Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

RESIKO PASAR
Manajemen Resiko
Dosen Pengampuh: Kusman Paluala, SE., MM

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 1
1. Safar Sahara 196601176
2. I Made Ascaya Putra 206601172
3. Muh. Ikhsan 206601277
4. Puspa Ayu Apriliana 206601316
5. Adrienne Kawilarang 206601334

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI ENAM-ENAM
KENDARI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya


sehingga makalah ini yang berjudul “Resiko Pasar ” dapat tersusun sampai
dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.

Kendari, 19 November 2023


Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1

1.2. Rumusan Masalah.........................................................................................2

1.3. Tujuan............................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3

2.1. Pengertian Resiko Pasar...............................................................................3

2.2. Bentuk – Bentuk Resiko Pasar......................................................................4

2.3. Proses Identifikasi Dan Teknik Pengukuran Resiko Pasar...........................6

2.4. Penerapan Manajemen Resiko Pasar..........................................................10

2.5. Kebijakan Resiko Pasar..............................................................................10

2.6. Contoh Kasus Resiko Pasar........................................................................11

BAB III PENUTUP..............................................................................................15

3.1. Kesimpulan.................................................................................................15

3.2. Saran...........................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Benarkah kebanyakan orang ingin mengelakan risiko ? Karena selalu ingin
aman dan hidup tentram, maka memang kebanyakan orang takut
menanggung resiko. Namun semua tahap kehidupan kita mengandung resiko.
Kemanapun kita mengelak atau lari dari resiko, makaa disitupun kita akan
menemukan risiko yang lainnya. Resiko merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari kehidupan. Bahkan ada orang yang mengatakan , bahwa tak
ada hidup tanpa resiko sebagaimana tak ada hidup tanpa maut. Jadi dengan
demikian setiap hari kita menghadapi resiko, baik sebagai perorangan,
maupun sebagai perusahaan. Orang berusaha melindungi diri tehadap resiko,
demikian pula badan usaha pun harus berusaha melindungi diri terhadap
resiko.
Agar resiko tidak menghalangi kegiatan perusahaan, maka seharusnyalah
itu dimanajemeni dengan sebaik-baiknya. Namun benarkah para pengusaha
Indonesia kurang memperhatikan manajemenn resiko?Program Manajemen
Resiko pertama-tama bertugas mengidentifikasikaan resiko-resiko yang
dihadapi, sesudah itu mengukur atau menentukan besarnya resiko itu dan
kemudian barulah dapat dicarikan jalan untuk menghadapi ataau menangani
resiko itu. Ini berarti orang harus menyusun strategi untuk memperkecil
ataupun mengendalikannya.
Pendeknya dengan progran itu, dapatlah dilindungi keefektifan operasi
perusahaan yang bersangkutan. Jadi pernyataan yang harus dicari
jawabannya oleh manajer resiko antara lain adalah : Resiko apa saja yang
dihadapi perusahaannya. Bagaimana dampak resiko itu terhadap kehidupan
bisnis perusahaannya. Resiko mana yang harus dihadapi sendiri, mana yang
harus dipindahkan kepada asuransi. Metode mana yang cocok dan efisien

1
untuk menghadapinya.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang berdasarkan latar belakang diatas, dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Apa pengertian dari Resiko Pasar?
2. Apa saja bentuk-bentuk dari resiko Pasar?
3. Bagaimana proses identifikasi dan teknik pengukuran resiko pasar?
4. Bagaimana penerapan dari resiko pasar?
5. Bagaimana kebijakan yang perlu disarankan dalam me-manajemen
resiko pasar ?
6. Bagaimana contoh kasus dari resiko pasar?

