Anda di halaman 1dari 16

NAMA : Dinda khairunnisyah

NIM : 855990644
JURUSAN : S1-PGSD
TUGAS : Rangkuman modul 9-10

MODUL 9

KEGIATAN REMEDIAL DAN KEGIATAN PENGAYAAN

Kegiatan Belajar 1

Kegiatan Remedial

A. Hakikat, Tujuan, Dan Fungsi Kegiatan Remedial

1. Hakikat Kegiatan Remedial

Kegiatan Remedial adalah kegiatan membantu siswa dalam menguasai materi


pelajaran. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan remedial adalah kegiatan
pembelajaran yang dilaksanakan untuk membantu siswa yang mengalami
kesulitan dalam menguasai materi pelajaran.

2. Tujuan dan Fungsi Kegiatan Remedial

a. Fungsi korektif

Memperbaiki cara mengajar dan cara belajar. Karena melalui kegiatan


remedial guru memperbaiki cara mengajarnya dan siswa memperbaiki cara
belajarnya. memperbaiki cara belajarnya. Berdasarkan hasil analisis
kesulitan belajar siswa , guru memperbaiki berbagai aspek proses
pembelajaran, mulai dari rumusan tujuan, materi pelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan evaluasi. Dalam kegiatan remedial guru merumuskan
kembali tujuan pembelajaran sesuai dengan kesulitan yang dihadapi siswa,
mengorganisasikan kembali materi pelajaran sesuai dengan taraf
kemampuan siswa; memilih dan menerapkan berbagai alat bantu
pembelajaran untuk mempermudah siswa memahami materi pelajaran yang
disajikan; dan sebagainya. Misalnya, guru mengetahui bahwa yang
menyebabkan siswa belum menguasai materi pelajaran adalah karena
kurangnya kesempatan untuk berlatih maka guru harus memperbaiki
kegiatan pembelajarannya dengan memberikan kesempatan kepada siswa
untuk berlatih. Atau apabila siswa tidak menguasai materi tersebut karena
penjelasan guru terlalu abstrak maka dalam
kegiatan remedial guru harus menggunakan berbagai metode dan media
yang mempermudah pemahaman siswa terhadap konsep yang dibahas.
Selain penjelasan guru juga disertai dengan contoh dan/atau ilustrasi
yang berkaitan dengan konsep yang dipelajari. Di samping itu juga,
melalui kegiatan remedial siswa dituntut untuk memperbaiki sikap dan
cara belajarnya, svadari dengan kelemahan dan kelebihan yang
dimilikinya.

b. Fungsi pemahaman

Kegiatan remedial mempunyai fungsi pemahaman karena dalam kegiatan


remedial akan terjadi proses pemahaman baik pada diri guru maupun diri
siswa. Bagi guru untuk melaksanakan kegiatan remedial guru terlebih
dahulu harus memahami kelebihan dan kelemahan kegiatan pembelajaran
yang dilakukan nya. Sebelum guru menentukan jenis kegiatan remedial
yang akan dilaksanakan.
Sementara itu melalui kegiatan remedial siswa akan lebih memahami
kelebihan dan kelemahan cara belajarnya.

c. Fungsi penyesuaian

Kegiatan remedial mempunyai fungsi penyesuaian karena pelaksanaan


kegiatan remedial disesuaikan dengan kesulitan dan karakteristik individu
siswa yang mengalami kesulitan belajar. Tujuan dan materi pelajaran
disesuaikan dengan kesulitan yang dihadapi individu siswa.

d. Fungsi pengayaan

Kegiatan remedial mempunyai fungsi pengayaan bagi proses pembelajaran


karena melalui kegiatan remedial guru memanfaatkan sumber belajar metode
belajar atau alat bantu pembelajaran yang bervariasi dari yang diterapkan
guru dalam pembelajaran biasa. Dalam kegiatan remedial guru dapat meminta
siswa untuk membaca buku lain yang ada kaitannya dengan materi yang
belum dipahami.

e. Fungsi akselerasi

Kegiatan remedial mempunyai fungsi akselerasi terhadap proses


pembelajaran karena melalui kegiatan remedial guru dapat mempercepat
penguasaan siswa terhadap materi.

f. Fungsi terapeutik
Kegiatan remedial mempunyai fungsi terapeutik karena melalui kegiatan
remedial guru dapat membantu mengatasi kesulitan siswa yang berkaitan
dengan aspek sosial pribadi.

