Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

PEMBELAJARAN PKN di SD
(PDGK4201)
TUTOR : ZENITHA KURNIA PUTRI, S.I.Kom., M.I.Kom.

OLEH :
NAMA : SITI NURUL YUNIZAR RAHMAWATI
NIM : 858835658

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2022.1
RESUME MODUL 6 & 7
HASIL PRESENTASI KELOMPOK 3

MODUL 6 : KONSEP PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA


KEGIATAN BELAJAR 1 : PENGERTIAN HUKUM
A. Pengertian menurut para ahli
a. Prof.Mr.Dr.L.J. van Apeldoorn
Hukum adalah suatu gegala dalam pergaulan hidup yang bergejolak terus-
menerus dalam keadaan bentur dan membentur tanpa henti-hentinya dengan
gejala.
b. Kisch.Mr.Dr.
Hukum itu tidak dapat dilihat/ ditangkap oleh panca indra, maka sikar untuk
membuat definisi tentang “hukum” yang memuaskan hukum
c. Prof.Sudiran
Hukum adalah pikiran/anggapan orang tentang adil dan tidak adil mengenahi
hubungan antar manusia
d. J.C.T. Simorangkir, S.H dan Woeryono Sastropranoto, S.H
Hukum ialah peraturan yang bersifat memaksa dan, yang menentukan tingkah
yang dibuat oleh badan-badan resmi berwajib, pelanggaran terhadap peraturan-
peraturan berakibat diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu
Hukum meliputi beberapa unsur yakni :
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat
2. Peraturan yang diadakan oleh badan-badan resmi berwajib
3. Peraturan itu bersifat memaksa
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan adalah tegas

B. Konsep Negara Hukum Menurut Para Ahli


Negara hukum adalah Negara yang berlandaskan hukum dan keadilan bagi
warganya. Ditinjau dari sejarah perkembangannya, konsep “Negara hukum
menurut yang dikemukakan oleh Immanuel Kant, yaitu yang dikenal sebagai
negara hukum liberal atau Negara hukum dalam arti sempit yang diistilahkan
dengan “nachtwakerstaat”

C. Ciri-ciri dan Macam-macam Pembagian Hukum


Ciri-ciri hukum sebagai berikut :
a. Adanya perintah dan atau larangan
b. Perintah dan atau laranganitu harus ditaati oleh setiap orang

Hukum dibagi menjadi beberapa golongan menurut asas pembagian yakni :


1. Menurut sumbernya
a. Hukum Undang-undang: tercantum dalam peraturan perundang-undangan.
b. Hukum Kebiasaan (Adat): terletak dalam peraturan-peraturan kebiasaan
(adat).
c. Hukum Traktat: ditetapkan oleh Negara-negara di dalam suatu perjanjian
antar negara
d. Hukum Yurisprudensi: terbentuk karena keputusan hakim.
2. Menurut bentunya
a. Hukum tertulis: dicantumkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan.
b. Hukum tak tertulis: hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat,
tetapi tidak tertulis (hukum kebiasaan).
3. Menurut tempat berlakunya
a. Hukum nasional: hukum yang berlaku dalam suatu negara.
b. Hukum Internasional: hukum yang mengatur hukum dalam dunia
onternasional.
c. Hukum asing: hukum yang berlaku dalam negara lain.
d. Hukum Gereja: kumpulan norma-norma yang ditetapkan oleh Gereja untuk
para anggotanya.
4. Menurut waktu berlakunya
a. Hukum Constitutum (hukum positif): berlaku di waktu akan datang.
b. Hukum Constituendum: diharapkan berlaku pada waktu yang akan datang
c. Hukum asasi (hukum alam): berlaku di mana-mana dalam segala waktu dan
untuk segala bangsa di dunia. 
5. Menurut cara mempertahankannya dan fungsinya
a. Hukum materiil: yaitu aturan hukum yang mengatur hubungan-hubungan
hukum antara orang-orang jadi yang menentukan hak-hak dan
kewajiban,memerintahkan dan melarang berbagai perbuatan kepada orang-
orang dalam masyarakat.contoh:hukum perdata,hukum pidana,hukum tata
usaha.
b. Hukum formil:yaitu aturan hukum yang mengatur cara bagaimana
mempertahankan dan melaksankan aturan hukum materil(hukum acara
pidana/perdata.