1.3. Tujuan
Berikut adalah tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian resiko Pasar.
2. Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari resiko Pasar
3. Untuk mengetahui proses identifikasi dan Teknik pengukuran resiko
pasar
4. Untuk mengetahui penerapan resiko pasar.
5. Untuk mengetahui kebijakan resiko pasar
6. Untuk mengetahui contoh kasus resiko pasar.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Resiko Pasar


Risiko pasar merupakan risiko yang terjadi dari pergerakan harga
atau volatilitas harga pasar, seperti harga pasar saham portofolio
perusahaan mengalami penurunan, yang mengakibatkan kerugian dialami
perusahaan.
Risiko pasar atau Net Interest Margin (NIM) adalah risiko dari
kerugian pada nilai investasi dari aktivitas saat melakuka transaksi
pembelian dan penjualan sesuai dengan instruksi keuangan yang dilakukan
secara terus menerus di pasar 16 yang bertujuan untuk mendapatkan
keuntungan. Ini dibuat secara sengaja oleh bank untuk dapat membuat
suatu yang berisiko dengan mengharapkan agar dapat keuntungan risiko
yang telah dilakukannya. Jadi, semakin tinggi pendapatan bunga yang
diterima perbankan akan berpengaruh positif terhadap peningkatan laba
dan dalam meningkatnya laba perbankan (Wati & Wahidahwati, 2018).
Risiko pasar muncul karena harga pasar bergerak dalam arah yang
merugikan organisasi.Misal, suatu perusahaan mempunyai portofolio
sekuritas saham yang dibeli dengan harga Rp 1 miliar. Misalkan harga
saham jatuh, sehingga nilai pasar saham tersebut turun menjadi Rp 800
juta. Perusahaan tersebut mengalami kerugian karena nilai portofolio
sahamnya turun sebesar Rp 200 juta. Kerugian tersebut disebabkan karena
harga saham bergerak kearah yang kurang menguntungkan (dalam hal ini
turun).

3
Risiko pasar merupakan kondisi yang dialami oleh suatu
perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kondisi dan situasi pasar di
luar dari kendali perusahaan. Risiko pasar sering disebut juga sebagai risio
yang menyeluruh, karena sifat umumnya adalah bersifat menyeluruh dan
di alami oleh seluruh perusahaan. Contohnya krisis ekonomi dunia tahun
1930-an, krisis ekonomi Indonesia 1997 dan 1998, coupd’tat yang terjadi
di Filipina pada saat presiden Marcos di ambil alih oleh kekuatan People
Power hingga Corazon Aquino menjadi presiden, Amerika Serikat pada
kasus Subrime Mortgage 2007, Thailand pada saat Bank Sentral Thailand
melakukan devaluasi Bath yang menyebabkan terjadinya kegoncangan
pada ekonomi Thailand secara keseluruhan, perang Teluk yang
menyebabkan beberapa Negara di kawasan Timur Tengah seperti
Irak dan Kuwait mengalami kegoncangan ekonomi, dan berbagai kasus
yang menyeluruh lainnya.

2.2. Bentuk – Bentuk Resiko Pasar


Risiko pasar secara umum ada 2 (dua) bentuk yaitu :
a. General market risk (risiko pasar secara umum)
General market risk ini di alami oleh seluruh perusahaan yang
disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait yang
mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor
bisnis.Contohnya pada saat bank sentral suatu Negara melakukan
kebijakan tight money policy (kebijakan uang ketat) dengan berbagai
instrumennya seperti menaikkan suku bunga BI rate. Dimana kebijakan
menaikkan BI rate ini akan membawa pengaruh secaramenyeluruh pada
seluruh sektor bisnis yang berhubungan dengan interest rate related
instrument (berbagai instrument yang berhubungan dengan suku bunga).
Bahwa salah satu pihak yang saling urgen dianggap langsung berhubungan
dekat dengan interest rate related instrument adalah perbankan.

4
Dengan begitu mereka mengambil kredit dan mendepositokan
sejumlah uangnya ke bank. Contoh pada saat BI rate dinaikkan maka suku
bunga kredit diperbankan akan mengikuti kondisi tersebut yaitu turut
menaikkan suku bunga kredit, terutama jika perbankan tersebut
menerapkan perhitungan bunga secara sliding rate. Perhitungan berupa
kredit secara sliding rate adalah hitungan pada pembebanan bunga
terhadap nilai pokok pinjaman akan mengalami penurunan dari setiap
bulan ke bulan berikutnya, yang mana ini disesuaikan dengan menurunnya
besar nilai dari pokok pinjaman sebagai efek dari adanya pembayaran
cicilan pokok pinjaman yang dilakukan oleh seorang debitur.

