PENDAHULUAN
Gambar 2.1
Ekuitas Pemegang Saham dan Komponennya
Komponen lain-lain terdiri atas pos-pos yang tidak tepat dimasukkan dalam
komponen modal setoran lain atau laba ditahan tetapi sering diklasifikasikan sebagai
pos ekuitas pemegang saham. Pos-pos ini misalnya adalah untung panahanan belum
terealisasi (unrealized holding gains), penyesuaian kapital belum terealisasi lainnya,
selisih revaluasi dan hak pemegang saham minoritas. (Suwardjono, 2010:516).
Dalam berbagai literatur:
Modal setoran disebut juga invested capital, original capital atau bahkan
original investment.
Modal yuridis (legal capital) sering disebut sebagai formal capital,
restricted capital, stated capital atau capital stock.
Modal setoran lain sering disebut secara spesifik sebagai paid in surplus,
unrestricted capital, paid in capital in excess of capital stock, capital in
excess of par (stated value) capital surplus atau stock premium
(Suwardjono, 2010:516).
Sedangkan menurut (Harahap:2012) dalam perusahaan perseroan nilai modal
ini merupakan modal pemiliknya sendiri. Sementara itu, dalam perusahaan perseroan
perlu dibedakan antara modal setor dan modal karena pendapatan (retained earning).
Dividen hanya dibayar dari laba ditahan bukan dari modal disetor. Modal setor atau
contributet capital dapat dibagi menjadi modal statuter (legal capital) dan modal
lainnya. Modal statuter adalah jumlah batas kewajiban pemilik. Modal statuter ini
dinilai sebesar harga par atau harga nominal. Disamping modal statuter ini, ada lagi
modal lainnya seperti agio saham, modal donasi, modal dari pengeluaran kembali
treasury stock, stock option dan sebagainya. Di indonesia mungkin juga harus
dimasukkan kenaikan modal akibat revaluasi (Harahap, 2012:213-214).
1. Tujuan Penyajian Ekuitas
Pada umumnya tujuan pelaporan informasi ekuitas pemegang saham adalah :
a) Menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang efesiensi
dan kepengurusan manajemen.
b) Menyediakan informasi tentang riwayat serta prospek investasi pemilik
dan pemegang ekuitas lainnya.
c) Menyediakan informasi tentang kewajiban yuridis perseroan terhadap
para pemegang saham dan pihak lainnya (Suwardjono, 2010:516).
Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang harus disampaikan tentang
ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah :
1. Sumber ekuitas pemegang saham beserta riwayatnya.
2. Peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan pengembalian
modal setoran kepada pemegang saham.
3. Prioritas beberapa golongan pemegang saham atau pemegang ekuitas
lainnya (urutan proteksi).
(Suwardjono, 2010:516).
2. Perubahan Modal Setoran
Transaksi, kejadian atau keadaan dapat menyebabkan perubahan dalam modal
setoran, modal setoran lain dan laba ditahan baik secara individual maupun
bersamaan. Tujuan utama perekayasaan akuntansi modal setoran ini adalah untuk
membedakan secara tegas antara perubahan akibat transaksi operasi dan perubahan
akibat transaksi modal. Dalam hal kenaikan modal setoran, perbedaan ini bermanfaat
untuk mencegah kenaikan akibat transaksi modal sebagai laba sehingga timbul kesan
adanya jumlah yang tersedia untuk pembagian dividen. Berbagai sumber yang dapat
mengubah modal setoran dengan berbagai masalah teoritisnya adalah :
a. Pemesanan saham (stock subscriptions)
b. Obligasi terkonversi atau berhak tukar (convertible bonds)
c. Saham istimewa terkonversi atau berhak tukar (convertible stock)
d. Dividen saham (stock dividens)
e. Hak beli saham, opsi dan warna (stock rights, options and warrant)
f. Saham treasuri (treasury stocks) (Suwardjono, 2010:521).