6. Menurut isinya/daya kerjanya/ sanksinya


a. Hukum yang memaksa (dwegent recht): aturan hukum yang dalam keadaan
konkret tidak bisa dikesampingkan oleh perjanjian yang diadakan para pihak.
b. Hukum mengatur=hukum pelengkap=hukum penambah: aturan hukum yang
dalam keadaan konkret dapat dikesampingkan oleh kedua belah pihak.
7. Menurut isinya
a. Hukum public (publik low) : mengatur kepentingan umum
b. Hukum privat (privat low): mengatur kepentingan perorangan

D. HUKUM NORMATIF – HUKUM IDEAL – HUKUM WAJAR


Zinsheimer mengemukakan rumusan-rumusan dalam bukunya ”Recht-
sociologie” dengan mengadakan perbedaan-perbedaan sebagai berikut:
a. Hukum normatif: hukum yang tidak tertulis, tetapi ditaati oleh masyarakat.
b. Hukum ideal : hukum yang dicita-citakan.
c. Hukum wajar: hukum seperti yang terjadi dan nampak sehari-hari

Prof. Dr. Sudargo Gautama, SH. Mengemukakan 3 ciri-ciri atau unsur-unsur


dari Negara hukum :
1. Terdapat embatasan kekuatan Negara terhadap perorangan
2. Azaz legalitas
3. Pemisahan kekuasaan

Konsepsi Negara hukum yang dikemukakan oleh F.J. Stahl adalah Negara
Kesejahteraan atau Welvaarstaat (Belanda), Sosial service State (Inggris),
mengatakan sebagai elemen Negara hukum aantara lain :
1. adanya jaminan/ hak dasar manusia
2. adanya pembagian kekuasaan
3. pemerintahan berdasarkan peraturan-peraturan hukum
4. adanya peradilan administrasi Negara
Sementara A.V. Dicey yang menganut sistem Anglo Saxon, yaitu “the role of
low” konsep Negara hukum menuruntnya ada 3 unsur penting:
1. Supremacy of low
2. Equality before the low
3. Human rights.
KEGIATAN BELAJAR 2 : PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA
Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat berbagai macam kaidah/ norma yang mengatur
kehidupannya. Berkenaan dengan kaidah-kaidah/ norma kita mengenal berbagai
kaidah/ norma meliputi: norma agama, norma kesusilaan, norma kesopanan, norma
adat, dan norma hukum.
1. Norma agama bertujuan untuk mencapai suatu kehidupan yang beriman.
2. Norma kesusilaan bertujuan agar manusia hidup berakhlak atau mempunyai hati
nurani.
3. Norma kesopanan bertujuan agar pergaulan hidup berlangsung dengan
menyenangkan.
4. Norma adat merupakan sekumpulan peraturan hidup yang tumbuh dan
berkembang pada suatu masyarakat.
5. Norma hukum bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam pergaulan hidup.
Sumber hukum dapat kita golongkan kedalam klasifikasi berikut:
1. Hukum undang-undang
2. Hukum persetujuan
3. Hukum traktat(perjanjian antar negara)
4. Hukum kebiasaan dan hukum adat
5. Hukum yurisprudensi.
Pasal 10 KUHP menyebutkan Hukuman-hukuman itu adalah sebagi berikut
1. Hukuman-hukuman pokok
a. Hukuman mati
b. Hukuman penjara
c. Hukuman kurungan
d. Hukumandenda
2. Hukuman-hukuman tambahan
a. Pencabutan dari hak-hak tertentu
b. Pensitaan dari benda-benda tertentu
c. Pengumuman dari putusan hakim
Untuk menjalankan hukuman sebagaimana mestinya maka dibentuk lembaga penegak
hukum (law inforces), yaitu
1. Kepolisian
Kepolisian Negara ialah alat penegak hukum yang terutama berfungsi memelihara
keamanan di dalam negeri.

