medali atau penghargaan. Kemudian, pengertian tersebut
diterapkan dalam dunia pendidikan menjadi sejumlah mata pelajaran (subject) yang harus
ditempuh oleh seorang peserta didik dari awal sampai akhir program pelajaran untuk
memperoleh ijazah. Dari rumusan pengertian kurikulum tersebut terkandung dua hal
pokok, yaitu (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dan (2)
tujuan utamanya, yaitu untuk memperoleh ijazah. Implikasi pengertian tersebut terhadap
praktik pengajaran adalah bahwa untuk memperoleh ijazah atau sertifikat setiap peserta
didik harus menguasai seluruh mata pelajaran yang diberikan dan menempatkan guru
dalam posisi yang sangat penting dan menentukan.
Keberhasilan peserta didik ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran tersebut
dikuasai dan biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah mengikuti suatu
tes atau ujian. Pengertian kurikulum tersebut dianggap pengertian yang sempit atau
sederhana. Jika mempelajari buku-buku atau literatur lainnya tentang kurikulum yang
berkembang saat ini, terutama yang berkembang di negara-negara maju maka akan
ditemukan banyak pengertian yang lebih luas dan beragam. Kurikulum tidak terbatas
hanya pada sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman belajar
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 2
085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

(learning experiences) yang dialami peserta didik dan mempengaruhi perkembangan


pribadinya. Bahkan Harold B. Alberty memandang kurikulum sebagai semua kegiatan
yang diberikan kepada peserta didik di bawah tanggung jawab sekolah (all of the
activities that are provided for the students by the school).
Kurikulum tidak dibatasi pada kegiatan di dalam kelas saja, tetapi mencakup juga
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik di luar kelas. Pendapat yang
senada dan menguatkan pengertian tersebut dikemukakan oleh Saylor, Alexander, dan
Lewis yang menganggap kurikulum sebagai segala upaya sekolah untuk mempengaruhi
peserta didik supaya belajar, baik dalam ruangan kelas, di halaman sekolah, maupun di
luar sekolah (the curriculum is the sum total of school’s efforts to influence learning,
whether in the classroom, on the playground, or out of school).
Banyak ahli pendidikan yang memiliki pandangan atau tafsiran yang beragam,
bahkan ada di antaranya yang sangat kontradiksi sehingga hal ini menyebabkan sulitnya
mengambil suatu pengertian yang mewakili pandangan-pandangan tersebut. Selain itu,
pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan perkembangan teori
dan praktik pendidikan. Sementara ini, untuk mengatasi masalah tersebut, ada usaha yang
dilakukan dengan jalan mengelompokkan konsep-konsep kurikulum ke dalam beberapa
segi atau dimensi. Misalnya, ada yang mengelompokkan berdasarkan pandangan lama
dan baru.
Pandangan lama menganggap kurikulum sebagai kumpulan dari mata pelajaran
atau bahan ajaran yang harus disampaikan guru atau dipelajari peserta didik, sedangkan
pandangan baru lebih menekankan pada pengalaman belajar. Selain itu, ada yang
mengelompokkan konsep-konsep kurikulum berdasarkan pandangan tradisional dan
pandangan modern. Pandangan tradisional menganggap kurikulum tidak lebih dari
sekadar rencana pelajaran di suatu sekolah. Pelajaran-pelajaran apa yang harus ditempuh
peserta didik di suatu sekolah - itulah kurikulum, sedangkan pandangan modern
menganggap kurikulum lebih dari sekadar rencana pelajaran.
Kurikulum dianggap sebagai sesuatu yang nyata terjadi dalam proses pendidikan
di sekolah. Dengan beragamnya pendapat mengenai pengertian kurikulum tersebut maka
secara teoritis agak sulit menentukan satu pengertian yang dapat merangkum semua
pendapat. Menurut Hamid Hasan, sebenarnya kurikulum bukanlah merupakan sesuatu
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 3
085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