3. Perbedaan Kegiatan Remedial dari Pembelajaran Biasa

Agar lebih jelas mari kita kaji perbedaan kegiatan remedial dari pembelajaran
biasa dengan menganalisis komponen suatu pembelajaran:

a. Tujuan pembelajaran

Rumusan tujuan pembelajaran bersifat individual. Kegiatan pembelajaran


dilaksanakan untuk mencapai kompetensi atau tujuan yang telah ditetapkan.
Dalam kegiatan biasa tujuan pembelajaran yang dirumuskan guru berlaku
bagi semua siswa. Jadi bersifat klasikal. Dalam kegiatan remedial tujuan
pembelajaran yang dirumuskan guru bersifat individual trgantung kepada
kesulitan siswa yang dihadapi.

b. Materi pembelajaran

Materi pelajaran yang dipilih dan diorganisasikan berdasarkan tujuan


pembelajaran yang telah dirumuskan. Materi pelajaran dalam pembelajaran
biasa sama bagi semua siswa.

c. Kegiatan pembelajaran

Bersifat individual dan kelompok. Kegiatan pembelajaran dalam kegiatan


remedial akan berbeda dari kegiatan pembelajaran biasa. Dalam
pembelajaran biasa, yang berpartisipasi adalah seluruh siswa. Guru
memperlakukan semua siswa sama. Metode mengajar dan alat bantu
pembelajaran yang digunakan guru bersifat klasikal

d. Evaluasi

Alat evaluasi bersifat individual dan kelompok. Kelompok evaluasi


dilaksanakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran yang
dilaksanakan. Alat evaluasi dikembangkan berdasarkan kompetensi yang
diharapkan dikuasai siswa atau tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.

B. Pendekatan Dalam Kegiatan Remedial


1. Pendekatan yang bersifat preventif

Kegiatan remedial dipandang bersifat preventif apabila kegiatan remedial


dilaksanakan untuk membantu siswa yang diduga akan mengalami kesulitan
dalam menguasai kompetensi yang telah ditetapkan. Kegiatan remedial yang
bersifat preventif dilaksanakan sebelum kegiatan pembelajaran biasa
dilaksanakan.

2. Pendekatan yang Bersifat Kuratif

Kegiatan remedial dipandang bersifat kuratif apabila pelaksanaan kegiatan


remedial ditujukan untuk membantu mengatasi kesulitan siswa setelah siswa
mengikuti pembelajaran biasa. Kegiatan remedial yang bersifat kuratif
dilaksanakan karena berdasarkan hasil evaluasi pada kegiatan pembelajaran
biasa diketahui bahwa siswa belum mencapai kriteria keberhasilan atau
kompetensi minimal yang telah ditetapkan.

3. Pendekatan yang bersifat pengembangan

Kegiatan remedial dipandang bersifat pengembangan apabila kegiatan


remedial dilaksanakan selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran biasa.
Melalui kegiatan remedial yang bersifat pengembangan guru mengharapkan
agar siswa yang mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang
ditetapkan secara bertahap dan segera dapat mengatasi kesulitan yang
dihadapi.

C. Jenis-jenis Kegiatan
Remedial

1. Mengajarkan kembali

Melalui kegiatan ini guru menjelaskan kembali materi yang belum dipahami atau
dikuasai siswa. Tentu saja dalam menjelaskan kembali materi tersebut, guru
harus berorientasi pada kesulitan yang dihadapi siswa. Apabila siswa kurang
memahami konsep guru sebaiknya memberikan lebih banyak contoh. Untuk
membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam menerapkan konsep, guru
hendaknya memberikan lebih banyak contoh penggunaan konsep tersebut dalam
suatu kasus tertentu atau memberikan banyak latihan menuntut siswa
menerapkan konsep yang sedang dibahas.

2. Menggunakan Alat
Peraga

Untuk lebih memudahkan siswa memahami konsep yang belum dikuasainya, guru
sebaiknya menggunakan berbagai alat peraga dan memberi kesempatan kepada
siswa untuk menggunakan alat peraga tersebut. Apabila jika pada waktu
menjelaskan materi pada pembelajaran pertama kali guru tidak menggunakan alat
peraga.

