Anda di halaman 1dari 22

Manajemen Risiko Pasar

Disusun Oleh :
1. Sania Agustin (2120602094)
2. Nazila (2120602107)

Dosen Pengampuh :
Mutmainah Juniawati, M.E

Program Studi Ekonomi Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Raden Fatah
Palembang Tahun Ajaran 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas rahmat dan hidayah-Nya, penulis
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Manajemen Risiko Pasar"
dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Risiko. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan dan dan
pengetahuan mengenai hal – hal yang berkaitan dengan manajemen risiko pasar
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Mutmainah Juniawati, M.E
selaku Dosen pengampuh Mata Kuliah Manajemen Risiko, Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikannya
makalah ini. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Palembang, 08 November 2023

Kelompok 10

1
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR..................................................................................1
DAFTAR ISI.................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN..........................................................................3
1.1. Latar Belakang........................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................4
1.3. Tujuan.....................................................................................................4

BAB II : PEMBAHASAN...........................................................................5
2.1. Manajemen Risiko Pasar .......................................................................5
2.2. Mengidentifikasi dan Mengukur Risiko Pasar........................................7
2.3. Risiko tingkat pengembalian dan komoditas pada pembiayaan syariah.16
BAB III : PENUTUP...................................................................................15
3.1. Kesimpulan.............................................................................................15
3.2. Saran.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................16

2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Risk management atau manajemen risiko saat ini merupakan salah satu
prioritas utama yang dipertimbangkan industri keuangan. Seperti yang
dikemukakan oleh Jorion (1997), pada studi literatur keuangan terdapat beberapa
tipe risiko seperti risiko bisnis (business risk), risiko stratejik (strategic risk), dan
risiko keuangan (financial risk). Risiko bisnis adalah risiko yang dihadapi oleh
perusahaan atas kualitas dan keunggulan pada beberapa produk pasar yang
dimiliki oleh perusahaan. Risiko seperti ini hadir karena adanya ketidakpastian
dari aktivitas-aktivitas bisnis seperti inovasi teknologi serta desain produk dan
pemasaran. Sedangkan risiko stratejik muncul karena adanya perubahan
fundamental pada lingkungan ekonomi atau politik. Risiko stratejik ini sangat sulit
untuk dihitung.

Selanjutnya ada yang disebut risiko finansial yang timbul sebagai akibat
adanya pergerakan (movements) pada pasar finansial. Risiko finansial dapat
dibagi lagi menjadi beberapa kategori, yaitu risiko pasar (market risk) yang timbul
karena adanya perubahan pada harga dari aset-aset keuangan dan kewajiban,
risiko kredit (credit risk) yang disebabkan oleh ketidakmampuan atau
ketidakmauan dari pihak ketiga untuk memenuhi kewajiban kontraktual, risiko
likuiditas (liquidity risk) yang dihasilkan karena kurangnya jumlah dana yang
dibutuhkan akibat aktivitas pasar, risiko operasional (operational risk) yang terjadi
akibat kegagalan sistem atau manajemen, dan risiko legal (legal risk) yang ada.

3
Dalam kaitannya dengan dunia pasar modal, risiko pasar merupakan salah satu hal yang
harus diperhatikan oleh para pelaku pasar seperti trader, baik yang melakukan daily
trading ataupun frequent trading. Risiko pasar ini erat kaitannya dengan ketersediaan
data dan informasi pada pasar finansial. Volatilitas harga dan pergerakan harga aset-aset
keuangan di pasar modal pun menjadi fokus atas terjadinya risiko pasar ini. Dalam
mengontrol dan mengurangi risiko pasar yang dapat terjadi, para pelaku pasar dapat
melakukan pengukuran volatilitas atau tingkat risiko dari aset-aset keuangan yang
mereka perdagangkan, seperti saham, nilai tukar, komoditi, indeks, portofolio, dan lain
sebagainya.

1.2. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut
1. Apa itu Manajemen Risiko Pasar
2. Bagaimana Mengidentifikasi Risiko Pasar
3. Apa saja Jenis Jenis Risiko Pasar ?
1.3. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penulis membuat


makalah ini adalah untuk mendeskripsikan Manajemen Risiko Pasar dan
menjelaskan Karakteristik serta Jenis-Jenis Risiko dalam Pasar.

