Anda di halaman 1dari 18

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

KEPRIBADIAN

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Psikologi Kepribadian


Dosen pengampu : Zulamri, S.Ag,MA

Disusun oleh kelompok 2:


Nike Dea Savirah (11940221823)
Rizky janwal (11940211841)

KELAS 4-C
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji kami aturkan kepada Allah SWT., yang telah
memberikan kami kesempatan dan keberkahan dalam menyelesaikan makalah kami,
sebagai jawaban tugas yang telah diampu kepada kami dalam mata kuliahPsikologi
Kepribadian. Dengan judul makalah “Sejarah dan Perkembangan Psikologi
Kepribadian”.
Di belakang itu rasa terimakasih juga kami ucapkan kepada orang tua kami
yang selalu mendukung kami demi terselesainya makalah ini. Dan juga tidak
ketinggalan rasa terimakasih kepada dosen pengampu dalam mata kuliah ini. Kami
juga sangat bersyukur kepada segala aspek yang menyokong dalam aspek finansial,
moril maupun pemikiran yang telah memberikan dukungan serta kritik dan saran
dalam penyelesaian makalah ini.
Sampailah kami kepada harapan dengan adanya makalah ini memberikan
sokongan ilmu pengetahuan kepada pembaca dalam menambah ensiklopedia ilmu
dalam sanubari kita masing-masing.

Indonesia, 24 Maret 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

BAB I............................................................................................................................1

PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.............................................................................1

B. Rumusan Masalah........................................................................................2

C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II..........................................................................................................................3

PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Sejarah Perkembangan Psikologi Kepribadian........................................3

B. Tokoh-tokoh dalam Psikologi Kepribadian..............................................9

BAB III.......................................................................................................................12

PENUTUP..................................................................................................................12

A. Kesimpulan.................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................13

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kepribadian merupakanciri, karakter, atau sifat yang khas dari dalam diri
seseorang yang berasal dari pembentukan yang di dapat dari lingkungan sekitar
seperti, keluarga, dan juga bawaan seseorang sejak lahir. Kepribadian merupakan
sesuatu yang melekat pada diri manusia secara menyeluruh dan mempunyai ciri khas
yang berbeda dari setiap individu. 1
Kepribadian tidak bisa dilepas begitu saja seperti melepas pakaian dari tubuh
kemudian memakainya kembali. Kepribadian terus berkembang dan berubah
meskipun ada.sistem yang mengikat berbagai komponen dari kepribadian, dan
kepribadian merupakan lingkup kerja tubuh dan jiwa yang tak terpisahkan dalam satu
kesatuan.
Yadi Purwanto dalam bukunya psikologi kepribadian, mengatakan bahwa:
Kepribadian adalah metode berpikir manusia terhadap realita, atau merupakan
kecenderungan-kecenderungan manusia terhadap realita.2 Dan dengan arti yang lain,
kepribadian manusia adalah pola pikir (‘aqliyah) dan pola jiwa (annafsiyah)/naluri
nya.Pola pikir adalah metode (Kaifiyah) seseorang untuk memahami sesuatu atau
memikirkan sesuatu didasarkan pada asas tertentu.
Segala bentuk peristiwa adalah akibat dari sang pribadi, apapun yang engkau
saksikan itu semata sebab rahasia pribadi, bila kepribadian bangkit mengatasi
kesadaran diwujudkannya dunia ide dan pikiran sejati ratusan alam melingkup dalam
intisarinya mewujudkan dirimu melahirkan yang bukan pribadimu, kepribadian
menyemaikan bibit kehendak diatas dunia.
Muhammad Iqbal dalam bukunya Rahasia-rahasia pribadi memberikan
gambaran bahwa segala kejadian dan peristiwa yang dialami oleh manusia dalam
kehidupannya berasal dari sang pencipta dalam hal ini adalah Tuhan yang disebutkan
dalam kata sang pribadikemudian diciptakan dalam.diri manusia kepribadian yaitu
1
Sjarkawi, Pembentukan kepribadian Anak: “Peran Moral, intelektual, emosional, dan sosial sebagai wujud integritas
membangun jati diri”, (Jakarta: PT.Bumi Aksara, 2011). hal. 11.
2
Yadi Purwanto, “Psikologi Kepribadian: Integritas Nafsiyah dan ‘Aqliyah, Perspektif Psikologi Islami”, (Bandung: PT.Refika
Aditama).hal.254.

