Contoh:
ada siswa yang biasanya menyontek saat ulangan, membuang sampah sembarangan misalnya
di kolong meja/lai, tidak menghormati guru/ staf sekolah maka guru perlu melakukan
pengelolaan kelas dengan pendekatan otoriter (guru harus menekankan pentingnya peserta
didik untuk menaati peraturan. berbagai peraturan tersebut ibaratnya adalan "penguasa" yang
harus ditaati oleh peserta didik.), yang bertujuan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik
sesuai yang dikehendaki oleh guru. peran guru dalam pendekatan ini yaitu menciptakan dan
mempertahankan kedisiplinan siswa. yang bisa dilakukan guru dengan melakukan
kesepakatan-kesepakatan dengan siswa di awal pembelajaran, mengenai apa yang harus
dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. namun, tak hanya siswa, guru pun harus
konsisten dalam melaksanakannya.
2. Bagaimana cara yang tepat untuk mengatasi pengelolaan kelas dalam kelompok
sedangkan kelompok kerjasama siswa yang tidak bisa kompak? (NOVA WULANDARI)
- Menentukan peran dan tanggung jawab antar siswa di dalam kelas
Seluruh anggota kelas mendapat tugas dan fungsi sesuai dengan kelebihan dan kekurangan
yang dimilikinya
- Menetapkan tujuan bersama untuk anggota kelas
Para siswa harus tahu seperti apa tujuan awal mereka belajar di sekolah. Guru harus bisa
memberikan penjelasan seputar apa yang menjadi tujuan mereka dalam bersekolah
- Seringlah memberikan tugas dan presentasi kelompok
Dengan memberikan tugas kelompok lebih banyak dari tugas individu, maka diharapkan
para siswa bisa lebih mampu berkoordinasi dan meingkatkan interaksi antar sesame
anggota kelas
- Memberikan apresiasi atau penghargaan terhadap anggota kelas yang berprestasi
Penghargaan yang diberikan kepada siswa di kelas bagi mereka yang berprestasi atau
memiliki nilai bagusdapatmemotivasianggotakelas lain untukmelakukanhal yang sama.
- Mengatasi dengan sigap setiap perselisihan dan kekecewaan dalam anggota kelas
Didalam setiap anggota kelompok seperti satu kelas, pasti pernah terjadi konflik dan salah
paham. Penanganan perselisiahan oleh guru dengan sika yang arif sangat diperlukan untuk
menjaga hubungan dan stabilitas kelas. Jangan membiarkan dendam dan konflik tersebut
tumbuh antara satu anggota kelas dengan anggota lain dalam kurun waktu yang lama
- Tidak membeda-bedakan antara murid
hindari perlakuan yang tidak adil terhadap murid-murid didalam kelas. Sebagai seorang
guru, kamu juga harus memperlakukan setiap anak sama, baik itu yang pintar maupun yang
bodoh, yang mudah mengerti pelajaran dan yang sulit mengerti pelajaran
3. Bagaimana cara guru dalam mengelola kelas agar siswa tidak takut menerima
tantangan guru dan tantangan apa yang diberikan guru kepada siswa ? (SEPTI
NURLIANA)
Menurut, saya tantangan yang diberikan guru harus disampaikan dengan baik, dan
menstimulasi peserta didik untuk berkompetesi. Dengan demikian peserta didik dapat
melakukan tantangan dengan semangat dan suasana persaingan yang positif
Tantangan bisa berupa memberi pertanyaan secara lisan/ langsung.
4. Dalam pengelolaan kelas ada istilah iklim sosio-emosional, apa contoh dari iklim sosio-
emosional dalam pembelajaran? (RATNA HIDAYAH)
iklim sosio-emosional dalam arti terdapat hubungan interpersonal yang harmonis antara guru
dengan guru maupun guru dengan siswa dan siswa dengan siswa yang memungkinkan
berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif. Contoh pendekatan sosio-emosional
dalam pemelajaran antara lain:
guru harus mendorong siswa agar saling menghormati dan menghargai.
Keterbukaan atau sikap tidak berpura-pura di depan guru.
Penerimaan dan kepercayaan guru terhadap siswa-siswanya, dan
Empati guru terhadap siswa-siswanya.
Pendekatan iklim sosio-emsional berakar dari pandangan yang mengutamakan hubungan
guru-siswa yang penuh empati dan saling menerima. Apabila siswa bertingkah laku
menyimpang maka guru bertindak memisah kan kesalahan dengan orang yang berbuat salah,
artinya guru tetap menerima siswa yang bersangkutan sambil sekaligus menolak perbuatan
yang menyimpang itu