Anda di halaman 1dari 2

REFLEKSI MATERI

MATA KULIAH PSIKOLOGI TIMUR

Pertemuan : 15

Pokok Bahasan : Psikologi Konfusianisme

Tanggal Pertemuan : 7 Desember 2022

Nama Lengkap : Ning Gendis Hanum Gumintang

NIM : 15000120140154

Pengampu : Dr. Hastaning Sakti, M.Kes, Psikolog

Isi refleksi:

Pada pertemuan terakhir ini topik bahasannya adalah Psikologi Konfusianisme dan tokoh Barat yang
memiliki pemikiran tentang Psikologi Timur. Nama ajaran tersebut berasal dari nama pencetusnya, yakni
Konfusius yang lahir di Desa Lu, Tiongkok, tahun 551 M pada era poros pemikiran dunia di mana terdapat
pula ilmuwan besar lainnya. Pada usia 15 tahun, Konfusius sudah berpikir bahwa ajaran sebelumnya
adalah ajaran-ajaran besar, tetapi orang di sekitarnya mengabaikan sehingga harus direvitalisasi dengan
cara memperkaya batin dan mendidik masyarakat. Upaya yang dilakukan Konfusius pun berhasil dan
murid-muridnya menuliskan pemikiran Konfusius sehingga dapat dipelajari hingga saat ini.

Dalam ajaran Konfusianisme, terdapat lima inti ajaran yang mengarah pada tujuan manusia universitas
atau menjadi manusia yang satu menyeluruh. Pertama, terdapat Jen yang berarti hubungan cinta,
keedulian, dan saling memperhatikan. Kedua, terdapat Chun Tzu yang berarti manusia yang sudah dialiri
cinta sehingga menjadi manusia ideal. Ketiga, Li yang berisikan tiga hal, yaitu paham betul dengan kata-
kata, hidup di tengah-tengah, dan membangun relasi yang baik. Keempat, Te yakni terkait kekuatan atau
kekuasaan. Kelima, Wen yang berarti menghidupkan seni yang mendamaikan.

Kemudian, di Barat juga terdapat tokoh-tokoh yang secara tidak langsung mengajarkan ajaran Timur.
Pertama, terdapat William James yang dengan bukunya The Varieties at Religious Experiences (1902).
Kedua, terdapat Carl Jung yang memiliki pemikiran terkait kesadaran dan ketidaksadaran, di mana pada
wilayah ketidaksadaran transpersonal terdapat jati diri atau self. Ketiga, terdapat Abraham Maslow
dengan aliran Psikologi Transpersonal.
Hal yang dapat saya refleksikan dari ajaran Konfusianisme ini terdapat pada orientasi ajaran ini yang berisi
kehidupan sosial. Saya adalah orang yang berusaha untuk dapat memberi manfaat pada banyak orang
dan lingkungan di sekitar saya dan hal ini selaras dengan ajaran Konfusianisme, seperti yang terdapat pada
Chun Tzu, yakni mengenai keharmonisan dunia yang berasal dari keharmonisan masyarakat, yang berasal
dari keharmonisan keluarga, yang juga berasal dari individu dengan kepribadian cantik. Artinya, untuk
dapat menjadi individu yang bermanfaat, saya perlu memiliki kepribadian yang cantik atau menjadi
pribadi yang baik terlebih dahulu, lebih tepatnya dengan memiliki hati yang bersih. Kemudian, saya juga
membutuhkan orang-orang di sekitar saya juga memiliki kepribadian yang cantik dengan cara dimulai dari
diri saya sendiri untuk memperkenalkan kebaikan.

Kebetulan baru saja saya berusaha menularkan kebaikan yang dimulai dari diri sendiri. Saya berada dalam
salah satu kepanitiaan dan diberikan amanah untuk memimpin beberapa panitia lainnya. Ketika
memimpin, saya menerapkan pentingnya komunikasi terbuka, apresiasi, dan kekeluargaan. Hasilnya,
anggota saya memiliki kesadaran tinggi tidak hanya untuk mengerjakan tanggung jawabnya, tetapi juga
untuk menjalin hubungan baik bahkan berani menaruh kepercayaan kepada saya terkait hal-hal di luar
kepanitiaan ini.

Anda mungkin juga menyukai