EKUITAS
Kelompok 12
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT atas berkat dan rahmat-Nya yang
selalu menyertai kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah penganatr
Akuntansi yang membahas tentang Ekuitas ini dengan baik. Laporan ini disusun sebagai
pertanggungjawaban kami atas pelaksanaan tugas mata kuliah Pengantar akuntasi
Kami mengakui bahwa masih banyak kesulitan yang dihadapi, baik proses penyusunan
sampai makalah ini selesai. Untuk itu kami mengucapkan banyak terimakasih atas segala
bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kesalahan dan keterbatasan
karena kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami.
Oleh karena itu, kami sangat mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang dengan hasil yang baik pula.
Demikian makalah ini kami susun. Akhir kata, harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kami pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.................................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan.................................................................................................................18
3.2. Saran...........................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
4) Menyajikan komponen-komponen ekuitas dalam statemen keuangan dan konsep-konsep
yang mendasarinya
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam kerangka dasar Standar Akuntansi Keuangan (2002), misalnya, Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) mendefinisi ekuitas sebagai berikut (pasal 49):
“Ekuitas adalah hak residual atau aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban”.
Ekuitas tidak didefinisikan secara semantik tetapi secara sintaktik. Artinya, ekuitas
didefinisikan secara mekanik atau prosedural dalam kaitannya dengan elemen-elemen statemen
keuangan yang lain. Lebih tegasnya, ekuitas tidak dapat didefinisi secara independen terhadap
aset dan kewajiban.
Berbagai sumber yang lain mendefinisikan ekuitas sebagai hak residual untuk
menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban, ini berarti ekuitas bukan pengorbanan sumber
ekonomik masa datang, karena didefinisikan atas dasar aset dan kewajiban, nilai ekuitas juga
bergantung bagaimana aset dan kewajiban diukur.
3
• Konversi obligasi atau saham istimewa terkonversi (convertible
bonds or preferred stocks)
• Stock subscriptions
b) Modal Setoran Lain
Adapun sumber perubahannya :
• Premium modal saham
• Penjualan saham treasuri
• Penyerapan difisit
• Deklarasi dividen likuidasi
• Restrukturisasi capital Revaluasi asset
2. Laba Ditahan
Laba ditahan atau modal bentukan terdapat sumber perubahannya, yaitu :
• Laba atau rugi (dari statement laba rugi)
• Dividen
• Rekapitalisasi
• Defisit
• Koreksi
• Perubahan akuntansi
Komponen lain-lain terdiri dari atas pos-pos yang tidak tepat dimasukkan dalam
komponen modal setoran lainnya atau laba ditahan tetapi sering diklasifikasikan sebagai pos
ekuitas pemegang saham. Pos-pos ini misalnya adalah untung penahanan belum terealisasi,
penyesuaian kapital belum teraliasasi lainnya, selisih revaluasi, dan hak pemegang saham
minoritas.
Dalam berbagai literatur, modal setoran sering disebut pula sebagai invested capital,
original capital, atau bahkan original investment. Modal yuridis (legal capital) sering disebut
sebagai formal capital, restricted capital, stated capital , atau capital stock. Modal setoran lain
sering disebut secara spesifik sebagai paid-in-surplu,unrestricted capital, paid-in capital in
excess of capital stock,capital in excess of par( stated value), capital surplus, atau stock premium.
4
Tujuan penyajian ekuitas
Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh tujuan
penyajian informasi tersebut kepada pemakai statemen keuangan. Pada umumnya, tujuan
pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang
berkepentingan tentang efisiensi dan kepengurusan manajemen. Tujuan lain adalah menyediakan
informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang ekuitas lainnya.
Informasi tentang kewajiban yuridis perseroan terhadap para pemegang saham dan pihak lainnya
juga merupakan tujuan penyajian ekuitas pemegang saham ini.
Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang ekuitas
pemegang saham tersebut minimal adalah:
Klasifikasi ekuitas pemegang saham menjadi modal setoran dan laba ditahan sebenarnya
merefleksi pembedaan atas dasar sumber. Penyajian ekuitas pemegang saham atas dasar sumber
sebenarnya bersifat tradisi karena anggapan bahwa penyajian seperti ini akan memberi informasi
tentang riwayat modal sejak berdirinya perseroan.
