Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Untuk perusahaan perseorangan, ekuitas sering disebut modal. Untuk


perseroan, istilah ekuitas (ekuitas pemegang saham atau stockholders’equity) lebih
merefleksi makna yang ingin dikandungnya. Istilah modal sering digunakan pula
sebagai padan kata equity walaupun modal lebih dekat maknanya dengan istilah
capital. Karena ekuitas mengandung unsur kepemilikan (ownership), untuk
organisasi nonprofit ekuitas disebut sebagai aset bersih (net assets) untuk
menghindari kesan adanya kepemilikan. (Suwardjono, 2010:513).
Karena konsep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan
kepemilikan, informasi tentang ekuitas pemegang saham menjadi sangat penting
karena hal tersebut menunjukkan hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan
pemegang saham. Dari sudut pemegang saham, ekuitas pemegang saham merupakan
hak atas kekayaan atau nilai yang tertanam dalam perseroan. Kalau dipandang dari
sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham merupakan “utang” perseroan
kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, ekuitas pemegang saham dapat juga
dipandang sebagai gambaran hubungan yuridis antara perseroan dan pemegang
saham. Dengan kedudukannya yang demikian persoalannya adalah bagaimana
melaporkan atau menyajikan informasi elemen ini agar hubungan dan tanggung
jawab yuridis dapat dipertahankan. (Suwardjono, 2010:513).
Karena konsep kesatuan usaha menuntut artikulasi antar statment keuangan,
tidak terdapat masalah sematik atau definisional dalam pembahasan ekuitas seperti
halnya elemen pendapatan, biaya dan laba. Teori ekuitas yang bersifat sematik adalah
teori sudut pandang atau teori entitas. Teori ini sangat erat kaitannya dengan laba.
Ekuitas pemegang saham itu sendiri terdiri atas dua komponen penting yaitu modal
setoran (paid-in atau contributed capital) dan laba ditahan (retained earnings).
Sebagai pasangan modal setoran, laba ditahan dapat disebut sebagai modal bentukan
atau ciptaan (earned capital). (Suwardjono, 2010:513).
Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah
menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi dan
kepengurusan manajemen. Tujuan yang lain adalah menyediakan informasi tentang
riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemegang saham ekuitas lainnya, serta
merupakan tanggung jawab yuridis pemilik. Untuk memenuhi tujuan tersebut,
informasi yang harus disampaikan berkaitan tentang ekuitas pemegang saham
tersebut minimal adalah sumber ekuitas, pembatasan pembagian dividen dan
likuidasi, batas perlindungan dan urutan penyerapan rugi.

1.2. RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian ekuitas?


2. Apa saja komponen-komponen ekuitas?
3. Apa tujuan penyajian ekuitas?
4. Bagaimana perubahan modal setoran?
5. Bagaimana perubahan laba ditahan?
6. Bagaimana perubahan akuntansi?
7. Bagaimana penyajian modal pemegang saham?

1.3. TUJUAN PENULISAN

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :


1. Untuk mengetahui pengertian ekuitas
2. Untuk mengetahui komponen ekuitas
3. Untuk mengetahui tujuan penyajian ekuitas
4. Untuk mengetahui perubahan modal setoran
5. Untuk mengetahui perubahan laba ditahan
6. Untuk mengetahui perubahan akuntansi
7. Untuk mengetahui penyajian modal pemegang saham
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Ekuitas

PSAK No.21 (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2002) menyatakan bahwa ekuitas


sebagai bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian rupa
sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan
sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.
Akuntansi untuk ekuitas dibedakan menjadi dua yaitu akuntansi untuk ekuitas
badan usaha bukan PT dan akuntansi ekuitas untuk badan usaha berbentuk PT.
Akuntansi untuk ekuitas badan usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standar
akuntansi keuangan yang berlaku khusus untuk industri yang bersangkutan, misalnya
koperasi.
Akuntansi ekuitas untuk badan usaha berbentuk PT meliputi modal saham yaitu
saham preferen, saham biasa dan akun tambahan modal disetor. Pos modal lainnya
seperti modal yang berasal dari sumbangan dapat disajikan sebagai bagian dari
tambahan modal disetor. Akun tambahan modal disetor terdiri dari berbagai macam
unsur penambahan modal, seperti agio saham, tambahan modal dari perolehan
kembali saham dengan harga yang lebih rendah dari pada jumlah yang diterima pada
saat pengeluaran, tambahan modal dari penjualan saham yang diperoleh kembali
dengan harga di atas jumlah yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan
modal dari perbedaan kurs modal disetor dan lain sebagainya. Akun tambahan modal
disetor tidak boleh di debit atau di kredit dengan pos laba/rugi usaha maupun
laba/rugi biasa.
2.2 Komponen-Komponen Ekuitas