yang tunggal. Istilah kurikulum menunjukkan berbagai dimensi pengertian. Ia


menunjukkan bahwa pada saat sekarang istilah kurikulum memiliki empat dimensi
pengertian. Satu dimensi dengan dimensi lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi
kurikulum tersebut adalah sebagai berikut
a. Kurikulum sebagai suatu ide.
b. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenarnya merupakan perwujudan
dari kurikulum sebagai suatu ide.
c. Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah
kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara teoretis
dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai suatu rencana
tertulis.
d. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum
sebagai suatu kegiatan.
Keterkaitan antara dimensi pengertian kurikulum dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Keterkaitan antara dimensi pengertian kurikulum


Pandangan yang sampai saat ini masih lazim dipakai dalam dunia pendidikan atau
persekolahan di negara kita, kurikulum adalah suatu rencana tertulis yang disusun guna
memperlancar proses belajar-mengajar. Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian
kurikulum yang tertera dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional: "Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar-mengajar". Rencana atau pengaturan tersebut dituangkan dalam
kurikulum tertulis yang disebut Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP). GBPP

Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 4


085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

tersebut memuat komponen-komponen minimal yang mencakup tujuan yang ingin


dicapai, konten atau materi yang akan disampaikan, strategi pembelajaran yang dapat
dilakukan, dan evaluasi, bahkan tercakup pula distribusi materi dalam setiap semester
atau caturwulan, media pembelajaran, dan sumber-sumber rujukannya.

4. Fungsi Kurikulum
Berkaitan dengan fungsi kurikulum bagi peserta didik sebagai subjek didik,
terdapat enam fungsi kurikulum, yaitu:
a. Fungsi Penyesuaian (The adjustive or adoptive function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mengarahkan peserta didik agar
memiliki sifat well adjusted yaitu mampu menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.
b. Fungsi Integrasi (The integrating function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu menghasilkan pribadi-pribadi
yang utuh. Peserta didik harus memiliki kepribadian yangdibutuhkan untuk dapat hidup
dan berintegrasi dengan masyarakatnya.
c. Fungsi Diferensiasi (The differentiating function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan pelayanan terhadap
perbedaan individu peserta didik. Setiap peserta didik memiliki perbedaan, baik dari
aspek fisik maupun psikis yang harus dihargai dan dilayani dengan baik
d. Fungsi Persiapan (The propaedeutic function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu mempersiapkan peserta didik
untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikan berikutnya.
e. Fungsi Pemilihan (The selective function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu memberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk memilih program-program belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya. Untuk mewujudkan kedua fungsi ini, kurikulum perlu
disusun secara lebih luas dan bersifatfleksibel.
f. Fungsi Diagnostik (The diagnostic function)
Kurikulum sebagai alat pendidikan harus mampu membantu dan mengarahkan
peserta didik untuk dapat memahami dan menerima kekuatan (potensi) dan kelemahan
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 5
085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

yang dimilikinya.

5. Hakikat Kurikulum
Hakekat kurikulum menurut Saylor, Alexander dan Leuwis , membuat kategori
rumusan pengertian kurikulum, yaitu:
a. Kurikulum sebagai rencana tentang mata pelajaran atau bahan-bahan pelajaran.
b. Kurikulum sebagai rencana tentang pengalaman belajar.
c. Kurikulum sebagai rencana tentang kesempatan belajar.