b. Specific market risk ( risiko pasar secara spesifik)


Specific market risk adalah suatu bentuk risiko yang hanya dialami
secara khusus pada satu sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat
menyeluruh.Contohnya :
 Pengumuman yang dikeluarkan oleh suatu lembaga penilai
dimana lembaga penilai tersebut memiliki reputasi yang baik
dan diakui oleh publik. Bahwa mereka mengumumkan
PT.XYZ memiliki kinerja yang rendah dan memiliki utang
yang besar serta laporan yang dipublikasikan selama ini
kepada publik tidak sesuai dengan sebenarnya. Sehingga atas
berita tersebut saham dan obligasi perusahaan tersebut
langsung jatuh. Dan jatuhnya saham serta obligasi
perusahaan tersebut tidak diikuti oleh perusahaan lain.
 Salah satu perusahaan dimana pihak manajemen atau
komisaris perusahaan terlibat tindak kriminal yang luar biasa
dan diekspose oleh berbagai media. Sehingga opini publik
telah terbentuk bahwa perusahaan tersebut tidak baik dan
jelek.
 Produk yang dijual oleh perusahaan tersebut dianggap
mengandung bahan yang berbahaya atau bersifat haram.

5
Contoh suatu produk makanan yang mengandung lemak
babi. Secara islam makanan yang mengandung lemak babi
haram hukumnya. Ketika hal itu diekspose oleh media massa
baik cetak maupun elektronik akan menyebabkan terjadinya
penurunan drastis pada penjualan produk perusahaan yang
berpengaruh pada perusahaan laba perusahaan.

Namun menurut Trading book terdapat 4 bentuk resiko pasar yaitu:


1. Risiko suku bunga, yaitu risiko kerugian yang diakibatkan oleh kondisi
perubahan suku bunga. Bentuk risiko suku bunga paling dominan di
perbankan Indonesia yaitu, banking book yang meliputi arus kas, kurva
imbal hasil, risiko dasar, dan opsi. Oleh karena itu, bank harus mampu
mengelola risiko harga yang diakibatkan oleh eksposur trading book.
Bedasarkan sifatnya risiko suku bunga termasuk risiko sistematis.
Aktivitas mengukur risiko suku bunga memiliki urgensi bagi negara
berkembang dan berpengaruh terhadap sistem keuangan dunia. Risiko
suku bunga dapat dikurangi dengan memegang obligasi dengan jangka
waktu yang berbeda, dan investor juga dapat mengurangi risiko suku
bunga dengan melakukan lindung nilai atas investasi pendapatan tetap
dengan swap suku bunga, opsi, atau turunan suku bunga lainnya.
2. Risiko nilai tukar, yaitu risiko pasar yang disebabkan oleh perubahan nilai
tukar valuta asing, termasuk perubahan harga emas. Pengelolaan risiko
nilai tukar mata uang asing, perusahaan mengkonversikan utang mata uang
asing ke dalam rupiah. Perusahaan memiliki kewenangan untuk eksposur
mata uang asing yang disebabkan oleh biaya operasional perusahaannya.
Risiko suku bunga dapat terjadi apabila terjadi masalah dengan pinjaman
bank, dan pengaruh eksposur perusahaan.
3. Risiko komoditas, yaitu jenis risiko pasar yang disebabkan oleh perubahan
nilai komoditas.Hal yang paling berpengaruh terhadap risiko komoditas
yaitu pergerakan harga minyak dunia. Pembelian harga bahan baku
berpengaruh terhadap saldo utang, tidak ada mekanisme khusus untuk

6
memperkecil risiko komoditas ini.
4. Risiko Ekuitas, yaitu jenis risiko pasar yang disebabkan oleh perubahan
nilai ekuitas, yang mencakup seluruh posisi ekuitas pada kategori AFS
(available for sale). Risiko ekuitas terjadi karena penjualan berlebih yang
dilakukan oleh investor di pasar saham.