1
ego yang akan membimbing mereka kepada jalan yang benar dengan cara berfikir
tentang alam disekitar mereka, karena kepribadian merupakan salah satu pendorong
pola pikir seseorang untuk melakukan sesuatu selama di dunia ini.3
Iqbal menekankan pentingnya ayat Al-Qur’an sebagai referensi apabila
membicarakan keberadaan kepribadian sebagai kausalitas pribadi yang bebas.
Realitas yang disebut oleh Iqbal sebagai.khudi atau kepribadian yang merupakan
semua pusat persepsi yang berada diluar ikatan logika. Alamnya berbeda secara
dasar dengan dunia fisik. Karena pribadi atau ego dapat menggunakan lebih dari satu
ruang waktu, hal tersebut dapat mengikatnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Sejarah Psikologi Kepribadian?
2. Siapa Saja Tokoh-Tokoh Psikologi Kepribadian?

C. Tujuan
1. Mengetahui Sejarah Apa Saja Dalam Psikologi Kepribadian.
2. Mengetahui Tokoh-Tokoh Dalam Psikologi Kepribadian.

3
Muhammad Iqbal, “ Asrar I Khudi (Rahasia-Rahasia Pribadi)”, (Yogyakarta: Jalasutra, 2001). Hal 13.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Perkembangan Psikologi Kepribadian


Ketika mendengar kata psikologi, kebanyakan orang akan teringat pada
Sigmund freud. Freud menyakini bawa mayoritas perilaku manusia disebabkan
oleh dorongan terpendam, tidak mengenakan, dan tanpa disadari, yang kemudian
mengasilkan sebua ekspresi. Bagi freud, orang-orang yang berada dijanan pun
dipenuhi ole hasrat-hasrat terpendam.4
Arti dasar psikologi berbeda dengan kata yang biasa dipahami saat ini. Kata
psikologi berasal dari bahasa Yunani “psybe” dan “logos”. Psybe”, artinya napas,
“…hidup (didefenisikan dengan adanya nafas), prinsip kehewanan pada manusia
dan pada makhluk lain sumber dari senua aktivitas mendasar, jiwa atau roh” atau
“prinsip keewanan dari dunia sebagai suatu keseluruan, jiwa dunia atau anima
mundi”.5
Psikologi Kepribadian adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang
kepribadian manusia melalui tingkah laku atau sikap sehari-hari yang menjadi
ciri khas seseorang tersebut. Kepribadian merupakan salah satu bagian atau ciri
khas yang istimewa dan sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu
Psikologi Kepribadian adalah hal yang sangat penting untuk dipelajari.6
Psikologi kepribadian membahas kepribadaan, yang terdiri ari
karakteristik-karakteristik yang cenderung menetap dalam diri individu. Psikologi
kepribadian mempelajari topik-topik, seperti sifat atau watak, tujuan, motif,
genetika, perkembangan kepribadan, dan kesejahteraan.7
Kata psikologi pertama kali digunakan dalam bahasa inggris pada tahun
1600-an untuk mengacu pada pembicaraan tentang jiwa. Psikologi pada awalnya
merupakan sebuah cabang metafisika yang berhubungan dengan konsep tentang
jiwa. Perubahan terjadi berangsur-angsur, pada tahun 1830-an psikologi mula

4
Laura A. King. “Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif” Jakarta: salemba humanika, 2016. Hal. 7
5
Lynn Wilcox, “psikologi kepribadian”Yogyakarta: 2018. IRCiSoD. Hal. 23
6
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (Senin, 29 Maret 2021. Pukul. 22.46 wib)
7
Lynn Wilcox, Ibid. Hal. 20.

