Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENGANTAR AKUNTANSI

KEWAJIBAN LANCAR DAN KEWAJIBAN JANGKA PANJANG

KELOMPOK 11 :

1. WIDHEA PUTRI C1B021108

2. DHARMA BIMA C1B02110

3. PIPIN ALFINA C1B021114

4. BETRICE GITA C1B021120

DOSEN PENGAMPU :

FADLI, Dr., SE., AK., CA., CPR

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS BENGKULU

2022

` i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami hanturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Kewajiban Lancar dan Kewajiban Jangka Panjang dengan baik.

Tidak lupa juga, melalui kata pengantar ini, kami ucapkant erimakasih sebesar-
besarnya kepada rekan-rekan kami dan Dosen kami Bapak Fadli, Dr., SE., AK., CA., CPR
yang telah membantu dan membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan pembuatan
makalah di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca.

Bengkulu, 15 April 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LatarBelakang.......................................................................................................... 1
B. RumusMasalah........................................................................................................ 1
C. TujuanPenulisan...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Kewajiban Lancar……………………………………………………………….. 2-6


B. Kewajiban Jangka panjang……………………………………………………….. 6-12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................................................. 13
B. Saran........................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Utang merupakan salah satu sumber modal atau dana perusahaan guna membiayai
perusahaan agar dapat terus mengembangkan usahanya dan membantu perusahaan dalam
mencapai tujuannya yaitu memaksimalkan kekayaan pemilik melalui maksimalisasi laba,
hutang dibagi menjadi dua jenis yaitu kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang.
Kewajiban lancar biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan modal perusahaan dalam
menghadapi masa operasional yang tinggi, seperti kebutuhan untuk aktiva lancar. Sedangkan
kewajiban jangka panjang yang salah satu kegunaan atau fungsi dari kewajiban jangka
panjang yaitu perusahaan dapat melakukan ekspansi atau perluasan usaha, perusahaan
memerlukan modal yang cukup besar untuk melakukan ekspansi dan memerlukan waktu
yang cukup lama pula untuk mengembalikan modal dari ekspansi.

RUMUSAN MASALAH

1. Apa itu kewajiban lancar?


2. Apa saja jenis-jenis kewajiban lancar?
3. Apa itu kewajiban jangka panjang?
4. Apa saja jenis-jenis kewajiban jangka panjang?

TUJUAN PENULISAN

1. Untuk mengetahui apa itu kewajiban lancar


2. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kewajiban lancar
3. Untuk mengetahui apa itu kewajiban jangka panjang
4. Untuk mengetahui apa saja jenis-jenis kewajiban jangka panjang

BAB II PEMBAHASAN

1
A. Kewajiban Lancar

2.1 Pengertian Kewajiban Lancar

Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban jangka pendek perusahaan yang
memiliki batas waktu pembayaran kurang dari 12 bulan atau dalam siklus operasi normal.
Siklus operasi juga dikenal sebagai siklus konversi kas, yang berarti waktu yang dibutuhkan
perusahaan untuk membeli persediaan dan mengubahnya menjadi uang tunai dari penjualan.

Kewajiban lancar (current liabilities) biasanya diselesaikan dengan menggunakan aktiva


lancar. Termasuk dalam aset lancar adalah kas atau piutang. Selain itu, rasio lancar aset juga
merupakan faktor penting dalam menentukan kemampuan perusahaan untuk membayar
hutangnya pada saat jatuh tempo.

Kewajiban jangka pendek disebut kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
atau lebih dari satu tahun dalam siklus operasi perusahaan, dan kewajiban yang melebihi
periode ini disebut kewajiban jangka panjang (Hongren Harrison, 2012:526).

Suatu kewajiban akan diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar jika pembayaran dilakukan
dengan menggunakan aset lancar atau dengan menimbulkan hutang jangka pendek baru.

