EKUITAS
Disusun Oleh:
Fidya putri amalia
236601054
1
DAFTAR ISI
Halaman sampul………………………………………….. 1
daftar isi…………………………………………………....2
Kata pengantar…………………………………………….3
BAB l……………………………………………………….4
PENDAHULUAN…………………………………………….4
BAB ll……………………………………………………….6
PEMBAHASAN……………………………………………...6
PENUTUP…………………………………………………..14
3.1 Kesimpulan………………………………………....14
3.2 Saran………………………………………..............14
DAFTAR PUSTAKA……………………………………….....15
2
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala karuniaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah bertema “ekuitas”. Makalah ini merupakan tugas mata
kuliah “ekonomi mikro” . semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami selaku mahasiswa dan
para pembaca pada umumnya.
Kami mengucapkan terimakasih kepada Burhanuddin, S.Ak.,M.E selaku dosen mata kuliah “ekonomi
mikro” atas segala bimbingannya selama penyusunan makalah ini.
Kami menyadari paper ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami sangat membutuhkan
kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk memperbaiki kekurangan kami, sehingga pada
masa yang akan datang dapat lebih baik lagi.
BAB l
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Untuk perusahaan perseorangan, ekuitas sering disebut modal. Untuk perseorangan, istilah ekuitas
(ekuitas pemegang saham atau stockholders' equity) lebih merefleksi kata yang ingin
dikandungnya.Istilah modal sering digunakan pula sebagai padan kata equity walaupun modal lebih
dekat maknanya dengan istilah capital.Ekuitas mengandung unsur kepemilikan (ownership), untuk
organisasi nonprofit ekuitas disebut dengan aset bersih (net assets) untuk menghindari kesan
adanya pemilikan.
Karena kensep kesatuan usaha yang memisahkan antara manajemen dan pemilikan, informasi
tentang akuitas pemegang saham menjadi sangat penting karena hal tersebut menunjukan
hubungan antara perusahaan (perseroan) dengan pemegang saham. dari sudut pemegang saham,
ekuitas pemegang saham merupakan hak atas kekayaan atau nilai yang tertanam dalam perseroan.
Kalau dipandang dari sudut kesatuan usaha, ekuitas pemegang saham merupakan "utang" perseroan
kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, ekuitas pemegang saham dapat juga dipandang
sebagai gambaran hubungan yuridis antara perseroan dan pemegang saham. Dengan kedudukannya
yang demikian persoalannya adalah bagaimana melaporkan atau menyajikan informasi elemen ini
agar hubungan dan tanggung jawab yuridis dapat dipertahankan.
Karena konsep kesatuan usaha menuntut artikulasi antar statemen keuangan,tidak terdapat
masalah semantik atau definisional dalam pembahasan ekuitas seperti halnya elemen pendapatan,
biaya dan laba. Teori ekuitas yang bersifat semantik adalah teori sudut pandang atau teori entitas.
Ekuitas pemegang saham itu sendiri terdiri atas dua komponen penting yaitu modal setoran (paid- in
atau contributed capital) dan laba ditahan (retained earnings).
1.2 RumusanMasalah
4
1.3 Tujuan masalah
3. Untuk mengetahui apa perbedaan dari modal setoran dan laba ditahan.
BAB II
PEMBAHASAN
Ekuitas adalah hak residual atau aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Ekuitas
didefinisi sebagai hak residual untuk menunjukkan bahwa ekuitas bukan kewajiban. Ini berarti
ekuitas bukan pengorbanan sumber ekonomi masa datang. Karena didefinisi atas dasar eset dan
kewajiban, nilai ekuitas juga bergantung pada bagaimana aset dan kewajiban diukur.
Godfrey, Hodgson, dan Holmes (1997) membedakan ekuitas dan kewajiban atas dasar kriteria
berikuta
Ekuitas pemegang saham diklasifikasi atas dasar dua komponen penting, yaitu modal setoran dan
laba ditahan. Modal setoran dipecah menjadi modal saham (capital stock sebagai modal yuridis
(legal capital) dan modal setiran tambahan (additional paid-in capital), dan komponen lain yang
merefleksi transaksi pemilik (misalnya saham treasuri atau modal sumbangan). Dalam berbagai
literatur, modal setoran sering disebut pula sebagai invested capital, original capital, atau bahkan
original investment. Modal yuridis (legal capital) sering disebut sebagai formal capital, restricted
capital, stated capital , atau capital stock. Modal setoran lain sering disebut secara spesifik sebagai
paid-in-surplu,unrestricted capital, paid-in capital in excess of capital stock,capital in excess of
par(stated value), capital surplus, atau stock premium.
