A. ISI MATERI
1. Pengertian Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
a. Sikap yang dimaksud adalah merupakan perilaku benar dan berbudaya sebagai hasil
dari internalisasi dan aktualisasi nilai dan norma yang tercermin dalam kehidupan
spiritual dan sosial melalui proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa,
pengabdian masyarakat yang terkait pembelajaran.
b. Pengetahuan yang dimaksud adalah merupakan penguasaan konsep, teori, metode,
dan atau filsafat bidang ilmu tertentu secara sistematis yang diperoleh melalui
penalaran dalam proses pembelajaran, pengalaman kerja mahasiswa atau
pengabdiaan masyarakat yang terkait dengan pembelajaran.
c. Keterampilan yang dimaksud merupakan kemampuan melakukan unjuk kerja dengan
menggunakan konsep teori metode, bahan, dan atau instrumen yang diperoleh
melalui pembelajaran pengalaman kerja mahasiswa, dan atau pengabdian masyarakat.
b. SMP/MTs/SMPLB/Paket B
1) Melaksanakan ajaran agama yang dianut.
2) Mampu mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan diri sendiri.
3) Memiliki rasa percaya diri.
4) Patuh dan taat pada aturan sosial yang berlaku di lingkungan.
5) Menghargai nilai-nilai keberagaman, misalnya suku, ras, agama, golongan sosial,
dan ekonomi.
6) Memanfaatkan informasi dari lingkungan secara logis, kritis, dan kreatif.
7) Menghargai setiap perbedaan pendapat.
8) Mampu menunjukkan kecintaannya pada membaca dan menulis.
9) Menguasai pengetahuan yang bisa menunjang pendidikannya di jenjang menengah.
10) Selalu menerapkan pola hidup bersih.
c. SMA/MA/SMALB/Paket C
1) Melaksanakan ajaran agama yang dianut.
2) Mampu mengembangkan potensi diri sendiri secara optimal dan bisa memanfaatkan
kelebihan untuk menutupi kekurangan.
3) Memiliki dan menunjukkan rasa percaya diri dan bersedia bertanggung jawab atas
perilaku dan perbuatannya.
4) Ikut serta dalam penerapan aturan sosial di lingkungan.
5) Memiliki dan menunjukkan sikap kompetitif dan sportif demi hasil terbaik.
6) Mampu menunjukkan analisisnya dalam memecahkan permasalahan yang cukup
kompleks.
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 3
085278424198
BAB III - STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah
d. SMK/MAK
1) Melaksanakan ajaran agama yang dianut.
2) Mampu mengembangkan potensi diri dalam memaksimalkan kelebihan untuk
menutupi kekurangan.
3) Selalu percaya diri dan bersedia tanggung jawab atas perilaku dan perbuatannya.
4) Ikut serta dalam upaya penegakan aturan sosial di lingkungan.
5) Mampu berkomunikasi secara lisan dan tulisan secara santun dan efektif.
6) Mampu menghasilkan karya yang kreatif dalam kelompok dan individu.
7) Mampu menghargai setiap perbedaan pendapat.
8) Menguasai kompetensi di program keahlian dan kewirausahaan untuk menunjang
kinerja saat terjun di bidang pekerjaannya.
9) Terampil dalam menyimak, membaca, dan menulis.
10) Paham akan hak dan kewajiban yang melekat pada setiap individu.
WACANA
“Akibat pandemi ini, akan terjadi kesenjangan kompetensi pada lulusan. Karena itu,
perlu dipersiapkan berbagai Iangkah antisipasi sebagai solusi atas kesenjangan tersebut”
Salah satu bidang yang amat terdampak oleh wabah Covid-19 adalah pendidikan.
Dampak itu tidak hanya dalam proses pembelajarannya, namun juga pada kualitas atau
kompetensi lulusan.
Para peserta didik dari berbagai jenjang pendidikan tidak dapat menjalani proses
pembelajaran secara utuh sesuai dengan kurikulum yang telah dipersiapkan.