Hakikat kurikulum berdasarkan perkembangannya:


a. Hakikat kurikulum 2013
Inti dari kurikulum 2013 adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-
integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam
menghadapi masa depan. Oleh karena itu, kurikulum disusun untuk mengantisipasi
perkembangan masa depan. Tujuannya adalah untuk mendorong peserta didik agar
mampu lebih baik dalam melaksanakan observasi, bertanya, bernalar, dan
mengkomunikasikan (mempresentasikan) apa yang mereka peroleh atau mereka
ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun objek yang menjadi
pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan pembelajaran 2013 menekankan pada
fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana
amanat Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
penjelasan pasal 35, kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang
diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.
Penyusunan Kurikulum 2013 menitikberatkan pada penyederhanaan dan tematik-
integratif mengacu pada kurikulum 2006. Ada beberapa permasalahan di antaranya, yaitu:
a) Konten kurikulum yang masih terlalu padat. Ini ditunjukkan dengan banyaknya
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 6
085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

pelajaran dan materi, dan keluasan serta tingkat kesulitannya melampaui tingkat
perkembangan usia anak.
b) Belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan
pendidikan nasional;
c) Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan,
dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan
perkembangan kebutuhan misalnya pendidikan karakter,metodologi pembelajaran
aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum
terakomodasi di dalam kurikulum;
d) Belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal,
nasional maupun global;
e) Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang
rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung
pada pembelajaran yang berpusat pada guru;
f) Standar penilaian belum mengarah pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan
hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala;

b. Hakikat Kurikulum 2013 revisi


Hakikat dari Kurikulum 2013 revisi adalah upaya dalam memperbaiki dan
menyederhanakan lagi apa yang sudah berlaku di Kurikulum 2013. Dengan tujuan dapat
memperbaiki masalah yang terjadi pada saat berlakunya Kurikulum 2013.
Perubahan istilah dalam Kurikulum 2013 atau revisi Kurikulum 2013 pada tahun
2017 sebagai berikut :
1) Istilah KKM berubah menjadi KBM (Ketuntasan Belajar Minimal).
2) Istilah UH berubah menjadi PH (Penilaian Harian).
3) Istilah UTS berubah menjadi PTS (Penilaian Tengah Semester).
4) Istilah UAS berubah menjadi PAS (Penilaian Akhir Semester) Gasal/Genap.
5) Istilah UKK berubah menjadi PAT (Penilaian Akhir Tahun).

Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 7


085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

c. Hakikat Kurikulum Merdeka Belajar


Sesuai dengan esensi merdeka belajar yaitu merdeka dalam berpikir baik secara
individu maupun secara berkelompok sehingga bisa mewujudkan peserta didik peserta
didik yang kritis, kreatif, kolaboratif, inovatif, dan partisipatif. Pembelajaran jarak
jauh di era new normal ini harus mampu menjadikan peserta didiknya lebih kreatif dalam
pengerjaan tugas yang diberikan. Guru juga harus bisa memberikan bentuk penugasan
yang kreatif pula, dengan memberikan kesempatan bagi peserta didiknya untuk bisa
berinovasi dan mengerjakan tugas sesuai dengan potensi diri masing-masing.
Kata “merdeka” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia setidaknya memiliki 3 arti:
yakni (1) bebas (dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya), berdiri sendiri; (2) tidak
terkena atau lepas dari tuntutan; (3) tidak terikat, tidak bergantung kepada orang atau
pihak tertentu. Sedangkan “belajar” adalah munculnya perubahan perilaku yang
disebabkan oleh proses mental yang terjadi di dalam diri seseorang.
Merdeka belajar bermakna memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar
secara bebas dan nyaman, santai dan gembira tanpa stres - belajar dengan tenang tanpa
adanya suatu tekanan dari pihak sekolah. Merdeka Belajar merupakan suatu proses
pembelajaran secara alamiah untuk mencapai kemerdekaan yang sesungguhnya.
Program ini merupakan salah satu program yang dicanangkan oleh Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan - Nadiem Makarim. Beliau berinisiatif menciptakan suasana
belajar yang berbeda dari biasanya. Tujuannya yaitu agar para guru, peserta didik, dan
orang tua bisa merasakan suasana yang bahagia di dalam pembelajaran yang belum
pernah didapatkan.
Merdeka Belajar versi Mendikbud dapat diartikan sebagai pengaplikasian
kurikulum yang terdapat di dalam pembelajaran harus menyenangkan, ditambah dengan
pengembangan inovatif para guru. Kebijakan program ini diluncurkan sebagai salah satu
peningkatan wujud kualitas SDM Indonesia, terutama di era Revolusi Industri 4.0.
Kebijakan program Merdeka belajar meliputi 4 pokok kebijakan yaitu Penilaian USBN
yang lebih komprehensif, UN diganti dengan Assessment penilaian, RPP lebih
dipersingkat lagi menjadisatu lembar, dan zonasi PPDB yang dibuat agar lebih fleksibel
lagi.

Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 8


085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

d. Hakikat Kurikulum Kondisi Khusus


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah menerbitkan
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 719/P/2020
tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus.
Satuan pendidikan dalam kondisi khusus dapat menggunakan kurikulum yang sesuai
dengan kebutuhan pembelajaran peserta didik.
Kurikulum darurat (dalam kondisi khusus) yang disiapkan oleh Kemendikbud
merupakan penyederhanaan dari kurikulum nasional. Pada kurikulum tersebut dilakukan
pengurangan kompetensi dasar untuk setiap mata pelajaran sehingga guru dan peserta
didik dapat berfokus pada kompetensi esensial dan kompetensi prasyarat untuk
kelanjutan pembelajaran di tingkat selanjutnya.
Pelaksanaan kurikulum pada kondisi khusus bertujuan untuk memberikan
fleksibilitas bagi satuan pendidikan untuk menentukan kurikulum yang sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran peserta didik. Semua jenjang pada setiap satuan pendidikan pada
kondisi khusus dalam pelaksanaan pembelajaran dapat:
1) Tetap mengacu pada Kurikulum Nasional.
2) Menggunakan kurikulum pada kondisi khusus.
3) Melakukan penyederhanaan kurikulum secara mandiri.

e. Hakikat Kurikulum Prototype


Di masa pandemi, satuan pendidikan diberikan pilihan untuk menggunakan
kurikulum sesuai dengan kemampuannya. Pada tahun 2020-2021, sekolah diberikan
pilihan menggunakan kurikulum 2013 atau kurikulum darurat. Pada tahun 2022-2024
satuan pendidikan mendapatkan pilihan kurikulum tambahan yaitu kurikulum prototipe
bagi semua satuan pendidikan. Pada tahun 2024 akan dilaksanakan evaluasi terhadap
kurikulum pada masa pandemi pemulihan pembelajaran untuk menentukan kurikulum
yang akan diterapkan secara nasional.
Kurikulum prototipe memiliki karakteristik utama guna mendukung pemulihan
pembelajaran. Pertama - Pengembangan Karakter. Pada kurikulum prototipe,
pembelajaran dilaksanakan berbasis projek untuk mengembangkan soft skills serta
karakter (iman, taqwa, dan akhlak mulia, gotong royong, kebhinekaan global,
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 9
085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

kemandirian, nalar kritis, kreativitas). Dalam struktur kurikulum prototipe, 20%-30% jam
pembelajaran digunakan untuk pengembangan karakter profil pelajar Pancasila melalui
pembelajaran berbasis projek. Melalui pembelajaran berbasis projek, peserta didik dapat
mengembangkan karakter karena diberikan kesempatan untuk belajar melalui
pengalaman mengintegrasikan kompetensi esensial yang dipelajari peserta didik dari
berbagai disiplin ilmu dan struktur belajar yang fleksibel.
Kedua, kurikulum prototipe fokus pada materi esensial (literasi dan numerasi).
Tujuan dari karakteristik yang kedua ini adalah adanya kecukupan waktu untuk belajar
yang mendalam pada kompetensi dasar Literasi dan Numerasi. Pengalaman belajar yang
mendalam dapat diterapkan dengan metode pembelajaran diskusi, kerja kelompok,
pembelajaran berbasis problem dan projek. Metode pembelajaran ini sangat memerlukan
waktu yang panjang, jika materi pelajaran terlalu padat maka guru akan lebih memilih
metode ceramah satu arah dengan tujuan menuntaskan materi. Namun, kurikulum
prototipe berfokus pada materi esensial pada setiap mata pelajaran guna memberikan
ruang dan waktu bagi pengembangan kompetensi yang mendasar seperti Literasi dan
Numerasi secara mendalam.
Ketiga, perencanaan kurikulum sekolah dan penyusunan rencana pembelajaran
yang fleksibel. Guru menjadi lebih fleksibel dalam melakukan pembelajaran sesuai
dengan kemampuan siswa serta penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Kurikulum prototipe menetapkan tujuan pembelajaran per fase (2-3 tahun) untuk
memberikan fleksibilitas bagi guru dan sekolah, serta jam pembelajaran per tahun agar
sekolah dapat berinovasi dalam menyusun kurikulum dan pembelajaran