3
digunakan untuk mengacu pada jiwa atau spirit dan keadaan dari pikiran, diri
(self), atau ego.
Para ahli sejarah psikologi barat menganggap pertumbuan psikologi
kepribadian dimula sejak ide-ide pemikiran berkembang mulai masa filsafat
yunani awal, filsafat Eropa Barat pada abad ke-17 dan ke-18, sampai pada
perkembangan keilmuan yang dilaksanakan ole kaum fisiolog pada abad ke-19.
Psikologi Kepribadian sebenarnya telah ditujukan untuk menjadi suatu
disiplin ilmu sudah sejak saat yang lama bahkan sebelum masehi. Hal ini juga
terdapat dalam sebuah literatur mitologi kuno,yang memberikan informasi bahwa
para pemain drama sering menggunakan make up atau topeng untuk memerankan
tokoh lain atau menyembunyikan identitasnya sendiri. Cara ini kemudian
dinamai oleh bangsa romawi dengan istilah personality.
Dari kata personality, kata persona sendiri dapat diartikan sebagai
kehadiran seseorang melalui identitas yang tidak mencerminkan dirinya sendiri.
Melainkan, para pemain drama ingin menciptakan kesan yang mendalam bagi
para penonton,akan tetapi tidak meninggalkan kesan mengenai pemeran drama
itu sendiri melainkan kesan pada tokoh yang diperankannya. Istilah personality
kemudian hadir untuk menamakan para pemeran sendiri, yang tadinya hanya
sebuah peran namun bisa menjadi nama panggung yang membuat pemerannya
terkenal.
Seperti benda lain atau alam di sekitar kita yang memiliki ciri-ciri, manusia
sebagai makhluk sosial juga dapat dikenali ciri-ciri tingkah lakunya. Untuk
membedakan ciri-ciri mengenai tingkah laku asil dari pemeran drama dan
tingkah laku dari tokoh yang diperankannya, para filsuf akhirnya tertarik untuk
mempelajari tingkah laku manusia melalui berbagai penelitian.
Sejarah psikologi kepribadian ini semakin berkembang sekitar abad ke-18,
ketika psikologi menjadi disiplin ilmu yang sah dan diakui maka berkembanglah
juga Psikologi Kepribadian menjadi salah satu cabang dari disiplin ilmunya.
Sejumlah kekuatan ilmiah dan filosofis yang menyatu pada awal abad
ke-20 memungkinkan lahirnya psikologi kepribadian. Sigmund Freud, yang
sangat sadar akan awal yang baru ini, dengan sengaja menerbitkan salah satu dari

4
karya utamanya, The Interpretation of Dreams, pada tahun 1900(alih-alih pada
tahun 1899). Pada tahun 1930-an, teori kepribadian modern sedang terbentuk.
Psikologi kepribadian berusia kurang dari satu abad, namun mempunyai
akar sepanjang sejarah manusia. Kronologis waktu yang ditampilkan dalam bab
ini menunjukkan perkiraan urutan tonggak-tonggak sejarah penting dalam sejarah
psikologi kepribadian dan kaitannya dengan kejadian dunia yang penting.
Dalam psikologi kepribadian tercetus beberapa hal di antaranya, Teater
dan Presentasi Diri, aspek-aspek Agama, Evolusi Biologis, Pengetesan dan Teori
Modern.8
 Teater dan Presentasi Diri
Sebagian akar psikologi kepribadian bisa ditelusuri ke teater. Theophrastus,
murid dari Aristoteles, adalah salah satu pencipta-pencipta pertama sketsa
karakter deskripsi singkat mengenai tipe orang yang bisa di temui kapan pun dan
dimana pun seprti seorang yang murahan, rapi pemalas, atau kasar (Allport,
1961).
Pada abadn ke-20, teater kembali mengambil langkah imajinatif pemain
teater seperti luigi Pirandello (1867-1936), bermain dengan ide bahwa seorang
karakter bisa melangkah keluar dari operistiwa di dalam pentas mereka. Sebagai
contoh, seorang pemain bisa sepenuhnya, keluar dari panggung (atau keluar dari
set film) dan mengomentari drama tersebut. Disini seolah-olah, karakter tersebut
mempunyai realitasnya sendiri dan kenyataan menjadi suatu rangkaian ilusi.
Pada saat yang bersamaan, filsuf sosial mulai mempertimbangkan ide
mengenai diri relatif lebih jelasnya, tidak ada diri yang sejati di balik topeng,
melainkan diri yang sejati hanyalah merupaann serangkaian topeng (Hare
&Blumberg, 1988; G.Mead,1968). Dengan kata lain abad ke-20 ini menentang
ide tentang adanya inti diri atau kepribadian yang bisa di temukan.
 Agama
Aspek lain dari psikologi kepribadian bisa ditelusuri kepercayaan-
kepercayaan agama. Tradisi keagamaan barat (Yahudi, Kristen, Islam)

8
S.Friedman,Howard & W.Schustack, Miriam,”Kepribadian Teori Klasik dan Riset Modern Jilid 1
Edisi ketiga”, (Erlangga, 2006), hal. 10-18