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 4
085278424198
BAB III - STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah
Demikian juga dengan para siswa SMK yang kehilangan kesempatan untuk
melakukan praktik atau magang sebagai media untuk mengembangkan berbagai
keterampilan yang diperlukan dalam dunia kerja. Praktik lapangan atau magang tidak
hanya berperan untuk mengembangkan hard skill (keterampilan fisik), namun sekaligus
juga untuk membangun sikap atau sering disebut soft skill.
Melalui kegiatan praktik kerja lapangan atau magang para siswa atau mahasiswa
akan mendapatkan berbagai macam pengalaman tentang sikap dan perilaku kerja.
Alternatif Solusi
Kesenjangan kompetensi para lulusan akibat pandemi Covid-19 tidak mungkin
dihindari. Satu-satunya jalan adalah mengeksplorasi berbagai alternatif solusi yang dapat
dilakukan untuk meminimalkan kesenjangan tersebut.
Pertama, diperlukan kejujuran dari institusi pendidikan untuk mencantumkan
kompetensi-kompetensi yang belum seluruhnya dimiliki oleh para lulusan sebagai akibat
tidak dapat dilaksanakannya program praktik lapangan atau magang.
Kejujuran ini menjadi hal yang mutlak. Bagi lulusan, catatan kesenjangan
kompetensi itu dapat menjadi reminder bahwa mereka masih harus terus belajar untuk
mengembangkan kompetensi secara utuh. Bagi pengguna lulusan, catatan kesenjangan
kompetensi ini dapat menjadi dasar untuk menyusun program pembekalan calon
karyawan yang lebih diarahkan untuk melengkapi kompetensi yang gagal mereka peroleh.
Kedua, institusi pendidikan tetap memberikan kesempatan kepada para lulusan untuk
"kembali" dan menjalani program pengembangan kompetensi jika situasi telah membaik.
Institusi pendidikan yang telah melepas para lulusan itu memiliki tanggung jawab secara
moral untuk memberikan bekal kompetensi secara utuh kepada para lulusannya. Terkait
dengan pembiayaan program ini, seyogianya Kementerian Pendidikan dapat membantu
institusi pendidikan.
Ketiga, para pengguna lulusan dapat menyiapkan program coaching and mentoring
bagi para calon karyawan yang memiliki kesenjangan kompetensi tertentu. Program
coaching and mentoring, menurut disertasi Anthony M Grant (2011), memiliki
efektivitas yang tinggi untuk membantu SDM dalam mencapai tujuan-tujuan yang
diinginkan, termasuk pengembangan kompetensi. Bagi para pengguna lulusan, waktu dan
energi yang dikeluarkan untuk program ini seyogyanya dihitung sebagai investasi
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 6
085278424198
BAB III - STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah
mengingat bahwa kesenjangan kompetensi ini terjadi oleh faktor yang tidak dapat
dihindari oleh para lulusan.
Keempat, asosiasi-asosiasi profesi sudah seharusnya berperan dalam mengatasi
kesenjangan kompetensi ini dengan menyiapkan berbagai crash program untuk
membantu para lulusan. Untuk mengantisipasi penularan Covid-19, maka program dapat
dilaksanakan dalam jumlah peserta yang sedikit. Asosiasi profesi dapat meminta para
anggotanya untuk menyediakan kesempatan kepada para lulusan berlatih dan belajar
melalui program ini.
Terkait dengan sertifikasi kompetensi, maka asosiasi profesi dapat berkoordinasi
dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) sehingga uji kompetensi dapat diselaraskan
dengan program ini. Dengan beberapa alternatif solusi tersebut, semoga generasi yang
menjalani pendidikan dan lulus selama masa pandemi Covid-19 ini tetap dapat
mengembangkan dan memiliki kompetensi yang seharusnya mereka miliki.