WACANA
A . Wacana 1

Nadiem Sebut Asesmen Nasional dan Penyederhanaan Kurikulum Diperlukan


untuk Kejar Ketertinggalan Pendidikan

Menteri Pendidikan, Kebudayan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek)


Nadiem Makarim menegaskan Asesmen Nasional (AN) atau pengganti ujian nasional
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 10
085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

merupakan cara untuk mencari ketertinggalan Indonesia di sektor pendidikan. Hal ini
disampaikan Nadiem dalam Rapat Kerja Komisi X DPR RI di Gedung DPR RI, Jakarta,
Selasa (31/8/2021). “Tentunya Asesmen Nasional adalah bagian daripada kita
mengetahui siapa yang paling ketinggalan. Jadi anggaran yang dimaksud untuk
memastikan kita mengetahui sekolah yang paling ketinggalan,” kata Nadiem. Lebih
lanjut, Nadiem juga menyampaikan, penyempurnaan kurikulum menjadi cara selanjutnya
untuk mengejar ketertinggalan yang ada di tanah air. Ia mengatakan, tanpa
penyederhanaan kurikulum, maka akan sulit bagi Indonesia untuk mengejar capaian
literasi dan numerasi peserta didik. Ia menegaskan, penyederhanaan kurikulum menjadi
salah satu fokus utama Kemendikbud Ristek dalam mengejar learning loss akibat
pandemi Covid-19. “Seluruh anggaran yang kita kerahkan untuk melaksanakan
penyederhanaan dan penyempurnaan kurikulum, itu tentunya akan menjadi cara
terpenting untuk bisa mengejar ketertinggalan kita di tahun depan,” ujarnya. Selain itu,
Nadiem mengatakan, masih banyak program- program terkait pembelajaran jarak jauh
atau pembelajaran hybrid yang akan masuk ke dalam anggaran Kemendikbud Ristek
tahun 2022. Nadiem mencontohkan, Program Kampus Mengajar merupakan salah satu
upaya mengejar ketertinggalan. Kemudian, kebijakan dana operasional sekolah (BOS)
yang semakin memberikan fleksibilitas bagi sekolah. “Jadinya masalah pandemi dan
kembali ke sekolah sebenernya sudah dimasukkan dalam berbagai macam butir
pendanaan yang sudah ada. Tapi beda-beda direktoratnya karena ada berbagai program,”
katadia.

Pertanyaan :
Dari wacana tersebut dijelaskan bahwa menteri pendidikan menyatakan bahwa asesmen
nasional dan penyederhanaan kurikulum perlu dilaksanakan untuk mengejar
ketertinggalan pendidikan. Apa pendapat anda mengenai hal ini? Apakah anda setuju atau
tidak setuju jelaskan alasannya secara rinci dan jelas sebagai seorang pelajar!

b. Wacana 2

Bingungkan Guru dan Peserta Didik, Kurikulum Darurat Perlu Sosialisasi


Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 11
085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