2.3. Proses Identifikasi Dan Teknik Pengukuran Resiko Pasar


Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko yang
dihadapi oleh suatu organisasi. Teknik pengidentifikasian ini dapat
dilakukan dengan melakukan penelusuran sumber risiko sampai terjadinya
peristiwa tidak diinginkan. (Ramadiyah, 2014, hal. 232)
Selain itu, dalam identifikasi risiko dilakukan untuk
mengidentifikasi risiko-risiko pasar apa saja yang dihadapi oleh suatu
organisasi. Banyak risiko yang dihadapi oleh suatu organisasi, mulai dari
risiko penyelewengan oleh karyawan, risiko kejatuhan meteor atau komet,
dan lainnya. Ada beberapa teknik untuk mengidentifikasi risiko pasar,
misal dengan menelusuri sumber risiko sampai terjadinya peristiwa yang
tidak diinginkan
Resiko pasar biasanya terjadi pada institusi keuangan yang muncul
dalam bentuk pergerakan harga yang tidak baik seperti, hasil (resiko tarif
pendapatan), tarif benchmark(resiko tarif suku bunga), tarif pertukaran
asing (resiko FX), modal sendiri dan harga komoditas (resiko harga) yang
memiliki dampak potensial atas nilai keuangan aset. Resiko yang berkaitan
dengan penguapan nilai pasar sekarang dan yang akan datang karena
adanya faktor yang berbeda, adalah sebagai berikut:

1. Resiko mark-up. Bank syariah dihadapkan pada resiko mark up


sebagai tarif mark up mereka yang dipakai dalam murabahah
dan instrumen perdagangan keuangan lain ditetapkan untuk
waktu kontrak ketika tarif benchmark bisa berubah.
2. Resiko harga. Pada kaitannya dengan bay' al-salam, bank

7
syariah dihadapkan pada penguapan harga komoditas selama
periode waktu antara penyerahan komoditas san penjualan
komoditas.
3. Resiko nilai aset yang disewakan. Pada pelaksanaan ijarah,
bank dihadapkan pada resiko market yang disebabkan oleh
pengurangan nilai sisa aset yang disewakan pada akhir waktu
sewa.
4. Resiko FX. Pergerakan tarif pertukaran asing adalah resiko
transaksi lain yang muncul dari bentuk penangguhan
perdagangan atas sejumlah kontrak yang ditawarkan oleh bank
syariah.
5. Resiko perdagangan sekuritas. Dengan adanya peningkatan
pasar untuk obligasi Islam (sukuk), bank syariah
menginvestasikan sejumlah asetnya kedalam sekuritas pasar
(sukuk). Akan tetapi, harga pada sekuritas pasar seperti itu
dihadapkan pada keuntungan lancar. Pasar sekunder untuk
sekuritas seperti ini mungkin tidak begitu liquid dan karenanya
bank syariah dihadapkan pada distorsi/penyimpangan harga
dalam pasar liquid. (Afriyeni & Susanto, 2017, hal. 4)
Berikut ini adalah proses identifikasi resiko pasar:
o Memahami Kerangka konseptual untuk mendorong identifikasi
resiko pasar yang mendasarinya.
o Pedoman untuk pengelolaan aktivitas pengambilan resiko pada
portofolio yang berbeda pada investasi terbatas dan limit resiko
pasarnya.
o Kerangka penentuan harga tepat, penilaian dan pengakuan
pendapatan.
o Sistem informasi manajemen (SIM) yang kuat untuk pengendalian,
pemantauan, dan pelaporan eksposur resiko pasar dan kinerja
manajemen senior. (Fasa, 2016, l. 43).
Adapun bentuk Teknik atau metode pengukurannya adalah:

8
1. Deviasi Standar
Jika kita membicarakan distribusi normal, kita hanya
memerlukan dua parameter yaitu nilai rata-rata (atau disebut juga
sebagai nilai yang diharapkan) dan deviasi standarnya. Dengan dua
parameter tersebut, kita bisa melakukan banyak hal seperti
menghitung probabilitas nilai tertentu.
Bagan 1. Kurva Normal

Bagan di atas menggambarkan kurva normal yang


berbentuk seperti bel. Kurva tersebut berbentuk simetris, dimana
sisi kana merupakan cerminan sisi kiri. Deviasi standar dipakai
untuk menghitung penyimpangan dari nilai rata-rata. Semakin
besar deviasi standar, semakin besar penyimpangan.
Penyimpangan dipakai sebagai indikator risiko. Semakin besar
penyimpangan, semakin besar risiko. Perhitungan deviasi standar
bisa digunakan formula sebagai berikut ini.

