Anda di halaman 1dari 16

Urgensi, Kedudukan dan Bidang Utama Dalam Bimbingan dan Konseling

Sekolah Serta Keunikan dan Keterkaitan Tugas Guru dan Konselor

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah : Bimbingan dan


Konseling Sekolah

Disusun oleh kelompok 3:


Ivan Syahdila (11940211336)
Rifda Latipa (12040224509)

Dosen pengampu:
Linda Astuti, S. Psi. M. Psi.

KELAS 4C
JURUSAN BIMBINGAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT., yang telah memberikan kekuatan dan
kesempatan sehingga kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan sebaik
mungkin. Walaupun di dalam implementasinya kami masih harus belajar lagi
supaya bisa untuk menjadi lebih baik ke depannya. Di belakang itu shalawat dan
salam kami hadiah kepada Nabi Muhammad SAW., yang telah menyebarkan
ajaran Islam yang membawa rahmat bagi seluruh alam.
Tidak lupa kami juga memberikan rasa terimakasih kepada orang tua kami
yang selalu mendukung dan mendoakan kami baik dalam keadaan suka maupun
duka. Terkhusus kepada dosen pengampu dalam mata kuliah ini yang selalu
memberikan masukan dan saran agar kami bisa menjadi mahasiswa yang lebih
baik ke depannya. Dan tidak lupa juga kami ucapkan terimakasih yang sangat
kepada semua aspek yang mendukung untuk terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka
dari pada itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
sehingga kami bisa untuk lebih baik ke depannya nanti. Kami berharap dengan
adanya makalah ini, maka bisa memberikan pemahaman dalam mata kuliah ini.

Pekanbaru, 26 Maret 2021

Penyusun

~ ii ~
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

Latar Belakang .......................................................................................................... 1

Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1

Tujuan Masalah ......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 2

Urgensi Bimbingan dan Konseling Sekolah ............................................................. 2

Kedudukan Bimbingan dan Konseling di Sekolah ................................................... 7

Wilayah Atau Bidang Utama Dalam Proses Pendidikan Formal Di Sekolah ........... 9

Keunikan dan Keterkaitan Tugas Guru dan Konselor ............................................ 10

BAB III PENUTUP ..................................................................................................... 12

Kesimpulan ............................................................................................................. 12

Saran ........................................................................................................................ 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13

~ iii ~
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah adalah adalah lingkup masyarakat yang sangat berperan dalam
pembentukan karakter anak didik. Layanan bimbingan dan konseling merupakan
bagian integral dari proses pendidikan dan memiliki kontribusi terhadap
keberhasilan proses pendidikan di sekolah. Kebutuhan akan bimbingan bagi siswa
berbanding lurus dengan pesatnya perkembangan kebudayaan dan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK), yang mempengaruhi kehidupan
bermasyarakat secara umum.
Maka dalam proses pemberian layanan bimbingan dan konseling perlu kita
mengkaji keterkaitan antara tugas guru dan konselor dan aspek-aspek penting
dalam proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa urgensi dari bimbingan dan konseling di sekolah?
2. Bagaimana kedudukan dari bimbingan dan konseling di sekolah?
3. Apa saja bidang utama dalam proses penyelenggaraan pendidikan formal di
sekolah?
4. Apa keunikan dan keterkaitan tugas guru dan konselor?

C. Tujuan Masalah
1. Mengetahui apa urgensi dari bimbingan dan konseling di sekolah.
2. Memahami kedudukan dari bimbingan dan konseling di sekolah.
3. Mengetahui bidang utama dalam proses penyelenggaraan pendidikan
formal di sekolah.
4. Mengetahui dan memahami keunikan dan keterkaitan tugas guru dan
konselor.