Kemendikbud mengeluarkan kurikulum darurat pada satuan pendidikan dalam


kondisi khusus. Namun kurikulum darurat ini perlu sosialisasi lebih lanjut agar
mempermudah implementasi di lapangan. Peneliti Center for Indonesian Policy Studies
(CIPS) Nadia Fairuza mengatakan, pemerintah perlu memaksimalkan upaya sosialisasi
kurikulum darurat.
Kurikulum darurat, yang diterbitkan sebagai respon atas meluasnya pandemi
COVID-19, kurang sosialisasi sehingga menimbulkan kebingungan baru di kalangan
guru dan peserta didik. “Tanpa ada sosialisasi yang memadai, penerbitan kurikulum ini
akan sia-sia,” katanya melalui siaran pers, Selasa (11/8).
Diketahui, akibat angka kasus COVID-19 yang masih terus bertambah dan ada
tekanan untuk tetap melaksanakan kegiatan belajar di rumah, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan menerbitkan kurikulum darurat yang dapat diaplikasikan selama masa
pandemi.
Nadia menyatakan, langkah pemerintah untuk menerbitkan kurikulum darurat ini
perlu diapresiasi dan diharapkan bisa mempermudah kegiatan belajar mengajar (KBM)
yang dilaksanakan secara jarak jauh.
Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim juga
menyatakan bahwa kurikulum ini bukan merupakan hal yang wajib dilaksanakan. Alih-
alih, kurikulum darurat merupakan alternatif kurikulum yang dapat digunakan oleh pihak
sekolah. Jika tidak menggunakan kurikulum darurat, sekolah dipersilahkan untuk
menyusun kurikulum sendiri, ataupun tetap mengacu pada Kurikulum Nasional yang
sudah ada.
“Pemberian alternatif kurikulum tanpa adanya sosialisasi akan sia-sia karena
sekolah dan guru akan kesulitan dalam mengimplementasikannya. Pemerintah perlu
memberikan sosialisasi yang baik agar guru-guru dapat menerapkan kurikulum ini
dengan tepat. Hal ini akan menjadi sangat menantang karena berkomunikasi selama
pandemi, terutama di daerah yang memiliki infrastruktur telekomunikasi yang tidak
memadai, akan sangat menyulitkan,” jelas Nadia.
Sosialisasi ke daerah-daerah yang belum memiliki infrastruktur telekomunikasi
yang memadai memang selalu menjadi tantangan bagi implementasi kebijakan. Tidak
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 12
085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

hanya sosialisasi mengenai kurikulum darurat, proses PPDB yang dilakukan secara
online juga tetap belum dipahami sepenuhnya oleh orang tua peserta didik. Adanya
perubahan peraturan, yang salah satunya merupakan respons terhadap pandemi,
menimbulkan kegaduhan di beberapa daerah seperti DKI Jakarta.
Selain itu, perlu adanya komunikasi yang erat antara pemerintah dan sekolah
untuk melakukan evaluasi dalam pelaksanaan kurikulum darurat. Hal ini sangat penting
mengingat bahwa kurikulum ini akan digunakan hingga akhir tahun. Selain itu, diimbau
pula agar guru-guru bisa secara aktif mengimplementasikan sekaligus memberikan
masukan terhadap kurikulum darurat ini.

Pertanyaan :
Dari wacana tersebut, jelaskan solusi apa yang mungkin dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah yang ada?

