Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“MODEL–MODEL BELAJAR DAN RUMPUN MODEL


MENGAJAR”

TUGAS MATA KULIAH


STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD ( PDGK4105 )
TUTOR : YASIR MAULANA RAMBE, M.Pd

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:

KELOMPOK 2 :
 AYU LESTARI ( 855989062 )
 FEVI HADIYANA ( 855988988 )
 DINDA KHAIRUNNISYAH ( 855990644 )

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH (UPBJJ)


POKJAR RANTAU PRAPAT
UNIVERSITAS TERBUKA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Assalamua’laikum Wr. Wb

Puji dan syukur atas kehadirat ALLAH SWT atas segala rahmat yang
diberikanNya sehingga tugas pembuatan makalah kelompok dengan judul
“Model-model Belajar dan Rumpun Model Mengajar” dapat terselesaikan dengan
baik dan tepat waktu.

Adapun penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Strategi Pembelajaran di SD yang diberikan oleh Bapak Tutor Yasir Maulana
Rambe,M.Pd. Tak lupa juga kami mengucapkan terimakasih kepada Bapak Tutor
atas bimbingan yang diberikan dalam penulisan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik
materi yang kami sampaikan maupun cara penulisannya. Namun demikian kami
telah berusaha sebaik mungkin dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
kami miliki dalam penyelesaian makalah ini. Untuk itu,dengan kerendahan hati
kami mengharapkan saran dan kritik dari guna membangun penyempurnaan
makalah ini.

Akhir kata,kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dan dapat


menambha ilmu pengetahuan bagi siapa saja khususnya teman-teman mahasiswa
UPBJJ Medan Pokjar Rantau Prapat.

Rantau Prapat, Oktober 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul..................................................................................................
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Daftar Isi........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1


A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Maksud dan Tujuan ...................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3
A. Model – Model Belajar ................................................................. 3
B. Rumpun Model Mengajar.............................................................. 7
BAB III PENUTUP ...................................................................................... 15

A. Kesimpulan.................................................................................... 15
B. Kritik dan Saran ............................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dilema dalam Pendidikan terutama dalam Pendidikan Indonesia dibanding
dengan Perndidikan di negara lain memang jauh berbeda. Dilihat dari sejarah
berkali kali Indonesia bergonta ganti kurikulum dengan tujuan agar Pendidikan
Indonesia berkembang lebih pesat namun terkadang kualitas guru atau tenaga
pendidikan tidak di prioritaskan padahal jika dipikir oleh orang awam pun salah
satu penentu kemajuan pendidikan yang paling utama adalah kualitas guru,
bagaimana guru dituntut untuk menjadikan putra putri penerus bangsa yang
berkualitas dan mempunyai daya saing dengan putra putri dari negara lain.

Salah satu usaha penentu berhasilnya sebuah pendidikan adalah ketika


hasil pembelajaran dapat direalisasikan terhadap kehidupan nyata. Bukan hanya
teori saja.

Untuk itu dalam menciptakan sebuah pembelajaran yang berhasil Guru


harus menggunakan strategi dan model model pembelajaran yang inovatif
sehingga tidak membuat siswa bosan.

Jika Guru sudah menganut strategi dan model yang inovatif dalam
pembelajaran, kami yakin hasilnya akan begitu baik dalam pendidikan tersebut.
Untuk itu didalam makalah ini kami mencoba menjelaskan tentang model model
belajar dan rumpun model mengajar serta proses pembelajaran yang semoga dapat
membantu para pembaca sekalian untuk sama sama meningkatkan prestasi dan
kemajuan negara tercinta kita yakni Indonesia.

Secara kharfiah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep yang
di gunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang di gunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. Dapat juga diartikan suatu
pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran.

1
B. Rumusan Masalah
Dari Makalah ini dapat ditarik rumusan masalah antara lain?
A. Apa itu model belajar dan macamnya?
B. Apa itu rumpun model mengajar dan macamnya?

C. Maksud dan Tujuan


Dengan dibuatnya makalah ini semoga dapat membantu para pembaca
sekalian terutama bagi pembaca yang berprofesi sebagai pendidik semoga dapat
meningkatkan kualitas pembelajarannya sehingga dapat memajukan pendidikan
Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. MODEL – MODEL BELAJAR

Pengertian Model Pembelajaran menurut Para Ahli

1. Trianto
Menurut Trianto (2015, hlm. 51) Model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
melaksanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial.”