3. Kegiatan Kelompok
Diskusi ataupun kerja kelompok dapat digunakan guru untuk membantu siswa
yang mengalami kesulitan dalam menguasai kompetensi yang dituntut. Yang
perlu diperhatikan guru dalam menerapkan kerja kelompok dalam kegiatan
remedial adalah

menentukan anggota kelompok.

4. Tutorial

Kegiatan tutorial juga dapat diterapkan guru dalam melaksanakan kegiatan


remedial. Dalam kegiatan ini guru meminta bantuan siswa lain yang lebih pandai
untuk membantu siswa yang menghadapi kesulitan dalam menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan atau guru dapat juga meminta siswa dari
kelas yang lebih tinggi untuk membantu adik kelasnya.

5. Sumber Belajar yang Relevan

Selain dengan mengajarkan kembali, kegiatan kelompok, dan tutorial guru juga
dapat menggunakan sumber belajar lain dalam membantu siswa menguasai
kompetensi yang telah ditetapkan. Misalnya dengan meminta siswa untuk
membaca buku referensi lain yang membahas materi yang belum dipahami nya.
Guru juga dapat meminta siswa untuk mengunjungi suatu instansi tertentu yang
berkaitan dengan materi yang belum dikuasainya.

D. Prinsip Pelaksanaan Kegiatan Remedial

Bentuk kegiatan remedial yang akan diterapkan guru hendaknya memperhatikan


hal-hal berikut:

1. Apabila terdapat beberapa orang siswa yang mengalami kesulitan yang sama,
kegiatan remedial tersebut hendaknya diberikan terhadap dihadapi seorang
siswa berbeda dengan siswa yang lain. Guru hendaknya memberikan bantuan
yang sifatnya individual.

2. Proposisi bantuan yang diberikan hendaknya sesuai dengan kesulitan yang


dihadapi siswa. Tugas atau kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam
kegiatan remedial hendaknya jangan terlalu banyak.

3. Kegiatan remedial dapat dilaksanakan sendiri oleh guru, guru bersama sama
siswa atau meminta bantuan siswa lain. Dalam menentukan bentuk kegiatan
remedial guru hendaknya mempertimbangkan jenis kesulitan yang dihadapi
siswa serta faktor penyebab kesulitan tersebut.
4. Metode yang diterapkan dalam kegiatan remedial hendaknya sesuai dengan
tingkat kemampuan serta dapat membangkitkan motivasi pada diri siswa
untuk belajar lebih giat dan berusaha lebih tekun. Melalui kegiatan remedial
ini, guru tidak hanya mengharapkan siswa akan mampu menguasai
kompetensi yang belum dikuasainya.

E. Prinsip Pemilihan Kegiatan

1. Memanfaatkan latihan khusus, terutama bagi siswa yang mempunyai saya


tangkap lemah.

2. Menekankan pada segi kekuatan yang dimiliki siswa. Dalam proses belajar, ada
siswa yang mudah memahami suatu materi pelajaran melalui informasi lisan,
ada juga siswa yang lebih mudah memahami materi pelajaran melalui gambar
gambar dan ada juga siswa yang baru dapat memahami suatu konsep apabila
siswa tersebut diberi kesempatan untuk menerapkan konsep tersebut.

3. Memanfaatkan penggunaan media yang multisensori.

4. Memanfaatkan permainan sebagai sarana belajar.

F. Prosedur Kegiatan Remedial

1. Analisis Hasil Diagnosis

Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu proses pemeriksaan terhadap siswa


yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar. Melalui kegiatan diagnosis
guru akan mengetahui para siswa yang perlu mendapat bantuan. Untuk
keperluan kegiatan remedial tentu yang menjadi sorotan adalah siswa siswa
yang mengalami kesulitan dalam belajar yang ditunjukan dengan tidak
tercapainya kriteria keberhasilan belajar.

2. Menemukan penyebab kesulitan

Sebelum kita mulai merancang kegiatan remedial, terlebih dahulu kita harus
mengetahui mengapa siswa mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi
yang diharapkan atau menguasai materi pelajaran. Faktor penyebab kesulitan
ini harus diidentifikasi oleh guru karena gejala kesulitan yang sama yang
ditunjukan oleh siswa dapat ditimbulkan oleh sebab yang berbeda.
3. Menyusun rencana kegiatan remedia

a. Merumuskan kompetensi atau tujuan pembelajaran

b. Menentukan materi pelajaran sesuai dengan kompetensi

c. Memilih dan merancang kegiatan remedial sesuai dengan masalah dan


faktor penyebab kesulitan serta karakteristik siswa.

d. Merencanakan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan remedial.

e. Menentukan jenis, prosedur, dan alat penilaian untuk mengetahui


tingkat keberhasilan siswa.

