Anda di halaman 1dari 14

RINGKASAN MATERI BAHAS

PENYUSUNAN ANGGARAN PIUTANG


Tugas Mata Kuliah : Penganggaran
Dosen Pengampu : Dr. Mukhzarudfa, S.E, M.Si.

Kelas : R-10
Kelompok 3 :
1. Elsa Fandora (C1C020059)
2. Latresia Aprilia Br. Sitepu (C1C020062)
3. Cindy Anggraini (C1C020069)
4. Maria Cristina Raja gukguk (C1C020071)
5. Tiar Natalia Simarmata (C1C020075)
6. Ummul Aimanah (C1C020076)
7. Siti Umami Khikmah (C1C020083)
8. Nieko Siregar (C1C020097)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JAMBI
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................................... i


BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................ 3
2.1 Anggaran Piutang ......................................................................................................... 3
2.2 Manfaat Anggaran Piutang ............................................................................................ 4
2.3 Faktor yang Memengaruhi Anggaran Piutang ................................................................ 5
2.4 Penyusunan Anggaran Piutang ...................................................................................... 9
BAB III KESIMPULAN ...................................................................................................... 11
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 11
3.2 Saran .......................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 12
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Piutang menurut Soemarso (2002 : 338) adalah piutang yang berasal dari penjualan
barang atau jasa yang merupakan kegiatan usaha normal perusahaan, perusahaan mempunyai
hak klaim terhadap seseorang atau perusahaan lain. Dengan adanya hak klaim ini perusahaan
dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada
pihak siapa yang berutang. Dalam setiap laporan keuangan sering kali dijumpai piutang
dalam neraca suatu entitas (Tabel), Hal ini menunjukkan betapa pentingnya akun piutang
bagi suatu entitas. Piutang penting bagi para manajer dan investor karena beberapa sebab,
sebab yang pertama yaitu karena piutang merupakan aset dalam laporan keuangan yang harus
mencermikan nilainya. Kedua, persoalan menyangkut piutang adalah dasar untuk penentuan
laba dan pengukuran kinerja perusahaan. Ketiga, piutang dagang dapat menjadi aset yang
tidak produktif .
Sebagai suatu perusahaan tentunya tidak akan lepas dari yang namanya piutang, piutang
tersebut menjadi aset bagi perusahaan dalam meningkatkan jumlah kas yang dimiliki oleh
perusahaan agar operasional perusahaan tetap berjalan dengan baik adapaun kas menurut
Standar Akuntansi Keuangan (2002: 85) adalah alat pembayaran yang siap dan bebas
digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Yang dimaksud dengan bank
adalah sisa rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk kegiatan
umum perusahaan.
Dari kedua aspek tersebut memiliki jenis dan fungsi tersendiri. Piutang memiliki 2 jenis
yaitu piutang wesel dan piutang usaha, sedangkan fungsi dari piutang yaitu sebagai investasi
yang dapat memperlancar dan memperbesar omzet penjualan barang yang di telah karena
kegiatan penjualan merupakan ujung tombak maju mundurnya perusahaan.

Piutang perlu dibuatkan anggaran yang bertujuan agar usaha-usaha perusahaan akan lebih
baik apabila ditunjang oleh kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terarah dan dibantu oleh
perencanaan-perencanaan yang matang. Perusahaan yang berkecenderungan memandang ke
depan, akan selalu memikirkan apa yang mungkin dilakukannya pada masa yang akan
datang. Sehingga dalam pelaksanaannya, perusahaan ini tinggal berpegangan pada semua
rencana yang telah disusun sebelumnya. Di mana, bagaimana, mengapa, kapan, adalah
pertanyaan-pertanyaan yang selalu dikembangkan dalam kegiatan operasional perusahaan.
Sedangkan manfaat lain dari anggaran adalah membantu manajer dalam mengelola
perusahaan. Manajer harus mengambil keputusan-keputusan yang paling menguntungkan
perusahaan, seperti memilih barang-barang atau jasa yang akan diproduksi dan dijual,
memilih atau menseleksi langganan, menentukan tingkat harga, metode-metode produksi,
metode-metode distribusi, termin penjualan.
Oleh karena itu, anggaran sangatlah di perlukan dalam perusahaan demi tercapainya
target perusahaan dan juga untuk memerpermudah operasional perusahaan agar lebih terarah,
penulis akan mengkaji lebih dalam perihal anggaran piutang yang akan disajikan dalam
makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah yang
akan dibahas dalam makalah ini, yaitu :
1. Apa itu anggaran piutang?
2. Apa amnfaat penyusunan anggaran piutang?
3. Faktor apa saja yang memengaruhi anggaran piutang?
4. Bagaimana cara penyusunan anggaran piutang ?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk mengetahui anggaran piutang