2. Saefuddin & Berdiati


Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur sistematis dalam mengorganisasikan sistem belajar untuk mencapai
tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran (Saefuddin & Berdiati, 2014, hlm. 48).

3. Sukmadinata & Syaodih


Model pembelajaran merupakan suatu rancangan (desain) yang
menggambarkan proses rinci penciptaan situasi lingkungan yang
memungkinkan terjadinya interaksi pembelajaran agar terjadi perubahan atau
perkembangan diri peserta didik (Sukmadinata & Syaodih, 2012, hlm. 151).

4. Joyce & Weil


Joyce & Weil dalam Rusman (2018, hlm. 144) berpendapat bahwa model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang bahkan dapat digunakan
untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),
merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di
kelas atau lingkungan belajar lain.

3
1. Belajar Kolaboratif (Collaborative Learning)
Belajar kolaboratoif adalah suatu cara belajar antara 2 orang atau lebih
dan dengan tujuan yang sama dan adanya ketergantungan satu sama lain. Belajar
Kolaboratif berbeda dengan kerja Kelompok karena kerja kelompok lebih
menekankan pada adanya pembagian kerja untuk menyelesaikan suatu tugas.

Manfaat belajar kolaboratif :


 Meningkatkan pengetahuan antar anggota kelompok
 Siswa belajar memecahkan masalah bersama.
 Memupuk rasa kebersamaan antar siswa
 Meningkatkan keberanian memunculkan ide/pendapat
 Memupuk rasa tanggung jawab individu.

Sifat-Sifat Pembelajaran Kolaboratif :


 Berbagi informasi antara siswa dan guru
 Pembagian kekuasaan
 Guru sebagai perantara (mediator)
 Kelompok siswa yang heterogen

2. Belajar Kuantum (Quantum Learning)


Belajar Kuantum merupakan suatu kegiatan belajar dengan suasana yang
menyenangkan karena Guru mengubah (mengorkestrasi) segala sesuatu yang ada
disekelilingnya sehingga pembelajar bergairah untuk belajar.

Manfaat belajar kuantum :


 Suasana kelas menyenangkan sehingga siswa bergairah belajar
 Siswa dapat memanfaatkan segala sesuatu yang ada disekelilingnya
sebagai pendorong belajar.
 Siswa belajar sesuai dengan dengan gaya belajar masing masing.
 Apapun yang dilakukan sepatutnya dihargai.

Tujuan pokok pembelajaran kuantum yaitu meningkatkan partisipasi siswa


melalui penggubahan keadaan, meningkatkan motivasi dan minat belajar,

4
meningkatkan daya ingat dan meningkatkan rasa kebersamaan, meningkatkan
daya dengar, dan meningkatkan kehalusan perilaku.

3. Belajar Kooperatif (Cooperative Learning)


Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran efektif dengan
cara membentuk kelompok-kelompok kecil untuk saling bekerja sama,
berinteraksi, dan bertukar pikiran dalam proses belajar. Dalam pembelajaran
kooperatif, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok
belum menguasai bahan pelajaran. Dalam belajar kooperatif pembelajar bekerja
sama dalam hal saling membantu untuk menyelesaikan tugas masing masing.
Berbeda dengan kolaboratif dilakukan untuk satu tujuan yang sama.

Manfaat belajar kooperatif :


 Meningkatkan hasil belajar pembelajar
 Meningkatkan hubungan antar kelompok.
 Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar
 Menumbuhkan realisasi kebutuhan pembelajar untuk berpikir
 Memadukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan.
 Relatif murah karena tidak memerlukan banyak biaya

Keterbatasan Belajar Kooperatif antara lain :


 Memerlukan waktu dan latihan yang cukup untuk bekerja dalam tim.
 Memerlukan pemilihan sub sub materi ajar agar sesuai dengan misi
belajar kooperatif.
 Memerlukan kemampuan khusus guru serta format penilain yang
berbeda.

