KELOMPOK 11 :
DOSEN PENGAMPU :
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
` i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Kewajiban Lancar dan Kewajiban Jangka Panjang dengan baik.
Tidak lupa juga, melalui kata pengantar ini, kami ucapkant erimakasih sebesar-
besarnya kepada rekan-rekan kami dan Dosen kami Bapak Fadli, Dr., SE., AK., CA., CPR
yang telah membantu dan membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan pembuatan
makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LatarBelakang.......................................................................................................... 1
B. RumusMasalah........................................................................................................ 1
C. TujuanPenulisan...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 13
B. Saran........................................................................................................................ 13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Utang merupakan salah satu sumber modal atau dana perusahaan guna membiayai
perusahaan agar dapat terus mengembangkan usahanya dan membantu perusahaan dalam
mencapai tujuannya yaitu memaksimalkan kekayaan pemilik melalui maksimalisasi laba,
hutang dibagi menjadi dua jenis yaitu kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
Kewajiban lancar biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal perusahaan dalam
menghadapi masa operasional yang tinggi, seperti kebutuhan untuk aktiva lancar. Sedangkan
kewajiban jangka panjang yang salah satu kegunaan atau fungsi dari kewajiban jangka
panjang yaitu perusahaan dapat melakukan ekspansi atau perluasan usaha, perusahaan
memerlukan modal yang cukup besar untuk melakukan ekspansi dan memerlukan waktu
yang cukup lama pula untuk mengembalikan modal dari ekspansi.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
1
A. Kewajiban Lancar
Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban jangka pendek perusahaan yang
memiliki batas waktu pembayaran kurang dari 12 bulan atau dalam siklus operasi normal.
Siklus operasi juga dikenal sebagai siklus konversi kas, yang berarti waktu yang dibutuhkan
perusahaan untuk membeli persediaan dan mengubahnya menjadi uang tunai dari penjualan.
Kewajiban jangka pendek disebut kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
atau lebih dari satu tahun dalam siklus operasi perusahaan, dan kewajiban yang melebihi
periode ini disebut kewajiban jangka panjang (Hongren Harrison, 2012:526).
Suatu kewajiban akan diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar jika pembayaran dilakukan
dengan menggunakan aset lancar atau dengan menimbulkan hutang jangka pendek baru.
Hutang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa dari pemasok yang belum
dibayar. Manajemen perusahaan dapat memutuskan sendiri apakah akan membayar
hutang dagang yang mendekati jatuh tempo atau di muka. Ini ditentukan tergantung
pada situasi keuangan perusahaan.
Hutang merupakan salah satu akun penting dalam laporan keuangan. Ketika hutang
meningkat selama periode waktu tertentu, itu berarti bahwa perusahaan membeli lebih
banyak barang dan jasa melalui hutang daripada uang tunai.
Rumus dan Cara Menghitung Hutang Usaha
Anda dapat menggunakan rumus utang usaha berikut untuk menghitung utang usaha:
` 2
Hutang usaha = aset – pinjaman bank – modal
Untuk lebih mudah memahami penerapan rumus tersebut, perhatikan contoh utang
usaha perusahaan A berikut data keuangannya:
o Piutang: Rp 500.000
o Pinjaman Bank: Rp 2.500.000
o Ekuitas Rp3.500.000
o Perlengkapan: Rp 500.000
o Perlengkapan: Rp 2.000.000
o Tunai: Rp 4.000.000
` 3
Sebagai contoh, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., melaporkan jadwal pembayaran
utang usaha di laporan tahunan per 31 Desember 2012 kepada para pemegang
sahamnya sebagai berikut.
Total utang sebesar Rp5.621 miliar akan dilaporkan sebagai liabilitas lancar dalam
laporan posisi keuangan per 31 Desember 2012. Sisa utang sebesar Rp13.617 miliar
(Rp19.238 miliar - Rp5.621 miliar) akan dilaporkan sebagai liabilitas jangka panjang
di laporan posisi keuangan.
Umumnya, jangka waktu pengembalian wesel bayar kurang dari satu tahun dan
mekanismenya pada umumnya sama dengan utang. Namun instrumen ini memiliki
nilai kontrak yang lebih kuat, mengikat kedua belah pihak dan dapat dijual kepada
pihak lain.
Karakteristik Wesel Bayar
Wesel bayar adalah instrumen keuangan dengan karakteristik khusus yang
membedakannya dari jenis pinjaman lainnya. Berikut ciri-ciri yang perlu Anda
ketahui.
1. Diterbitkan oleh Debitur
Jika biasanya mekanisme peminjaman uang selalu menggunakan kesepakatan
yang diprakarsai oleh pemberi pinjaman, dalam instrumen ini, pihak yang secara
` 4
aktif menyatakan telah meminjam uang dan bersedia mengembalikannya adalah
debitur. Hal ini ditunjukkan dengan diterbitkannya wesel bayar atau disebut juga
wesel bayar.
Dokumen ini nantinya akan menjadi bukti bagi kreditur untuk menagih utang dari
debitur. Selain itu, pemberi pinjaman juga akan menerbitkan wesel tagih sebagai
dokumen tertulis mengenai hutang yang belum dibayar oleh peminjam dana.
2. Peningkatan di Sisi Kredit
Dalam jurnal akuntansi, wesel bayar dicatat di sisi kredit. Namun, ini hanya
berlaku jika utang belum dilunasi. Jika nanti peminjam sudah melunasi maka
pencatatan akan pindah ke sisi debet.
3. Jangka Waktu Kurang Dari Satu Tahun
Seperti disebutkan di atas, wesel bayar adalah instrumen pinjaman jangka pendek.
Jadi, pembayaran harus dilakukan dalam waktu kurang dari satu tahun. Hal ini
tentunya akan memberikan keuntungan bagi kreditur karena mempercepat
pengembalian dana dan keuntungan.
4. Termasuk dalam Tanggung Jawab
Wesel bayar adalah jenis kewajiban penerbit untuk melakukan pembayaran
kembali kepada kreditur. Oleh karena itu, dalam jurnal akuntansi dan catatan
keuangan, instrumen ini termasuk dalam kewajiban.
5. Termasuk Jenis Kewajiban Lancar
Seperti dibahas di atas, wesel bayar adalah pinjaman jangka pendek. Hal ini
sejalan dengan pengertian kewajiban lancar dalam akuntansi, yaitu sebagai jumlah
nominal yang harus dibayar dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan.
Biasanya pembayaran ini harus dilakukan dalam jangka waktu yang pendek yaitu
sekitar 1 tahun. Dengan demikian, wesel bayar diklasifikasikan sebagai kewajiban
lancar.
Contoh Utang Wesel
Sebagaimana telah dijabarkan di atas, utang wesel adalah instrumen yang memiliki
karakteristik berupa pembayaran hutang pokok dan bunga secara periodik pada jangka
waktu tertentu. Berikut ini contohnya.
1. PT DEF meminjam uang sebanyak Rp10 juta pada 1 Maret 2021 kepada Bank
ABC dengan wesel bayar yang jatuh temponya 90 hari dan bunga sebesar 10%.
Dari iliustrasi di atas, maka contoh pencatatan utang wesel adalah sebagai berikut.
` 5
(D) Kas Rp10.000.000
(K) Wesel bayar Rp10.000.000
Kemudian PT DEF memiliki tanggal jatuh pada 31 Mei 2021, bunganya dapat
dapat dihitung dengan cara berikut ini
Bunga
= Rp10 juta x 10% x (90/360)
= Rp250.000
Dengan demikian, contoh pencatatannya dalam jurnal adalah sebagai berikut.
(D) Wesel bayar Rp10.000.000
(K) Beban bunga Rp250.000
(K) Kas Rp10.250.000
` 6
d. Tanggal Bunga adalah tanggal pembayaran bunga obligasi. Pada umumnya
bunga obligasi dibayar secara setengah tahunan (setiap 6 bulan sekali). Misalkan
obligasi yang mencantumkan tanggal bunga 1/4 - 1/10, berarti bahwa bunga akan
dibayar setiap tanggal 1 april dan 1 oktober.
Contoh :
PT Lagi Sedih menerbitkan obligasi senilai 120.000.000, bunga 10 % jangka
waktu 12 tahun tertanggal 1 januari 2009 dengan pembayaran bunga setiap
tanggal 1 Juli dan 1 januari
Jurnal yang dibuat oleh PT Lagi Sedih adalah :
1/1/09 || Kas 120.000.000 Utang obligasi 120.000.000 Jurnal untuk mencatat
penjualan obligasi, bung 10 %, 12 tahun
Tanggal 1 juli 2009 perusahaan membayar bunga untuk periode 6 bulan pertama
yaitu sebesar : Bunga obligasi = 120.000.000 x 10% x 6/12 = 6.000.000
Jurnal : 1/7/09 || Biaya bunga 6.000.000 Kas 6.000.000
Jurnal untuk mencatat pembayaran bunga untuk 6 bulan Pada saat obligasi
dilunasi (tanggal 1 januari 2021), jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah sbb :
1/1/21|| Utang obligasi 120.000.000 Kas 120.000.000
Jurnal untuk mencatat pelunasan obligasi pada tanggal jatuh
a. Obligasi Dijual Diantara Dua Tanggal Bunga
b. Obligasi kadang dijual tidak pada tanggal penerbitannya, tetapi dijual setelah
tanggal penerbitan sehingga transaksi penjualan tersebut terjadi diantara dua
tanggal bunga. Masalah yang timbul berkaitan dengan bunga sejak tanggal
pembayaran terakhir sampai saat terjadi transaksi penjualan yang sering
disebut bunga berjalan. Bunga berjalan ( yaitu bunga untuk periode setelah
tanggal bunga terakhir sampai tanggal penjualan obligasi) harus dibebankan
pada pembeli obligasi dan pada saat tanggal pembayaran bunga, pembeli
obligasi akan menerima bunga untuk 6 bulan.
Contoh :
Perhitungan :
` 7
Beban bunga 2 bulan (kewajiban pembeli) = 120.000.000 x 10 % x 2/12 =
2.000.000 Beban bunga 6 bulan (kewajiban perush) = 120.000.000 x 10 % x 6/12
= 6.000.000
` 8
Tahun pertama Angsuran pokok pinjaman (120.000.000/6) 20.000.000
Angsuran bunga ( 10 % x 120.000.000) 12.000.000 + Besarnya angsuran
tahun pertama 32.000.000
Jurnalnya :
31/12/10 || Utang wesel 20.000.000 Biaya bunga 12.000.000 Kas 32.000.000
Tahun kedua Angsuran pokok pinjaman (120.000.000/6) 20.000.000
Angsuran bunga ( 10 % x 100.000.000) 10.000.000 + Besarnya angsuran
tahun pertama 30.000.000
Jurnalnya :
31/12/11 Utang wesel 20.000.000 Biaya bunga 10.000.000 Kas 30.000.000
Jadi besarnya jumlah angsuran dari periode pertama dan seterusnya tidak sama
besar.
b. Jumlah Angsuran Sama Besar
Dalam cara ini, walaupu jumlah setiap angsuran sama besarnya, tapi
komposisi angsuran pokok pinjaman dan jumlah bunga yang dibayar berubah-
ubah. Penetapan angsuran berdasarkan pada nilai sekarang (present value).
Dalam penerapan konsep ini, jumlah angsuran dapat di hitung dengan cara
membagi nilai nominal dengan faktor diskonto yang dapat dicari melalui table
(seperti table dibuku Haryono Jusup halaman 272).
Contoh :
Berdasarkan kasus diatas, maka faktor diskontonya (bunga 10 %, periode 6
tahun) adalah 4,3553 Jumlah tiap angsuran = 120.000.000/4,3553 =
27.552.637 (pembulatan)
Pengalokasian angsuran :
Tabel pembagian bunga dan pokok pinjaman dalam tiap angsuran Akhir
periode
` 9
Jurnal untuk mencatat pembayaran angsuran wesel untuk tahun pertama
adalah sbb :
31/12/10 || Utang wesel 15.552.637 Biaya bunga 12.000.000 Kas 27.552.637
3. Perubahan Obligasi Menjadi Saham
Obligasi konversi adalah obligasi atau surat utang yang bisa dikonversi menjadi
saham biasa (surat kepemilikan perusahaan) atau ekuitas di perusahaan penerbit
obligasi tersebut. Rasio konversinya telah ditentukan berdasarkan kesepakatan.
Contohnya, rasio penukarannya 5:1 yang berarti satu obligasi dapat ditukar
dengan lima saham.
Tujuan perusahaan menerbitkan obligasi konversi adalah untuk mendapatkan dana
dengan biaya lebih rendah daripada obligasi biasa atau pinjaman bank. Obligasi
konversi cocok untuk perusahaan yang pendapatannya tidak begitu besar atau
perusahaan skala kecil. Perusahaan juga tidak perlu melunasi utang kepada
pemegang obligasi karena dapat dikonversi menjadi saham.
Mengkonversi obligasi dapat dilakukan kapan pun selama surat utang tersebut
masih aktif dan terpenuhi syaratnya. Jika ada syarat yang tidak terpenuhi, obligasi
konversi tidak akan terjadi. Syarat obligasi konversi adalah dapat dilihat dari segi
bisnis atau komersial dan segi teknis, misalnya pembayaran dini, wanprestasi, dan
sebagainya.
Biasanya obligasi konversi memiliki tingkat suku bunga yang cenderung rendah.
Harga sahamnya bisa lebih rendah dari harga saham di pasaran. Suku bunga yang
rendah ini menjadi keuntungan buat penerbit obligasi konversi. Bunga yang
dibayarkan kepada pemegang obligasi menjadi lebih kecil dibandingkan obligasi
jenis lainnya.
Meski suku bunganya rendah, pemegang obligasi tetap mendapat keuntungan.
Keuntungan tersebut berupa keistimewaan atau kesempatan untuk mengkonversi
surat utang menjadi surat kepemilikan perusahaan. Selain itu, pemegang obligasi
dapat mengkonversi obligasinya ke saham baru dengan harga tertentu.
Cara Kerja Obligasi Konversi
Pemegang obligasi atau investor mendapat pilihan untuk mengubah surat
utangnya menjadi saham. Konversi ini dipengaruhi beberapa hal seperti harga
saham. Cara kerja obligasi konversi adalah sebagai berikut.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan membutuhkan dana sebesar Rp100 miliar
untuk mendanai proyeknya. Perusahaan tersebut kemudian meminjam melalui
` 10
penerbitan obligasi dengan bunga atau kupon 12 persen yang jatuh tempo dalam
10 tahun. Jika perusahaan tersebut menerbitkan obligasi konversi, bunga yang
wajib dibayarkan hanya 8 persen saja.
Obligasi konversi cukup menguntungkan perusahaan karena pembayaran bunga
yang lebih rendah saat proyek dalam tahap awal. Selain itu karena utang bisa
dikonversi menjadi saham berdasarkan perjanjian yang ditentukan, perusahaan
juga tidak wajib mengembalikan pinjaman. Perusahaan juga tidak perlu membayar
bunga lagi atau pokok surat utangnya.
