Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

MANAJEMEN RESIKO STRATEGIS

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Resiko perbankan syariah

Dosen pengampu: Ayuk Wahdanfiari Adibah, S.E.Sy., M.H

Disusun oleh Kelompok 7 :

1. Achmad hadik bimantoro (125401203134)

2. Nana Dwi Puspita (126401203131)

3. Alfina Faizatun Nihayah (126401203107)

4. Prisca Alia Rohali Arifin Putri (126401203123)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UIN SAYYID ALI RAHMATULLAH TULUNGAGUNG

2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Manajemen risiko merupakan komponen integral dari strategi perusahaan dan implementasinya
dilakukan sebagai tindakan untuk mencegah dan memitigasi risiko ke tingkat risiko terkecil, agar
perusahaan untuk bertahan dalam persaingan. Upaya meningkatkan kualitas manajemen risiko
implementasi dapat dilakukan melalui manajemen risiko terintegrasi, yaitu risiko perusahaan
implementasi manajemen risiko bisnis.
Manajemen risiko bertujuan untuk menciptakan sistem atau mekanisme di dalam organisasi
sehingga kerugikan risiko dapat diantisipasi dan dikelola untuk tujuan meningkatkan nilai
perusahaan.Oleh karena itu, ini adalah salah satu tujuan manajemen risiko
adalah menciptakan nilai bagi perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh risiko bisnis
terhadap nilai perusahaan. Nilai perusahaan adalah cerminan negara
kemakmuran pemilik dan pemegang saham. Kemakmuran pemilik dan
Para pemegang saham dapat melihatnya dari cara harga saham perusahaan.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana pengertian resiko strategis?
2. Bagaimana profil resiko strategis?
3. Bagaimna penerapan manajemen resiko strategis ?
4. Bagaimana penilaian resiko inheren untuk resiko strategis ?
5. Bagaimana kualitas penerapan manajemen resiko strategis ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian resiko strategis


2. Untuk mengetahui profil resiko strategis.
3. Untuk mengetahui penerapan manajemen resiko strategis
4. Untuk mengetahui penilaian resiko inheren untuk resiko strategis
5. Untuk mengetahui kualitas penerapan manajemen resiko strategis Untuk mengetahui
prinsip kerahasiaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Manajemen Risiko Strategi
Membahas mengenai manajemen risiko strategi, akan dibahas sedikit mengenai
definisi manajemen risiko dan risiko. Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu
metode logis dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap,
menetapkan solusi, serta melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung
pada setiap aktivitas atau proses. Risiko strategi adalah risiko akibat ketidaktepatan
dalam pengambilan dan pelaksanaan suatu keputusan strategi serta Sebelum
kegagalan dalam mengantisipasi perunahan lingkungan bisnis.
Menurut Darmawi (2016) manajemen risiko strategi merupakan cara
mengantisipasi risiko seperti disebabkan oleh adanya penetapan dan pelaksanaan
strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan yang tidak tepat atau bank
tidak mematuhi atau tidak melaksanakan perubahan perundang-undang dan ketentuan
lain yang berlaku.
Menurut (Rustam, 2013) Risiko strategis dapat bersumber antara lain dari
kelemahan dalam proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan
Strategi, Sistem Informasi Manajemen (SIM) yang kurang memadai, hasil analisis
lingkungan internal dan ekstrenal yang kurang memadai, penetapan tujuan strategis
yang terlalu agresif, ketidaktepatan dalam implementasi strategi, dan kegagalan
mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa manajemen risiko strategi yaitu suatu
cara menentukan stategi dan tindakan untuk mengantisipasi serta meminimalkan
risiko yang mungkin disebabkan oleh ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan
strategi perusahaan ataupun bisa disebabkan tidak mematuhi perubahan perundang-
undang yang berlaku. Risiko strategi bisa timbul karena kelemahan perushaan dalam
proses formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, sistem
informasi manajemen yang kurang memadai, ketidaktepatan dalam implementasi
strategi, dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Gagalnya
bank dalam pengelolaan strategi yang dilakukan bisa memberikan dampak yang
cukup besar pada profil risiko lainnya. Pada umumnya risiko strategis ini muncul
disebabkan beberapa hal diantaranya yaitu:
1. Penetapan visi serta misi lembaga keuangan yang tidak searah dengan strategi.
2. Pelaksanaan analisis lingkungan bisnis yang kurang komprehensif.
3. Ketidaksesuaian rencana strategis antar level strategis.
4. Gagalnya pengantisipasian dalam perubahan teknologi.
5. Adanya peubahan kondisi ekonomi makro.
6. Adanya kompetisi pada pasar.
7. Adanya kebijakan otoritas yang berubah.
Ada beberapa hal yang dijadikan sebagai faktor penentu dalam risiko strategis ini,
diantaranya sebagai berikut:
1. Terdapat perubahan peta persaingan bisnis
Pada persaingan bisnis bisa berubah yang disebabkan karena terdapat
pemain/pesaing baru yang muncul dalam industri / subtitusi baru.dalam
lembaga keuangan syariah khususnya perbankan terdapat hal yang menarik
dimana bank besar telah menganggap remeh pada bank-bank kecil yang baru
muncul dalam industri terutama pada saat bank-bank ini baru memualai bisnis
yang dijalaninya.
2. Perumusan strategi yang kurang tepat
Dalam merumuskan strategi yang dilaksanakan kurang tepat bisa memberi
dampak yang krusial yang bisa menimbulkan risiko strategis. Hal ini bisa
terjadi jika strategi yang dijalankan tidak sesuai atau tidak searah dengan visi
dan misi perusahaan atau lingkungan bisnis yang dijalankan tidak
komprehensif atau juga adanya ketidaksesuaian pada rencana strategis
3. Tuntutan dalam berinovasi
Pesatnya perubahan pada lingkungan bisnis ditambah lagi dengan adanya
kemajuan teknologi yang sangat canggih hal ini mengharuskan lembaga
keuangan syariah bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan bisnis yang ada.
Perubahan yang besar dalam bisnis perbankan salah satunya yaitu munjulnya
anjungan tunai mandiri atau yang biasa disebut sebagai ATM, atau bahkan
pada saat ini masyarakat dalam memilih bank juga mempertimbangkan
jumlah pengguna ATM tersebut dalam suatu lembaga.
4. Terdapat perubahan lingkungan makro
Dengan adanya perubahan kondisi ekonomi baik itu mikro maupun makro
akan membentuk berbagai kondisi yang menyebabkan ban harus memutuskan
apa yang akan dilakukan serta bagaimana strategi yang bisa diterapkan supaya
bisa memperoleh return dengan sesuai harapan.