5
memepercayai bahwa umat manusia diciptakan menurut citra Tuhan dan sejak
awal telah menghadapi godaan dan perjuangan moral.
Manusia bertujuan untuk memenuhi sebuah tujuan adikotri, berjuang
demi kebaikan, dan melawan yang jahat. Dalam tradisi ini, sifat dasar manusia
pada hakikatnya adalah spiritual sebuah roh yang mendiami raga ketika ia berada
di dunia. Hal inilah yang mengha;langi analisis kepribadianyang ilmiah karena
agama dapat memandang manusia bukan sebagai bagian dari alam, namun lebih
dari sebagian atauran adikodrati.
Filsafat dan agama-agama Timur berfokus pada kesadaran diri dan
pemenuhan diri spiritual . perhatian juga banyak dia raahakan pada meditasi dan
tingkat kesadaran yang berubah (seperti keserupan). Fokus pemikiran Timur ini
pada kesadaran, pemenuhan diri dan roh manusia, memainkan peranan penting
dalam aspek-aspek tertentu dari teori kepribadian modern.
Pemikiran Timur juga mempengaruhi psikologi kepribadian ternama
seperti C.G.Jung. namun, sebagian besar peneliti mengenain kepribadian di
universitas saat ini lebih banyak bergelut di arena ilmu pengetahuan modern dan
positivistik, serta jarang terkait dengan masalah-masalah spiritual.
 Evolusi Biologis
Pengaruh terhadap psikologi kepribadian yang paling terlihat jelas bisa
di telusuri ke perkembangan ilmu biologi selama abad ke-19. Pada tahun 1859
Charles Darwin menerbitkan Origin of Species, Charles Darwin mengajukan ide-
ide yang diajukan ahli teori lain, berpendapat bahwa karakteristik individualyang
berevolusi adalah karakteristik yang memungkinkan organisme tersebut untuk
meneruskan gen keturunannya. 9
Individu yang tidak beradaptasi dengan baikdengan tuntutan dari
lingkungannya tidak akan hidup cukup lama untuk dapat meneruskan keturunan.
Jadi, sebagai contoh, dorongan seks yang kuat mempunyai nilai yang adaptif-
individu yang tidak memiliki dorongan seks yang kuat akan memilki
kemungkinan yang lebih kecil untuk dapat melanjutkan keturunan. Begitu juga

9
Dede Rahmat, Hidayat, “Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam Konseling”, (Jakarta:
Ghali Indonesia, 2011), hal.6

6
dengan sejumlah dorongan agresi dan sejumlah bentuk tertentudari kerja sama
sosial yang memilki nilai adaptif.
Binatang yang dapat mengusai makanan dan pasangan, dan binatang
yang bisa bekerja sama dengan yang lain untuki memastikan keselamatan
mereka, akan hidup cukup lama sehinggamemilki lebih besar kemungkinan untuk
dapat meneruskan gen mereka, fokus terhadap fungsi lebih- jelasnya, fungsi dari
perilaku menjadi aspek yang penting dari pemikiran kita mengenai kepribadian.
 Pengetesan
Ketika Amerika Serikat memasuki Perang Dunia Ipada tahun 1917
(Yerkes, 1921). Orang-orang Amerika mempunyai pekerjaan yang harus
dilakukan, dan mereka berfikir akan dapat melakukannya dengan lebih baik jika
mereka mengukur orang yang sama seprti mereka mengukur mesin. Pendekatan
praktis yang dimilki oleh psikologi orang-orang Amerika ini membawa
perspektifyang berbeda terhadap studi mengenai perbedaan individu.
Banyak peneliti psikologis mengenai kepribadian telah didukung oleh
strategi masa perang guna kepentingan pertempuran atau oleh usaha masa damai
untuk pertahanan nasioanal. Bahkan sekarang Angkatan yang bersenjata AS
masih memepekerjakan ratusan psikologi untuk melakukan penelitian dan
pengetesan terhadap prajurit-prajuritnya.
Dulu pada tahun 1917, angkatan bersenjata lebih bertujuan untuk
menyeleksi orang-orang dungu, namun mereka juga menyeleksi para para
pelamar yang tidak tahan berada dibawah tekanan. Sebagai contoh salah satu
pertanyaan berbunyi “Apaka Anda merasa ingin melompatsaat berda ditempat
ynag tinggi?” (Woodworth,1919). Pertanyaan semacam inilah yang memebrikan
sumbangan terhadap perkembangan tes kepribadian modern. Tes-tes angakatan
bersenjata dikembangakan dibawah pengaruh psikologis Lewis Terman dari
Stanfort dan Robert Yerkes dari Harvard, yang sebenarnya lebih tertarik dengan
pengetesan kecerdasan.
 Teori Modern
Teori kepribadian modern mulai terbentuk secara formal pada tahun
1930-an. Bentuk teori tersebut sangat dipengaruhi oleh karya tiga orang yakni

