0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
8 tayangan21 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar akuntansi keperilakuan. Akuntansi keperilakuan merupakan bidang baru yang berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis terkait proses informasi dan audit. Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berkaitan dengan pembuatan keputusan akuntan dan auditor, serta pengaruh fungsi akuntansi seperti anggaran dan sistem informasi terhadap perilaku.
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar akuntansi keperilakuan. Akuntansi keperilakuan merupakan bidang baru yang berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis terkait proses informasi dan audit. Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berkaitan dengan pembuatan keputusan akuntan dan auditor, serta pengaruh fungsi akuntansi seperti anggaran dan sistem informasi terhadap perilaku.
Dokumen tersebut membahas tentang pengantar akuntansi keperilakuan. Akuntansi keperilakuan merupakan bidang baru yang berhubungan dengan perilaku individu, kelompok, dan organisasi bisnis terkait proses informasi dan audit. Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berkaitan dengan pembuatan keputusan akuntan dan auditor, serta pengaruh fungsi akuntansi seperti anggaran dan sistem informasi terhadap perilaku.
Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan
informasi keuangan yaang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Binberg dan Shields (1989) mengklasifikasikan riset akuntansi keperilakuan dalam lima aliran (school), yaitu:
1. Pengendalian manajemen ( management control )
2. Pemrosesan informasi akuntansi ( accounting
information processing )
3. Desain sistem informasi ( information system design )
Sistem informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan, pengkoordinasian dan pengendalian yang kompleks serta aktivitas yang saling berhubungan untuk memotivasi orang- orang pada semua tingkatan di dalam perusahaan.
Akuntansi keperilakuan menyediakan suatu kerangka yang disusun
berdasarkan teknik berikut ini : 1. Untuk memahami dan mengukur dampak proses bisnis terhadap orang-orang dan kinerja perusahaan. 2. Untuk mengukur dan melaporkan perilaku serta pendapat yang relevan terhadap perencanaan strategis. 3. Untuk mempengaruhi pendapat dan perilaku guna memastikan keberhasilan implementasi kebijakan perusahaan. Akuntansi Konvensional Merupakan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu memberikan informasi yang relevan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam proses pengambilan keputusan ekonomi.
Informasi keuangan melalui pelaporan keuangan sebagai hasil
dari sistem informasi keuangan memiliki tujuan yang beberapa diantaranya adalah : 1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan berrmanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambilan keputusan dan pemberian kredit. 2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan peerusahaan dengan menunjukkan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut. 3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba. 4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya. 5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber pendanaan perusahaan. 6. Menyediakan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kas masuk ke dalam perusahaan. Akuntansi sebagai Suatu Sistem Informasi Sistem dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang kompleks dan dibentuk dari berbagai komponen yang saling berkaitan. Karakteristik sistem secara keseluruhan harus memiliki sasaran, input output dan lingkungan untuk mencapai target geser yang telah ditetapkan. - Akuntansi adalah Sistem
Sistem informasi yang baru dapat juga menimbulkan hubungan
kerja yang baru diantara karyawan yang ada, perubahan pekerjaan bahkan mungkin perubahan struktur organisasi. Dukungan manajemen puncak merupakan suatu faktor penting yang menentukan efektivitas penerimaan sistem informasi dalam organisasi.
Jackson (1986) mengemukakan beberapa alasan mengapa
keterlibatan manajemen puncak dalam pengembangan sistem informasi merupakan hal yang penting, yaitu : 1. Pengembangan sistem merupakan bagian yang terintegrasi dengan pereencanaan perusahaan. 2. Manajemen puncak merupakan fokus utama dalam proyek pengembangan sistem. 3. Manajemen puncak menjamin penekanan tujuan perrusahaan daripada aspek teknisnya. 4. Pemilihan sistem yang akan dikembangkan didasarkan pada kemungkinan manfaat yang akan diperoleh dan manajemen puncak mampu untuk menginterprestasikan hal tersebut. 5. Keterlibatan manajemen puncak akan memberikan kegunaan dan pembuatan keputusan yang lebih baik dalam pengembangan sisteem. Keterlibatan pemakai harus ada pada semua tahap yang dinamakan siklus hidup pengembangan sistem. Tahapan tersebut adalah perencanaan, analisis, perancangan, implementasi dan pascaimplementasi. Untuk mengukur keterlibatan pemakai ini, Ives dan Olson ( 1984) mengemukakan enam tingkatan keterlibatan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, yaitu : 1. Tidak ada keterlibatan ( no-involvement ) 2. Keterlibatan simbolis ( symbolic involvement ) 3. Keterlibatan atas saran orang lain ( involvement by advice ) 4. Keterlibatan dengan pengendalian yang lemah ( involvement by weak control ) 5. Keterlibatan dengan melakukan ( involvement by doing ) 6. Keterlibatan dengan pengendalian yang kuat ( involvement by strong control ) Keterlibatan Manajemen Puncak dalam Pengembangan Sistem
Perencanaan Strategis Perencanaan Sistem Implementasi
a. Kandungan proses a. Pengendalian rencana
a. Integrasi Sistem perencanaan strategis implementasi
b. Tingkat rincian rencana b. Keterbatasan sumber
b. Kegunaan Rencana proyek daya
c. Keterpaduan dalam c. Pencapaian tujuan
c. Integrasi hardware rencana perencanaan
d. Pengkoordinasian d. Perencanaan proyek tindakan perencanaan -Akuntansi adalah Informasi
Akuntansi dapat dipandang sebagai suatu informasi. Perusahaan
harus berupaya untuk mengoptimalkan peran informasi ini untuk mencapai tujuannya. Informasi yang diperlukan oleh manajemen harus memiliki karakteristik seperti akurat dan tepat waktu.