2. Kejaksaan
Kejaksaan adalah lembaga pemerintahan yang melaksakan kekuasaan Negara
dibidang penuntutan.
Berdasarkan pasal 3 UU No.5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia
pelaksanaan kekuasaan Negara dibidang penuntutang diselenggrakan oleh:
a. Kejaksaan Negeri
b. Kejaksaan Tinggi
c. Kejaksaan Agung
Kejaksaan mempunyai tugas dan wewenang sebagai berikut :
a. melakukan penuntutan dalam perkara pidana
b. melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan
c. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan putusan lepas syarat
melengkapi berkas perkara dan dapat melakukan pemeriksaan tambahan
sebelum dilimpahkan ke pengadilan yang dikoordinasikan dengan penyidik.
3. Kehakiman
Kehakiman merupakan suatu lembaga yang diberi kekusaan untuk mengadili.
Pokok-pokok kekuasaan kehakiman ditegaskan kekuasaan kehakiman
dilaksanakan oleh badan pengadilan dalam 4 lingkungan, yaittu:
a. Peradilan Agama : perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah, wakaf dan
sodaqoh.
b. Peradilan militer
Bertugas memeriksa dan memutuskan perkarta pidana terhadap kejahatan /
pelanggaran.
c. Peradilan tata usaha
Bertugas untuk mengadili perkara atas perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh pegawai tata usaha Negara.
d. Peradilan umum
Adalah salah satu pelaksanaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan.
Berberapa tingkat atau badan pengadilan untuk menyelesaikan perkara-perkara
yang termasuk wewenang Peradilan umum, yaitu:
 Pengadilan Negeri (satu daerah kota/ kabupaten)
 Pengadilan Tinggi : pengadilan banding yang mengadili lagi pada tingkat
kedua(tingkat banding) suatu perkara perdata/ pidana yang telah diputuskan
pengadilan negeri
 Pengadilan Tingkat Kasai (MA) : badan pengadilan tertinggi yang
berkedudukan di Ibu kota Negara RI.
 Penasihat Hukum : pihak/ orang yang memberikan bantuan hukum.

KEGIATAN BELAJAR 3 : KASUS-KASUS YANG BERKAITAN DENGAN HUKUM


Pemerintahan yang bersih adalah produk kegiatan publik yang didukung oleh pribadi-
pribadi pelaksana (administrator) yang jujur dan bersih.
1. Kasus Pencurian Uang
Salah satu contoh kasus pencurian melalui ATM, pasal yang mengatur tentang
pencurian adalah pasal 362 KUHP yang menyatakan bahwa barang siapa
mengambil sesuatu, yang seluruhnya/ sebagian kepunyakan orang lain dengan
maksud untuk dimiliki secara melawan hukum karena pencurian, denda pidana
penjara atau denda
2. Kasus Perampokan
Sebagai contoh kasus perampokan disertai dengan penganiayaan dan
pembunuhan serta pembakaran rumah korban untuk menghilangkan jejak.
Terhadap pelaku kejahatan tersebut dijatuhi ancaman pidana bagi kejahatan
terhadap nyawa, atau setidak-tidaknya ancaman bagi pelaku tindak pidana disertai
penganiayaan yang menyebabkan matinya korban. Pelaku dapat dikenahi ancaman
pidana atas dasar ketentuan pasal 339, Pasal 354, Pasal 355, Pasal 368 Jo 365
KUHP.