2.1.1 Jenis Jenis Kewajiban lancar


1. Utang Usaha
Hutang usaha adalah akun dalam buku besar yang mewakili kewajiban perusahaan
untuk membayar hutang jangka pendek kepada pemasok atau kreditur. Dalam hal ini
pinjaman hanya digunakan untuk keperluan usaha atau inventaris perusahaan.

Hutang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa dari pemasok yang belum
dibayar. Manajemen perusahaan dapat memutuskan sendiri apakah akan membayar
hutang dagang yang mendekati jatuh tempo atau di muka. Ini ditentukan tergantung
pada situasi keuangan perusahaan.

Hutang merupakan salah satu akun penting dalam laporan keuangan. Ketika hutang
meningkat selama periode waktu tertentu, itu berarti bahwa perusahaan membeli lebih
banyak barang dan jasa melalui hutang daripada uang tunai.
 Rumus dan Cara Menghitung Hutang Usaha
Anda dapat menggunakan rumus utang usaha berikut untuk menghitung utang usaha:

` 2
Hutang usaha = aset – pinjaman bank – modal
Untuk lebih mudah memahami penerapan rumus tersebut, perhatikan contoh utang
usaha perusahaan A berikut data keuangannya:
o Piutang: Rp 500.000
o Pinjaman Bank: Rp 2.500.000
o Ekuitas Rp3.500.000
o Perlengkapan: Rp 500.000
o Perlengkapan: Rp 2.000.000
o Tunai: Rp 4.000.000

Cara menghitung utang usaha perusahaan A adalah sebagai berikut.

Pertama, Anda perlu menghitung nilai aset perusahaan A.

o Aset = Kas + Peralatan + Piutang + Peralatan


o Harta = Rp 4 juta + Rp 500 ribu + Rp 500 ribu + Rp 2 juta
o Harta = Rp 7 juta.
Setelah mengetahui nilai aset perusahaan A, Anda dapat menghitung utang usaha
perusahaan A menggunakan rumus yang sudah ada sebelumnya.

o Hutang usaha = aset – pinjaman bank – modal


o Hutang = Rp 7 juta – Rp 2,5 juta – Rp 3,5 juta
o Hutang usaha = Rp 1 juta.
Dari perhitungan di atas diketahui bahwa perusahaan A memiliki hutang usaha
sebesar Rp. 1 juta.

2. Utang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo


Liabilitas jangka panjang sering kali dibayarkan dalam pembayaran periodik, yang
disebut angsuran atau cicilan, serupa dengan kredit pembelian kendaraan bermotor.
Angsuran liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tabun
mendatang setelah tanggal neraca harus diklasifikasikan sebagai liabilitas lancar.
Total jumlah angsuran yang jatuh tempo setelahnya akan diklasifikasikan sebagai
liabilitas jangka panjang.

` 3
Sebagai contoh, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., melaporkan jadwal pembayaran
utang usaha di laporan tahunan per 31 Desember 2012 kepada para pemegang
sahamnya sebagai berikut.

Total utang sebesar Rp5.621 miliar akan dilaporkan sebagai liabilitas lancar dalam
laporan posisi keuangan per 31 Desember 2012. Sisa utang sebesar Rp13.617 miliar
(Rp19.238 miliar - Rp5.621 miliar) akan dilaporkan sebagai liabilitas jangka panjang
di laporan posisi keuangan.

3. Wesel Bayar Jangka Pendek


Wesel bayar adalah pinjaman jangka pendek oleh seseorang atau perusahaan dengan
mengeluarkan bukti tertulis yang disebut hutang tagihan. Dokumen tersebut kemudian
akan menjadi tanda penerimaan utang dan pernyataan kesediaan untuk membayar
pemberi dana. Instrumen tersebut juga tidak menggunakan persyaratan atau jaminan
tertentu.

