DISUSUN OLEH :
MISAEL EFRAIM MANURIP
2151474884
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
“Kewajiban Jangka Panjang”.
Makalah ini dibuat dengan beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu
menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah ini. Oleh
karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik
yang dapat membangun penulis. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca
sangat diharapkan untuk perbaikan kedepannya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan pencerahan kepada
kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Cover Sampul…………………………………………………………..…i
Kata Pengantar……………………………………………………...........ii
Daftar Isi………………………………………………………........……iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang………………………………………………....1
1.2 Rumusan masalah……………………………………………...2
1.3 Tujuan…………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kewajiban jangka panjang...................................….3
2.2 Jenis-jenis kewajiban jangka panjang…………………………4
2.3 Ratio pengukuran……………………………………………...5
2.4 Penyajian kewajiban jangka panjang.........................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan……………………………………………………9
3.2 Saran…………………………………………………………..9
Daftar Pustaka…………………………………………………………..10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Secara umum kepemilikian akan hutang (Liability) dalam skala besar memang
sangat mengganggu kesehatan keuangan suatu perusahaan. Namun di sisi lain hutang
sangat diperlukan dan tidak dapat dielakkan jika perusahaan ingin terus berkembang
dan maju. Kewajiban jangka panjang merupakan kewajiban yang pelunasannya lebih
dari satu periode akuntansi.
Sumber hutang jangka panjang dapat diperoleh melalui berbagai sumber,
diantaranya adalah dari perusahaan lain, investor yang ingin memberikan modalnya,
maupun bank. Sumber modal berupa hutang dapat digunakan untuk keperluan
perusahaan tersebut seperti proses produksi, distribusi, pemasaran, upah karyawan,
research dan development, pembiayaan alat dan perawatan alat.
Untuk pembiayaan hutang atau kewajiban itu juga biasanya perusahaan yang
meminjam uang kepada kreditor dengan pembayaran yang berkala beserta bunganya
dari hasil keuntungan perusahaan atau juga dengan uang modal perusahaan tersebut.
Umumnya para pemilik perusahaan juga enggan menggunakan uangnya sendiri dalam
berbisnis walaupun memang dia memiliki modal, dikarenakan ia bisa memutar uang
yang dipinjamnya dengan memanfaatkan situasi terkadang juga pemilik sudah
mengerti atau paham betul dengan bisnis yang dia lakukan sehingga sudah dipastikan
dia sanggup dalam melunasi kewajiban-kewajibannya tersebut.
Biaya pembayaran atau pelunasan untuk hutang jangka panjang biasanya
menggunakan aktiva tidak lancer (aset yang tidak bisa langgsung dicairkan menjadi
uang tunai) atau dengan menimbulkan kewajiban jangka panjang lainnya atau dengan
mengalihkan menjadi modal saham.
Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia (SEKI) diterbitkan setiap bulan
untuk menyajikan data ekonomi dan keuangan guna membantu pengguna dalam
memahami perkembangan ekonomi dan keuangan Indonesia. Mencakup 4 sektor
yaitu sektor Moneter, sektor Keuangan Pemerintah, sektor Riil, dan sektor Eksternal
dengan periodisasi sesuai ketersediaan data masing-masing sektor tersebut.
1
Penyusunan SEKI menggunakan data primer yang dikelola Bank Indonesia
dan data sekunder yang diperoleh dari otoritas/lembaga lain yang seperti Kementerian
Keuangan, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Dalam publikasi ini telah menggunakan standardisasi metodologi internasional dalam
penyusunan statistik sehingga dapat dibandingkan dengan statistik di negara lain.
1.3 Tujuan
Dengan adanya pembahasan materi mengenai kewajiaban jangka panjang dari
penulis diharapkan para pembaca bisa memahami arti dari kewajiban jangka panjang
(liability long-term).
Mengetahui apa itu kewajiban jangka panjang.
Jenis-jenis kewajiban jangka panjang.
Mengetahui kemampuan keuangan suatu perusahaan dalam memenuhi semua
kewajibannya.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam PSAK 1 (IAI, 2018), utang atau liabilitas merupakan kewajiban kini
entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya entitas yang mengandung manfaat
ekonomik. Menurut PSAK 1 (IAI, 2018) liabilitas terdiri dari liabilitas jangka pendek
dan liabilitas jangka panjang. Liabilitas jangka pendek merupakan liabilitas keuangan
yang akan jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan,
sedangkan liabilitas jangka panjang merupakan liabilitas keuangan yang tidak jatuh
tempo untuk diselesaikan dalam waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Prof. R. M. T. Sukamto Notonagoro mengungkapkan bahwa kewajiban
adalah sesuatu hal yang harus dikerjakan oleh pihak-pihak tertentu dengan penuh rasa
tanggung jawab serta dengan prinsip yang bisa dituntut secara paksa oleh pihak yang
berkepentingan.
Kewajiban atau yang disebut juga sebagai hutang (Liability) adalah sesuatu
yang dipinjam baik berupa uang atau benda kepada seseorang atau badan usaha,
contohnya seperti; orang individu yang meminjamkan uangnya (rentenir) atau juga
badan usaha yang meminjamkan uangnya (Bank umum, Perusahaan leasing).
Kewajiban jangka panjang sama halnya dengan hutang dengan jangka waktu
lebih dari satu periode akuntansi ( 1 tahun ) biasanya 5 tahun sampai 10 tahun
masanya. Kewajiban itu sendiri pada umumnya timbul dikarenakan banyak faktor
seperti perusahaan yang ingin berkembang atau juga perusahaan tersebut butuh modal
untuk membangun perusahaan. Tetapi juga harus memiliki strategi kedepan sebelum
berhutang agar tidak menjadi kerugiaan yang di terima karean tidak sanggup dalam
membayar bunganya.
Kewajiban jangka panjang atau long-term liabilities penting untuk
menganalisis struktur hutang perusahaan dan menerapkan rasio hutang. Kewajiban
keuangan jangka panjang ini juga berguna jika dibandingkan dengan ekuitas
3
perusahaan, karena Anda dapat membandingkannya dengan catatan keuangan historis
dan menganalisis perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Periode operasi normal adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mengubah
persediaannya menjadi uang tunai. Kewajiban keuangan ini juga disebut sebagai
kewajiban tidak lancar.
c) Kewajiban pensiun
Biaya ini diberikan kepada mantan karyawan yang merupakan pensiunan dari
bisnis Anda dan masih menerima manfaat kesehatan setelah pensiun. Ada banyak
bisnis mengizinkan mantan karyawan mereka yang telah pensiun untuk
mempertahankan rencana medis mereka, item di neraca ini biasanya berbiaya tinggi
dan berlangsung selama mantan karyawan tetap di masa pensiun.
4
Beban ini diakumulasikan dengan menyediakan program pensiun kepada
karyawan, atau dengan mencocokkan pensiun karyawan sebagai bentuk pembayaran.
Kewajiban yang diperlukan, bagian neraca Anda ini akan mencakup sebagian besar
pengeluaran yang Anda bayarkan kepada karyawan secara penuh.
Selama waktu yang diharapkan untuk menerima pendapatan ini lebih dari satu
tahun, item ini termasuk dalam akun pendapatan yang ditangguhkan. Ini mungkin
termasuk uang yang terutang ke bisnis Anda dari perusahaan lain atau bahkan
penundaan dalam pemrosesan dana yang ada. Dana terutang kepada Anda yang belum
dibayarkan akan dipertanggungjawabkan di bagian ini.
5
Rasio ini menggambarkan seberapa jauh utang dapat ditutupi oleh aktiva.
Semakin rendah debit rasio, maka tingkat keamanan dananya menjadi semakin baik.
Debt to Asset Ratio menurut Kasmir adalah rasio utang yang diperuntukkan
mengukur perbandingan antara total aktiva dengan total utang. Berarti seberapa
besar aktiva perusahaan dibiyayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. (Kasmir, 2010 hal.156)
Contoh soal
Kita dapat mengambil contoh melalui analisis perbankan. Sebab, perbankan
kerap kali memiliki rasio utang yang tinggi. Contoh soalnya:
Berdasarkan laporan keuangan PT Gunung Mas pada kuartal 2 tahun 2017, tercatat
total assetnya Rp 8.500.000. berdasarkan ringkasan finansial statementnya,
pembulatan disajikan dalam ‘jutaan rupiah’. Maka angka 8.500.000 yang tertera
tersebut dibaca 8,5 triliun. Sedangkan total liabilitas perusahaan tersebut sebesar Rp
7.200.000 atau Rp 7,4 triliun. Berapakah (DAR) PT Gunung Mas pada kuartal II di
tahun 2017?
Maka jawabannya:
Total Liabilitas/Total Asset = Rp 7,2 triliun/Rp 8,5 triliun.
Sama dengan 0,84 kali atau 84,7%
Maka dengan demikian, jika patokannya dari rasio modal rata-rata bank adalah 10%
dari asetnya, rasio utang dari bank ini bisa dikatakan kurang aman. Sebab utangnya
lebih dari 80 persen dari total aset yang dimiliki oleh bank. Dapat diartikan jika ada
total 10 modal yang dimiliki bank Gunung Mas, hanya sekitar 1-2 yang digunakan
untuk beroperasi dari jumlah modalnya.
Indikator penilaian apakah ratio tersebut masih tergolong sehat atau tidak :
6
Jika rasio utang perusahaan jumlahnya kurang dari 0,5 kali, maka sebagian besar
aset perusahaan adalah hasil dari biaya ekuitas.
Apabila rasio hutang lebih besar dari 0,5 kali, maka sebagian besar aset
perusahaan adalah hasil pembiyaan dari hutang.
Nilai normal rasio DAR adalah 0,6-0,7 kali. Namun tetap melihat penilaian
spesifik dari tiap industri. Sebab, tiap industri memiliki penilaian yang spesifik
dan berbeda satu dengan lainnya.
makin rendah nilai rasio DAR sebuah perusahaan, maka kinerja keuangannya akan
semakin baik. Jika semakin tinggi, maka berbanding lurus dengan risiko yang
dimiliki perusahaan tersebut.
Contoh soal
Berdasarkan laporan keuangan kuartal II per 30 Juni 2018, salah satu bank (sebut saja
Bank B) memiliki kewajiban atau liability sebanyak 500,56 juta dan Ekuitas (equity)
sebanyak 376,51 juta. Lalu, berapakah Debt to equity ratio atau DER bank tersebut?
Maka jawabannya:
= US$500,56 juta : US$376,51 juta
= 1,36 kali
7
Pada umumnya, rasio hutang pada perusahaan yang baik adalah 1 kali yang
mengindikasikan hutang sama dengan jumlah ekuitas. Namun, pada umumnya, untuk
rentang nilai antara 1,5-2 kali masih termasuk dalam kategori bisa diterima. Jadi, bisa
diartikan bahwa Bank B memiliki kemampuan yang baik untuk membayar penuh
semua kewajiban hutangnya.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang masa periode
pembayarannya lebih dari satu periode akuntansi atau satu tahun. Kewajiban
jangka panjang juga digunakan untuk keperluan yang jangka waktunya panjang
atau pembangunan proyek. Biasanya kewajiban jangka panjang mengharuskan
adanya jaminan, bisa berupa properti, mesin, kendaraan atau aset tetap.
Untuk ratio hutang terhadap aset dan juga terhadap ekuitas itu adalah
sebagai pengukur bagi para investor untuk mereka menanamkan modalnya,
atau juga dijadikan gambaran bagaimana perusahaan itu sendiri. Ratio terhadap
aset mengukur seberapa banyak aktiva perusahaan yang dibiayai oleh utang atau
seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.
Sedangkan aset terhadap equitas digunakan untuk mengetahui hubungan antara utang
jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang telah diberikan oleh pemilik
perusahaan.
3.2 Saran
Agar suatu perusahaan sehat harus melihat bagimana ratio hutangnya
agar para investor yang melihat gambaran perusahaan berminat untuk
menanamkan modalnya untuk kedepannya atau juga membangun kepercayaan
para investor yang sudah lama.
9
Daftar Pustaka
Mila Sari, S.ST, M.Si (Eds). (2022). Pengantar Akuntansi. Padang: Pt.Global
Eksekutif Teknologi
Accurate. (2021). Hutang jangka panjang dan hutang jangka pendek: Pengertian,
perbedaan dan jenisnya pada akuntansi. Diakses pada 12 Desember 2022, dari
https://www.accurate.id/akuntansi/kewajiban-jangka-panjang/
Money Duck. (2022). Pengertian debt to asset ratio (DAR) dan cara menghitungnya.
Diakses pada 12 Desember 2022, dari
https://www.moneyduck.com/id/articles/1326-pengertian-debt-to-asset-ratio-
dar-dan-cara-menghitungnya/
10