6
2.3 Tujuan Penyajian Ekuitas
Pengungkapan informasi ekuitas pemegang saham akan sangat dipengaruhi oleh tujuan penyajian
informasi tersebut kepada pemakai statemen keuangan. Pada umumnya, tujuan pelaporan informasi
ekuitas pemegang saham adalah menyediakan informasi kepada yang berkepentingan tentang
efisiensi dan kepengurusan (stewardship) manajemen. Tujuan lain adalah menyediakan informasi
tentang riwayat serta prospek investasi pemilik dan pemengan ekuitas lainnya. Informasi tentang
kewajiban yuridis perseroan terhadap para pemegang saham dan pihak lainnya juga merupakan
tujuan penyajian ekuitas pemegang saham ini. Untuk memenuhi tujuan tersebut, informasi yang
harus disampaikan tentang ekuitas pemegang saham tersebut minimal adalah: (1) sumber ekuitas
pemegang saham beserta riwayatnya, (2) peraturan yuridis yang membatasi pembagian dividen dan
pengembangan modal setoran kepada pemegang saham, dan (3) prioritas beberapa golongan
pemegang saham atau pemegang ekuitas lainnya (urutan proteksi).
Klasifikasi ekuitas pemegang saham menjadi modal setoran dan laba ditahan sebenarnya merefleksi
pembedaan atas dasar sumber. Penyajian ekuitas pemegang saham atas dasar sumber sebenarnya
bersifat tradisi karena anggapan bahwa penyajian seperti ini akan memberi ini akan memberi
informasi tentang riwayat modal sejak berdirinya perseroan. Memang pada umumnya perseroan
berdiri dari perusahaan kecil yang mendanai operasinya dari sumber pemilik-manajer. Makin
besarnya perusahaan menjadikan ekuitas pemegang saham berubah tidak hanya dalam jumlahnya
tetapi juga dalam komposisi atau sumbernya. Ada beberapa komponen yang membentuk ekuitas
pemegang saham yaitu:
5) Sumber lainnya
Laba ditahan pada dasarnya adalah terbentuk dari akumulasi laba yang dipindahkan dari akun
ikhtisar laba-Rugi (income summary)
7
Teori akuitas dalam teori menjelasakan sudut pandang yang di gunakan dalam akuntansi berkaitan
dengan penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Dengan kata lain, penyusunan dan penyajian
laporan keuangan sangat tergantung pada sudut pandang yang digunakan yaitu siapa yang dianggap
paling berkepentingan terhadap laporan keuangan. Oleh karena itu, teori ini membahas
pihak yang dianggap paling dominan dan menjadi sudut pandang dalam pelaporan keuangan.
Pemakaian sudut pandang yang berbeda dapat menghasilkan format pelaporan yang berbeda pula.
1. Teori Propietary
Pada awalnya teori ini muncul sebagai perwujudan dari sistem pembukuan berpasangan. Teori ini
memusatkan perhatiannya kepada pemilik. Jadi dalam akuntansi, tujuan perusahaan, jenis modal,
makna rekening dan lain-lain
semuanya dilihat dari sudut pandang pemilik. Dengan demikian tujuan perusahaan adalah
meningkatkan kemakmuran pemilik. Persamaan akuntansi yang digunakan adalah:
Aktiva – Hutang = Modal
Aktiva merupakan kekayaan pemilik, sementara hutang merupakan kewajiban pemilik. Kepemilikan
ini dianggap sebagai nilai bersih dari perusahaan untuk pemilik. Ketika usaha baru dimulai, nilai ini
sama dengan investasi pemilik.
Selama berjalanmya usaha maka nilai perusahaan sama denganinvestasi awal ditambahakumulasi
laba bersih setelah dikurangi prive untuk pemilik. Jadi teori proprietary menganut wealth concept.
Teoriproprietarysangat cocok diterapkan untuk organisasi perusahaan perseorangan dan firma oleh
karna dalam bentuk organisasi ini ada hubungan personal antara manajemen perusahaan dengan
pemilik perusahaan. Hal ini disebabkan laba bersih atau net inocme ditambah setiap periode ke
rekening modal pemilik walaupun perhitungan laba bersih tidak mengukur kenaikan bersih kekayaan
(wealth).