B. Profil risiko
Profil risiko (risk profile) merupakan penilaian terhadap risiko inhern dan kualitas
penerapan manajemen risiko dalam aktivitas operasional bank. Profil risiko yang wajib
dinilai secara inheren terdiri atas delapan jenis risiko, yaitu risiko kredit, risiko pasar,
risiko operasional, risiko likuiditas, risiko hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan, dan
risiko reputasi. Dalam menilai profil risiko, bank wajib pula memperhatikan cakupan
penerapan manajemen risiko.
Penetapan tingkat risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko secara
komposit dilakukan berdasarkan analisis secara komprehensif dan terstruktur terhadap
tingkat risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dari masing-masing
risiko dengan memperhatikan signifikansi masing-masing risiko terhadap profil risiko
secara keseluruhan.
Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko merupakan sebuah cerminan penilaian
kecukupan sistem pengendalian risiko. Dimana hal tersebut mencakup seluruh pilar
penerapan manajemen risiko dan mempunyai tujuan untuk mengevaluasi efektivitas
penerapan manajemen risiko bank sesuai prinsip-prinsip sebagaimana diatur dalam
ketentuan mengenai penerapan manajemen risiko bagi Bank Umum Syariah dan Unit
Usaha Syariah.
Penerapan manajemen risiko bank sangat bervariasi menurut skala, kompleksitas, dan
tingkat risiko yang dapat ditoleransi oleh Bank. Dengan demikian, dalam menilai kualitas
penerapan manajemen risiko perlu memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha
Bank. Penilaian kualitas penerapan manajemen risiko merupakan penilaian terhadap 4
(empat) aspek yang saling terkait yakni:
a. Tata kelola risiko
b. Kerangka manajemen risiko
c. Proses manajemen risiko, kecukupan sumber daya manusia, dan kecukupan
sistem informasi manajemen

C. Kualitas Penerapan Manajemen Strategi


Dalam menentukan kualitas penerapan strategi dapat dilihat dari berbagai factor yang
mempengaruhi penetapan strategi diantaranya:
1. Perubahan Peta Persaingan Bisnis
Persaingan bisnis berubah diantaranya karena adanya pemain baru yang masuk ke dalam
industri atau munculnya produk substitusi baru. Dalam dunia perbankan, ada fenomena yang
cukup menarik di mana bank-bank besar cenderung menganggap remeh bank-bank kecil yang
baru masuk ke dalam industri tersebut, terutama di masa-masa awal bank-bank kecil tadi
memulai bisnisnya. Jargon too big too fail sepertinya masih menancap betul sehingga bank-bank
yang kecil dianggap hanya akan bertahan sementara kemudian mati.

