Mata Kuliah
Model-Model Pembelajaran Inovatif
Dosen Pengampu:
Dr. Fuja Novitra, M.Pd.
Anggota Kelompok:
1. Muhammad Faldi Maliqi (21033164)
2. Nur Azizah (21033103)
3. Nur Septiyana Hasnawi (21033104)
4. Viony Pelangi Putri (21033185)
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan tugas makalah Model-Model
Pembelajaran Inovatif “Konsep Model Pembelajaran”. Tidak lupa juga kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan
makalah ini. Khususnya Dosen pengampu matakuliah model-model pembelajaran inovatif
yaitu Dr. Fuja Novitra, M.Pd. Tentunya,kami tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat
arahan dan dukungan dari berbagai beliau.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Penulis
ii
Daftar Isi
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
Daftar Isi .................................................................................................................................. iii
BAGIAN I ANALISIS ............................................................................................................... 1
1. Konsep Model Pembelajaran ......................................................................................... 1
2. Sintaks model pembelajaran .......................................................................................... 3
3. Sistem sosial model pembelajaran ................................................................................. 3
4. Prinsip reaksi model pembelajaran ................................................................................ 5
5. Sistem pendukung model pembelajaran ........................................................................ 7
6. Dampak Instruksional model pembelajaran................................................................... 7
7. Dampak pengiring model pembelajaran ........................................................................ 9
BAGIAN II PEMBAHASAN/INTERPRETASI ..................................................................... 10
REFERENSI ............................................................................................................................ 16
iii
BAGIAN I
ANALISIS
Merujuk pada dua pendapat di atas, (Indrawati, 2009 dalam Tibahary, 2018) memaknai
model pembelajaran sebagai suatu rencana mengajar yang memperlihatkan pola
1
pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat kegiatan gurupeserta didik di
dalam mewujudkan kondisi belajar atau sistem lingkungan yang menyebabkan terjadinya
belajar pada peserta didik. Di dalam pola pembelajaran yang dimaksud terdapat
karakteristik berupa rentetan atau tahapan perbuatan/kegiatan guru-peserta didik yang
dikenal dengan istilah sintaks. Secara implisit di balik tahapan pembelajaran tersebut
terdapat karakteristik lainnya dari sebuah model dan rasional yang membedakan antara
model pembelajaran yang satu dengan model pembelajaran yang lainnya.
Menurut Sudrajat, A. (2008) (dalam Santoso, 2020) model pembelajaran pada dasarnya
merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan
secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau
bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.
Model pembelajaran dapat diartikan sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih
dan digunakan guru secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik siswa, kondisi sekolah,
lingkungan sekitar serta tujuan khusus pembelajaran yang dirumuskan. Dalam menerapkan
Strategi pembelajaran, guru yang efektif sewaktuwaktu siap menggunakan berbagai
metode (teknik) dengan efektif dan efisien menuju tercapainya tujuan. Sekalipun dalam
pembelajaran, guru menerapkan satu model pembelajaran, namun bagaimana efektifitas
pembelajaran tersebut terdapat perbedaan antara siswa yang satu dengan yang lainnya.
Perbedaan tersebut terjadi karena pada dassarnya setiap diri siswa itu unik; masing-masing
siswa bisa memiliki persepsi yang berbeda-beda (Santoso, 2020)
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar (Indrawati,
2011).