Teori proprietary tidak dapat langsung digunakan untuk bentuk perusahaan perseroan terbatas
seperti halnya untuk perusahaan perseorangan dan firma. Namun demikian, dalam praktek banyak
yang memandang bahwa total modal saham yang diinvestasikan dan laba ditahan dianggap sebagai
kekayaan bersih pemilik dan hal ini mengimplikasikan teori proprietary. Konsep laba komprehensif
yang diadopsi oleh FASB juga menggunakan dasar teori proprietary yaitu memasukkan semua
item yang mempengaruhi pemilik selama periode itu kecuali pengambilan dividen dan transaksi
modal.
dapat diinterpretasikan sebagai sisa laba bersih yang dialokasikan kepada modal pemilik dan "book
value per share" dapat diinterpretasikan sebagai book equity per share menurut pendekatan entitas.
Oleh karena sudut pandang yang digunakan adalah pemilik, maka pengukuran dengan
menggunakancurrent value dipandang lebih relevan dibandingkan historical cost.
Berdasarkan sudut pemilik, pendapatan diartikan kenaikan modal pemilik, sementara biaya
diartikan Sebagai penurunan modal pemilik. Dengan demikian laba merupakan kenaikan kekayaan
atau kemakmuran pemilik selama satu periode yang menjadi hak bagi pemilik.
Atau
Elemen yang ada pada sisi kanan persamaan sering disebut hutang, tetapi sesungguhnya adalah
ekuitas dengan hak yang berbeda didalam perusahaan. Perbedaan utama antara hutang dan ekuitas
pemilik adalah hak kreditur dapat dinilai secara independen dari penilaian yang lain jika perusahaan
dalam keadaan solvent, sedangkan hak pemegang saham atau pemilik diukur dari penilaian aktiva
yang diinvestasikan ditambah laba yang diinvestasikan kembali. Namun demikian, hak pemegang
saham untuk menerima diveiden dan bagian
10
aktiva jika dilikuidasi adalah hak sebagai pemegang saham bukan hak sebagai pemilik aktiva khusus.
Jadi hutang adalah kewajiban khusus perusahaan, dan aktiva menunjukkan hak perusahaan
menerima barang dan jasa khusus atau manfaat lainnya. Penilaian aktiva harus menceminkan
pengukuran manfaat yang diterima oleh perusahaan. Laba bersih suatu perusahaan umumnya
diekspresikan dalam bentuk perubahan bersih modal pemilik, tidak termasuk perubahan yang
berasal dari deklarasi deviden
dan transaksi modal. Hal ini tidak sama dengan teori proprietary yang mengatakan bahwa laba
bersih adalah laba bagi pemegang saham. Laba bersih dalam pendangan entitas menggambarkan
sisa perubahan posisi ekuitas setelah dikurangi semua klaim, termasuk bunga hutang jangka panjang
dan pajak penghasilan.
Teori entitas memiliki dua versi yaitu versi tradisional dan versi baru. Perbedaan kedua versi tersebut
terletak pada sudut pandang yang digunakan dalam melihat entitas.
a. Versi Tradisional
Menurut pandangan tradisional perusahaan beroperasi untuk pemegang ekuitas (equity holders)
yaitu pihak yang memberi dana bagi perusahaan. Dengan demikian perusahaan harus melaporkan
status investasi dan konsekuensiinvestasi yang dilakukan pemilik.
b. Versi Baru
Pandangan ini menyatakan bahwa perusahaan beroperasi atas namanya sendiri dan berkentingan
terhadap kelangsungan hidupnya sendiri. Penyajian laporan keuangan kepada pemegang ekuitas
dimaksudkan untuk memenuhi syarat legal dan menjaga hubungan baik dengan pemegang ekuitas
dalam kaitannya dengan kebutuhan dana yang diperlukan dimasa mendatang.
11
Seorang teoritisi akuntansi William Paton (1962) menyatakan bahwa ekuitas residual merupakan
salah satu jenis ekuitas dalam kerangka teori entitas. Dalam pandangan teori entitas, pemegang
saham memiliki ekuitas di perusahaan
seperti pemegang ekuitas lainnyan, tetapi pemegang saham tidak dianggap sebagai pemilik.