2. Untuk mengetahui manfaat anggaran piutang
3. Untuk mengetahui factor yang memengaruhi anggaran piutang
4. Untuk mengetahui cara penyusunan anggaran piutang

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anggaran Piutang


 Pengertian Piutang
Piutang (receivable) adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditur (pemberi
pinjaman) kepada debitur (penerima pinjaman) yang bersedia melunasinya pada waktu
mendatang. Jadi, piutang itu ada karena (1) terdapat dua pihak, yaitu kreditur dan debitur,
(2) ada kesediaan debitur untuk melunasi kewajibannya kepada kreditur, (3) ada waktu
mulai timbul piutang sampai saat pelunasannya, (4) ada hak menagih yang dimiliki
kreditur.
 Jenis Piutang
Piutang terdiri dari beberapa jenis (dalam Nafarin, 2013: 294), yaitu piutang surat
berharga (contoh: bilyet giro belum jatuh tempo, bilyet giro kosong, cek kosong, dan cek
mundur), beban bayar di muka (contoh: sewa dibayar di muka, iklan bayar di muka, dan
bunga bayar di muka), setoran jaminan (contoh: untuk keperluan garansi (jaminan) bank
dan untuk keperluan menjalin hubungan bisnis lainnya), piutang pajak (contoh: angsuran
pajak, pajak masukan, kelebihan bayar pajak, dan lain-lain), pinjaman pekerja, piutang
uang muka, piutang wesel, piutang usaha, dan piutang lainnya.
Piutang wesel (notes receivable) adalah piutang yang didukung janji tertulis dalam
bentuk wesel. Piutang wesel dan piutang surat berharga dapat terjadi karena menjual
barang secara kredit atau pemberian pinjaman dalam bentuk uang. Piutang uang muka
dapat terjadi sebagai uang muka beli barang atau uang muka kerja (seperti: pasang iklan
atau membuat baliho).
Piutang usaha (account receivable) adalah piutang yang timbul sebagai akibat
menjual barang atau jasa secara kredit dari usaha pokok perusahaan. Piutang usaha berbeda
dengan piutang dagang. Piutang usaha meliputi piutang dagang, sedangkan piutang dagang
hanya terdapat pada perusahaan dagang yang menjual barang dagangannya secara kredit.
Piutang usaha meliputi seluruh macam/jenis perusahaan yang menjual barang atau jasa dari
usaha pokoknya secara kredit.

3
 Pengertian Anggaran Piutang
Anggaran piutang usaha merupakan suatu anggaran yang merencanakan secara lebih
rinci mengenai perubahan piutang usaha selama periode yang akan datang, yang
didalamnya meliputi rencana mengenai bertambahnya piutang karena penjualan kredit dan
berkurangnya piutang karena adanya pelunasan piutang, penyisihan piutang, penghapusan
piutang dan potongan penjualan. Namun hal ini bukan berarti jenis piutang lainnya tidak
penting untuk dianggarkan, melainkan karena piutang usaha timbul oleh kebijakan
perusahaan untuk memperlancar kegiatan penjualan dan kegiatan penjualan merupakan
ujung tombak maju mundurnya suatu perusahaan.

2.2 Manfaat Anggaran Piutang


Piutang usaha sebagai investasi yang biasanya terdapat pada harta lancar mempunyai
beberapa manfaat, antara lain:
1. Merupakan upaya untuk meningkatkan omzet penjualan, sehingga dapat meningkatkan
keuntungan.
2. Pada jenis usaha tertentu, kredit jangka panjang dapat menciptakan keuntungan
tambahan tertentu bagi perusahaan.
3. Dapat mempererat hubungan dagang antara perusahaan dengan relasinya.
Pemberian piutang usaha dimaksudkan agar dapat memperlancar dan memperbesar
omzet barang yang dijual karena kegiatan penjualan merupakan ujung tombak maju
mundurnya perusahaan. Keberhasilan perusahaan dimulai dari kemampuan perusahaan
menjual barang atau jasa dari usaha pokoknya.
Perlu diperhatikan, kebijakan dalam pemberian piutang usaha agar perusahaan mampu
bersaing dalam menjual produknya yaitu antara lain:
1. Mengenai batas maksimal (plafon) piutang yang diberikan untuk berbagai tingkatan
debitur. Tingkatan debitur digolongkan berdasarkan risiko tidak memenuhi
kewajibannya sesuai janji. Misalnya, debitur yang tingkat risikonya 20% tidak
diberikan piutang, debitur yang tingkat risikonya 15% diberikan piutang maksimal
Rp1.000.000, debitur dengan tingkat resiko 10% diberikan piutang maksimal
Rp5.000.000, dan seterusnya.