►Suara Merdeka 23 Juli 2020 hal. 4
Pertanyaan :
a. Sekolah vokasi atau sekolah SMK yang memerlukan keterampilan dalam bidang
masing-masing yang harus dipraktikan. Namun karena demikian juga dengan para
siswa SMK yang kehilangan kesempatan untuk melakukan praktik atau magang
sebagai media untuk mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan dalam
dunia kerja. Praktik lapangan atau magang tidak hanya berperan untuk
mengembangkan hard skill (keterampilan fisik), namun sekaligus juga untuk
membangun sikap atau sering disebut soft skill. Apakah ada solusi lain yang bisa
diberikan selain menuntut institusi pendidikan tersebut?
b. Terkait dengan sertifikasi kompetensi, maka asosiasi profesi dapat berkoordinasi
dengan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) sehingga uji kompetensi dapat
diselaraskan dengan program ini. Dengan beberapa alternatif solusi tersebut,
semoga generasi yang menjalani pendidikan dan lulus selama masa pandemi
Covid-19 ini tetap dapat mengembangkan dan memiliki kompetensi yang
seharusnya mereka miliki. Menurut Anda, seberapa penting sertifikasi kompetensi
tersebut?
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 7
085278424198
BAB III - STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah
B. LATIHAN
Pilihan Ganda
No Pertanyaan Jawaban
1 Dalam penjelasan pasal 35 UU Nomor a. Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
20 Tahun 2003 disebutkan kualifikasi b. Standar Isi
kemampuan lulusan yang mencakup c. Standar Proses
sikap, pengetahuan, dan keterampilan d. Standar Penilaian
peserta didik yang harus dipenuhinya e. Kurikulum
atau dicapainya dari suatu satuan
pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Penjelasan di atas
menjelaskan tentang …
2 SKL merupakan salah satu dari … a. 5
Standar Nasional Pendidikan (SNP). b. 6
c. 7
d. 8
e. 9
3 Peserta didik yang telah menamatkan a. Disiplin
suatu jenjang pendidikan, menurut b. Bertanggung jawab
SKL hendaknya mempunyai sikap, c. Menghargai
kecuali … d. Peduli sesama
e. Egois
4 Tujuan dibentuknya Standar a. Pemahaman yang komprehesif
Kompetensi Lulusan dalam sebuah terhadap SKL yang akan
lembaga pendidikan adalah ... mengantarkan para guru untuk
mampu merancang dan melaksanakan
pembelajaran secara efektif dan
efisien, sehingga akhirnya mampu
melahirkan lulusan sesuai dengan
harapan peserta didik, institusi,
masyarakat, dan negara.
Fanny Rahmatina Rahim, S.Pd., M.Pd. 8
085278424198
BAB III - STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Kurikulum Fisika Sekolah Menengah
Soal Esai
1. Jelaskan dimensi-dimensi pengertian kurikulum!
2. Jelaskan apa saja fungsi kurikulum!
3. Apa yang dimaksud dengan peranan konservatif, kreatif dan evaluatif dalam
pengembangan kurikulum?
4. Apa yang kamu ketahui dengan ideal curriculum, actual curriculum, dan hidden
curriculum? Jelaskan juga keterkaitan ketiganya?
5. Bagaimana keterkaitan antar komponen kurikulum sehingga kurikulum dikatakan
sebagai suatu sistem?
Jelaskan alasannya dan tuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan Anda dalam
situasi ini.
GLOSARIUM
Kualifikasi : kualifikasi adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau
menduduki jabatan tertentu.
Soft skill : kemampuan komunikasi, karakteristik seseorang, kecerdasan sosial yang
melekat, serta kemampuan beradaptasi dengan baik di dalam kehidupan maupun dunia
kerja.
Internalisasi : pendalaman, penghayatan terhadap suatu ajaran, doktrin atau nilai
sehingga merupakan keyakinan atau kesadaran akan kebenaran suatu doktrin atau nilai
yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku.
Norma : aturan maupun ketentuan yang sifatnya mengikat suatu kelompok orang
didalam masyarakat. Norma diterapkan sebagai panduan, tatanan, dan juga pengendali
tingkah laku yang sesuai.
Knowledge : kesadaran dan pemahaman akan fakta, kebenaran atau informasi yang
diperoleh melalui pengalaman atau pembelajaran (suatu posteriori), atau melalui
introspeksi (suatu priori).