Sebagai sistem informasi, akuntansi juga sering disebut bahasa
bisnis yang dapa menyediakan atau memberikan informasi penting mengenai kegiatan ekonomi. Dikatakan seperti itu sebab akuntansi dapat berperan sebagai media komunikasi yang mengkomunikasikan berbagai fenomena, gejala dan peristiwa ekonomi yang terjadi di sutu organisasi bisnis kepada pihak- pihak yang berkepentingan dengan fenomena, gejala dan peristiwa ekonomi tersebut. Perkembangan Sejarah Akuntansi Keperilakuan Riset akuntansi keperilakuan merupakan suatu bidang baru yang secara luas berhubungan dengan perilaku individu, kelompok dan organisasi bisnis terutama yang berhubungan dengan proses informasi dan audit. Riset akuntansi keperilakuan meliputi masalah yang berhubungan dengan : 1. Pembuatan keputusan dan pertimbangan oleh akuntan dan auditor. 2. Pengaruh dari fungsi akuntansi seperti partisipasi dalam penyusunan anggaran, karakteristik sistem informasi dan fungsi audit terhadap perilaku baik karyawan, manajer, investor maupun wajib pajak 3. Pengaruh dari hasil fungsi tersebut, seperti informasi akuntansi dan penggunaan pertimbangan dalam pembuatan keputusan.
Pada bulan Juni 1951, controllership foundation of america
mensponsori suatu riset untuk menyelidiki dampak anggaran terhadap manusia. Selanjutnya paragdima riset perilaku oleh Steadry ( 1960) disusul oleh karya Benston serta Churcil dan Cooper. Riset ini berlanjut pada tahun 1970an dengan satu rangkaian studi oleh Mock, Barefield, Magee dan Dickhout, Benbasat dan Dexter. Fokus dari studi ini adalah pada akuntansi manajerial, namun penekanannya mengalami pergeseran dari pengaruh fungsi akuntansi ke perilaku terhadap pemrosesan informsi oleh pembuat keputusan. Studi yang mempengaruhi bidang ini dilakukan oleh Ashton (1974) dan Libby (1975) yang membantu membentuk suatu standar dalam desain eksperimental dan validitas internal untuk pertimbangan riset yang diikuti. Mulai dari tahun 1960-1980an, jumlah artikel mengenai akuntansi keperilakuan semakin meningkat. Artikel pertama menggambaarkan mengenai akuntansi keperrilakuan sementara artikel selanjutnya membahas mengeenai teori dan konsep ilnu pengetahuan keperilakuan dalam kaitannya dengan akuntansi serta implikasinya bagi prinsip-prinsip akuntansi dan praktisnya. Landasan Teori dan Pendekatan Akuntansi Keperilakuan Hidayati menjelaskan bahwa sebagai bagian dari ilmu keperilakuan ( behavior science ), teori-teori akuntansi keperilakuaan dikembangkan dari riset empiris atas perilaku manusia dalam organisasi. Dengan demikian, peranan riset dalam pengembangan ilmu itu sendiri tidak diragukan lagi. -Dari Pendekatan Normatif ke Deskriptif
Pada awal perkembangannya, desain riset dalam bidang
akuntansi manajemen hanya memfokuskan pada masalah- masalah perhitungan harga pokok produk. Seiring dengan perkembangan teknologi produksi, permasalahan riset diperluas dengan diangkatnya topik mengenai penyusunan anggaran, akuntansi pertanggungjawaban dan masalah harga transfer. Meskipun demikian, berbagai riset tersebut masih bersifat normatif. Pada tahun 1952 C.Argys menerbitkan risetnya, desain riset akuntansi manajemen mengalami perkembangan yang signifikan dengan dimulainya usaha untuk menghubungkan desain system pengendalian manajemen suatu organisasi dengan perilaku manusia. Sejak saat itu, desain riset lebih bersifat deskriptif dan diharapkan lebih bisa menggambarkan kondisi nyata yang dihadapi oleh para pelaku organisasi -Dari Pendekatan Universal ke Kontijensi
Riset keperilakuan pada awalnya dirancang dengan pendekatan
universal tetapi karena pendeekatan ini memiliki banyak kelemahan maka segera muncul pendekatan lain yang selanjutnya mendapat perhatian besar dalam bidang riset, yaitu pendekatan kontijensi.
Berbagai riset yang menggunakan pendekatan kontijensi
dilakukan dengan tujuan mengidentifikasi berbagai variabel kontijensi yang mempengaruhi perancangan dan penggunaan sistem pengendalian manajemen. Secara ringkas, berbagai variabel kontijensi yang mempengaruhi desain system pengendalian manajemen tersebut adalah : 1. Ketidakpastian (uncertainty) seperti tugas, repetisi dan faktor-faktor eksternal lainnya. 2. Teknologi dan saling ketergantungan (technology and interdependeence) seperti proses produksi, produk masal dan lainnya. 3. Industri, perusahaan dan unit variabel seperti kendala masuk ke dalam industri, rasio konsentrasi dan ukuran perusahaan. 4. Strategi kompetitif (competitive strategy) seperti penggunaan biaya rendah atau keunikan. 5. Faktor-faktor yang dapat diamati (observability factor) seperti desentralisasi, sentralisasi, budaya organisasi dan lainnya.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional
Rencana akumulasi yang dibuat sederhana: Bagaimana dan mengapa berinvestasi di bidang keuangan dengan membangun rencana akumulasi otomatis yang disesuaikan untuk memanfaatkan tujuan Anda