B. LATIHAN
Pilihan Ganda
No Pertanyaan Jawaban
1 Secara sederhana, kurikulum diartikan a. Seperangkat rencana dan pengaturan
sebagai ... mengenai isi dan bahan pelajaran
b. Seluruh aktivitas yang harus
dilaksanakan peserta didik di sekolah
c. Sejumlah mata pelajaran yang harus
ditempuh peserta didik
d. Pengalaman belajar selama peserta
didik berada di sekolah
e. Memeratakan pendidikan dalam suatu
negara
2 Kurikulum pada hakekatnya a. Kurikulum terdiri dari beberapa
merupakan suatu sistem. Hal ini komponen yang saling mempengaruhi
berarti ... b. Cara atau teknik yang harus
digunakan dalam melaksanakan
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 13
085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

kurikulum
c. Implementasi kurikulum menganut
sistem yang sudah ditetapkan sejak
awal
d. Penilaian kurikulum dilaksanakan
dengan memperhatikan keadaan
peserta didik
e. Kegiatan yang sistematis untuk
menilai rancangan, implementasi,
produk, dan dampak suatu kurikulum
3 Buku Kurikulum yang berisi tentang a. Kurikulum ideal (Ideal Curriculum)
rencana program pendidikan atau b. Kurikulum aktual (Actual
pembelajaran merupakan ... Curriculum)
c. Kurikulum nyata (Real Curriculum)
d. Kurikulum tersembunyi (Hidden
Curriculum)
e. Kurikulum terpadu (Integrated
Curriculum)
4 Hubungan antara kurikulum dan a. Kurikulum dan pembelajaran
pembelajaran dapat digambarkan pada merupakan suatu konsep yang
pernyataan sebagai berikut, yaitu ... terpisah satu dengan lainnya.
b. Kurikulum dan pembelajaran
merupakan satu kesatuan konsep yang
tak dapat dipisahkan.
c. Kurikulum sebagai suatu rencana dan
pembelajaran sebagai
implementasinya.
d. Baik dalam kurikulum maupun
pembelajaran semuanya ada unsur
rencana.
e. Kurikulum sebagai implementasi dan
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 14
085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

pembelajaran sebagai suatu rencana.


5 Kebijakan dalam UU Nomor 2 Tahun a. UU Nomor 22 Tahun 2003
1989, pengertian kurikulum ditekankan b. UU Nomor 2 Tahun 2004
pada .... c. PP Nomor 19 Tahun 2005
d. PP Nomor 22 Tahun 2006
e. UU Nomor 23 Tahun 2016
6 Kurikulum harus mampu membantu a. Diferensiasi
dan mengarahkan peserta didik untuk b. Integrasi
dapat memahami kekuatan dan c. Selective
kelemahan yang dimilikinya. Hal ini d. Diagnostik
termasuk fungsi kurikulum sebagai ... e. Penyesuaian
7 Kurikulum harus turut aktif a. Konservatif
berpartisipasi sebagai kontrol atau b. Kreatif
filter sosial. Hal ini termasuk peranan c. Evaluatif
kurikulum yaitu ... d. Sosial
e. IPTEK
8 Fungsi persiapan menempatkan a. Menghasilkan pribadi-pribadi yang
kurikulum sebagai alat pendidikan utuh.
untuk ... b. Mempersiapkan peserta didik
melanjutkan studi ke jenjang
pendidikan berikutnya.
c. Memberi layanan terhadap
perbedaan-perbedaan individu peserta
didik.
d. Mengarahkan peserta didik agar
mampu menyesuaikan dirinya dengan
lingkungan.
e. Mampu membantu dan mengarahkan
peserta didik untuk dapat memahami
kekuatan dan kelemahan yang
dimilikinya.
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 15
085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

9 Teori ini memandang belajar sebagai a. Behaviorisme


hasil dari pembentukan hubungan b. Humanistik
antara ransangan dari luar (stimulus) c. Sibernetik
dan balasan dari peserta didik d. Kontruktivisme
(response) yang dapat diamati. Teori e. Kognitivisme
yang dimaksud adalah ...
10 Pada dasarnya pembelajaran adalah a. Informator
proses sebab akibat. Guru sebagai b. Transmitter
penyebab utama terjadinya proses c. Transformator
belajar peserta didik diharapkan dapat d. Mediator
memberikan hal-hal yang positif bagi e. Insiator
peserta didik. Dalam proses
pembelajaran tersebut, guru bertindak
sebagai ...

