Anda di halaman 1dari 4

Manajemen Risiko Strategi

1. Definisi Manajemen Risiko Strategi

Sebelum membahas mengenai definisi manajemen risiko strategi, akan dibahas sedikit mengenai
definisi manajemen risiko dan risiko. “Manajemen risiko didefinisikan sebagai suatu metode logis
dan sistematik dalam identifikasi, kuantifikasi, menentukan sikap, menetapkan solusi, serta
melakukan monitor dan pelaporan risiko yang berlangsung pada setiap aktivitas atau proses.” BI
melalui PBI Nomor 13/23/PBI/2011, mendefinisikan risiko strategi sebagai risiko yang terpisah dari
risiko lainnya. Dalam PBI tersebut, yang dimaksud dengan risiko strategi adalah risiko akibat
ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan strategi serta kegagalan
dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis.

Manajemen risiko strategi adalah suatu cara menetapkan ukuran dalam memetakan berbagai
permasalahan yang kemungkinan akan terjadinya dampak negatif dari ketidaktepatan pengambilan
keputusan strategi dan kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Manajemen
risiko strategi merupakan cara mengantisispasi risiko yang antara lain disebabkan oleh adanya
penetapan dan pelaksanaan strategi bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan yang tidak tepat
atau bank tidak mematuhi/ tidak melaksanakan perubahan perundang-undangan dan ketentuan lain
yang berlaku.

Dari beberapa definisi, dapat dipahami bahwasanya manajemen risiko strategi yaitu suatu cara
menetapkan ukuran maupun tindakan guna mengantisipasi atau meminimalkan risiko yang
disebabkan oleh ketidaktepatan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusan strategi ataupun
juga bisa disebabkan tidak mematuhi perubahan perundang-undangan yang berlaku.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa strategi adalah sangat penting dan harus dipersiapkan
secara matang oleh perusahaan dalam menjalankan bisnis usahanya. Demikian juga bahwa
perusahaan harus siap dan mempunyai strategi jika mucul perusahaan pesaing yang dapat
mengancam bisnis suatu perusahaan. Contoh dari risiko strategi adalah perusahaan ponsel bernama
Nokia yang dulu sempat tren di segala kalangan, namun setelah kedatangan sistem operasi terbaru
yaitu Android, Nokia justru menggunakan sistem operasi lain dan mengalami kerugian besar karena
konsumen lebih memilih untuk menggunakan Android. Contoh lainnya adalah Yahoo yang pada
masa keemasannya pada tahun 1990an seperti Google masa kini, di mana Yahoo terlalu fokus untuk
mengembangkan iklan banner namun tidak mengembangkan salah satu produknya yakni mesin
pencari sehingga pada akhimya produk mesin pencari ini dikuasai oleh Google.

2. Perencanaan Strategis

Menurut Schermerhorn, J.R. (1996), strategi merupakan rencana aksi yang bersifat komprehensif
melalui serangkaian arahan yang bersifat kritis dan terdapat panduan alokasi sumber daya untuk
mencapai sasaran jangka panjang organisasi. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penyusunan
rencana strategis adalah:

1. Identifikasi misi dan sasaran organisasi

2. Mengukur kinerja sekarang terhadap pencapaian misi dan sasaran organisasi

3. Membuat rencana strategis untuk mewujudkan sasaran or- ganisasi

4. Mengimplementasikan rencana strategis


5. Mengevaluasi hasil dan menjabarkan ulang proses perenca- naan strategis

Misi merupakan alasan keberadaan organisasi sebagai penyuplai barang atau jasa terhadap
lingkungan sosial. Sedang- kan sasaran merupakan hasil spesifik yang ingin dicapai orga- nisasi.
Dalam penetapan misi, sebaiknya memperhitungkan kepentingan dari para stakeholder. Yang
dimaksud stakeholder antara lain karyawan, pemegang saham, konsumen, penyuplai, dan komunitas
tertentu. Tanpa dukungan dari stakeholder, maka kinerja organisasi tidak akan tercapai secara
optimal.

3. Penerapan Manajemen Risiko

Dalam menerapkan manajemen risiko secara efektif, baik untuk bank secara individu maupun untuk
bank secara konsolidasi dengan perusahaan anak, bank melakukan minimal mencakup empat pilar,
yaitu:

a. Melaksanakan tata kelola manajemen risiko bank sesuai praktik terbaik.

b. Menyediakan kerangka manajemen risiko bank yang memadai.

c. Mengupayakan kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko


secara memadai, dan menyediakan sumber daya manusia yang dibutuhkan baik secara kuantitas
maupun kualitas sesuai kebutuhan.

d. Melaksanakan sistem pengendalian intern secara menyeluruh.

Keempat pilar tersebut menjelaskan bahwa manajemen risiko tentunya harus diterapkan dengan
baik sesuai dengan apa yang dihadapi Bank Syariah. Tentunya hal tersebut didukung dengan
identifikasi risiko, pengukuran risiko dengan baik pula sehingga dapat membentuk kerangkan
manajemen risiko dengan baik pula.