Tujuan Pembelajaran Kooperatif


 Hasil Belajar Akademik
 Penerimaan Terhadap Perbedaan Individu
 Pengembangan Keterampilan Sosial

5
4. Belajar Tematik

Belajar Tematik pada hakikatnya merupakan suatu jenis pembelajaran yang


memadukan beberapa bidang studi berdasarkan suatu tema payung (kerangka
isi) dengan demikian pembelajaran ini diharapkan memahami hubungan antar
bidang studi (mata pelajaran terpadu).
Contoh pembelajaran tematik sudah dilaksanakan dalam pembelajaran
bahasa antara lain ada keterpaduan membaca menulis menyimak dan berbicara.

Karakteristik Pembelajaran Tematik


Barbara Rohde dan Kostelnik, et.al. mengemukakan karakteristik pembelajaran
tersebut sebagai berikut :
 Memberikan pengalaman langsung dengan objek-objek yang nyata bagi
pebelajar untuk menilai dan memanipulasinya.
 Menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan semua pemikirannya.
 Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum pebelajar.
 Membantu pebelajar mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru
yang didasarkan pada apa yang telah mereka ketahui dan kerjakan.
 Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek
perkembangan kognitif, emosi, sosial, dan fisik.
 Mengakomodasi kebutuhan pebelajar untuk bergerak dan melakukan
kegiatan fisik, interaksi sosial, kemandirian, dan harga diri yang positif.
 Memberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke
dalam pengertian.
 Menghargai perbedaan individu, latar belakang budaya, dan pengalaman di
keluarga yang dibawa pebelajar ke kelasnya.
 Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga pebelajar.

Perlunya Pembelajaran Tematik, Khususnya di SD


 Pada dasarnya siswa SD kelas awal memahami suatu konsep secara utuh,
global/tematis, makin meningkat kecerdasannya, dan makin terperinci
serta spesifik pemahamannya terhadap konsep tertentu.

6
 Siswa SD kelas awal mengembangkan kecerdasannya secara
komprehensif, semua unsur kecerdasan ingin dikembangkannya sehingga
muncul konsep pentingnya multiple intelligent untuk dikembangkan.
 Kenyataan hidup sehari-hari menampilkan fakta yang utuh dan tematis.
 Ada konteksnya.
 Guru SD adalah guru kelas, akan lebih mudah mengajar satu konsep secara
utuh, akan sulit mengajar sub-subkonsep secara terpisah-pisah.

B. RUMPUN MODEL MENGAJAR

Model-model pembelajaran dalam rumpun Pemrosesan Informasi bertitik


tolak dari Prinsip prinsip pengolahan informasi, yaitu yang merujuk pada cara-
cara bagaimana manusia menangani rangsangan dari lingkungan, mengorganisasi
data, mengenali masalah, menyusun konsep, memecahkan masalah, dan
menggunakan simbol-simbol. Beberapa model pembelajaran dalam rumpun ini
berhubungan dengan kemampuan pelajar (peserta didik) untuk memecahkan
masalah, dengan demikian peserta didik dalam belajar menekankan pada berpikir
produktif.
Sedangkan beberapa model pembelajaran lainnya berhubungan dengan
kemampuan intelektual secara umum, dan sebagian lagi menekankan pada konsep
dan informasi yang berasal dari disiplin ilmu secara akademis.
Model pembelajaran diartikan sebagai suatu rencana mengajar yang
memperlihatkan pola pembelajaran tertentu, dalam pola tersebut dapat terlihat
kegiatan guru dan siswa, sumber belajar yang digunakan di dalam mewujudkan
kondisi belajar atau sistem lingkungan yang memungkinkan siswa mampu belajar.
Di dalam model pembelajaran terdapat karakteristik urutan tahapan kegiata guru
dan siswa dalam peristiwa pembelajaran yang dikenal dengan sintaks. Di balik
tahapan pembelajaran tersebut terdapat rasional yang merujuk pada suatu teori
belajar tertentu. Rasional tersebut merupakan karakteristik yang membedakan satu
model dengan model lainnya (Indrawati, 2000). Dengan demikian suatu model
memiliki empat karakteristik yaitu:

7
 Landasan teori
 Tujuan yang harus dikuasai siswa
 Sintak atau urutan langkah kegiatan guru-siswa
 Kondisi belajar atau sistem lingkungan pembelajaran

Berikut dijelaskan berbagai pendapat tentang pengertian model


pembelajaran :
 Menurut Udin Winataputra 1994, Model pembelajaran dapat diartikan
sebagai kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematik
dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang
pengajaran dan para guru dalam merencanakan dan melaksanakan
aktifitas belajar mengajar.
 Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000) Model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar
tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar
mengajar.