Jadi, teori ekuitas residual merupakan pandangan antara teori proprietary dan teori entitas. Dalam
pandangan ini persamaan akuntansinya menjadi:
Ekuitas khusus meliputi klaim kreditur dan ekuitas pemegang saham preferen. Namun demikian
pada kasus khusus dimana kerugian begitu besar sehingga perusahaan mengalami kebangkrutan,
ekuitas pemegang saham biasa
dapat hilang dan pemegang saham preferen atau pemegang obligasi menjadi pemegang ekuitas
residual. Tujuan pendekatan ekuitas residual adalah memberikan informasi yang lebih baik kepada
pemegang saham biasa dalam rangka pengambilan keputusan investasi.
Pemegang saham biasa pada umumnya dianggap memiliki ekuitas residual di dalam laba perusahaan
dan di dalam aktiva bersih pada saat likuidasi. Oleh karena laporan keuangan umumnya disusun
tidak dalam rangka likuidasi, maka
informasi yang disajikan dalam kaitannya dengan ekuitas residual harys berguna untuk memprediksi
dividen masa datang bagi pemegang saham biasa.
4. Teori Enterprise
Teori enterprise suatu perusahaan merupakan konsep yang lebih luas dibandingkan teori entitas. Di
dalam teori entitas perusahaan dipandang sebagai unit ekonomi terpisah yang dioperasikan dalam
rangkamemberikan manfaat bagi pemegang saham. Sedankan dalam teori enterprise perusahaan
dipandang sebagai lembaga dosial yang dioperasikan dalam rangka memberikan manfaat bagi
banyak pihak yang berkepentingan. Dalam arti luas pihak-pihak yang berkepentingan meliputi
pemegang saham, kreditur, pegawai, konsumen, pemerintah dan masyarakat secara umum. Jadi
bentuk luas dari teori enterprise dapat dipandang sebagai teori akuntansi sosial.
12
5. Teori dana
Teori dana mengabaikan asumsi hubungan personal dalam teori proprietary dan asumsi
personifikasi perusahan sebagai unit ekonomi dan legal secara artifisal dalam teori entitas. Menurut
teori dana, unit aktivitas operasi merupakan dasar akuntansi. Unit aktivitas operasi ini disebut dana
yang meliputi sekelompokaktiva dan restriksi atau batasan-batasan yang menggambarkan fungsi
atau aktivitas ekonomi. Teori dana berdasarkan pada persamaan akuntansi sebagai berikut: Aktiva =
Restriksi Aktiva
Aktiva menggambarkan jasa prospektif kepada dana atau unit operasi. Hutang merupakan retriksi
aktiva khusus atau umum dari dana. Modal yang diinvestasikan mencerminkan retriksi legal atau
financial untuk menggunakan aktiva. Konsep teori dana ini banyak digunakan di sektor pemerintah
dan lembaga nir-laba.
Didalam pemerintahan dana yang umunya digunakan meliputi dana umum (general fund), dana
pendapatan khusus (special revenuefund), dana proyek (capital projectfund), dana pelunasan hutang
jangka penjang (debt service fund). Setiap dana ini memiliki restriksi penggunaan yang diatur dalam
undang-undang atau peraturan pemerintah lainnya. Masing-masing dana dipertanggungjawabkan
sendiri-sendiri sehingga masing-masing memiliki pembukuan debit kredit sendiri dan memiliki
neraca dan laporan perubahan saldo dana.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
Ekuitas adalah modal. Artinya, sebuah bisnis atau perusahaan barang dan atau jasa pasti memiliki
modal yang di dapat dari setoran pribadi maupun suntikan investasi dana dari pihak luar.modal ini
lah yang akan di gunakakan untuk menjalankan bsinis.
3.2 Saran
Penyusun menyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna didalam penyusunan dan penulisan
makalah ini, kedepannya penyusun akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah
di atas dengan sumber - sumber yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun harapkan dari pembaca
semua agar kedepannya bisa lebih baik lagi dan semua kekurangan yang ada tidak terulang kembali.
Dan semoga dapat menambah wawasan serta pengetahuan bagi kita semua, khususnya bagi
penyusun dan rekan-rekan lainnya.
14
DAFTAR PUSAKA
http://samfarhan.blogspot.com/2017/05/makalah-teori-akuntansi-konsep ekuitas.html
http://sundariliriklagu.blogspot.com/2016/11/teori-akuntansi-ekuitas-ruang- lingkup.html
https://dexsuar.wordpress.com/2013/09/18/konsep-hutang-dan-ekuitas/
15