Faktor Penentu Risiko Alternatif Mitigasi Risiko

Adanya Bank Islam baru yang masuk ke  Masuknya Bank Islam baru dalam industri
dalam industri bisa dipandang sebagai suatu Rahmat
bahwa bank-bank ini akan lebih
meramaikan geliat keuangan islami yang
ada. Namun, fenomena ini pun perlu
ditanggapi dari kacamata bisnis. Jangan
pernah sekalipun menganggap remeh para
pemain baru yang masuk. Bank perlu
membentuk suatu task force khusus yang
meneliti seluk beluk mengenai pemain
baru ini lalu merekomendasikan
bagaimana langkah terbaik untuk dapat
berkompetisi secara sehat dengan pemain
baru ini
 Pemain baru jangan selalu dianggap
sebagai musuh bisa saja mereka dijadikan
partner dalam berbisnis sehingga praktik
co-opetion dan bukan pure competition lah
yang dilakukan

Munculnya produk substitusi baru (contoh: e-  Apa pun produk baru yang muncul, Bank
banking, dimana ini adalah subtitusi dari Islam harus berpegang teguh pada prinsip
layanan perbankan manual; Islamic kredit kepatuhan terhadap nilai-nilai Islam. Jika
card yang dianggap merupakan subtitusi dari produk baru yang ditawarkan Bank Islam
debit card) lain dianggap tidak sesuai dengan visi dan
misi bank lebih baik untuk tidak ikut-
ikutan pada produk baru tersebut
 Perlunya membentuk satu tim komunikasi
yang dapat menjelaskan keunggulan
produk yang dimiliki bank saat ini.
 Membentuk divisi pengembangan produk
dan membekalinya dengan pelatihan yang
berkesinambungan dan informasi update
mengenai preferensi layanan nasabah

2. Kurang Tepatnya Perumusan Strategi


Perumusan strategi yang kurang tepat amat krusial dampaknya terhadap terjadinya risiko
strategis. Hal ini setidaknya bisa terjadi bila strategi yang diambil tidak sejalan dengan visi dan
misi bank, atau analisis lingkungan strategis yang dilakukan ternyata tidak terlalu komprehensif
atau terdapat ketidak sesuaian antara rencana strategis pada satu bagian dengan bagian lainnya
dalam suatu bank.
Faktor Penentu Resiko Alternatif Mitigasi Risiko

Strategi tidak sejalan dengan visi atau misi  Melakukan monitoring atas implementasi
bank visi dan misi secara berkala untuk
memastikan bahwa strategi bisnis dan
pencapaian aktual selaras dengan visi dan
misi yang ada
 Menginternalisasikan visi dan misi yang
ada dalam bentuk berbagai media
komunikasi, seperti acara Bersama, poster,
video, dan sebagainya

Analisis lingkungan strategis yang tidak  Membentuk divisi khusus yang menangani
komprehensif penyusunan strategi perusahaan. Divisi ini
bisa bekerja sama dengan konsultan
namun harus tetap mengambil peran utama
dalam pengambilan keputusan atas strategi
yang akan dipilih.
 Menyusun rencana A,B,C dan seterusnya
berdasarkan analisis berbagai skenario
yang mungkin timbul di lingkungan. Hal
ini membuat bank lebih fleksibel dalam
menjalankan strateginya karena sudah
mengenal betul tentang kondisi yang akan
dijalaninya.