~1~
BAB II
PEMBAHASAN
A. Urgensi Bimbingan dan Konseling Sekolah
Bimbingan dan konseling adalah proses bantuan yang diberikan konselor
kepada konseli melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara
keduanya, supaya konseli mempunyai kemampuan atau kecakapan melihat dan
menemukan masalahnya serta mempunyai kemampuan memecahkan masalahnya
sendiri.1
Melihat dari pengertian bimbingan dan konseling di atas, maka bisa kita
simpulkan bahwa bimbingan dan konseling sangat diperlukan dalam pemecahan
masalah-masalah peserta didik yang tidak dapat di jangkau oleh tangan-tangan
guru konvensional. Hadirnya bimbingan dan konseling di sekolah bisa menjawab
berbagai macam masalah yang di hadapi siswa seperti tawuran, penyalahgunaan
obat-obatan terlarang dan psikotropika, perilaku seksual menyimpang, degradasi
moral, pencapaian hasil belajar yang tidak memuaskan, tidak lulua ujian, gagal
ujian akhir dan sebagainya. Hal ini mengindikasikan perlunya upaya pendekatan
selain proses pembelajaran guna memecahkan berbagai masalah tersebut. Upaya
tersebut adalah memalui pendekatan bimbingan dan konseling yang dilakukan di
luar situasi proses pembelajaran.
Selain alasan di atas, ada beberapa alasan bimbingan dan konseling
dibutuhkan dalam dunia pendidikan terutama dalam lingkup sekolah, yaitu :
1. Perkembangan IPTEK.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan
berbagai dampak, baik itu dampak positif maupun dampak negatif.
Beberapa perubahan juga terjadi seperti sosial, budaya, politik, ekonomi,
industri dan lain-lain. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga
berdampak pada berkembangnya sejumlah karier atau jenis perkerjaan

1
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta : 2015) Ed. Revisi - Cet. 7, h. 25

~2~
tertentu. Di sisi lain, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat
membawa pada timbulnya berbagai masalah hubungan sosial, lapangan
pekerjaan, pengangguran dan lain sebagainya.
Kondisi-kondisi demikian menempatkan indvidu dituntut untuk
menyesuaikan diri. Individu dihadapkan pada keadaan yang penuh dengan
perubahan-perubahan yang serba cepat dan kompleks. Tidak semua
individu mampu mengatasi masalahnya sendiri. Dalam keadaan seperti itu
ia perlu mendapatkan bimbingan dari orang lain.
Dari berbagai problem di atas yang amat kompleks sebagai akibat
dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga berpengaruh
dalam dunia pendidikan khususnya dalam ranah sekolah. Proses
pembelajaran di dalam kelas memiliki waktu yang terbatas. Di satu sisi
pendidik (guru) dituntut untuk menyampaikan pengetahuan seluas-luasnya
kepada peserta didik. Di sisi lain, sesuai fungsinya sebagai pembimbing,
guru pun dituntut untuk membantu memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi oleh peserta didik dalam proses pembelajaran. Merupakan suatu
hal yang amat sulit apabila keduanya dilakukan pada saat yang bersamaan
ketika melakukan proses pembelajaran. Karena hal itu perlu adanya
layanan bimbingan dan konseling di luar kegiatan proses pembelajaran
guna membantu peserta didik memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapinya.2
2. Makna dan fungsi pendidikan.
Bimbingan dan konseling di sekolah berkaitan erat dengan
hakikat makna dan fungsi pendidikan dalam keseluruhan aspek
kehidupan. Selain itu, kebutuhan layanan pendidikan juga berkaitan erat
dengan pandangan akan hakikat dan karakteristik peserta didik. Hadirnya

2
Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (PT.
RajaGrafindo Persada, Jakarta : 2015) Ed. Revisi - Cet. 7, h. 4

