Kegiatan Belajar 1
Pengertian Hukum
A. Pengertian Hukum Menurut Para Ahli
Menurut Prof. Dr, L.J. van Apeldoorn tidak mungkin memberi suatu
pengertian (definisi) untuk hukum.
Dalam “Het Adatrecht van Ned Indie” : “Hukum adalah suatu gejala dalam
pergaulan hidup yang bergolak terus menerus dalam keadaan bentur dan
membentur tanpa henti-hentinya dengan gejala-gejala lainnya”, kemudian
beliau menambahkan : “Tidak mungkin memberi sesuatu definisi untuk
hukum, karena hubungan-hubungan anggota masyarakat yang diatur oleh
hukum ada 1001 macam”. Lemaire dalam bukunya Hukum di Indonesia (Het
recht in Indonesia) “Hukum banyak seginya serta meliputi segala lapangan
yang menyebabkan orang tidak mungkin membuat suatu definisi apa hukum
itu sebenarnya”.
Kisch. Mr. Dr. Dalam karangannya “Rectswetenscap” mengatakan bahwa
oleh karena hukum itu tidak dapat dilihat/ditangkap oleh pancaindra, maka
sukarlah untuk membuat suatu definisi tentang “hukum” yang memuaskan
umum.
Prof. Sudiran dalam “pengantar Tata Hukum di Indonesia” : “Hukum adalah
pikiran/anggapan orang tentang adil dan tidak adil mengenai hubungan
antarmanusia.
Grotius dalam “De lure Belli ac facis tahun 1625” : “Hukum adalah peraturan
tentang perbuatan moral yang menjamin keadilan”.
Prof. Soediman Kartohadiprodjo, S.H dalam bukunya “Pengantar Hukum
Indonesia” mengatakan bahwa : “Hukum adalah pikiran atau anggapan orang
adil atau tidak adil mengenai hubungan antara manusia”.
Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S.H LLM dalam bukunya “Hukum
Masyarakat dan Pembinaan Hukum Nasional” mengatakan : “Hukum adalah
keseluruhan kaidah-kaidah serta asas-asas yang mengatur pergaulan hidup
manusia dalam masyarakat yang bertujuan memelihara ketertiban yang
meliputi lembaga-lembaga dan proses-proses guna mewujudkan berlakunya
kaidah itu sebagai kenyataan dalam masyarakat”.
J.C.T Simorangkir, S.H dan Woeryono Sastropranoto, S.H dalam bukunya
“Pelajaran Hukum Indonesia” mengemukakan : “Hukum itu ialah peraturan-
peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia
dalam lingkungan masyarakat, yang dibuat oleh badan-badan resmi yang
berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan
diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu”.
Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi tentang hukum sebagai
pegangan : “Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan hidup yang bersifat
memaksa, berisikan suatu perintah, larangan atau izin untuk berbuat atau
tidak berbuat sesuatu serta dengan maksud untuk mengatur tata tertib dalam
kehidupan masyarakat”.
“Hukum adalah peraturan-peraturan hidup = peraturan-peraturan yang
mengadakan tata tertib dalam pergaulan hidup manusia dalam masyarakat
sehari-hari”.
Dari beberapa batasan tentang hukum yang diberikan oleh para sarjana
tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa hukum itu meliputi beberapa
unsur, yaitu sebagai berikut :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat;
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib;
3. Peraturan itu bersifat memaksa;
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
Hukum dapat dibagi dalam beberapa golongan hukum menurut beberapa asas
pembagian, sebagai berikut :
1. Menurut sumbernya
a. Hukum undang-undang yaitu hukum yang tercantum dalam
peraturan perundang-undangan;
b. Hukum kebiasaan (adat) yaitu hukum yang terletak didalam
peraturan-peraturan kebiasaan (adat);
c. Hukum traktat yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara
dalam suatu perjanjian antar negara;
d. Hukum yurisprudensi yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan
hakim.