Ditinjau dari sumbernya, ada beberapa komponen yang membentuk ekuitas pemegang
saham, yaitu :
5
Laba ditahan pada dasarnya adalah terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari
akun ikhtisar laba-rugi. Begitu saldo laba ditutup ke laba ditahan, sebenarnya saldo laba tersebut
telah lebur menjadi elemen modal pemegang saham yang sah. Seperti juga modal setoran, laba
ditahan menunjukan sejumlah hak atas seluruh jumlah rupiah aset bukan hak atas jenis aset
tertentu. Dengan demikian untuk mengukur seluruh hak pemegang saham atas aset, laba ditahan
harus digabungkan dengan modal setoran.
Pembedaan antara dua bagian elemen ekuitas pemegang sangat penting. Dari segi
administrasi keuangan, laba ditahan merupakan indikator daya melaba sehingga laba ditahan
harus selalu dipisahkan dengan modal setoran meskipun jumlah akhirnya ditotal untuk
membentuk ekuitas pemegang saham. Pembedaan ini juga penting secara yuridis karena modal
setoran merupakan dana besar yang harus tetap dipertahankan untuk menunjukan perlindungan
bagi pihak lain. Dana ini hanya dapat ditarik kembali dalam likuidasi rupiah yang secara yuridis
dapat digunakan untuk pembagian dividen.
Modal setoran dibedakan menjadi modal yuridis dan modal setoran lain
(agio/premium modal saham). Modal yuridis timbul karena ketentuan hukum yang
mengharuskan bahwa harus ada sejumlah rupiah yang harus dipertahankan dalam rangka
perlindungan terhadap pihak lain. Bentuk ketentuan hukum ini adalah bahwa saham
harus, mempunyai nilai nominal atau nilai minimun yang dinyatakan untuk menunjukan
hak yuridis. Modal yuridis adalah jumlah rupiah "minimal" yang harus disetor oleh
investor sehingga membentuk modal yuridis (legal capital). Tujuan penyajian modal
yuridis ini adalah untuk memberi informasi kepada para pemegang ekuitas lainnya
tentang batas perlindungan investasinya.
6
pemisahan ini tidak mempunyai makna ekonomik yang cukup berarti, secara yuridis
pemisahan ini dianggap cukup penting dan harus diungkapkan dalam pelaporan
keuangan.
Besarnya modal yuridis sama dengan jumlah yang dikenal dengan nama modal
saham (capital stock). Modal saham menunjukan jumlah rupiah perkalian antara cacah
saham beredar dengan nilai nominal persaham. Jumlah ini merupakan jumlah rupiah
yang secara yuridis menjadi hak pemegang saham walaupun dalam transaksi pembelian
saham jumlah rupiah yang disetor atau dibayar melebihi modal yiridis tersebut.
Nominal saham sering dianggap bukan merupakan harga efektif saham sehingga
secara akuntansi penentuan nilai nominal saham sebenarnya tidak bermakna ekonomik.
Dalam hal tertentua, nilai nominal saham lebih merupakan alat untuk pemerataan
distribusi pemilikan daripada untuk menunjukkan nilai saham itu sendiri. Karena tidak
bermakna ekonomik, saham dapat diterbitkan tanpa nilai nominal (no par stock).
Patton dan littleton menyatakan bahwa modal saham dan modal setoran lain
merupakan komponen yang harus dianggap sebagai satu kesatuan dan jumlah rupiahnya
harus di total untuk menunjukkan modal setoran total. Akan tetapi, harus dibedakan
dengan tegas antara modal setoran dengan laba ditahan. Selanjutnya ditegaskan bahwa
secara ekonomik bukanlah modal yuridis yang menjadi batas perlindungan tetapi justru
laba ditahanlah yang merupakan penyangga umum segala kemungkinan rugi dan hal-hal
bersyarat lainnya.
7
2.43 Perubahan Modal Setoran
Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk
membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan akibat
transaksi operasi.
Berbagai sumber yang dapat mengubah modal setoran dengan berbagai masalah
teoretisnya adalah:
a. Pemesanan saham (stock subscriptions)
b. Obligasi terkonversi atau berhak-tukar (convertible bonds)
c. Saham istimewa terkonversi atau berhak-tukar (convertible stocks)
d. Dividen saham (stock dividends)
e. Hak beli saham, opsi, dan waran (stock rights, options, dan warrant)
f. Saham treasuri (treasury stocks)
a. Pemesanan Saham
Pada umumnya, pada saat perseroan didirikan atau pada saat melakukan
penawaran public perdana (initial public offering atau IPO), perusahaan telah
menetapkan apa yang disebut modal dasar (authorized capital stocks).
