Disusun oleh:
SEMARANG
Oktober, 2020
1
DAFTAR ISI
BAB I: PENDAHULUAN.............................................................................. 1
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... iv
SENARAI ........................................................................................................ v
i
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
1
2. Tujuan
Tujuan dari makalah ini, yaitu:
2.1 Mengetahui tiga prinsip fungsi sensorimotor
2.2 Mengetahui bagian-bagian otak yang terkait dengan sensorimotor
2.3 Mengetahui bagian-bagian sumsum tulang belakang serta kaitannya
dengan gerak refleks
2.4 Mengetahui sistem pengendalian gerak olaeh otak
3. Manfaat
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
tingkat melalui banyak jalur. Struktur ini memungkinkan korteks asosiasi
menerapkan kontrol tingkatan hierarki yang lebih rendah. Contohnya, korteks
asosiasi dapat menghambat secara langsung refleks kedipan mata untuk
memungkinkan masuknya lensa kontak.
4
2. Bagian Otak yang Terkait dengan Fungsi Gerak
2.1 Korteks Asosiasi Sensorimotor
Korteks asosiasi
parietal posterior
(neokorteks parietal
letaknya posterior
terhadap korteks
somatosensorik primer)
berperan dalam
mengintegrasikan kedua
macam informasi dan
dalam mengarahkan
perhatian. Pada bagiannya, banyak output korteks parietal posterior
menyebar ke daerah korteks motorik, yang berlokasi di korteks frontal.
5
Contralateral neglect adalah gangguan pada kemampuan pasien
untuk merespon stimulus pada sisi tubuh yang berlawanan (kontralateral)
dengan sisi lesi otak, tanpa disertai adanya defisit sensorik atau defisit
motorik sederhana. Pasien Dengan contralateral neglect sering berperilaku
seakan sisi kiri dunianya tidak ada, dan mereka tidak tahu bahwa mereka
memiliki masalah. Kebanyakan pasien dengan contralateral neglect
mengalami kesulitan dalam merespon hal-hal yang berada di sebelah kiri.
a. Karakteristik objeknya
b. Lokasi objek
c. Kombinasi antara keduanya (karakteristik objek & lokasi objek)
6
longitudinal. Korteks premotorik, ini mengalir dalam bentuk strip dari
daerah motorik suplementer ke fisura lateral.
7
atau melihat gerakan yang mengarah ke tujuan yang sama yang dilakukan
orang lain. Mirror Neurons ini ditemukan awal tahun 1990-an di
Laboratorium Giacorno Rizzolatti (Ferrari & Rizzolatti, 2014). Rizzolatti
dan rekan-rekannya mempelajari sekelompok neuron premotorik ventral
kera makaka yang terlihat mengode objek-objek tujuan tertentu. Yang
artinya neuron-neuron ini menembak ketika kera meraih sebuah objek,
tetapi tidak menebak ketika kera meraih objek lain. Lalu, para peneliti
melihat sesuatu yang aneh. Sebagian neuron-neuron ini menembak kuat
ketika kera mengamati eksperimenter mengambil objek yang sama. Mirror
Neurons di dalam korteks premotorik ventral memberikan kemungkinan
mekanisme untuk pengetahuan tentang persepsi, ide, dan intensif orang
lain. Menetapkan tindakan orang lain ke dalam repetoar tindakan sendiri
yang akan memfasilitasi pemahaman sosial, kerja sama, dan imitasi
(Bernhardt & Singer, 2012; Cook et al., 2014; Heyes, 2010; Ocampo &
Kritikos, 2011; Rizzolatti & Sinigaglia, 2010).
Meskipun lebih dari 300 studi yang telah dipublikasikan tentang
mirror system pada manusia, deskripsi tentang mirror neurons pada
manusia masih jarang (Molenberghs, Cunnington, & Mattingly, 2012).