3. Perubahan Laba Ditahan
Kalau pemisahan antara transaksi modal dan transaksi operasi harus tetap
dipertahankan, hanya terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi besarnya laba
ditahan yaitu laba atau rugi periodik dan pembagian dividen. Laba yang dipindahkan
dari akun laba rugi adalah laba yang merupakan selisih seluruh elemen transaksi
operasi dalam arti luas yang disebut laba komprehensif. Transaksi lain yang dapat
mempengaruhi laba ditahan adalah transaksi yang tergolong dalam transaksi modal
yang diuraikan dalam pembahasan perubahan modal setoran. Pengaruh beberapa
transaksi diatas langsung dimasukkan dalam laba ditahan dan tidak melalui statment
laba rugi periode terjadinya transaksi tersebut karena merupakan transaksi modal
(Suwardjono, 2010:539).
Sebagai ketentuan umum, selain karena pos-pos transaksi modal diatas, laba
ditahan dalam suatu periode hanya berubah karena laba atau rugi operasi (dalam arti
luas) dan pembagian dividen. Namun demikian, terdapat beberapa hal yang dapat
menyebabkan laba ditahan pada suatu periode berubah selain karena transaksi modal
tetapi karena transaksi khusus yaitu :
a. Penyesuaian periode yang lalu (prior period adjustments).
b. Koreksi kesalahan dalam laporan keuangan sebelumnya.
c. Pengaruh perubahan akuntansi (accounting changes).
d. Kuasi reorganisasi (quasi-reorganization). (Suwardjono, 2010:539)
4. Perubahan Akuntansi
Karena alasan tertentu suatu perusahaan mungkin melakukan kebijakan yang
mempunyai pengaruh terhadap konsistensi dalam proses akuntansi dan pelaporan
keuangan yang disebut dengan perubahan akuntansi. Ada tiga macam perubahan
akuntansi, yaitu :
1. Perubahan prinsip atau metode akuntansi (change in accounting principle
or method).
2. Perubahan taksiran akuntansi (change in accounting estimate).
3. Perubahan kesatuan pelaporan (change in the reporting entity).
(Suwardjono, 2010:545).
Jumlah rupiah laba dan aset berkaitan yang mula-mula dilaporkan dalam
statemen keuangan periode yang lalu sebelum adanya perubahan tentunya akan
berbeda dengan jumlah rupiah seandainya perubahan tersebut telah dilakukan dalam
periode yang lalu dan bukan dalam periode sekarang atau berjalan. Salah satu elemen
yang terpengaruh adalah laba periode yang lalu. (Suwardjono, 2010:545).
Masalah perekayasaan yang bersangkutan dengan hal ini adalah untuk periode
mana saja pengaruh kumulatif perubahan harus diakui.
Ada tiga alternatif atau metode yang diusulkan yaitu, penyesuaian retroaktif
(retroactive adjustment), penyesuaian sekarang (current adjustment) dan penyesuaian
sekarang dan prospektif (current and prospective adjustment). (Suwardjono,
2010:546).
5. Penyajian Modal Pemegang Saham
Urutan penyajian kewajiban dan modal pemegang saham dalam neraca
sebenarnya menggambarkan urutan perlindungan dalam kondisi perusahaan
mengalami defisit dan dalam kondisi perusahaan dilikuidasi. Dalam terjadi defisit,
urutan penyajian menggambarkan urutan penyerapan rugi (sequence of charges)
sedangkan dalam kondisi likuidasi urutan penyajian menggambarkan urutan
perlindungan yuridis (legal sequence of protection) bagi para penyedia dana dalam
hal terjadi likuidasi. Jadi, berbagai hak atas aset disajikan atas dasar urutan siapa
dahulu yang memikul rugi dalam hal terjadi defisit dan siapa dahulu yang menerima
distribusi aset dalam hal terjadi likuidasi. (Suwardjono, 2010:552).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran