Anda di halaman 1dari 5

MODUL 6

KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Kegiatan Belajar 1
Pengertian hukum
A. PENGERTIAN HUKUM MENURUT PARA AHLI
Menurut Prof. Mr. Dr. L.J. van Apeldoorn hukum adalah suatu gejala dalam pergaulan
hidup yang terjadi secara terus-menerus dalam keadaan bentur membentur tanpa henti-
hentinya dengan gejala lainnya.
Menurut Kisch. Mr. Dr. dalam karangannya ”Rectswetenschap” mengatakan bahwa oleh
karena hukum itu tidak dapat dilihat/ditangkap oleh pancaindra, maka sukarlah untuk
membuat suatu definisi tentang “hukum” yang memuaskan umum.
Menurut Prof. Sudiran hukum adalah pikiran atau anggapan orang tentang adil dan tidak
adil mengenai hubungan antarmanusia.
Menurut Grotius hukum adalah peraturan tentang perbuatan moral yang menjamin
keadilan.
Menurut Prof. Soediman Kartohadiprodjo, S.H hukum adalah pikiran atau anggapan
orang adil atau tidak adil mengenai hubungan antara manusia.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur, yaitu :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat.
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
3. Peraturan itu bersifat memaksa.
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.

B. KONSEP NEGARA HUKUM MENURUT PARA AHLI


Negara yang berdasarkan atas hukum pada hakikatnya adalah suatu “negara hukum”
negara hukum adalah negara yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi warganya.
Maksudnya adalah segala kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan negara dan
penguasa, semata-mata berdasarkan hukum atau dengan kata lain diatur oleh hukum.
Pengertian lain negara hukum secara umum dimana kekuasaannya dibatasi oleh
hukum dalam arti bahwa segala sikap, tingkah laku dan perbuatan baik dilakukan oleh para
warga negara harus berdasarkan atas hukum. Jika ditinjau dari sejarah perkembangannya,
konsep “negara hukum menurut yang dikemukakan oleh Immanuel kant, yaitu yang dikenal
sebagai negara hukum liberal atau negara hukum dalam arti kata sempit yang diistilahkan
dengan “nachtwakerstaat”.

C. CIRI-CIRI DAN MACAM-MACAM PEMBAGIAN HUKUM


Untuk dapat mengenal hukum itu, kita harus dapat mengenal ciri-ciri hukum, yaitu
sebagai beikut :
- Adanya perintah dan atau larangan.
- Perintah dan atau larangan itu harus ditaati oleh setiap orang.

Hukum dapat dibagi dalam beberapa golongan hukum menurut beberapa asas
pembagian, sebagai berikut :
1. Menurut sumbernya
- Hukum undang-undang, yaitu hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-
undangan.
- Hukum kebiasaan (adat), yaitu hukum yang terletak di dalam peraturan-peraturan
kebiasaan.
- Hukum traktat, yaitu hukum yang ditetapkan oleh negara-negara didalam suatu
perjanjian antara negara.
- Hukum yurisprudensi, yaitu hukum yang terbentuk karena keputusan hakim.

2. Menurut bentuknya
- Hukum tertulis, yaitu hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan
perundang-undangan.
- Hukum tak tertulis, yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat,
tetapi tidak tertulis (disebut hukum kebiasaan).

3. Menurut tempat berlakunya


- Hukum nasional, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu negara.
- Hukum internasional, yaitu hukum yang mengatur hukum dalam dunia
internasional.
- Hukum asing, yaitu hukum yang berlaku dalam negara lain.
- Hukum gereja, yaitu kumpulan norma-norma yang ditetapkan oleh gereja untuk
para anggota-anggotanya.

4. Menurut waktu berlakunya


- Ius constitutum (hukum positif), yaitu hukum yang berlaku pada waktu yang akan
datang.
- Ius constituendum, yaitu hukum yang diharapkan berlaku pada waktu yang akan
datang.
- Hukum asasi (hukum alam), hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala
waktu dan untuk segala bangsa didunia.

5. Menurut cara mempertahankannya dan fungsinya


- Hukum materiil = materieel recht = substantive law, yaitu aturan hukum yang
mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang jadi yang menentukan
hak-hak dan kewajiban, memerintahkan dan melarang berbagai perbuatan kepada
orang-orang dalam masyarakat. Contoh:hukum perdata, hukum pidana, hukum tata
usaha.
- Hukum formil = foemeel recht = hukum proses = adjective law, yaitu aturan
hukum yang mengatur cara bagaimana mempertahankan dan melaksanakan aturan
hukum materiil (hukum acara pidana/perdata).

6. Menurut sifatnya atau daya kerjanya atau sanksinya


- Hukum yang memaksa, yaitu aturan hukum yang dalam keadaan konkret tidak
dapat dikesampingkan oleh perjanjian yang diadakan para pihak.
- Hukum mengatur = hukum pelengkap = hukum penambah ialah hukum yang
dalam keadaan konkret dapat dikesampingkan oleh perjanjian yang dibuat oleh
kedua belah pihak dapat menyelesaikan soal mereka dengan membuat sendiri
suatu peraturan maka peraturan hukum yang tercantum dalam pasal yang
bersangkutan, tidak perlu dijalankan.