2. VAR (VALUE AT RISK)

Value At Risk (VAR) mengembangkan lebih lanjut konsep


kurva normal seperti yang telah dibicarakan di muka, untuk

9
menjawab pertanyaan sebagai berikut ini "Jika besok adalah hari
yang jelek, berapa besar (nilai rupiah) dan berapa besar
kemungkinannya (probabilitas) kerugian yang bisa dialami
perusahaan besok (atau beberapa hari mendatang)?" bahwa
kerugian perusahaan (karena pergerakan harga pasar yang tidak
menguntungkan) sebesar Rp 10 juta atau lebih. Dalam hal ini VAR
menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan nilai uang dari
kerugian tersebut (Rp 10 juta), dan besar kemungkinannya (5%).
Teknik perhitungan VAR bisa menggunakan metode historis,
metode analitis dan simulasi Monte-Carlo, Metode analitis
menggunakan model tertentu untuk mengestimasi VAR.

2.4. Penerapan Manajemen Resiko Pasar


Berikut ini adalah berbagai penerapan manajemen dalam mengatasi resiko
pasar
1. Pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi
2. menerapkan Kebijakan, Prosedur, dan Penetapan Limit
3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko,
serta sistem informasi manajemen risiko pasar.
4. Melakukan pengendalian system intern

2.5. Kebijakan Resiko Pasar


Terdapat beberapa kebijakan untuk memiimalisir risiko pasar, diantaranya
sebagai berikut:
1. Marking to Market
Kebijakan ini dilakukan dengan jalan melakukan
repricingatau penilaian kembali pada portofolio bank untuk
mencerminkan perubahan harga aset akibat perubahan harga pasar.
2. Position Limits
Kebijakan ini dilakukan dengan jalan menentukan batas

10
dalam panjang, pendek, dan juga posisinet yang diambil
olehtraderatau dealer. Kebijakan ini diterapkan mengingat adanya
risiko likuiditasyang muncul dalam suatu transaksi.
3. Stop-Loss Provision
Kebijakan ini berkaitan dengan penentuan batas eksposur
kerugian yang ada dalam penjualanatau keperluan konsolidasi
tertentu.

4. Concentrations
Kebijakan ini didasari atas keperluan perbankan untuk
menetapkan batasan dalam berbagaikonsentrasi, dan hal ini
sangatlah diutamakan apabila bank memegang obligasi atau
sekuritas laindalam jumlah yang banyak di pasar, lokasi geografis,
ataupun sektor ekonomi yang sama.
5. Limits to new market presence
Kebijakan ini diterapkan untuk meminanaliser risiko bank
dalam melakukan inovasi yang manaberinvestasi pada hal yang
belum diuji sebelumnya.

6. Credit Risk Assessment


Kebijakan ini berkaitan dengan penilaian risiko kredit pada
semua aset termasuk portofolioinvestasi.
7. Record Keeping
Kebijakan ini meliputi aktivitas yang berkaitan dengan
pencatatan transaksi dalam basisperdagangan dan mengandung
seluruh informasi pendukung. Pada pelaksanaannya,
dibutuhkanadanya segregation of duties atau pemisahan tugas
antara pihak pencatat dan pembuat keputusan.

2.6. Contoh Kasus Resiko Pasar

RISIKO PASAR PADA CITIBANK

11
Dampak terbongkarnya kejahatan MD, selain menggoyahkan
reputasi Citibank, juga membawa efek berantai pada industri perbankan
nasional yang tengah berupaya ekstra memulihkan kredibilitasnya akibat
skandal Bank Century. Tetapi, kasus MD dan Citibank seperti
meruntuhkan seluruh kerja keras tersebut. Alhasil kredibilitas perbankan
Tanah Air pun kembali goyah.

Bahkan kasus yang bagai air kini mengalir deras hingga


menyentuh persoalan pencucian uang. Malinda Dee lewat pengacaranya
mengaku bahwa Citibank telah menampung dana pencucian uang
nasabahnya selama 10 tahun. Jadi pihak Citibank telah lama mengetahui
praktik Malinda yang kini telah merugikan nasabah sebesar Rp16,03
miliar. Dampaknya, jika terjadi masalah pada Citibank maka akan
mempengaruhi reputasi bank lain dalam pasar tersebut.

Sebuah data menyebutkan, dalam tiga tahun terakhir, yaitu periode


2007-2010, terjadi sekitar 15.097 kasus pembobolan perbankan. Selain
Citibank dan Bank Mega, ada sederetan kasus yang menjadi perhatian
publik dalam setahun terakhir. Kasus-kasus tersebut, antara lain
pembobolan kantor kas BRI Tamini Square sebesar Rp 29 miliar,
pemberian kredit dengan dokumen dan jaminan fiktif pada Bank BII
dengan total kerugian Rp 3,6 miliar, dan pencairan deposito dan nasabah
tanpa sepengetahuan pemiliknya di Bank Mandiri dengan nilai kerugian
Rp 18 miliar.

Jadi, kejahatan yang menimpa dunia perbankan ini tidak hanya


dialami
bank-bank kecil tapi juga perbankan besar dengan reputasinya yang sudah
teruji. Para pelaku pembobolan pun bukanlah siapa-siapa tapi, dari
kalangan karyawan bank sendiri. Sungguh ironis, sebagai sebuah institusi
bisnis yang sangat bertumpu pada kepercayaan, reputasinya justru dirusak
oleh orang dalamnya.

Betapapun kecilnya kerugian yang diderita, kasus pembobolan

12
dana nasabah jelas merusak, setidaknya, mengganggu reputasi perbankan
sebagai institusi bisnis yang aman bagi masyarakat dalam menyimpan
dananya.

Dengan gampang kita pasti akan menyebutkan bahwa kasus-kasus


pembobolan terjadi karena perbankan tidak lagi memperhatikan prosedur
standar dalam pengelolaan risiko. Padahal, setiap bank pasti memiliki
Satuan Kerja Manajemen Risiko yang berfungsi memantau dan menilai
secara sistematik profil risiko bank. Tim pengelola risiko inilah yang
bertugas mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan, prosedur,
serta pengawasan internal perbankan.

Fungsi pengendalian atau pengawasan internal berperan penting


dalam mengelola risiko operasional perbankan. Adalah tugas bidang
pengendalian internal inilah yang tetap harus membelalakkan mata untuk
meneropong dan mengidentifikasi setiap risiko yang berpotensi
menimbulkan kegagalan atau kerugian dalam sistem perbankan.

Krisis perbankan yang telah menimpa perekonomian dalam satu


decade terakhir ini menjadi pelajaran berharga bagi otoritas moneter untuk
semakin memperkuat regulasi dan kelembagaan perbankan dalam
mengelola risiko. Sejak 2004, Bank Indonesia telah mengeluarkan
sejumlah ketentuan dalam mengelola risiko perbankan, seperti
pembentukan Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen
Risiko.

Satuan Kerja Manajemen Risiko berfungsi untuk memastikan


pelaksanaan proses berjalan lancar dan memberikan gambaran profil risiko
kepada manajemen. Selain itu, bank – dengan jumlah asset besar —
diwajibkan untuk mengidentifikasi dan membuat profil risiko terhadap
delapan (8 ) risiko utama, yaitu risiko kredit, risiko operasional, risiko
pasar, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko strategik, risiko reputasi, dan
risiko kepatuhan.

Untuk meminimalisasi risiko-risiko yang dihadapi oleh suatu bank,

13
manajemen bank tersebut harus memiliki keahlian dan kompetensi yang
memadai, sehingga segala macam risiko yang berpotensi untuk muncul
dapat diantisipasi dari sejak awal dan dicarikan cara penanggulangannya.

