Anda di halaman 1dari 7

N ALIRAN TOKOH PEMIKIRAN

O
1. Strukturalisme Wilhelm Maximilian Wundt a. Mendirikan laboratorium riset psikologi bernama Institute for Experimental
(Bapak Psikologi Modern) Psychology tahun 1879 yang menandakan lahirnya psikologi modern.
b. Mengembangkan metode introspeksi dalam eksperimennya.
c. Tri-Dimention of Feelings (1897)
d. Creative Synthesis, merupakan proses manipulasi terhadap sensasi dan perasaan
oleh manusia sebebas-bebasnya.
e. Volkerpsychologie (Psikologi Budaya), merupakan kajian itrospektif mengenai
produk manusia secara kolektif yang dihasilkan dari proses mental tertinggi yang
tidak mungkin dihasilkan eksperimen semata.
f. Wundt menyebut mazhab psikologi yang ia kembangkan adalah Psikologi
Voluntarisme yang mengatakan proses mental mengandung unsur kehendak
bebas (freewill), tetapi tidak sma dengan kebebasan.
Edward Bradford Titchener a.
Herman Ebbinghaus
2. Fungsionalisme William James a. Menurut James, pikiran adalah suatu bentuk proses dari Stream of Consciousnes
(aliran kesadaran) yang utuh dan dinamis, bukan elemen yang statis dan dapat
dipecah belah.
b. James melihat diri (self) sebagai bentuk dari kesadaran yang tersusun dalam
hierarki khusus, yaitu “I” yang merepresentasikan orang pertama dalam
berkomunikasi atau berhadapan dengan orang lain dan “me” yang merupakan
perwujudan objektif dari self.
c. James menganggap bahwa insting manusia dan hewan tidak jauh berbeda karena
masih sesame makhluk hidup yang berjuang untuk beradaptasi dengan
lingkungannya.
d. Kemampuan berpikir baik secara abstrak maupun konkret sangat tergantung dari
kerja mekanis otak
Galton
John Dewey (Bapak a. Mempopulerkan mazhab fungsionalisme di Amerika
Reformasi Psikologi Edukasi) b. Menganggap aliran strukturalis mengesampingkan tujuan dasar perilaku, yaitu
sebagai fungsi organisme untuk beradaptasi dengan lingkungan.
c. Memberikan konsep instrumental baru yakni metode belajar dengan
mempraktikkannya (learning by doing) yang menurutnya paling efektif.
Harvey A. Carr a. Car menyebut proses belajar sebagai aksi adaptif yang meliputi tiga komponen,
yaitu stimulus, keadaan lingkungan, dan respons terhadap stimulus atau motif.
b. Aksi adaptif dibagi menjadi dua tahap. Tahap pertama yakni penyesuaian atentif
yang mencakup aktivasi motoric dan penyesuaian organ indra. Tahap kedua
adalah tindak perilaku atau respons untuk mencapai tujuan spesifik.
3. Behaviorisme Ivan Sechenov (Bapak a. Eksperimen Sechenov terhadap katak pada 1962 yang menghasilkan Teori
Neurofisiologi Rusia) Sechenov memberinya kesimpulan bahwa aksi reflex dapat dihalangi dengan
menstimulasi sejumlah area di otak. Ia pun berani menyatakan bahwa semua
kegiatan sadar dan tidak sadar adalah refleks.
b. Sechenov percaya bahwa fisiologi dan psikologi dapat saling melengkapi
sehingga Ia mengajukan pemikirannya, yakni unit refleks dapat digunakan
sebagai unit hitungan untuk mempelaari aktivitas manusia.
Ivan Petrovich Pavlov a. Eksperimen terhadap anjing menghasilkan Teori Classical Conditioning yang
dikenal juga sebagai psikologi stimulus-respons dengan mekanisme sebagai
berikut :
1) NS = bel sendiri (saliva tidak keluar)
2) UCS = makanan (saliva keluar)
3) UCR = respons mengeluarkan saliva
4) CS = NS dihubungkan dengan UCS
5) CR = CS saja cukup untuk memancing keluarnya respons saliva
b. Organisme melalui pengalaman dapat menghambat terjadinya perilaku refleks
(inhibition). Kemudian, pengalaman atau proses belajar yang menghambat
respons berkaitan dengan hilangnya hubungan antara sebuah stimulus dengan
respons terkondisinya (extinction).
c. Kondisi neurosis eksperimental, yaitu keadaan ketika organisme menjadi
bingung dan frustrasi karena stimulus yang menghambat respons hanya memiliki
perbedaan yang tipis sehingga menimbulkan reaksi neurotic yang berbeda
antarhewan eksperimen.
John B. Watson a. Eksperimen dengan Albert Kecil yang dihadapkan dengan berbagai hewan dan
benda lalu saat Albert menyentuh tikus, Watson memukul besi yang