7. Menurut isinya maka aturan hukum dapat dibagi menjadi :


a. Hukum public, yaitu aturan hukum yang mengatur kepentingan umum atau aturan
hukum yang mengatur hubungan hukum antara :
 Negara dengan orang, dalam hal misalnya hukum pidana
 Negara dengan alat-alat perlengkapannya, yaitu hukum yang mengatur
hubungan antara pemerintah pusat dengan provinsi-provinsi, kabupaten,
kecamatan berbagai daerah Indonesia
 Negara yang satu dengan negara yang lain, yang diatur dalam hukum antar
negara-negara (hukum internasional).
b. Hukum privat atau hukum sipil, yaitu aturan hukum yang mengatur kepentingan
perseorangan atau dapat dikatakan sebagai aturan hukum yang mengatur hubungan
hukum antara orang yang satu dengan orang lainnya.

D. HUKUM NORMATIF – HUKUM IDEAL – HUKUM WAJAR

1. Hukum normatif, yaitu hukum yang nampak dalam peraturan perundangan serta juga
hukum yang tidak tertulis dalam peraturan perundangan, tetapi toh diindahkan/ditaati
oleh masyarakat karena keyakinan bahwa peraturan hidup itu sudah sewajarnya wajib
ditaati.
2. Hukum ideal, yaitu hukum yang dicita-citakan. Hukum ini pada hakikatnya berakar
pada perasaan murni manusia dari segala bangsa. Hukum ini ialah hukum yang dapat
memenuhi perasaan keadilan semua bangsa di seluruh dunia. Hukum ini adalah benar-
benar objektif.
3. Hukum wajar, yaitu hukum seperti yang terjadi dan nampak sehari-hari. Tidak jarang
hukum yang nampak sehari-hari menyimpang dari hukum normatif (yang tercantum
dalam peraturan perundangan) karena tidak diambil tindakan oleh alat-alat kekuasaan
pemerintah maka pelanggaran tersebut oleh masyarakat yang bersangkutan lambat
laun dianggap biasa.
Kegiatan Belajar 2
Penegakan hukum di indonesia
Norma kesusilaan adalah sekumpulan peraturan hidup yang dianggap sebagai suara
hati nurani setiap manusia. Norma ini berhubungan dengan manusia sebagai individu karena
menyangkut kehidupan pribadi manusia.
Norma kesopanan merupakan peraturan hidup yang timbul dari pergaulan segolongan
manusia. Peraturan-peraturan itu ditaati sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku
manusia terhadap manusia yang ada di sekitarnya.
Norma adat merupakan sekumpulan peraturan hidup yang tumbuh dan berkembang
pada suatu masyarakat dan ditaati serta dilaksanakan oleh masyarakat yang bersangkutan
karena dirasakan sebagai suatu kewajiban.
Norma hukum bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam pergaulan hidup.
Kedamaian akan tercapai dengan menciptakan suatu keserasian antara ketertiban (yang
bersifat lahiriyah) dengan ketenteraman (yang bersifat batiniah).

A. KEPOLISIAN
Kepolisian negara ialah alat penegak hukum yang terutama bertugas memelihara
keamanan di dalam negeri. Dalam kaitannya dengan hukum, khususnya hukum acara pidana,
kepolisian negara bertindak sebagai penyelidik dan penyidik. Menurut pasal 4 UU No. 8/1981
tentang UU hukum acara pidana (KUHAP).

B. KEJAKSAAN
Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang untuk bertindak sebagai penuntut umum
serta melaksanakan keputusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang melaksanakan kekuasaan negara dibidang
penuntutan. Sedangkan yang dimaksud penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk
melimpahkan perkara ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang
di atur dalam hukum acara pidana dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh
hakim disidang pengadilan.

C. KEHAKIMAN
Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekuasaan untuk mengadili.
Sedangkan hakim adalah pejabat peradilan negara yang di beri wewenang oleh undang-
undang untuk mengadili. Dalam upaya menegakkan hukum dan keadilan serta kebenaran,
hakim diberi kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan. Artinya, hakim
tidak boleh dipengaruhi oleh kekuasaan-kekuasaan lain dalam memutuskan perkara. Apabila
hakim mendapat pengaruh dari pihak lain dalam memutuskan perkara maka cenderung
keputusan hakim itu tidak adil, yang pada akhirnya akan meresahkan masyarakat dan wibawa
hukum dan hakim akan pudar.
Kegiatan Belajar 3
Kasus-kasus yang berkaitan dengan hukum

1. Kasus pencurian uang ATM


Pasal yang mengatur tentang pencurian uang adalah pasal 362 KUHP, yang
menyatakan bahwa barang siapa yang mengambil sesuatu, yang seluruhnya atau
sebagian kepunyaan orang lain dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,
diancam karena pencurian, dengan pidana penjara atau denda.

2. Kasus perampokan
Kasus perampokan yang disertai dengan penganiayaan dan pembunuh serta
pembakaran rumah korban yang bernama nyonya sylvia, tujuan dari pada pelaku
dalam pembakaran rumah korban adalah untuk menghilangkan jejak, terhadap pelaku
kejahatan dirumah nyonya sylvia tersebut dijatuhi ancaman pidana bagi kejahatan
terhadap nyawa, atau setidak-tidaknya ancaman pidana bagi pelaku tindak pidana
perampokan disertai penganiayaan yang menyebabkan matinya korban. Pelakunya
dapat dikenai ancaman pidana atas dasar ketentuan pasal 339, pasal 354, pasal 355,
pasal 368 Jo. 365 KUHP.

Anda mungkin juga menyukai