Umumnya, jangka waktu pengembalian wesel bayar kurang dari satu tahun dan
mekanismenya pada umumnya sama dengan utang. Namun instrumen ini memiliki
nilai kontrak yang lebih kuat, mengikat kedua belah pihak dan dapat dijual kepada
pihak lain.
 Karakteristik Wesel Bayar
Wesel bayar adalah instrumen keuangan dengan karakteristik khusus yang
membedakannya dari jenis pinjaman lainnya. Berikut ciri-ciri yang perlu Anda
ketahui.
1. Diterbitkan oleh Debitur
Jika biasanya mekanisme peminjaman uang selalu menggunakan kesepakatan
yang diprakarsai oleh pemberi pinjaman, dalam instrumen ini, pihak yang secara

` 4
aktif menyatakan telah meminjam uang dan bersedia mengembalikannya adalah
debitur. Hal ini ditunjukkan dengan diterbitkannya wesel bayar atau disebut juga
wesel bayar.
Dokumen ini nantinya akan menjadi bukti bagi kreditur untuk menagih utang dari
debitur. Selain itu, pemberi pinjaman juga akan menerbitkan wesel tagih sebagai
dokumen tertulis mengenai hutang yang belum dibayar oleh peminjam dana.
2. Peningkatan di Sisi Kredit
Dalam jurnal akuntansi, wesel bayar dicatat di sisi kredit. Namun, ini hanya
berlaku jika utang belum dilunasi. Jika nanti peminjam sudah melunasi maka
pencatatan akan pindah ke sisi debet.
3. Jangka Waktu Kurang Dari Satu Tahun
Seperti disebutkan di atas, wesel bayar adalah instrumen pinjaman jangka pendek.
Jadi, pembayaran harus dilakukan dalam waktu kurang dari satu tahun. Hal ini
tentunya akan memberikan keuntungan bagi kreditur karena mempercepat
pengembalian dana dan keuntungan.
4. Termasuk dalam Tanggung Jawab
Wesel bayar adalah jenis kewajiban penerbit untuk melakukan pembayaran
kembali kepada kreditur. Oleh karena itu, dalam jurnal akuntansi dan catatan
keuangan, instrumen ini termasuk dalam kewajiban.
5. Termasuk Jenis Kewajiban Lancar
Seperti dibahas di atas, wesel bayar adalah pinjaman jangka pendek. Hal ini
sejalan dengan pengertian kewajiban lancar dalam akuntansi, yaitu sebagai jumlah
nominal yang harus dibayar dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan.
Biasanya pembayaran ini harus dilakukan dalam jangka waktu yang pendek yaitu
sekitar 1 tahun. Dengan demikian, wesel bayar diklasifikasikan sebagai kewajiban
lancar.
 Contoh Utang Wesel
Sebagaimana telah dijabarkan di atas, utang wesel adalah instrumen yang memiliki
karakteristik berupa pembayaran hutang pokok dan bunga secara periodik pada jangka
waktu tertentu. Berikut ini contohnya.
1. PT DEF meminjam uang sebanyak Rp10 juta pada 1 Maret 2021 kepada Bank
ABC dengan wesel bayar yang jatuh temponya 90 hari dan bunga sebesar 10%.
Dari iliustrasi di atas, maka contoh pencatatan utang wesel adalah sebagai berikut.

` 5
(D) Kas Rp10.000.000
(K) Wesel bayar Rp10.000.000
Kemudian PT DEF memiliki tanggal jatuh pada 31 Mei 2021, bunganya dapat
dapat dihitung dengan cara berikut ini
Bunga
= Rp10 juta x 10% x (90/360)
= Rp250.000
Dengan demikian, contoh pencatatannya dalam jurnal adalah sebagai berikut.
(D) Wesel bayar Rp10.000.000
(K) Beban bunga Rp250.000
(K) Kas Rp10.250.000