Model pembelajaran merupakan petunjuk bagi pendidik dalam merencanakan
pembelajaran di kelas, mulai dari mempersiapkan perangkat pembelajaran, media dan alat
bantu, sampai alat evaluasi yang mengarah pada upaya pencapaian tujuan pelajaran
(Mirdad, 2020)
2
• Merangsang pengembangan inovasi pendidikan atau pembelajaran baru
• Membantu mengkomunikasikan informasi tentang teori mengajar
• Membantu membangun hubungan antara belajar dan mengajar secara empiris
3
kemampuan, dan kematangan siswa atau mahasiswa, atau bahkan masalah jenis kelamin
dan etnis. Setiap model pembelajaran mensyaratkan situasi atau suasana dan norma
tertentu. Situasi atau suasana dan norma yang berlaku dalam suatu model pembelajaran
disebut sistem sosial. Untuk itu, ketika menerapkan model pembelajaran tertentu Anda
harus mempertimbangkan kemungkinan sistem sosial model yang Anda tetapkan cocok
dengan situasi atau suasana di kelas atau lingkungan belajar yang Anda miliki. Contoh
sistem sosial “Model Pencapaian Konsep” adalah bahwa model ini memiliki struktur yang
moderat. Dalam kegiatan belajar mengajar guru atau instruktur mengendalikan aktivitas
pembelajaran, tetapi dapat dikembangkan menjadi kegiatan dialog bebas dalam fase itu.
Interaksi antarpebelajar dipandu atau digerakkan oleh pembelajar (Indrawati, 2011).
Dalam Joyce et al. (2016) Sistem sosial merupakan suasana dan norma yang berlaku
dalam pembelajaran. Setiap model pembelajaran mensyaratkan situasi atau suasana dan
norma tertentu dalam pelaksanaannya. Dalam pelaksanaaannya tersebut tentu ada interaksi
sosial atau interaksi antarmanusia. Interaksi ini antara guru dan peserta didik, antara peserta
didik dan peserta didik, atau antara kelompok peserta didik dengan kelompok peserta didik
yang lain. Oleh karena itu, dalam menerapkan suatu model pembelajaran, guru harus
mempertimbangkan suasana dan norma yang cocok dengan tujuan pembelajaran (Novitra,
dkk, 2023).
Salah satu unsur model pembelajaran adalah sistem sosial. Dalam konteks ini, sistem
sosial mendeskripsikan peranan guru dengan siswa, interaksi antara guru dengan siswa, dan
target yang diharapkan (Sugiono dkk, 2016 dalam Sukarni, 2021 ). Prinsip yang terkandung
dalam pola interaksi sistem sosial adalah bekerja sama menyelesaikan masalah antara guru-
siswa, siswa-siswa, maupun kelompok, dan kebebasan mengemukakan pendapat.
Sistem sosial suatu model pembelajaran mendefinisikan apa saja yang harus diperankan
guru, bagaimana keterhubungan sosial antara siswa dengan siswa lainnya dan guru.
Misalnya, dalam model pembelajaran tertentu, guru berperan sebagai fasilitator dan
moderator agar siswa aktif berdiskusi satu sama lain. Sementara itu di model pembelajaran
lain bisa jadi terdapat fase Guru menjadi penceramah dan siswa hanya menjadi pendengar
pasif. Hubungan guru-siswa dan siswa ke siswa harus diarahkan sedemikian rupa agar
terwujud prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip tertentu yang dimaksud dalam model
pembelajaran bisa jadi harus mengandung: demokrasi, kerjasama, tanggung jawab pada
diri sendiri dan kelompok, dan kesamaan derajat. Prinsip-prinsip yang diusung dalam
sistem sosial ini tentunya akan berbeda antara model pembelajaran satu dengan yang
lainnya.
4
4. Prinsip reaksi model pembelajaran
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, ada pola kegiatan yang menggambarkan
cara dosen atau guru dalam melihat dan memperlakukan para mahasiswa atau siswanya,
termasuk cara dosen memberikan respon terhadap mahasiswa atau guru terhadap siswanya.
Pola kegiatan guru atau dosen dalam memperlakukan atau memberikan respon pada
mahasiswa atau pada siswanya tersebut disebut prinsip reaksi. Oleh karena itu, ketika Anda
menerapkan atau menggunakan model pembelajaran tertentu, Anda harus mempunyai
kemampuan cara memberikan respon pada siswa atau mahasiswa sesuai dengan pola atau
prinsip reaksi yang berlaku dalam model tersebut. Misalnya dalam Model Pencapaian
Konsep, berikan dukungan dengan menitikberatkan pada sifat hipotesis dari diskusi-diskusi
yang berlangsung, berikan bantuan kepada para pebelajar dalam mempertimbangkan
hipotesis yang satu dari yang lainnya, pusatkan perhatian para pebelajar terhadap contoh-
contoh yang spesifik, dan berikan bantuan kepada para pebelajar dalam mendiskusikan dan
menilai strategi berpikir yang mereka gunakan (Indrawati, 2011).