1. Rumpun Model Sosial


Rumpun model sosial adalah suatu kegiatan pembelajaran dirancang untuk
menilai keberhasilan dan tujuan akademik termasuk studi tentang nilai-nilai
sosial, kebijakan publik, memecahkan konflik. Model mengajara sosial diciptakan
untuk membentuk masyarakat belajar.

Karakteristik Umum Model Interaksi Sosial

 Menitik beratkan pada pengembangan kemampuan kerjasama dari para


siswa.
 Berdasarkan pada dua asumsi pokok, pertama : masalah-masalah sosial
diidentifikasi dan dipecahkan atas dasar dan melalui kesepakatanm-
kesepakatan dengan menggunakan proses-proses sosial, kedua : proses

8
sosial yang demokratis perlu dikembangkan untuk melakukan perbaikan
masyarakat dalam arti seluas-luasnya secara build-in dan terus menerus.

Dalam rumpun model interaksi sosial ini terdapat model pembelajaran, yaitu :
1. Partner dalam belajar
Model ini dirancang untuk memberikan bimbingan kepada siswa
untuk mendefinisikan/ menemukan masalah, menggali berbagai
pandangan terhadap masalah, dan belajar bersama untuk menguasai
informasi, ide, dan keterampilan yang secara simultan mengembangkan
kompetensi sosial.
2. Investigasi Kelompok
Investigasi kelompok dibentuk untuk mengatasi suatu masalah. Ini
bisa dikatakan sebagai bentuk sederhana dari pembelajaran kooperatif .
3. Bermain Peran
Dalam bermain peran siswa pembelajar dibantu untk
mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi tentang isu isu sosial,
mengembangkan empati terhadap orang lain dan berusaha untuk
meningkatkan keterampilan sosial pembelajar.
Model ini dirancang untuk mengajak siswa dalam menyelidiki
nilai-nilai pribadi dan sosial melalui tingkahlaku mereka sendiri dan
nilai-nilai yang menjadi sumber dari penyelidikan itu. Bermain peran
juga membantu siswa mengumpulkan dan menata informasi mengenai
isu-isu sosial, mengembangkan rasa empati kepada teman, dan
mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial siswa.
4. Inkuiri yurisprudensi
Pembelajar mempelajari kasus kasus yang berhubungan dengan
masalah sosial dalam suatu wilayah yang dikaitkan dengan kebijakan
publik lalu mengidentifikasinya dan memilih pemecahan masalahnya tsb.
Model ini dirancang untuk melatih kemampuan mengolah informasi dan
menyelesaikan isu kemasyarakatan dengan kerangka acuan atau cara
berfikir jurisprudential (ilmu tentang hukum-hukum manusia)
5. Kepribadian dan gaya belajar

9
Dalam model ini dikemukakan adanya gaya pembelajar dan guru yang
komplek dan dapat berkembang jika individu dan lingkungan
berhubungan erat.
6. Inkuiri sosial
Maksud model ini yakni mengajarkan informasi, konsep-konsep,
cara berpikir, dan studi tentang nilai nilai sosial dengan berbagai tugas
yang menyatukan aspek kognitif dan sosial serta bertujuan untuk
meningkatkan belajar dan mengajarkan kekooperatifan.

2. Rumpun Model Pemrosesan Informasi


Model pemrosesan informasi menekankan pada cara meningkatkan
pembawaan seseorang memahami dunia dengan memperoleh dan
mengorganisasikan data, memahami masalah dan mencari pemecahannya,
serta mengembangkan konsep-konsep dan bahasa untuk menyampaikanya.
Karakteristik umum Model Pemrosesan Inforasi berprinsip pada
pengolahan informasi oleh manusia dengan memperkuat dorongan-dorongan
internal / dari dalam dirinya untuk memahami dunia dengan cara menggali
dan mengorganisasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan
jalan keluarnya serta pengembangkan bahasa untuk mengungkapkannya.