~3~
bimbingan dan konseling dalam pendidikan adalah jika kita memandang
bahwa pendidikan merupakan upaya untuk mencapai menusia seutuhnya.
Pendidikan merupakan upaya sadar untuk pengembangan kepribadian
yang berlansung seumur hidup baik di sekolah atau di masyarakat.
Pendidikan juga bermakna proses membantu individu baik
jasmani dan rohani ke arah terbentuknya kepribadian yang berkualitas.
Dalam konteks islam, pendidikan merupakan proses bimbingan terhadap
pertumbuhan rohani sehingga menjadi manusia yang kaffah dan kamil.
Makna dari pernyataan di atas bahwa inti tujuan pendidikan adalah
terwujudnya kepribadian yang optimal dari setiap peserta didik. Hal ini
sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh layanan bimbingan dan
konseling. Dalam kaitanya, bimbingan dan konseling mempunyai peranan
yang sangat penting dalam pendidikan; yaitu membantu setiap pribadi
peserta didik agar berkembang lebih optimal.3
3. Guru.
Tugas utama guru adalah sebagai pendidik yang mendidik sekaligus
mengajar, yaitu membantu siswa untuk mencapai kedewasaan. Dalam
proses pembelajaran tugas utama guru selain sebagai pengajar juga
pembimbing. Salah satu peran guru dilihat dari kacamata psikologis, yaitu
sebagai petugas kesehatan mental.4
Guru juga mempunyai fungsi sebagai motivator demi menjaga dan
menumbuhkan serta memlihara dan meningkatkan motivasi berlajar siswa.
Untuk itu guru juga harus mampu: 1) mengenal dan memahami setiap
siswa dengan baik sebagai individu maupun kelompok, 2) memberikan
berbagai informasi yang diperlukan dalam proses pembelajaran, 3)
memberikan kesempatan yang memadai agar setiap siswa dapat belajar
sesuai dengan karakteristik pribadinya, 4) membimbing setiap siswa

3
Ibid. h. 5
4
Ibid. h. 6

~4~
dalam mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya, dan 5) menilai
keberhasilan siswa (Surya. 1988).
Demi tercapainya fungsi dan peran di atas, adalah sebuah keharusan bagi
setiap calon guru dan guru untuk menguasai bimbingan dan konseling.
Berdasarkan korelasi ini, pentingnya bimbingan dan konseling dalam duni
pendidikan didasarkan atas tiga alasan, yaitu: 1) pendidikan pada
hakikatnya merupakan usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian
siswa, 2) pendidikan senantiasa berkembang secara dinamis, karenanya
selalu terjadi perubahan-perubahan dan penyesuaian diri melalui layanan
bimbingan dan konseling, 3) pada hakikatnya guru berperan tidak hanya
sebagai pengajar tetapi juga sebagai pendidik. Sebagai pendidik guru
menerapkan pendekatan pribadi dalam mendidik para siswanya.
Pendekatan pribadi dapat diwujudkan melalui layanan bimbingan dan
konseling.
4. Faktor psikologis.
Masalah-masalah psikologis yang timbul pada siswa menuntut adanya
upaya pemecahan melalui pendekatan psikologis antara lain melalui
layanan bimbingan dan konseling. Beberapa macam masalah psikologis
yang menjadi alasan perlunya bimbingan dan konseling di sekolah adalah:
1) Masalah perkembangan individu.
Agar tercapainya perkembangan yang optimal harus adanya asimilasi
antara pendidikan dan pembelajaran dengan bimbingan dan konseling
sebagai aspek dalam memperoleh penyesuaian diri sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
2) Masalah perbedaan individu.
Tidak ada dua orang individu yang memiliki sifat dan sikap yang sama
dalam kepribadiannya. Individu yang satu pasti berbeda dengan yang
lainnya. Di sekolah sangat jelas perbedaan individu ini, yaitu bisa
berupa adanya siswa yang pintar atau cerdas dengan siswa yang

~5~
lambat dalam belajar, berbakat, kreatif dan lain sebagainya. Beberapa
masalah yang perlu mendapat perhatian dan menjadi porsi pada
layanan bimbingan dan konseling yaitu, a) kecerdasan, b) kecakapan,
c) bakat dan minat, d) sikap, e) kebiasaan, f) pengetahuan, g) hasil
belajar, h) kepribadian, i) cita-cita, j) latar belakang lingkungan dan
lain sebagainya.
3) Masalah kebutuhan indvidu.
Selain berbeda dalam hal perkembangannya, siswa di sekolah juga
berbeda dalam kebutuhannya. Tingkah laku indvidu mengindikasikan
upaya individu tersebut untuk memenuhi kebutuhannya. Tidak semua
individu mampu mencapai pemenuhan kebutuhannya secara sendiri.
Demikian juga halnya siswa di sekolah yang tidak mampu memenuhi
kebutuhan belajarnya secara sendiri. Maka disini layanan bimbingan
dan konseling membantu siswa untuk memenuhi kebutuhannya.
4) Masalah penyesuaian diri.
Tidak semua siswa mampu dalam menyesuaikan dengan lingkungan
sekolahnya secara cepat, tepat dan baik. Siswa yang tidak mampu
untuk menyesuaikan diri ini memiliki kemungkinan gagal yang sangat
besar dalam proses belajarnya. Layanan bimbingan dan konseling
berupaya agar siswa tersebut bisa terhidar dari perilaku maladjusted
sehingga siswa mampu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
5) Masalah belajar.
Masalah-masalah belajar yang dihadapi siswa meliputi: pengaturan
waktu belajar, memilih cara belajar yang tepat, menggunakan buku-
buku pelajaran, belajar berkelompok, memilih studi lanjutan dan lain
sebagainya.
Menurut Suradi (1996) dan Salwa (2004) ada sepuluh alasan mengapa
pelayanan bimbingan dan konseling perlu diadakan di sekolah, yaitu:

~6~
1. Membantu siswa agar berkembang dalam semua bidang.
2. Membantu siswa untuk membuat pilihan yang sesuai pada semua tingkatan
sekolah.
3. Membantu siswa membuat perencanaan dan pemilihan karier dan juga di
masa depan.
4. Membantu siswa membuat penyesuaian yang baik di sekolah dan juga di luar
sekola.
5. Membantu mengurangi atau mengawasi pemubaziran dan kelambanan dalam
sistem pendidikan.
6. Membantu siswa yang memerlukan bantuan khusus.
7. Membantu dan melengkapi upaya yang dilakukan orang tua di rumah.
8. Menambah daya tarik sekolah terhadap masyarakat.
9. Membantu sekolah dalam mencapai sukses pendidikan baik pada tingkat
sekolah dasar hingga perguruan tinggi.
10. Membantu mengatasi masalah disiplin pada siswa.
Dari pemaparan di atas bisa kita ambil kesimpulan bahwa layanan
bimbingan dan konseling di sekolah sangat perlu diwujudkan karena pelayanan
ini dapat membantu peserta didik untuk mencapai tujuan yang diinginkannya,
membantu siswa untuk meningkatkan pencapaian akademik, dan
mengembangkan potensi diri serta menyelesaikan masalah-masalah dalam diri
siswa agar mereka bisa mencapai perubahan yang positif pada dirinya sendiri.

B. Kedudukan Bimbingan dan Konseling di Sekolah


Secara garis besar kedudukan bimbingan dan konseling dalam proses
pendidikan di sekolah telah tersirat dalam pembahasan di atas, yaitu sebagai salah
satu upaya pembinaan pribadi peserta didik. Lebih lanjut kedudukan bimbingan
dan konseling dijelaskan dari beberapa sumber berikut:
a) UU No. 2 tahun 1989 bab 1 pasal 1 ayat 1:

~7~
“Pendidikan adalah usaha sadar menyiapkan peserta didik melalui
bimbingan dan atau latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.”
b) PP No. 28 untuk SD 1990 bab X pasal 25 ayat 1:
“Bimbingan adalah bantuan peserta didik untuk memahami diri,
mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.”
c) PP No. 29 untuk SMP dan SMA tahun 1990 bab X pasal 1-2:
“Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada siswa dalam
rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan, dan
merencanakan masa depan.”
“Bimbingan dilaksanakan oleh guru pembimbing.”
d) UU No. 20 tahun 2003 bab 1 pasal 1 ayat 6:
“Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru,
dosen, dan konselor, widyaiswara, pamong belajar, fasilitator dan
sebutan lain sesuai dengan kekhususannya serta berpertisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan.”
Mengacu pada peran penting dari bimbingan dan konseling yang telah
dijelaskan dari berbagai sumber di atas maka layanannya dalam bingkai
kurikulum pendidikan nasional diberikan bagi seluruh peserta didik yang
menyangkut permasalahan pribadi, sosial, belajar dan karier mulai dari TK
sampai Perguruan Tinggi dalam rangka mengembangkan diri. Perlunya
bimbingan dan konseling disekolah tidak lepas dari munculnya problematika
dalam sekolah. Jadi agar program pendidikan di sekolah dapat mencapai tujuan
yang optimal (perkembangan siswa) sebagai makhluk individu dan sosial sesuai
dengan kemampuan, minat dan bakat siswa maka kegiatan pendidikan di sekolah
harus dibarengi dengan kegiatan pembinaan. Pembinaan ini dilakukan oleh guru
bimbingan konseling.5