4
2. Penentuan jangka waktu kredit, yaitu berapa lama debitur harus melunasi utangnya.
Contoh: 2/10/net30, artinya pembayaran dilakukan dalam waktu 10 hari sesudah
waktu penyerahan barang maka debitur mendapatkan potongan harga sebesar 2% dari
harga jual dan pembayaran selambat-lambatnya dilakukan dalam waktu 30 hari
sesudah penyerahan.
Pemberian piutang usaha dapat memperluas pelanggan dan dapat menjalin hubungan
yang baik dengan pelanggan bila pelanggan tersebut lancar dalam pembayaran.
Apabila piutang yang diberikan tersebut lancar pembayarannya dan dapat memperbesar
tingkat barang yang dijual, maka piutang yang diberikan dapat meningkatkan kemampuan
laba (profitabilitas) perusahaan. Berdasarkan manfaat pemberian piutang tersebut maka
diperlukan adanya penganggaran piutang agar piutang yang diberikan terencana dan terarah
sehingga mempermudah pengembalian piutang.

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Anggaran Piutang


Ada beberapa faktor yang memengaruhi besar kecilnya anggaran piutang, antara lain
sebagai berikut :
1. Volume Barang yang Dijual secara Kredit
Volume barang yang dijual secara kredit lebih besar daripada tunai dapat semakin
memperbesar anggaran dalam piutang usaha, dan sebaliknya. Contoh: sebulan dijual
barang Rp100.000,00 dengan syarat 10% dibayar tunai dan 90% dilakukan secara kredit.
Dengan demikian, piutang usaha yang tertanam 90% x Rp100.000,00 = Rp90.000,00.
Volume barang yang dijual secara kredit lebih kecil daripada tunai dapat
memperkecil anggaran dalam piutang usaha. Contoh: sebulan dijual barang
Rp100.000,00 dengan syarat 90% dibayar tunai dan 10% dilakukan secara kredit. Dengan
demikian, piutang usaha tertanam 10% x Rp100.000,00 = Rp10.000,00. Kesimpulannya,
semakin besar piutang usaha yang tertanam semakin besar risiko dalam piutang.
2. Standar Kredit
Penentuan standar kredit menentukan besar kecilnya piutang usaha yang tertanam.
Semakin longgar standar kredit yang diberikan maka semakin besar piutang yang
tertanam dan semakin besar risiko kerugian piutang. Standar kredit yang longgar dan

5
ekstrem misalnya tidak perlu jaminan kredit termasuk kredit atas barang yang dibeli,
semua orang boleh diberikan fasilitas kredit, tanpa batas umur, dan tanpa
mempertimbangkan apakah calon debitur berpengalaman atau tidak dalam bekerja.
Dengan kata lain, analisis 5C dan 3S diabaikan.
Sebaliknya, semakinketat standar kredit yang diberikan maka semakin kecil piutang
yang dianggarkan dan semakin kecil risiko kerugian piutang. Standar kredit yang ketat
dan ekstrem artinya calon debitur diseleksi secara ketat.
3. Jangka Waktu Kredit
Jangka waktu kredit memengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang tertanam.
Semakin panjang waktu kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam, dan
sebaliknya. Jangka waktu kredit yang panjang dapat meningkatkan volume barang atau
jasa yang dijual, di samping juga mengakibatkan piutang usaha semakin besar. Contoh
pada jangka waktu yang panjang: barang yang dijual secara kredit sebesar Rp100.000,00
dengan syarat pembayaran 10% diangsur dua bulan, 20% diangsur tiga bulan, 20%
diangsur empat bulan, 15% diangsur lima bulan, dan 15% diangsur enam bulan.
Piutang bulan barang dijual = Rp100.000,00
Piutang bulan pertama 90% x Rp100.000 = Rp 90.000,00
Piutang bulan kedua 70% x Rp100.000 = Rp 70.000,00
Piutang bulan ketiga 50% x Rp100.000 = Rp 50.000,00
Piutang bulan keempat 30% x Rp100.000 = Rp 30.000,00
Piutang bulan kelima 15% x Rp100.000 = Rp 15.000,00
Piutang bulan keenam 0% xRp100.000 = Rp 0,00
Sebaliknya, dengan jangka waktu yang pendek,misalnyabarang dijual secara kredit
juga Rp100.000,00 dengansyarat pembayaran 10% diangsur sebulan, 90% diangsur dua
bulan.
Piutang bulan barang dijual = Rp100.000,00
Piutang bulan pertama 90% x Rp100.000 = Rp90.000,00
Piutang bulan kedua 0% x Rp100.000 = Rp0,00