Dalam Joyce et al. (2016) Prinsip reaksi merupakan gambaran tentang bagaimana
memandang, memperlakukan, dan merespon peserta didiknya. Dalam pelaksanaan
pembelajaran, ada pola khusus yang menggambarkan cara guru dalam reaksi terhadap
peserta didiknya. Oleh karena itu, guru harus mempunyai kemampuan dalam memberikan
respon peserta didiknya dengan pola yang sesuai dengan langkah pembelajaran dan tujuan
pembelajaran (Novitra, dkk, 2023).
Menurut Joyce & Weil (1992, dalam Utomo, hlm. 66) prinsip reaksi berkaitan dengan
bagaimana cara guru memperhatikan dan memperlakukan siswa, termasuk bagaimana guru
memberikan respons terhadap pertanyaan, jawaban, tanggapan atau apa saja yang
dilakukan siswa.
Menurut Utomo (2020) berbagai aktivitas guru berdasarkan prinsip-prinsip reaksi yang
perlu diwujudkan dalam model pembelajaran adalah sebagai berikut.
a. Memberikan perhatian pada setiap interaksi antar siswa apakah sudah kondusif
dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Interaksi dalam kelompok kecil
maupun dalam kelas.
b. Memberikan perhatian dan pemantauan terhadap kelancaran kerja kelompok.
Memberikan perhatian pada perilaku siswa dominan dan siswa submisif.
c. Menyediakan dan mengelola sumber belajar yang dapat mendorong siswa untuk
menjalankan aktivitas belajar dan pemecahan masalah.
d. Memberikan bimbingan belajar kepada setiap kelompok yang membutuhkan tanpa
memberikan jawabannya langsung.
e. Mengarahkan siswa untuk mengonstruksi pengetahuannya melalui aktivitas
belajar dalam kelompok. Penunjuk siswa secara random sebagai wakil kelompok
untuk mempresentasikan basil kerja kelompoknya. Dengan cara ini diharapkan
setiap siswa akan mempersiapkan diri dengan jalan memahami hasil kerja (tugas-
tugas) yang diberikan kepada kelompoknya.
f. Memberikan respon segera bila dominansi dan submisifi tas siswa muncul, dengan
jalan mengurangi dominasi siswa dominan atau mendorong partisipasi siswa
submisif.
5
g. Memberikan respon terhadap pertanyaan siswa hanya bila pertanyaan tersebut
diajukan atas nama kelompok.
h. Memberikan pelatihan kepada siswa dominan dan siswa submisif tentang
bagaimana belajar secara kooperatif.
i. Memberikan pelatihan kepada siswa teatang bagaimana menjadi moderator yang
baik. Mekanisme interaksi dalam kerja kelompok perlu diatur sedemikian rupa
oleh seorang moderator agar:
1) tercipta pemerataan peran kepemimpinan dan partisipasi dari seluruh anggota
pada setiap kelompok belajar,
2) dominasi siswa dominan dapat dikurangi dan peran dan partisipasi siswa
submisif dapat ditingkatkan, dan
3) setiap keputusan yang diambil melalui mekanisme konsensus.