Penerapan manajemen risiko, khususnya risiko strategis bagi bank syariah, baik secara individual
maupun bagi bank syariah secara konsolidasi dengan perusahaan anak, setidaknya mencakup hal-hal
sebagai berikut

1. Pengawasan aktif dewan komisaris, direksi, dan DPS

Bank syariah wajib melakukan penerapan manajemen risiko melalui pengawasan aktif dewan
komisaris, direksi, dan DPS dalam penanganan risiko strategis, bank syariah perlu juga
menambahkan beberapa hal dalam tiap aspek pengawasan aktif dewan komisaris dan direksi, yaitu
sebagai berikut.

a. Kewenangan dan tanggung jawab dewan komisaris, direksi, dan DPS

1) Dewan komisaris dan direksi harus menyusun dan menyetujui rencana strategis serta rencana
bisnis yang mencakup hal-hal sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku dan
mengomunikasikan kepada pejabat dan/ atau pegawai bank syariah pada setiap jenjang organisasi.

2) Direksi bertanggung jawab dalam penerapan manajemen risiko untuk risiko strategis yang
mencakup hal-hal sebagai berikut.

a) Menjamin bahwa sasaran strategis yang ditetapkan telah sejalan dengan misi dan visi, kultur, arah
bisnis, dan toleransi risiko bank syariah.
b) Memberikan persetujuan terhadap rencana strategis dan setiap perubahannya serta melakukan
pengkajian ulang secara berkala (minimal satu tahun sekali) terhadap rencana strategis dalam
rangka memastikan kesesuaiannya.

c) Memastikan bahwa struktur, kultur, infrastruktur, kondisi keuangan, tenaga, dan kompetensi
manajerial termasuk pejabat eksekutif, serta sistem dan pengendalian yang ada di bank syariah telah
sesuai dan memadai untuk mendukung implementasi strategi yang ditetapkan.

3) Direksi harus memantau kondisi internal (kelemahan dan kekuatan bank syariah) dan
perkembangan faktor/kondisi eksternal yang secara langsung atau tidak langsung memengaruhi
strategi usaha bank syariah yang telah ditetapkan.

4) Direksi harus menetapkan satuan kerja/fungsi yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab
yang mendukung perumusan dan pemantauan pelaksanaan strategi, termasuk rencana strategis dan
rencana bisnis.

5) Direksi bertanggung jawab untuk memastikan bahwa manajemen risiko untuk risiko strategis
telah diterapkan secara efektif dan konsisten pada seluruh level operasional terkait di bawahnya.
Direksi juga mendelegasikan sebagian dari tanggung jawabnya kepada pejabat eksekutif dan
manajemen di bawahnya. pendelegasian tersebut tidak menghilangkan kewajiban direksi sebagai
pihak utama yang harus bertanggung jawab.

6) Dewan Pengawas Syariah harus melakukan evaluasi (review) atas kebijakan manajemen risiko
khususnya aspek strategis yang terkait dengan pemenuhan Prinsip Syariah.

7) Dewan Pengawas Syariah harus mengevaluasi pertanggungjawaban direksi atas pelaksanaan


kebijakan manajemen risiko, khususnya aspek strategis yang terkait dengan pemenuhan Prinsip
Syariah.

2. Kebijakan, prosedur, dan penetapan limit

Bank syariah perlu menambahkan penerapan beberapa hal untuk tiap aspek dalam melaksanakan
kebijakan, prosedur, dan penetapan limit untuk risiko strategi yang meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Strategi manajemen risiko

2) Tingkat risiko yang akan diambil dan toleransi risiko

3) Kebijakan dan prosedur

4) Limit

3. Proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko serta sistem informasi
untuk risiko strategi.

Manajemen risiko strategi juga sangat diperlukan ketika bank kurang tepat dalam pemilihan strategi,
sehingga risiko-risiko yang muncul dapat diminimalisir dengan dara identifikasi, pengukuran,
pemantauan hingga mendapat pengawasan langsung dari direksi.

4. Strategi sebagai Grand Plan

Sebenarnya strategi merupakan yang sudah ada sejak lama. Kata strategi berasal dari Bahasa Yunani
strategia yang berarti seni atau ilmu 1 (general), dengan jenderal sebagai pemimpin angkatan
perang. Strategi dalam manajemen didefi- nisikan sebagai program yang bersifat umum dan luas
(the broad program) untuk mencapai sasaran organisasi yang dibuat sebagai respons terhadap
lingkungan organisasi, baik sekarang maupun yang akan datang.

Terkait dengan strategi, muncul konsep strategic manage- ment (manajemen strategis). Manajemen
strategis merupakan proses memformulasikan dan mengimplementasikan strategi untuk meraih
kesuksesan jangka panjang organisasi. Strategic management adalah proses manajemen yang di
dalamnya terma- suk proses pembuatan rencana strategis (strategic planning) dan implementasi dari
rencana tersebut.

Anda mungkin juga menyukai