B. Kewajiban Jangka panjang


Kewajiban Jangka panjang adalah kewajiban yang periode pelunasannya lebih dari
satu tahun. Jenis kewajiban jangka panjang yang akan dibahas dalam materi ini
seperti di buku Haryono Jusup yaitu: Obligasi, Wesel jangka panjang dan perubahan
obligasi menjadi saham
1. Obligasi
Obligasi merupakan bukti bahwa yang menerbitkan obligasi tersebut mempunyai
hutang kepada pemegang obligasi/pembeli obligasi. Obligasi juga disertai surat
janji tertulis untuk membayar bunga dan pokok pinjaman (sering disebut nilai
nominal atau nilai pari). Nilai nominal/nilai pari dan tingkat bunga obligasi
dicantumkan pada surat obligasi. Bunga obligasi per tahun dihitung dengan
mengalikan persentase bunga terhadap nilai nominal/nilai pari.
Jenis-jenis obligasi : Obligasi seri, Obligasi sinking fund, Obligasi atas nama dan
obligasi atas unjuk, Obligasi dengan jaminan dan obligasi tanpa jaminan
Akuntansi Untuk Penerbitan Obligasi :
a. Nilai Nominal yaitu nilai yang tercantum (tercetak) pada surat obligasi. Nilai
tersebut menunjukkan jumlah rupiah yang akan dilunasi pada tanggal jatuh tempo
obligasi tersebut.
b. Tanggal Jatuh adalah tanggal obligasi yang bersangkutan akan dilunasi
c. Bunga Obligasi adalah bunga per tahun yang akan dibayar kapada pemegang
obligasi

` 6
d. Tanggal Bunga adalah tanggal pembayaran bunga obligasi. Pada umumnya
bunga obligasi dibayar secara setengah tahunan (setiap 6 bulan sekali). Misalkan
obligasi yang mencantumkan tanggal bunga 1/4 - 1/10, berarti bahwa bunga akan
dibayar setiap tanggal 1 april dan 1 oktober.
Contoh :
PT Lagi Sedih menerbitkan obligasi senilai 120.000.000, bunga 10 % jangka
waktu 12 tahun tertanggal 1 januari 2009 dengan pembayaran bunga setiap
tanggal 1 Juli dan 1 januari
Jurnal yang dibuat oleh PT Lagi Sedih adalah :
1/1/09 || Kas 120.000.000 Utang obligasi 120.000.000 Jurnal untuk mencatat
penjualan obligasi, bung 10 %, 12 tahun
Tanggal 1 juli 2009 perusahaan membayar bunga untuk periode 6 bulan pertama
yaitu sebesar : Bunga obligasi = 120.000.000 x 10% x 6/12 = 6.000.000
Jurnal : 1/7/09 || Biaya bunga 6.000.000 Kas 6.000.000
Jurnal untuk mencatat pembayaran bunga untuk 6 bulan Pada saat obligasi
dilunasi (tanggal 1 januari 2021), jurnal yang dibuat oleh perusahaan adalah sbb :
1/1/21|| Utang obligasi 120.000.000 Kas 120.000.000
Jurnal untuk mencatat pelunasan obligasi pada tanggal jatuh
a. Obligasi Dijual Diantara Dua Tanggal Bunga
b. Obligasi kadang dijual tidak pada tanggal penerbitannya, tetapi dijual setelah
tanggal penerbitan sehingga transaksi penjualan tersebut terjadi diantara dua
tanggal bunga. Masalah yang timbul berkaitan dengan bunga sejak tanggal
pembayaran terakhir sampai saat terjadi transaksi penjualan yang sering
disebut bunga berjalan. Bunga berjalan ( yaitu bunga untuk periode setelah
tanggal bunga terakhir sampai tanggal penjualan obligasi) harus dibebankan
pada pembeli obligasi dan pada saat tanggal pembayaran bunga, pembeli
obligasi akan menerima bunga untuk 6 bulan.