Beberapa perilau guru ynaag diharapkan daam model pembelajaran adalah sebagai
berikut:
a. Menciptakan suasana yang kondusif untuk pembelajaran dan membangkitkan
motivasi siswa untuk belajar.
b. Menyajikan peristiwa, kejadian, fenomena fisis yang sering dilihat dan dialami
siswa dalam keseharian
c. Menyajikan dan mendemonstrasikan model dari fenomena fisis yang ditinjau
d. Menyajikan berbagai sajian animasi/simulasi fisis, untuk menanamkan konsep,
dalam seting interaktif, misalnya menggunakan macro media flash 8.
e. Membantu melakukan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah atas
penyelidikan secara kreatif (berpikir kreatif).
f. Membantu dalam merencanakan, menyiapkan, dan presentasi hasil karya yang
sesuai seperti laporan eksperimen, model, dan lain-lain.
g. Membimbing melaksanakan penyelidikan tahap demi tahap, mencari
penjelasan, solusi untuk memahami konsep dan membangun keterampilan
berpikir kreatif.
h. Memfasilitasi tindak lanjut belajar melalui pemberian tugas terstruktur.
6
5. Sistem pendukung model pembelajaran
Dalam Joyce et al. (2016) Sistem pendukung merupakan segala susuatu yang
diperlukan dalam mendukung terlaksananya pembelajaran yang sesuai dengan rencana
pembelajaran, seperti sarana, bahan, alat, dan lingkungan belajar (Novitra, dkk, 2023).
Sistem pendukung yang dimaksud dalam suatu model pembelajaran adalah segala
sarana, bahan dan alat yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan model pembelajaran
tersebut. Agar kegiatan pembelajaran berjalan efektif dan efisien maka diperlukan sistem
yang mendukung. Sistem pendukung itu bisa berupa sarana, alat dan bahan yang diperlukan
dalam melaksanakan model pembelajaran tersebut. Sistem pendukung ini berkaitan dengan
sintakmatik yang ada dalam model pembelajaran tersebut. Hal yang perlu Anda perhatikan
adalah Anda tidak bisa menerapkan model pembelajaran tertentu secara efektif dan efisien
apabila sistem pendukungnya tidak memenuhi. Misalnya, Anda akan menggunakan model
pembelajaran yang memerlukan investigasi (Model Group Investigasi atau dikenal model
GI) di lapangan untuk mendapatkan informasi atau data, tetapi di lapangan tidak
menyediakan informasi tersebut, maka jelas siswa atau mahasiswa Anda tidak akan
memperoleh informasi tersebut, akibatnya pembelajaran menjadi tidak berhasil. Oleh
karena itu, guru atau dosen harus memperhatikan sistem pendukung model pembelajaran
sebelum model itu ditetapkan. Contoh sistem pendukung untuk model pembelajaran Model
Pencapaian Konsep adalah bahan bahan dan data yang terpilih dan terorganisasikan dalam
bentuk unit-unit yang berfungsi memberikan contoh-contoh. Bila para pebelajar sudah
dapat berpikir semakin kompleks, mereka akan dapat bertukar pikiran dan bekerjasama
dalam membuat unit-unit data, seperti yang terjadi pada fase atau tahap dua model tersebut
(Indrawati, 2011).
Sistem pendukung model pembelajaran adalah semua sarana, bahan, dan alat yang
diperlukan untuk menerapkan model pembelajaran (Joyce & Weil, 1992, dalam Utomo,
2020, hlm. 67). Dalam suatu pembelajaran tentunya guru perlu menyiapkan sarana, bahan,
dan alat untuk mendukung model pembelajaran tersebut. Sarana, bahan dan alat tersebut
meliputi buku siswa, rencana pembelajaran, lembar kerja siswa, alat evaluasi, media
pembelajaran seperti proyektor LCD, slideshow powerpoint, dsb.
7
cara mengarahkan para mahasiswa atau siswa pada tujuan yang diharapkan. Seperti
dijelaskan terlebih dahulu bahwa dampak instruksional dapat dilihat dari target yang
diharapkan dalam tujuan-tujuan pembelajaran. Dengan demikian, dalam merencanakan
pembelajaran Anda tidak bisa menentukan model pembelajaran terlebih dahulu sebelum
menentukan semua tujuan pembelajaran. Berbeda dengan metode pembelajaran yang
cenderung digunakan untuk merealisasikan pencapaian satu atau beberapa tujuan
pembelajaran yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), model
pembelajaran cenderung digunakan untuk merealisasian semua tujuan pembelajaran yang
dirumuskan dalam suatu RPP. Walaupun model pembelajaran digunakan untuk satu RPP,
namun dalam satu RPP bisa dimungkinkan untuk dilaksanakan dalam beberapa pertemuan.