Kebanyakan penelitian mekanisme mirror neuron manusia berupa studi-
studi MRI. Banyak diantara studi ini telah menemukan daerah-daerah
korteks motorik manusia yang aktif ketika melakukan sesuatu, mengamati,
atau membayangkan tindakan tertentu. (misal, Rizzolatti, Fabri-Destro,
2008; Rodriguez et al., 2008). Tidak ada bukti langsung bahwa Mirror
neuron bertanggung jawab untuk temuan-temuan ini. Ada kemungkinan
bahwa neuron-neuron yang berbeda di daerah-daerah kortikal yang sama
berkontribusi di aktivitas MRI fungsional dalam kondisi-kondisi yang
berbeda. Akan tetapi Mirror mechanisms yang teridentifikasi oleh MRI
fungsional manusia cenderung cenderung berada di daerah-daerah korteks
yang sama seperti yang teridentifikasi pada makaka (Molenberghs et al.,
2012)
8
2.3 Korteks Motor Primer
9
membawanya ke mulut, lalu akhirnya mulut terbuka. Penelitian telah
mengungkapkan sebuah organisasi somatotopik kasar yang artinya itu adalah
stimulasi di daerah wajah cenderung membangkitkan gerakan-gerakan di
wajah.
2.4.1 Cerebellum
10
urutan yang harus diikuti agar dapat melakukan secara tepat dan
terkoordinasi.
3.1.1 Otot-Otot
a. Setiap unit motorik terdiri atas sebuah neuron motorik tunggal dan semua
serabut otot skeletal individual yang terdapat di inervasinya.
11
b. Sebuah otot skeletal terdiri atas ratusan ribu serabut otot seperti benang
yang dipersatukan dalam sebuah selaput kuat dan diletakkan pada tulang
oleh sebuah tendon.
c. Banyak otot skeletal yang tidak jelas menjadi bagian dari mana fleksor
atau ekstensor.
e. Otot bisep dan trisep masing-masing adalah fleksor dan ekstensor sendi
siku.
f. Untuk memahami cara kerja otot, penting disadari bahwa otot memiliki
properti-properti mirip kabel yang elastis dan fleksibel.
Aktivitas otot skeletal dipantau oleh dua jenis reseptor, yaitu organ-
organ tendon golgi dan gelendong otot. Berikut perbedaannya:
12
menjalankan fungsi protektif. ekstrafusalnya.
Withdrawel reflex: bila tangan kita terkena wajan yang sangat panas,
maka otomatis kita akan menarik tangan kita. Sistematika: Refleks menarik
diri (withdrawal reflex) → sebuah stimulus menyakitkan mengenai tangan →
direkam di neuron-neuron motorik otot-otot fleksor lengan selama sekitar 1,6
milisekon.
13
Semua gerakan yang ada pada manusia diatur oleh suatu sistem yang
disebut sistem motorik. Gerakan tersebut diatur oleh pusat gerakan yang ada di
otak, yaitu motorik di korteks, ganglia basalis, dan serebelum.
Pada korteks, dalam hal ini merupakan korteks motorik primer. Korteks
motorik primer menerima banyak output dari korteks motorik sekunder. Korteks
motorik primer ini terletak di girus prefrontal lobus frontal. Fungsi dari korteks ini
banyak digunakan untuk mengontrol atau mengendalikan bagian-bagian tubuh
yang dapat melakukan gerakan-gerakan sulit atau rumit, diantaranya tangan dan
mulut. Korteks ini memiliki tiap-tiap lokasi yang mana sinyal-sinyal dari tiap
lokasi korteks motorik primer ini sangat bercabang-cabang. Oleh karena itu, tiap
titik atau lokasi tertentu mempunyai kemampuan untuk membawa atau
menggerakkan salah satu bagian tubuh, contohnya tangan yang semula lurus
menjadi dapat ditekuk.
14
BAB III
KESIMPULAN
Pada otak, terdapat bagian korteks asosiasi sensorimotor yang terdiri atas
parietal posterior dan prefrontal dorsolateral dengan fungsi yang berbeda.