Contoh :

Perusahaan menjual obligasi pada tanggal 1 maret seharga nilai nominal


120.000.000 bunga 10 % dengan tanggal bunga 1 januari dan 1 juli.

Perhitungan :

` 7
Beban bunga 2 bulan (kewajiban pembeli) = 120.000.000 x 10 % x 2/12 =
2.000.000 Beban bunga 6 bulan (kewajiban perush) = 120.000.000 x 10 % x 6/12
= 6.000.000

Jurnal yang dibuat untu mencatat transaksi tersebut :

1/3|| Kas 122.000.000 Utang bunga 2.000.000 Utang obligasi 120.000.000

1/7|| Utang bunga 2.000.000 Biaya bunga 4.000.000 Kas 6.000.000

2. Wesel Jangka Panjang


Wesel jangka panjang dikeluarkan untuk memperoleh pinjaman uang dan
konsepnya sama dengan wesel jangka pendek, hanya periode waktunya lebih dari
satu tahun.
Contoh :
Pada tanggal 31 desember 2009 PT Lagi Sedih meminjam uang sebesar
120.000.000 yang dibayar dengan promes berbunga 10 % dan akan dilunasi
dengan enam kali angsuran tahunan.
Jurnal yang di buat PT Lagi Sedih adalah :
31/12 09 || Kas 120.000.000 Utang wesel 120.000.000 (untuk mencatat penarikan
pinjaman dengan promes)
Sedangkan penentuan besarnya angsuran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
a. Jumlah Angsuran Tidak Sama Besar
Angsuran satu dengan angsuran yang lain tidak sama besar. Angsuran terdiri
dari angsuran bunga dan angsuran pokok pinjaman. Jumlah angsuran pokok
pinjaman sama besar, sedangkan angsuran atas bunga tidak sama besar . Hal
ini disebabkan karena jumlah angsuran untuk pokok pinjaman yang harus
dibayar semakin menurun sehingga angsuran untuk bunga akan semakin
menurun juga.
Contoh :
Berdasarkan kasus diatas, PT Lagi Sedih harus mengangsur pinjamannya
setiap tanggal 31 desember . Sehingga perhitungan untuk jumlah angsuran
pokok pinjaman dan angsuran bunga adalah sbb :
Perhitungn :

` 8
Tahun pertama Angsuran pokok pinjaman (120.000.000/6) 20.000.000
Angsuran bunga ( 10 % x 120.000.000) 12.000.000 + Besarnya angsuran
tahun pertama 32.000.000
Jurnalnya :
31/12/10 || Utang wesel 20.000.000 Biaya bunga 12.000.000 Kas 32.000.000
Tahun kedua Angsuran pokok pinjaman (120.000.000/6) 20.000.000
Angsuran bunga ( 10 % x 100.000.000) 10.000.000 + Besarnya angsuran
tahun pertama 30.000.000
Jurnalnya :
31/12/11 Utang wesel 20.000.000 Biaya bunga 10.000.000 Kas 30.000.000
Jadi besarnya jumlah angsuran dari periode pertama dan seterusnya tidak sama
besar.
b. Jumlah Angsuran Sama Besar
Dalam cara ini, walaupu jumlah setiap angsuran sama besarnya, tapi
komposisi angsuran pokok pinjaman dan jumlah bunga yang dibayar berubah-
ubah. Penetapan angsuran berdasarkan pada nilai sekarang (present value).
Dalam penerapan konsep ini, jumlah angsuran dapat di hitung dengan cara
membagi nilai nominal dengan faktor diskonto yang dapat dicari melalui table
(seperti table dibuku Haryono Jusup halaman 272).
Contoh :
Berdasarkan kasus diatas, maka faktor diskontonya (bunga 10 %, periode 6
tahun) adalah 4,3553 Jumlah tiap angsuran = 120.000.000/4,3553 =
27.552.637 (pembulatan)
Pengalokasian angsuran :
Tabel pembagian bunga dan pokok pinjaman dalam tiap angsuran Akhir
periode