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Manajemen Risiko Pasar

Istilah manajemen risiko berasal dari kata to Manage berarti control, dalam
bahasa Indonesia, dapat di artikan pengendalian, menangani, dan mengelola.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat di artikan sebagai
penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai sasaran. Stephen P.
Robbin memberikan pemahaman bahwa manajemen sebagai proses
mengkoordinasi dan mengintegrasikan kegiatan-kegiatan kerja agar dapat di
selesaikan secara efisien dan efektif dengan melalui orang lain (Syarofi 2022).
Manajemen risiko merupakan rangkaian prosedur dan metode yang digunakan
untuk mengidentifikasi, memantau, mengukur dan mengendalikan risiko yang
timbul dari kegiatan usaha bank (Mukhlishin & Suhendri 2018). Manajemen
risiko pasar adalah bagian dari manajemen risiko yang berfokus pada risiko yang
dihadapi investor karena penurunan nilai pasar suatu produk keuangan
yang timbul dari faktor-faktor yang mempengaruhi pasar.
beberapa kasus risiko pasar yang pernah terjadi, seperti krisis ekonomi
dunia tahun 1930-an, krisis ekonomi Indonesia 1997 dan 1998, dan krisis
Subprime Mortgage di Amerika Serikat pada tahun 2007. Kasus-kasus tersebut
menunjukkan pentingnya manajemen risiko pasar dalam mengurangi risiko yang
dihadapi investor.Manajemen risiko pasar juga berkembang seiring dengan
perkembangan pasar keuangan yang semakin kompleks dan dinamis.Perusahaan-
perusahaan dan investor-investor harus mampu mengelola risiko pasar dengan
baik agar dapat meminimalkan kerugian dan memaksimalkan keuntungan.
A. Fungsi Manajemen Risiko
Risiko pasar dapat terjadi karena perubahan harga pada pasar, seperti
perubahan nilai dari asset itu sendiri, risiko kerugian di dalam dan di luar neraca
akibat perubahan harga pasar yang merugikan. Ada empat faktor standar risiko
pasar yaitu risiko modal, risiko rate of return, risiko komoditas, serta risiko mata
uang. Risiko pasar bisa dikurangi menggunakan strategi lindung nilai, dengan cara
memanfaatkan kontrak berjangka atau opsi. Namun, meskipun bisa dikurangi
risiko pasar tetap tidak bisa dihilangkan Manajemen risiko pasar memiliki
5
beberapa fungsi penting, terutama dalam pasar modal. Berikut adalah beberapa
fungsi manajemen risiko pasar:

 Melindungi perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek


Indonesia (BEI) terhadap risiko pasar, risiko kredit, risiko likuiditas,
risiko operasional, dan risiko hukum.

 Melindungi industri pasar modal Indonesia dan ekonomi nasional


dari risiko sistemik.

 Melindungi nasabah perusahaan dari kerugian besar seperti gagal


bayar perusahaan, penyalahgunaan, penipuan, ‘fraud’, dan lainnya.

 Melindungi perusahaan penunjang dan perusahaan terkait dengan


pasar modal terhadap risiko.

Selain itu, manajemen risiko pasar juga memiliki tujuan utama untuk
meminimalkan dampak negatif perubahan kondisi pasar terhadap nilai aset dan
modal Bank. Dalam hal ini, Bank BTPN menggunakan kerangka kerja
pengendalian risiko sebagai pedoman yang jelas dan tegas mengenai batasan
dalam pengambilan risiko. Beberapa komponen kunci dalam kerangka kerangka
pengendalian risiko tersebut adalah kebijakan dan prosedur, identifikasi risiko,
pengukuran risiko, dan pemantauan risiko.

B. Penerapan Manajemen Risiko

Berikut adalah beberapa penerapan manajemen risiko pasar yang dapat


dilakukan oleh perusahaan :

 Menerapkan kebijakan manajemen risiko yang baik.


 Menggunakan instrumen lindung nilai, seperti kontrak berjangka
atau opsi.
 Diversifikasi portofolio investasi.

6
 Memperhatikan faktor-faktor ekonomi dan politik yang
mempengaruhi pasar keuangan.
 Memperhatikan faktor-faktor internal perusahaan yang
mempengaruhi risiko pasar, seperti risiko kredit dan risiko
likuiditas.
 Melakukan analisis pasar, analisis portofolio, analisis historis,
analisis sensitivitas, dan analisis stres untuk mengidentifikasi
risiko pasar.
 Mengembangkan budaya manajemen risiko pada seluruh jenjang
organisasi.
 Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang terkait
dengan manajemen risiko.
 Memastikan fungsi manajemen risiko telah beroperasi secara
independen.
 Melakukan kajian ulang secara berkala untuk memastikan
keakuratan metodologi penilaian risiko, kecukupan implementasi
sistem informasi manajemen risiko, dan ketepatan kebijakan dan
prosedur manajemen risiko serta penetapan limit risiko.
Dalam melakukan penerapan manajemen risiko pasar, perusahaan
harus memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi pasar keuangan dan
melakukan upaya-upaya untuk mengurangi risiko pasar yang dihadapi.

