Anda di halaman 1dari 5

TEORI MOTIVASI MASLOW

MAKALAH PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI


DOSEN PENGAMPU: Dyah Ayu Purwaningtyas, S.Psi., M.A.

KELOMPOK 1
Rizmajani Pyarwinda (20112141039)
Fenny Puspita Devi (20112144022)
La Aura Ballerina (20112144027)
Venola Afisa (20112144040)
Maharani Nizar Setiadi (20112144043)

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI KELAS B


UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2020
A. Motivasi Kerja
Motivasi merupakan suatu proses yang berkaitan dengan intensitas dan kegigihan
usaha untuk mencapai sebuah tujuan. Di dalam sebuah perusahaan, adanya motivasi
sangatlah dibutuhkan, baik motivasi dari atasan maupun motivasi yang muncul dari
diri sendiri. Tanpa adanya motivasi untuk bekerja sama dalam sebuah perusahaan,
maka tujuan yang telah ditetapkan tidak akan tercapai karena motivasi kerja sangat
mempengaruhi tinggi rendahnya produktivitas sebuah perusahaan. Motivasi kerja
merupakan sebuah dorongan dari dalam diri karyawan yang perlu untuk dipenuhi agar
karyawan tersebut dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.

Edy Sutrisno (2009) menyampaikan terdapat beberapa faktor-faktor yang


mempengaruhi motivasi, yaitu sebagai berikut :
1. Faktor internal
a. Keinginan untuk hidup
b. Keinginan untuk memiliki
c. Keinginan untuk memperoleh penghargaan
d. Keinginan untuk memperoleh pengakuan
e. Keinginan untuk berkuasa

2. Faktor Eksternal
a. Kondisi lingkungan kerja
b. Kompensasi yang memadai
c. Supervisi yang baik
d. Adanya jaminan pekerjaan
e. Status dan tanggung jawab
f. Adanya peraturan

Hasibuan (2008) mengemukakan terdapat beberapa tujuan dari motivasi, diantaranya


sebagai berikut:
a. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
b. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
c. Mempertahankan kestabilan karyawan perusahaan
d. Meningkatkan kedisiplinan karyawan
e. Mengefektifkan pengadaan karyawan
f. Menciptakan suasana dan hubungan kerja yang baik
g. Meningkatkan loyalitas, kreativitas, dan partisipasi karyawan
h. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan
i. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya
j. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.
B. Need Hierarchy Theory
Setiap manusia mempunyai needs (kebutuhan / dorongan) dari dalam dan luar yang
pemunculannya sangat tergantung dari kepentingan individu.

Maslow membagi kebutuhan menjadi 5 tingkat:


1. Physiological needs (kebutuhan yang bersifat biologis)
2. Safety needs (kebutuhan rasa aman)
3. Social needs (kebutuhan sosial)
4. Esteem needs (kebutuhan akan harga diri)
5. Self actualization (ingin berbuat yang lebih baik)

Maslow memberi hipotesis bahwa setelah individu memuaskan kebutuhan pada tingkat paling
bawah, individu akan memuaskan kebutuhan pada tingkat yang berikutnya. Bila pada tingkat
paling tinggi tapi kebutuhan dasar tidak terpuaskan, individu akan dapat kembali pada tingkat
kebutuhan yang sebelumnya.

1. Physiological needs (kebutuhan fisiologi)


Kebutuhan yang paling dasar bagi setiap individu yaitu kebutuhan untuk mempertahankan
hidupnya secara fisik. Seperti kebutuhan makan, minum, tempat berteduh, seks, tidur dan
oksigen. Kebutuhan ini harus dipenuhi terlebih dahulu baru individu bisa memenuhi
kebutuhan lainnya.

2. Safety and Security Needs (Kebutuhan Rasa Aman)


Rasa aman merupakan kebutuhan dasar manusia yang perlu untuk dipenuhi. Penjelasan
Maslow tentang kebutuhan rasa aman ini adalah suatu kebutuhan yang mendorong individu
untuk memperoleh ketentraman, kepastian dan keteraturan dari lingkungannya. Kebutuhan
rasa aman (safety and security needs) dalam hal pekerjaan merupakan kebutuhan akan
kebebasan dari ancaman, yang berarti merasa aman dari ancaman kecelakaan dan keselamatan
dalam melaksanakan pekerjaan. Kebutuhan ini akan muncul setelah kebutuhan fisiologisnya
terpenuhi. Kebutuhan rasa aman tidak hanya diartikan dalam hal keamanan fisik saja, tetapi
juga dalam hal keamanan psikologis dan perlakuan yang adil dalam pekerjaan. Keamanan
fisik meliputi keamanan saat di tempat kerja serta keamanan dari dan ke tempat kerja.
Keamanan fisik ini dapat berupa keamanan dan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja
dengan cara memberikan asuransi dan menerapkan prosedur K3 (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja), serta penyediaan transportasi bagi para pekerja. Sedangkan keamanan psikologis dapat
berupa perlakuan yang manusiawi dan adil kepada setiap pekerja, jaminan akan kelangsungan
pekerjaannya, jaminan untuk hari tua ketika mereka tidak ada lagi, dls. (Siagian, Sondang P.,
2012: 150151).