Secara konseptual, ekuitas pemegang saham bersifat seperti kewajiban. Oleh
karena itu, jumlah rupiah saham pesanan dapat diakui sebagai modal setoran hanya
apabila kedua syarat berikut dipenuhi:
1. Jumlah rupiah yang disepakati dalam pemesanan merupakan klaim yuridis
bagi perusahaan terhadap pemesan dan tidak dapat dibatalkan.
2. Harga pemesanan tersebut akan ditagih penerbit dalam periode yang cukup
pasti dan tidak terlalu lama.
b. Obligasi Terkonversi
Perusahaan menerbitkan obligasi dengan karakteristik bahwa obligasi tersebut
dapat ditukarkan dengan saham biasa atas kehendak pemegang obligasi dalam
periode konversi tertentu. Telah dibahas sebelumnya bahwa obligasi yang demikian
mengandung sifat ekuitas dan kewajiban sehingga menimbulkan masalah apakah
8
perlu dipisahkan jumlah rupiah yang merepresentasi ekuitas dan yang merepresentasi
kewajiban.
Dalam hal ini, ada dua nilai yang dapat digunakan sebagai basis kapitalisasi
yaitu:
1. Nilai buku (book value) atau nilai bawaan (carrying value) obligasi pada
saat penukaran.
2. Harga pasar obligasi atau harga pasar saham (mana yang paling objektif).
d. Dividen Saham
Dividen saham adalah distribusi dividen dalam bentuk saham yang sejenis
dengan saham yang mula-mula diterbitkan. Bila distribusi dividen saham tidak
disertai dengan kapitalisasi laba ditahan, dividen saham akan menyerupai pemecahan
saham (stock split). Pemecahan saham adalah penurunan nominal (atau nilai
nyataan/stated value) per saham dengan cara menukar tiap satu saham yang beredar
dengan dua atau lebih saham baru yang dinilai nominal per sahamnya merupakan
pecahan dari nilai nominal saham semula. Bila perusahaan mendistribusi dividen
9
saham 20% tanpa disertai kapitalisasi, perusahaan sebenarnya telah menurunkan
nominal per saham menjadi 100/120 dari nilai nominal semula.
a. Karakteristik Dividen Saham
Bagi pemegang saham, dividen saham bukan merupakan pendapatan atau
laba. Berbagai teori atau argument diajukan untuk menjelaskan mengapa
dividen saham bukan merupakan laba bagi penerimanya.
Dari sudut pandang kesatuan usaha, dividen saham bukan merupakan
pembagian laba karena tidak ada penurunan aset perusahaan atau kenaikan
utang perusahaan. Hal ini berbeda dengan dividen kas jelas merupakan
pendapatan bagi penerima karena ada transfer kemakmuran (wealth) ke
pemegang saham.
Bila toh dividen saham dipandang sebagai pendapatan in natura karena
menaikkan nilai investasi, pendapatan tersebut belum terrealisasi bila belum
dijual oleh penerimanya. Investasi naik karena dividen saham dapat dijual atau
kalau tidak dijual penerima berhak menerima dividen tunai di masa datang atas
saham tersebut.
b. Kapitalisasi Atas Dasar Nilai Nominal
Kalau tujuan penyajian informasi modal pemegang saham adalah untuk
menunjukkan modal yuridis (legal capital), kapitalisasi dividen saham haruslah
hanya sebesar nilai nominal atau nyataannya. Jumlah ini sebesarnya merupakan
jumlah minimal yang harus dikapitalisasi untuk memenuhi ketentuan yuridis.
Alasan pendukung kapitalisasi hanya sebesar nilai yuridis adalah bahwa
dividen saham bukan merupakan pendapatan dan mengkapitalisasi sebesar
harga pasar member kesan bahwa dividen tersebut merupakan pendapatan yang
direinvestasi ke dalam perusahaan.
c. Kapitalisasi Atas Dasar Harga Saham
Walaupun dividen saham berbeda dengan dividen kas, sebagai dividen
keduanya dianggap serbagai distribusi ke pemilik. Oleh karena itu, dividen
saham dapat dipandang sebagai pengganti dividen kas karena dividen saham
mempunyai nilai. Harga pasar merupakan dasar yang tepat untuk menentukan
kapitalisasi. Berbagai dasar pikiran mendukung hal ini:
10
a. Laba ditahan pada dasarnya adalah reinvestasi dari pemegang saham
tanpa tindakan pernyataan resmi.