2.2. Mengidentifikasi dan Mengukur Risiko Pasar

A. Risiko Pasar

Risiko pasar (market risk) adalah suatu risiko yang timbul karena harga pasar
bergerak dalam arah yang merugikan organisasi. Risiko pasar bisa dikurangi
menggunakan strategi lindung nilai, dengan cara memanfaatkan kontrak berjangka atau
opsi, namun risiko pasar tetap tidak bisa dihilangkan.
Risiko pasar dibagi menjadi dua kategori yaitu, risiko spesifik dan risiko pasar umum.
Risiko spesifik yaitu risiko yang dialami oleh penerbit sekuritas, karena pergerakan harga
sekuritas, sedangkan risiko pasar umum berpengaruh terhadap keseluruhan kondisi pasar
dan instrumen, yang disebabkan oleh pergerakan harga pasar.
Risiko pasar secara umum ada 2 (dua) bentuk yaitu :

7
1) General market risk (risiko pasar secara umum)

General market risk ini di alami oleh seluruh perusahaan yang


disebabkan oleh suatu kebijakan yang dilakukan oleh lembaga terkait yang
mana kebijakan tersebut mampu memberi pengaruh bagi seluruh sektor
bisnis.Contohnya pada saat bank sentral suatu Negara melakukan kebijakan
tight money policy (kebijakan uang ketat) dengan berbagai instrumennya
seperti menaikkan suku bunga BI rate. Dimana kebijakan menaikkan BI rate
ini akan membawa pengaruh secaramenyeluruh pada seluruh sektor bisnis
yang berhubungan dengan interest rate related instrument (berbagai instrument
yang berhubungan dengan suku bunga). Bahwa salah satu pihak yang saling
urgen dianggap langsung berhubungan dekat dengan interest rate related
instrument adalah perbankan.

Dengan begitu mereka mengambil kredit dan mendepositokan sejumlah


uangnya ke bank. Contoh pada saat BI rate dinaikkan maka suku bunga kredit
diperbankan akan mengikuti kondisi tersebut yaitu turut menaikkan suku
bunga kredit, terutama jika perbankan tersebut menerapkan perhitungan bunga
secara sliding rate. Perhitungan berupa kredit secara sliding rate adalah
hitungan pada pembebanan bunga terhadap nilai pokok pinjaman akan
mengalami penurunan dari setiap bulan ke bulan berikutnya, yang mana ini
disesuaikan dengan menurunnya besar nilai dari pokok pinjaman sebagai efek
dari adanya pembayaran cicilan pokok pinjaman yang dilakukan oleh seorang
debitur.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi terjadinya general market risk,


antara lain yaitu :

1. Foreign exchange risk ( Risiko nilai tukar)

Risiko nilai tukar adalah risiko yang terjadi pada hubungan mata
uang dalam negeri dan mata uang asing akibat adanya fluktuasi
perusahaan dalam ekonomi makro. Risiko ini seringkali tidak bisa
dihindari dan dapat mempengaruhi pergerakan arus kas dan nilai
perusahaan. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan risiko nilai
tukar antara lain:

8
 Fundamental dari penawaran dan permintaan di pasar valuta asing

 Inflasi

 Perbedaan suku bunga

 Depresiasi mata uang

Dalam konteks bisnis, risiko nilai tukar dapat mempengaruhi


transaksi bisnis yang berhubungan dengan mata uang asing. Misalnya,
perusahaan yang mengekspor produknya ke luar negeri akan menghadapi
risiko perubahan nilai tukar yang dapat mempengaruhi biaya dan
pendapatan perusahaan. Untuk mengurangi risiko ini, perusahaan dapat
menggunakan teknik lindung nilai (hedging) seperti kontrak berjangka
atau opsi mata uang

2. Interest rate risk (Risiko suku bunga)

Risiko suku bunga adalah risiko yang terjadi karena adanya perubahan
suku bunga di pasar. Risiko ini dapat mempengaruhi nilai relatif aktiva
berbunga, seperti pinjaman atau obligasi, yang akan memburuk karena
peningkatan suku bunga. Perubahan suku bunga dapat mempengaruhi
banyak investasi, tetapi dampaknya paling langsung dirasakan pada
nilai obligasi dan sekuritas pendapatan tetap lainnya. Oleh karena itu,
para pemegang obligasi secara hati-hati memantau suku bunga dan
membuat keputusan berdasarkan bagaimana suku bunga dianggap
berubah dari waktu ke waktu.