Hal ini dapat diartikan bahwa satu sintakmatik bisa dilaksanakan lebih dari satu pertemuan.
Perlu diketahui bahwa ketika memenggal tahap-tahap atau fase-fase sintakmatik dalam
model pembelajaran harus memperhatikan tingkat kemungkinan dan kelogisannya untuk
dilakukan.
Dampak instruksional yang perlu diwujudkan dalam model pembelajaran tentunya
amatlah bervariasi tergantung dari model pembelajarannya sendiri. Misalnya, dalam model
pembelajaran tertentu, dampak instruksional dapat berupa: pemahaman bahan ajar,
kemampuan dalam pemecahan masalah, dan keterampilan kooperatif, keterampilan
produktif untuk menulis teks, dsb.
a. Dampak instruksional
• Penguasaan bahan ajar
Ciri khas yang membedakan model pembelajaran untuk mengembangkan
berpikir kreatif siswa dengan yang sering dipergunakan oleh guru selama
ini adalah adanya pengajaran dan pelatihan dalam memahami materi
(fakta, konsep, prosedur, dan prinsip) maupun dalam pemecahan masalah.
Penggunaan strategi-strategi belajar yang tepat dalam belajar suhu dan
perubahannya serta kalor dan perpindahannya dapat menjadikan proses
belajar menjadi lebih bermakna, sehingga pencapaian hasil belajar
(penguasaan bahan ajar) menjadi optimal.
• Kemampuan pemahaman konsep
Merujuk pada taksonomi Bloom yang direvisi, atau sering dikenal dengan
taksonomi Anderson (2001), terdapat 7 (tujuh) proses kognitif yang
termasuk ke dalam kemampuan memahami (understand), yaitu:
mengartikan (interpreting), memberikan contoh (exemplifying),
mengklasifikasi (classifying), meringkas (summarizing),
menduga/menarik inferensi (inferring), membedakan (comparing), dan
menjelaskan (Explaining). Pada model pembelajaran siswa diajar dan
dilatih untuk memilih, menggunakan, dan mengontrol strategi-strategi
kognitif dalam belajarnya.
• Keterampilan berfikir kreatif
Berpikir kreatif pada dasarnya merupakan perpaduan antara berpikir logis
dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi (Baer, 1993).
Seseorang waktu berpikir kreatif dalam memecahkan masalah, berpikir
divergen akan menghasilkan banyak ide dan kebenaran berpikir tersebut
8
akan ditentukan oleh berpikir logisnya. Selanjutnya Baer (1993)
mengemukakan berpikir kreatif merupakan sinonim dari berpikir
divergen. Dalam model pembelajaran sains, siswa dilatih berpikir
divergen, yaitu (1) fluence, adalah kemampuan menghasilkan banyak ide,
(2) flexibility, adalah kemampuan menghasilkan ide-ide yang bervariasi,
(3) originality, adalah kemampuan menghasilkan ide baru yang
sebelumnya belum ada, dan (4) elaboration, adalah kemampuan
mengembangkan atau menambahkan ide-ide sehingga dihasilkan ide yang
lebih rinci dan detail. Kreativitas seseorang ditunjukkan dalam berbagai
hal, seperti kebiasaan berpikir, sikap, pembawaan atau kepribadian, atau
kecakapan dalami memecahkan masalah.