Dalam rumpun model pembelajaran pemrosesan informasi terdapat 7 model


pembelajaran, yaitu :
1. Berpikir Induktif
Model ini yakni memaparkan cara belajar untuk mendapatkan dan
mengorganisasikan informasi serta menciptakan dan menguji hipotesis
yang mendeskripsikan hubungan diantara serangkaian data.
2. Pencapaian Konsep
Model ini memberikan cara efektif untuk menyajikan informasi
yang terorganisasi beserta topik topik yang berskala luas kepada
pembelajarm pada tiap awal perkembangan
3. Inkuiri ilmiah

10
Pembelajar dibawa ke proses ilmiah dan dibantu mengumpulkan
dan menganalisis data, mengecek hipotesis dan teori serta pembentukan
pengetahuan.
4. Latihan Inkuiri
Model ini sebagai rancangan supaya pembelajaran inkuiri dapat
berhasil yakni dengan membuat hubungan sebab akibat.
5. Mnemonic
Mnemonic adalah strategi untuk mengingat dan mengasimilasi
informasi. Metode ini akan berhasi jika dilakukan dengan alat alat dan
media penunjang.
6. Sinektik
Sinektik adalah model yang membantu untuk memecahkan
masalah dan menulis kegiatan kegiatan serta menambahkan pandangan-
pandangan baru pada bidang ilmu yang luas.
7. Perorganisasi awal (advance organizer)
Model ini dirancang untuk memberikan struktur kognitif kepada
pembelajar untuk memahami materi melalui kuliah, membaca, dsn
media lain.
8. Penyesuaian dengan pembelajar
Model ini dikembangkan dengan asumsi bahwa pem pembelajar
yang belajar dengan strategi intelektual yang lebih komplek

3. Rumpun Model Personal


Model belajar personal dimulai dari pandangan tentang harga diri
individu. Seseorang berusaha memperoleh pendidikan sehingga berusaha
memahami dirinya sendiri dengan lebih baik, bertanggung jawab atau
pendidikannya sendiri, dan belajar mencapai pengembangan yang baru
dengan lebih kuat, lebih sensitif, dan lebih kreatif, dalam meraih kehidupan
yang berkualitas tinggi.
Kedudukan siswa dalam model mengajar personal adalah siswa
betugas sebagai pemberi dan penerima informasi.

11
Karakteristik Umum Model Personal yaitu :
 Proses pendidikan sengaja diusahakan yang memungkinkan seseorang
dapat memahami diri sendiri dengan baik, sanggup memikul tanggung
jawab untuk pendidikan dan lebih kreatif untuk mencapai kualitas hidup
yang lebih baik.
 Memusatkan perhatian pada pandangan perseorangan dan berusaha
menggalakkan kemandirian yang produktif sehingga manusia menjadi
semakin sadar diri dan bertanggung jawab atas tujuannya.

Model pembelajaran rumpun ini yaitu :


 Pengajaran nondirektif
Model ini dikembangkan dari teori konseling. Pengajaran nondirektif
yakni pengajaran yang menekankan kerjasama antara pembelajar
dengan guru. Misal guru membangun kerjasama dengan menyediakan
bantuan yang dibutuhkan pembelajar untuk menuntaskan masalahnya.
 Peningkatan Harga diri (karya Abraham Maslow)
Pembelajaran ini digunakan untuk membimbing siswa dalam hal rasa
harga diri dan kemampuan aktualisasi diri.

4. Rumpun Model Sistem Perilaku


Model-model pembelajaran pada rumpun ini didasarkan pada suatu
pengetahuan yang mengacu pada teori perilaku seperti teori belajar, teori
belajar sosial, modifikasi perilaku atau perilaku terapi. Model pembelajaran
rumpun ini mementingkan penciptaan lingkungan belajar yang
memungkinkan manipulasi penguatan perilaku secara efektif sehingga
terbentuk pola perilaku yang dikehendaki.

Karakteristik Umum Model Sistem Perilaku antara lain :


 Mementingkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang
memungkinkan penciptaan sistem lingkungan belajar yang
memungkinkan manipulalsi penguatan tingkah laku (reinforcement)
secara efektif sehingga terbentuk pola tingkah laku yang dikehendaki.

12
 Memusatkan perhatian pada perilaku yang terobservasi dan metode dan
tugas yang diberikan dalam rangka mengkomunikaksikan keberhasilan.