6
Dari contoh jangka waktu yang panjang masih terdapat piutang pada bulan kedua
(sebesar Rp70.000) sampai bulan kelima (sebesar Rp15.000), sementara dengan jangka
waktu yang pendek pada bulan kedua sampai bulan kelima tidak terdapat piutang.
Pengaruh kebijakan jangka waktu kredit juga memengaruhi terhadap kemampuan
laba perusahaan (berupa laba investasi), yaitu kemampuan perusahaan memperoleh laba
dengan modal sendiri.
Keterangan Tunai Kredit Kredit Kredit
3 bulan 6 bulan 12 bulan
Rp Rp Rp Rp
Jualan
1000 1000 1000 1000
Laba 15% x jualan
150 150 150 150
Kas
110 110 110 110
Piutang usaha
- 250 500 1000
Sediaan
200 200 200 200
Harga tetap bersih
500 500 500 500
810 1060 1310 1810

Utang usaha
300 300 300 300
Modal sendiri
510 760 1010 1510
Laba investasi
29,41% 19,74% 14,85% 9,93%

Tampak dari tabel bahwa dengan cara menjual tunai maka laba investasi yang
diperoleh sebesar 29,41%; dengan cara menjual kreditselama 3 bulan maka laba investasi
turun menjadi 19,74%; dengan cara menjual kredit selama 12 bulan maka laba investasi
semakin turun menjadi 9,93%. Jadi, dengan menjual tunai berarti laba investasi menjadi
lebih tinggi dibandingkan menjual secara kredit. Menjual kredit dengan jangka waktu
yang pendek mengakibatkan laba investasi yang lebih tinggi bila tingkat laba, jualan, kas,
sediaan, utang usaha tidak berubah.

7
4. Pemberian Potongan
Pemberian potongan harga juga dapat memengaruhi besarnya investasi dalam
piutang. Pemberian potongan yang besar akan memperkecil piutang usaha yang tetanam.
Sebaliknya, pemberian potongan yang kecil memperbesar piutang yang tertanam.
Contoh:
Barang yang dijual Rp100.000,-
Pembeliam tunai mendapat potongan 10% Rp10.000,-
Uang yang harus dibayar pembeli Rp90.000,-
Dengan demikian, penjualan secara tunai tidak mengakibatkan timbulnya piutang,
sedangkan pembelian secara kredit (tanpa potongan) mengakibatkan piutang usaha
sebesar Rp100.000,00.
5. Pembatasan Kredit
Pembatasan kredit yang dimaksudkan di sini adalah pembatasan kredit dalam arti
kuantitatif, yaitu berkenaan dengan batas (jumlah) kredit maksimal yang akan diberikan.
Pembatasan kredit juga dapat memengaruhi besar kecilnya piutang usaha. Semakin tinggi
batasan (plafon) kredit maka semakin besar piutang usaha yang tertanam dan semakin
rendah batasan kredit maka semakin kecil piutang yang tertanam.
6. Kebijakan Penagihan Piutang
Kebijakan penagihan piutang memengaruhi besar kecilnya piutang usaha yang
tertanam. Perusahaan dapat menjalankan kebijakan penagihan piutang secara aktif
ataupun pasif. Kebijakan penagihan piutang secara aktif dapat memperkecil piutang
usaha yang tertanam, sebaliknya kebijakan penagihan piutang secara pasif dapat
memperbesar piutang usaha yang tertanam. Kebijakan penagihan piutang usaha secara
aktif memerlukan biaya (beban) yang besar dibandingkan kebijakan penagihan secara
pasif. Biaya yang dikeluarkan dalam kebijakan penagihan piutang secara aktif meliputi
biaya perjalanan, biaya telfon, biaya surat-menyurat, biaya administrasi piutang, dan lain-
lain.

