MAKALAH
DISIPLIN KELAS
Disusun oleh:
Marsela Safitri
NPM : 18250074
NPM : 18250093
2021
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan mutu pendidikan berkaitan langsung dengan hasil belajar
siswa. Aspek yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan mutu hasil belajar
siswa adalah mutu proses belajar mengajar yang secara optimal berlangsung
di dalam kelas. Untuk mencapai proses belajar mengajar yang efektif ada dua
pokok yang perlu diperhatikan dan dilaksanakan guru pada saat pengajaran
berlangsung. Kegiatan tersebut adalah pengelolaan pengajaran dan
pengelolaan kelas. Salah satu hal yang perlu diperhatikan guru dalam
pengelolaan kelas adalah masalah kedisiplinan siswa pada saat proses belajar
mengajar. Guru mempunyai peranan penting dalam membina disiplin siswa.
Pembinaan disiplin ini dimaksudkan untuk mengefektifkan proses
pembelajaran, sehingga siswa bisa belajar dengan baik dan mampu mencapai
tujuan yang diharapkan.
Pembinaan disiplin kelas tidak lepas dari peran guru sebagai
pemimpin pendidikan di kelas, sebagai salah satu faktor yang sangat
menentukan, guru harus penuh inisiatif dan kreatif dalam mengelola kelas,
karena guru yang mengetahui secara pasti situasi dan kondisi siswa dengan
latar belakangnya dan guru merupakan suatu profesi yang berguna untuk
hidup meskipun sesekali atau bahkan sering frekuensinya membuat stres
ringan hingga stres berat. Seperti yang dikemukakan oleh Rosemarie Otto
dalam bukunya Teachers Under Stress (1986) bahwa sepertiga guru yang
mengajar pada sekolah negeri di negara bagian Victoria mengalami stres
berat, sedangkan separuh jumlah yang ada mengatakan sedang mengalami
stres sedang. Kesetresan para pendidik disebabkan karena kemampuan
manajemen kelas, disiplin, dan hubungan antara guru-siswa. Seperti yang
ditulis oleh Otto (1986) dan Venman (1987), tanpa memperdulikan label yang
diberikan pada penyebabnya, hal tersebut merupakan perwujudan rasa
ketidakmampuan guru-guru, baik yang masih pemula maupun yang sudah
1
3
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
a. Apakah yang dimaksud dengan disiplin kelas?
b. Bagaimana tahapan pemeliharan disiplin disiplin kelas?
c. Bagaimana cara untuk mendisiplinkan siswa
d. Bagaimana tahapan penanggulangan pelanggaran disiplin kelas.
BAB II
PEMBAHASAN
Perencanaan
Ini meliputi membuat aturan dan prosedur, dan menentukan konsekuen
untuk aturan yang dilanggar.
8. Selalu Konsisten
Jika kita memutuskan suatu hal atau menjanjikan suatu hal kepada
siswa, konsistenlah untuk melaksanakannya. Misalnya saja, jika guru telah
berjanji minggu depan akan mengadakan ulangan, maka sesibuk apapun
guru, ulangan harus tetap diadakan. Jika guru berjanji akan mengadakan
praktikum, maka guru harus konsisten untuk melaksanakannya. Guru yang
dengan mudah membatalkan janji atau melanggar kesepakatan yang telah
dibuatnya di kelas bersama-sama siswanya akan tidak dihargai dengan baik
oleh para siswa. Tak ada respek untuk guru macam ini.
Adapun cara atau tips lain untuk mendisiplinkan siswa tanpa harus
menghukum. Karena sebenarnya ada jalan tengah diantara disiplin dan
menghukum. Jalan tengah itu disebut konsekuensi. Sebuah konsekuensi
berarti menempatkan siswa sebagai subyek. Seorang siswa yang dijadikan
subyek berarti diberikan tanggung jawab seluas-luas nya dengan
konsekuensi sebagai batasan.
Misalnya siswa terlambat masuk sekolah, maka solusinya dia
terkena konsekensi pulang lebih telat dari yang lainnya, atau waktu istirahat
dan bermain dipotong . Jangan sampai disitu saja, bicarakan hal ini dengan
orang tua siswa, karena mungkin masalah timbul bukan karena si anak tapi
karena masalah orang tua.Dalam mengatasi masalah terlambat masuk
sekolah ini saya punya contoh menarik. Tidak jauh dari tempat tinggal saya
ada sebuah sekolah menengah atas yang memilih mengunci pintu
gerbangnya setiap jam 7 pagi tepat. Anda bisa bayangkan mereka yang
terlambat akan kesulitan untuk masuk karena pintu gerbang sudah terkunci.