Dalam rumpun model sistem perilaku ini terdapat model pembelajaran, yaitu :
 Belajar Tuntas dan Pembelajaran Terprogram
Model pembelajaran terprogram dilaksanakan secara indivuai karena
misalkan dalam pembagian surat ketuntasan belajar,antara pelajar yang
satu dan yang lain berbeda.
 Pembelajaran Langsung
Pembelajaran Langsung termasuk penambah keefektifan belajar antara
lain guru menyampaikan langsung tujuan belajar, kemajuan kemajuan
belajar atau timbal baliknya serta taktik taktik penilaian atau apaun
yang disampaikan secara langsung.
 Belajar melalui Simulasi : Latihan dan Latihan Mandiri
Simulasi bisa dengan cara menggabungkan informasi tentang
keterampilan dengan demontrasi, praktek balikan dan latihansampai
satu keterampilan dicapai

TAHAPAN PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR


Perkembangan siswa merupakan salah satu aspek yang harus di perhatikan
dalam proses belajar. Seluruh aktivitas proses belajar harus berpusat pada
kebutuhan siswa (chil centered) dan pada aspek tuntunan masyarakarat
(society centered), Perkembangan siswa Sekolah Dasar usia 6-12. Tahap
perkembangan siswa dapat dilihat dari aspek perkembangan berikut ini :
1. Perkembangan fisik
2. Perkembangan social
3. Pekmbangan Bahasa
4. Perkembangan kognitif
5. Perkembangan moral
6. Perkembangan ekspresif
7. Aspek-aspek intelegensi
8. Aspek kebutuhan siswa

13
Aspek- aspek intelegensi tersebut dapat ditumbuhkembangkan pada setiap
siswa. Dikenal 7 jenis intelegensi dalam kehidupan sehari-hari. Intelegensi
tersebut tidak berfungsi sendiri-sendiri tetapi sestiap individu memiliki campuran
yang unik dari ketujuhintelegensi tersebut. Aspek-aspek itelegensi tersebut yaitu :
itelegensi linguistik, logis-matematis, spasi, music, fisik-kinenstik, intrapribasi,
dan interpribadi.

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Dalam memajukan pendidikan negeri kita tercinta yakni Indonesia
dibutuhkan banyak guru yang berkualitas, tatkala gurunya berkualitas maka akan
menghasilkan murid yang berkualitas pula.
Guru yang berkualitas tentu telah memahami bagaimana strategi
pembelajaran dilihat dari latar belakang model dan gaya belajar siswa dan
bagaimana rumpun mengajarnya. Setelah itu bagaimana ia melakukan prosedur
mengajar mulai dari kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran serta
kegiatan akhir pembelajaran beserta tindak lanjutnya dilakukan dengan efektif
efisien dan sistematis.

B. KRITIK DAN SARAN


Kami sadar dalam pembuatan makalah ini memang jauh dari kata
sempurna. Namun setidaknya semoga dapat membantu anda sekalian selaku
pembaca. Dan untuk itu demi terciptanya karya tulis yang lebih baik lagi maka
kami begitu mengharapkan kritik dan saran dari anda.

15
DAFTAR PUSTAKA

Anitah W,Sri. dkk (2021). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan :


Universitas Terbuka.

Boud, D & Feletti, G.I. (Ed). (1997). The Challenge of Problem Based Learning.
Boston : Allyn & Bacon.

Bouhuiys, A.A.J., Schmidt, H.G., Berkel, H.j.M., (Eds). (1993). Problem Based
Learning on Educational Strategy. Netherlands : Network Publishers.

Elaine, B. (2002). Contextual Teaching & Learning. California: Corwin Press,


Inc.

Frazee, B.M. & Rudnitski, R.A. (1995). Integrated Teaching Methods.


Washington : Delmar Publishers.

Hiil, S. & Hill, T. (1995). The Collaborative Classroom. Australia : Leanor


Curtain Publishing.

Slavin, R.E. (1995). Cooperative Learning. Theory, Research and Practice. Boston
: Allyn & Bacon.

Yoice, B & Marsha, W. (2000). Models of Teaching. Boston : Allyn & Bacon.

Www.Google.com

16

Anda mungkin juga menyukai