Ketidaksesuaian rencana strategis antarlevel  Meningkatkan koordinasi dan komunikasi


strategis antara level strategis agar strategi yang
akan diambil tidak menimbulkan konflik
antar level strategis yang satu dan yang
lainnya
 Menginternalisasikan tujuan bersama yang
akan diraih untuk menghindari sifat
mementingkan diri sendiri antarlevel
strategis

3. Tuntutan Berinovasi
Perubahan lingkungan bisnis yang pesat apalagi yang diakibatkan oleh adanya kemajuan
teknologi yang begitu cepat memaksa bank untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
ada. Salah satu perubahan besar dalam proses bisnis perbankan mungkin bisa dilihat pada
hadirnya ATM. Bahkan jumlah ATM (termasuk faktor aksebilitas lain seperti lokasi bank dan
jumlah cabang) menjadi faktor kunci bagi konsumen ketika membeli sebuah bank. Selain itu ada
juga layanan bermuatan teknologi lainnya seperti non-cash machine dan cash deposito machine
(CDM), layanan e-banking yang mencakup Internet banking, SMS banking, mobile banking.
Inovasi juga bisa dilakukan atas proses bisnis suatu bank. Saat ini, aplikasi untuk nasabah
funding atau financing masih dilakukan secara manual namun beberapa bank mulai
memperkenalkan aplikasi elektronik. Dengan demikian, nasabah tidak perlu menghabiskan
waktunya terlalu lama di bank, untuk menjadi nasabah funding dan financing mereka bisa
mengisi terlebih dahulu data-data yang diperlukan. Setelah itu mereka bisa langsung mencetak
bukti pengisian aplikasi dan membawanya ke bank untuk diproses lebih lanjut. Dengan proses
bisnis seperti ini waktu nasabah dan karyawan bank bisa menjadi lebih efisien. Tanpa semua
inovasi tadi di zaman seperti ini akan membawa tantangan bagi bank dalam melayani
nasabahnya. Risiko akibat tuntutan berinovasi yakni :

Faktor Penentu Risiko Alternatif Mitigasi Risiko

Kurangnya penelitian dan pengembangan  Membentuk divisi khusus mengenai R&D


(Research and Development) dan tidak atau bisa juga mengintegrasikannya
adanya perbaikan dalam proses bisnis dengan divisi pengembangan produk
 Berlangganan media massa yang relevan
atau database perbankan Islam yang ada
agar mampu mendapatkan informasi
terbaru mengenai ekspektasi publik
terhadap bank
 Mengadakan kompetisi bisnis antar
karyawan untuk meningkatkan
kemampuan R&D di internal bank.

Kurang adaptif terhadap kemajuan teknologi  Mengembangkan sendiri fasilitas-fasilitas


teknologi yang diperlukan
 Bekerja sama dengan pihak konsultan IT
untuk mengembangkan fasilitas tersebut.
 Bekerja sama dengan bank lain untuk
dapat menjalankan fasilitas berbasis
teknologi serta cara Bersama. Contoh:
ATM bersama

4. Perubahan Lingkungan Makro


Bank lslam di Indonesia tumbuh di dual banking sistem yang pasti secara langsung
maupun tidak langsung dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi makro Indonesia. Oleh karenanya,
semua perubahan yang terjadi dalam indikator ekonomi makro, kebijakan pemerintah maupun
otoritas perbankan, termasuk dimulainya era kerjasama regional seperti (MEA, APEC, AFTA
dan sebagainya) juga akan berpengaruh terhadap strategi yang harus disiapkan Bank Islam.
Contoh perubahan strategi yang timbul akibat perubahan kebijakan pemerintah mungkin
bisa kita lihat saat pemerintah memutuskan untuk melakukan amandemen terhadap undang-
undang perpajakan. Amandemen undang-undang ini salah satunya menegaskan diberlakukannya
penghapusan pajak ganda atas transaksi murabahah. Hal ini sedikit banyak berpengaruh pada
lebih leluasanya Bank Islam menyalurkan pembiayaan dalam bentuk akad murabahah. Hal ini
pula yang juga menarik minat pemain baru dalam industri perbankan Islam untuk masuk ke
dalamnya.

5. Perubahan Perilaku Pemangku Kepentingan


Berbagai perubahan di dunia juga mempengaruhi perubahan perilaku para pemangku
kepentingan bank, seperti nasabah, pemasok, pemegang saham, dan karyawan. Nasabah yang
semula tetap loyal walaupun dilayani dengan lama dan tidak ramah sekarang sudah tidak mau
lagi diberlakukan seperti itu. Pemasok yang sebelumnya bisa menunggu pembayaran yang tidak
tepat waktu, sekarang sudah memiliki kebijakannya masing-masing dan memilih meninggalkan
konsumen yang sulit diajak bekerja sama. Pemegang saham pun demikian, selalu menuntut
timbal hasil yang makin kompetitif dan sesuai dengan target mereka yang menjulang. Apalagi
karyawan, sadar mereka menjadi kunci kesuksesan bank, mereka menuntut remunerasi dan
perlakuan yang baik dari bank pemberi kerja. Jika tidak jelas ancamannya lebih baik keluar dan
membaktikan diri pada institusi yang lebih mampu mengurusi mereka.