Setiap hari akan ada sekitar 10 orang siswa yang tertahan diluar menjadi
tontonan warga sekitar yang lewat di depan sekolah tersebut. Padahal
mereka yang terlambat belum tentu malas, bisa saja karena alasan cuaca
atau hal-hal lain yang tidk bisa dihindari.
9. Menghilangkan kebiasaan buruk
Kebiasaan buruk yang biasnya dibuat oleh siswa, banyak ditimbulkan
karena perbuatan yang biasanya dilakukan oleh orang yang ditiru juga
12
buruk, sehingga mereka melakukan hal yang buruk dan akhirnya menjadi
kebiasaan yang mereka lakukan. Kebiasaan buruk juga di dukung oleh
lingkungan dimana mereka berada, suasana mendukung untuk mereka
berbuat buruk. Pengaruh teman juga mempunyai andil yang cukup besar
untuk siswa melakukan kebiasaan buruk. Hal buruk yang dilakukan juga
bisa dilakukan karena mereka hanya ikut-ikutan teman yang melakuakn hal
tersebut. Menghilangkan kebiasaan buruk bisa juga dilakukan dengan
membuat peraturan yang menyebabkan anak tidak melakukan hal buruk
lagi. Tentunya dalam aturan tersebut terdapat konsekuensi yang harus
mereka jalani jika melanggar aturan yang ada karena melakukan kebiasaan
buruk terus menerus.
Alasan pihak sekolah mungkin bisa diterima, tindakan mengunci
gerbang diambil atas nama penegakkan disiplin dan membuat siswa menjadi
sadar akan pentingnya datang tepat waktu ke sekolah. Tapi sadarkah pihak
sekolah bahwa mengunci siswa di luar bisa mempermalukan harga diri
siswa. Bagaimana bila tetangga atau orang-orang yang mengenali mereka
lewat saat mereka terkunci di luar.Padahal saat sekolah mau menerapkan
konsekuensi atas siswa yang terlambat, banyak tindakan yang bisa
dilakukan, dari memotong jam istirahat sampai meminta mereka masuk
sekolah di hari Sabtu atau Minggu saat teman -temannya libur. Dengan
demikian harga diri siswa terjaga dan siswa menjadi makin bertanggung
jawab atas segala tindakan yang dilakukannya. Siswa juga menjadi sadar
bahwa konsekuensi bertujuan untuk penyadaran dengan mengambil atau
mengurangi hak istimewa mereka.
Berikut ini merupakan perbedaan antara hukuman dan konsekuensi.
Hukuman
Menjadikan siswa sebagai pihak yang tidak punya hak tawar
menawar dan tidak berdaya. Guru menjadi pihak yang sangat
berkuasa. Ingat “Power tends to corrupt”
Jenisnya tergantung guru, apabila hati guru sedang senang maka
siswa terlambat pun tidak akan dikunci diluar.
13
senantiasa taat moral. Dengan demikian anak tidak hanyut oleh arus
globalisasi tetapi sebaliknya ia mampu mewarnai dan mengakomodasi.
Ada beberapa teori yang diterapkan dalam mendisiplinkan siswa. Teori
yang dipergunakan dan pendekatan yang merekomendasikan bahwa siswa
harus sepenuhnya bertanggung jawab dan memperbaiki sikap mereka. Dari
teori yang diaplikasikan haruslah beragam dan mungkin berhubungan dengan
beberapa faktor.Faktor kepercayaan guru kepada sisiwa berpengaruh kuat
terhadap model pendekatan paling nyaman. Kepercayaan guru tentang
bagaimana seharusnya siswa bersikap, akan mempengaruhi tindakannya.
Contoh : Hukuman
Sedangkan disiplin yang tidak efektif adalah salah satu masalah
terbesar dalam keluarga yang memiliki anak sulit. Terletak pada
kekaburan perilaku yang berdasarkan watak dan perilaku yang tidak
berdasarkan watak dan ketidak mampuan memperlakukan kedua jenis
perilaku ini dengan cara yang berbeda. Akhirnya dalam melaksanakan
pendisiplinan yang efektif dengan anak yang sulit, usahakan untuk tidak
bertindak pada saat suasana masih panas.
Ada beberapa pendekatan yang dijadikan sebagai alternatif
pertimbangan dalam usaha menciptakan disiplin kelas yang efektif seperti
yang tercantum dalam buku Ilmu Pendidikan, yang disebutkan oleh Drs.
Sudirman N,dkk antara lain :
1. Pendekatan Manajerial
Pendektan ini dilihat dari sudut pandangan manajemen yang
berintikan konsepsi tentang kepemimpinan. Dalam pendekatan ini dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu: kontrol otoriter (dalam menegakkan disiplin
kelas guru harus bersikap tegas dan keras), kebebasan liberal (menurut
konsep ini siswa harus diberi kebebasan sepenuhnya untuk melakukan
kegiatan apa saja sesuai dengan tingkat perkembangannya),dan kebebasan
terbimbing (konsep ini merupakan perpaduan diantara kontrol otoriter dan
kebebasan liberal dan dari sini siswa diberi kebebasan untuk melakukan
aktivitas, namun terbimbing atau terkontrol karena disiplin kelas yang baik
menurut konsep ini lebih ditekankan kepada kesadaran dan pengendalian
diri sendiri).