5
Melik Budiarti, Bimbingan Konseing di Sekolah Dasar, (CV. AE MEDIA GRAFIKA, Jawa
Timur : 2017) Cet. 1. h. 7-8

~8~
C. Wilayah Atau Bidang Utama Dalam Proses Pendidikan Formal Di Sekolah
Dalam proses pendidikan formal di sekolah, terdapat tiga komponen
kegiatan utama, yaitu manajemen dan supervisi, pembelajaran bidang studi, serta
bimbingan dan konseling. Masing-masing bidang ini memiliki tugas pokok yang
berbeda-beda, namun secara garis besar sama-sama memiliki tujuan yang sama,
yaitu untuk perkembangan optimal setiap peserta didik. Bisa kita lihat dalam
gambar di bawah ini sebagai peta kedudukan bimbingan dan konseling sebagai
bagian integrasi dalam pendidikan formal.

Gambar 1.1 Wilayah layanan Bimbingan dan Konseling dalam jalur pendidikan formal
(Depdiknas, 2008).

Di dalam rambu-rambu penyelenggaraan bimbingan dan konseling dalam


pendidikan formal (Depdiknas, 2008) dijelaskan bahwa bimbingan dan konseling
secara khusus bertujuan untuk membantu konseling agar dapat mencapai tugas-
tugas perkembangan yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar dan karier.
Tujuan dari adanya bimbingan dan konseling, yaitu agar konseli dapat: 1)
merencakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan karier serta
kehidupannya di masa mendatang, 2) mengembangkan seluruh potensi dan
kekuatan yang dimiliki seoptimal mungkin, 3) menyesuaikan diri dengan
lingkungan pendidikan, lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya, 4)
mengatasi hambatan dari kesulitan yang dihadapi dalam studi ataupun dalam
penyesuaian diri dengan lingkungan.

~9~
D. Keunikan dan Keterkaitan Tugas Guru dan Konselor
Tugas-tugas pendidik untuk mengembangkan peserta didik secara utuh dan
optimal sesungguhnya merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh
guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra kerja. Sementara itu,
masing-masing pihak tetap memiliki wilayah pelayanan khusus dalam
mendukung realisasi diri dan pencapaian kompetensi peserta didik.
Masalah-masalah perkembangan peserta didik yang dihadapi guru pada saat
pembelajaran dirujuk kepada konselor untuk penanganannya. Demikian pula,
masalah-masalah peserta didik yang ditangani konselor terkait dengan proses
pembelajaran bidang studi dirujuk kepada guru untuk menindaklanjutinya.
Masalah kesulitan belajar peserta didik sesungguhnya akan lebih banyak
bersumber dari proses pembelajaran itu sendiri. Hal ini berarti dalam
pengembangan dan proses pembelajaran fungsi-fungsi bimbingan dan konseling
perlu mendapat perhatian guru. Sebaliknya, fungsi-fungsi pembelajaran bidang
studi perlu mendapat perhatian konselor.
Selengkapnya, keunikan dan keterkaitan pelayanan pembelajaran oleh guru
dan pelayanan bimbingan dan konseling oleh konselor dapat dilihat dalam tabel
berikut ini6:
Dimensi Guru Konselor
Khususnya sistem pendidikan Khususnya sistem pendidikan
1. Wilayah Gerak
formal formal
Pencapaian tujuan pendidikan Pencapaian tujuan pendidikan
2. Tujuan Umum
nasional nasional
Pembelajaran yang mendidik Pelayanan yang memandirikan
3. Konteks Tugas melalui mata pelajaran dengan dengan skenario konseli-
skenario guru konselor
Pengembangan potensi diri
Pengembangan kemampuan
bidang pribadi, sosial, belajar,
 Fokus kegiatan penguasaan bidang studi dan
karier, dan masalah-
masalah-masalahnya
masalahnya
 Hubungan kerja Alih tangan (referral) Alih tangan (referral)