Dalam praktiknya persaingan bisnis perbankan Islam di Indonesia sudah mulai menunjukkan
adanya pola yang tidak sehat. Perbankan syariah yang masih sangat kecil, yaitu sekiranya 3%
dari total industri perbankan nasional, diperebutkan banyaknya pemain. Dampaknya sangat
menyedihkan sejak beberapa tahun lalu sudah mulai tampak terjadinya kanibalisme karyawan
kunci, nasabah prima, maupun debitur (pasar) antar bank Islam. Agar hal ini bisa
diminimalisasi, ada baiknya bank islam mulai memikirkan cara-cara persaingan yang lebih elit
dari yang dipraktikkan saat ini. Kini, mulai banyak riset yang menemukan bahwa strategi
diversifikasi tidak lagi menjadi strategi yang Paripurna untuk segala hal. Untuk itu sudah saatnya
bank-bank Islam untuk bisa fokus pada akad-akad tertentu atau pada bidang industri tertentu
yang menjadi keahliannya. Dengan focus, memudahkan Bank Islam dalam melakukan riset
pengembangan dan inovasi produk. Selalu mencari metode operasi bisnis terbaik dan paling
efisien. Lebih fokus pada segmen konsumennya, dapat memberikan layanan prima, memuaskan
mereka dan akhirnya dapat menciptakan kemaslahatan lebih luas di masyarakat. Di saat yang
sama, Bank Islam juga harus peka terhadap industri yang sedang dihadapkan pada risiko tinggi
dan industri yang relatif aman. Bila ini dilakukan, potensi terjadinya gesekan dan persaingan
tidak sehat dapat dihindari.
D. Penilaian Risiko Inheren untuk Risiko Strategis
Penilaian resiko inheren merupakan penilaian atas risiko yang melekat pada kegiatan bisnis
bank, yang dilakukan dengan memperhatikan parameter atau indikator yang bersifat kuantitatif
maupun kualitatif, yang berpotensi mempengaruhi posisi keuangan bank. Karakteristik risiko
inheren bank ditentukan oleh faktor internal maupun eksternal, antara lain strategi bisnis,
karakteristik bisnis, kompleksitas produk dan aktivitas bank, industri dimana bank
melakukan kegiatan usaha, serta kondisi makro ekonomi. Penetapan tingkat resiko inheren
masing-masing jenis resiko dikatagorikan kedalam 5 peringkat yaitu peringkat komposit (PK 1)
menjelaskan Bank tersebut termasuk dalam katagori sangat sehat, (PK 2) sehat, (PK 3) cukup
sehat, (PK 4) kurang sehat, dan (PK 5) tidak sehat.
Risiko strategis adalah resiko akibat ketidak tepatan bank dalam pengambilan keputusan atau
pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengatisipasi perubahan
lingkungan bisnis. Sumber risiko stratejik antara lain ditimbulkan dari kelemahan dalam proses
formulasi strategi dan ketidaktepatan dalam perumusan strategi, ketidak tepatan dalam
implementasi strategi, dan kegagalan mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Lapiran Surat
Edaran Bank Indonesia Nomor 13/24/DPNP matriks parameter atau indikator penilaian risiko
strategik berdasarkan risiko inheren yaitu:
a) Kesesuaian strategi dengan kondisi lingkungan bisnis
Penilaian parameter antara lain untuk mengukur apakah penerapan sasaran strategis oleh Dewan
Direksi didukung dengan kondisi internal maupun eksternal dari lingkungan bisnis bank.
b) Pencapaian rencana bisnis bank
Tujuan penilaian antara lain untuk mengukur seberapa besar devisi realisasi RBB dibandingkan
dengan perencanaan stratejik bank.
c). Pilihan strategi: strategi berisiko tinggi dan strategi berisiko rendah;
d). Posisi strategi bank di dunia perbankan

Anda mungkin juga menyukai