4. Melaksanakan kegiatan remedial

Biasanya kegiatan remedial dilaksanakan diluar jam belajar biasanya. Oleh karena
itu dituntut kerelaan dari guru untuk menyediakan waktu tambahan di luar jam
belajar.
Untuk membantu siswa yang memerlukan.

5. Menilai kegiatan remedial

Penilaian kegiatan remedial dilakukan dengan mengkaji kemajuan siswa.


Seberapa besar siswa mengalami kemajuan dalam belajar. Apabila siswa telah
mencapai kemajuan berarti kegiatan remedial yang kita rencanakan dan kita
laksanakan cukup efektif untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan
belajar.
Kegiatan Belajar 2

Kegiatan Pengayaan

A. Hakikat Kegiatan Pengayaan

Kegaitan pengayaan dapat dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan


pembelajaran biasa atau di luar jam pelajaran. Sementara siswa yang lain masih
harus mengerjakan tugas belajarnya. Siswa yang telah menyelesaikan tugas
belajarnya mendapat kegiatan pengayaan untuk meningkatkan wawasannya
sehingga potensi yang dimilikinya berkembang optimal.

B. Jenis kegiatan PengayaaN

1. Tutorial sebaya

Kegiatan tutor sebaya ini selain dapat digunakan dalam kegiatan remedial juga
sangat efektif untuk kegiatan pengayaan. Membantu siswa lain memahami
materi pelajaran dapat merupakan kegiatan penambahan wawasan
pengetahuan siswa. Ketika siswa diminta untuk menjelaskan konsep atau ide
kepada teman sekelasnya, mereka akan berusaha mencari cara kerja terbaik
sehingga temannya dapat memahami penjelasannya.

2. Mengembangkan Latihan

Disamping memberikan tutorial kepada temannya, siswa kelompok cepat


dapat juga diminta untuk mengembangkan latihan praktis yang dapat
dilaksanakan oleh teman temannya yang lambat sehingga mereka akan lebih
mudah memahami.

3. Mengembangkan Media dan sumber pembelajaran

Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan suatu karya yang


berkaitan dengan materi yang dipelajari merupakan sesuatu yang menarik bagi
siswa kelompok cepat. Hasil karya tersebut dapat berupa model, permainan
atau karya tulis yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber belajar.

4. Melakukan Proyek
Salah satu kegiatan yang paling menyenangkan bagi siswa kelompok cepat adalah
mendapat kesempatan untuk terlibat dalam suatu proyek khusus atau
mempersiapkan suatu laporan khusus.

5. Memberikan permainan, masalah atau kompetensi antar siswa

Siswa kelompok cepat biasanya tertantang untuk memecahkan masalah yang


cukup sulit. Oleh karena itu dalam kegiatan pengayaan guru dapat memberikan
tugas kepada siswa untuk memecahkan masalah atau permainan yang berkaitan
dengan materi pelajaran.

C. Faktor faktor Yang Harus Diperhatikan Dalam Melaksanakan Kegiatan Pengayaan

1. Faktor siswa

Guru harus memperhatikan karakteristik siswa baik yang berkenaan dengan


faktor minat maupun dengan faktor psikologis lainnya. Kita semua sudah
menyadari bahwa setiap siswa memiliki minat yang berbeda. Ada siswa yang
memiliki minat menulis, tetapi ada juga yang berminat menyampaikan ide-ide.

Yang harus diperhatikan guru dalam menentukan kegiatan pengayaan adalah:

a. Kegiatan diluar kelas lebih disukai daripada kegiatan didalam kelas

b. Kegiatan yang menuntut siswa untuk melakukan aktivitas yang lebih


disukai daripada kegiatan yang hanya dilakukan dibelakang meja.

c. Kegiatan menemukan sesuatu yang baru.

d. Kegiatan yang cepat menunjukkan hasil yang lebih disukai siswa.

2. Faktor manfaat edukatif

Sesuai dengan tujuan utama pemberian kegiatan pengayaan yaitu untuk


memberikan kesempatan kepada siswa berkembang secara optimal maka
kegiatan pengayaan harus memberikan manfaat bagi siswa.