2. Pendekatan Psikologis
Pendekatan yang didasarkan atas studi psikologis yang dapat
dimanfaatkan oleh guru dalam membina disiplin kelas kepada siswanya.
Pendekatan yang dimaksud antara lain :
1) Pendekatan Modifikasi Tingkah laku (Behavior modification
approach).
20
G. Pengertian Kepribadian
Terdapat pendapat dari beberapa ahli mengenai pengertian
kepribadian. Atkinson (1996) dalam bukunya Pengantar Psikologi Jilid-2
mendefinisikan kepribadian sebagai pola perilaku dan cara berfikir yang
khas, yang menentukan penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungan.
Istilah khas menyiratkan adanya konsistensi perilaku, bahwa orang
cenderung untuk bertindak atau berfikir dengan cara tertentu dalam
berbagai situasi. Sementara itu menurut Kelly (dalam Koeswara, 1991)
kepribadian diartikan sebagai cara yang unik dari individu dalam
mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. Menurut Wheeler (dalam
Patty, 1982) kepribadian adalah pola khusus atau keseimbangan daripada
reaksi-reaksi yang teratur yang menampakkan sifat khusus individu
diantara individu-individu yang lain.
Menurut Sigmund Freud sang pendiri aliran Psikoanalisa (dalam
Koeswara, 1991) memandang kepribadian sebagai suatu struktur yang
terdiri dari tiga sistem, yakni id (dorongan, atau nafsu), Ego (diri) dan
24
H. Tipe Kepribadian
Menurut Mahmud (1990) kepribadian terbagi menjadi dua belas
kepribadian, yang meliputi kepribadian sebagai berikut:
1. Mudah menyesuaikan diri, baik hati, ramah, hangat VS dingin.
25
bertanya, dan malas belajar, dan pada akhirnya prestasinya jeblok. Ini
hanya sebuah contoh realitas yang sering terjadi di lingkungan sekitar.
Berbicara kehidupan manusia sebagai individu memang tidak akan
pernah keluar dari kerangka mengenai kepribadian. Kepribadian
merupakan konsep dasar psikologs yang berusaha menjelaskan keunikan
manusia. Kepribadian mempengaruhi dan menjadi kerangka acuan dari
pola pikir, perasaan, perilaku, serta bertindak sebagai aspek fundamental
dari setiap individu.
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Disiplin kelas adalah suatu keadaan tertib di mana guru dan murid
mematuhi peraturan kelas sehingga mereka dapat menjalankan fungsi masing-
masing secara efektif dalam pelaksanaan proses kegiatan belajar mengajar
didalam kelas. Ada dua jenis disiplin kelas, yaitu disiplin yang timbul atas
kesadaran kelas sendiri (murid-murid dalam kelas) dan disiplin yang timbul
karena paksaan dari guru/wali kelas.
Faktor yang dapat mempengaruhi disiplin kelas yaitu sebagai berikut:
faktor kesehatan, faktor perorangan, faktor social, dan faktor lingkungan. Cara
yang dapat dilakukan oleh guru/wali kelas untuk menegakkan disiplin kelas
kepada murid, yaitu dengan cara :
a. Mendisiplinkan diri sendiri
b. Menumbuhkan kesadaran dalam diri murid
c. Mewujudkan kerjasama yang baik dalam suatu kelas
d. Dalam mewujudkan disiplin kelas, setiap murid diperlakukan
secara adil.
Jenis gangguan disiplin kelas, antara lain : percakapan, melempar catatan,
gangguan kebebasan yang berlebihan di antara siswa, gangguan permusuhan antar
peserta didik/ kelompok, gangguan mencontek, gangguan pengaduan, gangguan
tabiat marah, gangguan penolakan permohonan guru, dan gangguan perpindahan
situasi.
Tips manajemen dan disiplin kelas dapat dilakukan dengan cara :
Tonggak pada hari pertama masuk kelas.
Pentingnya Keadilan
Tangani Gangguan Sesegera Mungkin
Hindari Konfrontasi/ Pertentangan Di Hadapan Siswa
Hentikan Gangguan dengan Sedikit Humor
Beri Kepercayaan Pada Siswa
34
29
B. Saran
Sebagai calon guru harus mengetahui bagaimana cara mendisiplinkan
kelas melalui pendekatan disiplin dan memahami tentang tipe-tipe sikap siswa.
Dengan seperti itu, maka kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan baik,
efektif, dan menyenangkan.