Kasus Citibank, Bank Mega, dan kasus-kasus pembobolan serupa


lainnya menunjukkan kepada kita bahwa pengelolaan risiko perbankan
belum dilakukan dengan baik. Bank gagal dalam mengelola risiko
operasional yang di dalamnya meliputi risiko reputasi dan risiko
kepatuhan.

ANALISIS:

Risiko operasional memang merupakan ancaman terbesar dari


sejumlah risiko yang dihadapi bank. Risiko operasional didefinisikan
sebagai risiko kerugian yang diakibatkan kegagalan proses internal, orang,
dan sistem atau dari peristiwa eksternal. Artinya, risiko ini timbul dari
berbagai jenis kesalahan manusia dan kesalahan teknis.

Kegagalan dalam mengelola risiko operasional bisa membawa


dampak yang sangat luas, mulai dari tergerusnya modal bank, kerugian
derivative yang besar, bahkan berpotensi sebagai penyebab utama
kebangkrutan dalam industri perbankan. Risiko ini dapat terjadi di seluruh
organisasi, pada front office dan back office, termasuk terjadi pada
aktivitas-aktivitas sebelum, selama, dan setelah transaksi bisnis.

Dalam mengelola risiko operasional, manajemen wajib


memastikan setiap unit kerja menjalani fungsi dan tugasnya sesuai
prosedur. Sekecil apapun kesalahan tidak bisa ditoleransi. Hal ini
diterapkan mulai level direktur hingga staf.

14
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Risiko pasar adalah kerugian pada posisi neraca dan rekening
administratif termasuk transaksi derivatif akibat perubahan keseluruhan
pada kondisi pasar. siko pasar adalah risiko kerugian yang terjadi atas
investasi keuangan karena pergerakan harga yang tak menguntungkan.
Risiko ini timbul akibat pergerakan harga, nilai tukar, dan harga
komoditas.
Risiko pasar tak secara khusus terkait dengan perusahaan atau
industri tempat seseorang berinvestasi. Namun, risiko ini bergantung pada
kinerja pasar secara keseluruhan.
Oleh karena itu, penting bagi investor untuk mengawasi berbagai
variabel makro yang terkait dengan pasar keuangan, seperti inflasi, suku
bunga, situasi neraca pembayaran, defisit fiskal, faktor geopolitik, dan
lainnya.

3.2. Saran
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan
susunan makalah itu dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber
dan kritik yang bisa membangun dari para pembaca

15
DAFTAR PUSTAKA

Fasa, M. I. (2016). Manajemen Resiko Perbankan Syariah Di Indonesia. Li Falah:


Jurnal Studi Ekonomi dan Bisnis Islam, 1(2), 36-53.
Hidayat, M., Pratiwi, T. S., Siregar, M. I., & Saggaf, A. (2022). Pengaruh
Keputusan Investasi, Profitabilitas, Rasio Kecukupan Modal Dan Resiko
Pasar Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Perbankan Di Bursa Efek
Indonesia). Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 13(1), 25-25.
Mariati, Heni (2014-10-20). "PENILAIAN RISIKO PASAR". Training Risk
Management Perbankan (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2023-11-
19.
Saputra, A. T. (2012). PENGARUH RESIKO KREDIT, RESIKO PASAR, DAN
RESIKO LIQUIDITAS TERHADAP PEMBIAYAAN MURABAHAH
DI PERBANKAN SYARIAH (Penelitian di Bank BNI Syariah Cabang
Cirebon) (Doctoral dissertation, IAIN Syekh Nurjati Cirebon).
Sidik, S., & Hendriyani, R. M. (2021). Pengaruh Resiko Pasar, Resiko
Operasional, Resiko Likuiditas dan Kecukupan Modal terhadap
Profitabilitas:(Studi Pada Bank Persero Yang Tercatat Di BEI Periode
2016-2019). Accounthink: Journal of Accounting and Finance, 6(02).
Soelehan, A., Magdalena, A., & Loren, T. (2015). PENGARUH VOLUME
TRANSAKSI, RESIKO PASAR DAN DEBT TO EQUITY RATIO
TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN. Jurnal Ilmiah Manajemen
Kesatuan, 3(2), 097-104.

16
17

Anda mungkin juga menyukai