11
investasi permanen dalam perusahaan. Kalaupun pemegang saham ingin melepaskan
investasinya, pemegang saham akan menjualnya ke pasar saham sehingga apa yang
dilakukan pemegang saham tidak mempengaruhi operasi ataupun posisi keuangan
perusahaan. Yang perlu ditekankan adalah bahwa penilaian pasar tidak menjadi alasan
kuat untuk merevisi ekuitas modal pemegang saham tanpa adanya transaksi modal.
Jika pemisahan antara transaksi modal dan transaksi operasi harus tetap
dipertahankan, Hanya terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba
ditahan yaitu laba atau rugi periodic dan pembagian dividen. Laba yang dipindahkan dari
laba akun laba – rugi (income summary) adalah laba yang pindahkan dari akun selisih
seluruh elemen transaksi operasi dalam arti luas disebut laba komprehensif. Transaksi
lain yang dapat mempengaruhi laba yang ditahan adalah transaksi yang tergolong dalam
transaksi modal seperti yang diuraikan di atas.
Terdapat beberapa hal lain yang dapat menyebabkan laba ditahan dalam suatu
perioda berubah selain karena transaksi modal tetapi karena transaksi khusus yaitu :
12
• Perubahan Akuntansi
Karena alasan tertentu suatu perusahaan mungkin melakukan kebijakan yang
mempunyai pengaruh terhadap konsistensi dalam proses akuntansi dan
pelaporan keuangan yang disebut dengan perubahan akuntansi.
• Kuasi-reorganisasi
Kuasi reorganisasi biasanya dilakukan dalam hal terjadi suatu
defisit.PSAK no.51 pasal 9 mendeskripsikan pengertian kuasi reorganisasi
sebagai berikut:
“Kuasi reorganisasi adalah reorganisasi, tanpa melalui reorganisasi secara
hukum yang dilakukan dengan menilai kembali akun-akun aktiva dan
kewajiban pada nilai wajar dan mengeliminasi saldo devisit.”
13
• Modal saham
b. Urutan Menerima Distribusi Aset
Urutan ini menjadi basis penyajian untuk kewajiban dan ekuitas pemegang saham.
Urutan perlindungan dapat dikemukakan sebagai berikut:
• Karyawan dan pemerintah.
• Kreditor berjaminan.
• Kreditor tak berjaminan.
• Pemegang saham prioritas.
• Pemegang saham biasa.
14
d. Biaya administrasif atau umum (administrative or general expenses)
2) Seksi operasi tambahan (secondary or auxillary activities section) :
a. Pendapatan lainnya dan untung (other revenues and gains)
b. Biaya lainnya dan rugi (other expenses and loses)
3) Pajak penghasilan (Income taxes)
4) Operasi hentian/taklanjutkanan (discontinued operations)
5) Pos-pos luar biasa/extraordiner (extraordinary items)
6) Pengaruh kumulatif perubahan prinsip akuntansi (cumulative effects of changes in
accounting principles)
7) Pengaruh kumulatif perubahan estimate/taksiran (cumulative effects of changes in
accounting estimates)
8) Perubahan ekuitas nonpemilik lainnya (other nonowner changes in equity)
termasuk pos-pos penerobos.
Komponen 6 dan 7 dikategorikan sebagai komponen perubahan ekuitas nonpemilik dan
keduanya disebut pengaruh kumulatif perubahan akuntansi atau penyesuaian kumulatif akuntansi
sehingga pos-pos yang termasuk dalam kategori ini disebut dengan perubahan ekuitas
nonpemilik lainnya. karena komponen 1 sampai 8 semuanya masuk ke dalam statemen laba-rugi,
angka bersih yang diperoleh disebut oleh FASB dengan laba komprehensif. tujuan
dimasukkannya komponen 8 dalam statemen laba-rugi adalah untuk mencegah penyembunyian
atau penghilangan secara diskresioner pos-pos laba atau rugi tertentu dari statemen laba-rugi.
dengan kata lain, tujuannya adalah untuk mencegah penyalahgunaan.
Sebelum SFAC No. 6 diterbitkan, statemen yang termasuk ke dalam laba-rugi semua-
termasuk hanyalah komponen 1 sampai 7 dan angka bersihnya disebut laba bersih. Dalam SFAC
No. 6, komponen 6 dan 7 dikeluarkan dari laba bersih dan dilaporkan sebagai perubahan ekuitas
nonpemilik dan laba bersih yang diperoleh dari komponen 1 sampai 5 disebut dengan laba
perioda dan laba perioda setelah komponen 6 dan 7 disebut laba perioda bersih atau tetap laba
bersih. Bila terjadi rugi, laba komprehensif menjadi rugi komprehensif. Laba komprehensif dapat
disebut juga perubahan ekuitas nonpemilik total.