Risiko suku bunga dapat dikelola melalui strategi lindung nilai atau
diversifikasi yang mengurangi durasi efektif portofolio atau
meniadakan pengaruh perubahan suku bunga. Beberapa cara untuk
memitigasi risiko suku bunga antara lain:

 Diversifikasi portofolio dengan menambahkan sekuritas yang


nilainya tidak terlalu rentan terhadap fluktuasi suku bunga.
Menggunakan teknik lindung nilai (hedging) seperti kontrak

9
berjangka atau opsi mata uang.

 Mengevaluasi kecenderungan suku bunga pasar dan memilih


suku bunga yang menguntungkan sebelum mengambil
keputusan untuk melakukan perikatan utang baru.

 Menggunakan metode durasi sebagai salah satu metode


perhitungan risiko suku bunga yang mempertimbangkan arus
kas dari aset dan utang yang sensitif terhadap perubahan bunga

3. Komoditi position risk (Risiko perubahan nilai komoditi)

Risiko perubahan nilai komoditi adalah salah satu faktor risiko


pasar yang dapat menyebabkan kerugian pada posisi keuangan (neraca
dan rekening administratif) akibat perubahan nilai komoditi.
Pergerakan harga komoditi yang terlalu ekstrem dapat menimbulkan
potensi kerugian finansial dan penurunan nilai aset yang dimiliki.
Risiko komoditas ini menjadi momok tersendiri untuk perusahaan
yang berkaitan dengannya.

4. Equity position risk (Risiko Perubahan Kekayaan)

Risiko perubahan kekayaan adalah suatu kondisi dimana kekayaan


perusahaan mengalami perubahan dari biasanya sehingga perubahan
tersebut dapat memberikan dampak pada keuntungan dan kerugian
karyawan.Risiko ini terjadi akibat perubahan harga pasar yang merugikan
organisasi, seperti fluktuasi pada nilai mata uang, nilai saham, maupun
harga komoditas tertentu.Risiko perubahan kekayaan dapat diatasi dengan
menggunakan teknik lindung nilai (hedging) seperti kontrak berjangka
atau opsi mata uang. Selain itu, diversifikasi portofolio dengan
menambahkan sekuritas yang nilainya tidak terlalu rentan terhadap
fluktuasi harga juga dapat membantu mengurangi risiko perubahan
kekayaan

5. Politic risk

Risiko politik adalah risiko yang dapat terjadi akibat perubahan politik
atau ketidakstabilan politik di suatu negara, yang dapat mempengaruhi
hasil investasi dan kegiatan bisnis. Ketidakstabilan politik yang
10
mempengaruhi hasil investasi ini dapat berasal dari perubahan dalam
pemerintahan, badan legislatif, pembuat kebijakan luar negeri, atau
kontrol militer.Risiko politik juga dikenal sebagai “risiko geopolitik”

2) Specific market risk ( risiko pasar secara spesifik)

Specific market risk adalah suatu bentuk risiko yang hanya dialami
secara khusus pada satu sektor atau sebagian bisnis saja tanpa bersifat
menyeluruh. Contohnya :Pengumuman yang dikeluarkan oleh suatu lembaga
penilai dimana lembaga penilai tersebut memiliki reputasi yang baik dan
diakui oleh publik. Bahwa mereka mengumumkan PT.XYZ memiliki kinerja
yang rendah dan memiliki utang yang besar serta laporan yang dipublikasikan
selama ini kepada publik tidak sesuai dengan sebenarnya. Sehingga atas berita
tersebut saham dan obligasi perusahaan tersebut langsung jatuh. Dan jatuhnya
saham serta obligasi perusahaan tersebut tidak diikuti oleh perusahaan lain.

Salah satu perusahaan dimana pihak manajemen atau komisaris


perusahaan terlibat tindak kriminal yang luar biasa dan diekspose oleh
berbagai media. Sehingga opini publik telah terbentuk bahwa perusahaan
tersebut tidak baik dan jelek.

Produk yang dijual oleh perusahaan tersebut dianggap mengandung


bahan yang berbahaya atau bersifat haram. Contoh suatu produk makanan yang
mengandung lemak babi. Secara islam makanan yang mengandung lemak babi
haram hukumnya. Ketika hal itu diekspose oleh media massa baik cetak maupun
elektronik akan menyebabkan terjadinya penurunan drastis pada penjualan produk
perusahaan yang berpengaruh pada perusahaan laba perusahaan

11
B. Teknik Pengukuran Risiko Pasar

Pengukuran risiko pasar sangat penting dalam manajemen risiko dan pengambilan
keputusan investasi. Dengan menggunakan teknik pengukuran risiko pasar yang tepat,
investor dapat mengidentifikasi risiko pasar yang mungkin terjadi dan mengambil
tindakan yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut.