Dari sisi pemegang obligasi, hal ini juga menguntungkan karena akan
mendapatkan nilai lebih ketika proyeknya selesai dan memperoleh laba. Namun,
perlu diingat bahwa dengan obligasi konversi, investasinya menjadi berisiko lebih
tinggi. Investasinya berubah menjadi investasi dengan risiko saham.
Jenis-jenis Obligasi Konversi :
Obligasi konversi terbagi dalam beberapa jenis. Setiap jenis memiliki aturan dan
cara konversinya yang berbeda-beda. Berikut ini penjelasannya.
1. Obligasi Wajib Konversi (Mandatory Convertible)
Sesuai namanya, obligasi wajib konversi adalah obligasi yang wajib
dikonversi menjadi saham biasa saat jatuh tempo. Harga konversinya
bergantung pada harga pasar yang sedang berlaku saat proses konversi
dilakukan. Obligasi ini memiliki imbal hasil yang tinggi sehingga cocok untuk
investasi jangka pendek.
2. Obligasi Konversi Bersyarat (Contingent Convertible)
Obligasi konversi bersyarat memiliki syarat yang harus dipenuhi sebelum
konversi bisa dilakukan. Syarat tersebut adalah jika harga saham yang berlaku
di pasar modal telah mencapai persentase tertentu. Angka persentasenya
berada di atas harga konversi yang telah ditentukan.
3. Obligasi Tukar (Exchangeable Convertible)
Obligasi tukar adalah obligasi konversi yang sahamnya (yang menjadi aset
dasar obligasi) berasal dari perusahaan lain dari yang menerbitkan obligasi
tersebut. Tujuan konversi yang dilakukan bukan untuk mengkonversi
piutangnya. Namun, tujuannya untuk menukarkan obligasi konversi dengan
saham para pemilik saham dari pihak penerbit obligasi.
4. Vanilla Convertible Bond
` 11
Obligasi konversi jenis ini memberikan opsi kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversi obligasi yang dimiliki ke sejumlah saham. Selama masa berlaku
obligasi, pemegang obligasi tetap mendapatkan bunga atau kupon. Saat
tanggal jatuh tempo, pemegang obligasi berhak atas nilai nominal obligasi
tersebut atau bisa melakukan konversi surat utang menjadi saham.
5. Reverse Convertible
Berbeda dengan jenis obligasi sebelumnya, reverse convertible adalah obligasi
yang memberikan pilihan kepada penerbit obligasi. Pihak penerbit dapat
membeli kembali obligasi secara tunai atau melakukan konversi surat utang ke
saham. Harga konversi telah ditentukan sebelumnya.
6. Obligasi Konversi Saham Preferen (Convertible Preferred Stock)
Obligasi konversi saham preferen adalah jenis obligasi yang mirip dengan
obligasi pada umumnya. Yang berbeda adalah struktur permodalannya. Pada
obligasi jenis ini, struktur modalnya memiliki peringkat senioritas lebih
rendah.
` 12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah hutang merupakan salah satu sumber modal atau
dana perusahaan guna membiayai perusahaan agar dapat terus mengembangkan
usahanya dan membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu
memaksimalkan kekayaan pemilik melalui maksimalisasi laba, hutang dibagi menjadi
dua jenis yaitu kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang, kewajiban lancar
terdiri dari utang usaha, utang jangka panjang yang jatuh tempo, dan wesel bayar
jangka pendek sedangkan kewajiban jangka panjang terdiri dari utang jangka panjang,
wesel bayar jangka panjang, dan perubahan obligasi menjadi saham.
B. SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap pembaca dapat memahami lebih
dalam mengenai kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang serta jenis-jenisnya
dan cara menghitungnya.
` 13
DAFTAR PUSTAKA
Warren, C. S., Revee, J. M., Duchac, J. E., Suhardianto, N., Kalanjati, D. S., Jusuf, A. A., & Djakman, C.
D. (2014). PENGANTAR AKUNTANSI Adaptasi Indonesia Edisi 25. Jakarta: Salemba Empat.
` 14