8
2.4 Penyusunan Anggaran Piutang
Penyusunan anggaran piutang usaha merupakan tanggung jawab Divisi Kredit. Divisi
Kredit dalam menyusun anggaran piutang harus bekerja sama dengan Divisi Penjualan. Divisi
penjualan biasanya di bawah manajer pemasaran, sedangkan divisi kredit biasanya di bawah
manajer keuangan. Penyusunan anggaran piutang ini berupa anggaran usaha.
Sebagai ilustrasi, data realisasi dan anggaran jualan PT. Waja Kaputing selama triwulan
pertama tahun 2018 adalah sebagai berikut:
Realisasi Desember Rp80.000,00
Anggaran Januari Rp85.000,00
Februari Rp90.000,00
Maret Rp95.000,00
Syarat pembayaran 50% tunai, 40% kredit sebulan, 10% kredit dua bulan, dan 1%
ditaksir tidak tertagih dari piutang bulan yang bersangkutan.
Sebelum menyusun anggaran piutang perlu dilakukan perhitungan anggaran piutang
usaha bersih dan taksiran piutang usaha tak tertagih sebagai berikut.
Perhitungan anggaran piutang usaha bersih:
Januari = 9% x Rp80.000 + 49% x Rp85.000 = Rp48.850,-
Februari = 9% x Rp85.000 + 49% x Rp90.000 = Rp51.750,-
Maret = 9% x Rp90.000 + 49% x Rp95.000 = Rp54.650,-
Perhitungan taksiran piutang tak tertagih (penghapusan piutang):
Desember = 1% x Rp80. 000 = Rp800,-
Januari = 1% x Rp85. 000 = Rp850,-
Februari = 1% x Rp90. 000 = Rp900,-
Maret = 1% x Rp95. 000 = Rp950,-
Anggaran piutang usaha diperoleh dari piutang usaha bersih ditambah cadangan
penghapusan piutang usaha. Cadangan penghapusan piutang usaha dihitung dari penghapusan
piutang usaha periode (bulan) lalu ditambah penghapusan piutang usaha periode (bulan) ini.
Cadangan penghapusan piutang usaha perhitungannya sebagai berikut:
Januari = Rp800 (bulan Desember) + Rp850 = Rp1.650,-
Februarui = Rp850 (bulan Januari) + Rp900 = Rp1.750,-

9
Maret = Rp900 (bulan Februari) + Rp950 = Rp1.850,-
Anggaran piutang usaha juga dapat dihitung sebagai berikut:
Januari = 10% x Rp80.000 + 50% x Rp85.000 = Rp50.500,-
Februari = 10% x Rp85.000 + 50% x Rp90.000 = Rp53.500,-
Maret = 10% x Rp90.000 + 50% x Rp95.000 = Rp56.500,-
Keterangan : 9% + 1% = 10%
49% + 1% = 50%
Anggaran piutang usaha dapat disusun seperti:
PT. Waja Kaputing
Anggaran Piutang Usaha
Triwulan Pertama Tahun 2018

Keterangan Januari Februari Maret


Piutang usaha Rp50.500 Rp53.500 Rp56.500
Cadangan penghapusan Rp 1.650 Rp 1.750 Rp 1.850
Piutang usaha bersih Rp48.850 Rp51.750 Rp54.650

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Piutang adalah hak menagih sejumlah harta dari kreditor kepada debitor yang bersedia
melunasi pada waktu mendatang. Piutang usaha adalah piutang yang timbul karena menjual
barang atau jasa secara kredit. Manfaat piutang usaha yang utama adalah untuk
meningkatkan volume barang yang dijual agar mampu bersaing.
Factor yang memengaruhi anggaran piutang antara lain volume barang yang dijual secara
kredit, jangka waktu kredit, pemberian potongan, pembatasan kredit, dan kebijakan
penagihan piutang.
Langkah penyususnan anggaran piutang usaha : 1) mengumpulkan data realisasi dan
anggaran jualan; 2) menentukan taksiran piutang tak tertagih (bila ada) dan syarat
pembayaran; 3) menghitung anggaran piutang usaha termasuk menghitung taksiran kerugian
piutang (bila ada); 4) menyusun anggaran piutang.

3.2 Saran

Dari uraian pembahasan di atas penulis menyarankan kepada pembaca sekalian agar
dapat mengambil manfaat dari pembahasan mengenai Penyusunan Anggaran piutang ini
sehingga memberikan wawasan positif. Dimana sisi positif tersebut bisa dijadikan sebagai
bahan untuk menambah pengetahuan mengenai cara penyusunan dan perhitungan anggaran
piutang tersebut. Kami berharap semoga semua perusahaan dagang maupun jasa untuk
menyusun anggaran piutang yang baik sesuai dengan kaidah dan hukum yang berlaku.
Makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
mendukung kami untuik memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.

11
DAFTAR PUSTAKA

M. Nafrin. 2009. Penganggaran Perusahaan, Jakarta: Salemba empat.

Utari, Rini Ayu. 2016. “Anggaran Piutang dan Anggaran Kas”,


https://www.academia.edu/31885727/Anggaran_Piutang_dan_Kas. Diakses pada 15 april
2022.

12

Anda mungkin juga menyukai