` 9
Jurnal untuk mencatat pembayaran angsuran wesel untuk tahun pertama
adalah sbb :
31/12/10 || Utang wesel 15.552.637 Biaya bunga 12.000.000 Kas 27.552.637
3. Perubahan Obligasi Menjadi Saham
Obligasi konversi adalah obligasi atau surat utang yang bisa dikonversi menjadi
saham biasa (surat kepemilikan perusahaan) atau ekuitas di perusahaan penerbit
obligasi tersebut. Rasio konversinya telah ditentukan berdasarkan kesepakatan.
Contohnya, rasio penukarannya 5:1 yang berarti satu obligasi dapat ditukar
dengan lima saham.
Tujuan perusahaan menerbitkan obligasi konversi adalah untuk mendapatkan dana
dengan biaya lebih rendah daripada obligasi biasa atau pinjaman bank. Obligasi
konversi cocok untuk perusahaan yang pendapatannya tidak begitu besar atau
perusahaan skala kecil. Perusahaan juga tidak perlu melunasi utang kepada
pemegang obligasi karena dapat dikonversi menjadi saham.
Mengkonversi obligasi dapat dilakukan kapan pun selama surat utang tersebut
masih aktif dan terpenuhi syaratnya. Jika ada syarat yang tidak terpenuhi, obligasi
konversi tidak akan terjadi. Syarat obligasi konversi adalah dapat dilihat dari segi
bisnis atau komersial dan segi teknis, misalnya pembayaran dini, wanprestasi, dan
sebagainya.
Biasanya obligasi konversi memiliki tingkat suku bunga yang cenderung rendah.
Harga sahamnya bisa lebih rendah dari harga saham di pasaran. Suku bunga yang
rendah ini menjadi keuntungan buat penerbit obligasi konversi. Bunga yang
dibayarkan kepada pemegang obligasi menjadi lebih kecil dibandingkan obligasi
jenis lainnya.
Meski suku bunganya rendah, pemegang obligasi tetap mendapat keuntungan.
Keuntungan tersebut berupa keistimewaan atau kesempatan untuk mengkonversi
surat utang menjadi surat kepemilikan perusahaan. Selain itu, pemegang obligasi
dapat mengkonversi obligasinya ke saham baru dengan harga tertentu.
Cara Kerja Obligasi Konversi
Pemegang obligasi atau investor mendapat pilihan untuk mengubah surat
utangnya menjadi saham. Konversi ini dipengaruhi beberapa hal seperti harga
saham. Cara kerja obligasi konversi adalah sebagai berikut.
Sebagai contoh, sebuah perusahaan membutuhkan dana sebesar Rp100 miliar
untuk mendanai proyeknya. Perusahaan tersebut kemudian meminjam melalui
` 10
penerbitan obligasi dengan bunga atau kupon 12 persen yang jatuh tempo dalam
10 tahun. Jika perusahaan tersebut menerbitkan obligasi konversi, bunga yang
wajib dibayarkan hanya 8 persen saja. 
Obligasi konversi cukup menguntungkan perusahaan karena pembayaran bunga
yang lebih rendah saat proyek dalam tahap awal. Selain itu karena utang bisa
dikonversi menjadi saham berdasarkan perjanjian yang ditentukan, perusahaan
juga tidak wajib mengembalikan pinjaman. Perusahaan juga tidak perlu membayar
bunga lagi atau pokok surat utangnya.
Dari sisi pemegang obligasi, hal ini juga menguntungkan karena akan
mendapatkan nilai lebih ketika proyeknya selesai dan memperoleh laba. Namun,
perlu diingat bahwa dengan obligasi konversi, investasinya menjadi berisiko lebih
tinggi. Investasinya berubah menjadi investasi dengan risiko saham.
Jenis-jenis Obligasi Konversi :
Obligasi konversi terbagi dalam beberapa jenis. Setiap jenis memiliki aturan dan
cara konversinya yang berbeda-beda. Berikut ini penjelasannya.
1. Obligasi Wajib Konversi (Mandatory Convertible)
Sesuai namanya, obligasi wajib konversi adalah obligasi yang wajib
dikonversi menjadi saham biasa saat jatuh tempo. Harga konversinya
bergantung pada harga pasar yang sedang berlaku saat proses konversi
dilakukan. Obligasi ini memiliki imbal hasil yang tinggi sehingga cocok untuk
investasi jangka pendek.
2. Obligasi Konversi Bersyarat (Contingent Convertible)
Obligasi konversi bersyarat memiliki syarat yang harus dipenuhi sebelum
konversi bisa dilakukan. Syarat tersebut adalah jika harga saham yang berlaku
di pasar modal telah mencapai persentase tertentu. Angka persentasenya
berada di atas harga konversi yang telah ditentukan.
3. Obligasi Tukar (Exchangeable Convertible)
Obligasi tukar adalah obligasi konversi yang sahamnya (yang menjadi aset
dasar obligasi) berasal dari perusahaan lain dari yang menerbitkan obligasi
tersebut. Tujuan konversi yang dilakukan bukan untuk mengkonversi
piutangnya. Namun, tujuannya untuk menukarkan obligasi konversi dengan
saham para pemilik saham dari pihak penerbit obligasi.
4. Vanilla Convertible Bond