7
Gorden Allport, Kurt Lewin dan Henry Murray. Allport yang mailki keahlian
luas dalam bidang filsafat dan karya-karya klasik, memyusatkan kperhatiannya
pada keunikan dan kehormatan uindividu.
Allport mendefinisikan kepribadian sebagai “organisasi dinamis dari
sistem psikofisik individu yang menentukan peneyesuaian unik dirinya terhadap
lingkungan”(1937,hal.48). dengan mengembangkan karya psikolog filsuf
William James, Allport menolak ide untuk memecah-mecah kepribadian ke
dalam komponen –komponen dasar (seperti sensasi atau dorongan dalam diri)
dan lebih melihat sistem yang mendasari setiap keunikan individu.
Kurt Lewin berasal dari tradisi Gestal di Eropa. Psikolog-psikolog
Gestal menekankan hakikat persepsi dan pikiran yang integaratif dan aktif, serta
berpendapat bahwa keseluruhan adalah lebih baik dari pada kumpulan dari
bagian-bagian. Penekanan pada gambaran keseluruhan yang seseorang
bayangkan ketika menghadapi suatu situasi, mempunyai pengaruh yang besar
terhadap lewin, dan selanjutnya terhadap psikologi kepribadian dan sosial.
Lewin memberi perhatian pada “kondisi sesaat individu dan struktur
situasi psikologinya”. Dengan kata lain, lewin menekankan bahwa kekuatan yang
mepengaruhi seseorang berubah dari waktu ke waktu dan dari situasi kesituasi.
Teori kepribadian modern telah menerapakan penekanan ini dalam memahami
keadaan seseorang dlam situasi tertentu.
Selain itu, usaha-usaha untuk menyusun teori dalam psikologi
kepribadian ini dimana hasil-hasil dari usaha-usaha tersebut ada yang nilai
ilmiahnya masih jauh dari memadai dan karenanya dapat disebut usaha-usaha
yang masih bersifat prailmiah dan ada yang nilai ilmiahnya sudah memadai.10
B. Tokoh-tokoh dalam Psikologi Kepribadian
Sigmund Freud merupakan salah satu tokoh psikologi Barat yang sering
dikritik oleh psikolog Muslim di dunia, karena psikoanalisa yang dianut Freud
tidak berjiwa atau mengandung nilai-nilai Islami. Menurut Freud, fenomena
keagamaan yang terjadi pada individu merupakan sebuah ilusi belaka atau tidak
nyata sama sekali, suatu bentuk neorosis yang universal.

10
Sumadi, Suryabrata, “Psikologi Keribadian”, Jakarta, PT.Grafindo Persada, 1986. hal 6-13

8
Selanjutnya, Freud mengemukakan sebuah teori tentang struktur
kepribadian manusia dan membuat konsep yang disebut dengan Oedipus
Complex sebagai asal-usul penyembahan individu terhadap Tuhan11Dalam teori
kepribadian Freud dijelaskan bahwa manusia terdiri atas tiga sistem/struktur
kepribadian, yaitu 1. Id, 2. Ego, dan 3. Super Ego.
Setiap struktur kepribadian tersebut memiliki fungsi, sifat, komponen,
prinsip kerja, dan dinamisasi serta mekanisme masing-masing. Tetapi diantara
komponen tersebut sebenarnya saling berinteraksi satu sama lain pada dalam diri
individu, sehingga sulit untuk memisahkan atau menentukan pengaruhnya
terhadap tingkah laku manusia.12
Erick Erikson mengemukakan sebuah teori dengan pendekatan
psikososial yang dikenal sebagai ego psychology, yang artinya menekankan pada
konsep diri/self yang diatur oleh kekuatan alam bawah sadar/unconcious serta
pengaruh dari kekuatan sosial dan budaya di sekitar individu.
Kekuatan alam bawah sadar individu bekerja untuk menjaga kesatuan
dalam berbagai aspek kepribadian serta memelihara individu dalam
keterlibatannya dengan dunia sosialnya, termasuk tugasnya dalam mendapatkan
makna hidup yang telah dijalani.13
Pengertian Identitas diri menurut Erikson adalah sebuah intisari dari
kepribadian yang menetap dalam diri seseorang walaupun situasi lingkungan
berubah-ubah dan usia menjadi semakin tua. Identitas diri sebagai keserasian
peran sosial yang pada prinsipnya dapat berubah dan selalu mengalami proses
pertumbuhan seiring dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Identitas diri sebagai
gaya hidup yang dapat berkembang dalam tahap sebelumnya dan dapat
menetukan cara-cara bagaimana agar peran sosialnya terwujudkan.
Identitas diri sebagai suatu pencapaian pada tahap remaja dan terus
diperbaharui dan disempurnakan pada tahap selanjutnya seiring dengan
bertambah dewasanya individu. Identitas diri sebagai pengalaman yang subjektif