Dari segi riwayat terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham


diklasifikasi atas dasar dua komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan.
Modal setoran dipecah menjadi modal saham (capital stock) sebagai modal yuridis
(legal capital) dan modal setoran tambahan (additional paid-in capital) dan
komponen lain yang merefleksi transaksi pemilik misalnya saham treasuri atau modal
sumbangan (Suwardjono, 2010:515).

Gambar 2.1
Ekuitas Pemegang Saham dan Komponennya

Komponen lain-lain terdiri atas pos-pos yang tidak tepat dimasukkan dalam
komponen modal setoran lain atau laba ditahan tetapi sering diklasifikasikan sebagai
pos ekuitas pemegang saham. Pos-pos ini misalnya adalah untung panahanan belum
terealisasi (unrealized holding gains), penyesuaian kapital belum terealisasi lainnya,
selisih revaluasi dan hak pemegang saham minoritas. (Suwardjono, 2010:516).
Dalam berbagai literatur:
 Modal setoran disebut juga invested capital, original capital atau bahkan
original investment.
 Modal yuridis (legal capital) sering disebut sebagai formal capital,
restricted capital, stated capital atau capital stock.
 Modal setoran lain sering disebut secara spesifik sebagai paid in surplus,
unrestricted capital, paid in capital in excess of capital stock, capital in
excess of par (stated value) capital surplus atau stock premium
(Suwardjono, 2010:516).
Sedangkan menurut (Harahap:2012) dalam perusahaan perseroan nilai modal
ini merupakan modal pemiliknya sendiri. Sementara itu, dalam perusahaan perseroan
perlu dibedakan antara modal setor dan modal karena pendapatan (retained earning).
Dividen hanya dibayar dari laba ditahan bukan dari modal disetor. Modal setor atau
contributet capital dapat dibagi menjadi modal statuter (legal capital) dan modal
lainnya. Modal statuter adalah jumlah batas kewajiban pemilik. Modal statuter ini
dinilai sebesar harga par atau harga nominal. Disamping modal statuter ini, ada lagi
modal lainnya seperti agio saham, modal donasi, modal dari pengeluaran kembali
treasury stock, stock option dan sebagainya. Di indonesia mungkin juga harus
dimasukkan kenaikan modal akibat revaluasi (Harahap, 2012:213-214).
1. Tujuan Penyajian Ekuitas
Pada umumnya tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah :
a) Menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi
dan kepengurusan manajemen.
b) Menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik
dan pemegang ekuitas lainnya.
c) Menyediakan informasi tentang kewajiban yuridis perseroan terhadap
para pemegang saham dan pihak lainnya (Suwardjono, 2010:516).
Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang
ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah :
1. Sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya.
2. Peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan pengembalian
modal setoran kepada pemegang saham.
3. Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas
lainnya (urutan proteksi).
(Suwardjono, 2010:516).
2. Perubahan Modal Setoran
Transaksi, kejadian atau keadaan dapat menyebabkan perubahan dalam modal
setoran, modal setoran lain dan laba ditahan baik secara individual maupun
bersamaan. Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk
membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan
akibat transaksi modal. Dalam hal kenaikan modal setoran, perbedaan ini bermanfaat
untuk mencegah kenaikan akibat transaksi modal sebagai laba sehingga timbul kesan
adanya jumlah yang tersedia untuk pembagian dividen. Berbagai sumber yang dapat
mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoritisnya adalah :
a. Pemesanan saham (stock subscriptions)
b. Obligasi terkonversi atau berhak tukar (convertible bonds)
c. Saham istimewa terkonversi atau berhak tukar (convertible stock)
d. Dividen saham (stock dividens)
e. Hak beli saham, opsi dan warna (stock rights, options and warrant)
f. Saham treasuri (treasury stocks) (Suwardjono, 2010:521).
3. Perubahan Laba Ditahan
Kalau pemisahan antara transaksi modal dan transaksi operasi harus tetap
dipertahankan, hanya terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba
ditahan yaitu laba atau rugi periodik dan pembagian dividen. Laba yang dipindahkan
dari akun laba rugi adalah laba yang merupakan selisih seluruh elemen transaksi