9
BAGIAN II
PEMBAHASAN/INTERPRETASI
10
merencanakan langkah- mengendalikan membuat siswa dari buku musik digital, pembelajaran
dan langkahnya pembelajaran, namun merasa dihargai pelajaran, alat- maka dampak mendorong siswa
melaksanakan mencakup perlu keseimbangan dan termotivasi alat seperti instruksional yang untuk bekerja
kegiatan stimulasi, antara peran guru dan untuk terlibat proyektor, hingga diharapkan adalah sama dalam
pembelajaran. pernyataan siswa. Refleksi lebih aktif dalam lingkungan siswa atau kelompok,
Dalam masalah, terhadap kegiatan pembelajaran. belajar yang mahasiswa mampu dampak
esensinya, pengumpulan siswa selama Selain itu, prinsip nyaman. secara efektif pengiringnya
model data, pembelajaran juga reaksi juga Misalnya, jika menggunakan bisa berupa
pembelajaran pengolahan menjadi bagian mengingatkan kita ingin perangkat lunak peningkatan
adalah metode data, verifikasi, penting dalam sistem guru untuk menggunakan dan peralatan yang kemampuan
pengajaran yang dan sosial. Situasi, memperhatikan model diperlukan dalam siswa dalam
dijelaskan dari generalisasi. suasana, dan norma semua siswa, pembelajaran proses rekaman bekerja sama,
awal hingga Setiap langkah dalam suatu model termasuk yang yang dan produksi berkomunikasi,
akhir, harus diisi pembelajaran disebut mungkin memiliki membutuhkan musik digital. dan memecahkan
disampaikan dengan kegiatan sebagai sistem sosial, kemampuan penggunaan Dampak masalah secara
oleh guru yang relevan yang perlu rendah. Guru perlu komputer, kita instruksional efektif. Ini adalah
dengan gaya agar proses dipertimbangkan oleh memberikan harus memberikan hasil belajar
khusus, dan pembelajaran guru saat menerapkan dukungan ekstra memastikan gambaran tentang sampingan yang
berfungsi berjalan dengan model pembelajaran kepada mereka, bahwa kita seberapa baik tidak selalu
sebagai baik. Sintaks ini tertentu. Contoh seperti memberi memiliki siswa atau menjadi fokus
seperangkat memandu sistem sosial pada motivasi atau komputer yang mahasiswa telah utama, tetapi
instruksi atau tindakan- "Model Pencapaian pujian, agar memadai dan mencapai tujuan- tetap berdampak
kerangka untuk tindakan Konsep" mereka merasa akses internet tujuan positif pada
menerapkan konkret yang menunjukkan struktur percaya diri dan yang baik. pembelajaran yang pengalaman
strategi, metode, harus dilakukan moderat. Oleh karena termotivasi untuk Sistem telah ditetapkan, belajar siswa.
atau metodologi oleh guru dan itu, penerapan model belajar lebih keras. pendukung dan sejauh mana Dampak
pembelajaran. siswa untuk pembelajaran harus Prinsip reaksi ini sangat penting mereka telah pengiring
Sebagai mencapai mempertimbangkan penting karena karena menguasai materi mencerminkan
perencanaan tujuan kesesuaian sistem membantu guru memastikan pembelajaran yang hasil belajar
atau pola, model pembelajaran. sosial dengan situasi membangun bahwa semua diajarkan. tambahan yang
pembelajaran Dalam sintaks dan lingkungan hubungan yang yang kita muncul dari
menjadi ini, ada belajar yang ada. baik dengan siswa perlukan untuk suasana belajar
11
pedoman dalam kesamaan Interaksi sosial antar dan menciptakan pembelajaran ada yang tercipta,
merancang komponen- guru dan peserta lingkungan belajar dan siap dan seringkali
pembelajaran di komponen yang didik, serta antar yang positif dan digunakan. Jika berupa
dalam kelas, ditemukan di peserta didik sendiri, mendukung bagi sistem perubahan sikap
dengan tujuan berbagai model menjadi faktor kunci semua siswa. pendukungnya yang positif yang
menghasilkan pembelajaran, dalam memahami dan kurang atau tidak dapat membantu
perubahan- seperti menarik membangun sistem memadai, siswa dalam
perubahan perhatian siswa, sosial yang efektif pembelajaran aspek lain
dalam diri memotivasi dalam proses bisa menjadi kehidupan
peserta didik mereka, dan pembelajaran. tidak efektif dan mereka.