1. Teknik Pengukuran Risiko Pasar

Berikut adalah beberapa teknik pengukuran risiko pasar yang umum digunakan:
 Value at Risk (VaR): VaR adalah teknik pengukuran risiko pasar yang paling
umum digunakan. VaR mengukur kerugian maksimum yang mungkin terjadi pada
suatu portofolio investasi dalam suatu periode tertentu dengan tingkat
kepercayaan tertentu
 Stress Testing: Stress testing adalah teknik pengukuran risiko pasar yang
melibatkan simulasi skenario ekstrim untuk menguji seberapa rentan suatu
portofolio investasi terhadap perubahan pasar yang tidak terduga
 Sensitivity Analysis: Sensitivity analysis adalah teknik pengukuran risiko pasar
yang mengukur seberapa sensitif suatu portofolio investasi terhadap perubahan
variabel pasar tertentu, seperti suku bunga atau nilai tukar
 Scenario Analysis: Scenario analysis adalah teknik pengukuran risiko pasar yang
melibatkan pengujian portofolio investasi terhadap berbagai skenario pasar yang
mungkin terjadi di masa depan
Monte Carlo Simulation: Monte Carlo simulation adalah teknik pengukuran risiko
pasar yang melibatkan penggunaan model matematika untuk menghasilkan distribusi
probabilitas kemungkinan hasil iinvestas

2. Fungsi Pengukuran Risiko Pasar

Adapun fungsi pengukuran risiko ini dapat di jabarkan sebagai berikut :


 Menentukan besar risiko: Pengukuran risiko pasar membantu bank atau lembaga
keuangan dalam menentukan besarnya risiko yang dihadapi. Dengan menilai
harga pasar dari posisi dan volatilitas faktor pasar, lembaga keuangan dapat
memperkirakan dampak terhadap modal yang diperlukan untuk mendukung risiko
12
tersebut
 Memperkirakan dampak terhadap modal: Dengan mengetahui besar risiko yang
dihadapi, lembaga keuangan dapat memperkirakan dampak terhadap modal yang
diperlukan. Hal ini penting untuk menjaga kecukupan modal dan stabilitas
lembaga keuangan
 Mengidentifikasi faktor risiko: Pengukuran risiko pasar membantu lembaga
keuangan dalam mengidentifikasi faktor risiko yang mempengaruhi harga pasar
kelompok instrumen yang terkait. Misalnya, perubahan tingkat bunga dapat
mempengaruhi harga pasar surat berharga
 Mengukur risiko secara portofolio: Pengukuran risiko pasar dapat digunakan
untuk mengukur risiko berbagai instrumen keuangan ke dalam satu pengukuran
risiko secara portofolio. Dengan demikian, lembaga keuangan dapat memperoleh
gambaran yang lebih komprehensif tentang risiko yang dihadapi
 Mengidentifikasi kemungkinan interaksi antara komponen portofolio: Pengukuran
risiko pasar yang akurat harus memperhitungkan kemungkinan interaksi antara
seluruh komponen dalam suatu portofolio. Hal ini penting karena perubahan harga
pada suatu instrumen dalam portofolio dapat mempengaruhi instrumen lainnya,
baik pada kelompok aset yang sama maupun pada kelompok aset yang berbeda

13
3. Manfaat Pengukuran Risiko Pasar

Pengukuran risiko pasar memiliki beberapa manfaat, antara lain:

 Menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko: Pengukuran risiko pasar


membantu dalam menentukan sejauh mana suatu risiko dapat
mempengaruhi kinerja dan tujuan perusahaan. Dengan menilai tingkat
risiko yang terkait dengan faktor pasar, perusahaan dapat mengidentifikasi
risiko yang paling penting dan mengalokasikan sumber daya dengan
bijaksana untuk mengelola risiko tersebut

 Mendapatkan informasi yang sangat berguna: Pengukuran risiko pasar


memberikan informasi yang berguna tentang tingkat volatilitas dan
ketidakpastian yang terkait dengan faktor pasar. Informasi ini dapat
digunakan untuk mengambil keputusan investasi yang lebih baik,
mengelola eksposur risiko, dan mengembangkan strategi bisnis yang lebih
efektif

 Meminimalkan kerugian: Dengan memahami risiko pasar yang dihadapi,


perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk
mengurangi dampak negatif dari perubahan pasar. Misalnya, perusahaan
dapat menggunakan instrumen lindung nilai seperti kontrak berjangka atau
opsi untuk melindungi nilai aset atau kewajiban mereka dari perubahan
harga pasar yang merugikan

 Meningkatkan kepercayaan pemangku kepentingan: Dengan mengelola


risiko pasar dengan baik, perusahaan dapat memberikan rasa aman kepada
pemegang saham, kreditor, dan mitra bisnis lainnya. Hal ini dapat
meningkatkan kepercayaan dan reputasi perusahaan, yang pada gilirannya
dapat membantu perusahaan dalam memperoleh akses ke sumber daya
yang diperlukan untuk pertumbuhan dan kesuksesan jangka panjang.