MODUL 7 : KONSEP DAN PRAKTIK DEMOKRASI SERTA PENDIDIKAN DEMOKRASI


KEGIATAN BELAJAR 1 : KONSEP DEMOKRASI
Demokrasi berasal dari Bahasa Inggris “democracy” yang diambil dari 2 kata
Bahasa Yunani yakni “demos” dan “kratos” atau “kratein”. Dimana demos berarti rakyat
dan kratos/kratein berarti kekuasaan, jadi demokrasi adalah rakyat berkuasa. Maksudnya
demokrasi merupakan negara dengan prinsip pemeritahannya di tandai oleh adanya
partisipasi warga negara yang sudah dewasa dalam pemerintahan melalui wakil yang
telah dipilih.
Selain sebagai system pemerintahan demokrasi juga memerlukan proses
demokrasi yang meliputi 4 hal yakni :
a. Mengutamakan kepentingan khalayak
b. Manusia sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk mengembangkan kekuasaan
dan kemampuan
c. Memperhatikan keseimbangan antara partisipasi dan apatisme
d. Untuk mencapai partisipasi perlu ada perubahan terlebih dahulu serta perubahan itu
sendiri akan terwujud jika ada partisipasi.

KEGIATAN BELAJAR 2 : PENDIDIKAN DEMOKRASI SEBAGAI ESENSI PKN


Gandal dan Finn (1992) menegaskan bahwa demokrasi tidak bisa
mengajarkannya sendiri jika kekuatan dan kemanfaatan serta tanggung jawab demokrasi
tidak dipahami dan dihayati dengan baik oleh warga negara, sehingga sangat sukar
mengharapkan mereka untuk berjuang mempertahankannya.
Menurut Thomas Jefferson menyatakan bahwa pengetahuan, skill dan perilaku
warga negara demokratis tidak akan muncul dengan sendrinya melainkan harus diajarkan
kepada generasi penerus.
Winataputra (2001) menegaskan bahwa Pendidikan demokrasi adalah upaya
sistematis yang dilakukan negara dan masyarakat untuk memfasilitasi individu warga
negara agar memahami, menghayati, mengamalkan dan mengembangkan konsep prinsip
dan nilai demokratis sesuai dengan status perannya dalam masyarakat.
Gandal and Finn (1992) juga mengatakan Pendidikan bukan hanya sekedar
memberikan pengetahuan dan praktik demokrasi melainkan juga menghasilkan warga
negara yang memiliki pendirian teguh, mandiri, memiliki sikap selalu ingin tahu dan
berpandangan jauh kedepan. Berkenaan dengan hal tersebut Gandal and Finn (1992)
menyarankan perlu dikembangkan model minimal dalam 4 bentuk alternatif yakni :
1. Landasan dan bentuk – bentuk demokrasi
2. Bagaimana ide demokrasi
3. Adanya kurikulum yang dapat menjawab persoalan apakah kekuatan dan kelemahan
demokrasi
4. Tersedianya kesempatan untuk memahami kondisi demokrasi dalam berbagai konteks