15
statemen memisahkan pelaporan 1 sampai 7 dalam statemen laba-rugi dan menyajikan pengaruh
komponen 8 terhadap laba perioda bersih dalam statemen laba-rugi komprehensif. Biaya bunga
dimasukkan dalam komponen biaya lainnya dan rugi. Angka bersih dan biaya lainnya dan rugi
serta pajak penghasilan disebut laba dari operasi berlanjut. jadi, komponen 1 sampai disebut
komponen operasi (dalam arti luas) dan membentuk laba dari operasi berlanjut. Hal ini berarti
bahwa pos-pos dalam komponen pendapatan lainnya dan untung atau biaya lainnya atau rugi
tidak dipandang sebagai pos-pos nonoperasi. Oleh karena itu, pos-pos dalam komponen 4 sampai
8 sering disebut pos-pos tak reguler atau tak teratur. Pengertian tak reguler menjadi masalah bila
dikaitkan dengan makna tak umum atau tak biasa dan luar biasa atau ekstraordiner. Persoalannya
adalah kapan suatu pos harus dikategori sebagai komponen 2, komponen 5, atau lainnya. Bila
masuk komponen 5, apakah pos tersebut tak biasa atau luar biasa.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep kesatuan usaha memisahkan secara fisik dan konseptual antara manajemen dan
pemilik. Ekuitas pemegang saham menggambarkan hubungan yuridis antara perseroan dengan
para pemegang saham. Ekuitas pemegang saham terdiri atas dua komponen yaitu modal setoran
dan laba ditahan. Modal setoran dipecahkan menjadi modal yuridis dan modal setoran lain.
Ekuitas didefinisikan secara sintatik sebagai hak residual atas aset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban. Ekuitas terpaksa didefinisi secara sintatik bukan semantik karena
keperluan untuk memprtahankan artikulasi statemen keuangan. Ekuitas mengandung makna
pemilikan. Oleh karena itu, untuk organisasi nonbisnis ekuitas sering disebut sebagai aset bersih.
Ekuitas berbeda dengan kewajiban dalam tiga hal, yaitu hak atas penyelesaian klaim, hak
penggunaan aset, dan substansi perjanjian (yuridis). Walaupun demikian, atas dasar konsep
kesatuan usaha kreditor dan investor dipandang sebagai pihak luar perusahaan yang terpisah dari
manajemen.
Modal setoran perlu dibedakan dengan laba ditahan karena modal setoran merupakan
suatu bentuk kontrak yuridis yang harus dipertahankan keutuhannya sedangkan laba ditahan
merupakan modal yang tercipta atau terhimpun karena pemanfaatan aset. Modal setoran
merupakan perubahaan aset dalam rangka pendanaan (transaksi modal) sedangkan laba ditahan
merupakan perubahan aset dalam rangka produksi (transaksi operasi).
Kontrak yang sesungguhnya antara pemegang saham dan perseroan ditunjukan oleh
keseluruhan dana yang disetor (modal setoran) tanpa memperhatikan adanya modal yuridis atau
modal saham yang sering dianggap sebagai batas perlindungan bagi pihak lain. Pemisahan dan
pelaporan modal yuridis tidak menjadi masalah secara teknis. Akan tetapi, secara konseptual
modal yuridis dan modal setoran lain harus ditotal untuk menunjukan modal setoran yang harus
dibedakan dengan laba ditahan. Dari segi akuntansi, yang mendasarkan diri pada konsep dasar
substansi di atas bentuk, ekuitas pemegang saham adalah seluruh jumlah yang secara ekonomik
tertanam dalam perseroan termasuk laba ditahan.
17
3.2 Saran
Demikian makalah yang dapat kami paparkan. Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita
semua, khusunya bagi pembaca. Dan tidak lupa kritik dan sarannya sangat kami harapkan untuk
memperbaiki pembuatan makalah yang selanjutnya. Apabila ada kesalahan dalam penulisan
maupun penyampaian serta kurangnya pengetahuan, kami mohon maaf. Dan sesungguhnya
kebenaran semata hanyalah milik Alloh SWT. Semoga bermanfaat
18