operasi dalam arti luas yang disebut laba komprehensif. Transaksi lain yang dapat
mempengaruhi laba ditahan adalah transaksi yang tergolong dalam transaksi modal
yang diuraikan dalam pembahasan perubahan modal setoran. Pengaruh beberapa
transaksi diatas langsung dimasukkan dalam laba ditahan dan tidak melalui statment
laba rugi periode terjadinya transaksi tersebut karena merupakan transaksi modal
(Suwardjono, 2010:539).
Sebagai ketentuan umum, selain karena pos-pos transaksi modal diatas, laba
ditahan dalam suatu periode hanya berubah karena laba atau rugi operasi (dalam arti
luas) dan pembagian dividen. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang dapat
menyebabkan laba ditahan pada suatu periode berubah selain karena transaksi modal
tetapi karena transaksi khusus yaitu :
a. Penyesuaian periode yang lalu (prior period adjustments).
b. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya.
c. Pengaruh perubahan akuntansi (accounting changes).
d. Kuasi reorganisasi (quasi-reorganization). (Suwardjono, 2010:539)
4. Perubahan Akuntansi
Karena alasan tertentu suatu perusahaan mungkin melakukan kebijakan yang
mempunyai pengaruh terhadap konsistensi dalam proses akuntansi dan pelaporan
keuangan yang disebut dengan perubahan akuntansi. Ada tiga macam perubahan
akuntansi, yaitu :
1. Perubahan prinsip atau metode akuntansi (change in accounting principle
or method).
2. Perubahan taksiran akuntansi (change in accounting estimate).
3. Perubahan kesatuan pelaporan (change in the reporting entity).
(Suwardjono, 2010:545).
Jumlah rupiah laba dan aset berkaitan yang mula-mula dilaporkan dalam
statemen keuangan periode yang lalu sebelum adanya perubahan tentunya akan
berbeda dengan jumlah rupiah seandainya perubahan tersebut telah dilakukan dalam
periode yang lalu dan bukan dalam periode sekarang atau berjalan. Salah satu elemen
yang terpengaruh adalah laba periode yang lalu. (Suwardjono, 2010:545).
Masalah perekayasaan yang bersangkutan dengan hal ini adalah untuk periode
mana saja pengaruh kumulatif perubahan harus diakui.
Ada tiga alternatif atau metode yang diusulkan yaitu, penyesuaian retroaktif
(retroactive adjustment), penyesuaian sekarang (current adjustment) dan penyesuaian
sekarang dan prospektif (current and prospective adjustment). (Suwardjono,
2010:546).
5. Penyajian Modal Pemegang Saham
Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca
sebenarnya menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan
mengalami defisit dan dalam kondisi perusahaan dilikuidasi. Dalam terjadi defisit,
urutan penyajian menggambarkan urutan penyerapan rugi (sequence of charges)
sedangkan dalam kondisi likuidasi urutan penyajian menggambarkan urutan
perlindungan yuridis (legal sequence of protection) bagi para penyedia dana dalam
hal terjadi likuidasi. Jadi, berbagai hak atas aset disajikan atas dasar urutan siapa
dahulu yang memikul rugi dalam hal terjadi defisit dan siapa dahulu yang menerima
distribusi aset dalam hal terjadi likuidasi. (Suwardjono, 2010:552).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa ekuitas


merupakan bagian dari hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian
rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan
sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku. Akuntansi
untuk ekuitas dibedakan menjadi dua yaitu akuntansi untuk ekuitas badan usaha
bukan PT dan akuntansi ekuitas untuk badan usaha berbentuk PT. Dari segi riwayat
terjadinya dan sumbernya, ekuitas pemegang saham diklasifikasi atas dasar dua
komponen penting yaitu modal setoran dan laba ditahan. Modal setoran dipecah
menjadi modal saham (capital stock) sebagai modal yuridis (legal capital) dan modal
setoran tambahan (additional paid-in capital) dan komponen lain yang merefleksi
transaksi pemilik misalnya saham treasuri atau modal sumbangan

3.2 Saran

Sebaiknya dalam penulisan selanjutnya dilakukan pencarian referensi yang


lebih luas melalui buku-buku, internet maupun rerensi lainnya yang menyangkut
dengan teori ekuitas.
DAFTAR PUSTAKA

Suwardjono. 2010. Teori Akuntansi: Pengungkapan dan Sarana Interpretatif. Edisi


Ketiga. BPFE, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2002. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Salemba
Empat, Jakarta

Anda mungkin juga menyukai