C. Strategi Mitigasi Risiko Pasar

14
Strategi mitigasi risiko pasar adalah serangkaian tindakan yang diambil untuk
mengurangi dampak dan kemungkinan terjadinya risiko yang terkait dengan
kondisi pasar. Beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi risiko
pasar antara lain:

 Identifikasi Risiko: Langkah pertama dalam strategi mitigasi risiko adalah


mengidentifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi. Misalnya, risiko
persaingan yang tinggi, perubahan kebijakan pemerintah, atau perubahan
preferensi konsumen.

 Penghindaran Risiko: Strategi ini melibatkan penghindaran aktivitas atau


praktik bisnis yang berpotensi menimbulkan risiko dengan biaya mitigasi
yang terlalu tinggi. Misalnya, perusahaan dapat memutuskan untuk tidak
memasuki pasar atau wilayah geografis yang memiliki risiko tinggi.

 Pengurangan Risiko: Strategi ini melibatkan pengurangan dampak risiko


yang mungkin terjadi. Misalnya, perusahaan dapat melakukan diversifikasi
produk atau mengurangi ketergantungan pada satu pemasok atau
pelanggan.

 Transfer Risiko: Strategi ini melibatkan memindahkan risiko kepada pihak


lain, seperti asuransi atau kontrak. Misalnya, perusahaan dapat
mengasuransikan aset-asetnya atau menggunakan kontrak berjangka untuk
melindungi diri dari fluktuasi harga.

 Akseptasi Risiko: Strategi ini melibatkan penerimaan risiko yang ada dan
mengelolanya dengan cara yang dapat meminimalkan dampaknya pada
bisnis. Hal ini digunakan ketika biaya atau sumber daya yang diperlukan
untuk mengurangi risiko terlalu tinggi dan kemungkinan terjadinya risiko
relatif rendah.

 Implementasi Rencana Mitigasi: Langkah selanjutnya adalah


melaksanakan rencana mitigasi yang telah dirancang. Proses ini
melibatkan penerapan tindakan-tindakan konkret yang telah direncanakan
untuk mengurangi atau mengelola risiko.

 Pemantauan dan Evaluasi: Perusahaan harus memantau risiko-risiko yang


ada dan evaluasi strategi mitigasi yang telah diimplementasikan secara

15
berkala. Sehingga, jika muncul risiko-risiko baru atau ada perubahan
dalam kondisi pasar, perusahaan dapat menyesuaikan strategi mitigasi
yang telah ada atau mengembangkan strategi baru yang lebih efektif.