Adanya situasi-situasi yang dirasa tidak adil, tidak wajar, atau tidak konsisten dari seorang
atasannya akan memengaruhi dan bahkan menurunkan prestasi kerja karyawan. Rasa aman di
tempat kerja tidak dapat tercapai apabila atasan terlalu memperlakukan para pekerjanya
secara tak acuh, permisif, dan membatasi kebebasannya. Dalam bekerja, rasa aman diperlukan
pada karyawan untuk memunculkan motivasi kerja sehingga karyawan akan
bersungguh-sungguh dalam melakukan pekerjaannya.

3. Social Needs (Kebutuhan-kebutuhan Sosial)


Manusia pada hakikatnya adalah makhluk sosial, sehingga mereka mempunyai
kebutuhan-kebutuhan sosial sebagai berikut:
a. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain di mana ia hidup dan bekerja.
b. Kebutuhan akan perasaan dihormati, karena setiap manusia merasa dirinya penting.
c. Kebutuhan untuk bisa berprestasi.
d. Kebutuhan untuk ikut serta (sense of participation).

4. Esteem Needs (Kebutuhan akan harga diri)


Situasi dapat disebut ideal apabila prestise timbul akibat adanya prestasi, namun terkadang
tidak selalu demikian. Dalam hal ini, semakin tinggi kedudukan seseorang maka semakin
banyak hal yang digunakan sebagai simbol statusnya.
Ini dapat termasuk keinginan untuk dihormati orang lain, ketenaran, pengakuan, perhatian,
reputasi, dan kepemilikan status. Selain kebutuhan eksternal, manusia juga akan
membutuhkan keyakinan pada diri sendiri, kompetensi, prestasi, kemandirian, kebebasan, dan
penguasaan.

5. Self Actualization ( Ingin berbuat yang lebih baik)


Hal ini dapat diartikan bahwa setiap manusia ingin mengembangkan kapasitas mental dan
kapasitas kerjanya melalui pengembangan pribadinya. Oleh sebab itu pada tingkatan ini orang
cenderung untuk selalu mengembangkan diri dan berbuat yang terbaik.

C. Kebaikan dan Kelemahan


Teori hierarki kebutuhan Maslow ini mempunyai kebaikan dan kelemahan sebagai berikut
(Hasibuan, Malayu, S. P., 2007: 107):
Kebaikannya:
1. Teori ini memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak (materiil dan
non-materiil) dan bobotnya bertingkat-tingkat pula.
2. Manajer mengetahui seseorang berperilaku/bekerja adalah untuk dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan (materiil dan non-materiil) yang akan memberikan kepuasan
baginya.
3. Kebutuhan manusia itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau sosial ekonominya.
Seseorang yang berkedudukan rendah (sosial ekonominya lemah) cenderung
dimotivasi oleh materiil, sedang orang yang berkedudukan tinggi cenderung
dimotivasi oleh non-materiil.
4. Manajer akan lebih mudah memberikan alat motivasi yang paling sesuai untuk
merangsang semangat bekerja bawahannya.

Kelemahannya:
1. Menurut teori ini kebutuhan manusia itu adalah bertingkat-tingkat atau hierarki, tetapi
dalam kenyataannya manusia menginginkannya tercapai sekaligus dan kebutuhan
manusia itu merupakan siklus, seperti lapar-makan-lapar lagi makan lagi dan
seterusnya.
2. Walaupun teori ini sangat populer, tetapi belum pernah dicoba kebenarannya, karena
Maslow mengembangkannya hanya atas dasar pengamatan saja.

D. Contoh Penerapan dalam Jurnal


Sebuah penelitian yang dilakukan di TP. Madubaru (PG Madukismo) Yogyakarta pada 174
karyawan untuk melihat pengaruh motivasi Maslow.
Menunjukkan bahwa motivasi berdasarkan hierari kebutuhan Maslow secara simultan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap prestasi kerjan karyawan tetap. Secara parsial,
kebutuhan fisiologis dan aktualisasi diri yang signifikan, sedangkan kebutuhan lain secara
parsial tidak signifikan.

Daftar Pustaka
Sari, E. & Dwiarti, R. (2018). PENDEKATAN HIERARKI ABRAHAM MASLOW PADA
PRESTASI KERJA KARYAWAN PT. MADUBARU (PG MADUKISMO) YOGYAKARTA.
Jurnal Perilaku dan Strategi Bisnis, 6(1), 58‐77

Anda mungkin juga menyukai