3. Uraikan pemahaman saudara terkait korelasi antara klasifikasi dengan penilaian dan
penyusutan arsip menurut Schellenberg
Jawaban :
Dalam membuat pola klasifikasi tidak boleh hanya sebatas berdasar spekulasi, harus
mencerminkan 3 konsep dasar (function, activity, and transaction) karena klasifikasi akan
menjadi dasar untuk menyusun JRA. Keterkaitan antara klasifikasi dengan penilaian dan
penyusutan dapat dilihat dari proses penyusutan dapat berjalan dengan lancar apabila rekod
yang akan dinilai sudah dikalsifikasikan secara benar dan sesuai standar yang berlaku. Jika pada
masa aktif rekodnya diberkaskan berdasarkan klasifikasi, akan memudahkan ketika proses
penyusutan. Apabila dalam pemberkasannya bermasalah, maka ketika penyusutan akan banyak
ditemukan rekod yang tercampur antara rekod masih bernilai guna dan sudah tidak bernilai
guna. Hal ini akan memberikan pekerjaan tambahan pada tim penilai yang menyusutkan arsip,
padahal belum tentu tim penilai memahami bagaiamana cara memberkaskan rekodnya.
4. Uraikan pemahaman saudara terkait praktik penyusutan rekod yang diusung oleh
Schellenberg
Jawaban :
Kegiatan penyusutan yang dilakukan tanpa cermat dan hati-hati akan menimbulkan risiko
terutama risiko hukum dan keuangan. Nilai guna menjadi tolok ukur utama dalam melakukan
penyusutan. Jika rekod ingin dipindahkan ke record center, maka nilai guna yang
dipertimbangkan adalah nilai guna administratif, legal, dan fiskal. Namun, nilai guna yang
dipertimbangkan apabila ingin memindahkan rekod ke lembaga kearsipan adalah nilai guna
penelitian yang dapat dilayankan secara umum (open for public). Kemudian apabila membuat
keputusan untuk mengalihmediakan arsip dengan microfilming, yang menjadi pertimbangan
utama adalah nilai guna dan biaya yang tinggi. Hal yang harus dipertimbangkan adalah ketika
memutuskan untuk memusnahkan arsip sebab penyusutan menentukan nasib akhir dari rekod.
Sebelum melakukan kegiatan penyusutan, terdapat beberapa hal yang harus
dipertimbangkan. Pertama, informasi apa saja yang perlu dipertimbangkan untuk melakukan
penyusutan. Ketika akan melakukan pemetaan informasi, informasi yang harus diperhatikan
adalah struktur organisasi, analisis tugas dan fungsi organisasi. Kedua, pedoman atau dokumen
yang dibutuhkan dalam penyusutan terdiri dari Disposition Plans, Disposition Schedule, dan
Disposition List.
1. Disposition Plans
Tujuan utama dari rencana disposisi adalah untuk memberikan dasar pemahaman antara
lembaga dan pejabat arsip tentang apa yang harus dilakukan dengan catatan lembaga yang
terkait. Berisi semua rekod yang diciptakan oleh pencipta baik yang memiliki nilai guna
tinggi maupun nilai guna rendah. rencana disposisi komprehensif dalam cakupannya, itu
harus memberikan pandangan keseluruhan dari dokumentasi yang dihasilkan oleh instansi
yang bersangkutan. Dengan demikian harus mengandung informasi latar belakang umum
tentang asal lembaga, pengembangan, struktur organisasi, dan program yang dibutuhkan
untuk penilaian dokumentasinya. Dokumen ini digunakan oleh arsiparis untuk mengolah
rekodnya ketika melakukan aksesioning Dalam disposition plans, rekod yang memiliki
nilai tinggi, harus diuraikan dengan detail kenapa rekod ini dikategorikan bernilai guna
tinggi atau berpotensi memiliki long term preservation.
2. Disposition Schedule
Hendaklah dirancang untuk mencapai tujuan tunggal tetapi penting yaitu memperoleh
otorisasi untuk memusnahkan jenis arsip yang berulang. Analisis yang diperlukan untuk
jenis arsip seperti itu berbeda dari dokumentasi dasar organisasi dan fungsinya.
3. Disposition List
Berfungsi sebagai dasar untuk tindakan pembuangan tunggal dalam arti bahwa tindakan
tersebut akan dilakukan hanya sekali, penekanannya pada informasi yang dikandungnya
tentang arsip harus ada pada isinya.
Ketiga, hal yang harus diperhatikan dari aktivitas penyusutan adalah kegiatan penyusutan itu
sendiri. Schellenberg menguraikan 4 kegiatan dalam penyusutan antara lain :
1. Destruction
Ketika arsip sudah musnah, maka tidak akan bisa kembali seperti semula. Tindakan alternatif
pertama adalah penghancuran arsip secara langsung. Sebagian besar faktor yang mengarah pada
keputusan untuk menghancurkan telah dipertimbangkan. Keputusan untuk memusnahkan arsip
harus dibuat dengan benar atas dasar analisis menyeluruh dan berdasarkan tinjauan yang tepat
oleh pejabat pelaksana yang berkepentingan dengan arsip untuk penggunaan saat ini dan oleh
arsiparis. Arsip harus diklasifikasikan dan diarsipkan sedemikian rupa sehingga dapat dengan
mudah dipindahkan untuk dimusnahkan. Keputusan untuk memusnahkan arsip harus bersifat
final dan tidak dapat dibatalkan. Penghematan terbesar dan paling mudah dibuktikan dalam
program disposisi arsip dapat dicapai dengan segera menghancurkan arsip.
2. Microfilming
Tindakan alternatif kedua yang dapat adalah dengan membuat film mikro. Mikrofilm adalah
metode pengawetan arsip dalam media atau bentuk lain. Semacam teknik membuat salinan
fotografis yang terlalu kecil untuk dibaca tanpa perbesaran. Tujuan dalam rekaman mikrofilm
biasanya dua kali lipat: (1) untuk mengurangi jumlah besar, dan (2) untuk memastikan
keabadiannya. Setiap penentuan untuk rekaman mikrofilm harus didasarkan pada prinsip-
prinsip berikut: Rekaman yang akan difilmkan mikro harus memiliki nilai yang akan
membenarkan biaya pembuatan film mereka. Biaya pembuatan film mikro yang tinggi harus
dipertimbangkan.