16
2.3 Risiko Tingkat Pengembalian dan Risiko Komoditas pada Pembiayaan
Syariah

A. Risiko Tingkat Pengembalian pada Pembiayaan Syariah


Risiko tingkat pengembalian adalah kemungkinan terjadinya perbedaan antara
pengembalian aktual dan pengembalian yang diharapkan. Hubungan antara risiko dan
tingkat pengembalian bersifat linear atau searah, yang berarti semakin tinggi tingkat
pengembalian, semakin tinggi pula risikonya, dan sebaliknya, semakin rendah risiko,
semakin rendah pula tingkat pengembalian. Dalam konteks manajemen keuangan, risiko
tingkat pengembalian dapat diukur menggunakan alat statistik seperti varians dan standar
deviasi. Varians digunakan untuk mengukur penyebaran risiko, sedangkan standar deviasi
digunakan untuk menghitung risiko.
Dalam pembiayaan syariah, risiko tingkat pengembalian dapat menjadi faktor yang
mempengaruhi keputusan investasi. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengukur
risiko dan tingkat pengembalian pada pembiayaan perbankan syariah di Indonesia. Selain
itu, risiko komoditas juga dapat mempengaruhi tingkat pengembalian pada pembiayaan
syariah. Fluktuasi harga komoditas dapat mempengaruhi tingkat pengembalian investasi
dalam sektor komoditas, seperti minyak, gas, dan logam.
Risiko tingkat pengembalian pada pembiayaan syariah dapat terdiri dari beberapa
jenis risiko, antara lain:
 Risiko pasar: terkait dengan fluktuasi harga aset atau instrumen keuangan yang
diinvestasikan, seperti risiko saham, risiko obligasi, dan risiko mata uang.
 Risiko kredit: terkait dengan kemungkinan pihak yang berhutang gagal membayar
pinjaman atau kewajiban keuangan lainnya.
 Risiko likuiditas: terkait dengan kesulitan menjual atau mengubah investasi
menjadi uang tunai dengan cepat dan tanpa kerugian yang signifikan
 Risiko operasional: terkait dengan kegagalan sistem, kesalahan manusia, atau
peristiwa eksternal lainnya yang dapat mempengaruhi kinerja investasi
 Risiko politik: terkait dengan perubahan kebijakan pemerintah, konflik politik,
atau peristiwa politik lainnya yang dapat mempengaruhi nilai investasi.
 Risiko hukum: terkait dengan perubahan regulasi atau tuntutan hukum yang dapat
mempengaruhi nilai investasi.
 Risiko inflasi: terkait dengan penurunan daya beli uang akibat kenaikan harga
17
barang dan jasa secara umum.
 Risiko suku bunga: terkait dengan perubahan suku bunga yang dapat
mempengaruhi nilai investasi dengan bunga tetap, seperti obligasi.
 Risiko sistemik: terkait dengan ketidakstabilan atau kegagalan sistem keuangan
secara keseluruhan, yang dapat mempengaruhi semua investasi secara simultan.

Dalam menghadapi risiko tingkat pengembalian pada pembiayaan syariah,


diversifikasi portofolio dan penggunaan instrumen lindung nilai seperti kontrak berjangka
syariah atau akad salam dapat menjadi strategi yang efektif. Selain itu, pengukuran risiko
pasar juga dapat membantu investor dalam mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi
dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengelola risiko tersebut

B. Risiko Komoditas Pada Pembiayaan Syariah


Risiko komoditas adalah salah satu komponen risiko pasar yang dapat
mempengaruhi pembiayaan syariah. Risiko komoditas terdiri dari fluktuasi harga
komoditas seperti emas, minyak, dan lain-lain. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
imbal hasil pembiayaan Bank Syariah memiliki beta di bawah 1 yang menunjukkan
bahwa imbal hasil pembiayaan Bank Syariah bersifat non-agresif atau kurang peka
terhadap perubahan pada indikator suku bunga, nilai tukar, komoditas emas dan minyak,
dan ekuitas JII. Hal ini menunjukkan bahwa imbal hasil pembiayaan Bank Syariah tidak
banyak dipengaruhi oleh variabel makro ekonomi atau cukup defensif terhadap
perubahan atau fluktuasi makro ekonomi. Namun, jika dilihat dari arah hubungan,
menunjukkan bahwa imbal hasil pembiayaan Bank Syariah memiliki beta positif, artinya
perubahan fluktuasi makro ekonomi memberikan implikasi positif pada peningkatan
imbal hasil pembiayaan Bank Syariah.Oleh karena itu, pembiayaan syariah tetap
memiliki risiko komoditas, meskipun risikonya relatif kecil dibandingkan dengan
pembiayaan konvensional.
Pada pembiayaan syariah, terdapat beberapa jenis risiko komoditas yang perlu
diperhatikan. Berikut adalah beberapa risiko komoditas yang mungkin dihadapi dalam
pembiayaan syariah:
 Risiko harga komoditas: Fluktuasi harga komoditas dapat mempengaruhi imbal
hasil pembiayaan bank syariah. Misalnya, jika harga komoditas yang menjadi
dasar pembiayaan mengalami penurunan, bank syariah mungkin menghadapi
risiko pengurangan imbal hasil.
18
 Risiko pasokan komoditas: Ketidakstabilan pasokan komoditas dapat
mempengaruhi kemampuan bank syariah untuk memenuhi kewajiban
pembiayaan. Jika pasokan komoditas terganggu, bank syariah mungkin
menghadapi risiko default oleh pihak yang dibiayai.
 Risiko kualitas komoditas: Ketidaksesuaian kualitas komoditas dengan yang
diharapkan dapat mempengaruhi nilai pembiayaan. Bank syariah perlu
memperhatikan risiko ini dalam menentukan harga dan syarat-syarat pembiayaan.
 Risiko likuiditas komoditas: Komoditas mungkin sulit dijual atau ditukar dengan
uang tunai dalam jangka waktu yang diinginkan. Bank syariah perlu
memperhatikan risiko ini dalam mengelola portofolio pembiayaan komoditas.
 Risiko operasional komoditas: Risiko operasional terkait dengan pemrosesan,
penyimpanan, dan pengiriman komoditas. Bank syariah perlu memastikan bahwa
risiko ini dikelola dengan baik untuk menghindari kerugian yang tidak perlu.