sebagai hasil menutup siswa mungkin
dari proses pelajaran tidak
pembelajaran dengan mendapatkan
yang telah rangkuman oleh pengalaman
dilaksanakan. siswa dengan belajar yang
bimbingan baik. Oleh karena
guru. Jadi, itu, guru atau
sintaks model dosen harus
pembelajaran memperhatikan
adalah sistem
serangkaian pendukung
langkah sebelum
operasional menerapkan
yang harus model
diikuti oleh pembelajaran
guru dan siswa tertentu.
untuk mencapai
tujuan
pembelajaran
yang ditetapkan
12
KOMPONEN
MODEL Sistem Dampak Dampak
Sintaks Sistem sosial Prinsip reaksi
pendukung instruksional pengiring
Reasoning and 1. Menghadapkan Kerjasama, Pengajuan Berupa materi Strategi Hakikat tentatif
problem masalah kebebasan pertanyaan konfrontatif penelitian dan krilmuan,
solving 2. Menemukan intelektual, dan Yang jelas dan lugas, yang mampu semangat Keterampilan
masalah Kesamaan derajat. menyediakan membangkitkan kreatif proses
3. Mengakaji data dan Dalam proses kesempatan kepada proses keilmuan,
eksperimen kerjasama, interaksi siswa untuk intelektual, otonomi siswa,
4. Mengorganisasikan, siswa harus memperbaiki strategi toleransi
merumuskan, dan didorong dan Pertanyaan, penelitian, dan terhadap
menjealskan digalakkan. menunjukkan butir- masalah yang ketidakpastian
5. Menganalisis proses Lingkungan butir yang kurang menantang dan masalah-
penelitian untuk intelektual ditandai sahih, menyediakan siswa untuk masalah non
memperoleh oleh sifat terbuka bimbingan tentang melakukan rutin.
prosedur yang lebih terhadap berbagai Teori yang digunakan, penelitian.
efektif. ide yang relevan. menyediakan suasana
Partisipasi guru dan kebebasan
siswa dalam intelektual,
pembelajaran menyediakan
dilandasi oleh dorongan
paradigma Dan dukungan atas
persamaan derajat interaksi, hasil
Dalam eksplorasi,formulasi,
mengakomodasikan dan generalisasi
segala ide yang siswa.
berkembang.
Inquiry 1. Guru mendefisikan Kedekatan guru Peranan guru sebagai Lembaran kerja Pemahaman Mempercepat
training atau dengan siswa dalam pembimbing dan siswa, bahan tentang kaitan pengembangan
mempresentasikan proses teacher- negosiator. Peran- Ajar, panduan pengetahuan self-regulated
masalah atau isu asisted instruction, peran tersebut dapat bahan ajar untuk dengan Learning,
yang berkaitan minimnya peran ditampilkan secara siswa dan untuk Dunia nyata, menciptakan
2. Guru membantu guru sebagai lisan selama proses guru, artikel, dan bagaimana lingkungan
siswa transmitter menggunakan kelas yang
13
mengklarifikasi pengetahuan, Pendefinisian dan jurnal, kliping, pengetahuan demokratis,
masalah dan interaksi sosial yang pengklarifikasian peralatan dalam dan efektif
menentukan efektif, latihan masalah. Demonstrasi pemecahan dalam
bagaimana masalah investigasi masalah atau eksperimen masalah mengatasi
itu diinvestigasi kompleks. yang sesuai, Kompleks. Keragaman
3. Guru membantu model analogi, siswa
siswa menciptakan meja dan korsi
makna terkait yang mudah
dengan hasil Dimobilisasi
pemecahan masalah atau ruangan
yang akan kelas yang sudah
dilaporkan ditata untuk itu.