11
Malik, B. B. “The Dilema of Muslim Psychology”. Jakarta: Pustaka Firdaus. 1996. hlm. 18–19.
12
Hamali, S. "Kepribadian dalam teori Sigmund Freud dan nafsiologi dalam Islam". Jurnal Studi Lintas Agama. 2018. 13 (2):
287–288
13
Muti'ah, T. "Studi hubungan antara identitas diri dan kecenderungan homoseksual remaja di Yogyakarta". Jurnal Spirits,
2011. Hal. 5

9
akan membentuk hubungan yang berkesinambungan pada psikis dalam ruang dan
waktu. Identitas diri sebagai kesinambungan yang dialami individu dalam
pergaulan dengan orang lain.14
Carl Jung. Tipe kepribadian yang dikemukakan oleh Jung terbagi
menjadi dua, yakni ekstrover dan introver. Tipe kepribadian ekstrover yang
berorientasi pada interaksi dengan lingkungan sekitar serta introver yang
berorientasi dalam diri individu.
Masing-masing tipe kepribadian yang dikemukakan oleh Jung memiliki
empat kombinasi fungsi. Kombinasi ekstrover berupa ekstrover-pikiran,
ekstrover-perasaan, ekstrover-penginderaan, dan ekstrover-pengintuisian.
Kombinasi untuk introver berupa introver-pikiran, introver-perasaan, introver-
penginderaan, dan introver-pengintuisian.
Alfred Adler mengemukakan sebuah teori psikologi yang sering disebut
sebagai psikologi individual. Adler menjelaskan bahwa kesadaran sebagai pusat
dari kepribadian seseorang, bukan ketidaksadaran. Psikologi indivual yang
dikemukakan oleh Adler memandang individu sebagai makhluk yang saling
bergantung secara sosial dengan orang lain.
Terdapat enam pokok teori psikologi individual menurut Adler yaitu: (1)
perjuangan untuk sukses atau menjadi superior (striving for superiority), (2)
persepsi subyektif individu untuk membentuk tingkah laku dan kepribadian
(subjective perception), (3) semua fenomena psikologis disatukan di dalam diri
individu (unity of personality), (4) manfaat dari aktivitas manusia harus dilihat
dari sudut pandang sosial (social interest, (5) semua potensi manusia
dikembangkan sesuai dengan gaya hidup (life of style, dan (6) gaya hidup
dikembangkan melalui kekuatan kreatif (creative power).15
Karen Horney menggambarkan manusia dan kepribadiannya lebih
optimis dibandingkan dengan Freud. Salah satu bentuk optimisnya ditunjukkan
dengan kepercayaannya mengenai kekuatan biologis yang tidak dapat

14
Ibid
15
Amalia, A. (2018). "Kepribadian tokoh tritagonis dalam novel Tentang Kamu karangan Tere Liye perspektif psikologi sastra
serta implikasinya terhadap pembelajaran sastra di SMA". Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 2 (2): 158.