Untuk mengatasi risiko komoditas dalam pembiayaan syariah, bank syariah perlu
melakukan manajemen risiko yang baik. Manajemen risiko pembiayaan syariah bertujuan
untuk meminimalkan terjadinya risiko dan memastikan kelangsungan usaha bank syariah.
Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan melakukan diversifikasi portofolio
pembiayaan, sehingga bank syariah tidak terlalu bergantung pada satu jenis komoditas.
Selain itu, bank syariah juga perlu melakukan analisis pasar dan memantau perubahan
dalam harga dan pasokan komoditas untuk mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul.

19
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

Risiko pasar adalah bahwa risiko pasar terkait dengan fluktuasi harga aset
atau instrumen keuangan yang diinvestasikan, seperti risiko saham, risiko obligasi,
dan risiko mata uang. Risiko pasar dapat mempengaruhi nilai investasi dan
pengembalian yang diharapkan. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk
mengembangkan strategi mitigasi risiko yang efektif. Beberapa strategi yang
dapat diterapkan dalam mitigasi risiko pasar antara lain identifikasi risiko,
evaluasi risiko, penghindaran risiko, pengurangan risiko, transfer risiko, dan
akseptasi risiko.

Perusahaan juga perlu melakukan pemantauan secara terus menerus


terhadap risiko yang diidentifikasi untuk memastikan efektivitas dari strategi
mitigasi yang telah diterapkan. Dalam menghadapi risiko pasar, diversifikasi
portofolio dan penggunaan instrumen lindung nilai seperti kontrak berjangka
dapat menjadi strategi yang efektif. Pengukuran risiko pasar juga dapat membantu
investor dalam mengidentifikasi risiko yang mungkin terjadi dan mengambil
langkah-langkah yang tepat untuk mengelola risiko tersebut..

3.2. Saran

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan


makalah di atas masih banyak ada kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu
dengan menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa
membangun dari para pembaca.

20
DAFTAR PUSTAKA

Afriyeni, A., & Marlius, D. (2019). Analisis Tingkat Pengembalian Dan


Risiko Investasi (Studi Pada Industri Manufaktur Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia). https://doi.org/10.31219/osf.io/cfb92

Agustianto, Evaluasi Bank Syari’ah 2008 dan Outlook Bank Syari’ah 2008

Fasa, Muhammad Iqbal. (2016). Manajemen Risiko Perbankan Syariah Di


Indonesia.” Studi Ekonomi Dan Bisnis Islam I(2):36–53.

Fathony, Alvan, and Hibatur Rohmaniyah. (2021). Manajemen Resiko


Pembiayaan Murabahah Perbankan Syariah. Studi Islam Dan Mu’amalah
9(1):26–33.

Mauludin, M. Soleh. (2020). Analisa Manajemen Resiko Untuk Mengurangi


Moral Hazard Nasabah Pembiayaan Murabahah BRI Syariah Pare. El-
Faqih: Jurnal Pemikiran Dan Hukum Islam 6(2):75–79.

Mukhlishin, Ahmad, and Aan Suhendri. (2018). Analisa Manajemen Risiko


(Kajian Kritis Terhadap Perbankan Syariah Di Era Kontemporer). An-
Nisbah: Jurnal Ekonomi Syariah 5(1):257–75. doi:
10.21274/an.2018.5.1.257-275.

Ramadiyah, Rizki. (2014). Model Sistem Manajemen Resiko Perbankan Syariah


Atas Transaksi Usaha Masyarakat. Menara Riau 13(2):220–48.

Susanti, E., W. Sugianto, A. I. Sabillah. (2019). Analisa Pengaruh Manajemen


Resiko Dan Perilaku Kerja Aman Terhadap Kinerja Pekerja Shipyard Kota
Batam. SNISTEK (3):79–84.

Syarofi, Muhammad. (2022). Implementasi Manajemen Risiko Pada Lembaga


Keuangan No-Bank Syariahh (Studi Kasus Analisi Unit Simpan Pinjam
Pola Syariah AUSATH Banyuwangi). Keuangan Dan Perbankan Syariah
1:1–13.

Trisadini. U. (2013). Pengelolaan Risiko Pembiayaan Di Bank Syariah. Jurnal


Hukum 3(2):408–28

21

Anda mungkin juga menyukai