4. Pengorganisasian
laporan
5. Presentasi
Problem-based 1. Sajian masalah Kedekatan guru Peranan guru sebagai Lembaran kerja Sikap positif Pengenalan jati
instruction konseptual dan sebagai teman fasilitator, siswa, bahan terhadap diri, kebiasaan
kontekstual, Belajar siswa, Negosiator, Ajar, panduan belajar, belajar dengan
2. Konfrontasi minimnya peran konfrontator. bahan ajar untuk Pemahaman bekerja,
miskonsepsi terkait guru sebagai siswa dan untuk secara perubahan
dengan masalah- transmiter guru, peralatan mendalam, Paradigma,
masalah tersebut, pengetahuan, demonstrasi keterampilan kebebasan,
3. Konfrontasi interaksi sosial yang atau eksperimen penerapan penumbuhan
sangkalan berikut Efektif, latihan yang sesuai, pengetahuan kecerdasan
strategi-strategi menjalani learning to model analogi, yang variatif inter dan
demonstrasi, be. meja dan korsi intrapersonal .
analogi, atau contoh- yang mudah
contoh tandingan, dimobilisasi atau
4. Konfrontasi Ruangan kelas
pembuktian konsep yang sudah
dan prinsip secara ditata untuk itu.
ilmiah,
14
5. Konfrontasi materi
dan contoh-contoh
kontekstual,
6. Konfrontasi
pertanyaan-
pertanyaan untuk
memperluas
pemahaman dan
penerapan
pengetahuan secara
bermakna.
Grup 1. Grouping Minimnya arahan Guru lebih berperan Lembaran kerja Pandangan Hormat
investigation 2. Planning guru, demokratis, sebagai konselor, siswa, bahan konstruktivistik terhadap HAM
3. Investigation guru Konsultan, sumber Ajar, panduan tentang Dan komitmen
4. Organizing Dan siswa memiliki kritik yang bahan ajar untuk Pengetahuan, dalam
5. Presenting status yang sama konstruktif. siswa dan untuk penelitian yang bernegara,
6. Evaluating yaitu menghadapi guru, peralatan berdisiplin, kebebasan
masalah, interaksi penelitian yang proses sebagai siswa,
dilandasi oleh sesuai, pembelajaran penumbuhan
Kesepakatan. Meja dan korsi yang efektif, aspek sosial,
yang mudah pemahaman Interpersonal,
dimobilisasi atau Yang dan
ruangan kelas mendalam. intrapersonal.
yang sudah
ditata untuk itu.
15
REFERENSI
Buchori, I., Sirrulhaq, S., & Solihutaufa, E. (2021). Model dan Strategi Pembelajaran. Al-
Hasanah: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 6(2), 274-284.
Indrawati. 2011. Perencanaan Pembelajaran Fisika: MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA. Jember: PMIPA FKIP
Joyce, B. R., Weil, M., & Calhoun, E. (2016). Models of teaching. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mirdad, J. (2020). Model-model pembelajaran (empat rumpun model pembelajaran). Jurnal
sakinah, 2(1), 14-23.
Novitra, F., Festiyed, Yohandri, & Diliarosta, S. 2023. Model Pembelajaran Networked-Based
Inquiry Suatu Pembelajaran yang Berbasis Keterampilan Abad 21. Jawa Timur: Global
Aksara Pers
Santosa, D. S. S., Sampaleng, D., & Amtiran, A. (2020). Meningkatkan prestasi belajar siswa
melalui model pembelajaran. SIKIP: Jurnal Pendidikan Agama Kristen, 1(1), 11-24.
Satyasa, I. W. 2007. Model-model pembelajaran inovatif. Unoversitas Pendidikan Ganesha, 6.
Sukarni, W., Astalini, A., & Kurniawan, D. A. (2021). Literatur Review: Sistem Sosial Model
Pembelajaran Problem Solving Terhadap Sikap Sosial Siswa. Edumaspul: Jurnal
Pendidikan, 5(1), 106-115.
Tibahary, A. R., & Muliana, M. (2018). Model-model pembelajaran inovatif. Scolae: Journal
of Pedagogy, 1(1), 54-64.
Utomo, D.P. (2020). Mengembangkan model pembelajaran. Yogyakarta: Bildung.
16