` 11
Obligasi konversi jenis ini memberikan opsi kepada pemegang obligasi untuk
mengkonversi obligasi yang dimiliki ke sejumlah saham. Selama masa berlaku
obligasi, pemegang obligasi tetap mendapatkan bunga atau kupon. Saat
tanggal jatuh tempo, pemegang obligasi berhak atas nilai nominal obligasi
tersebut atau bisa melakukan konversi surat utang menjadi saham.
5. Reverse Convertible
Berbeda dengan jenis obligasi sebelumnya, reverse convertible adalah obligasi
yang memberikan pilihan kepada penerbit obligasi. Pihak penerbit dapat
membeli kembali obligasi secara tunai atau melakukan konversi surat utang ke
saham. Harga konversi telah ditentukan sebelumnya.
6. Obligasi Konversi Saham Preferen (Convertible Preferred Stock)
Obligasi konversi saham preferen adalah jenis obligasi yang mirip dengan
obligasi pada umumnya. Yang berbeda adalah struktur permodalannya. Pada
obligasi jenis ini, struktur modalnya memiliki peringkat senioritas lebih
rendah.

` 12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kesimpulan dari makalah ini adalah hutang merupakan salah satu sumber modal atau
dana perusahaan guna membiayai perusahaan agar dapat terus mengembangkan
usahanya dan membantu perusahaan dalam mencapai tujuannya yaitu
memaksimalkan kekayaan pemilik melalui maksimalisasi laba, hutang dibagi menjadi
dua jenis yaitu kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang, kewajiban lancar
terdiri dari utang usaha, utang jangka panjang yang jatuh tempo, dan wesel bayar
jangka pendek sedangkan kewajiban jangka panjang terdiri dari utang jangka panjang,
wesel bayar jangka panjang, dan perubahan obligasi menjadi saham.
B. SARAN
Dengan dibuatnya makalah ini, penulis berharap pembaca dapat memahami lebih
dalam mengenai kewajiban lancar dan kewajiban jangka panjang serta jenis-jenisnya
dan cara menghitungnya.

` 13
DAFTAR PUSTAKA

Warren, C. S., Revee, J. M., Duchac, J. E., Suhardianto, N., Kalanjati, D. S., Jusuf, A. A., & Djakman, C.
D. (2014). PENGANTAR AKUNTANSI Adaptasi Indonesia Edisi 25. Jakarta: Salemba Empat.

` 14

Anda mungkin juga menyukai