KEGIATAN BELAJAR 3 : SEKOLAH SEBAGAI LABORATORIUM DEMOKRASI


Sekolah dalam Undang-Undang RI No.20 Tahun 2003 disebut “satuan
pendidikan” Sekolah Dasar (SD) sebagai satuan pendidikan merupakan suatu entity
(satuan utuh) wahana pendidikan nasional yang mencapai tujuan pendidikan nasional.
Paradigma pendidikan demokrasi yang perlu dikembangan dalam lingkungan
sekolah adalah pendidikan demokrasi yang bersifat multidimensional atau bersisi jamak.
Sifat multidimensionalnya itu antara lain terletak pada berikut ini :
1. Pandangannya yang bermacam-macam tetapi menyatu
2. Sikapnya dalam menempatkan individu, negara dan masyarakat global secara
harmonis
3. Tujuannya yang diarahkan pada semua dimensi kecerdasannya
4. Konteks yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka.
Pelaksanaan kegiatan untuk memfasilitasi “Sekolah sebagai laboratorium atau
wahana pengembangan warga negara yang demokratis melalui Pendidikan
Kewarganegaraan.
1. Strategi umum pengembangan warga negara yang demokrasi di lingkungan sekolah
a. Waktu untuk penghargaan merupakan strategi pengembangan demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk memberikan penghargaan atau
penghormatan terhadap orang lain.
b. Waktu untuk yang terhormat merupakan strategi pengembangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab
c. Pertemuan perumusan tujuan merupakan strategi pengemangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan yang sengaja diadakan atas inisiatif
guru dan/ayau siswa untuk merumuskan visi atau tujuan sekolah
d. Pertemuan Legislasi merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk merumuskan ataumenyusun norma
atau aturan yang akan berlaku di sekolah
e. Pertemuan evaluasi aturan merupakan strategi pengembangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk mengevaluasi pelaksanaan norma
atau aturan yang telah disepakati dan berlaku di sekolah.
f. Pertemuan [erumusan langkah kegiatan merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan untuk menetapkan prioritas
atau tahapan kegiatan yang akan dilakukan oleh siswa di bawah supervise sekolah.
g. Pertemuan refleksi belajar merupakan stretagi pengembangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan pengendapan dan evaluasi terhadap
proses dan/atau hasil belajar setelah selesai satu atau beberapa pertemuan.
h. Pertemuan pemecahan masalah merupakan strategi pengembangan sikap
demokrasi dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk
memecahkan masalah yang ada di lingkungan sekitar atau lingkungan daerah atau
nasional yang menyangkut kehidupan siswa.
i. Pertemuan isu akdemis merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
beranggung jawab melalui pertemuan terencana untuk untuk membahas masalah
akademis
j. Pertemuan perbaikan kelas merupakan strategis pengembangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan kelas untuk membahas atau
memecahkan masalah yang menyanglut kehidupan siswa di kelasnya atau
lingkungan sekolahnya
k. Pertemua tindak lanjut merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk membahas tindak lanjut
dari suatu kegiatan berseri di lingkungan sekolah
l. Pertemuan perencanaan merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk menyusun rencana
bersama.
m. Pertemuan pengembangan konsep merupakan strategi pengembangan sikap
demokratis dan bertanggung jawab melalui pertemuan terencana untuk menyusun
suatu gagasan baru yang dimaksudkan untuk mendapatkan bantuan atau
menyarankan pemecahan atas masalah yang cukup pelik.
n. Pembahasan situasi pelik merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan
bertanggung jawab melalui pertemuan untuk memecahkan masalah yang terkait
pada keadaan yang pelik.
o. Kotak saran merupakan strategi pengembangan sikap demokratis dan bertanggung
jawab melalui pengumpulan pendapat secara bebas dan rahasia untuk
memecahkan masalah yang ada di lingkungans ekolah dan lingkungan sekitar
p. Pertemuan dalam pertemuan merupakan strategi pengambangan sikap demokratis
dan bertanggung jawab melalui pertemuan kelompok kecil dalam konteks
pertemuan klasikal atau pertemuan besar.
2. Fungsi dan Peran Sekolah dalam mengembangkan Warga negara Yang Demokratis
Sekolah sebagai organisasi mempunyai struktur dan kultur. Sebagai bagian dari
struktut birokrasi pendidikan SD merupakan satuanpendidikan dalam lingkungan
pemerintah daerah kabupaten.
3. Mekanisme Kerja dalam Konteks Kesisteman Sekolah
Sekolah sebagai lembaga penyelenggara pendidikan dan harus memberdayakan
seluruh komponen-komponen yang terkait dengan struktur organisasi sekolah yaitu
sebagai berikut :
a. Kepala Sekolah
b. Wakil Kepala Sekolah
c. Tata Usaha
d. Dewan Guru
e. Unit Laboratorium
f. Unit Perpustakaan
g. Osis
h. Komite Sekolah

Anda mungkin juga menyukai