4. Target Intervensi

6
Dedi Hediana Hafid, Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling Dalam Jalur
Pendidikan Formal, Bahan Sosialisasi Untuk Guru BK, (Dirjen PMPTK, Jakarta : 2007)

~ 10 ~
 Individual Minim Utama
 Kelompok Pilihan strategis Pilihan strategis
 Klasikal Utama Minim
5. Ekspektasi Kinerja
- Kemandirian dalam
- Pencapaian Standar kehidupan
 Ukuran keberhasilan Kompentensi Lulusan - Lebih bersifat kualitatif
- Lebih bersifat kuantitatif yang unsur-unsurnya
saling terkait (ipsatif)
Pengenalan diri dan
lingkungan oleh Konseli
Pemanfaatan instructional dalam rangka pengatasan
Effects & Nurturant Effects masalah pribadi sosial, belajar,
 Pendekatan umum
melalui pembelajaran yang dan karier. Skenario tindakan
mendidik. merupakan hasil transaksi
yang merupakan keputusan
Konseli.
Kebutuhan belajar ditetapkan Kebutuhan pengembangan diri
 Perencanaan tindak terlebih dahulu untuk ditetapkan dalam proses
intervensi ditawarkan kepada peserta transaksional oleh Konseli,
didik. difasilitasi oleh Konselor.
Penyesuaian proses
Penyesuaian proses
berdasarkan respons
 Pelaksanaan tindak berdasarkan respons
idiosinkratik7 konseli dalam
intervensi idiosinkratik peserta didik
transaksi makna yang lebih
yang lebih terstruktur.
lenturdan terbuka.

Tabel 1.1. Keunikan dan keterkaitan tugas guru dan konselor

Dari pembahasan di atas bisa kita lihat bahwa guru dan konselor dalam
ranah sekolah sangat berkaitan dan saling berperan penting demi tercapainya
peserta didik yang berkompeten dan optimal dalam pertumbuhannya. Maka wajar
jika guru bimbingan dan konseling harus di implementasikan pada setiap tingkat
pendidikan baik dari TK sampai Perguruan Tinggi.

7
Idiosinkratik secara bahasa berarti khas untuk individu atau suatu hal tertentu, dan seccara
istilah adalah faktor psikologis seseorang dalam pengambilan keputusan.

~ 11 ~
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Layanan bimbingan dan konseling di sekolah sangat perlu diwujudkan
karena pelayanan ini dapat membantu peserta didik untuk mencapai tujuan yang
diinginkannya, membantu siswa untuk meningkatkan pencapaian akademik, dan
mengembangkan potensi diri serta menyelesaikan masalah-masalah dalam diri
siswa agar mereka bisa mencapai perubahan yang positif pada dirinya sendiri.
Proses pelayanan bimbingan dan konseling itu harus didukung oleh semua pihak
baik itu guru, orang tua, serta peserta didik. Hal ini didukung oleh dasar
pendidikan formal yang salah satunya adalah bidang bimbingan dan konseling.
Hal demikian agar tercapainya tujuan pendidikan, yaitu untuk mewujudkan
pribadi yang optimal dari peserta didik tersebut.

B. Saran
Penulisan dari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, di karenakan
penulis dan penyusun dari makalah ini hanya seorang manusia biasa yang tidak
lepas dari salah dan lupa. Jika dikemudian hari dari penulisan makalah ini
terdapat kritik dan saran yang membangun kami sangat menantikan hal tersebut.
Dan jika ada pendapat tentang isi dari makalah ini semisalnya lebih baik
dikurangi atau ditambah kami sangat menantikan masukan tersebut.

~ 12 ~
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2008, Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, Jakarta : Depdiknas.
Hafid. Dedi Hediana, 2007, Rambu-Rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan
Konseling Dalam Jalur Pendidikan Formal, Bahan Sosialisasi Untuk Guru
BK, , Jakarta : Dirjen PMPTK.
PP No. 28 th. 1990
PP No. 29 th. 1990
Tohirin, 2015, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis
Integrasi), Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, Ed. Revisi - Cet. 7.
UU No. 2 th. 1989
UU No. 20 th. 2003

~ 13 ~

Anda mungkin juga menyukai