menimbulkan suara berdentang keras. Akhirnya Albert takut pada tikus dan
segala hal berbulu lainnya. Penelitian ini menghasilkan teori tabula rasa (semua
manusia awalnya seperti kertas putih).
b. Eksperimen dengan Peter dan kelinci. Awalnya Peter takut dengan apa pun yang
berbulu, tetapi rasa takut itu dapat diatasi melalui counter-conditioning dan saat
ini masih digunakan sebagai modeling dalam terapi.
c. Watson juga menulis buku berjudul The Psychological Car of the Infant and
Child (1928). Serta menjadi pelopor dan pendukung pendidikan seks pada anak-
anak sekolah secara objektif sesuai perkembangan anak.
Edward Lee Thorndike a. Salah satu pencetus Behaviorisme Kognitif.
b. Eksperimen bernama Puzzle Box menggunakan kucing lapar yang berusaha
untuk keluar dari kotak dan mengukur waktu yang diperlukan. Ia menyebut
upaya kucing tersebut sebagai trial and error. Lama kelamaan waktu yang
dibutuhkan untuk keluar semakin pendek karena tidak lagi coba-coba. Dapat
disimpulkan bahwa konsekuensi menyenangkan cenderung diulang kembali.
c. Pencetus the law of effects.
Edwin Ray Guthrie a. Hukum belajar yang dikenal sebagai law of Continguity.
b. One trial learning, di maa stimulus akan terasosiasikan dengan kuat saat pertama
kali kita merespon. Jadi tidak perlu pengulangan untuk memperkuat belajar.
c. Menolak reinforcement dan/atau punishment dalam belajar.
d. Tiga cara untuk menghilangkan kebiasaan:
1. Threshold Method, stimulus yang telah diasosiasikan dengan gerakan
diperlihatkan kembali, tetapi tidak sampai memunculkan respons.
2. Fatigue Method, stimulus diberikan sebanyak mungkin hingga respons yang
diberikan hilang.
3. Incompatible Response Method, stimulus yang memancing respons
diberikan secara bersamaan dengan stimulus yang tidak sesuai dengan
respons yang diinginkan (Irwanto dan Felicia, 2019).
Clark L. Hull a. Menurut Hull, segala hal yang dapat mengurangi drives bisa dilihat sebagai
reinforcer. Drives di sini adalah dorongan karena ada kebutuhan fisik atau
psikologis yang harus terpenuhi.
b. Drive Reduction Theory, memiliki konsep dasar homeostasis, yaitu tubuh
organisme bekerja untuk mempertahankan (atau mencapai) kondisi seimbang
atau ekuilibrium (Schrock, 1999).
c. Mathematic Deductive Theory of Behavior:
sEr = V x D x K x J x sHr – sIr – Ir – sOr – sLr
Burrhus F. Skinner a. Teori operant conditioning
b. Eksperimen “Kotak Skinner”, di mana diletakkan tikus dengan tuas yang akan
memberikan makanan atau listrik.
c. Skinner membagi reinforcement ke dalam dua jenis, yaitu:
1. Negative, mengurangi hal-hal yang tidak disukai.
2. Positive, menambahkan hal-hal yang disukai.
d. Lima jadwal reinforcement menurut Skinner:
1. Continuous, setiap perilaku spesifik muncul
2. Fixed ratio, diberikan setelah perilaku muncul untuk kesekian kalinya.
3. Fixed interval, diberikan setelah beberapa waktu tertentu berlalu sejak
perilaku muncul.
4. Variable ratio, secara acak diberikan setelah perilaku muncul.
5. Variable interval, secara acak (berdasarkan waktu) diberikan setelah
perilaku muncul.
e. Skinner membagi punishment ke dalam dua jenis, yaitu:
1. Negative, mengurangi hal-hal yang disukai
2. Positive, menambahkan hal-hal yang tidak disukai
Albert Bandura a. Eksperimen Bobo Doll, di mana 72 anak dibagi ke dalam tiga kelompok lalu
ada yang melihat orang dewasa bermain bersama secara agresif, nonagresif,
dan tidak bermain sama sekali.
b. Proses menirunya disebut Modelling.
c. Teori Vicarious reinforcement, yakni reinforcement tidak harus langsung
diterima individu.
d. Karakteristik yang menentukan terpilihnya model, yaitu:
1. Status kepentingan model
2. Status kepentingan observer
3. Konsekuensi perilaku yang ditiru
e. Empat tahap proses modelling, yaitu:
1. Atensi, melihat
2. Retensi, mengingat
f. Teori social learning
4. Psikoanalisa Sigmun Freud
Carl Jung
5. Gestalt Max Wertheimer
Kurt Koffka
Wolfgang Kohler
Kurt Lewin
6. Humanisme Abraham Maslow
Carl Rogers

Anda mungkin juga menyukai