10
menghukum individu dalam bentuk konflik, cemas, neurosis atau sesuatu yang
universal dalam kepribadian itu sendiri.
Menurut Horney setiap individu memiliki keunikan masing-masing. Saat
individu mengalami perilaku neurotik, maka hal tersebut terjadi disebabkan oleh
dorongan sosial pada masa kanak-kanak. Hubungan antara orang tua dan anak
mungkin akan memuaskan, mungkin juga dapat membuat anak menjadi frustasi.
Jika kebutuhannya tidak dipenuhi, maka hasilnya adalah perilaku neurotik,
neurosis atau konflik, tetapi dapat dihindari jika anak tumbuh dengan penuh
cinta, penerimaan dan kepercayaan dari orang tua.
Setiap individu memiliki potensi untuk merealisasikan diri dan menjadi
tujuan utama dalam hidup. Kemampuan dan potensi intrinsik individu akan
tumbuh mekar perlahan sebagai sesuatu yang niscaya dan alamiah seperti biji
buah yang muncul dari pohonnya.16

16
Hidayat, D. R. “Teori dan aplikasi psikologi kepribadian dalam konseling”. Bogor: Ghalia Indonesia, 2011. hlm. 100.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Sejarah psikologi kepribadian ini semakin berkembang sekitar abad ke-
18, ketika psikologi menjadi disiplin ilmu yang sah dan diakui maka
berkembanglah juga Psikologi Kepribadian menjadi salah satu cabang dari
disiplin ilmunya.
Sejumlah kekuatan ilmiah dan filosofis yang menyatu pada awal abad ke-
20 memungkinkan lahirnya psikologi kepribadian. Sigmund Freud, yang sangat
sadar akan awal yang baru ini, dengan sengaja menerbitkan salah satu dari karya
utamanya, The Interpretation of Dreams, pada tahun 1900 (alih-alih pada tahun
1899). Pada tahun 1930-an, teori kepribadian modern sedang terbentuk.
Psikologi kepribadian berusia kurang dari satu abad, namun mempunyai
akar sepanjang sejarah manusia. Kronologis waktu yang ditampilkan dalam bab
ini menunjukkan perkiraan urutan tonggak-tonggak sejarah penting dalam sejarah
psikologi kepribadian dan kaitannya dengan kejadian dunia yang penting.
Tokoh-tokoh dalam psikologi kepribadian yakni:
1. Sigmund Freud
2. Erick Erikson
3. Carl Jung
4. Alfred Adler
5. Karen Horney

12
DAFTAR PUSTAKA

Sjarkawi, 2011. Pembentukan kepribadian Anak: “Peran Moral, intelektual,


emosional, dan sosial sebagai wujud integritas membangun jati diri”,
(Jakarta:PT.Bumi Aksara).

Purwanto, Yadi. “Psikologi Kepribadian: Integritas Nafsiyah dan ‘Aqliyah,


Perspektif Psikologi Islami”, (Bandung: PT.Refika Aditama).

Iqbal, Muhammad.2001.“Asrar I Khudi (Rahasia-Rahasia Pribadi)”, (Yogyakarta:


Jalasutra).

King, Laura A. 2016. “Psikologi Umum: Sebuah Pandangan Apresiatif” Jakarta:


salemba humanika.

Wilcox, Lynn. 2018. “psikologi kepribadian” Yogyakarta. IRCiSoD.

Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. (Senin, 29 Maret 2021. Pukul.


22.46 wib)

S.Friedman,Howard & W.Schustack, Miriam, 2006. ”Kepribadian Teori Klasik dan


Riset Modern Jilid 1 Edisi ketiga”, (Erlangga).

Rahmat, Dede. Hidayat, 2011.“Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian dalam


Konseling”, Jakarta: Ghali Indonesia.

Sumadi, Suryabrata, 1986. “Psikologi Keribadian”, Jakarta, PT.Grafindo Persada.

Malik, B. B. 1996. “The Dilema of Muslim Psychology”. Jakarta: Pustaka Firdaus.

Hamali, S. 2018. "Kepribadian dalam teori Sigmund Freud dan nafsiologi dalam
Islam". Jurnal Studi Lintas Agama.

13
Muti'ah, T. 2011. "Studi hubungan antara identitas diri dan kecenderungan
homoseksual remaja di Yogyakarta". Jurnal Spirits

Amalia, A. 2018. "Kepribadian tokoh tritagonis dalam novel Tentang Kamu


karangan Tere Liye perspektif psikologi sastra serta implikasinya terhadap
pembelajaran sastra di SMA". Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Hidayat, D. R. 2011. “Teori dan aplikasi psikologi kepribadian dalam konseling”.


Bogor: Ghalia Indonesia.

14

Anda mungkin juga menyukai