Soal Esai
1. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum!
2. Jelaskan apa saja fungsi kurikulum !
3. Apa yang dimaksud dengan peranan konservatif, kreatif dan evaluative dalam
pengembangan kurikulum?
4. Apa yang kamu ketahui dengan Ideal Curriculum, Actual Curriculum, dan
Hidden Curriculum? Jelaskan juga keterkaitan ketiganya?
5. Bagaimana keterkaitan antar komponen kurikulum sehingga kurikulum dikatakan
sebagai suatu sistem?

Soal Studi Kasus


Indonesia menghadapi beberapa tantangan untuk memperbaiki permasalahan pendidikan
yang ada, seperti belum meratanya pendidikan ataupun kualitas pendidikan itu sendiri.
Cobalah Anda rancang dengan benar, dan gunakan konsep berfikir yang sistematis,
paradigma yang harus dimiliki bangsa untuk memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia.

Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 16


085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

GLOSARIUM

Behaviorisme : Teori ini memandang belajar sebagai hasil dari pembentukan hubungan
antara rangsangan dari luar (stimulus) dan balasan dari peserta didik (response) yang
dapat diamati.
Berintegrasi : Bergabung; Berpadu Esensial : Yang mendasar; Hakiki.
Evaluasi : Suatu kegiatan mengumpulkan informasi mengenai kinerja sesuatu (metode,
manusia, peralatan), dimana informasi tersebut akan dipakai untuk menentukan alternatif
terbaik dalam membuat keputusan.
Fleksibel : Sifat yang mudah menyesuaikan dengan perkembangan zaman dan dapat
diubah dengan cara yang tidak sulit.
Hard skill : Kemampuan spesifik yang harus dimiliki untuk suatu pekerjaan tertentu.
Humanistik : Teori yang menyatakan bahwa manusia berhak mengenali dirinya sendiri
sebagai langkah untuk belajar, sehingga diharapkan mampu mencapai aktualisasi diri.
Implementasi : Penerapan; Pelaksanaan.
Insiator : Pencetus ide-ide kreatif dalam proses belajar.
Kognitivisme : Teori yang menyatakan bahwa proses belajar terjadi karena ada variabel
penghalang pada aspek-aspek kondisi seseorang.
Kontruktivisme : landasan berpikir pendekatan kontektual, yaitu pengetahuan yang
dibangun bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diingat.
Konservatif : Bersifat mempertahankan keadaan, adat dan budaya lama.
Mediator : Penengah atau pihak ketiga yang membantu menyelesaikan masalah.
Mitigasi : Mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan
menghadapi bahaya bencana.
Nativisme : Teori yang menyatakan bahwa perkembangan individu ditentukan olehfaktor
keturunan atau bawaan sejak lahir.
Observasi : Teknik penilaian yang dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung maupun tidak langsung denganmenggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati;
Pembelajaran : Proses menciptakan kondisi, scaffolding, dan pemotivasian yang
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 17
085278424198
BAB II - HAKIKAT KURIKULUM
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah

dilakukan oleh guru terhadap peserta didik agar mereka menjadi mandiri dan menjadi
pembelajar yang dapat melakukan pengaturan diri.
Problem : Persoalan; Masalah.
Remediasi : Tindakan atau proses perbaikan.
Transmitter : Penyebar kebijaksanaan.
Sibernetik : Perkembangan dari teori belajar kognitif, yang menekankan peristiwa
belajar sebagai proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung dan terjadinya
perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu.
Soft skill : Atribut diri serta kemampuan berkomunikasi yang merupakan sifat bawaan
dan tidak dipelajari secara formal.
Subjek : Pokok pembicaraan; pokok bahasan.
Supervisi : Suatu proses pengawasan dan pengendalian yang dilaksanakan oleh aparat
pengawasan dan pengendalian.

Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 18


085278424198

Anda mungkin juga menyukai