Kemudian korteks motorik sekunder yang menerima input dari korteks asosiasi
dan mengirimkan output ke korteks primer. Selanjutnya, korteks motorik primer
yang menjadi titik konvergensi utama sinyal-sinyal sensorimotor. Terakhir,
cerebellum sebagai penerima informasi dari korteks primed dan sekunder serta
ganglia basalis sebagai penerima input dari berbagai daerah kortikal yang
selanjutnya dikirimkan melalui thalamus ke daerah korteks motorik.
15
Sumsum tulang belakang lebih fokus pada gerakan refleks atau gerakan yang
tidak disadari oleh manusia sebagai hasil dari proses sistem sensoris dan otak,
seperti proses berfungsinya jantung, sistem pencernaan, sistem pernapasan
manusia atau bisa juga ketika ada perubahan keadaan secara mendadak dari luar
tubuh.
Dengan demikian, tanpa adanya salah satu bagian saja, tubuh kita mungkin
akan kesulitan untuk bekerja dengan baik. Semuanya sudah diprogram oleh
mekanisme tubuh kita dengan sedemikian rupa agar dapat beraktivitas, bekerja,
belajar, berkomunikasi, serta beristirahat secara teratur sesuai dengan waktunya.
Oleh karena itu, perlu pemeliharaan dengan cara rajin berolahraga, makan
makanan yang bergizi, banyak minu air putih, serta tidur cukup untuk membantu
fungsi tubuh tetap fit dan tidak kelelahan.
16
SOAL PILIHAN GANDA
ii
SOAL URAIAN
Jelaskan tiga aspek pembeda antara organ tendon golgi dengan gelending otot
sebagai reseptor yang memantau aktivitas otot skeletal!
iii
DAFTAR PUSTAKA
iv
SENARAI
Korteks (otak) : Lapisan luar otak besar yang disusun oleh materi kelabu.
v
SESI TANYA JAWAB
vi
pengiriman barang ke konsumen penting. Sekian, apakah sudah
terjawab? Terima kasih
vii
apakah kerusakan ini dapat terjadi di semua kalangan usia? Terima
kasih.
Penjawab : Kiara Candra Puspita_15000120140212
Jawaban : Biasanya disebabkan oleh gangguan genetik dan metabolisme.
Selain itu, beberapa kondisi seperti kelahiran prematur dan ibu
yang mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan terlarang saat hamil,
juga bisa menjadi faktor yang memicu gangguan bicara apraksia
pada anak.Untuk penyebab contralateral neglect adalah adanya
luka pada parietal sebelah kanan dan luka dapat terjadi di semua
kalangan usia. semoga terjawab dan membantu, Terima kasih.
viii
Secara genetik, misalnya terdapat penyakit bawaan yang mungkin
dapat menghambat perkembangan motorik seseorang sehingga
tidak sesuai dengan kemampuan yang pada umumnya dimiliki
pada usia tertentu.
Lalu secara lingkungan, perlakuan orang tua atau orang-orang di
sekitar kita dapat mempengaruhi perkembangan motorik. Hal ini
diebabkan kita juga mampu mempelajari banyak hal dengan
bantuan dari orang lain. Kurang lebih seperti itu, apakah sudah
terjawab pertanyaannya? Terima kasih
ix
Pertanyaan: Apa yang dimaksud dari Lesi besar? dan bagaimana dampak
umum yang bisa diketahui orang banyak? Terima kasih ya.
Penjawab : Wibawa Yesaya Badia Brahmana_15000120140243
Jawaban : Jadi Lesi besar adalah area abnormal pada jaringan di dalam atau
di luar tubuh yang memungkinkan menjadi lebih besar dan dapat
mengubah penampilan, bisa memungkinkan bersifat kanker dan
bisa juga tidak bersifat kanker, untuk dampaknya sendiri itu
banyak kemiripan dengan cacar air atau campak, tanda lahir dan
gigitan serangga, tergantung jenis lesi yang diderita. Sekian,
semoga terjawab dan membantu.