3. Faktor waktu

Seperti yang telah disampaikan sebelumnya bahwa kegiatan pengayaan


diberikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki siswa dengan
memanfaatkan kelebihan waktu. Sementara siswa lain masih melakukan
kegiatan remedial. Apabila siswa yang lambat telah menguasai kompetensi yang
sudah ditetapkan dan kegiatan pembelajaran
biasa akan segera dilaksanakan maka kegiatan pengayaan secara terprogram harus segera
berakhir.

MODUL 10
PENGELOLAAN KELAS

KEGIATAN BELAJAR
HAKIKAT PENGELOLAAN KELAS
Hakikat Pengelolaan Kelas yang mencakup pengertian pengelolaan kelas dan
perbedaannya dengan pembelajaran serta pentingnya pengelolaan kelas dalam
kaitannya dengan proses pembelajaran yang efektif.

A. PENGERTIAN PENGELOLAAN KELAS


Istilah "pengelolaan kelas (classroom management) dapat didefinisikan
beragam tergantung dari sudut pandang yang dipakai Pendekatan aloriter
(authority approach) memandang pengelolaan kelas sebagai kegiatan guru untuk
mengontrol tingkah laku siswa. Menurut pendekatan ini, rugas guru adalah
menciptakan dan memelihara aturan di dalam kelas melalui penerapan disiplin
(Weber, 1977). Guru yang menganut pendekatan otoriter akan menghukum setiap
siswa yang melanggar disiplin kelas Ketika melihat dua orang siswa berkelahi di
dalam kelas, gunu yang menganut pendekatan otoriter akan menghukum kedua
siswa tersebut, misalnya dengan tidak membolehkan kedua siswa tersebut untuk
bermain pada jam istirahat selama beberapa minggu.
Kebalikan dari pendekatan otoriter ialah pendekatan permisif (permissive
approach). Pendekatan permisif menyatakan bahwa pengelolaan kelas adalah
kegiatan guru dalam memaksimalkan kebebasan siswa Peran guru adalah
membantu siswa merasakan kebebasan untuk melakukan apa yang mereka
inginkan kapan pun mereka mau (Weber, 1977).
B. PERBEDAAN PENGELOLAAN KELAS DARI PEMBELAJARAN
Kita sudah mengetahui bahwa proses pembelajaran (instruction) adalah
segala kegiatan yang dilakukan guru untuk membantu siswa belajar Dalam kegiatan
pembelajaran di kelas, siswa dianggap telah belajar apabila tujuan pelajaran yang
dirumuskan telah dapat dikuasai siswa Jadi, pembelajaran adalah segala kegiatan
yang dilakukan guru untuk memudahkan siswa mencapai tujuan yang telah
ditetapkan Yang termasuk ke dalam pembelajaran di antaranya adalah melakukan
diagnosis kebutuhan siswa. merencanakan pelajaran, menyajikan informasi,
mengajukan pertanyaan, dan menilai kemajuan belajar siswa
Proses pembelajaran yang efektif dan efisien dapat terjadi apabila situasi dan
kondisi kelas mendukung. Berbagai usaha yang dilakukan guru dalam menciptakan
dan memelihara kondisi kelas sehingga terjadi pembelajaran yang efektif dan efisien
merupakan kegiatan pengelolaan kelas Memberikan pujian atau penghargaan
sesegera mungkin, menciptakan dan memelihara hubungan yang sehat antara guru
dan siswa serta siswa dan siswa, serta menetapkan norma-norma kelompok yang
produktif merupakan beberapa

C. PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PROSES PEMBELAJARAN


Dalam uraian sebelumnya telah disampaikan bahwa pembelajaran adalah
serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pembelajaran dan pengelolaan kelas adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan
untuk menciptakan kondisi kelas yang memungkinkan berlangsungnya proses
pembelajaran Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan kelas yang efektif
merupakan salah satu aspek penting dalam proses pembelajaran. Pengelolaan kelas
yang efektif merupakan prasyarat terciptanya pembelajaran yang efektif.