2. Menurut bentuknya
a. Hukum tertulis yaitu hukum yang dicantumkan dalam berbagai
peraturan perundang-undangan;
b. Hukum tak tertulis yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan
masyarakat, tetapi tidak tertulis (disebut hukum kebiasaan).
3. Menurut tempat berlakunya
a. Hukum nasional yaitu hukum yang berlaku dalam suatu negara;
b. Hukum Internasional yaitu hukum yang mengatur hukum dalam dunia
internasional;
c. Hukum asing yaitu hukum yang berlaku dalam negara lain;
d. Hukum gereja yaitu yaitu kumpulan norma-norma yang ditetapkan
oleh Gereja untuk para anggota-anggotanya.
4. Menurut waktu berlakunya
a. Ius Constitutum (hukum positif) yaitu hukum yang berlaku pada waktu
yang akan datang;
b. Ius Constituendum yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada waktu
yang akan datang;
c. Hukum Asasi (hukum alam) yaitu hukum yang berlaku dimana-mana
dalam segala waktu dan untuk segala bangsa di dunia.
5. Menurut cara mempertahankan fungsinya
a. Hukum materiil = materieel recht = substantive law yaitu aturan
hukum yang mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang
jadi yang menentukan hak-hak dan kewajiban, memerintahkan dan
melarang berbagai perbuatan kepada orang-orang dalam masyarakat.
b. Hukum formil = formeel recht = hukum proses = adjective law, yaitu
aturan hukum yang mengatur cara bagaimana mempertahankan dan
melaksanakan aturan hukum materiil.
6. Menurut sifatnya atau daya kerjanya atau sanksinya
a. Hukum yang memaksa (dwigent recht) yaitu aturan hukum yang dalam
keadaan konkret tidak dapat dikesampingkan oleh perjanjian yang
diadakan para pihak.
b. Hukum mengatur = hukum pelengkap = hukum penambah ialah
hukum yang dalam keadaan konkret dapat dikesampingkan oleh
perjanjian yang dibuat oleh kedua belah pihak dapat menyelesaikan
soal mereka dengan membuat sendiri suatu peraturan maka peraturan
hukum yang tercantum dalam pasal yang bersangkutan, tidak perlu
dijalankan.
7. Sedangkan menurut isinya maka aturan hukum dapat dibagi menjadi :
a. Hukum public (public law) yaitu aturan hukum yang mengatur
kepentingan umum atau aturan hukum yang mengatur hubungan
antara negara dengan orang, negara dengan alat-alat
perlengkapannya, dan negara yang satu dengan negara yang lainnya.
b. Hukum privat (private law) atau hukum sipil yaitu aturan hukum
yang mengatur kepentingan perseorangan atau dapat dikatakan
sebagai aturan hukum yang mengatur hubungan hukum antara orang
yang satu dengan orang lainnya.
Negara dalam arti sempit diartikan negara berfungsi sekedar penjaga atau
dikenal dengan sebutan Negara penjaga malam. Menurut ajaran ini ada dua
unsur penting negara hukum yang dikemukakan oleh Kant adalah sebagai
berikut ;
1. Perlindungan terhadap hak-hak asasi manusia;
2. Pemisahan kekuasaan.
Sementara A.V. Dicey yang menganut sistem Anglo Saxon yaitu “the rule of
law” konsep negara hukum menurutnya mengandung 3 unsur penting :
1. Supremacy of law;
2. Equality before the law;
3. Human right.
Selanjutnya oleh para jurist Asia Tenggara dan Pasifik seperti tercantum
dalam buku “The Dynamics Aspect of the rule of law in the Modern Age”,
dikemukakan syarat rule of law sebagai berikut :
1. Perlindungan konstitutional;
2. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak;
3. Kebebasan untuk menyatakan pendapat;
4. Pemilihan umum yang bebas;
5. Kebebasan untuk berorganisasi dan beroposisi;
6. Pendidikan civic (kewarganegaraan).