KEGIATAN BELAJAR 2
PENATAAN LINGKUNGAN KELAS

A. PENATAAN LINGKUNGAN FISIK KELAS

Pengelolaan kelas yang efektif bermula dari penataan ruangan kelas dan isinya. Apa
yang sebaiknya dilakukan guru dalam menata ruangan kelas dan isinya sehingga kelas
menjadi lingkungan yang menarik dan efektif untuk proses pembelajaran merupakan
pertanyaan yang akan kita bahas dalam topik
1. Prinsip-prinsip Penataan Lingkungan Fisik Kelas Lingkungan fisik kelas yang baik
adalah ruangan kelas yang menark efektif serta mendukung siswa dan guru dalam
proses pembelajaran Kelas yang tidak ditata dengan baik akan menjadi
penghambat bagi siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran Penataan tempat
duduk yang mengganggu lalu lintas selama kegiatan pembelajaran dan
penempatan barang-barang yang tidak sesuai dengan fungsinya dapat
menghambat berlangsungny proses pembelajaran. Agar proses pembelajaran
dapat berlangsung dengan baik, guru harus menata tempat duduk dan barang-
barang yang ada di ruangan kelas sehingga dapat mendukung dan memperlancar
proses pembelajaran.

Menurut Louisell (1992), ketika menata lingkungan fisik kelas, guru harus
mempertimbangkan 5 hal berikut ini.
a Keleluasaan pandangan (visibility)
b. mudah dicapai

c. Keluwesan (flexibility)

d. Kenyamanan

e. Keindahan

2. Penataan Tempat Duduk


Peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dapat dilakukan guru
melalui penerapan berbagai strategi pembelajaran.

B. PENATAAN LINGKUNGAN PSIKO-SOSIAL KELAS


Meskipun penataan lingkungan fisik kelas merupakan hal yang sangat penting
dalam kegiatan pengelolaan kelas, keadaan lingkungan priko sosial kelas juga tidak
kalah pentingnya dalam menciptakan kelas yang kondusif bags proses pembelajaran
Bahkan Winzer (1995) menyatakan
bahwa iklim psiko-sosial kelas berpengaruh terhadap hasil belajar, konsep diri, rasa
harga din, dan sikap siswa terhadap sekolah.
Iklim psiko-sosial kelas berkenaan dengan hubungan sosial-pribadi antara guru dan
siswa serta antarsiswa. Hubungan yang harmonis antara guru dan siswa serta
antarsiswa akan dapat menciptakan iklim psiko-social kelas yang sehat, dan efektif bagi
berlangsungnya proses pembelajaran
1. Karakteristik Guru
Berkenaan dengan pengelolaan iklim psiko-sosial kelas, Bandura (Good dan
Brophy, 1990) menyatakan bahwa keberhasilan guru dalam mengelola iklim psiko-
sosial kelas dipengaruhi oleh karakteristik guru itu sendiri. Berikut ini beberapa
karakteristik yang harus dimiliki guru demi terciptanya iklim psiko-sosial kelas yang
efektif bagi kelangsungan proses pembelajaran

b. Memiliki persepsi yang realitik tentang dirinya dan wanya Guru yang memiliki
pandangan tidak realistik terhadap kemampuan wanya dan dirinya dapat menghambat
efektivitas kegiatan pembelajaran.

c. Akrab dengan siswa dalam batas hubungan gurse-siswa Untuk mengembangkan


hubungan yang baik antara guru-siswa, gura perti menyediakan waktu untuk mengenal
aiswa lebih banyak.
d. Bersikap positif terhadap pertanyaan/respons siswa

Bagi beberapa guru, terutama guru yang baru dan kurang menguasai materi
pelajaran, pertanyaan yang diajukan siswa sering kali dianggap sebagai ujian Seolah-
olah siswa ingin menguji tingkat penguasaan guru terhadap materi yang diajarkan
Situasi semacam ini menimbulkan rasa tidak aman pada guru tersebut.
e. Sabar teguh, dan tegat

2. Hubungan Sosial Antarsiswa


Selama dari pribadi guru sendiri, iklim paiko-sosial kelas juga dipengaruhi oleh
hubungan sosial antarsiswa. Hubungan sosial yang kurang baik antarsiswa dapat
mengganggu lancarnya kegiatan pembelajaran. Agar kegiatan kelompok dapat berhasil
dengan baik gunu hanu memperhatikan hal-hal berikut (Weber, 1977)

a. Perilaku yang diharapkan

b. Fungsi kepemimpinan

c. Pola persahabatan siswa

d. Norma aturan
e. Kemampuan berkomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai